PENULIS : MASDUKI
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
kerabat penulis, serta semua pihak yang telah ikut membantu dalam
buku baik itu dalam hal ejaan dan tata bahasa, materi, maupun tata letak.
Januari, 2021
Penulis
7
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
tersebut tidak dikelola secara baik. Oleh karena itu pendidikan harus
pasar.”
10
akademik.
Oleh karena itu, sumber daya manusia Indonesia masih jauh dari
memiliki sikap dan sifat yang baik agar para siswa yang diajarnya
Dengan kata lain guru harus memiliki kualitas yang baik untuk
cepat yang pada gilirannya akan dapat mengubah cara dan gaya
hidup manusia.
dalam era globalisasi pada saat ini, jika ingin meningkatkan mutu
maka sumber daya manusia lah yang harus pula ditingkatkan dalam
memenuhi peluang dan tantangan pada era globalisasi saat ini. SDM
penting.
saat ini.
dalam era globalisasi pada saat ini, jika ingin meningkatkan mutu
maka sumber daya manusia lah yang harus pula ditingkatkan dalam
memenuhi peluang dan tantangan pada era globalisasi saat ini. SDM
yang baikiah yang dapat menjamin hasil kerja yang bermutu yakni
pendidikan.2
2
Abdul Rachman Saleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, ( Jakarta : Raja
Grafindo
Persada, 2014), h. 12.
21
suatu proses actual yang tidak pernah hilang selama manusia hidup
bersama sebagai suatu perubahan yang wajar. Sebab mau tidak mau,
siap tidak siap perubahan itu akan terjadi. Era ini di tandai dengan
yang diterima melalui arus informasi itu, yakni manusia yang kreatif
(continuing development ).
percaya diri dan harga diri yang tinggi serta memiliki keterampilan
3
Hanafiah Nanang. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Hal 67.
4
Syafaruddin, dkk. 2006. Pendidikan Bermutu Unggul, Bandung: Citapustaka Media.h.26
26
ditandai dari:
pengharapan murid.
5
Syafaruddin, dkk, 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Jakarta: Grasindo.
h.57
27
emosional.
staf/guru.
mutu, yaitu: (1) standar hasil dan pelayanan, dan (2) standar
use, zero defects, dan right first time, every time. Artinya, standar hasil
sikap yang diperoleh oleh anak didik; hasil pendidikan itu dapat
yang sangat kecil; bekerja benar dari awal, dan benar untuk
langsung.
6
Danim, Sudarwan,. 2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. hl.80
30
berkembang.
pendidikan yang tidak lebih dari papan tulis dan kapur, dan dengan
empat pilar belajar untuk memasuki abad ke- 21, yaitu learning to
diri bangsa.7
guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan juga orang tua
tujuan pembelajaran.
pengelolaan yang sulit, rumit dan langka. (3) Mudah; dekat dan
yaitu sumber belajar yang secara khusus atau sengaja dirancang atau
bawah ini:
10
Idem hl.209-210
Jenis Sumber Belajar Pengertian Contoh
Menurut AECT
Sumber Belajar
penyalur pesan
perangkat pembelajaran
38
untuk disampaikan
dengan menggunakan
peralatan. Kadang-kadang
merupakan bentuk
penyajian
menyampaikan pesan
bahan
pesan pembelajaran
kelompok, ceramah,
39
diskusi
perpustakaan, pusat
museum, taman,
peninggalan sejarah,
penerangan, sirkulasi
udara
11
Saputra, Hatta. 2016. Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global:
Penguatan Mutu Pembelajaran dengan Penerapan HOTS (High Order Thinking Skills).
Bandung: SMILE’s Publishing. hl.91
40
pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis,
41
berpikir secara kritis dalam menerima berbagai jenis informasi,
berikut:
& Rudnick
(1998)
12
Idem , hl.91-92
42
Application Apply
Decision Making
kriteria
43
Revisi teksonomi bloom yang dilakukan oleh Anderson dan
efisien. Ketiga konsep di atas yang menjadi dasar high order thinking
unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan luas, atau
44
E. Revitalisasi Peran Guru Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan
penyelenggaraan pembelajaran secara efektif dan efisien,
45
mampu menunjang terhadap peningkatan mutu
luar pengjaran inti di kelas dan tentunya hal ini akan menjadi
kompenetis siswa.
49
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara
didaktis.
50
untuk mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah
politik saja, namun juga berdampak pada dunia bisnis, ekonomi dan
51
ASEAN ke-13 pada bulan November 2007 di Singapura, menyepakati
ASEAN tahun 2016 berjumlah ± 600 juta jiwa dan sekitar 43%
52
menjadi tujuan pasar bagi produk-produk negara ASEAN lainnya.
semakin ketat.13
2016 agar ikut bermain menjadi aktor dan bukan menjadi penonton.
13
Asia : HDI - Human Development Index by country - 2016,
en.actualitix.com/country/asie/east-asia-human-development-index.php ( diakses
pada tanggal 19 September 2019)
53
mampu berkompetisi dalam persaingan dunia tanpa batas
54
menekankan kepentingan mereka dalam mengangkat lokalitas
dunia.
55
dalam kompetensi teknis yang lebih baik. Negara-negara ASEAN
hadir dalam MEA. MEA tidak bisa dipahami dari aspek ekonomi saja,
menjual) harga diri. Indonesia tidak bisa lagi menutup pasar tenaga
56
kerja bagi negara ASEAN lainnya. Implementasi MEA membebaskan
57
Sumber daya manusia (SDM) begitu menjadi sangat penting
58
terdidik dengan keterampilan yang terlatih. Manusia terdidik pada
dalamnya.14
14
http://humancapitaljournal.com/tingkatkan-kompetensi-sdm-dalam-menghadapi-
mea-2015/ (diakses pada tanggal 19 September 2019)
59
yang menghendaki akhirat hendaknya menguasai ilmu, dan barang
60
berkenaan dengan peraturan perundang-undangannya, desain
15
Departemen Pendidikan Nasional, Direktrat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
61
problem-problem yang terus bermunculan. Daya saing sebuah
bangsa tidak bisa dipisahkan dari mutu dan kualitas SDM bangsa
pada resource-based competitiveness menjadi knowledge-based
62
dari pada menggunakan “otot”. Kemampuan suatu bangsa untuk
16
Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian Dan Pengembangan
PusatKurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa.
Jakarta: Kemendiknas.
64
secara kolektif, yang perlu dilakukan oleh individu, keluarga,
tantangan pendidikan yang kita hadapi saat ini dan masa-masa yang
suatu bangsa. Oleh karena itu, dilihat dari aspek relevansi, era global
17
Sanjana, wina. 2013. Penelitian pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
65
akan berdampak pada cepat usangnya hardware dan software bidang
kemauan dan niat yang kuat untuk selalu menjaga dan menciptakan
yang akan datang, agar anak bangsa mampu hidup dalam konteks
66
intelektual (Olah Pikir), dan kecerdasan kinestetis (Olah Raga).
