Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Penyuluhan merupakan proses pendidikan diluar sekolah yang  diselenggarakan secara
sistematis ditujukan pada orang dewasa (masyarakat) agar mau, mampu dan berswadaya
dalam memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat luas.
Dengan kata lain, penyuluhan merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, sikap,
kebiasaan dan keterampilan dengan membantu, mempengaruhi dan memotivasi masyarakat
sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.
Pada hakekatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami
mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, mentaati, dan kemudian menerapkannya
dalam kehidupan yang nyata, adalah suatu proses komunikasi
Berbagai kemajuan yang dicapai diawali dengan riset dan temuan-temuan baru dalam bidang
teknologi (invensi) yang kemudian dikembangkan sedemikan rupa sehingga memberikan
keuntungan bagi penciptanya dan masyarakat penggunanya. 
Fenomena perkembangan bisnis dalam bidang teknologi diawali dari ide-ide kreatif di
beberapa pusat penelitian yang mampu dikembangkan, sehingga memiliki nilai jual di pasar.
Penggagas ide dan pencipta produk dalam bidang teknologi tersebut
Suatu inovasi tidak akan berguna tanpa adanya adopsi. Mardikanto (1993) mendefinisikan
adopsi sebagai proses perubahan perilaku yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap
(afective) maupun keterampilan (pikomotorik) pada diri seseorang setelah menerima pesan
yang disampaikan penyuluh pada sasaranya.
Pada dasarnya, dalam adopsi terdapat proses adopsi yang melalui tahapan sebelum
masyarakat memutuskan menerima atau menolak suatu inovasi. Tahapan dalam proses adopsi
biopestisida dimulai dari tahap pengenalan, di mana seseorang mulai mengetahui tentang
adanya inovasi. Kemudian dilanjutkan dengan tahap persuasi, di mana seseorang membentuk
sikap terhadap inovasi. Selanjutnya tahap keputusan untuk menerima atau menolak inovasi.
Akhirnya, berlanjut pada tahap konfirmasi, di mana seseorang mencari penguat bagi
keputusan inovasi yang telah dibuat untuk terus melanjutkan penerapan inovasi atau pada
akhirnya tidak menerapkan.
2. Manfaat peroses adopsi teknologi inovasi
Manfaat proses adopsi inovasi dalam bidang pertanian ini adalah mengetahui pentingnya
proses adopsi teknologi  dan inovasi dalam bidang pertanian dan juga pengaruh antara faktor-
faktor yang mempengaruhi adopsi dan inovasi dalam bidang-bidang pe rtanian tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.  Pengertian Inovasi
Inovasi adalah sesuatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek baru yang
belum banyak diketahui, diterima dan digunakan/diterapkan, dilaksanakan oleh sebagian
besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong
terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu
terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat
yang bersangkutan (Mardikanto, 1993). Inovasi adalah suatu gagasan, metode, atau objek
yang dapat dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak selalu merupakan hasil dari
penelitian mutakhir. Inovasi sering berkembang dari penelitian dan juga dari petani (Van den
Ban dan H.S. Hawkins, 1999).
Mosher (1978) menyebutkan inovasi adalah cara baru dalam mengerjakan sesuatu.
Sejauh dalam penyuluhan pertanian, inovasi merupakan sesuatu yang dapat mengubah
kebiasaan. Segala sesuatu ide, cara-cara baru, ataupun obyek yang dioperasikan oleh
seseorang sebagai sesuatu yang baru adalah inovasi. Baru di sini tidaklah semata-mata dalam
ukuran waktu sejak ditemukannya atau pertama kali digunakannya inovasi tersebut. Hal yang
penting adalah kebaruan dalam persepsi, atau kebaruan subyektif hal yang dimaksud bagi
seseorang, yang menetukan reaksinya terhadap inovasi tersebut. Dengan kata lain, jika
sesuatu dipandang baru bagi seseorang, maka hal itu merupakan inovasi (Nasution, 2004).
Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Hanafi (1987) mengartikan inovasi sebagai
gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Tidak menjadi soal, sejauh
dihubungkan dengan tingkah laku manusia, apakah ide itu betul-betul baru atau tidak jika
diukur dengan selang waktu sejak dipergunakan atau diketemukannya pertama kali.
Kebaruan inovasi itu diukur secara subyektif, menurut pandangan individu yang
menangkapnya. Baru dalam ide yang inovatif tidak berarti harus baru sama sekali.
2. Pengertian Adopsi
Rogers (1983) menyatakan adopsi adalah proses mental, dalam mengambil keputusan untuk
menerima atau menolak ide baru dan menegaskan lebih lanjut tentang penerimaan dan
penolakan ide baru tersebut. Adopsi juga dapat didefenisikan sebagai proses mental
seseorang dari mendengar, mengetahui inovasi sampai akhirnya mengadopsi. Adopsi adalah
suatu proses dimulai dan keluarnya ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak kedua,
sampai ide tersebut diterima oleh masyarakat sebagai pihak kedua.
Adopsi dalam penyuluhan perikanan pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses
penerimaan inovasi atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan pada diri seseorang setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh pada
petani atau masyarakat sasarannya.
2.3  Proses Adopsi Inovasi
Adopsi adalah keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak
yang paling baik. Keputusan inovasi merupakan proses mental, sejak seseorang mengetahui
adanya inovasi sampai mengambil keputusan untuk menerima atau menolaknya kemudian
mengukuhkannya. Keputusan inovasi merupakan suatu tipe pengambilan keputusan yang
khas (Suprapto dan Fahrianoor, 2004).
Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan
sesuatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan berupa pesan komunikasi (lewat
penyuluhan). Manifestasi dari bentuk adopsi ini dapat dilihat atau diamati berupa tingkah
laku, metoda, maupun peralatan dan teknologi yang dipergunakan dalam kegiatan
komunikasinya.
Dalam model proses adopsi Bahlen ada 5 tahap yang dilalui sebelum seseorang mengadopsi
suatu inovasi yaitu sadar (awreness),  minat (interest),  menilai (evaluation),  mencoba (trial)
dan adopsi ( adoption).
      Tahap Sadar
Sasaran telah mengetahui informasi tetapi informasi tersebut   dirasa kurang. Pada tahap ini
sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. Pada tahap ini
sasaran sudah maklum atau menghayati sesuatu hal yang baru yang aneh tidak biasa
(kebiasaan atau cara yang mereka lakukan kurang baik atau mengandung kekeliruan, cara
baru dapat meningkatkan hasil usaha dan pendapatannya, cara baru dapat mengatasi kesulitan
yang sering dihadapi).  Hal ini diketahuinya karena hasil berkomunikasi dengan penyuluh. 
Tahapan mengetahui adanya inovasi dapat diperoleh seseorang dari mendengar, membaca
atau melihat, tetapi pengertian seseorang tersebut belum mendalam.
      Tahap Minat
Sasaran mencari informasi atau keterangan lebih lanjut mengenaiinformasi tersebut. Pada
tahap ini sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. Pada
tahap ini  sasaran mulai ingin mengetahui lebih banyak perihal yang baru tersebut.  Ia
menginginkan keterangan-keterangan yang lebih terinci lagi.  Sasaran mulai bertanya-tanya.
      Tahap Menilai
Sasaran sudah menilai dengan cara value/bandingkan inovasi terhadap keadaan dirinya pada
saat itu dan dimasa yang akan datang serta menentukan apakah petani sasaran mencoba
inovasi atau tidak. Pada tahap ini sasaran mulai berpikir-pikir dan menilai keterangan-
keterangan perihal yang baru itu.  Juga ia menghubungkan hal baru itu dengan keadaan
sendiri (kesanggupan, resiko, modal, dll.).  Pertimbangan- pertimbangan atau penilaian
terhadap inovasi dapat dilakukan dari tiga segi, yaitu  teknis, ekonomis dan sosiologis.
