Anda di halaman 1dari 72

BAB I

PENDAHULUAN

Istilah filsafat moral seperti etika,moral , moralitas,amoral,immoral dan etiket sangat akrab dalam
keseharian kehidupan manusia pada akhir akhir ini. Istilah ini tidak hanya dipakai oleh para
cendikiawan dan mahasiswa dalam konteks ilmiah seperti diruang kuliah atau di tempat seminar
melainkan juga diluar konteks ilmiah seperti obrolan remeh ditempat kerja,pasar atau dipinggir
jalan kapan dan dimanapun manusia sebagai mahluk etis tersebut berada. Dalam konteks seperti ini
istilah etika sering dipertukarkan dengan moral dan moralitas.Apa yang sesungguhnya wilayah
moral atau moralitas justru terucap sebagai etika atau sebaliknya. Kecenderungan salah dalam
menerapkan istilah istilah tersebut juga terjadi dengan istilah amoral dan immoral serta tidak etis
dengan tidak sopan.Sehubungan dengan hal tersebut perlu pembahasan masalah pengertian dan
ruang lingkup tentang etika,moral dan moralitas.

I.1 ETIKA ,MORAL DAN MORALITAS

Sebelum membahas masalah etika khususnya etika bisnis perlu dibahas tentang hubungan
etika,moral dan moralitas.

Menurut kamus istilah etika memiliki beragam makna yang berbeda ,pertama adalah “ Prinsip
tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok “misalnya ,perilaku yang mengacu pada aturan
aturan dalam lingkup dimana orang menjalani kehidupan pribadinya dinamakan etika personal
sedangkan untuk pihak atau orang yang menjalankan profesi tertentu dinamakan etika profesi
seperti etika Kedokteran,Akutansi dll.Makna yang kedua adalah “Kajian Moralitas “ .Para ahli etika
menggunakan istilah etika untuk acuan terutama dalam pengkajian moralitas.

1.1 MORAL dan MORALITAS


 PENGERTIAN MORAL DAN MORALITAS

Banyak istilah dan arti moral yang dikemukakan oleh para ahli namun pada prinsipnya
moral dapat diartikan sebagai suatu norma dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat
karena terbukti benar dan baik.Norma dan nilai ini dipertahankan dikembangkan dan

1
diwariskan secara turun temurun baik secara tertulis maupun lisan .Misalnya perbuatan
jujur,adil dan bertanggung jawab .Sedangkan moralitas merupakan pedoman atau standar
yang dimiliki atau digunakan oleh masyarakat baik individu maupun kelompok mengenai
apakah suatu perilaku benar atau salah ,baik atau jahat dengan perkataan lain moralitas
merupakan standard moral.

Dari manakah pedoman atau standar moral tersebut berasal?Standar moral pertamakali
terserap ketika masih kanak kanak dari keluarga,teman dan pengaruh aktivitas
kemasyarakatan seperti tempat kegiatan keagamaan,sekolah ,media masa,musik dan
perkumpulan perkumpulan lainnya.Setelah beranjak dewasa pengalaman ,pembelajaran,
dan perkembangan intelektual akan mengarahkannya untuk meninjau ulang standar
tersebut. Sebagian dibuang dan mengadopsi yang baru untuk menggantikannya.Melalui
proses pendewasaan ini diharapkan orang akan mengembangkan standar moral yang secara
intelektual memadai dan sesuai untuk menghadapi dilemma moral kehidupan orang
dewasa.

Standar moral tidak dapat dibandingkan dengan standar standar yang lain seperti standar
bahasa untuk menilai apakah suatu ungkapan benar atau salah menurut tata bahasa ,
standar hukum untuk menilai apakah suatu perbuatan benar atau salah secara hukum ,
standar ekonomi apakah suatu kebijakan telah memenuhi prinsip prinsip ekonomi dll.

Bagaimana membedakan antara standard moral dan yang bukan standar moral ? Para ahli
etika mengajukan lima ciri standar moral:

1. Standar moral yang berkaitan dengan persoalan atau perilaku yang dianggap akan
merugikan (perbuatan buruk ) atau akan menguntungkan (perbuatan baik ) pihak
pihak tertentu.Contoh standar moral melawan
pencurian,penipuaan,pemerkosaan,bantuan terhadap bencana ,fakir miskin dll.
2. Standar moral yang ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoriter
tertentu.Standar hukum dan legal dibuat oleh otoritas pembuat undang undang
atau keputusan pemilih sedangkan standar moral tidak dibuat oleh penguasa dan
validitasnya tidak terletak pada prosedur pengambilan suara melainkan pada
kecukupan nalar yang digunakan untuk mendukung dan membenarkannya .Jadi ,
sejauh nalarnya mencukupi maka standarnya sah.

2
3. Standarmoral yang berkaitan dengan pengutamaan melakukan kewajiban moral
jika suatu perbuatan bertentangan dengan nilai non moral maupun kepentingan diri
sendiri (memilih kepentingan moral dari kepentingan diri ). Misalnya seorang
tehnisi disuatu perusahaan yang mempunyai gaji yang tinggi(non moral ) tetapi
dalam melakukan pekerjaannya perusahaan menghendaki dia melakukan suatu
pekerjaan dimana hasil pekerjaannya dapat mencelakakan konsumen ( immoral
).Dalam hal ini si pekerja harus mengutamakan keselamatan konsumen (kewajiban
moral ) walaupun konsekwensinya dia dipecat dari jabatannya.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak yaitu tidak
membedakan kepentingan satu pihak dengan pihak yang lain jika mereka
mempunyai hak yang sama.Misalnya dalam menetapkan gaji si A mempunyai
kewajiban yang sama dengan si B tetapi si A diberi gaji yang lebih besar dari B
karena A mempunyai hubungan khusus dengan pimpinan perusahaan.
5. Standard moral yang diasosiasikan dengan emosi dan kosa kata tertentu.Misalnya
seseorang melakukan perbuatan yang tidak bermoral ( berbohong,mencuri, dll )
kemudian dia merasa menyesal dan malu atas perlakuan buruk tersebut.

 PERKEMBANGAN MORAL dan PENALARAN MORAL

Standard moral terbentuk dan dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan dimana sipelaku
moral berada dan berinteraksi .Dengan demikian perkembangan moral sejalan dengan
perkembangan kehidupan manusia .Kohiberg membagi tiga level tahap perkembangan
moral dimana setiap level terdiri dari dua tahap sebagai berikut

LEVEL SATU : TAHAP PRAKONVENSIONAL( MASA KANAK KANAK )

Pada dua tahap pertama,seorang anak dapat merespons peraturan dan ekspektasi
social,menerapkan label baik buruk,benar atau salah . Aturan ini,bagaimanapun dilihat
sebagai sesuatu yang diharuskan secara eksternal pada dirinya.Benar atau salah
diinterpretasikan sebagai konsekwensi tindakan baik yang menyenangkan maupun yang
menyakitkan atau karena pengaruh kekuatan fisik dari yang membuat aturan.Sebagai
contoh jika seorang anak usia lima tahun ditanya apakah mencuri itu salah maka dia akan
menjawab benar,ketika ditanyakan lebih lanjut kenapa perbuatan tersebut salah maka akan

3
muncul jawaban antara lain “ ibu akan menghukum saya apabila saya kedapatan mencuri
“.Anak ini hanya dapat melihat sesuatu dari sudut pandangannya sendiri ,karena belum
mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi dengan orang lain pada cakupan yang
lebih luas,maka motivasi utamanya berpusat pada dirinya.

TAHAP SATU : ORIENTASI HUKUMAN DAN KETAATAN.

Pada tahap ini ,konsekuensi fisik sebuah tindakan sepenuhnya ditentukan oleh
kebaikan atau keburukan tindakan tersebut .Alasan anak untuk melakukan hal yang
baik hanya untuk menghindari hukuman atau menghormatikekuatan orientasi fisik
yang lebih besar. Ada sedikit kesadaran bahwa orang lain menginginkan hal yang
sama dengan dirinya.

TAHAP KEDUA : ORIENTASI INSTRUMEN DAN RELATIVITAS

Pada tahap ini ,tindakan yang benar adalah yang dapat berfungsi sebagai instrument
untuk memuaskan kebutuhan anak itu sendiri atau kebutuhan mereka yang
diperdulikan anak itu. Anak sekarang sadar bahwa orang lain mempunyai kebutuhan
dan keinginan yang sama dengan dirinya dan mulai menghormati mereka agar mereka
melakukan apa yang dia inginkan.

LEVEL DUA : TAHAP KONVENSIONAL ( REMAJA )

Mempertahankan ekspektasi keluarganya sendiri,kelompok sebaya dan negaranya sekarang


dilihat sebagai sesuatu yang bernilai,tampa memedulikan akibatnya. Orang pada level
perkembangan ini tidak hanya berdamai dengan harapan ,tetapi juga menunjukan loyalitas
terhadap kelompok beserta norma yang berlaku dikelompok tersebut .Jika seorang
menanyai seorang remajapada level ini tentang mengapa sesuatu salahatau
benar,kemungkinan salah satu jawabannya akan menggunakan ungkapan “apa yang teman
teman saya pikirkan “ atau “apa yang keluarga saya pikirkan tentang saya “ ,”apa yang kita
yakini sebagai warga Negara “ atau “ apa yang dikatakan hukum kita” .Remaja pada tahap
ini dapat melihat situasi dari sudut pandang orang lain ,tetapi perspektif yang
diambilmerupakan pandangan umum orang orang yang termasuk kedalam kelompok social
si remaja,seperti keluarga,teman sebaya,organisasi,negara dan kelas social .Disini dia
mengasumsikan setiap orang sam dengan mereka,orang dimotivasi untuk menyesuaikan

4
dengan norma kelompok dan mengesampingkan kebutuhan individual demi kepentingan
suatu kelompok.

TAHAP PERTAMA : ORIENTASI KESESUAIAN INTERPERSONAL.

Perilaku yang paling baik pada tahap konvensional awal ini untuk memenuhi
ekspektasi mereka darimana dia merasakan adanya loyalitas,afeksi,dan kepercayaan
seperti keluarga dan teman . Tindakan yang benar merupakan konormitas terhadap
apa yang secara umum diharapkan dari perannya sebagai anak ,saudara,teman baik
dan sebagainya. Melakukan apa yang baik dimotivasi oleh kebutuhan untuk dilihat
sebagaipelaku yang baik dalam pandangannya sendiri dan orang lain .

TAHAP KEDUA : ORIENTASI HUKUM DAN KETERATURAN

Benar dan salah pada tahap konvensional yang lebih dewasa ditentukan oleh loyalitas
terhadap Negara atau masyarakat sekitarnya yang lebih besar . Hukum dipatuhi
kecuali tidak sesuai dengan kewajiban sosial lain yang sudah jelas. Seseorang
sekarang dapat melihat orang lain sebagai bagian dari system sosial yang lebih besar
yang mendifinisikan peran dan kewajiban individual dan dia dapat memisahkan
norma norma yang berasal dari system ini,relasi interpersonal dan motf motif pribadi .

LEVEL TIGA : TAHAP POSTKONVENSIONAL,OTONOM,ATAU BERPRINSIP (DEWASA )

Pada tahap ini sesorang tidak lagi secara sederhana menerima nilai dan norma
kelompoknya.Dia berusaha melihat situasi dari sudut pandang yang secara adil
mempertimbangkan kepentingan setiap orang.Dia mempertanyakan hokum dan nilai yang
diadopsi oleh masyrakat dan mendifinisikan kembali dalam pengertian prinsip moral yang
dipilih sendiri dan dapat dijustifikasi secara rasional. Jika orang dewasa pada tahap ini
ditanya mengapa mengapa sesuatu salah maka dia akan merespon dalam pengertian apa
yang telah diputuskan melalui proses yang “adil bagi setiap orang “ .Hukum dan nilai yang
pantas sesuai dengan prinsip prinsip untuk memotivasi orang menjalankannya secara
rasional .

5
TAHAP PERTAMA : ORIENTASI KONTRAK SOSIAL.

Pada tahap postkonvensional ini,seseorang menjadi sadar bahwa mempunyai beragam


pandangan dan pendapat personal yang bertentangan dan menekankan cara yang adil
untuk mencapai konsensus dengan kesepahaman,kontrak dan proses yang matang. Dia
percaya bahwa nilai dan norma besifat relative dan terlepas dari konsensus demokratis
,semua hendaknya diberi toleransi.

TAHAP KEDUA : ORIENTASI PRINSIP ETIS UNVERSAL

Pada tahap terakhir ini tindakan yang benar didifinisikan dalam pengertian prinsip
moral yang dipilih karena komprehensivitas,universalitas,dan konsistensinya.Prinsip ini
merupakan prinsip umum yang abstrak terkait dengan keadilan ,kesejahteraan
masyarakat,kesetaraan hak asasi manusia,rasa hormat terhadap martabat manusia
individual,dan ide bahwa manusia bernilai pada dirinya dan harus diperlakukan
demikian.Alasan seseorang untuk melakukan apa yang benar berdasarkan pada
komitmen terhadap prinsip prinsip moral tersebut dan dia melihatnya sebagai kriteria
untuk mengevaluasi semua aturandan tatanan moral yang lain .Teori Kohiberg
membantu untuk memahami bagaimana kapasitas moral berkembang dan
memperlihatkan bagaimana seseorang menjadi lebih berpengalaman dan kritis dalam
menggunakan dan memahamistandar moral yang dimiliki. Riset dari beberapa individu
dan lembaga menunjukan meskipun orang tumbuh dalam level dan tahapan dengan
urutan yang sama tidak setiap orang mengalami perkembangan . Kohiberg menemukan
bahwa banyak orang berhenti pada tahap awal (level satu )sepanjang hidup mereka .

PENALARAN MORAL

Penalaran moral mengacu pada proses penalaran dimana perilaku ,institusi, atau kebijakan
dinilai sesui atau melanggar standar moral.Penalaran moral selalu melibatkan dua
komponen mendasar yaitu : 1. Pemahaman tentang yang dituntut,dilarang,,dinilai atau
disalahkan berdasarkan standar moral yang masuk akal dan 2.Bukti dan informasi yang
menunjukan bahwa perilaku orang,institusi atau kebijakan tertentu mempunyai ciri ciri

6
standar moral yang menuntut ,melarang,menilai, atau menyalahkan. Berikut contoh
penalaran moral yang mengklaim bahwa institusi sosial Amerika tidak adil .

“ Orang non kulit putih hidup di Amerika ,berjuang bagi masyarakat Amerika dalam
jumlah yang tidak terhingga,dan menyumbangkan tenaga kerja yang murah kepada
masyarakat ,dengan demikian memungkinkan orang hidup secara baik.Namun orang
kulit putih tidak merasakan keuntungan,dikalangan masayrakat Amerika ternyata 41 %
orang Negro hidup dibawah garis kemiskinan,sedangkan masyarakat kulit putih hanya
12 %. Kematian bayi kulit hitam tiga kali lebih tinggi dari angka kematian bayi kulit
putih. Sementara itu,negro menyumbangkan 11 % tenaga kerja,tetapi mereka hanya
mendapatkan 6 % pekerjaan tehnis dan professional, 3% pekerjaan manajerial dan 6 %
ahli dalam perdagangan. Diskriminasi yang mencegah orang keluar dari masyarakat
yang mereka beri sumbangan adalah tidak adil “ ( M.G.Velasquez edisi 5 )

Penalaran moral pada kasus tersebut menggunakan standar moral bahwa


diskriminasi merupakan suatu perbuatan yang tidak adil.Penilain moral yang
menyatakan masyarakat Amerika tidak adil ,didasarkan pada rangkain penalaran yang
mengacu pada bukti bahwa masyrakat Amerika menunjukan ciri ciri yang dipersalahkan
oleh standard moral.Penalaran moral,terkadang diarahkan kepada jenis penilaian yang
berkaitan namun berbeda dalam hal seperti ini bagaimana menentukan jika terjadi
kesalahan apakah seseorang bertanggung jawab atau dapat dipersalahkan karena
melakukan kesalahan dan merugikan orang lainPenilaian tentang tanggung jawab
moral seseorang atau kerugian yang ditimbulkannya merupakan penilain tentang
sejauhmana seseorang pantas disalahkan , dihukum atau harus membayar ganti rugi
kepada pihak yang dirugikan . Misalnya :Jika seorang majikan dengan sengaja
merugikan kesehatan karyawannya untuk kepentingan perusahaan (menghemat biaya )
kita akan menilai majikan tersebut bertanggung jawab secara moral terhadap mereka
yang dirugikan oleh sebab itu pantas mendapat hukuman dan memberikan kompensasi
kepada korban.

7
TANGGUNG JAWAB MORAL

Suatu perilaku individu,institusi,kebijakan tidak selalu bertanggung jawab secara moral


terhadap tindakan yang salah atau merugikan pihak tertentu. Kapankah secara moral
suatu tindakan menuntut tanggung jawab atau tidak ?

Seseorang atau kelompok secara moral bertanggung jawab atas tindakannya dan
efek merugikan yang telah diketahui dimana tindakan tersebut dilakukan dengan
sengaja dan secara bebas atau yang gagal dilakukan atau dicegah dan secara moral
keliru karena orang tersebut dengan sengaja atau secara bebas gagal melaksanakan
atau mencegahnyapadahal sebetulnya dia mampu untuk bertindak.Ketidak tahuan dan
ketidak mampuan dapat menghilangkan tanggung jawab moral seseorang.