68
dilengkapi dan meningkatkan pengembangan kemampuan
sikap19
Emas yaitu:
19
Mohamad Ali (2009). Pendidikan Nasional untuk Pembangunan Nasional. Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung. PT Imperial Bhakti Utama.
69
Pada “learning to do”, sasarannya adalah kemampuan kerja
kehidupan
yang berkesadaran bahwa kita ini hidup dalam sebuah dunia yang
71
BAB III MANAGEMENT
A. KonsepManajemen
72
manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan
profesionalmembuat keputusanberdsarkanprinsip-
prinsipumum,para profesionalmendapatkan
statusmerekakarenamerekamencapaistandarprestasikerjatertentu,d
Terry (2005:1)memberipengertian
manajemenyaitusuatuprosesatau kerangkakerja,yang
melibatkanbimbinganataupengarahansuatukelompok orang-orang
kearahtujuan-tujuanorganisasionalataumaksud-maksudyang
nyata.Haltersebutmeliputipengetahuantentang apayang
harusdilakukan, menetapkan
carabagaimanamelakukannya,memahamibagaimanamereka
harusmelakukannyadanmengukurefektivitasdariusaha-
usahayangtelahdilakukan.
73
Daribeberapadefinisiyang
tersebutdiatas,dapatdisimpulkanbahwa
manajemenmerupakanusahayang dilakukansecarabersama-
Manajemenmerupakan
melakukannyadisebut manajer.1
Manajemenadalah segenapperbuatan
menggerakkansekelompok petugasdanmengerahkansegenapsarana
dalamsesuatuorganisasiapapun untukmencapaitujuan
74
1. Menggerakkansekelompokpetugas,dalamartimendorong,me
agarmelakukan berbagai
kegiatanyangmenujukearahtercapainyatujuanorganisasiyang
telah ditentukan.
benda,biaya,alat,bangunan,metode,dansumber-sumber
lainnyayang diperlukanuntukmenyelesaikanpekerjaan
dalamorganisasi yangbersangkutan.
menjaga keseimbangandiantaratujuan-
efektivitas.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen
75
Menurut Terry (2010:9), fungsi manajemen dapat dibagi
menjadi empat
bagian,yakniplanning(perencanaan),organizing(pengorganisasian),
actuating(pelaksanaan),dan controlling(pengawasan):
1. Planning(Perencanaan)
Planning(perencanaan)ialahpenetapanpekerjaanyang harus
dilaksanakanolehkelompokuntukmencapaitujuanyang digariskan.
Planning mencakup
kegiatanpengambilankeputusan,karenatermasuk
dalampemilihanalternatif-alternatif
keputusan.Diperlukankemampuan
2. Organizing(Pengorganisasian)
Organizingberasaldarikataorganondalambahasa Yunaniyang
untuk mencapaitujuan-tujuandanpenugasansetiapkelompokkepada
76
seorang manajer(Terry
&Rue,2010:82).Pengorganisasiandilakukanuntuk
termasukmanusia,sehinggapekerjaanyang dikehendakidapat
3. Actuating(Pelaksanaan)
Pelaksanaanmerupakanusaha menggerakkananggota-anggota
Terry(1993:62).
4. Controlling(Pengawasan)
danpenerapancara danalatuntukmenjaminbahwa
rencanatelahdilaksanakansesuaidengan rencanayangtelah
ditetapkan.
Secaralengkaptugasmanajemenitudapatdiperincilebihlanjutd
alam 6 aktivitas,yaitu:
77
1. Perencanaan.Polaperbuatanmenggambarkandimukahal-
2. Pembuatan keputusan.
Polaperbuatanmelakukankepemilihandiantaraberbagaikemu
memberipetunjuk.
denganrencanadan hasilyangditentukan.
6. Penyempurnaan. Polaperbuatanmemperbaikitata-
rangkadantatakerjadalamorganisasi yangbersangkutan.
C. KonsepMutu
macamtergantung orangyang
78
memaknainya.Mutuberasaldaribahasalatin,qualisyang artinya what
menurutCrosbyialahkesesuaiandengan
Stewartyang
dikutipStoner,FreemandanGilbertmemberikandefinisi
yangrelativeumum;“Qualityisasenseofappreciationthatsomethingisbet
terthansomethingelse”yangmemilikiartibahwamutuadalahsebuah
yang lainnya.21
MenurutIbrahim,mutuadalahsuatustrategidasar bisnisyang
menghasilkanbarang danjasayang
memenuhikebutuhandankepuasan
20
HusainiUsman,ManajemenTeoriPraktikDanRisetpendidikan(Jakarta:BumiAksara,2008), h.
482.
21
JamesA.F.Stoner,R.EdwardFreemandanDanielR.Gilbert,Jr.,Management(NewJersey:
Prentice-hall,inc.,EnglewoodClift,1995),h. 120.
79
konsumeninternaldaneksternal,secaraeksplisitdanimplisit.
MenurutAmericanSocietyforQualityControl, mutudidefinisikan
sebagaitotalitaskeistimewaandankarakteristikbarangataujasayang
konsumen.Menurutorganisasi standarisasaiinternasional(ISO)
8402,sebagaimanayangdikutipoleh
Gaspersz,mutumerupakantotalitas dari
dispesifikasikanatauditetapkan.Dalamartiinimutusering
dianggapsebagai
konformansiterhadapkebutuhanataupersyaratan.22Dalamkaitannyad
engan mutuKarlofdanOstblommengemukakanbahwagagasantentang
22
Gaspersz,op.cit.,h.5.
80
kepuasankonsumen diberbagai segi. Apa sesungguhnya kiat
selangkahdidepankonsumendan bagaimana
perusahanitumenemukancaramemuaskankonsumennya. Bagaimana
perusahaanmelakukansegmentasipasar,metode pengukuranapa
kedalam tindakan.23
Garvinyang dikutipLovelockmengidentifikasikandan
menggambarkansudutpandangmengenaimutukedalamlima
pendekatan, yaitu24
excellence.Mutudapatdirasakanatau
dioperasionalisasikan.
23
BengtKarlofdanSvanteOstblom,BenchmarkingaSignposttoExcellenceinQualityandProductiv
ity(NewYork:JhonWilley&SonsInc,1995),h.42.
