1.1Keselamatan Proses
1.1.1Definisi Industri-Industri Proses
1
’Keselamatan Proses’ pada judul di atas berarti ’keselamatan dalam industri proses’. Tidak ada
kesepakatan bersama untuk mengartikan industri proses. Dengan demikian berdasarkan definisi
resminya dapat dimungkinkan untuk memasukkan industri besi dan baja dan industri peleburan bijih
logam non-besi dalam definisi ini. Sekalipun demikian, industri-industri ini tidak pernah dianggap
sebagai industri proses oleh mereka yang mengoperasikannya.
Untuk tujuan penulisan buku ini selanjutnya, industri-industri proses diartikan sebagai berikut:
Industri-Industri proses – adalah industri-industri yang dibahas dalam buku Shreve’s Chemical
Process industries[1] atau Kirk Othmer Encyclopedia of Chemical Technology[2]
Industri-industri proses dengan demikian meliputi industri manufaktur atau industri pengolah bahan-
bahan kimia organik dan anorganik, industri perminyakan dan gas bumi, industri farmasi, industri
sabun, industri minyak dan lemak, industri karet, kertas dan plastic, industri serat sintetis, gas industri
dan industri pemurnian air dan industri pengolahan limbah.
Karena industri-industri kimia adalah sub-bagian dari industri-industri proses, maka industri-industri
kimia termasuk dalam definisi ini.
1
Dasar - dasar Keselamatan Proses
tidak diinginkan. Dengan kata lain, ini terutama mengenai permasalahan pencegahan kebocoran atau
pengurangan konsekuensi.
Persoalan khusus dalam laboratorium tidak dibahas, meskipun diakui terdapat tumpang tindih lingkup
studinya. Hal ini terutama benar untuk laboratorium teknik kimia dan pabrik percontohan (pilot plant).
Permasalahan-permasalahan pada laboratorium kimia dibahas dalam Furr[6] dan RSC[7]. Sementara
itu, pembahasan tentang laboratorium teknik kimia dan pabrik percontohan diberikan oleh Marshall
dan Townsend[8]. Terdapat dua bahasan yang sangat khusus yang tidak ditinjau: radiasi pengionan dari
pengolahan kembali nuklir dan pelepasan mikroorganisme dari proses biokimia.
Pembatasan berikutnya adalah antara kecelakaan dan wabah. Perbedaan keduanya terutama dipandang
dari lama paparan, yang satu paparannya singkat dan yang lainnya paparannya lama. Kecelakaan hanya
terjadi dalam waktu sepersekian detik, sementara wabah melibatkan jangka waktu yang lama, dalam
hitungan minggu atau tahun. Tujuan dari buku ini adalah untuk membahas kecelakaan – dikenal
sebagai peristiwa akut – dan peristiwa kronis seperti misalnya wabah industri tidak dibahas.(istilah
akut dan kronis didefinisikan dalam Bagian 1.2.2)
Definisi
‘Keselamatan Proses’ untuk kepentingan buku ini didefinisikan sebagai berikut:
Keselamatan proses – cabang dari ilmu keselamatan yang memfokuskan pada pengendalian
kecelakaan yang khusus dan menjadi ciri khas industri proses.
Keselamatan proses dipusatkan pada pencegahan pelepasan akut dari energi atau substansi dalam
jumlah yang membahayakan, dan membatasi besaran dan konsekuensi dari kejadian pelepasan itu.
Kecelakaan-kecelakaan ini dapat menimbulkan cedera tidak hanya kepada para pekerja , tetapi juga
anggota masyarakat atau dapat merusak barang-barang, baik di dalam pabrik atau di luar pabrik,
2
Konsep Dasar
atau menghasilkan kerusakan akut pada lingkungan. Terdapat tumpang tindih pengertian antara
keselamatan proses dan lindungan lingkungan, sebagaimana direfleksikan dalam industri dan dalam
organisasi kemasyarakatan dan profesional melalui kecenderungan untuk menggabungkan kedua hal
ini dalam strukturnya.
Definisi IChemE
Jones9 mendefinisikan bahaya sebagai:
Bahaya – suatu situasi fisik yang memiliki potensi untuk menyebabkan cederanya manusia,
kerusakan properti, kerusakan lingkungan atau gabungan dari hal-hal tersebut.