I.2 ETIKA

 PENGERTIAN ETIKA
Menurut kamus salah satu arti etika adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu
atau kelompok “ Sedangkan sebagai ilmu etika merupakan suatu kajian yang mempelajari
bagaimana agar perilaku yang baik meliputi kejujuran,benar,adil dan bertanggung jawab (
moral ) dapat diwujudkan dan menghindari perilaku yang buruk (immoral )dengan
perkataan lain etika merupakan suatu komitmen untuk melakukan apa yang baik dan
menghindari yang tidak baik. Berarti etika sangat berhubungan erat dengan moral.Menurut
M.G Velasquez: “Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral baik perorangan
maupun masyarakat atau kelompok.Selanjutnya dipertanyakan bagaimana standar tersebut
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu ditetukan terlebih dahulu nilai atau gambaran
spesifik mengenai perilaku dan kriteria untuk menilai kualitas perilaku manusia dan nilai ini
diyakini baik serta layak untuk dicapai ,nilai inilah yang disebut dengan Norma. Norma
dapat dibagi atas beberapa kriteria :
1. Norma Sopan santun ( Etiket ) yaitu norma yang mengatur perilaku yang berkaitan
dengan bagaimana caranya melakukan sesuatu dengan menghargai dan
menghormati ,tidak menyinggung perasaan , tidak menyakiti hati orang lain.
2. Norma Hukum yaitu norma yang mengatur berbagai perilaku boleh atau tidak
boleh dilakukan yang disosialisasikan dan disepakati ,dituntut secara tegas untuk

8
diberlakukan oleh masyarakat demi keselamatan,kesejahteraan,baik individu
maupun kelompok(organisasi ) dalam kehidupan bermasyarakat . Norma ini diatur
dan dituangkan secara tertulis ,bagi yang melanggarnya akan diberikan sangsi.
3. Norma Moral yaitu norma yang mengatur mengenai sikap ,pola perilaku manusia
dalam berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya dengan perkataan lain
diartikan sebagai suatu norma yang mengatur bagaimana agar berperilaku baik
(moral )
 TOLAK UKUR KUALITAS ETIS SUATU PERBUATAN
Individu atau kelompok masyarakat yang baik harus mentaati hukum namun sudut pandang
hukum saja tidak cukup untuk mewujudkan suatu perilaku yang baik.Sehubungan dengan
hal tersebut tidak kalah pentingnya adalah perlu adanya sudut pandang masalah etika yang
kadangkala tidak terjangkau oleh norma hukum .Ada tiga tolak ukur untuk memastikan
kualitas etis suatu perbuatan .
1. HATI NURANI suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan sesuai dengan hati
nurani dan buruk jika bertentangan .Dalam bertindak yang bertentangan dengan
hati nurani kita akan menghancurkan integritas pribadi,karena kita menyimpang
dari keyakinan kita yang terdalam . Hati nurani mengikat kita dalam arti,kita harus
melakukan apa yang diperintahkan hati nurani dan tidak boleh mekukan apa yang
berlawanan dengan suara hati nurani.Setiap manusia memiliki hati
nurani,termasuk orang yang tidak beragama. Bagi orang beragama hati nurani
mempunyai arti khusus dimana suara hati nurani merupakan kehendak tuhan
sehingga jika dia mengambil keputusan moral berdasarkan hati nurani berarti dia
telah memenuhi kehendak tuhan dan sebaliknya jika mengabaikan hati nurani dia
melanggar kehendak tuhan .Hati nurani merupakan norma moral yang
penting,tetapi sifatnya subjektif,sehingga tidak terbuka untuk orang
lain.Pertanyaan apakah hati nurani mengizinkan atau tidak,hanya bias dijawab
oleh orang yang bersangkutan.Tidak semua yang dikatakan hati nurani bisa
diandalkan ini sangat tergantung dari bagaimana hati nurani tarsebut dapat
terasah dengan baik untuk didengar dan dipatuhi .Agar norma moral dapat
dipakai berdasarkan hatinurani maka perlu dijaga agar hati nurani sesorang
menjadi tumpul.Karena alasan ini hati nurani sebagai norma moral sulit dipakai
dalam forum umum dan harus dilengkapi dengan norma lain.

9
2. KAEDAH EMAS Cara lebih objektif untuk menilai baik buruk perilaku moral adalah
mengukurnya dengan Kaedah Emas yang berbunyi “ Hendaklah memperlakukan
orang lain sebagaiman anda sendiri ingin diperlakukan “(empaty ) . Perilaku saya
diangggap secara moral baik ,bilasaya memperlakukan orang tertentu
sebagaimana saya ingin diperlakukan . Kaedah Emas dapat dirumuskan secara
positif maupun negatif.Pernyataan diatas diberi perumusan positif ,bila
dirumuskan secara negative maka Kaedah Emas tersebut akan berbunyi “Jangan
melakukan sesuatu terhadap orang lain ,jika anda sendiri tidak ingin diperlakukan
seperti hal yang sama “.
3. PENILAIAN UMUM cara lain yang mungkin paling ampuh untuk menentukan baik
buruknya suatu perilaku adalah menyerahkan pada pandangan masyarakat umum
untuk menilainya.Cara ini disebut juga dengan “Audit Sosial “ Disini perlu
digarisbawah pentingnya kata “umum” karena tidak cukup bila yang menilai
masyrakatnya terbatas sebab dalam manilai mereka mempunyai kepentingan
tertentu ( vested interests ) sehingga mereka cenderung membenarkan perilaku
yang menguntungkan mereka dan menipu diri sendiri tentang kualitas
etisnya.(kasus bank Swiss ).Oleh sebab itu perlu “Audit Sosial “ untuk mencapai
suatu tahap penilain yang objektif . Barangkali tidak semua orang akan
menyetujui pandangan ini terutama yang menganut relativisme moral mereka
berpendapat bahwa dalam masyarakat yang berbeda nilai dan norma moralnya
maka pandangan masyarakatnya terhadap suatu perilaku atau tindakan juga
akan berbeda .Sebagai contoh : dalam dunia bisnis di Jepang nilai yang tertinggi
adalah kesetiaan karyawan pada perusahaan sedangkan di Amerika Serikat nilai
tertinggi adalah kebebasan individual.

 TEORI ETIKA
Prinsip prinsip etika tidak berdiri sendiri tetapi merupakan suatu kerangka pemikiran
sistimatis yang dinamakan “teori”. Teori etika membantu untuk menilai suatu keputusan
yang etis .Teori etika menyediakan kerangka yang memungkinkan suatu kepastian benar
atau tidak keputusan moral yang diambil.Berdasarkan suatu teori etika ,keputusan moral
yang diambil mempunyai suatu landasan atau acuan yang menjadikan keputusan tersebut
dapat dipertanggung jawabkan dan diterima karena teori etika menyediakan justifikasi

10
untuk keputusan tersebut.Terdapat banyak teori etika yang telah dikembangkan sehingga
terdapat beberapa perbedaan yang menyebabkan justifikasi perbuatan moral yang
dilakukan juga berbeda.Berikut akan dibahas beberapa teori etika yang dewasa ini yang
penting dalam pemikiran moral.
1. UTILITARISME kata ini berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “ bermanfaat”
.Menurut teori inisuatu perbuatan baik jika membawa manfaat ,tapi bukan
manfaat untuk satu atau dua pihak tertentu melainkan untuk masyarakat secara
keseluruhan.Jadi, utilitarisme tidak boleh dimengerti dengan cara egoistis. Kriteria
untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness
of the greatest number “,kebahagian terbesar untuk jumlah orang
terbanyak.Perbuatan yang membuat paling banyak orang merasa senang dan puas
adalah perbuatan yang terbaik.Sebaliknya,jika perbuatan membawa lebih banyak
kerugian dari pada manfaat untuk umum maka perbuatan ini dinilai buruk .Karena
konsekwensi darisuatu perbuatan penting maka utilitarisme kadang kadang
dinamai juga “ Konsekuensialisme “.Salah satu contoh adalah melestarikan
lingkungan hidup yang merupakan tanggung jawab moral kita karena menurut
teori utilitarisme perbuatan ini akan membawa manfaat yang besar bagi seluruh
umat manusia termasuk generasi yang akan datang walaupun ada individu atau
pihak tertentu yang harus dikorbankan.Dengan demikian teutilitarisme sebagai
teori etika dapat disetarakan dengan cost benefit analysis dalam konsep ekonomi.
Keberatan atas teori ini adalah, teori ini tidak berhasil menampung dua konsep etis
yang amat penting yaitu keadilan dan hak.Untuk mengatasi kesulitan tersebut
beberapa utilitaris mengusulkan untuk membedakan dua macam utilitarisme yaitu
1.Utilitarisme perbuatan { act utilitarianism } yang menekankan penilain moral
pada perbuatan yang dilakukan 2. Utilitarisme aturan {rule utilitarianism }
penekanannya bukan pada perbuatan yang dilakukan melainkan atas aturan
aturan moral yang diterima bersama dalam masyarakat sebagai acuan dalam
berperilaku misalnya “janji harus ditepati “sebagai aturan moral harus dianggap
sah karena membawa manfaat paling besar bagi seluruh masyarakat walaupun
ada pihak tertentu yang dikecewakan .
2. DEONTOLOGI istilah ini berasal dari dari Yunani deon yang berarti kewajiban
.Teori ini menekankan yang menjadi dasr baik buruknya perbuatan adalah

11
kewajiban .Konsekuensi dari perbuatan tersebut tidak dapat dijadikan
pertimbangan .Perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya dalam arti karena
tujuan yang baik maka perbuatannya juga dianggap baik.Sebagai contoh ,kita
mencuri atau berdusta dengan tujuannya untuk membantu orang lain ( tujuan baik
perbuatan tidak baik ).
Perbuatan yang baik dari segi hokum belum tentu baik dari segi etika .Teori
utilitarisme dan deontologi bertentangan dimana utilitarisme mementingkan
konsekuensi dari perbuatan sedangkan deontologi tidak memperhatikannya
melainkan menekankan nilai moral pada perbuatan.Sebagai contoh SDSB
(Sumbangan Dermawan Sosial Berbudaya ) sejenis undian berhadiah yang disahkan
oleh pemerintahyang hasilnya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat
banyak teori utilitarisme menganggap perbuatan tersebut etis karena bermanfaat
untuk umum . Berbeda dengan teori deontologi yang menilai perbuatan ini buruk
karena dinilai sama dengan judi .

3. TEORI HAK dalam pemikiran moral teori hak pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk menilai baik buruknya suatu perbutan atau perilaku.Teori hak
merupakan suatu aspek dari teori deontologi karena hak sebagaikonsekwensi dari
kewajiban.Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi mata uang logam yang sama
.Dalam teori etika dulu diberi tekanan pada kewajiban ,tetapi sekarang keadaan
sebaliknya haklah yang lebih banyak ditonjolkan dalam menilai moral suatu
perbuatan.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusiaadalah sama.
Berdasarkan hal tersebut teori hak sangat cocok dengan pemikiran
demokratis.Kaya miskin , rakyat biasa atau pejabat dari segi martabat tidak ada
perbedaan dan akibatnya dia tidak boleh diperlakukan dengan cara yang
berbeda.Teori hak menjadi popular karena dinilai sesuai dengan penghargaan
terhadap individu yang memiliki harkat dan martabat tersendiri.Karena itu
manusia individual siapapun tidak boleh dikorbankan demi tercapainya suatu
tujuan. Karyawan wanita mempunyai hak yang sama dengan karyawan pria pada
kondisi kerja yang sama,karyawan berhakmendapatkan gaji yang adil,konsumen
berhak atas produk yang aman dan sehat sesuai dengan harapannya . Oleh sebab

12
itu saat sekarang semakin banyak topic etika terutam dalam berbisnis didekati dari
segi hak.

4. TEORI KEUTAMAAN adalah teori yang menilai perbuatan baik berdasarkan pada
sikap atau akhlak seseorang. Tidak dipertanyakan apakah suatu perbuatan
tertentu adil,jujur , murah hati dan benar,melainkan apakah seseorang bersikap
adil ,jujur,pekerja keras, murah hati dsb. Keutamaan bisa didifinisikan sebagai
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral. Contoh keutamaan ,bijaksana, keadilan
,kerendahan hati , suka bekerja keras .

Didalam dunia bisnis keutamaan yang harus dimiliki oleh sipembisnis antara lain :
a. Kejujuran adalah keutamaan yang paling penting yang harus dimiliki oleh
seorang pembisnis ,dimana dia tidak akan berbohong atau menipu dalam
bisnis.
b. Keutamaan Fairness yaitu kesediaan untuk memberikan sesuatu yang wajar
kepada semua orang dalam melakukan bisnis seperti bertransaksi (berbisnis
dengan fair }
c. Kepercayaansebagai keutamaan wajib dimiliki oleh setiap orang ,institusi atau
kelompok tertentu sebagai suatu organisasi dalam beraktivitas dan
berinteraksi,kepercayaan selalu bersifat timbal balik.Maksudnya,dalam
berinteraksi kita memberikan kepercayaan kepada pihak lain dan
mengharapkan pihak tersebut juga akan memberikan perilaku yang sama .Ciri
timbal balik ini akan menuntut sikap kritis dalam melakukan interaksi
tersebut Misalnya sipelaku bisnis harus selektif dalam memilih mitra
bisnis,menyeleksi dan memilih karyawan .Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa setiap pihak yang terlibat sama sama mempunyai tujuan dan
kepentingan untuk menuju kesatu titik.
d. Tanggung Jawabsebagai keutamaan moral merupakan sikap terhadap tugas
yang membebani seseorang seperti tugas karyawan,pimpinan .Setiap pelaku
yang dibebani suatu tugas wajib untuk melaksanakan dan menyelesaikan
tugas tersebut.Dalam implikasinya,tanggung jawab tidak pernah memberi

13
ruang untuk sikap sikap malas,acuh tak acuh,dan ragu ragu.Sikap bertanggung
jawab menuntut bahwa sesuatu itu dilakukan dan diselesaikan dengan sebaik
baiknya.Tuntutan seperti ini dengan sendirinya akan memberi ruang untuk
eksisnya suatu pengorbanan karena tugas yang dilakukan itu bisa saja kurang
atau tidak menguntungkan bahkan mungkin mendapat penekanan dan
penolakan dari pihak lain.Dalam bahasa moral,tugas yang dilakukan secara
bertanggung jawab disebut sebagai tugas mulia karena harus dilakukan
dengan sebaik baiknya ,termasuk jika tidak ada yang melihat atau mengawasi
pelaksanaannya.Kesediaan bertanggung jawab seperti inimerupakan
entripoint yang dapat mengantar seseorang kesingasana moralitas sebagai
good risk-taker.Perilaku sesorang seperti ini merupkan sosok yang memiliki
kepribadiaan yang kuat berani secara moral.
e. Keberaniaan Moralselalu identik dengan kemampuan untuk menentukan
penilain sendiri terhadap sutu tindakan atau perlakuan . Sebagai contoh : Pada
tataan bisnis ,keberaniaan moral mewujudkan diri dalam tekad
pebisnis,manajemen dan karyawan atau pekerja lainnya untuk
mempertahankan sikap sikap yang diyakini sebagai hak maupun kewajiban
ketika lingkungan sekitarnya tidak memenerima perilaku atau tindakan
tersebut.Orang orang seperti ini dikatakan memiliki keberaniaan moral
walaupun dicaci maki,diancam bahkan dibunuh sekalipun seperti Marsinah
dalam memperjuangkan hak buruh dan Munir untuk memperjuangkan hak
asasi manusia. Mereka tetap setia terhadap bisikan hati nurani mereka yang
terindikasi dalam selalu siap mengambil risiko apapun,kapan dan
dimanapun.Contoh yang lain keberaniaan moral nampak dengan jelas ketika
seseorang menolak tegas untuk melakukan hal hal yang bertetangan dengan
norma norma moral dan hukum yang ditawarkan kepada mereka meskipun
mereka membutuhkan atau ada kesempatan untuk melakukan hal tersebut
seperti korupsi nepotisme,kolusi ,suap,atau mengambil keuntungan
pribadi.Seseorang yang memiliki keutamaan seperti ini akan selalu membuat
setiap pengalaman hidupnya menarik .
f. Rendah Hati , harus digarisbawahi sebagai sikap moral ,rendah hati tidak ada
sangkut pautnya dengan “rasa sungkan “ kepada atasan ,rekan kerja yang

14
lebih tua dan pihak pihak yang harus dihormati .Sebagai keutamaan
moral,rendah hati hanya berarti bahwa seseorang melihat diri sendiri apa
adanya .Sikap rendah hati merupakan kekuatan batin yang membuat semua
pihak yang terlibat untuk melihat diri apa adanya .Rendah hati membebaskan
seseorang dari kedok kedok atau kepalsuan diri dalam bertidak atau
melakukan sesuatu dalam melindungi kelemahannya.
g. Kepedulian ,secara hakiki keutamaan moral ini memiliki perspektif yang has
yaitu keterarahan dari satu pihak pada pihak lain ( aku dan dia ).Teori ini selalu
mempertanyakan bagimana seseorang memperdulikan kebutuhan riil orang
lain. Intinya adalah keperduliaan yang berpihak .Dengan demikian ,persis
menyentuh soal kehangatan hati yang mendukung orang lain dalam situasi
konkrit.Sebagai contoh dalam dunia bisnis yang selalu menjadi persoalan
adalah : siapa perduli siapa ? “ Jawabannya semua pihak harus perduli
,karyawan memedulikan atasanyang diperlihatkan dengan melaksanakan
semua tugas yang dipercayakan secara bertanggung jawab
.Sebaliknya,manajemen harus memperdulikan karyawannya melalui
pemenuhan hak hak mereka tepat pada waktunya. Dalam keperduliaan
diasumsikan bahwa manusia adalah mahluk sosial.Seseorang yang memiliki
keperdulian secara moral akan mendahulukan kepentingan orang lain atau
kelompok dari pada kepentingan dirinya sendiri.