      Tahap Mencoba
Sasaran sudah mencoba meskipun dalam skala kecil untuk menentukan angka dan kesesuaian
inovasi atau tidak. Pada tahap ini sasaran sudah mulai mencoba-coba dalam luas dan jumlah
yang sedikit saja. Sering juga terjadi bahwa usaha mencoba ini tidak dilakukan sendiri, tetapi
sasaran mengikuti (dalam pikiran dan percakapan-percakapan), sepak terjang tetangga atau
instansi mencoba hal baru itu (dalam pertanaman percobaan atau demosntrasi).
Tahap Adopsi/Menerapkan
Sasaran sudah meyakini kebenaran inovasi dan inovasi tersebut dirasa bermanfaat baginya.
Pada tahap ini petani sasaran menerapkan dalam jumlah/skala yang lebih besar. Pada tahap
ini sasaran sudah yakin akan kebenaran atau keunggulan hal baru itu, maka ia mengetrapkan
anjuran secara luas dan kontinu. Dapat saja sesuatu tahap dilampaui, karena tahap tersebut
dilaluinya secara mental.  Tidak semua orang mempunyai waktu, kesempatan, ketekunan,
kesanggupan dan keuletan yang sama untuk menjalani, kadang-kadang mengulangi proses
adopsi sampai sakhir dan mendapat sukses.
Selain proses adopsi inovasi diatas, menurut Rogers dan Schoemaker (1992menyatakan
bahwa proses adopsi dapat terjadi melalui 4 (empat) tahapan yaitu : tahap mengetahui
(knowledge), persuasif (persuasive), mengambil keputusan (decision) dan konfirmasi
(confirmation) yang selanjutnya diklasifikasikan menjadi empat tahap yaitu :
Tahap mengetahui : petani sasaran sudah mengetahui adanya inovasi dan mengerti
bagaimana inovasi itu berfungsi.
Tahap Persuasi  : petani sasaran sudah membentuk sikap terhadap inovasi yaitu apakah
inovasi tersebut dianggap sesuai ataukah tidak sesuai bagi dirinya.
Tahap Keputusan : petani sasaran sudah terlibat dalam pembuatan keputusan yaitu apakah
menerima atau menolak inovasi.
Tahap Konfirmasi:petani sasaran mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah
dibuatnya. Mungkin pada tahap ini petani sasaran mengubah keputusan untuk menolak
inovasi yang telah di adopsi sebelumnya.
Startegi untuk memeilih inovasi yang tepat guna adalah menggunakan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
Inovasi harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter.
Banyak innovasi yang ditawarkan kepada masyarakat, namun dapat kita lihat bahwa tidak
semua inovasi tersebut menyantuh kedalam masyarakat. Karena inovasi-inovasi tersebut
hanya dibuat atas keinginan-keinginan pihak luar dari masyarakat tersebut, bukan dari
kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian terjadilah ketidak addopsian
innovasi tersebut oleh masyarakat
.Kalau mengharapkan masyarakat akan mengadopsi inovasi tersebut, para warga masyarakat
harus menyakini bahwa hal itu merupakan kebutuhan yang benar-benar diingikan oleh
mereka. Suatu inovasi akan menjadi kebutuhan apabila inovasi tersebut dapat memecahkan
permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga identifikasi dari persoalan tersebut dapat kta
lihat; bahwa sesuatu yang kita anggap masalah, belum tentu menjadi masalah pula bagi orang
lain, kemudian jikapun permasalahan itu benar adanya yang dirasakan oleh masyarakat,
belum tentu penyelesaian yang ditawarkan seseuai dengan kondisi masyarakat penerimanya.
Inovasi harus memeberikan keuntungan bagi adopternya.