Meskipun telah disepakati untuk menggunakan, jika memungkinkan, definisi Jones ini, pengertian
’bahaya‘ yang diperikan di atas tidak secara keseluruhan mencukupi untuk maksud buku ini. Pengartian
“sistim bahaya” yang diperikan di bawah ini, ditetapkan sebagai perluasan dari definisi IChemE untuk
’bahaya’ dan tidak ditujukan untuk menentangnya.
Sistim Bahaya# 1– suatu sistim yang, secara umum, memiliki tiga komponen dasar, yakni
sumber# (source) dan satu atau lebih penerima# (receptors), serta satu atau lebih jalur transmisi#
(transmission path). Sumber memiliki potensi menyebabkan cedera atau kerusakan pada properti
atau lingkungan. Penerima memiliki potensi terkena cedera atau kerusakan jika potensi melukai/
merusak pada sumber terealisasi. Jalur transmisi# adalah media yang olehnya, atau melaluinya,
bahaya dihantarkan dari sumber menuju penerima dan secara serempak dilemahkan# (attenuated).
Beberapa sistim bahaya juga melibatkan penghalang# (barrier) yang dipasang untuk melemahkan
cedera atau kerusakan.
Sistim bahaya diilustrasikan secara skematis dalam Gambar 1.1. Bab 2, 3, dan 4 dalam buku ini secara
berurutan menjelaskan sumber bahaya, jalur transmisi dan penerima, dan strategi untuk mengendalikan
bahaya-bahaya didiskusikan dalam Bab 6.
Realisasi
Jones [9] tidak menjabarkan realisasi. Dalam buku ini realisasi didefinisikan sebagai:
* Dalam buku ini, perlu untuk ‘memberkati’ beberapa istilah yang digunakan dalam percakapan umum dengan makna khusus. Hal ini dibedakan dengan tanda pangkat #
1
3
Dasar - dasar Keselamatan Proses
Realisasi# - suatu kejadian atau rangkaian kejadian di mana suatu potensi bahaya menjadi
kenyataan. Realisasi dibahas dalam Bab 2 secara terperinci.
Steno (shorthand)
Ketika istilah ‘bahaya’ digunakan, yang dimaksud adalah sistim bahaya seperti didefinisikan di atas.
Demikian juga penggunaan istilah ’sumber’ dan ’penerima’ akan mengacu ke elemen dalam sistim
bahaya seperti didefinisikan di atas.
TP3 R4
R2
R3
TP2
(terlemahkan)
TP1
S1
S – Sumber (source)
R1 R – Penerima (receptor)
TP – jalur transmisi (transmission path)
Bahaya pasif
Hukum-hukum berbeda
Meskipun potensi dari sumber dapat dinyatakan dalam dimensi fisik seperti panjang, massa, dan
waktu dan komposisi kimia, cedera yang ditimbulkan oleh penerima yang hidup juga dipengaruhi oleh
hukum-hukum biologi dan ilmu kedokteran.
4
Konsep Dasar
Subyek buku ini terbatas pada sumber bahaya akut. Sumber-sumber ini memiliki realisasi dengan
durasi beragam dari tingkat sepersekian detik untuk kasus ledakan, hingga berjam-jam untuk kasus
kebakaran dan emisi zat beracun.
Realisasi dari bahaya-bahaya akut diasumsikan terjadi secara acak dan ( kecuali dalam ukuran statistik)
interval yang tidak terduga. Kejadiannya diatur oleh hukum kesempatan: dengan demikian mereka
dapat disebut sebagai ’kecelakaan’.
Bahaya Aktif# dapat dicirikan realisasinya melalui emisi material atau energi. Beberapa bahaya aktif
memiliki rentang kerusakan hingga puluhan kilometer. Rentang kerusakan ini sangat tergantung
tingkat keparahan pada saat realisasi.
Sebagaimana dinyatakan di atas, aturan yang berbeda diterapkan untuk kedua penerima ini. Sementara
kerusakan pada penerima yang berupa benda mati dapat digambarkan pada dasarnya pada berbagai
laju, dihitung secara fisika dan kimia, cedera pada makhluk hidup, juga membutuhkan aplikasi hukum-
hukum biologi.