15
BAB II

RUANG LINGKUP ETIKA BISNIS

Pada akhir akhir ini maraknya bisnis nasional maupun internasional menimbulkan suatu problem
adanya dilemma antara mengejar keuntungan dengan menerapkan etika dalam berbisnis.Suatu
cara yang lebih baik untuk menelaah hubungan bisnis dengan etika kita dapat mengambil kasus
dari suatu perusahaan yang berusaha untuk menerapkan etika dalam bisnis .

KASUS “RIVER BLINDNESS “

River Blidness merupakan penyakit yang sangat sangat tak tertahankan yang menyakiti sekitar 18
juta penduduk miskin yang tinggal di desa desa terpencil dipinggiran sungai wilayah tropis Afrika
dan Amerika Latin.Penyakit tersebut disebabkan oleh cacing parasit yang sangat kecil yang berpidah
ke tubuh orang melalui gigitan lalat hitam yang berkembang biak diperairan sungai .Cacing cacing
kecil ini mengeram dibawah kulit manusia dimana mereka tumbuh sepanjang 2 kaki berbantuk
lingkaran didalam bengkakan bundar yang mengerikan berdiameter setengah sampai satu
inci.Didalam bengkakan tersebut cacing bereproduksi dengan melepaskan jutaan keturunan
mikroskopik disebut microfilaria yang menyebar keseluruh tubuh dan bergerak dibawah
kulit,meninggalkan bercak bercak yang menyebabkan kulit melepuh dan menimbulkan gatal yang
amat sangat sehingga korban kadang kadang akhirnya memutuskan bunuh diri.

Menyemprotkan peptisida untuk membasmi lalat hitam tersebut tidak efektif karena lalat [tu
menjadi kebal terhadap peptisida.Disamping itu,satu satunya obat yang tersedia untuk membunuh
parasit sangat mahal ,mempunyai efek sampingan,dan memerlukan rawat inap yang cukup lama
sehingga perawatan sangat tidak praktis untuk para korban miskin yang tinggal didesa desa
terpencil.Dibanyak Negara ,penduduk meninggalkan wilayah sepanjang sungai,meninggalkan
kawasan yang bertanah sangat subur.Meskipun begitu kebanyakan dari mereka akhirnya kembali
karena ditempat yang lain selain jauh tanahnya sulit untuk ditanami karena tidak subur. Sebagian
besar orang disepanjang sungai untuk menerima keadaan yang sangat menyiksa bahkan sampai
diantara mereka mengalami kebutaan.

Pada tahun 1979 Dr. William Campbell seorang ilmuwan peneliti yang bekerja untuk Merck and
Company menemukan bukti bahwa invermectin salah satu obat hewan terlaris ternyata efektif
untuk membunuh parasite penyebab river blindness.Pengobatan nya murah aman dan sederhana

16
.Selanjutnya Campbell dan tim risetnya mengajukan permohonan kepada direktur Merck Dr. Roy
Vagelos agar mengizinkan mereka mengembangkan obat tersebut untuk manusia .

Para manajer perusahaan mulai memikirkan seandainya obat tersebut sukses untuk
dikembangkan dan dipasarkan untuk obat manusia ,penderita tidak akan mampu untuk membeli
karena harga obatnya akan mahal sedangkan masyrakat yang terjakit adalah masyarakat
miskin.Biaya untuk memproduksi dalam skala besar menghabiskan biaya lebih dari 100 juta dolar .
Perusahaan tidak mungkin dapat menutupi biaya karena daerah pasar potesialnya adalah daerah
miskin dan seandainya terbiayai secara praktis sulit untuk mendistribusikannya karena para korban
tinggal didaerah terpencil tidak memiliki akses ke dokter, klinik rumah sakit maupun toko obat
komersial .Beberapa manajer mempertimbangkan kegagalan dan efek sampingan penggunaan obat
ini dapat merusak citra perusahaan dan pada akhirnya akan merugikan perusahaan padahal nilai
investasi begitu besar yaitu $ 300 juta pertahun.Pada akhirnya jika obat ini dijual dengan harga
murah ,obat akan diselundupkan ke pasar gelap dan dijual untuk hewan sehingga menghancurkan
penjualan Invermectin ke dokter hewa yang selama ini menguntungkan perusahaan.

Para manajer Merck tidak dapat memutuskan apa yang akan dilakukan ,perusahaan sedang
mengalami penurunan pendapatan bersih karena adanya kenaikan biaya obat baru yang sangat
cepat ,regulasi yang selalu terbatas dan mahal yang diterapkan oleh pemerintah.Kondisi ini juga
menghambat terobosan ilmiah yang mendasar dan penurunan produktivitas program program riset
perusahaan.Kongres siap untuk mengesahkan Drug Regulation Act ( Undang undang Regulasi
Obat),yang akan mengintensifkan kompetisi dalam industry obat dengan memperbolehkan para
competitor untuk secara cepat mengadakan dan memasarkan obat obatan yang awalnya
dikembangkan oleh perusahaan lain. Sebagai akibatnya kesadaran masyarakat semakin meningkat
atas atas mahalnya penggunaan obat dan biaya kesehatan lainnya.Sehungan dengan hal tersebut
pemerintah melalui program separti Medicare dan Medicaid baru baru ini menjamin pembayaran
kembali pemakain obat obatan dan meminta obat generic yang lebih murah sebagai pengganti obat
bermerek yang merupakan sumber utama pendapatan perusahaan Merck.Berhadapan dengan
kondisi yang memburuk pada industry obat ini, para manajer Merck enggan untuk melaksanakan
proyek proyek penelitian yang mahal dan menjanjikan keuntungan ekonomi relative kecil seperti
pengembangan obat yang disarankan untuk River Blindness.Namun tampa obat jutaan orang
terpenjara dalam kehidupan yang penuh penderitaan seperti gatal dan kebutaan.

17
Setelah banyak dilakukan diskusi antara Vagelos dan tim manajemen , merekamenyimpulkan
bahwa keuntungan manusiawi yang potensial atas obat untuk RiverBlindness terlalu signifikan
untuk diabaikan begitu saja . Berdasarkan kondisi ini banyak para manajer merasa untuk
bahwasecara moral perusahaan wajib sebenarnya untuk terus maju mengesampingkan biaya dan
keuntungan secara ekonomi yang kecil. Diakhir tahun 1980,Vagelos dan tim manajernya menyetujui
anggaran yang menyediakan pendanaan besar yang diperlukan untuk mengembangkan Invermectin
versi manusia .

Setelah tujuh tahun melakukan riset yang mahal dan banyak percobaan klinis , Merck sukses
mengembangkan Invermectin versi manusia.Sebutir pil dari obat yang dimakan sekali setahun akan
melenyapkan seluruh jejak parasite yang menyebabkan River Blinderness dan mencegah timbulnya
infeksi yang baru. Sayang persis seperti yang dikhawatirkan pada awalnya,tidak ada satu orangpun
yang mau membeli obat ajaib tersebut karena mahal .Para pemimpin Merck menyarankan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ,pemerintah A.S dan pemerintah Negara yang dijangkiti
penyakit tersebut meminta agar orang orang penting mau membeli obat untuk melindungi 85 juta
orang yang berisiko terserang penyakit tesebut.Namun tidak ada yang menanggapi permohonan
perusahaan ,akhirnya Merck memutuskan untuk memberikan obat secara Cuma Cuma bagi para
korban yang potensial.Rencana ini juga sulit dilaksanakan seperti yang ditakutkan perusahaan
karena obat sulit disalurkan ke penduduk yang sangat memerlukan karena tidak ada saluran
distrbusi yang memadai( lokasi susah dicapai ).Akhirnya perusahaan mencoba untuk bekerjasama
dengan WHO untuk membiayai penyediaan infrastruktur untuk mendistribusikan obat secara
aman ke negara negara yang membutuhkan dan memastikan obat tidak masuk kepasar gelap yang
akan dijual untukhewan.Pada tahun 1996,komite bekerjasama dengan pemerintah dan organisasi
swasta berhasil menyediakan obat untuk jutaan orang dimana secara efektif telah merubah hidup
dan meringankan penderitaan mereka serta terhidar dari kebutaan akibat penyakit tersebut.

Ketika ditanya kenapa perusahaan bersedia untuk menginvestasikan dananya begitu besar untuk
riset,mengembangkan,membuat dan mendistribusikan obat yang tidak mendatangkan keuntungan
secara ekonomis .Dr. Roy Vagelos menjawab bahwa , perusahaan berasumsi bahwa karena salah
satu obat hewannya dapat menyembuhkan penyakit manusia yang parah dimana dapat
menghancurkan penduduk pilihan etisnya adalah tetap memproduksi dan akan
mengembangkannya.Tindakan perusahaan yang demikian sudah pasti akan selalu mengingatkan
dunia ketiga bahwa Merck telah membantu mereka ini akan memdorong simpati mereka terhadap

18
perusahaan pada masa yang akan datang.Kondisi ini secara tidak langsung merupakan suatu
strategi jangka panjang yang menguntungkan perusahaan.Menurut informasi yang bersumber dari
pembisnis Jepang bahwa Merck lah yang membawa Streptomycin ke Jepang setelah perang dunia II
untuk membasmi Tuberculosis yang menghancurkan masyarakat mereka. Berarti bukan suatu
kebetulan bahwa Merck merupakan perusahaan farmasi terbesar di Jepang saat ini.

Setelah melihat bagaimana Merck and Company menangani penemuannya untuk


menyembuhkan River Blidness ,sekarang dicoba untuk menghubungkan antara etika dan bisnis
.Para ahli sering berkelakar bahwa etika bisnis merupakan suatu kontradiksi istilah ,karena ada
pertentangan antara etika dengan tujuan pribadi dalam berbisnis yang berorientasi pada mencari
keuntungan.Ketika etika konflik dengan keuntungan secara ekonomi menurut mereka pembisnis
lebih memilih keuntungan daripada etika . Namun kasus Merck and Company menawarkan
perspektif yang agak berbeda yaitu suatu perspektif yang banyak dipakai oleh perusahaan dalam
berbisnis.

Menelaah kasus perusahaan Merck ,sebelum keputusan diambil untuk memproduksi obat
Invermectin ada beberapa orang yang terlibat dalam proses tersebut seperti beberapa manajer
merasa bahwa keputusan yang diambil bagi mereka lebih menitik beratkan pada masalah
keuntungan ekonomi .Masalah etika mereka abaikan mungkin hal ini dapat terjadi disebabkan
beberapa kemungkinan yaitu mereka memang tidak mengerti tentang etika dalam berbisnis atau
mereka mengabaikan etika untuk mengejar keuntungan semata.Pada kenyataan dalam dunia bisnis
banyak hal seperti ini kita temui dimana para pelaku bisnis mengabaikan masalah etika terhadap
steakholder maupun lingkungan secara keseluruhan .Disinilah letak pentingnya untuk memahami
konsep etika dalam kehidupan secara umum dan khususnya dalam berbisnis .

II.1 ETIKA BISNIS

 HAKEKAT BISNIS
Bisnis jika dicermati secara seksama nampak sebagai suatu realitas yang teramat kompleks yang
tidak bisa dipahami secara terpisah dari masyarakat yang pada dirinya sendiri juga memiliki
struktur yang sangat kompleks. Perkembangan masyarakat akan sangat mempengaruhi dan
menentukan perkembangan bisnis dengan demikian secara hakiki bisnis tidak bisa dipisahkan
dari masyarakat . Sehubungan dengan hal tersebut timbul pertanyaan apakah bisnis sebagai
suatu system yang tidak terlepas dari masyrakat juga memiliki rule of game sendiri?Jika, bisnis

19
memiliki rule of game sendiri,seperti apa perannya dalam upaya untuk mencapai tujuaan yang
ditargetkan ?.Semua pertanyaan ini akan dijelaskan sebagai berikut.
Perusahaan,organisasi bisnis,atau korporasi merupakan istilah istilah yang dipakai untuk
menjelaskan bisnis sebagai suatu entitas. Semuanya menunjukan hakikat bisnis sebagai
aktivitas yang terstruktur.Istilah “Korporasi “ berasal dari dari bahasa Latin “Corpus” yang
berarti badan atau tubuh.Dalam bisnis sebagai entitas korporatif merupakan tubuh yang
berbadan hukum.Berbagai upaya dilakukan demi kelansungan hidup suatu bisnis seperti
menjaga dan meningkatkan kualitas produk dengan harga yang layak dan usaha usaha lain
yang dapat memuaskan konsumen sehingga dapat meraih konsumen atau pelanggan sebanyak
mungkin.Sebagai suatu badan atau tubuh bisnis memiliki kepala yang tiada lain adalah para
pimpinan dan manajer perusahaan. Bisnis mempunyai visi,misi dan program yang kongkrit dan
jelas sebagai mata dalam satu tubuh dan para manajer haruslah orang orang yang berorientasi
dan berwawasan masa depan.Sebagai pimpinan suatu organisasi bisnis para pemimpinnya peka
terhadap semua informasi dan perubahan perubahan yang terjadi,khususnya yang berhubungan
dengan kecenderungan masyarakat sehingga dapat menciptakan dan meraih peluang suatu
bisnis (telinga ).Mereka juga harus mampu untuk mengkomunikasikan keunggulan mereka
kepada para steakholder ( mulut ).Pimpinan atau para manajer seharusnya merupakan sosok
orang orang yang memiliki kompetensi intelektual ,kecerdasan emosionaldan spiritual yang
tinggi bak jiwa mereka dapat menghidupkan dan menggerakan semua anggota tubuh dari
suatu bisnis.
Selain kepala (manajer ) perusahaan juga harus mempunyai bahu yang kokoh dan kekar
yang bertugas untuk menopang dan memperkuat kepala (sekuritas ) .Mereka menjalankan
tugas untuk mengamankan perusahaan dengan baik berdasarkan atas perintah kepala
(pimpinan ).Anggota tubuh yang tidak kalah pentingnya adalah kaki dan tangan mereka adalah
karyawan,tampa mereka apakah suatu kegiatan bisnis dapat berjalan sesuai dengan harapan ?
Tubuh tidak akan bisa hidup tampa memiliki jantung dan darah serta organ vital lainnya
mereka adalah para professional yang bekerja untuk perusahaan seperti tenaga akuntan atau
keuangan,ahli marketing serta staf ahli lainya.
Diatas semua tubuh yang membalut adalah kulit sebagai alat untuk mempersatukan tubuh
.Pada tatanan bisnis kulit tidak lain adalah segala peraturan baik peraturan perusahaan maupun
peraturan lain dalam lingkungan bisnis yang dikelola seperti peraturan pemerintah .Lalu
bagaimana dengan peranan hati ,hati merupakan pusat dari semua keinginan , hasrat,dan

20
naluri dari semua bisnis .Seorang pembisnis memiliki sumberdaya yang memadai seperti modal
yang cukup, manajer dan karyawan dengan kompetensi tinggi,sarana dan prasarana yang baik
dll,namun apa arti semuanya jika perusahaan tidak mempunyai hati atau hatinya sakit .Hati
dalam sebuah bisnis adalah norma dan prinsip moral .Bisnis dikatakan baik (bermoral ) atau
buruk (immoral )sangat tergantung dari kualitas hati .Suatu aktivitas bisnis dalam meraih
keuntungan dikatakan baik apabila para pelaku bisnis dan semua yang berada dalam jaringan
bisnis tersebut bertindak diatas norma moral atau berpedoman pada prinsip dan standar moral.
Dapat dikatakan hakikat suatu bisnis adalah ibarat seseorang menggunakan seluruh anggota
tubuhnya mencari nafkah untuk menjaga dan mempertahankan kelansungan
kehidupannya.Jadi,sebagai korperatif (badan ) bisnis pada hakekatnya adalah ententitas yang
terdiri dari banyak anggota atau organ yang terstruktur dan mempunyai system dalam
melaksanakan segala aktivitas berorientasi kepada keuntungan ekonomisbaik jangka pendek
maupun jangka pajang. Bisnis dikatakan baik jika dijalankan berdasarkan norma hukum,prinsip
ekonomi dan norma moral.
 DIMENSI DIMENSI BISNIS
Sebagai kegiatan yang terstruktur, mempunyai sasaran dan saling berkaitan sebagai suatu
system bisnis dapat dibahas dari dimensi atau tiga sudut pandang yaitu ekonomi ,hukum dan
dimensi moral .
1. Dimensi Ekonomis,
Dari uraian terdahulu disimpulkan bahwa hakekat dari kegiatan bisnis adalah berorientasi
kepada keuntungan ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang.Bisnis selalu
berkaitan dengan untung –rugi.Dipandang dari segi ekonomi hal yang ditargetkan dalam setiap
bisnis adalah memaksimalisasi keuntungan.Bisnis bukan filantropi dan pembisnis bukan
penderma atau pekerja social. Para pebisnis dalam upaya meningkatkan keuntungan tersebut
meningkatkan produktivitas dan menekan biaya operasional yang optimal yang
memungkinkan mereka dapat menetapkan harga sedemikian rupa sehingga dapat bersaing
dengan pembisnis yang sejenis.Dengan demikian, secara ekonomi suatu bisnis yang baik tolak
ukurnya adalah bila suatu kegiatan bisnis berhasil melipat gandakan keuntungan .

