Sebaiknya Ahok Diam
Sebaiknya Ahok Diam
Manuver politik atau apalah yang pantas disebut untuk ujaran-ujaran bahasa yang
dieluarkan oleh Sang Petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang jelas
akibat dari ujaran itu sudah melukai publik khususnya umat Islam di seantero Nusantara. Wal-
hasil, protes keras terkait ujaran itupun berdatangan dari berbagai elemen umat Islam, tidak
hanya di Jakarta bahkan diluar Jakartapun semuanya menghujat, memaki, merespon negatif
ujaran Ahok terkait dengan surat Al-Maidah ayat 51 yang diucapkan pada saat menghadiri
sebuah acara di Kabupaten Kepulauan Seribu. Ya, barangkali ini adalah pembuktian bahwa
ayat-ayat Allah SWT tidak boleh semena mena digunakan walau hanya untuk sebuah ujaran
pendek yang barangkali tidak bermaksud atau hanya sekedar guyonan saja. Sesunguhnya jika
dilihat dari fungsi ujaran bahasa akan memiliki makna yang sangat luar biasa. Sekarang, reaksi
itu telah muncul, dan konsekwensi logisnya adalah akan ada berbagai aksi dan tindakan nyata
dalam rangka resistensi terhadap fenomena tersebut. Buntutnya, tidak hanya pertontonan
aktifitas politik sebagai inti dari pesta demokrasi saja namun lebih dari itu gesekan religious,
pemanfataan opportunitas dari proses ini juga akan mewarnai pesta demokrasi khususnya di
Provinsi DKI. Sebuah efek yang manis untuk disimak kelanjutannya.
Penutup
Bagi saya, proses Pilkada DKI Jakarta adalah cerminan demokrasi bagi Indonesia dalam
skup kecil. Oleh karenanya, Kita ingin melihat pesta demokrasi di DKI Jakarta berlangsung
secara damai, arif, aman dan sukses sampai pada akhir babak pertarungan politik secara sehat.
sehingga biarlah proses demokrasi itu berjalan sebagaimana mestinya, berjalan sebagaimana
layaknya, berjalan sebagaimana seharusnya, biar saja dari unsur, etnis, ras, suku dan agama
apapun para kompetitornya tidaklah menjadi persoalan. Yang terpenting adalah siapa yang
akan menang tergantung pada rakyat yang akan menentukan pilihannya denga melihat
program dari masing masing-masing kandidat. Oleh karena itu untuk menjaga kondusifitas itu,
sebaiknya para calon Gubernur DKI Jakarta harus menahan diri dengan tidak mengeluarkan
ujaran-ujaran politik yang dapat memicu terjadinya konflik horizontal di masyarakat. Dan
Ahok sebagai salah satu calon Gubernur DKI periode mendatang harus mampu menahan diri
dengan tidak mengeluarkan ujaran-ujaran politik dengan refrensi menyudutkan sakralitas
Ayat-ayat Agama tertentu yang justru dapat mengantarkan Ahok menjadi Calon yang gagal
untuk dipilih oleh rakyat DKI Jakarta sebelum sampai pada hari H pemilihan. Dan tentunya
jika ini terjadi, proses demokrasi di DKI Jakarta akan kehilangan ruhnya, karena sesungguhnya
Ahoklah sekarang ini yang menjadi viral untuk dilawan bagi calon-calon lainnya. Nah, untuk
menghindar hal tersebut terjadi, Sebaiknya Ahok Diam.
Penulis adalah:
1. Dosen Linguistik (Analisa Wacana Politik) FITK UIN Sumatera Utara, Peneliti Bahasa
Politik Lembaga Studi Demokrasi Indonesia, Sumatera Utara.
2. No. KTP : 0721041205820005
3. Email : la_yafna!yahoo.com
4. No HP : 081370678979