5
Dasar - dasar Keselamatan Proses
Pelemahan#
Kerusakan yang dapat terjadi pada penerima akibat realisasi suatu sumber mungkin saja telah
mengalami pelemahan (Latin: membuat lemah) dalam bentuk jarak dan/atau penghalang. Efek ini
didiskusikan dalam Bab 3.
Meskipun dua hal diatas yang berkontradiksi tidak dibahas di sini, keduanya menunjukkan fakta dari
sifat bahaya:
• Penggolongan bahaya meliputi dua hal yakni: besaran (magnitude) dan kemungkinan
(likelihood) kejadian, dan
• Pengalaman menunjukkan realisasi kejadian kecelakaan yang kecil lebih sering terjadi
dibandingkan dengan kecelakaan yang lebih besar.
Karakterisasi ini menimbulkan masalah filosofis menyangkut pembandingan antara satu bahaya
dengan lainnya, atau untuk mengevaluasi keefektifan kebijakan yang diterapkan untuk memajukan
keselamatan. Hal ini akan di bahas lebih lanjut dalam bab berikutnya.
Hal sama berlaku juga untuk bahaya industri proses. Pada umumnya besaran dari realisasi ini berada
pada suatu spektrum, tetapi bahaya, yang menyatakan potensi, harus diukur sebagai akibat terburuk.
Harus dipahami bahwa kematian seringkali tidak terjadi, dan akibat kecelakaan kadang dinyatakan
dalam kerugian finansial.
Sebagaimana selanjutnya akan dibahas, penilaian besaran bahaya melibatkan proses perhitungan
yang kompleks, dimulai dengan jumlah energi dan atau kandungan material berbahaya, juga
memperhitungkan semua keadaan yang menjadi syarat suatu bahaya terealisasi.
6
Konsep Dasar
Dalam percakapan umum, tidak menjadi masalah apakah makna bahaya atau risiko saling bisa
menggantikan, akan tetapi dalam sudut pandang analisis keilmuan sangat penting untuk memerikan
suatu batas yang jelas antara kedua istilah tersebut.
Definisi Risiko
Definisi risiko yang diperikan oleh Jones9 adalah sebagai berikut:
Risiko – adalah kemungkinan dari suatu kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dalam rentang
waktu yang khusus atau dalam keadaan yang tertentu. Bisa dinyatakan sebagai frekuensi (jumlah
kejadian dalam unit waktu tertentu) atau suatu probabilitas ( kemungkinan terjadinya kejadian),
tergantung pada situasinya.
Dalam konsep sistim bahaya jelas bahwa risiko realisasi suatu bahaya yang teridentifikasi adalah lebih
besar dari nol.
Definisi Frekuensi
‘Frekuensi’ memiliki banyak arti. Untuk tujuan buku ini, didefinisikan sebagai berikut:
Frekuensi – suatu angka kejadian dalam satuan waktu. Karenanya memiliki dimensi T-1 .
Definisi Probabilitas
Hal yang membingungkan dapat terjadi dikarenakan terdapat banyak makna pilihan pada frekuensi
dalam teori probabilitas. Di sini orang mendapati ekspresi seperti ’frekuensi di mana lemparan dua
dadu menghasilkan dua angka enam’. Ekspresi frekuensi ini tidak berkaitan dengan ukuran waktu yang
sebenarnya yang diukur oleh jam dan sama benarnya jika dadu dilempar pada interval seperseribu detik
atau pada interval seribu tahun. Referensi di sini sebenarnya rasio jumlah kejadian. Menurut Jones9,
probabilitas di jabarkan sebagai berikut:
Probabilitas – angka dalam skala nol sampai satu yang menunjukkan kemungkinan suatu
kejadian akan berlangsung.
Dengan demikian probabilitas adalah angka tak berdimensi antara nol (kejadian yang tidak mungkin
terjadi) dan satu (kejadian yang pasti terjadi). Hanya penjabaran seperti ini yang digunakan untuk
mendefinisikan probabilitas dalam buku ini.