21
2. Dimensi moral( kasus 1 KB )
Peranan sentral dari sudut pandang ekonomi bahwa keuntungan maksimal adalah tujuaan
utama,namun masih perlu ditambahkan sudut pandang yang lain sebagai tolak ukur dalam
menilai bisnis yang berhasil dan baik yaitu sudut pandang moral.Mengejar keuntungan
merupakan sesuatu yang wajar ,asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan
pihak lain (immoral ) seperti mencemari lingkungan ,mengancam keselamatan dan kesehatan
pekerja,membuat produk yang tidak aman untuk dikonsumsi dll.Perilaku yang memenuhi
standar etis dari suatu kegiatan bisnis akan dapat menjaga nama baik dan kelansungan hidup
perusahaan .
3. Dimensi Hukum
Dimensi hukum didasarkan pada aspek khusus bisnis yang bersifat normatif,karena
menetapkan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan.Maksudnya,apapun jenis dan
ukuran yang digunakan dalam kegiatan suatu bisnis selalu terikat pada hukum dan peraturan
tertentu.Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti dari etika,karena peraturan hukum
dituliskan hitam putihnya da nada sanksi tertentu bila dilanggar.
Antara hukum dan etika terdapat kaitan yang erat.Dalam kekaisaran Roma dikenal pepatah
: “Quid leges sine moribus ?”,”apa artinya undang undang kalau tidak disertai moralitas ?.Etika
harus selalu menjiwai hukum. Baik dalam proses terbentuknya undang undang maupun dalam
pelaksanaan peraturan hukum etika atau moralitas memegang peranan penting.Patut digaris
bawahi bahwa dalam bidang bisnis seperti bidang lain ,hukum dan etika sering sekali tidak
dapat dilepaskan satu sama lainnya.
Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika ,namun kedua
macam norma ini tidak sama sebab pertama banyak hal yang bersifat tidak etis sedangkan
menurut hukum tidak dilarang .Contoh melakukan kecurangan dalam bertanding atau
menyontek waktu ujian merupakan perbuatan tidak etis tetapi orang tersebut tidak melanggar
hukum.Didalam bisnis, hukum tidak mengatur segala hal seperti seorang karyawan yang
berbohong pada atasan kenapa dia tidak masuk kerja ini perbuatan tidak tidak etis (immoral )
tetapi tidak diatur oleh hukum.Biasanya hukum dan instansi kehakiman akan campur tangan
apabila kepentingan atau hak seseorang atau instansi harus dilindungi.Terlepas dari kontek
hukum ,seorang pebisnis tidak boleh mengambil keputusan yang membahayakan karyawan
ataupun lingkungan hidup .Melakukan hal seperti itu dianggap tidak etis tetapi sebaiknya hal ini
diatur juga menurut hukum.

22
Alasan kedua perlunya sudut pandang moral disamping sudut pandang hukum adalah
bahwa proses terbentuknya undang undang dan peraturan hukum memakan waktu yang
lama ,sehingga timbulnya masalah baru tidak bisa diatur dan diselesaikan secara
hukum.Sebagai contoh ,hukum pencemaran lingkungan hidup ,sebelum diberlakukan
undang undang tentang pencemaran lingkungan hidup ,industri sering mengakibatkan
pencemaran lingkungan hidup seperti air,udara dan tanah yang sangat merugikan
masyarakat.

 PENTINGNYA ETIKA DALAM BISNIS


1. PENGERTIAN ETIKA BISNIS
Etika Bisnis merupakan kajian standar moral dan bagaimana standar tersebut
diaplikasikan kedalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat untuk
menjalankan aktivitas bisnis seperti produksi ,pemasaran, pengelolaan sumber daya
manusia dan keuangan serta interaksi dengan lingkungan eksternalnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan etika bisnis merupakan unsur yang penting untuk
melanggengkan suatu bisnis karena etika merupakan prasyarat tumbuhnya sikap
moral,khususnya sikap saling percaya,jujur,adil dan bertanggung jawab dalam kaitannya
dengan stake holder.Etika bisnis dapat membantu para pebisnis dalam beberapa hal
antara lain : Pertama , etika bisnis menyadarkan para pelaku bisnis (pebisnis) adanya
dimensi etis yang melekat dalam usaha mereka. Kedua ,etika bisnis juga memampukan
para pembisnis untuk membuat pertimbangan moral dan pertimbangan ekonomi
secaramemadai. Ketiga ,etika bisnis memberi arah yang tepat bagi para pebisnis ketika
mereka akan menerapkan pertimbangan moral dalam setiap kebijakan dan keputusan
bisnis demi tercapainya tujuaan yang ditargetkan.
2. ETIKA BISNIS SEBAGAI SARANA PENYADARAN.
Dalam kapasitasnya sebagai suatu ilmu atau refleksi sistimatik atas norma norma
moral,etika akan membuat para pebisnis menyadari bahwa diluar tujuan utama bisnis
untuk mencari keuntungan ternyata masih ada hal lain yang ketika diterapkan akan
menjadikan bisnis mereka tidak saia menguntungkan tetapi dapat juga
melanggengkannya. Ketika para pebisnis membiasakan diri dalam dimensi penerapan
etika dalam bisnis mereka akan menyadari bahwa berkembang atau tidaknya suatu
bisnis sangat tergantung pada upaya serta kemauan baik mereka untuk membangun

23
dan mengembangkan sikap etis dalam berinteraksi dengan stakeholders.Kesadaran
moral yang selalu dikembangkan akan menumbuhkan perilaku yang mendahulukan
nilai nilai moral seperti jujur,adil ,bertanggung jawab dan realistis serta selalu
mendahulukan niat baik dalam kehidupan sebagai pembisnis . Misalanya , niat dan
kemauan untuk tidak hanya mengejar kekayaan atau keuntungan semata melainkan
juga untuk membagi kekayaan tersebut kepada pihak yang patut mendapatkannya
sebagai hak mereka seperti para karyawan atau para buruh.Kesadaran untuk
membiasakan menerap dan melakukan sikap moral seperti ini dengan sendirinya akan
menghindari pebisnis dari tindakan yang tidak baik seperti korupsi, penyuapan terhadap
pihak berwenang untuk mendapat kesempatan melakukan kegiatan tertentu dalam
bisnis mereka.
3. ETIKA BISNIS SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN.

Etika bisnis menimbulkan suatu kesadaran baru di dalam diri para pelaku bisnis
(pebisnis ) bahwa keuntungan tidak dapat diraup begitu saja tampa keterlibatan pihak
lain (stakeholder)baik secara lansung maupun tidak lansung. Etika bisnis memberikan
kesempatan kepada para pebisnis untuk belajar menerima pihak lain secara baik.Dalam
proses belajar tersebut mereka akan mengerti bahwa keuntungan yang merupakan
sasaran usahanya ,juga merupakan sasaran usaha pebisnis lain (competitor
).Konsekwensinya ,mereka harus membangun sikap yang tepat agar tidak menjadi
pecundang dalam kompetisi bisnis.Sikap yang tepat dalam hal ini adalah
kepercayaan,keuletan,keberanian moral,sportivitas dan tanggung jawab yang tertuang
dalam suatu sistem perilaku yang khas yang lazim disebut kritis.Etika bisnis menjadikan:
a. Pebisnis mengerti bahwa mereka harus mengoperasikan usaha secara jujur ,adil dan
bertanggung jawab (bermoral) . b. Pebisnis tidak hanya memahami bahwa dalam
aktivitas bisnisnya dia harus menghormati pihak pihak lain yang terlibat tetapi juga tidak
membiarkan dirinya diperlakukan tidak adil .c. Sarana pembelajaran bagi pebisnis untuk
mengembangkan tanggung jawabnya terhadap seluruh stakeholdernya baik secara
internal seperti karyawan maupun secara eksternal ( pelanggan,pemasok,investor
,pemerintah dll ).
Indikator untuk perluasan tanggung jawab seorang pebisnis adalah ia mulai bergerak
dari tanggung jawab yang sempit dimana hanya memperhatikan kepentingan pribadi dan
keluarga kepada kepentingan pihak lain.Mereka tidak hanya menuntut kewajiban pihak

24
lain terhadap mereka tetapi juga bersedia dituntut oleh pihak lain dalam hal penegakan
hak dan kewajiban semua pihak . Semua sikap positif yang ditampilkan dalam tindakan
konkritnya merupakan buah dari refleksi kritis pebisnis itu sendiri.Penerapan sikap kritis
mengandaikan bahwa pebisnis selalu memutuskan dan menerapkan kebijakan bisnis
dengan pertimbangan yang masuk akal dan menyeluruh. Keputusan serta tindakan yang
didasarkan pada pertimbangan yang rasional akan menjadikan para pebisnis tidak mudah
menyerah pada kenyataan pahit yang mereka hadapi seperti kegagalan dan risiko bisnis
yang lain ,kondisi ini akan memotivasi mereka untuk tetap bertahan dalam kondisi sesulit
apapun juga .Pada tataran ini,etika bisnis merupakan sarana pembelajaran bagi para
pebisnis untuk menjadi orang orang yang tangguh dan mempunyai kepribadiaan yang
kuat secara moral.
4. ETIKA BISNIS SEBAGAI JALAN KEBIJAKSANAANBAGI PEBISNIS

Selain dari sarana penyadaran dan pembelajaran , etika bisnis juga merupakan jalan
kebijaksanaan bagi pebisnis.Etika bisnis menyadarkan para pebisnis dan semua pihak
yang terkena dampak bisnis bahwa secara kodrati mereka mempunyai
keterbatasan.Secara ekonomis ,mereka memerlukan campur tangan berbagai pihak
dalam upaya meningkatkan taraf dan kualitas hidup.Kesadaran atas kodrat tersebut
selanjutnya akan menggugah daya kritis para pebisnis dan pihak yang
terkait,memotivasi mereka untuk mendahulukan kepentingan bersama dan
menumbuhkan sikap saling percaya diantara mereka. Selanjutnya dengan terciptanya
saling percaya diri akan mendorong mereka untuk arif dan bijaksana dalam bertindak
agar kepercayaan yang dibangun tersebut tidak hilang . Sikap arif dan bijak akan
membuat mereka dapat membaca setiap peluang bisnis yang ada dan jika perlu
dapat menciptakan peluang bisnis yang dengan pertimbangan matang dan tepat serta
terprogram secara arif dan bijaksana pula. Pertimbangan yang matang dan tepat
adalah pertimbangan yang didasarkan pada norma moral karena norma norma
morallah yang akan melahirkan kebijakan yang baik bagi setiap pihak yang terkait
dengan setiap aktivitas bisnis yang dilakukan . Karyawan ,konsumen ,investor
pemasok dan lain lain diperlakukan dengan menerapkan norma norma moral
sehingga memunculkan dampak yang positif seperti loyalitas ,tanggung jawab
karyawan yang tinggi ,sikap jujur,adil dan terbuka dari pebisnis terhadap konsumen

25
akan menimbulkan loyalitas konsumen dan terhadap investor akan menimbulkan
kepercayaan dan rasa aman untuk menginvestasikan dananya kedalam perusahaan .
Sense of belonging terhadap perusahaan yang tumbuh dihati karyawan,konsumen
dan masyarakat luas sebagai bukti bahwa norma norma moral yang diberlakukan oleh
pebisnis berhasil menjadikan etika bisnis sebagai sarana pembelajaran,penyadaran
dan jalan menuju kekebijaksanaan.

 BISNIS dan KEUNTUNGAN


Seperti telah dibahas pada halaman terdahulu kita dapat simpulkan bahwa bisnis
merupakan suatu kegiatan ekonomi untuk mencari keuntungan melalui penyediaan produk
maupun jasa.Keterikatan dengan keuntungan ini merupakan alasan khusus mengapa bisnis
selalu rawan dari sudut pandang etika.Sehubungan dengan hal tersebut ada beberapa hal
yang perlu dibahas .
1. Memaksimalisasi Keuntungan Sebagai Cita Cita Kapitalisme Liberal.
Apabila memaksimalisasi keuntungan menjadi satu satunya tujuan perusahaan ,dengan
sendirinya akan timbul keadaan yang tidak etis.Hal ini terjadi karena semua aktivitas dan
sumber daya yang ada dikerahkan dan dimanfaatkan semata mata untuk mencapai
tujuan tersebut.Memperalat karyawan tampa melindungi dan memenuhi segala haknya
berarti tidak menghormati mereka sebagai manusia. Perilaku seperti ini melanggar suatu
prinsip etika yang paling mendasar yaitu “ Menghormati Martabat Manusia “.Para Ekonom
menjelaskan memaksimalisasi keuntungan dimaksud sebagai model ekonomi yang diharap
memberi arah pada strategi bisnis yang bisa berhasil tampa perlu bertentangan dengan
etika.
2. Masalah Pekerja Anak
Pekerja anak adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur demi
mendapatkan sejumlah uang untuk membantu keluarganya. Logisnya dibawah umur
harus disamakan dengan batas umur wajib belajar.Tidak praktis sama sekali ,kalau anak
anak sudah tidak belajar lagi ,tetapi belum boleh bekerja.Anak yang dalam lingkungan
keluarga menjalankan pekerjaan tidak selalu bisa dikatakan mempraktekan
mempekerjakan anak.Contoh didaerah pertanian dan peternakan sudah merupakan
tradisi anak dilibatkan dalam pekerjaan seperti pada waktu panen ,menggembala ternak
dll,terutama didaerah dimana mekanisme pertanian dan peternakan belum

26
maju.Dalamhal ini biasanya anak anak menjalankan tugas rutin membantu orang tua
diluar waktu sekolah sehingga kasus seperti ini belum menimbulkan masalah
etika.Pekerja anak baru menimbulkan masalah etis yang serius jika terjadi dalam era
industrialisasi.
Dalam Convention on the Rights of the childyang diterima dalamsiding umum PBB
tahun 1989 ,mengenai penetapan usia minimum untuk memasuki lapangan kerja
diserahkan kepada masing masing anggota.Organisasi Ketenagakerjaan Internasional(ILO )
pada tahun 1973 mengeluarkan konvensi tentang usia minimum untuk diperbolehkan
bekerja. Disitu Negara Negara anggota ILO dianjurkan untuk meningkatkan usia minimum
memasuki lapangan kerja.Sebagai patokanmereka harus mengupayakan usia minimum
untuk pekerjaan yang berbahaya dan 16 tahun untuk pekerjaan ringan.Tetapi banyak
negara meratifikasi konvensi in,Indonesia baru mensahkan konvensi ini pada tahun 1999
dimana usia minimum pekerja berdasarkan undang undang tahun 1951 14 tahun dirubah
dan ditetapkan menjadi 15 tahun.
Dalam etika tidak cukup kita mensinyalir saja sikap negative yang umum terhadap
pekerja anak. Kita juga harus menanyakan mengapa pekerjaan yang dilakukan anak
dianggap tidak etis.Pekerja anak ditolak karena dua alasan .Pertama ,bahwa pekerjaan
melanggar hak anak. Masa kanak kanak adalah periode pertama dalam hidup seorang
manusia dengan segala ciri khasnya.Kita melanggar hak anak ,jika kita menuntut dari
mereka apa yang kita tuntut dari orang dewasa. Alasan kedua menegaskan bahwa
mempekerjakan anak merupakan cara berbisnis yang tidak fair sebab dengan cara ini
pebisnis menekan biaya produksi dengan membayar tenaga kerja yang murah.
Cara mengatasi masalah pekerja anak diantaranya adalah melalui kesadaran dan
aksi dari masyarakat ,pembuatan dan penegakan kode etik perusahaan,dimana antara
lain ditegaskan bahwa perusahaan tidak mengizinkan produknya dibuat dengan
memanfaatkan tenaga anak dibawah umur.
3. Relativasi Keuntungan
Bisnis dari segi ekonomi dianggap berhasil bila mendatangkan keuntungan secara
finansial. Selanjutnya bisnis menjadi tidak etis jika semata mata mengejar
keuntungandengan mengorban dan mengabaikan factor lain .Sehubungan dengan hal ini
keuntungan dalam bisnis merupakan suatu pengertiaan yang relative. Beberapa
pengarang mencoba merumuskan relativitas tersebut diantaranya ;

27
 Ronald Duska,menegaskan bahwa kita harus membedakan antara maksud dan motivasi
.Maksud bersifat objektif sedangkan motivasi bersifat subjektif. Maksud membenarkan
perbuatan kita sedangkan motivasi menjelaskan mengapa kita melakukan
sesuatu.Keuntungan tidak merupakan maksud bisnis melainkan sekedar motivasi untuk
mengadakan bisnis .Maksud bisnis adalah menyediakan produk atau jas yang bermanfaat
bagi masyarakat .
 Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale menegaskan bahwa manaje yang semata
mata mengejar keuntungan dalam bisnisnya dapat diibaratkan dengan pemain tenis yang
hanya memperhatikan papan angka dan tidak memperhatikan bola.Maksudnya bisnis
mempunyai nilai intrisik sendiri misalnya memproduksi sesuatu yang berguna untuk
masyarakat dan bukan baru bernilai karena membawa untung.
 Max DePree ,membandingkan keuntungan dengan bernafas .Kita tidak hidup untuk
bernafas tetapi nafas merupakan kebutuhan pokok untuk hidup.Keuntungan bukan
tujuaan akhir suatu bisnis tetapi keuntungan merupakan sesuatu yang akan membuat
kelansungan hidup bisnis.
 Norman Bowie,membandingkan keuntungan dalam bisnis dengan kebahagiaan dalam
hidup.Kita tidak mengejar kebahagiaan demi diri sendiri. Kebahagiaan adalah akibat
sampingan,kalau seorang suami hidup dan bekerja untuk istri dan anak maka akan
menimbulkan kebahagiaan bagi keluarganya.