24
ChristopherLovelock,ProductPlut:HowtoProduct+ServiceCompetitiveAdvantage(New
York:McGraw-Hill,1994),h.98
81
2. Theproduct-basedapproach,yaitupendekatanyang
menyatakanbahwa
mutumerupakankarakteristikatauatributyang
atributyangdimilikiproduk.
pemikiran bahwamutusuatuproduktergantung
memuaskanpersepsinya.Dengandemikian
persepsiinibersifatsubyektif
danberbasispermintaan(demand-based),karenasetiaporang
Mutudidefinisikansebagaisuatu kesesuaian
82
mendorong
operasidancenderungberfokuspadapenyesuaianspesifikasi
dandidorong oleh
tujuanpeningkatanefesiensidanproduktivitas, penentuan
mutuadalahstandar-standaryangtelah ditetapkanoleh
mampumenghasilkankeuntungan.
Pendekataninimemberikanarti bahwamutu
bersifatrelatif,sehinggaprodukyang memilikimutupaling
Setiaporang selalumengharapkan
83
lainjugaselalumengharapkandanmenuntutmutudari
dirikita.Iniartinya,mutubukanlahsesuatuyangbaru,karenamutuadala
h nalurimanusia.Bendadanjasasebagaiprodukdituntut
menggunakanpuaskarenanya.Dengandemikian,mutuadalah
Bendadanjasasebagaihasilkegiatanmanusiayang secarasadar
dapatmenemuhiataumelebihikebutuhandanharapan
sebagaikinerja harusdibuatsedemikianrupa
agardapatmemenuhikebutuhandanharapan
D. KonsepManajemen Mutu
84
Manajemenmutu merupakan sebuah keharusan untuk
HermandanHermanmenjelaskankonsepmanajemen
(1)itisaphilosophythatstatesthatallproducts and
servicescanandmustcontinuallybeimproved,(2)itisgoalthatidentifies
orderthatthe
finalproductorservicedeliveredisofthehigestqualitypossible. This
(3)itisprocessthat obtainsandusesfeedbackfromawidevarietyof
customerstodevelopquality
specificationsortheorganizationsproductandservice,anditisaprocess
thatempowersandtrainsallemployeestoassistinimprovingquality
ateach value-
85
addedstepofthedevelopmentofeachproductorserviceultimatelydeliverd
.25
Menurutkonsepdiatas,manajemenmutudapatdidefinisikandal
am tiga pengertianyaitu,yangpertamafilosofiyang
menyatakanbahwasemua
produkataupelayanandapatdanharussecaraterusmenerusditingkatka
n, yang keduabertujuan
utukmengidentifikasisetiapkejadianpentingyang mengarahpada
penyampaiansetiapprodukataujasauntukpelangganinternal
daneksternal,dansecara progressif
meningkatkannyaagarprodukataujasa
akhirdiberikandenganmutusetinggimungkin,danyang
untukmengembangkanmutuspesifikasiuntukprodukataujasa
organisasi,sertaprosesyang
25
JerryHermandanJaniceL.Herman,
EducationQualityManagement:EffectiveSchoolsThroughSystemicChange(Pennysylvania:Tech
nomicPublishingCompany,Inc.,1994)h.97.
86
memberdayakandanmelatihsemuakaryawan untuk membantu
tambahataspengembangansetiapprodukataujasayang padaakhirnya
diberikan.
Berdasarkanbeberapa artikatadanpendapatdapatdisimpulkan
manajemenmutupendidikanadalah menggerakkanlembaga
pendidikanuntuk secara
terusmenerusdanberkesinambunganmeningkatkankapasitasdan
kemampuanlembaganyauntukmemenuhituntutankebutuhanpeserta
kemajuanglobalisasi.
E. Aspek-AspekManajemenMutu
1. Otonomi
Otonomimenjadiprasyaratpenting agar
organisasiuntukberkreativitas
87
dalambekerja.Pentingnyaotonomikarena
Secarakonseptual,Mullinsmenjelaskantentang otonomiyaitu
“autonomy refertotheextenttowhichajobprovidesfreedom,
independenceanddiscretioninplanningtheworkanddetermininghowtou
ndertakeit.”26Otonomiberartikebebasandankemandiriandalam
merencanakandanmenetapkanbagaimana
pekerjaandilakukan.Otonomi yangtinggi
umumnyaberkontribusipadamotivasiintrinsik.
Khususnya dalamkontekspendidikan,otonomiterkaitdengan
pelaksanaanprinsipkebebasandalampendidikan, sebagaimana
26
Laurie J. Mullins, Managementand OrganisationalBehaviour(Essex:PearsonEducation
Limited,2005),h. 716.
27
HildePenneman,“AutonomyinEducation:ReviewoftheCountryReports”,eds. WalterBerka,
JanDeGroofdanLildePenneman(Cambridge:KluwerLawInternational,2000),h.30.
88
Dengan demikian, prinsip otonomi dalam pendidikan berarti
pendidikannya.
2. Partisipasi
Partisipasimerupakan halpenting
didalamorganisasi.Partisipasi dalamlingkunganorganisasiatau
masyarakatdibutuhkandalam rangka
memberikanmasukandansumbanganpemikiranyang
lainnya.
al.menjelaskanbahwa
partisipasisebagaiketerlibatanmentaldanemosionalseseorang dalam
suatukelompokyangmendorongnyauntukbersedia memberikan
89
sumbangan bagi tercapainya tujuan kelompok dan turut
perasaan danbukanhanyaketerlibatanfisik;(2)
kesediaanmemberikansumbangan
kepadausahauntukmencapaitujuankelompok;dan(3)tanggungjawab
anggotakelompok.
suatu perubahan.Dalammendorong
partisipasidilingkunganorganisasi,juga butuhadanyaseorang
28
WahyuCaturAdinugroho,I.N.N.Suryadiputra,BambangHeroSaharjodanLabueniSiboro,
PanduanPengendalianKebakaranHutandanLahanGambut(Bogor:WetlandsInternasional,
2004),h. 132.
90
Jikapemimpintidakmemberikanruang berpartisipasi,maka sulit
making;
asksforandusessuggestions.”29Pemimpinpartisipatifmelibatkanorang
saran.
memperolehinformasimengenaikondisi,
kebutuhan,dansifatmasyarakatsetempatyang
3. Kepemimpinan
penting yang
berpengaruhterhadapkesuksesanorganisasi.Kepemimpinansecara
umumdipahamisebagai“the processofinfluencingotherstounderstand
andagreeaboutwhatneedstobedoneandhowtodoit,andtheprocess
memfasilitasiindividudanusaha
kolektifuntukmencapaitujuanbersama. Dengandemikian,
30
MochSolekhan,PenyelenggaraanPemerintahanDesa,(Malang:SetaraPress,2012),h. 85.
31
GaryYukl,LeadershipInOrganization,(NewJersey:PearsonEducation,Inc.,2010),h. 26.