Probabilitas dalam analisis risiko muncul sebagai probabilitas berurut yang berhubungan dengan
pertanyaan seperti kemungkinan suatu emisi gas yang mudah menyala diikuti dengan penyalaan.
Beberapa permasalahan yang tidak dapat dinyatakan secara teoritis sebagai permasalahan seperti
pelemparan dadu, dapat dan dinyatakan berdasarkan catatan historikal atau hasil dari eksperimen.
Probabilitas dapat dimanipulasi sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku. Satu dari hukum yang
terpenting adalah hukum keberurutan (sequential law). Hukum ini menyatakan bahwa dalam urutan
7
Dasar - dasar Keselamatan Proses
kejadian A ÆB ÆC ÆDÆ,….. jika kemungkinan A menjadi B adalah PAB dan kemungkinan B menjadi
C adalah PBC dan kemungkinan C menjadi D adalah PCD , maka kemungkinan A menjadi D adalah
PAB x PBC x PCD.
Selanjutnya jika kejadian A terjadi dalam frekuensi fA, maka frekuensi kejadian D adalah fA x PAB x
PBC x PCD, dengan dimensi T-1.
Dalam penilaian risiko, urutan kejadian ini muncul jika suatu kejadian awal, diukur dalam bentuk
frekuensi, diikuti oleh serial kejadian berikutnya yang dinyatakan dalam kemungkinan (tak berdimensi).
Hasil akhir dalam bentuk frekuensi yang memiliki dimensi.
Kehandalan – kemungkinan suatu benda untuk menjalankan fungsi yang diinginkan di bawah
kondisi tertentu untuk suatu periode waktu tertentu atau untuk suatu kebutuhan tertentu.
Green dan Bourne12, sebagaimana yang dikutip dalam Bagian 1.4, memerikan suatu definisi yang
sama. Untuk konsistensi, definisi-definisi ini direferensikan sebagai ‘kemungkinan’ dan bukan
sebagai ‘probabilitas’
8
Konsep Dasar
Risiko Individual – frekuensi yang dimiliki oleh seorang individu untuk bertahan pada tingkatan
cedera tertentu pada saat realisasi bahaya tertentu terjadi.
Rentang realisasi bahaya yang menghasilkan tingkat kerusakan diperikan di bawah ini.
Sebagai ilustrasi, bayangkan suatu desa dengan penduduk 300 jiwa, berada pada kaki sebuah gunung
yang memiliki kemungkinan longsor. Selama 50 tahun, 10 orang penduduk tewas karena longsoran ini.
Dapat disimpulkan bahwa risiko rata-rata kematian individu pada setiap orang yang selalu berada di
desa tersebut adalah 10/(300 x 50), atau 6.67 x 10-4 per tahun.
Beberapa orang penduduk mungkin terpapar bahaya hanya pada sebagian waktu tertentu karena
ketidakhadirannya di desa tersebut. Fenomena ini dihitung sebagai ‘faktor tinggal ‘ yang menunjukkan
fraksi waktu terhadap waktu keseluruhan bagi individu tertentu atau rata-rata orang yang tinggal di
tempat tersebut. Sehingga, jika si A hadir selama 128 jam per minggu dalam 46 minggu per tahun akan
menghasilkan factor tinggal (128/168)(46/52) = 0.67, menghasilkan risiko individual sebesar 4.5 x 10-4
per tahun.
Dengan data yang relevan, perhitungan yang sama dapat dilakukan untuk risiko cedera. Pada tingkat
tertentu, perhitungan ini mengasumsikan semua lokasi pada desa tersebut terpapar secara seragam,
akan tetapi masih dimungkinkan untuk memilah-milah daerah menjadi beberapa zona yang memiliki
risiko yang sama untuk mendapatkan perhitungan yang lebih akurat.
Namun demikian, industri proses mudah mendapatkan realisasi bahaya yang berujung pada kematian
atau cedera beberapa orang. Statistik di perlukan untuk menunjukkan kemungkinan kejadian pada
beberapa tingkat besaran. Tentang statistik di definisikan oleh Jones9 sebagai berikut:
Risiko Bersama – hubungan antara frekuensi dengan jumlah orang yang cedera akibat realisasi
bahaya pada suatu populasi tertentu.