Beberapa cara lain untuk melukiskan relativitas keuntungan dalam bisnis :

 Keuntungan merupakan tolak ukur untuk menilai kesehatan dan efisiensi manajemen
dalam perusahaan.
 Keuntungan menunjukan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan dihargai
oleh masyarakat.
 Keuntungan sebagai cambuk untuk meningkatkan usaha.
 Keuntungan merupakan syarat untuk kelansungan hidup perusahaan .
 Keuntungan mengimbangi risiko dalam usaha.

28
II.2 BISNIS DAN KEADILAN
Antara bisnis dan keadilan terjalin hubungan yang erat,karena keduanya berasal
dari sumber masalah yang sama yaitu kelangkaan.Barang yang tersedia selalu langka
sedang kan kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas ,timbul permasalahan
bagaimana membagi dan menditribusikan sumberdaya tersebut dengan cara yang paling
baik sehingga kebutuhan semua pihak dapat terpenuhi secara optimal. Disinilah
munculnya masalah keadilan.Sejauh prinsip keadilan dapat dijalankan dengan baik akan
melahirkan wajah bisnis yang lebih baik dan etis,sehingga tidak mengherankan hingga
sekarang keadilan menjadi salah satu topik penting dalam etika bisnis.

1. Hakekat keadilan
Apa itu keadilan ? Ada tiga ciri khas yang menandai keadilan : keadilan tertuju pada
orang lain ,keadilan harus ditegakan,dan keadilan menuntut persamaan.
 Pertama , keadilan selalu tertuju pada orang lain mustahil orang berlaku adilan atau
tidak adil terhadap diri sendiri.Kalau orang ada yang menggunakan kata tersebut terhadap
diri sendiri ini hanya berupa kiasan bukan keadilan dalam arti yang sesungguhnya.Jadi
masalah keadilan hanya bisa muncul dalam konteks hubungan antar manusia ( minimal
memerlukan dua orang ).Jika pada suatu saat hanya ada satu orang tinggal dibumi ini
maka masalah keadilan atau ketidak adilan sudah tidak akan dipermasalahkan.
 Kedua, keadilian harus ditegakan atau dilaksanakan dalam arti kata bukan hanya
sebagai harapan dan anjuran saja. Keadilan mengikat kita,sehingga kita mempunyai
kewajiban yang berkenaan dengan pemenuhan hak pihak atau orang lain yang terkait
dengan timbulnya kewajiban tersebut . Misalnya kita menggunakan tenaga kerja, timbul
kewajiban untuk membayar upah yang layak atau sesuai dengan perjanjian sebagai hak
dari karyawan tersebut, demi keadilan hal ini harus dilaksanakan .Tetapi jika kita
melakukan atau memberi sesuatu bukan karena kewajiban jika tidak dilaksanakan tidak
akan menimbulkan masalah keadilan.
 Ketiga, keadilan menuntut persamaan .Atas dasar keadilan maka setiap pihak yang
mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak pihak lain tampa pengecualiaan .Misalnya
majikan harus memberikan gaji yang sama terhadap 100 orang karyawan ,tetapi jika
hanya terhadap 97 orang diberikan sama dan 3 orang dibedakan maka majikan tersebut

29
berlaku tidak adil walupun perbandingan antara yang tidak dipelakukan adil dengan yang
lain relative kecil.

2. PEMBAGIAN KEADILAN
Keadilan dapat dibagi atas beberapa cara antara lain pembagian klasik dan
moderen.
a. PEMBAGIAN KLASIK
Keadilan dibagi atas tiga ,berkaitan dengan tiga kewajiban dan hak yaitu kewajiban
individu terhadap individu, individu terhadap masyarakat , kewajiban masyarakat terhadap
individu.Ketiga jenis keadilan ini disebut sebagai keadilan umum,distributive dan
komutatif.
 Keadilan Umum (general justice ),berdasarkan keadilan ini para anggota masyarakat
diwajibkan untuk memberi kepada masyarakat (negara ) apa yang menjadi haknya untuk
kebaikan bersama seperti kewajiban anggota masyarakat untuk membayar pajak kepada
negara dimana pajak tersebut sebagai sumber pendapatan negara yang dipakai untuk
kepentingan masyarakat secara keseluruhan .
 Keadilan Distributif (distributive justice ),berdasarkan keadilan ini pemerintah atau negara
(kelompok penguasa ) harus membagi segala sesuatu dengan cara yang sama kepada
anggota masyarakat baik kewajiban maupun hak masyarakat (keadilan membagi ),seperti
perlindungan hukum,tanda kehormatan,menentukan besar kecilnya beban pajak dll.
 Keadilan komutatif (commutative justice),berdasarkan keadilan ini orang harus
memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya . Hal ini berlaku baik pada taraf
individu dengan individu maupun individu dengan kelompok sosial lainnya .Sebagai
contoh dalam bisnis perusahaan harus berlaku adil terhadap karyawannya ( individu ke
kelompok yang sama ),juga perusahaan berlaku adil terhadap perusahaan lain misalnya
dalam memenuhi janji sesuai dengan kontrak dan kesepakatan bersama.Pada keadilan ini
prinsip etis yang dipegang adalah”Janji harus ditepati “dan tidak boleh mengambil hak
dan merugikan orang atau perusahaan lain seperti mencuri,membunuh dan menjelek
jelekan pihak lain.

30
b.PEMBAGIAN PENGARANG MODEREN

 Keadilan Distributif (distributive justice ),pengertiaan ini sama dengan keadilan


distribututif pada pembagiaan keadilan klasik,dimana segala sesuatu harus dibagi dengan
cara dan bagian yang sama baik hak maupun kewajiban dari pihak penguasa kepada
masyarakat.
 Keadilan Retributif (retributive justice ),keadilan yang berkaitan dengan terjadinya suatu
kesalahan . Hukuman atau denda yang diberikan kepada pihak yang bersalah harus bersifat
adil . Dasar etis untuk menghukum dibicarakan dalam filsafat dan menimbulkan diskusi
yang rumit.Hal ini bukan saja berlaku dibidang hukum (Pengadilan ) ,tetapi juga dalam
lingkup terbatas seperti perusahaan (pelanggaran kode etik ).Jika karyawan bersalah,ia
akan dihukum atau dikenakan sanksi.Bagaimana caranya agar hukuman yang diberikan
tersebut adil? . Ada 3 syarat yang harus dipenuhi :. (a) orang atau instansi yang dihukum
harus tau apa yang dilakukannya dan harus dilakukannya dengan bebas. (b) harus
dipastikan bahwa orang yang dihukum benar – benar melakukan perbuatan yang salah dan
kesalahannya harus dibuktikan dengan memungkinkan. (c) hukuman harus konsisten dan
propesional dengan pelanggaran yang dilakukannya.
 Keadilan konpensatoris (compensatory justice),menyangkut juga kesalahan yang dilakukan
tetapi menurut aspek lain. Berdasarkan keadilan ini orang yang akan mempunyai
kewajiban moral untuk memberikan kompensasi atau ganti rugi kepada orang atau instansi
yang dirugikan. Supaya kewajiban kompensasi ini yang berlaku, perlu dipenuhi juga tiga
syarat. (a) tindakan yang mengakibatkan kerugian harus salah satu atau disebabkan
kelalaian. (b) perbuatan seseorang harus sungguh – sungguh menyebabkan kerugian. (c)
kerugian harus disebabkan oleh orang yang bebas.

3. Keadilan Individu dan Keadilan sosial

Pembagian ketiga ini merupakan pembagian tersendiri yang tidak bertumpang tindi
dengan pembagian – pembagian sebelumnya bagi kita di Negara beridiologi pancasila,
keadilan sosial tentu akan mempunyai makna tersendiri dalam rangka teori keadilan,
pengertian “ Keadilan Sosial” sering dipersoalkan dan diliputi ketidakjelasan cukup besar. Ada
yang akan menganggap keadilan sosial sebagai nama lain untuk keadilan distributif. Ada
pemikiran lain justru yang berpendapat bahwa keadilan sosial harus dibedakan dari keadilan
distributif.

31
Cara yang paling baik untuk menguraikan keadilan sosial adalah membedakannya dengan
keadilan indivudial. Dua macam keadilan ini berbeda, karena pelaksanaannya berbeda.
Pelaksanaan keadilan individual juga tergantung pada kemauan dan keputusan satu orang
(atau bisa juga beberapa orang) saja dalam keadilan sosial, satu orang atau beberapa orang
sja sosial – ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Keadilan sosial tidak akan terlaksana,
kalau struktur masyarakatnya tidak memungkinkan. Karena itu disini orang berbicara juga
tentang keadilan struktual dan kemiskinan struktual.Pada kenyataannya ketidakadilan sosial.
Baru jika struktur – struktur masyarakat yang tidak akan menghasilkan keadaan yang adil,
dirasakan adanya masalah keadilan sosial.

Keadilan sosial yang dapat ditempatkan juga dalam kerangka dan pengertian tentang keadilan
yang akan menjadikan titik tolak kita. Kalau kita mengerti tentang keadilan sebagai
“Memberikan kepada setiap orang yang akan menjadi haknya”. Maka keadilan sosial
terwujud, bila hak – hak sosial yang menjadi haknya akan terpenuhi. Setiap oran mempunyai
hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak atas pelayanan kesehatan dan hak – hak sosial
lain. Keadilan sosial terlaksana, bila hak – hak sosial terpenuhi keadilan individual terlaksana.
Bila hak – hak individu akan terpenuhi (13). Tetapi perlu diakui keadilan individual jauh lebih
mudah untuk dilaksanakan, bila hak - hak individual terpenuhi. Tetapi perlu diakui keadilan
individual jauh lebih mudah di laksanakannya ketimabang keadilan sosial.

Keadilan distributif pada khususnya

Dalam teori etika yang modern, sering di sebut dua macam prinsip untuk keadilan distributif, prinsip
formal dan prinsip material.Prinsip formal hanya ada satu. Prinsip formal ini yang akan mempunyai
teradisi yang lama sekali, karna sudah ditemukan pada Aristoteles. Di rumuskan dalam bahasa
inggris prinsip formal ini yang akan berbunyi “Equals ought to be treated equally and unequals may
be treated unequally”. Equals bisa dimengerti sebagai ”orang – orang yang sama” khasus – khasus
yang sama, dan sebagainya jadi prinsip formal akan menyatakan bahwa khasus – khasus yang sama
harus di perlakukan dengan cara yang sama sedangkan khasus – khasus yang tidak sama boleh saja
di perlakukan dengan cara yang sama. Boleh saja diperlakukan dengan cara tidak sama.

Prinsip – prinsip material keadilan distributif melengkapi prinsip formal prinsi – prinsip material
akan menunjukan kepada salah satu aspek yang relevan yang bisa menjadi dasar untuk membagi
dengan adil hal – hal yang dicari oleh berbagai orang.Ada beberapaprinsip material antara lain:

Keadilan distributif terwujud, kalau diberikan :

a. Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhanya prinsip ini menekankan bahwa
kita berlaku adil, bila kita membagi sesuai dengan kebutuhan sebagai contoh ibu
rumah tangga yang membagi nasi dengan memberikan kepada semua anggota
keluarga dan porsi yang sama, belum tentu berlaku adil. Mengapa? Karena
kebutuhan mereka tidak akan sama.
b. Kepada setiap orang diberikan bagian yang sama,prinsip ini menekankan kita
membagi dengan adil jika kita membagi rata kepada semua orang yang

32
berkepentingan .Sebagai contoh dalam lingkungan keluarga makanan atau kue
dibagi dengan adil apabila semua anggota keluarga dapat bagian yang sama
besarnya artinya setiap orang atau anggota suatu kelompok akan mempunyai
peluang yang sama untuk mendapatkan sesuatu.
c. Kepada setiap orang sesuai dengan haknya,hak merupakan hal yang penting dalam
keadilan pada umumnya termasuk keadilan distributive .Karyawan yang
dipekerjakan disuatu perusahaan sebelum diterima dia akan menandatangani
perjanjiaan kerja yang menetukan hak nya sebagai karyawan seperti
gaji,tunjangankesehatan,cuti dan lainnya.Karyawan akan diperlakukan adil jika
perusahaan dapat memenuhi dan melaksanakan segala ketentuan dalam
perjanjian kerja tersebut.
d. Kepada setiap orang sesuai dengan usahanya , orang yang mengeluarkan banyak
usaha dan keringat untuk mencapai suatu tujuan perlu diberi perlakuan yang
berbeda dengan orang atau pihak yang tidak melakukan hal yang sama.Sebagai
cotoh karyawan yang bekerja diatas jam kerja resmi harus diberikan uang lembur .
e. Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada masyarakat, kita dapat
mengatakan berlaku adil jika kita memberi perlakuan yang berbeda terhadap
seseorang yang dianggap mempunyai atau memberikan kontribusi kepada
masyarakat misalnya terhadap pejabat .
f. Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya ,menurut prinsip ini kita dikatakan adil
jika kita memberikan perlakuan yang berbeda terhadap pihak tertentu yang tidak
kita berikan pada orang lain. Hal ini dimungkinkan karena orang tersebut dianggap
berjasa.Sebagai contoh pemberiaan bonus dan penghargaan bagi karyawan
yangberprestasi .

Berdasarkan prinsip – prinsip material ada beberapa teori keadilan distributif antara lain :

1. Teori Egalitarianisme

Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka berpendapat bahwa kita
membagi dengan adil, bila semua orang yang akan mendapatkan bagian yang sama ( equal ).
Membagi dengan adil yang berarti membagi rata “ sama rata sama rasa “ merupakan sebuah
semboyan Egalitarianisme yang khas jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapatkan
bagian yang sama menurut Egalitarianisme pembagian itu menjadi tidak adil .Penerapan teori ini
relative sulit karena walaupun martabat manusia sama tetapi dalam beberapa hal manusia tidak
sama seperti tingkat kecerdasan,keterampilan dedikasi dan kemampuaan untuk melakukan
sesuatu. kemampuan untuk menghasilkan nilai ekonomi sangat sering berbeda kondisi sangat
penting dalam ekonomi dan bisnis.Misalnya dalam menggaji karyawan tentu tidak adil
memberikan gaji yang sama untuk karyawan yang kemampuan dan keterampilan yang berbeda.

33
2. Teori Sosialistis

Teori sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya.
Secara kongkrit, sosialisme terutama memikirkan masalah – masalah pekerjaan bagi kaum buruh
dalam konteks industrialisasi dalam teori sosialistisme tentang keadilan, terkrnal adalah prinsip
yang oleh Kart Marx (1818 – 1883) diambil alih dari sosialis Prancis, Louis Blanc (1811 – 1882)
“From each according to his ability, to each according to his needs” Bagian yang pertama dari
prinsip ini bicara tentang bagaimana burdens harus dibagi hal – hal yang akan menuntut
pengorbanan. Sedangkan bagian kedua akan menjelaskan bagaimana benefits harus dibagi
dengan hal – hal yang enak untuk mendapatkan. Hal – hal yang berat harus dibagi sesuai dengan
kemampuan. Tidak adil misalnya orang cacat diberi beban pekerjaan yang sama dengan orang
yang normal.Pekerjaan yang dibebankan akan adil apabila disesuaikan dengan
kemampuannya.Berkenaan dengan pemberiaan gaji dan lainnya akan adil jika diberikan sesuai
dengan kebutuhannya.Misalnya,pelayanan medis adil bila diberikan sesuai dengan kebutuhan
orang sakit begitupun upah juga harus diukur berdasarkan kebutuhan.

Perlu diakui ,kebutuhan dan kemampuan tidak boleh diabaikan dalam melaksanakan keadilan
distributif . Namun akan timbul beberapa masalah jika prinsip ini sebagai pegangan satu satunya
untuk mewujudkan keadilan tersebut.Sehubungan dengan hal tersebut ada dua kritikan yang
ditujukan untuk keadilan distributif yang berdasarkan kebutuhan : Pertama jika kebutuhan
dijadikan satu satunya kriteria untuk melaksanakan keadilan misalnya dalam pemberiaan gaji
karyawan ,kondisi ini akan melemahkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif ,karena
upah dan gaji sudah ditentukan sebelum orang mulai bekerja.Bermalas malasan atau bekerja
keras tidak akan merubah penghasilan yang akan diterima .Salah satu contoh adalah negara
komunis dan sosialis lainnya . Kritikan kedua ,jika kemampuan sebagai alasan untuk membagi
pekerjaan mengakibatkan orang yang mempunyai kemampuan tinggi atau profesi tertentu jika
diberi tugas oleh negara dia harus menerima tugas tersebut walaupun kadang kadang tidak sesuai
dengan keinginannya ,sehingga cara mempraktekan keadilan distributive ini mengabaikan hak
seseorang untuk memilih profesinya sendiri.