92
kepemimpinanmemang memilikiperanpentingdalam kesuksesan
organisasi.
pencapaian kesuksesanorganisasi,khususnya
dalammembangunmutu, adalahkepemimpinanyang
berorientasipadamutu(qualityleadership).
Terkaitdengankepemimpinanmutu,Kerzner
menyatakanbahwa“quality
leadershipisanalternativethatemphasizesbyworkingonmethods.In
thistype ofmanagement,everyworkprocessisstudiedandconstantly
customer expectation.”32
merupakan sebuahalternatifyang
menekankanbekerjapadametode.Pada tipe
32
Harold Kerzner, Project Management:A System Approach to Planning, Scheduling,
andControlling,(Canada:JohnWiley&Sons,Inc.,2019),h. 915.
93
diperbaiki, sehingga pada akhirnya produk atau jasa tidak
Sarmamengungkapkan bahwakepemimpinan
mutuharusdapat memotivasidengankuatseseorang
tim.Pemimpinjugaharusenergikuntuk menghadapidan
memanfaatkanpeluangserta
memilikikemampuanuntukmenggunakan sumber
dikehendaki.
inimembutuhkanlingkungankerjasama,dimanapemimpinberfungsise
dikatakan.
prinsippentingyang perludiperhatikan,yaitu:(1)visispesifik:kejelasan
mengambilresikoyangtelahdiperhitungkan,(7) pemberdayaan,(8)
pengakuandanpenghargaantimkerja,(9) rasa
komunikatif.
4. Transparansi
Transparansiterbentukdarigabunganduakatadariduakonsep
memilikimakna terlihat.Oliver
menjelaskanpenggunaanawalkatadalam bahasaInggrisaslinya
transparanberarti:sepertikhasiatmentransmisikan
cahayadapatmembuat sesuatuyang
sebelumnyatidakterlihatsamasekali menjaditerlihat.Sebagian
besarkamussekarang inimenjelaskan
transparansisebagai“bebasdariakalbulus/tipu
96
blakan(forthright)”. Implikasi
bagiindividuatauorganisasibahwatransparansimembolehkanpihaklai
baik.34
Dalamkaitannyadengantransparansitersebut, BennisO’Toole,
danGolemanmenyatakanbahwa definisitransparansebenernyacukup
truth beavailableforotherstoseeiftheysochoose,orperharpsthinktolook,
34
RichardW.Oliver,Whatistransparency?(NewYork:McGraw-Hill,2004),h. 3.
35
WarrenBennis,JamesO’Toole,danDanielGoleman,Transparansi:BagaimanaPemimpinMenci
ptakanBudayaKeterbukaan(Jakarta:Libri,2009),h.109.
36
Ibid.,h. 3.
97
Menurut Organization forEconomicCo-operation and
kelembagaanekonomi,keputusankebijakandandasar
danterminologydaritanggungjawabagenyang disajikanuntuk
masyarakatdalamsuatucara dapatdimengerti,dapatdiakses,dantepat
waktu.37
transparansisebagaiperangkat(property)
darikondisifenomenaldimana
isidariperangkattersebutdapatdiaksessecaraintrospektif
37
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), Transparency,
(http;//stats,oecd,org/glossary/detail,asp?ID=4474,2002),h. 1.
98
sebelumnya.38Transparency; seeingisbelievinginveryaspecoflife.
Artinyatransparansidapatmempercayaiapayang
dilihatdalamtiapaspek kehidupannya.39
Transparansijuga dapatdiartikansebagaitingkatdimana
internasional terbuka,
jelas,terukur,dandapatdiverifikasi.40Sementaraitu,Transparency
38
Pierre Livet, What is Transparency? Psyche 11 (5), June 2005,
http;//psyche.csse.monash.edu.au/symposia/metzinger/Livet.pdf,2006,h. 1-2.
39
Oliver,op.cit.,h. 4
40
TeachMeFinance.com-
ExplainTransparancy(http://www.teachmefinance.com/Financial_Terms/transparency.ht
ml,2008,h. 1)
99
petugas sipil,manajer, dan parawakil yang dipercayauntukbertindak
Transparansimengombinasikanpaling tidak:
representasidantidakterhadap representasiitusendiri,(2)
keterarahan(directedness),(3)asumsi eksistensi,(4)
asumsiaksestugasterhadapisi,(5) insentivitasterhadap
terhadapkarakteryang terprosesdariinformasikesadarankita,
sebelumnya.42
Transparansiadalahsuatukeadaanyang dapatdilihat,dirasakan
41
Oliver,op.cit.,h. 5.
42
PierreLivet,op.cit.,h. 2.
100
dipahami dan dimonitor. Transparansi lebih mengarah
5. Teamwork
sangatpenting untukmencapaikesuksesandalambekerja.Secara
Philips, Dunford,danMalneryang
dikutipolehAamodt,yaitusebagaikumpulan
daritigaataulebihindividuyang berinteraksisecaraintensifuntuk
pelayanan organisasional.43Tim
karyawanmerupakanperkembanganlogisdari
keterlibatankaryawandanfilosofipemberdayaan.Snell danBohlander
mendefinisikankerjasamatimsebagaikelompokindividuyang bekerja
samakearahtujuanbersama,yang manaanggotakelompokmemiliki
dibentuk.44
yangdilibatkan,semuaanggotatimberbicaraterusterangdanmerasa
bebasuntukmenawarkankomentaryangkonstruktif,(2)
mendengardan klarifikasi(listeningandclarification),
mendengarkansecaraaktif
dipraktekkan.Anggotatimdenganjujurmendengaryang lainnyadan
mencariklarifikasiterhadappoindiskusi,(3) ketidaksepakatan
(disagreement),ketidaksepakatandilihatsebagaisesuatuyangalamiahd
an
diharapkan.Komentaranggotatimbukanpenghakimandanfokuspadais
44
ScottSnellandGeorgeBohlander, Human ResourceManagement(Canada:Thomson,2007),
h.157.
102
u faktualdaripadakonflikpersonalitas,(4) penerimaan(acceptance),
bernilaibagi operasionaltim,dan(5)
mutu(quality),setiapanggotatimmemiliki
komitmenterhadapkinerjayangunggul.Penekanannyapadaperbaikan
mengerti bagaimanatim
berbeda.Manajerdapatmenghubungkansecara lebihefektifdengan
Sundstrom yang
dikutipolehKreitnerdanKinicki,secaraumumadaempattipekerja
45
Ibid.,h. 157.
103
(project), danaksi(action).