Risiko bersama ini dapat diperkirakan sebagai penjumlahan masing-masing risiko individu penerima
paparan.
Konsep ini juga dapat digambarkan dalam fiksi tentang desa di gunung sebagaimana di atas. Marshall13
mengeluarkan hipotesis bahwa kematian yang berhubungan dengan ilustrasi di atas terdistribusi pada
lima kejadian berbeda sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Data tersebut dapat dianalisa sebagai risiko bersama sebagaimana terdapat dalam Tabel 1.2.
Data yang terdapat pada kolom pertama dan ketiga dapat disebut sebagai frekuensi terhadap besaran
atau histogram f/N sebagaimana dalam Gambar 1.2.
Jelas bahwa jumlah pasti kematian dalam suatu kejadian tertentu merupakan fungsi kesempatan, dan
bahwa, dalam catatan, sejumlah tertentu kejadian kematian tidak terjadi. Jika kejadian longsoran
menewaskan satu, dua, atau empat orang, bagaimanapun, akan mustahil untuk memperkirakan bahwa
tidak ada kejadian yang menewaskan tiga orang atau bahkan tidak menewaskan seorang pun. Untuk
9
Dasar - dasar Keselamatan Proses
memfasilitasi perkiraan yang lebih realistis dariapada yang mungkin dengan angka pada titik tertentu,
terdapat suatu petunjuk umum untuk menggunakan frekuensi kumulatif, sebagaimana ditunjukkan
pada kolom ke empat dan kelima pada tabel di bawah. Histogram yang menggambarkan hal ini dapat
dilihat pada Gambar 1.3.
N f50 f F F
1 2 0.04 5 0.10
2 2 0.04 3 0.06
3 0 Nil 1 0.02
4 1 0.02 1 0.02
5 0 Nil Nil Nil
0,05
0,04
kematian)
0,03
0,02
0,01
0
0 1 2 3 4 5
N (jumlah kematian)
10
Konsep Dasar
Data di atas biasanya digambarkan dengan diagram f/N (sebagai alternatif, F/c atau ‘diagram frekuensi
- konsekuensi ’), sebagaimana terdapat pada Gambar 1.4. Jika data yang diperoleh meliputi rentang
nilai yang lebar, akan lebih nyaman untuk memplot data pada koordinat logaritmik, dan grafik yang
diplot kemudian dapat diperhalus untuk membentuk kurva. Konsep tersebut dibahas secara mendalam
pada Bab 6.
Spektrum realisasi
Besaran dari suatu realisasi bahaya secara umum terdapat dalam suatu spektrum, dengan realisasi
terkecil terjadi lebih sering dan sebaliknya realisasi yang lebih besar lebih jarang terjadi. Data ini dapat
juga digambarkan dalam bentuk tabel, atau dalam bentuk grafik histogram.
0,10
F (kejadian per tahun dengan
N atau lebih kematian)
0,08
0,06
0,04
0,02
0,00
0 1 2 3 4 5
N (jumlah kematian)
0,10
F (kejadian per tahun dengan
N atau lebih kematian)
0,08
0,06
0,04
0,02
0,00
0 1 2 3 4 5
N (jumlah kematian)
11
Dasar - dasar Keselamatan Proses
Sebagaimana risiko bersama, klasifikasi di atas permasalahan di mana semakin tepat besaran untuk
kasus pelepasan tersebut diketahui, maka semakin rendah risiko yang harus ditanggung. Ketika
rentang realisasi mendekati nol risiko juga berlaku demikian. Demikian juga semakin tepat kerusakan
ditentukan, semakin rendah risiko dari tingkat kerusakan dapat ditahan. Sekali lagi, dilema ini dapat
dihindari dengan menentukan risiko yang berhubungan dengan satu realisasi yang setara atau lebih
besar dari nilai besaran tertentu, sehingga akan menghasilkan suatu diagram F/N atau diagram
kumulatif frekuensi vs perbesaran (berkebalikan dengan f/N).
Contoh
Bayangkan suatu sistim bertekanan. Jumlah kemungkinan kegagalan pada sistim ini tidak terbatas,
bervariasi dari mulai lubang seukuran jarum hinggah terbelah total.