3. Teori Liberalistis

Liberalisme justru akan menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena
manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha – usaha bebas dari individu
yang bersangkutan. Yang tidak berusaha tidak akan mempunyai hak memperoleh sesuatu.
Liberalisme menolak sebagai sangat tidak eitis dengan sikap free rider benalu yang menumpang
pada usaha orang lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri. Orang seperti itu tidak mengakui
hak sesamanya untuk menikmati hasil jeri payah.

Dalam teori liberalism tentang keadilan distributive digaris bawahi pentingnya dari prinsip hak,dan
usaha, secara khusus prinsip jasa atau prestasi terutama prestasi mereka lihat sebagai perwujudan
pilihan bebas seseorang.

34
Salah satu kesulitan pokok dengan teori keadilan distributive ini adalah bagaimana orang yang
tidak bisa berprestasi karena cacat fisik yang menganggur diluar kemauaan sendiri dan sebagainya
sehingga mereka tidak mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan.Apakah ini adil ?

John Rowls Tentang Keadilan Distributif

Jhon Rowls dilahirkan diBaltimore, Maryland Amerika Serikat, tahun 1921. Pendidikannya di bidang
ekonomi dan filsafat. Sesuai dengan perang dunia II ia mengajar sebagai professor filsafat berturut –
turut di universitas Piceton, Universitas Cornell dan Massachusets Institute of technology. Dari
tahun 1962 ia akan mengajarkan di Universitas Hervard sampai memasuki masa pensiunnya.
Bukunya yang termasyur berjudul A Theory of Justice (1971) salah satu buku filsafat dari abad ke 20
yang paling banyak ditanggapi dan akan dikomentari, bukan saja kalangan filsafat. Yang ditanggapi
dan akan dikomentari bukan saja kalangan filsafat melainkan juga diluarnya seperti para ahli
ekonomi dan politik.

Kadang – kadang pandangan Rawls tentang keadilan disebut egalitaritasme.Hal itu pasti tidak boleh
dimengerti dalam arti egalitaritasme radikal. Tetapi titik tolaknya memang egalitaritasme ( prinsip
material pertama). Rawls berpendapat kita akan membagi dengan adil dalam masyarakat jika kita
membagi rata – rata kecuali ada alasan untuk membagi dengan cara lain.

Menurut Rawls yang termasuk nilai – nilai sosial primer adalah :

1. Kebebasan – kebebasan dasar, seperti kebebasan mengemukakan pendapat kebebasan hati


nurani dan kebebasan berkumpul, Integritas pribadi dan kebebasan politik.
2. Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi.
3. Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan – jabatan dan posisi – posisi
tanggung jawab.
4. Pendapat dan milik
5. Dasar social dari harga diri (self – respect).

Metode yang serupa harus kita pakai juga untuk menentukan prinsip – prinsip keadilan distributif.
Guna dan akan merumuskan prinsip – prinsip ini kita harus memasuki the original positions atau
posisi asli. Dalam posisi asli itu kita tidak tahu bagaimana nasib

kita tidak tahu bagaimana nasibkita masing – masing dalam masyarakat nanti.Menurut Rawis,
sambil berada dalam posisi asal kita dapat menyetujui prinsip – prinsip keadilan berikut ini.

35
Prinsip Pertama :

Setiap orang mempunyai hak yang sama atas kebebasan – kebebasan yang paling luas yang dapat
dicocokkan dengan kebebasan – kebebasan yang sejenis untuk semua orang dan.

Prinsip Kedua :

Ketidaksamaan sosial dan ekonomis diatur demikian rupa sehingga :

1. Menguntungkan terutama orang – orang yang minimal beruntung dan serentak juga.
2. Melekat pada jabatan – jabatan pada posisi – posisi yang terbuka bagi semua orang
dalam keadaan yang akan menjamin persamaan peluang yangfair(17).

Robert Nozick Tentang Keadilan Distributif

Walaupun menjadi rekan sekerja sebagai professor Filsafat di Universitas Hevard juga dalam
pemikiran tentang keadilan Robert Nozick (1938) bisa dilihat sebagai antipode Rawis yang terutama
menjadi sasaran kritiknya dalam prinsip perbedaan dari Rawis nama Nozick menjadi terkenal karena
bukunya Anarchy State and Utopia (1974) yang akan menurut pemikiran liberalitisnya tentang
keadilan. Teorinya tentang keadila distributif disebutnya “ Entitlement theory” kata “Entitlement”
yang mudah dialih bahasakan dengan tepat, barangkali bisa kita terjemahkan sebagai “ landasan
hak “ menurut Nozick kita akan memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilihan itu berasal dari
keputusan bebas yang mempunyai landasan hak. Disini ada tiga kemungkinan yang akan
mengeluarkan tiga prinsip.

Pertama prinsip “original acquisitions” kita akan memperoleh sesuatu untuk pertama kalinya
dengan misalnya memproduksi hal itu. Kedua prinsip “Transfer” kita akan memiliki sesuatu kembali
yang dlunya kalau kita akan membeli sebidang tanah atau kita dihadiahkan oleh orang lain kita akan
menjadi pemilik yang sah dan terserah pada kita saja mau diapakan milik kita itu.

Nozick mempunyai dua keberatan mendasar terhadap prinsip – prinsip (material) keadilan
distributif yang tradisional. Prinsip – prinsip itu akan bersifat ahtoris dan mempunyai pola yang akan
menentukan sebelumnya (patterned). Dengan memandang kedua keberatan ini kita akan dapat
memahami posisi Nozick sendiri dengan lebih baik. Ketiga prinsip Nozick yang merupakan prinsip
mempertanggung jawabkan juga proses yang melandaskan pembagian atau kepemilikan.

Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan ditegakkan, jika diakui bakat – bakat dan sifat –
sifat pribadi beserta segala konsekuensinya (seperti hasil kerja) sebagai satu – satunya landsan hak
(entitlement) jika kita ingin merumuskan prinsip menurut bentuk tradisionalnya, hanya bisa kita
katakan:“Dari sikap orang yang sesuai dengan apa yang akan dipilihnya, kepada setiap orang sesuai
dengan apa yang dihasilkan sendiri (barangkali dengan bantuan orang lain berdasarkan kontrak)
apa yang akan dipilih orang lain untuk melakukan bagi dia dan akan memberikan kepada dia dari
apa yang sebelumnya (berdasarkan prinsip ini juga) diberikan kepada mereka sendiri dan sebelum

36
mereka habiskan atau ahlikan kepada orang lain” Atau dirumuskan dengan lebih singkat “dari
setiap orang sebagaimanamereka akan pilih kepada orang sebagaimana mereka pilihkan”.

Keadilan Ekonomi

Keadilan yang akan memegang peran yang penting dalam konteks ekonomi dan bisnis karena akan
menyangkut barang yang diincar bayak orang untuk memiliki atau dipakai dalam jaman kita
ditandai oleh perhatian besar untuk keadilan dalam relasi – relasi ekonomis yang akan dipandang
dalam perpektif sejarah, pengertian “Keadilan Ekonomis” tidak terlalu mendapatkan perhatian yang
sama. Sejarahwan ide sosial dan poitik yang kebangsaan Kanada, C.B MaclPherson berpendapat
bahwa pengertian ini akan mengalami gerak pasang surut yang cukup mencolok dalam sejarah.
Dalam jaman kuno kedilan ekonomis diberikan tempat yang penting khususnya pada Aristoteles.
Pemikiran ini dilanjutkan dalam masyarakat dan abad ekonomis yang dianggap sebagai sesuatu
yang harus diusahakan, karena tidak timbul dengan otomatis, dan akan dianggap (seperti keadilan
pada umumnya) sebagai muncul lagi dengan kuatnya sekitar pertengahan abad ke – 19 dan
berperan penting dalam demokrasi – demokrasi parlementer secara panjang abad ke – 20.

Pada awalnya karyanya yang besar John Rawls menegaskan bahwa keadilan yang merupakan
keutamaan khas untu lembaga – lembaga sosial yang merupakan sama seperti pendirian keadilan
yang merupakan cirri khas sebuah teori (23). Rupanya pendiri – pendiri Republik Indonesia
memasudkan hal yang serupa ketika mereka berbicara tentang masyarakat yang adil dan
makmur.Masyarakat yang makmur sekalipun belum diatur dengan baik kalau tidak ditandai
keadilan.Tetapi hal itu tidak berarti bahwa keadilan hanya merupakan sesuatu cirri sosial saja atau
bahwa hanya masyarakat (Institusi sosial) bisa disebut adil dalam arti yang sesungguhnya.

Keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun individual.Juga dalam konteks ekonomi dan
bisnis.Keadilan ekonomis harus diwujudkan dalam masyarakat tetapi keadilan merupakan juga
keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara pribadi. Dan dalam konteks ekonomi dan
bisnis salah satu nilai norma terpenting adalah keadilan.

37
II.3 LIBERALISME DAN SOSIALISME SEBAGAI PERJUANGAN MORAL

Masalah keadilan muncul antara lain terkait dengan milik . Sehubungan dengan hal tersebut
liberalism dan sosialisme mempunyai pandangan yang sangat berbeda .Liberalisme menekankan
milik pribadi sebagai salah satu hak manusia yang terpenting. Sosialisme berpendapat bahwa milik
tidak boleh dibatasi pada kepentingan individu saja melainkan mempunyai fungsi sosial.Perjuangan
ideologis antara liberalism dan sosialisme dalam abad ke 19 dan 20 sebagiaan besar menghasilkan
tatanan sosio ekonomi dunia sekarang dan dengan jelas mempunyai aspek aspek etis.Berikut ini
akan dipaparkan secara singkat pandangan dari orang orang yang meletakan dasar untuk teori
liberalistis dan sosialistis tentang milik .

1. John locke dan milik pribadi

John Locke (1632 – 1704) diakui sebagai orang yang pertama kali mendasarkan teori
liberalisme tentang milik.Menurut Locke manusia mempunyai tiga “hak kodrat” (natural rights)
“life, freedom, and property”.Yang paling penting adalah hak atas milik karena kehidupan dan
kebebasan kita miliki juga.

Manusia adalah tuan serta penguasa penuh atas kepribadiannya, tubuhnya, dan tenaga kerja yang
berasal dari tubuhnya. Dengan menambahkan pekerjaannya, manusia membuat suatu menjadi
miliknya sendiri. Bila sesuatu yang tidak bertuan diolah oleh pekerjaan manusia, maka dengan itu ia
menjadi pemiliknya. Tetapi ada pembatasan bagi cara menjadi pemilik. Dari bahan tidak bertuan
orang hanya boleh mengambil sebanyak dapat dikonsumsi oleh orang itu sendiri (dan keluarga)
sehingga masih tertinggal cukup banyak dan sama baik mutunya untuk orang lain.

Dengan adanya uang keadaan pemiliknya berubah.Karena uang tidak bisa busuk, alas an untuk
membatasi milik yang disediakan oleh alam tidak berlaku lagi.Dengan adanya uang milik dapat
diakumulasikan sehingga manusia dapat mengumpulkan kekayaan tanpa batas.

Dalam pandangan Locke ini, sudah tampak beberapa cirri kapitalisme liberal yang dengan tegas
akan ditolak Karl Mark. Pertama, Locke mengandaikan begitu saja bahwa pekerjaanpun harus
diukur atas dasar nilai tukarnya, artinya sebagai komoditas ini pasaran. Kedua, Locke mengandaikan
juga bahwa hasil kerja karyawan menjadi milik sah dari pemilik tanah atau pemilik sarana produksi
lain.

2. Adam Smith dan Pasar Bebas

Smith (1723 – 1790) menjadi terkenal karena gigih membela pasar bebas di bidang
ekonomi. Ia memerangi apa yang disebut “merkantilisme” yang memandai Inggris pada waktu itu :
peraturan dan regulasi berlebih tentang perdagangan yang banyak dikeluarkan oleh pemerintah
Inggris. Seperti locke , Smith memandang pekerjaan sebagai sumber hak milik. Karena itu ia melihat
tenaga kerja sebagai “milik yang paling suci dan tidak boleh diganggu gugat”. Manusia secara

38
khusus memiliki produkvitas kerja itulah yang menghasilkan kemakmuran.Smith menggaris bawahi
pentingnya pembagian kerja.

Kegiatan ekonomis di pasar bukan saja menguntungkan bagi pihak – pihak yang langsung terlibat di
dalamnya, tetapi bermanfaat juga untuk masyarakat sebagai keseluruhannya. Smith menekankan
bahwa dengan mengejar kepentingan dari masing – masing dalam system pasar para anggota
masyarakkat mewujudkan kesejahteraan umum yang paling besar.

Menerima pasar bebas, Smith menerima juga kompetisis sebagai cara yang efesien untuk
mewujudkan kebebasan di bidang ekonomi. Tetapi supaya benar – benar terwujud, kompetisi.
Dengan perlu di tandai persamaan (equality), artinya semua peserta harus bisa beraangkat dari
posisi yang sama.

3. Marxisme dan Kritiknya atas milik pribadi

Marxisme merupakan ajaran sosial ekonomi, politik yang sangat kompleks dan tidak mudah untuk
disingkatkan tanpa pengorbanan yang cukup banyak unsure yang sebenarnya hakikinya juga. Kita
memandang Merxisme sebagai kritik atas teori liberalism tentang pemilik yang serentak, juga
merupakan usaha untuk menyajikan suatu alternatif. Usaha tersebut meliputi dua aspek, yaitu :
aspek ilmiah dan aspek etis..

Ilmu pengetahuan selalu berbicara tentang hukum – hukum tetap, dan atas hukum – hukum itu
dapat dilakukan prediksi, yang berarti kita dapat meramalkan apa yang terjadi, jika beberapa syarat
terpenuhi. Teori merxisme mempunyai satu segi etis juga. Inti kritik etis itu adalah paham “aliensi”
atau “keterasingan”. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang bekerja, yang meliputi dua
hal: di satu pihak, ia menjadi manusia yang sungguh – sungguh dengan bekerja, ia sendiri
dihumanisasikan dengan mengelola alam karena pekerjaannya, dan di lain pihak ia
menghumanisasikan alam dengan pekerjaannya, ia membuat alam bersahabat dengan manusia.

Mark dan Engels menekankan, sama sekali tidak memasudkan dihapuskannya milik pribadi yang di
perlakukan dengan bekerja keras, seperti hasil kerja dari petani kecil atau tukang. Mereka justru
membela kaum kecil itu.Tetapi, kapitalisme sendiri menghindarikan orang – orang kecil menikmati
buah hasil dari kerja keras mereka.Kapital dihasilkan karena pekerjaankita semua dalam
masyarakat dan juga memungkinkan kita semua untuk bekerja. Cirri kapitalisme yang paling jelek
adalah bahwa mereka mempekerjakan orang lain untuk memperkaya diri. Menurut marxisme,
lembaga milik pribadi pada dasarnya merupakan penindasan atau eksplolitas kaum pekerjaannya.

PERTENTANGAN DARI PERDAMAIAN ANTARA LIBERALISME DAN SOSIALISME

Setelah mempelajari beberapa sumber filosofis untuk liberalisme dan sosialisme, sekarang
kami ingin melukiskan liberalisme dan sosialisme sebagai dua ideology yang untuk sebagian besar
menentukan keadaan dibidang ekonomi dan politik selama abad ke – 19 dan ke – 20. Liberalisme

39
menekankan hak untuk mempunyai milik pribadi sebagai suatu kegiatan dasar bagi setiap manusia,
sedangkan sosialisme menilai masyarakat diatur tidak adil, terutama karena lembaga milik pribadi.

1. Liberalisme

Inti pemikiran liberalisme adalah tekanannya pada kebebasan individual. Negara harus
menjaga agar warganya beserta miliknya dalam keadaan aman sehingga tidak akan terjadi tindakan
yang meresahkan masyarakat, seperti perampokan atau pencurian. Selain itu, Negara member
kesempatan seluas – luasnya kepada warganya untuk menjalankan kebebasan sendiri. Dibidang
ekonomi pun, liberalisme menggunakan kebebasan pribadi. Keadaan ekonomi paling baik akan
tercapai bila mekanisme pasar dapat menentukan semua hal : harga jual, besarnya gaji, kesempatan
kerja, volume produksi, dan lain – lain.

Liberalisme yang murni atau tanpa campur tangan Negara, tentu belum pernah terwujud
sepanjang sejarah. Pada abad ke – 19 Inggris menjadi Negara adikuasa yang paling penting di
dunia.William Gladstone (1809 – 1898) sebagai Perdana Menteri sampat empat kali memimpin
kabinet berhaluan liberal. Kemudian Inggris dan Negara – Negara moderen lain juga, campur tangan
Negara dalam urusan ekonomi semangkin bertambah, khususnya sesudah resesi tahun 1930 an,
krisis ekonomi paling dahsyat yang pernah di alami didunia.