Timpenasihatdiciptakanuntukmemberikaninformasi
berdasarkankeputusanmanajerial.Timpenasihatcenderung memiliki
karenakerjatimpenasihatkebanyaaknbaikatasapayangdimilikinya.
diperhitungkanuntukderajatyang
melibatkanaplikasidaripengetahuanyangdispesifikkan.Timaksi
atautindakanmerupakantimyang memilkispesialisasitinggidengan
koordinasiyangtinggi.46SementaraBateman
Timinibekerjapadaproyekjangkapanjang,umumnyalebihdarisatutah
un.Timmemilikitugasspesifik,sepertipenelitianataupengembangan
46
KreitnerandKinicki,op.cit.,h. 307-309.
104
produkbaru dananggota biasanya
manajemen(managementteams).Timini mengkoordinasikandan
terintegrasidiantarasubunit.Timmanajemendidasarkanpadaotoritas
dariurutanhirarkisdanbertanggunng jawabatassemuaunitbisnis,
Keempat,timtransnasional(transnational
teams).Timinimerupakantim kerjayang
terdiridarianggotamultinasionalyangaktivitasnyalintas negara.47
Timkerjayang akanmencapaikeberhasilanadalahtimkerjayang
paduataukohensif.GeorgedanJonesmenjelaskankonsepkohesivitas
47
Thomas S. Bateman and Scott A. Snell, Management: Leading &Collaboration in
aCompetitiveWorld(NewYork:McGraw-Hill,2007),h. 462.
105
tim,“teamcohesivenessrefertotheattractivenessofagroupto it’s
member”.48
48
Jenifer M. George and Gareth R. Jones, OrganizationalBehavior (New Jersey:
PearsonEducation,Inc,2002),h. 307.
49
JohnR.Schermerhorn,Jr.,JamesG.Hunt,andRichardN.Osborn,OrganizationalBehavior(NewJe
rsey:JohnWiley&Sons,Inc.,2002),h. 108.
106
Konsep manajemen mutu terpadu merupakan konsep yang
diawali olehfilosofitentang
Deming memperkenalkan14prinsipyangmembentukdasar-
pengorganisasian,danpengendaliansebagai langkah-
langkahuntukprogramperbaikankualitas.Sementara untuk
50
SatishMehraandSampathRanganathan,“Implementingtotalqualitymanagement
107
education), pertanggungjawaban (accountability), perubahan
didalamnyameliputiefesiensiadministratif,data-
datayangbermanfaat,ISO
9000,danpembiayaanmutu.Padaaspekbudayaterdapatkerjasama,yan
g di dalamnya terdapataktivitassepertipemberdayaan,mengelola
kelompok sendiri,menggunakanperangkatmutu,mendelegasikan
aspekpihakterkaitdankonsumenterdapatpenilaiansendiri,pemantaua
108
memverifikasi standar.
Semuaaspektersebutpadaakhinyaadabermuarapadaorganisasiyang
belajar yaituorganisasiyang
terusmenerusberusahanuntukmelakukansebuah perbaikan.
Setelahdiatasdipaparkantentang
Pengertiantersebutmenunjukkanbahwa
TQMadalahperangkatluas atasmanajemendanprosespengendalian
yangdidesainuntukfokuspada keseluruhanorganisasidansemua
51
MohammadTalha,“TotalQualityManagement(TQM):Anoverview”,ManagingLibraryFinanc
es,Vol.17,Number1, 2004,h. 15-19
109
Terdapatlima
masukanyangdibutuhkanunntukmenjalankanprogram
untukmenentukankemajuandankesesuaian antaraprogram
pasokan.
Kedua,strategidankebijakanorganisasi. ProgramTQMharus
selaras denganstrategidankebijakanorganisasisertapenting
untukmelihatkembali bahwa
programTQMmenciptakanrujukaneksplisitterhadapkebijakandan
dan pelayanan.
Keempat,referensimodelmanajemenmutu.Halyang
sangatpenting adalah
organisasisepenuhnyamemahamikonsepdanpendekatanTQMserta
modelreferensiuntukprogramTQMyang
bermanfaatuntukmemastikan
keyakinan yangmendasar.
hubunganyang
dekatantarametodologidanperangkat,sehinggapenting
membatasisalahsatuyang digunakanuntukmembantukomunikasidan
menghindarikebingungansertamembatasijumlahpelatihanyang
diperlukan bagipihakyang
telahmenggunakannyadanuntukberinteraksidengan perangkat.
111
Padadasarnyaruang lingkupTQMmengandung
wewenang.)
tinggi.)
secaraterus menerus)
112
10. Learning Organization (Menanamkan paradigmauntuk
belajarsecaraterusmenerus.)
standar mutuyangtelahdisetujui.)
pasar.)
dasar,yaitu:
kebawah.
eksternal.
4. Perbaikan kontinuatau
terusmenerusdariseluruhbisnisdanproses produksi.
113
5. Melibatkan parapemasok sebagai mitrakerja.
berartimengantisipasikebutuhanpelangganmasa datang,
mengambilresiko,danmengembangkanproduk,serta
b. Perbaikanyang senantiasadilakukansecara
terusmenerus.Perbaikanyang
dilakukansecaraterusmenerusberartisesuatuyang
terusmenerusdiperbaikidandiubah,ditambah,
114
c. Pembagiantanggung jawabdenganpara pegawai.Para
gurudanpegawai
dapatdiberdayakansepenuhnyadenganmemberikantangg
kinerjasekolah.
d. Pengurangansisa
pekerjaandanpengerjaanulang.Dalamkegiatan pendidikan,
G.KonsepManajemenBerbasis Sekolah
115
kaidahotonomi, akuntabilitas, partisipasi,dansustainability
secarabermutu.52
management referstoformofeducationadministration
inwhichtheschoolbecomethe primaryunitfordecisionmaking,itdiffers
frommoretraditionalformof educationaladministrationinwhich
suatubentukadministrasipendidikan,dimana sekolah
menjadiunitkecilutama dalampengambilankeputusan.Haliniberbeda
ManajemenBerbasisSekolahadalahkonsepyang
52
SudarwanDanim,VisiBaruManajemenSekolah,dariUnitBirokrasikeLembagaAkademik,
(Jakarta:BumiAksara,2007),h. 33-34.
53
JamalMa’murAsmani,(TipsAplikasiManajemenSekolah),DIVApress(anggotaIKAPI),n2012h.
33.