Soekartawi (1988) mengatakan bhwa jika benar teknologi baru yang ditawarkan akan
memberikan keuntungan yang relative lebih besar, dari nilai yang dihasilkan oleh teknologi
lama, maka kecepatan adopsi innovasi akan berjalan lebih cepat. Untuk menemukn innovasi
kriteri seperti ini dapat dilakukan dengan cara; bandingkan teknologi interoduksi dengan
teknologi yang sudah ada, kemudian identifikasi teknologi dengan biaya rendah atau
teknologi yang produksinya tinggi.
Inovasi harus memiliki kompatibilitas atau keselarasan.
Beberapa pakar berbeda dalam memaknai kompatibilitas innovasi (teknologi), dimana:
a)  Bila teknologi merupakan kelanjutan dari teknologi lama yang telah dilaksanakan, maka
kecepatan proses adopsi innovasi akan berjlan lebih cepat.
b)  Teknologi harus sesuai dengan penggunaannya. 
c)  Kompatibilitas disini dimaksud mempunyai keterkaitan dengan sosilal budya,
kepercayaan dan gagasan yang dikenalkan sebelumnya dan keperluan yang dirasakan oleh
adopter.
d)  Inovasi harus mendayagunakan sumber daya yang sudah ada.
Maksudnya disini adalah ketika adopter menggunakan inovasi tersebut, maka sumberdaya
yang ada disekitar mereka mendukung penggunaan inovasi tersebut.
Inovasi tersebut terjangkau oleh financial, sederhana, tidak rumit dan mudah diperagakan.
Jadi, semakin mudah teknologi tersebut di praktekkan, maka semakin cepat pula proses
adopsi inovasi yang dilakukan.
Inovasi harus mudah untuk diamati. Jika inovasi tersebut mudah diamati maka banayak
adopter yang mampu menggunakannya dengan meniru tata pelaksanaannya tanpa bertanya
kepada para ahlinya. Dengan demikian akan terjadi proses difusi, sehingga jumlah adopter
akan meningkat.
 Faktor – Faktor yang meperngaruhi aecepatan adopsi diantaranya:
Sifat-sifat atau karakteristik inovasi.
Sifat-sifat atau karakteristik calon pengguna.
Pengambilan keputusan adopsi.
Saluran atau media yang digunakan.
Kualifikasi penyuluh.
Tipe-tipe keputusan adopsi inovasi, yaitu:
Keputusan otoritas ( Authority Decision) Keputusan ini dibuat oleh atasan atau suatu
lembaga, pemerintah, pabrik, sekolah dan sebagainya
Keputusan Individu ( Individual Decision) Keputusan ini dilaksanakan oleh individu/
seseorang terlepas dari keputusan-keputusan yang dibuat oleh masyarakat (collective) dalam
sistem sosial
Keputusan bersama (Collective Decision) Keputusan ini disepakati dan dilaksanakan secara
bersama atau melalui consensus masyarakat dalam sistem sosial
Kenyataan bahwa sikap sasaran terhadap suatu inovasi teknologi dipengaruhi oleh faktor
internal individu (karakteristik kepribadian individu) dan faktor internal (faktor-faktor di luar
diri individu). Akan tetapi yang lebih dominan mempengaruhi sikap dan keputusan sasaran
terhadap suatu inovasi adalah faktor-faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal meliputi norma-
norma, kebiasaan, komunikasi sosial, interaksi sosial, dan belajar sosial individu petani dalam
sistem sosial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor intemal (karakteristik individu, motivasi,
keterlibatan dalam organisasi, komunikasi impersonal, terpaan media massa, tingkat
kosmopolitan), faktor ekstemal (kebijakan pemerintah, sistem sosial dan norma-norma
sosial), dan persepsi nelayan terhadap sifat-sifat inovasi (keuntungan relatif, kompatibilitas,
kompleksitas triabilitas, dan observabilitas) berpengaruh positif terhadap adopsi inovasi
usaha pertanian.

Anda mungkin juga menyukai