2. Sosialisme

Sebaiknya sosialisme dilihat sebagai reaksi atas ketidakberesan dalam masyarakat yang disebabkan
oleh liberalisme. Bentuk sosialisme yang dianggap penting.:

 Sosialime Komunitis

Sosialisme Komunitas atau Komunisme menolak milik pribadi. Menurut mereka, milik pribadi harus
menjadi milik bersama atau milik kolektif. Misalnya, komunisme tidak berkeberatan bila orang
mempunyai rumah sendiri dan perkarangan dimana dihasilkan buah – buahan dan sayuran –
sayuran untuk pemakaian pribadi bersama dengan kluarga dan kenalan.Yang tidak boleh menjadi
milik pribadi adalah pabrik dan tanah.Akhirnya, kapital atau modal juga tidak boleh menjadi milik
pribadi sebab yang memiliki modal dapat juga menjadi pemilik pribadi dan tanah. Tinggal ia
membeli pabrik atau tanah, atau membangun pabrik baru dengan uangnya. Dengan amat tepat
system ekonomi komunitas sering disebut planned economy, “ekonomi berencana”. Di Negara –
Negara komunis, ekonomi direncanakan dengan ketat dari atas harga jual , besarnya dari atas harga
jual, besarnya gaji dan upah, volume produksi, dan semua factor ekonomi lain dikomando oleh
pemerintah. Boleh dibilang, ekonomi komunitas merupakan kebalikan dari system ekonomi pasar
bebas.

 Sosialisme Demokratis

Sosialisme demokratis juga menempatkan masyarakat diatas individu. Tetapi, berbeda dengan
komunisme, mereka tidak bersedia mengorbankan system pemerintah demokratis mereka anggap
sebagai sebuah perolehan moderen yang sangat berharga. Karena itu, mereka ingin mewujudkan

40
cita – cita sosialitas melalui jalan demokratis. Contoh terkemuka adalah Labour Party di
inggris.Partai sosialis ikut dalam pemilihan umum. Jika menang, mereka membentuk cabinet yang
mengatur politik dan ekonom menurut cita – cita sosialistis.

Salah satu progam pokok bagi pemerintah sosialistis adalah nasionalisasi industri yang penting,
disatu pihak industry dasar, seperti pabrik baja, bahan kimia, semen, pupuk buatan dan sebagainya,
artinya industry yang dibutuhkan oleh industry lain dan lain pihak industri lain yang menguasai
hajat hidup orang banyak, seperti telekomunikasi, energi, transportasi, dan sebagainya.
Nasionalisasi adalah kebalikan dari Privatisasi.

Usaha sosialisme demokratis antara lain :

1. Memperbaiki kesejahteraan kaum pekerja melalui perundag - undangan sosial.


2. Kesejahteraan dan keselamatan kerja di tingkatkan.
3. Ditentukan syarat – syarat untuk memberhentikan para pekerja.
4. Dibangun system jaminan sosial untuk mereka yang sudah tidak bisa bekerja lagi karena
sakit atau sudah tua.
5. Ditetapkan upah minimum.

Kekuatan dan KelemahanLiberalisme dan Sosialisme

Kekuatan liberalisme adalah bahwa milik pribadi diakui sebagai cara penting. Untuk
mewujudkan kebebasan pribadi. Kita semua menyetujui, kebebasan merupakan suatu nilai sangat
hakiki bagi manusia.

Kelemahan Liberalisme adalah bahwa mereka kurang memperhatikan nasib kaum miskin
dan orang yangkurang beruntung dalam perjuangan hidup, seperti kaum buruhdalam masyarakat
berindustri. Kalau dirumuskan agak ekstrem, bagi liberalisme miskin sama dengan malas.

Sosialisme mempunyai kekuatan yaitu mereka mengemukakan dimensi transindividual dari


milik.Milik selalu mempunyai suatu fungsi sosial dan tidak pernah boleh dibatasi pada kepentingan
pribadi saja.

Sosialisme juga mempunyai kelemahan yang terasa cukup besar bahkan menjadi fatal untuk
system pemerintah sosialistis. Ekonomi yang dijalankan menurut pandangan sosialisme demokratis
memiliki nasib yang sama.

Menuju perdamaian antara Liberalisme dan Sosialisme

Liberalisme dan sosialisme dapat dilihat sebagai dua ideology antagonis yang berjuang
merebut hegemoni di panggung politik dan ekonomi selama kira – kira satu setengah abad.Pada
saat sekarang dua ideologi ini tampaknya mencapai titik perdamaian. Saat pergantian abad
sekarang, liberalisme dan sosialisme dua – dua nya gagal dan serentak juga berhasil, dua – duanya
kalah dan serentak juga menang. Situasi ini mencuat di Negara – Negara industri dimana

41
pertentangan historis antara liberalisme dan sosialisme berlangsung sekian lama.Sosialisme gagal
karena harus mengakui keunggulan system ekonomi pasar bebas.

Sosialisme demokratis belum mati, tetapi mengalami banyak kesulitan dan sebenarnya
kehilangan arah. Di Negara – Negara industry, serikat – serikat buruh dalam keadaan lesu dan
jumlah anggota mereka menurun drastis. Salah satu sebab utama adalah bahwa cita – cita kaum
buruh sebagian besar sudah tercapai.

Sosialisme berhasil karena Negara – Negara industry moderen sudah menjadi welfare state
atau Negara kesejahteraan.Dengan welfare state di maksudkan Negara – Negara memasang sebuah
sosial safety net atau jaringan pengaman sosial. Negara kesejahteraan mewujudkan sebuah gagasan
etis yang selalu sudah menggerakan sosialisme, yaitu perhatian kaum buruh dan mereka yang kecil
dan sial dalam perjuangan hidup. Karena itu, Negara kesejahteraan bisa dilihat sebagai keberhasilan
sosialisme demokratis. System welfare state didasarkan atas solidaritas antara angkatan kerja dan
mereka yang tidak bisa bekerja (lagi) karena sakit, menganggur atau sudah tua.

System Negara kesejahteraan bisa di lihat sebagai koreksian sosial atas akibat – akibat
negatif ekonomi pasar bebas, seperti misalnya pengangguran mendadak.Kesulitan terbesar yang
mengancam kelangsungan Negara kesejahteraan adalah pembiayaannya.Jumlah otang tua
bertambah besar dan umur mereka semangkin tinggi.Mereka yang tidak bekerja berjumlah semakin
besar dan jaminan sosial mereka harus dibayar dengan premi sosial dari angkatan kerja yang
semakin kecil jumlahnya. Premi sosial yang semakin tinggi akan mengakibatkan pekerjaan menjadi
terlalu mahal. Hal itu akan mendorong naik angka pengangguran.

Kelemahan lain adalah bahwa setiap system Negara kesejahteraan mudah di salah gunakan. Banyak
karyawan pura – pura sakit dan gaji mereka di bayar terus.

Tentu saja selalu ada kontrol, tetapi menjalankan kontrol yang lebih efektif dan inesiatif dengan
menambahkan spektur sosial akan berarti juga membuat system menjadi lebih mahal lagi. Dengan
adanya welfare state dalam liberalisme, campur tangan Negara dalam bidang sosial dimana seluruh
system jaminan sosial direncanakan dan diselenggarakan oleh Negara. Kemenangan liberalisme
yaitu diakuinya keunggulan system ekonomi pasar.

KAPASITALISME DAN DEMOKRATISASI

Ideologi di belakang kapitalisme adalah liberalisme, yang dapat menjelaskan 3 unsur hakikinya:

Lembaga milik pribadi, pencarian untung, dan manfaatkan kompetensi dalam system ekonomi
pasar bebas. Melalui cara berproduk industry, modal untuk memperoleh laba sebesar – besarnya,
yang kemudian diinvestasikan lagi dalam usaha produktif sehingga dapat menghasilkan kekayaan
yang lebih besar.

42
Mempelajari keberhasilan Negara – Negara industry barat, sulit untuk disangka bahwa demokrasi
dapat berfungsi sebagai koreksian atas segi – segi negatif dari kuasa ekonomis yang terwujud dalam
kapitilasme. Kapitalisme mengakibatkan ketidaksamaan sedangkan demokrasi cenderung
memajukan persamaan.

Fenomena demokratisasi yang dijalankan secara kapitalisme di Negara – Negara industry:

1. System pemerintahan demokratis berhasil mengoreksi beberapa akses kapitalisme.


Contohnya, terbentuknya walfare state ysng dihasilkan oleh perjuangan demokratis
menyebabkan pengangguran atau penyakit mendadak tidak akan lagi kecelakaan para
pekerja. Demokrasi merupakan jaminan paling baik untuk mengimbangi keserakahan
ekonomi yang bersedia mengibarkan apa saja, termasuk juga lingkungan hidup dan
generasi – generasi yang akan dating.
2. Antagonism antara kelas – kelas, dalam system pemerintahan demokratis cukup
teratasi. Kaum majikan tidak lagi berpolarisasi dengan keum majikan karena mereka
menyasari banyak kepentingan bersama.
3. Pemeliharaan sarana produksi semakin merata.

Di Negara – Negara Eropa Barat lainnya dan juga Amerika Serikat kita menyaksikan gejala yang
sama. Saham – saham menjadi semakin milik masyarakat. Dengan demikian , wajah kapitalisme
berubah radikal dan berbeda jauh dengan gambaran yang dilukiskan dulu oleh Karl Marx. Salah satu
kritik mendasar atas kebijakan pemerintah Margaret Thetcher adalah bahwa golongan miskin tidak
sempat berpartisipasi dalam kemajuan ekonomi yang menyeluruh. Perbedaan pendapat dan
perbedaan kekayaan masih menandai banyak Negara kapitalistis, khususnya Amerika Serikat.
Rupanya demokrasi merupakan jalan terbaik untuk mewujudkan pemerataan pendapatan dan
kekayaan itu. Solidaritas merupakan prinsip lain lagi yang tidak kalah pentingnya.

ETIKA PASAR BEBAS

David Gauthiar pernah mengemukakan pendapat bahwa pasar yang sempurna tidak membutuhkan
moralitas.Dengan pasar sempurna dimaksudkan pasar dimana kompetisi berjalan dengan
sempurna.Mekanisme pasar berjalan dengan sendirinya. Semua orang mengambil keputusan
rasional yang tepat dari orang lain. Moralitas bariu diperlukan bila pasar gagal atau mempunyai
kekurangan – kekurangan.

43
II.2.2 ETIKA PASAR( VG )

PENDAHULUAAN

Pasar bebas memperoleh pembenaran karena mampu mengalokasikan sumber daya dan

mendistribusikan komoditas dengan cara yang adil,mampu memaksimalkan utilitas ekonomi

masyarakat serta menghargai kebebasan memilih baik kepada penjual maupun pembeli. Aspwk

moral dari sistem pasar ini sangat tergantung pada sifat kompetitif dari sistem ekonomi itu

sendiri.Jika perusahaan bergabung dan menggunakan kekuatan bersama untuk menentukan harga (

kartel ),menyingkirkan pesaing dengan tindakan yang tidak adil,atau meraih keuntungan melalui

monopoli dengan mengorbankan konsumen, maka pasar tidak lagi kompetitif yang melahirkan

ketidak adilan ,penurunan utilitas social dan kebebasan untuk memilih.Agar nilai moral dan etika

dalam persaingan dapat terwujud maka perlu dipahami arti persaingan pasar dan beberapa bentuk

persaingan pasar serta masalah etika dan moral yang muncul dalam bentuk persaingan tersebut .

 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar adalah sebuah forum yang mempertemukan penjual (produsen ) dan pembeli ( konsumen

).Pasar persaingan sempurna adalah pasar dimana tidak ada pembeli atau penjual yang memiliki

kekuatan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi harga barang yang dipertukarkan. Pasar ini

memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Jumlah penjual dan pembeli relative banyak.

2. Semua penjual dan pembel bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar

44
3. Setiap pembeli dan penjual mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan oleh pembeli dan

penjual lainnya ,termasuk informasi tentang harga,jumlah,dan kualitas semua barang yang

diperjual belikan .

4. Barang yang diperjual belikan relative sama satu sama lainnya sehingga tidak ada

seorangpun yang peduli dari mana mereka membeli atau menjualnya.

5. Biaya dan keuntungan memproduksi atau menggunakan barang yang dipertukarkan

sepenuhnya ditanggung pembeli dan penjual barang tersebut,bukan oleh pihak lain .

6. Semua penjual dan pembeli adalah pemaksimal utilitas ,semuanya berusaha untuk

memperoleh sebanyak mungkin dengan membayar sesedikit mungkin.

7. Tidak ada pihak luar misalnya pemerintah yang mengatur harga ,kuantitas dan kualitas

barang barang yang diperjual belikan dipasar.

Dua karakteristik pertama merupakan karakteristik dasar dari sebuah pasar yang

kompentitif karena keduanya menjamin bahwa pembeli dan penjual memiliki kekuatan yang sama

dan tidak ada yang bisa saling memaksakan kehendaknya . Karakteristik ketujuh adalah apa yang

membuat membuat sebuah pasar dikatakan “bebas “yaitu pasar yang terbebas dari semua

peraturan yang ditetapkan dari luar seperti pemerintah atas harga,kuantitas dan kualitas barang

yang dijual atau dibeli .

ETIKA DAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

Pasar persaingan sempurna akan mendorong pembeli dan penjual menuju pada titik

keseimbangan pasar dimana pada titik ini tergambar adanya kesepakatan antara penjual dan

pembeli mengenai harga serta jumlah barang yang akan dibeli dan dijual.Dalam proses ini, pasar

dikatakan mampu mencapai tiga nilai moral utama : 1. Mendorong pembeli dan penjual

mempertukarkan barang dalam cara adil 2. Memaksimalkan utilitas pembeli dan penjual dengan

45
mendorong mereka mengalokasikan ,menggunakan ,dan mendistribusikan barang dengan efisien

dan 3. Mencapai tujuantersebut dengan suatu cara menghargai hak pembeli dan penjual untuk

melakukan pertukaran secara bebas.

 PASAR MONOPOLI

Seperti telah diungkakan terdahulu ada tujuh ciri pasar persaingan sempurna ,jika ciri

tersebut tidak terpenuhi maka pasar akan menjadi pasar non persaingan (monopoli ).Pada pasar

monopoli terdapat 2 ciri yang tidak terpenuhi pertama jumlah penjual dan pembeli banyak dan tidak

ada satu penjual pangsa pasar yang sangat dominan karena pada pasar monopoli hanya ada satu

penjual yang menguasai pangsa pasar 100 %.Kedua, semua penjual dan pembeli bebas masuk atau

keluar dari pasar ,pada pasar monopoli penjual lain tidak dapat masuk pasar .Ada beberapa

hambatan yang mencegah penjual lain antara lain misalnya peraturan hak paten yang hanya

memberikan hak pada penjual tertentu untuk menjual dan memproduksi produk tertentu,atau biaya

modal yang tinggi sehingga memberatkan penjual baru untuk masuk kedalam bisnis tersebut.

ETIKA DAN PASAR MONOPOLI

Pasar monopoli sulit untuk mewujudkan etika terkait dengan Keadilan,Utilitas dan Hak jika

tidak ada campur tangan pemerintah (regulasi ).Ada beberapa kegagalan untuk mewujudkan

keadilan ,utilitas dan hak pembeli pada pasar monopoli antara lain :

1. Perusahaan monopoli cenderung menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan

yang tinggi dan ini menjadi mewujudkan ketidak adilan bagi pembeli karena biasanya harga

berada diatas titik keseimbangan .

2. Pasar monopoli menurunkan efisiensi dalam alokasi dan distribusi barang karena : Pertama

,pasar monopoli memungkinkan penggunaan sumber daya dalam suatu cara yang akan

menciptakan kelangkaan barang yang dibutuhkan pembeli dan mendorong harga menjadi

46
tinggi dari harga yang seharusnya .Kelangkaan ini terus terjadi karena perusahaan lain tidak

bisa memasuki pasar kondisi inilah yang memunculkan peluang meraih keuntungan yang

tinggi bagi perusahaan monopoli dan membatasi kebebasan konsumen untuk memilih .

Kedua perusahaan monopoli tidak terdorong untuk menekan biaya dengan mencari

metode produksi yang murah dan mengembangkan tehnologi karena tidak ada pesaing

.Ketiga pasar monopoli memungkinkan penjual untuk menetapkan harga yang membatasi

konsumen untuk memperoleh komoditas paling memuaskan yang mereka beli.

Pasar monopoli juga menerapkan pembatasan atas hak hak hak hak negative yang

didukung oleh pasar persaingan sempurna .Pertama ,pasar monopoli menurut definisinya

adalah di mana penjual lain tidak bisa masuk dipasar . Kedua ,pasar monopoli

memungkinkan perusahaan monopoli memasok barang yang tidak diinginkan konsumen

baik jenis maupun jumlahnya.Ketiga,pasar monopoli didominasi oleh penjual tunggal

sehingga kekuasaan perusahaan monopoli atas pasar adalah mutlak.

Pasar monopoli dengan demikiaan adalah pasar yang menyimpang dari tujuaan

kadilan,utilitas ekonomi dan hak hak negative. Pasar monopoli menetapkan harga secara

tidak adil yaitu tidak pada titik kesetimbangan yang mendatangkan keuntungan sangat

besar bagi penjualnya.Pasar monopoli juga tidak menciptakan efisiensi malah mendorong

pemborosan ,kesalahan alokasi sumber daya dan eksploitasi keuntungan. Pasar monopoli

tidak menghormati hak kebebasan konsumen ,namun malah menciptakan kesenjangan

kekuasaan yang memungkinkan perusahaan monopoli memaksakan kehendak mereka pada

pembeli. Jadi ,”Kedaulatan “ konsumen atas pasar diganti oleh produsen.