116
sebagaisuatubentuk desentralisasiyangmengidentifikasisekolah
dipotong.54
sekolah danmasyarakatsertajauhdaribirokrasiyang
bertumpupadatingkatsekolah. ManajemenBerbasisSekolah
dimaksudkanuntukmeningkatkan otonomi
sekolah,menentukansendiriapayang
merupakansalahsatuwujuddari reformasipendidikanyang
manajemenmerupakanpotensibagisekolahuntuk
54
Mulyasa,ManajemenBerbasisisSekolah,(Bandung:PT.RemajaRosdakarya,2006), h. 10-11
117
meningkatkankinerjapara
staff,menawarkanpartisipasilangsungkelompok
kelompokyangterkaitdanmeningkatkan pemahaman
masyarakatterhadap pendidikan.55
Ada beberapa
halyangharusdiperhatikandalamkonsepmanajemen
berbasissekolah(MBS)di antaranya:
dikaitkandenganprogramdankemampuandalam peningkatan
kinerjasekolah.
stakeholders). Pendelegasian
otoritaspenbilankeputusandalamkaitannya dengan
55
E.Mulyasa,ManajemenBerbasisSekolah(Jakarta:RosdaKarya,2004),h.24.
118
pemberdayaan sekolah, perlu dibangun denganefektifitas
programnya.
3. StrategiMBSharuslebihmenekankankepada elemen-
Faktor-faktor
yangdiperhatikandalammanajemenberbasissekolah
adalahbentukalternativesekolahdariprogramdesentralisasidalambid
angpendidikan.Berikutadalahtujuankurikulumyangakandicapaidala
karakter etis,keadaanemosionaldanfisik,keratifitasdanekspresi
56
DepartemenPendidikanNasional,PelatihanManajemenBerbasisSekolahUnit2.
119
estetika,perwujudandiri,perosesbelajar mengajaryangrelevan,dan
meningkatkanmutupendidikandengancara
memberdayakanseluruhpotensi sekolah
danstakeholdernyasesuaidengankebijakanpemerintahdengan
professional.
kualitas pendidikansecara
umum,baikitumenyangkutkualitaspembelajaran,kualitas
kurikulum,kualitassumber
kualitasbukanhanyameningkatkan pengetahuandan
mencapaitujuan,makapelaksanaanMBSmemerlukantujuanyang
120
hendak dicapaisecara
jelas,jelasindikatornya,jelaskriteriapencapaiannyaagar keputusan
standarisasi,makapenerapanMBSberartimeningkatkankinerja
121
BAB IVMANAGEMENT MUTU TERPADU
ubah dari waktu ke waktu, maka mutu barang atau jasa pun juga
berubah.Maka dari itu, mutu itu tidak absolut, tidak berakhir pada
57
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsi p Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan (Yogayakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 8.
123
Mereka mulai mempelajarinya kembali lalu kemudian
menerapkannya.
terjadi.
administratif.
akan membuat produk atau jasa yang secara konsisten sesuai dengan
124
tahapan-tahapan, sebagaimana Husaini Usman dalam bukunya
ialah:58
pendeteksian.
carapencegahan.
58
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik Dan Riset pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm 482
125
B. Kepemimpinan MMT dalam Pendidikan
sebagai berikut:
bersikap.
126
3. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen
mereka.
kerja.
bawah (top-down).
127
10. Menyediakan materi pembelajaran konsep mutu seperti
bos.
59
Edward Sallis, Total Quality Management..., hlm. 176-178
128
mengkomunikasikan nilai-nilai sekolah kepada seluruh warga
Untuk anak-anak (for the kids): istilah ini sama dengan “dekat
harus berani mendorong inovasi guru dan staf tata usahanya untuk
tujuan sekolah, intensitas, dan penuh perhatian; hal ini adalah mutu
61
14Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik dan..., hlm. 544
129
para profesional pendidikan menjawab tantangan lingkungan masa
62
15Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu..., hlm. 11.
130
sendirinya merupakan sebuah kondisi yang mencukupi untuk
131
menunjukkan, mereka tidak mengembangkan filosofi baru dalam
63
Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik dan..., hlm. 533
132
kerjanya. Orang biasanya sulit untuk mau berubah, namun
133
bersifat kuantitatif, misalnya hanya dari jumlah lokal dan gedung
lama.
134
Masih menurut Hadari Nawawi, bagi organisasi pendidikan,
semakin berkurang.
sebabnya.
kebutuhan masyarakat.
135
6. Pemborosan dana dan waktu dalam bekerja dapat dicegah.
seperti yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1996)
136
memenuhi atau melebihi harapan”. Dilihat dari pengertian kualitas
secara maksimal.
kualitas.
137
pelaksanaan program dan proyek, pemberdayaan SDM, dan
138
4. Keterlibatan semua fungsi.
yang tidak dapat dipisahkan. Untuk itu semua fungsi harus dilibatkan
lainnya.
kualitas dapat berbeda. Dengan kata lain sumber kualitas ini harus
139
harus direalisasikan oleh pucuk pimpinan bekerja sama dengan
adalah :
(sekolah).
140
3. Nilai Tambah Pendayagunaan sumber – sumber kualitas
dilayani (siswa).
kepada siswa.
141
6. Persepsi Masyarakat Pendayagunaan sumber – sumber
64
Yundri Akhyar, “Total Quality Management (manajemen mutu terpadu)”, Jurnal Potensia
vol.13 Edisi 1 Januari-Juni 2014, hal. 12-17
142
untuk mencapai mutu, yang kemudian dikenal dengan Total Quality
berubah-ubah dari waktu ke waktu, maka mutu barang atau jasa pun
juga berubah. Maka dari itu, mutu itu tidak absolut, tidak berakhir
pelanggan. Mutu yang demikian itu adalah mutu yang bersifat relatif.
143
terutama pada industri mobil merajai pasar dunia, baru mereka
Latin, qualis yang artinya what kind of. Mutu menurut Deming ialah
Sallis sendiri membagi mutu menjadi dua konsep, yaitu konsep yang
relatif dan absolut. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya
orang. Mutu dengan konsep absolut berarti harus high quality atau
144
top quality. Sedangkan mutu yang relatif menurut Sallis bukanlah
sebuah akhir, namun sebagai sebuah alat dimana produk atau jasa
menuntut mutu dari diri kita. Ini artinya, mutu bukanlah sesuatu
yang baru, karena mutu adalah naluri manusia. Benda dan jasa
145
pelanggannya.8 Oleh karena itu, maka suatu produk atau jasa
atribut pendukung.
Melibatkan para guru dan seluruh staf dalam aktifi tas penyelesaian
146
seharusnya bersikap. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi
147
waktu untuk melihat-lihat situasi dan kondisi institusi dengan
(pelajar, orang tua dan lainnya) dan kepada para pelanggan internal
148
yang diinginkan pelanggan. Tanpa mutu yang sesuai dengan
149
upaya penciptaan mutu dalam sistem pendidikan. Pertama,
masalah tersebut.
150
pendidikan seharusnya belajar untuk mengukur mutu.
pendidikan.
151
didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat
menerus.
153
Mutu pendidikan dalam konteks hasil pendidikan mengacu
pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu
pendidikan.