Pengalaman menunjukkan bahwa risiko kegagalan pada lubang seukuran jarum lebih besar daripada
terbelah total. Pada kenyataannya, para perancang akan berhati-hati dalam merancang, dengan
misalnya memilih bahan konstruksi yang sesuai dan mematuhi standar, untuk menghindari kegagalan
katastropik. Dengan mendapatkan data mengenai tahun pengoperasian pada sistim ini dan yang
sejenis, dapat dibuat perincian tabulasi keparahan dalam bentuk biaya pemulihan sebagaimana
diperikan dalam Tabel 1.3
Dari tabel ini dapat digambarkan baik diagram f/N yang menunjukkan frekuensi biaya pemulihan sama
dengan N terhadap N maupun suatu diagram F/N yang menunjukkan frekuensi kumulatif biaya sama
dengan atau melebihi N terhadap N . Kedua jenis diagram ini dapat dilihat pada Gambar 1.5 dan 1.6.
nilai f atau F pada diagram ini mengekspresikan risiko.
Definisi
Jones9 tidak mendefinisikan QRA. Karenanya diasumsikan bahwa ’penilaian risiko’ menyiratkan
kuantifikasi dan didefinisikan sebagai berikut:
Penilaian Risiko – evaluasi terkuantifikasi atas kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan dan
kemungkinan kerusakan atau cedera yang ditimbulkan bersamaan dengan pertimbangan nilai
yang dibuat mengenai signifikansi hasil evaluasi
Hingga saat ini penilaian risiko secara kuantitatif yang lebih terbatas pada risiko dari sumber realisasi
telah didiskusikan.Mengaplikasikan analisis hingga lebih jauh kepada penerima membutuhkan materi-
materi tambahan yang akan didiskusikan dalam bab berikutnya.
Metodologi QRA
QRA melibatkan penggunaan informasi historis secara penuh, yakni data yang diambil dari praktek
operasi dan eksperimen laboratorium. QRA menggabungkan informasi ini dengan pertimbangan
teoritis untuk memerikan suatu pendekatan yang semi-analitis dan semi-sintetis. Hal ini tidak dapat
dihindari karena proses yang terbaru tidak memiliki data pengoperasian praktis.
QRA menggunakan suatu teknik konstruksi logic diagram, fault tree analysis, dan event tree analysis.
Tentang hal-hal tersebut, didefinisikan oleh Jones9 sebagai berikut:
12
Konsep Dasar
Logic Diagram – representasi kombinasi logika atau urutan kejadian yang menuju ke atau berasal
dari kondisi spesifik.
Fault Tree Analysis – metode untuk menjabarkan kombinasi logis dari bermacam sistim yang
mengarah ke hasil atau keadaan tertentu (kejadian puncak)
Event Tree Analysis – metode yang menggambarkan hasil antara dan hasil akhir yang dapat
timbul akibat kejadian awal yang dipilih.
10-100 50 kecil
100-1000 5 sedang
1000-10000 1 serius
100
10
0.1
0.01
10 100 1000 100.000
Sumber informasi
Estimasi risiko membutuhkan data yang lengkap dan banyak, yang sebagian di antaranya tidak dapat
diakses mahasiswa. Data seperti ini yang memiliki nilai komersial yang besar, telah dikumpulkan selama
beberapa dekade, khususnya oleh mereka yang membuat benda seperti misalnya pesawat terbang dan
reaktor nuklir. Data ini disimpan di dalam perpustakaan di bawah judul ’studi kehandalan’.
Data lain bisa juga diperoleh dari pengujian laboratorium atau dari catatan kegagalan pelayanan
(biasanya perusahaan besar melakukannya). Masalah ini dibahas secara rinci pada Bagian 2.2.9.
13
Dasar - dasar Keselamatan Proses
0.1
0.01
10 100 1000 100.000
Kesimpulan
Metodologi yang telah dibahas di atas dipaparkan dalam Bab 6. Perlu ditekankan, bahwasannya QRA
adalah studi yang kompleks yang menuntut kemampuan dan pengetahuan khusus yang tinggi, dan
dengan demikian menjadi bidang kegiatan profesional keselamatan dan bukan manajemen umum,
meski yang disebut terakhir harus mengetahui penggunaan dan keterbatasannya.
14