154
efektif dan produktif. Hal ini disebabkan dalam konsep MBS,
65
Jalahuddin. 2015. Implementasi Manajemen berbasis Sekolah di SMA Kabupaten
Aceh Utara. http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-
pembelajaran/article/view/7749/3568
155
kurikulum, administrator, orangtua siswa, masyarakat sekitar, dan
siswa. 66
kurikulum.67
66
Priscilia Wohlstetter dan Susan Albers Mohrman, Assessment of School-
BasedManagement:Studies of Education Reform,. (U.S.A:Departement of Education
Office of Education Research dan Improvement, 1996.), hal 7
67
Dorothy Myers and Robert Stonehill. School Based Management. Office of
Research Education: Consumer Guide. 1993.
156
pengambilan keputusan secara partisipatif dengan melibatkan
pendidikan di sekolah
dampaknya.
158
peserta didik. Kesehatan, keamanan, disiplin, saling hormat,
sumber daya manusia yang bekerja dengan efektif dan efisien. Maka
mental kerja dalam menyikapi tugas dan fungsi dengan penuh rasa
sebagai berikut:
159
a. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal
untuk diperbaiki.
160
d. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di
administratif.
tanggung jawabnya.
161
h. Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki
horizontal.
lebih lanjut.
budaya kerja.
162
Tentu ciri tersebut dapat dilakukan bila terdapat dukungan
yang memadai sesuai dengan konteks yang dimiliki oleh sekolah itu
perbaikan kualitas.
163
d. Struktur organisasi sekolah mampu mereduksi pekerjaan-
tetapi efektif.
164
i. Struktur organisasi sekolah mampu melakukan penilaian
organisasi dan memiliki visi kerja yang jelas. Kedua, kepala sekolah
cukup memiliki daya dorong kerja yang tinggi, tetapi juga harus
rendah hati. Kelima, kepala sekolah memiliki disiplin kerja yang kuat.
165
2. Pendekatan Prakarsa Mutu
outcome.
166
mengawasi program yang menyangkut peningkat mutu dan
efektivitas pendidikan.
167
manajemen berbasis sekolah di Indonesia untuk meningkatkan mutu
mengerjakan sesuatu.
168
b. Mendorong aktivitas, pemahaman multibudaya, kesetaraan
siswa.
pembelajaran.
169
g. Pembuatan keputusan secara demokratis dan akuntabilitas
keterampilan praktisnya.
170
sekolah yang mandiri. Terdapat ciri yang mencerminkan
konstituen sekolah.
sekolah.
171
e. Tindakan yang dilakukan merupakan representasi dari
hubungan kerja sama yang baik antara Diknas dan Depdiknas dan
sendiri.
order for schools to move forward in the change process toward site-
173
memberikan ruang untuk sekolah berkembang secara mandiri.
secara bebas namun tetap pada aturan, maka perlu bagi setiap
mencakup:
174
e. Evaluasi prosedur dan membuat perubahan sebagai keharusan
175
(5) Sulitnya pemantauan outcomes secara efektif yang sesuai dengan
diterapkan.
berfokus pada outcomes atau makna yang dimiliki oleh siswa dalam
176
a. Adanya asumsi sikap profesional yang dikedepankan, dimana
organisasi tim.
sekolah.
internet.
ada di sekolah.
178
Menurut Sudarwan (2008) visi tentunya memerlukan kriteria
egositik-unit ke formal
majusecara sinergis.
179
f. Visi yang mampu merangsang seluruh anggota, dari hanya
kurang.
180
d. Tradisi ketergantungan pada lembaga "atas" yang
merata.
masyarakat.
181
tanggung jawab dan umumnya hal itu berdampak pada peningkatan
mereka tidak tertarik atau tidak siap menerima tanggung jawab baru
182
mendorong mereka untuk tampil kreatif, lebih daripada sekadar
183
kekeluargaan di antara rekan sejawat; (2) sebagai wadah bertukar
pengalaman dari guru senior; (6) sebagai wadah kerja sama untuk
184
Kemampuan memimpin; (16) mengurangi kebosanan kerja; (17)
dikelola secara rasional. Satu hal yang harus diingat, kelompok kerja
berpotensi untuk menciptakan konflik, meski hal itu tidak lebih dari
yang masuk akal, karena dengan cara seperti itu para guru dapat
185
Untuk tujuan itu, sistem, aturan, dan filosofi dasar perlu
guru. Mungkin konsep isolasi ini muncul dari suatu ruangan atau
186
sekolah, ruang kerja guru bimbingan konseling, dan ruang kerja
Beberapa pilihan dari cara yang ada untuk memeran isolasi guru
sebagai berikut:
a. tim pengajar;
d. taman pendidikan;
187
e. pengelompokan pengajaran yang berbeda yang bersifat
sementara;
h. sekolah alternatif;
i. sekolah mini;
n. belajar mandiri;
q. pusat media;
188
r. perencanaan yang matang, kelompok kecil, kelompok besar,
189
a. Iklim sekolah yang produktif, di mana tidak ada masalah
keahlian tunggal.
produktif.
190
Sebaliknya, membentuk kelompok sementara untuk
191
guru bisa saja dilibatkan ke dalam tipe kelompok itu, dengan tetap
192
evaluasi perkembangan). Pemimpin kelompok kecil harus memiliki
193
Dinas Diknas seringkali tidak mau melimpahkan kewenangan
kota pun terlalu dominan. Pejabat yang berada pada level ini
194
agaknya layak diikuti. Apa yang perlu dikuatkan di sini adalah
kerja mereka.
195
b. Kelompok kerja bersama-sama menentukan tujuan tahunan
196
Tujuan yang ingin dicapai dalam kerangka pribadi dan unit
atau lembaga perlu ditulis dan dirumuskan secara jelas. Semua unit
cenderung menjadi bias. Bias itu pun kerap kali mewarnai tujuan
197
dalam kerangka pengawasan administratif normal, pengawasan
198
membantu dan memperkuat konsep ini. Daftar strategi
kondisi sosial dan lingkungan, ekonomi serta hal lain yang tidak
199
memahami hal-hal yang harus mereka kerjakan daripada anggota
200
lebih utama setelah peserta pelatihan itu kembali, mereka kerap kali
menyedihkan lagi, materi penataran cenderung itu lagi dan itu lagi.
melainkan kejenuhan.
tenaga ahli atau tenaga terampil dari luar dengan pola kerja
201
(1987), berikut ini disajikan beberapa saran berkaitan dengan
202
b. Semua sumber menekankan bahwa seluruh partisipan harus
pertemuan berjalan.
203
boleh melebihi satu jam. Individu guru akan lebih siap
204
g. Partisipan harus waspada terhadap masalah yang dipikirkan
205
h. Menentukan tujuan pertemuan dengan hati-hati. Yakinkan
206
j. Kelompok biasanya membutuhkan beberapa jenis rekaman
dibuat.
207
Kesiapan menerima peran baru selalu ada di dalam diri
208
a. Menentukan tujuan individu dan tujuan profesional yang
pekerjaan.
209
f. Membantu tim membuat keputusan di sekolah dan berlatih
metode.
pelatihan tertentu.
210
k. Dapat meyakinkan peran baru ini secara objektif dan cerdas
menerjemahkannya.
pelajaran) utama.
211
s. Menyewa guru baru sebagai bagian tim pemeriksa.
zaman.
212
c. Menerapkan sistem evaluasi yang mengembangkan orientasi.
panjang.
bermasalah.
bermasalah
213
John Daresh (1987) menyimpulkan tujuh hasil penting dari
dihadapi di kelas.
214
d. Pengembangan staf guru yang diinginkan ialah lebih pada
”sekali tembak”.
dalam pembelajaran.
215
(bidang keahlian, jurusan), atau semua guru baru dan lain-lain.
evaluasi, sebagai satu alat yang paling kuat pada pengembangan staf
216
mereka mampu mengaplikasikannya, sekolah harus menyediakan
hal-hal seperti:
unit kerja.
untuk unit kerja. Konsep ini harus secara jelas dipahami oleh
217
seluruh anggota yang berpartisipasi. Pemahaman ini dapat
218
e. Harus ada sistem pengecekan (checkpoint) pada
ada klarifikasi peran itu. Kekuasaan apa (jika ada) yang telah
8. Kontinuasi Profesionalisme
219
Perbaikan mutu secara terus-menerus merupakan inti filosofi
manajemen sekolah
diri pada pengguna jasa disertai dengan rasa tanggung jawab atas
220
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang penyandang profesi itu
tinggi, kinerja itu dimuati unsur-unsur kiat atau seni yang menjadi
itu umumnya tidak dapat dipelajari secara khusus, meski dapat saja
jarang pula orang yang berlatar belakang pendidikan yang sama dan
tidak profesional sama sekali. Sifat dimaksud adalah seperti apa yang
221
dapat ditampilkan dalam perbuatan, bukan yang dikemas dalam
itu.
Akademik
penyandang profesi.
didasari atas kerangka teori yang jelas dan teruji. Makin spesialis
(Communicable)
223
Seorang guru harus mampu berkomunikasi sebagai guru,
didik.
(Self Organization)
224
Pendidik yang diberi kebebasan bertindak secara profesional,
menerus.
225
pengembangan secara terus-menerus dan ada dorongan internal
226
Untuk menjawab tantangan seperti itu, sekolah sebagai
227
tidaknya sekolah yang dipimpinnya. Ini berarti bahwa
228
sekolahnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Ruth Love
229
menjabat. Pendidikan khusus bagi mereka yang akan mengelola
tahun.
masa jabatan.
230
kepala sekolah setelah tenggang waktu sekurang-kurangnya 1
231
Kedua, program ini mendidik kepala sekolah yang memiliki:
mission, (2) making and goal setting, (3) designing programmes, (4)
232
determining and alocating reasource, dan (5) modibzing policy plans.
(2) consulting with individuals and group, (3) developing skills, dan
233
pada konteks kelas (the context of the classroom), sekolah, serta
harus bersinergi.
234
235
DAFTAR PUSTAKA
(https://eprints.uny.ac.id/9870/2/BAB%202%20-
TheLiangGie,AdministrasiPerkantoran Modern,
(Yogyakarta:Liberty,1991)
HusainiUsman,ManajemenTeoriPraktikDanRisetpendidikan(Jakarta:B
umi Aksara,2008)
JamesA.F.Stoner,R.EdwardFreemandanDanielR.Gilbert,Jr.,Manageme
BengtKarlofdanSvanteOstblom,BenchmarkingaSignposttoExcellencei
Jerry
HermandanJaniceL.Herman,EducationQualityManagement:Effective
236
Schools ThroughSystemic Change(Pennysylvania:Technomic
LaurieJ.Mullins,ManagementandOrganisationalBehaviour(Essex:Pear
HildePenneman,“AutonomyinEducation:ReviewoftheCountryReport
s”,eds.
WalterBerka,JanDeGroofdanLildePenneman(Cambridge:Kluwer
LawInternational, 2000)
WahyuCaturAdinugroho,I.N.N.Suryadiputra,Bambang Hero
JohnR.Schermerhorn,Jr.,ExploringManagement(NewJersey:JohnWile
y &Sons,Inc., 2010)
MochSolekhan,PenyelenggaraanPemerintahanDesa,
(Malang:SetaraPress, 2012)
237
GaryYukl,LeadershipInOrganization,
(NewJersey:PearsonEducation,Inc., 2010)
R.S.NaagarazandanA.A.Arivalagar,TotalQualityManagement(NewDel
2004)
WarrenBennis,JamesO’Toole,danDanielGoleman,Transparansi:Bagai
2009)
(OECD), Transparency,(http;//stats,oecd,org/glossary/detail,asp?
http;//psyche.csse.monash.edu.au/symposia/metzinger/Livet.pdf,
2006
238
TeachMeFinance.com-ExplainTransparancy
(http://www.teachmefinance.com/Financial_Terms/transparency.
html, 2008)
ThomasS.BatemanandScottA.Snell,Management:Leading&Collaborati
JeniferM.GeorgeandGarethR.Jones,OrganizationalBehavior(NewJerse
y: Pearson Education,Inc,2002)
satisfaction”,
239
InternasionalJournalofQuality&ReliabilytyManagement,Vol.25No.
9,2008
MohammadTalha,“TotalQuality
Number 1, 2004
SudarwanDanim,VisiBaruManajemenSekolah,dariUnitBirokrasikeLem
press
(Bandung:PT.RemajaRosdakarya, 2006)
BerbasisSekolahUnit2
(https://media.neliti.com/media/publications/65418-ID-
pendekatan-manajemen-mutu-terpadu-
Pelajar
Jakarta:Grasindo.
CitapustakaMedia.
Refika Aditama.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
241
Samani, Muchlas., Hariyanto. 2012. Konsep dan Model Pendidikan
Alfabeta
242
Asia : HDI - Human Development Index by country - 2016, tersedia di
en.actualitix.com/country/asie/east-asia-human-development-
index.php
Media Group.
http://humancapitaljournal.com/tingkatkan-kompetensi-sdm-
dalam-menghadapi-mea-2015/
Aksara.
Pembelajaran: http://journal.um.ac.id/index.php/pendidikan-dan-
pembelajaran/article/view/7749/3568
243
244