47
BAB III.PENERAPAN ETIKA DALAM BISNIS

Kegiatan dan jenis bisnis bermacam macam ada bisnis berskala besar ada yang kecil ,ada
bisnis jasa ada manufacturing ,semua jenis bisnis ini disebut dengan “perusahaan “ berdasarkan
hal ini tentu masalah etis didalam yang ditimbulkan setiap perusahaan tidak selalu sama.Sebagai
contoh pada perusahaan jasa perhotelan masalah moral yang timbul tidak akan sama dengan
perusahaan pabrik kimia ,etika terhadap steakholder khususnya perilaku etis terhadap karyawan
dan konsumen akan berbeda .Namun pada uraian selanjutnya akan dibahas penerapan konsep
etika dalam perusahaan pada umumnya .

III.IETIKA HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN KONSUMEN.

Konsumen merupakan steakholder yang sangat hakiki dalam bisnis ,kegiatan bisnis tidak
mungkin berjalan jika tidak ada konsumen yang menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan
.Perusahaan akan mengharapkan pembeliaan produk tersebut tidak hanya berlansung satu kali
tetapi berulang kali sehingga perusahaan selalu berusaha menjadikan konsumen sebagai pelanggan
agar kelansungan hidup perusahaan dapat bekesinambungan. Berdasarkan hal tersebut dapat
dikatakan bahwa konsumen memduduki posisi kunci untuk menjamin suksesnya suatu perusahaan (
The customer is king “) .Ungkapan ini menunjukan bahwa tugas pokok pebisnis adalah mencapai
keberhasilan melalui pemberian kepuasan kepada konsumen.Manajemen pemasaran lebih
menekankan bagimana meningkatkan keuntungan secara finansial dibandingkan dengan masalah
etika dan perlakuan yang adik terhadap konsumen .

Konsumen setiap waktu disuguhkan berbagaimacam iklan yang mendorong mereka untuk
membeli produk tertentu.Meskipun secara konsep dikatakan bahwa

kemudiaaniklan sebagai sumber informasi ,namun iklan pada pelaksanaanya jarang memberikan
indikasi yang benar tentang fungsi dasar sebuah produk dan lebih menitik beratkan pada
keunggulan dari produk tersebut.Para pakar ekonomi mengatakan bahwa pengeluaran untuk iklan
sesungguhnya hanyalah pemborosan sumber daya, sedangkan sosiolog mengkhawatirkan pengaruh
budaya dari iklan .( M.G.Velasquez 317 ).

Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka sangat perlu dibahas berbagai permasalahan
etika yang muncul yang berkaitan dengan kualitas produk dan iklan . Pembahasan akan dimulai

48
dengan beberapa pendekatan terhadap masalah konsumen dilanjutkan dengan masalah
periklanan.Pembahasan awal merupakan masalah paling mendesak yaitu kecelakaan dan kerugiaan
yang ditimbulkan akibat penggunaan produk sehingga sangat penting untuk dibahas dan diketahui
perlidungan dan hak konsumen serta tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen .

1. PASAR DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

Para pembela hak konsumen menyatakan bahwa,tahun 1992 telah terjadi lebih dari 585.000
kecelakaan,yang memerlukan perawatan rumah sakit pada anak anak yang menggunakan mainan
,peralatan anak anak, dan peralatan bermain. Lebih dari 322.000 orang terluka saat menggunakan
peralatan bengkel untuk rumah tangga ,2.055.000 orang memerlukan perawatan darurat akibat
menggunakan perabot rumah tangga dan 3.467.000 orang memerlukan perawatan karena terluka
saat menggunakan material material bahan bangunan. Pada tahun 1995 rata rata terjadi kecelakaan
kendaraan bermotor sebanyak 44.200 perminggu , sementara angka kematian rata rata mencapai
120 perhari dan kerugiaan finansial diperkirakan mencapai $ 479 juta tiap hari ( M.G . Velasquez hal
317 ).

Banyak orang percaya bahwa konsumen secara otomatis terlindung dari kerugiaan denan
adanya pasar bebas dan kompetitif.Pasar bebas mendukung alokasi distribusi dan penggunaan
barang barang dalam arti akantimbul keadilan,penghargaan atas hak dan memiliki nilai kegunaan
maksimum bagi para pelaku pasar. pada pasar bebas konsumen dikatakan “berdaulat penuh “.Saat
konsumen menginginkan dan bersedia membayar untuk suatu produk , para penjual akan
memperoleh insentif untuk memenuhi keinginan mereka tersebut.Jika penjual tidak menyediakan
apa yang dinginkan konsumen, berarti mereka akan rugi .

Dalam pendekatan pasar terhadap perlindungan konsumen ,keamanan konsumen dilihat


sebagai produk yang paling efisien bila disediakan melalui mekanisme pasar bebas dimana penjual
memberikan tanggapan terhadap permintaan konsumen .Jika konsumen menginginkan produk yang
lebih aman , mereka akan menunjukan dengan bersedia membayar lebih untuk menbeli produk
tersebut dan mengabaikan produsen yang menjual produk yang tidak aman.Pihak produsen harus
menanggapi situasi tersebut dengan berusaha menyedikan dan meningkatkan keamanan
produknya jika tidak mereka akan kehilangan konsumen.Jadi pasar menjamin bahwa produsen
menanggapi keinginan konsumen untuk memperoleh produk yang aman.Kondisi ini dapat tercapai
bila karakteristik pasar bebas dapat terpenuhi.

Sehubungan dengan masalah perlakuaan dan perlidungan terhadap konsumen maka perlu
dibahas hak konsumen dan kewajiban serta tanggung jawab produsen terhadap konsumen.

I. HAK KONSUMEN

49
 Hak atas keamanan
Konsumen berhak atas keamanan produk yang disebabkan kesalahan tehnis atau kesalahan
lainnya yang dapat merugikan konsumen meliputi hal yang merusak kesehatan atau
mengancam keselamatan jiwa seperti penggunaan zat pewarna,pengawet dan bahan kimia
lainnya diluar bahan yang diizinkan oleh lembaga yang terkait (POM,DEP.KES } ,mainan anak
anak dll

 Hak atas informasi


Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang akan
dibelinya baik mengenai apa sesungguhnya produk tersebut,cara menggunakannya,risiko
dan efek sampingan yang ditimbulkan .
 Hak untuk memilih
Konsumen berhak dengan bebas untuk memilih ,membandingkan kualitas dan harga dari
produk dan jasa yang ditawarkan oleh berbagai pelaku bisnis sebelum mereka mengambil
keputusan untuk membeli.

 Hak untuk didengarkan


Pembisnis harus mendengar dan mempertimbangkan apa keluhan dan yang diinginkan
konsumen dari barang dan jasa yang ditawarkan karena hal ini merupakan salah satu hak
konsumen.

 Hak lingkungan hidup


Produk yang dibuat tidak mengganggu dan mencemari lingkungan hidup .Misalnya sabun
atau diterjen dimana bahan limbahnya dapat merusak sumber air bersih dan membunuh
sumber daya hayati .

 Hak atas pendidikan


Konsumen mempunyai hak untuk secara positif dididik agar menjadi kritis dan sadar akan
haknya dalam menggunakan barang dan jasa baik melalui sekolah maupun media masa.

II. TANGGUNG JAWAB BISNIS UNTUK MENYEDIKAN PRODUK YANG AMAN

Kerugian konsumen akibat penggunaan produk dan jasa tertentu apakah selalu menjadi
tanggung jawab pembisnis ?.Sehubungan dengan hal tersebut ada 3 sudut pandangan dasar
teoritis maupun yuridis mengenai hubungan antara pebisnis dengan
konsumen,khususnyadalam hal tanggung jawab atas barang dan jasa yang ditawarkan oleh
pebisnis dan dibeli oleh konsumen.

 Teori Kontrak

50
Menurut teori ini hubungan antara produsen (pebisnis ) dan konsumen dalam melakukan
transaksi seolah olah melalui suatu kontrak.Kewajiban produsen terhadap konsumen dan
begitupun sebaliknya hak konsumen didasarkan pada apa yang tertera dalam kontrak
tersebut .Pandangan ini menyebutkan bahwa saat konsumen membeli sebuah produk ,
konsumen secara sukarela menyetujui “kontrak penjualan “ dengan perusahaan.Pihak
perusahaan secara sukarela dan sadar wajib untuk memberikan produk pada konsumen
dengan karakteristik tertentu, dan konsumen secara sukarela dan sadar setuju membayar
sejumlah uang kepada perusahaan.
Berdasarkan teori kontrak ini makaagar kontrak tersebut sah secara moral harus
memenuhi beberapa syarat
1.Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik arti kontrak dan sifat produk.
2.Kedua belah pihak harus melukiskan secara jelas dan benar fakta yang menjadi objek
kontrak.
3.Tidak boleh ada paksaan antara kedua belah pihak atau ada pengaruh dari pihak lain .
Selanjutnya perusahaan mempunyai beberapa kewajiban moral terhadap konsumen
antara lain :
1. Mematuhi isi perjanjian penjualan
Kewajiban yang paling mendasar perusahaan terhadap konsumen adalah kewajiban
untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis sama dengan yang dinyatakan
perusahaan yang mendorong konsumen untuk membuat kontark dengan sukarela dan
membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan dibelinya.Sebagai
contoh suatu perusahaan obat mengiklankan obat penahan rasa sakit yang tidak
menyebabkan kecanduan .Selanjutnya seorang pasien menggunakan obat tersebut pasien
tersebut menjadi kecanduan dan meninggal karena over dosis.Keluarga pasien menuntut
pertanggung jawaban perusahaan dan dalam hal ini perusahaan mempunyai kewajiban
untuk memenuhi tuntutan tersebut karena perusahaan telah gagal memenuhi atau tidak
mematuhi kontrak.
Klaim terbuka ataupun tidak lansung yang mungkin diberikan penjual tentang kualitas
produknya mencakup berbagai bidang dan dipengaruhi oleh sejumlah factor antara lain :
Reliabilitas klaim tentang realibilitas mengacu pada bahwa produk akan berfungsi
seperti yang diharapkan konsumen. Jika produk tersebut terdiri dari beberapa komponen
yang saling terkait , semakin banyak komponen produk tersebut maka produsen
berkewajiban menjamin bahwa masing masing komponen berfungsi sedemikiaan rupa
sehingga reliabilitas produk tersebut sama dengan klaim yang dibuat produsen baik secara
implisit maupun eksplisit.Hal ini penting terutama jika kegagalan fungsi produk dapat
mengganggu kesehatan atau keamanan .
2. Mengungkapkan apa yang akan dibeli konsumen ( sifat produk)
3. Menghindari misrepresentasi ( memberikan gambaran yang salah )
4. Menghindari penggunaan paksaan .

Ditinjau dari beberapa sudut pandang ada 3 keberatan terhadap teori kontrak ini :

51
a. Teori kontrak menganggap bahwa produsen dan konsumen berada pada taraf yang
sama pada kenyataannya tidak terdapat persamaan karena produsen mengenal
segala seluk beluk dari berbagai produk sedangkan konsumen berada pada posisi
yang membingungkan dalam menghadapi banyak produk secara bersamaan.Ia tidak
mempunyai keahliaan maupun waku untuk membandingkan dan memeriksa produk
tersebut satu demi satu. Pengetahuaan konsumen sebagiaan besar tergantung pada
informasi pihak produsen(konsumen berada pada taraf yang lemah ).Prinsip “
Hendaklah konsumen berhati hati “tidak mungkin berfungsi sebagai satu satunya
prinsip dalam hubungan produsen dan konsumen.

b. Teori kontrak beranggapan bahwa seolah olah produsen dan konsumen


berhubungan lansung ,pada kenyataannya sangat jarang konsumen berhubungan
lansung dengan produsen. Antara produsen dan konsumen terdapat jaringan luas
yang terdiri atas pemasok,distributor,dan pengecer. Dalam hal ini teori kontrak
menjadi tidak realistis ,karena tidak ada persetujuan lansung antara produsen dan
konsumen.

c. Konsepsi kontrak tidak cukup melindungi konsumen dengan baik karena


perlindungan konsumen hanya tergantung pada ketentuaan dalam kontrak,bisa
terjadi juga bahwa konsumen terlanjur menyetujui kontrak jual beli ,padahal pada
kontrak tersebut tidak ada jaminan bahwa produk bisa diandalkn,berumur
lama,aman dan sebagainya . Bila konsumen dengan bebas mengadakan kontrak jual
beli , hal ini tidak berarti juga bahwa perlindungan konsumen sudah terlaksana.

 Teori Perhatiaan Semestinya ( Due Care Theory )


Berbeda dengan pandangan kontrak,pandangan ini tidak menyetarakan produsen
dan konsumen melainkan bertolak dari kenyataan bahwa konsumen berada pada
posisi yang lemah karena produsen mempunyai jauh lebih banyak pengetahuaan
dan pengalaman tentang produk yang tidak dimiliki oleh konsumen.Kepentingan
konsumen disini dinomor satukan siprodusen mempunyai kewajiban menjaga agar
si konsumen tidak mengalami kerugiaan dari produk yang dibelinya.Motto yang
berlaku disini bukanlah “Konsumen hendaklah berhati hati” melainkan “Penjual
hendaklah berhati hati “. Pandangan “Perhatian Semestinya “ tidak memfokuskan

52
kontrak atau persetujuaan antara konsumen dan produsen melainkan
mengutamakan kualitas produk serta tangung jawab produsen . Karena itu
tekanannya bukan pada segi hukum seperti teori kontrak melainkan pada etika
dalam arti yang luas. Norma dasar yang melandasi pandangan ini adalah bahwa
seseorang tidak boleh merugikan orang lain dengan kegiatan yang
dilakukannya.Norma dasar ini dapat dibenarkan dari segala aspek etika baik dari
segi teori etika deontology dan hak, utilitarisme maupun teori keadilan sehingga
teori ini lebih memuaskan dari pandangan kontrak . Namun teori ini juga
mempunyai kelemahan antara lain : Pertama, tidak muadah untuk menetukan apa
arti “semestinya “ Misalnya ,sejauh mana produk harus dibuat sesempurna
mungkin karena semakin sempurna biaya akan semakin tinggi dan harga jual juga
akan menjaga tinggi . Kondisi ini memungkinkan konsumen tidak mampu
menjangkau harga tersebut.Kedua ,Produsen tahu lebih banyak tentang suatu
produk dari pada konsumen ,tetapi pada akhirnya pengetahuaannyan terbatas juga
.Misalnya produsen tidak semua tahu akibat negative penggunaan dan risiko
sebuah produk .

 Teori Biaya Sosial ( Social Cost Theory )


Teori biaya social memegaskan bahwa produsen bertanggung jawab terhadap
semua kekurangan dan kerugiaan yang dialami konsumen dalam menggunakan
produk tertentu.Hal yang sama juga berlaku jika produsen sudah mengambil semua
tindakan yang semestinya dalam merancang dan memproduksi suatu produk atau
pihak produsen telah memberi peringatan kepada konsumen risiko dari
penggunaan produk . Jika teori ini benar , sebagai contoh produsen rokok harus
dianggap bertanggung jawab atas terjadinya penyakit kanker paru paru atau
penyakit jantung yang dialami perokok ,walaupun mereka sudah memasang
peringatan tentang bahaya merokok untuk kesehatan. Menurut para pendukung
teori ini semua akibat negative dari penggunaan produk harus dibebankan pada
produsen ,karena hal tersebut merupakan satu satunya cara untuk memaksakan
para produsen membuat produk yang aman . Teori biaya social ini sangat didukung
oleh aktivis gerakan perlindungan konsumen. Walaupun teori ini sangat
menguntungkan kon sumen namun ada beberapa kelemahan teori ini : Pertama

53
,teori biaya social kurang adil ,karena menganggap orang bertanggung jawab atas
hal yang tidak diketahui atau tidak dapat dihindari. Menurut keadilan
kompensatoris,orang harus bertanggung jawab atas akibat perbuatan yang
diketahui dapat terjadi dan mampu untuk mencegahnya oleh sebab itu orang
tersebut harus memberi ganti rugi. Kedua ,teori biaya social membawa kerugiaan
ekonomi bagi produsen oleh sebab itu produsen terpaksa mengambil asuransi
terhadap klaim kerugiaan yang kadang biayanya terlalu tinggi sehingga tidak
terpikul oleh perusahaan. Apalagi ,teori ini akan mengakibatkan suasana kurang
sehat dalam masyarakat ,bila dengan bermacam alasan apa saja produsen menuntut
produsen ke pengadilan. Ketiga, sepintas lalu teori biaya social paling baik untuk
melindungi konsumen .Namun pada kenyataannya konsumen dirugikan semakin
besar kemungkinan tuntutan maka harga barang akan semakin tinggi karena
produsen akan membebankan biaya tersebut ke komponen biaya produk.Teori ini
terlalu ini menjadi berat sebelah karena segala tanggungjawab dibebankan pada
produsen.

III. 2 ETIKA PERIKLANAN

Periklanan merupakan bagian tak terpisahkan dalam dunia bisnis modern karena iklan

fungsi utamanya adalah mengenalkan produk yang diproduksi kepada pasar . Dalam sistem

ekonomi pasar iklan dianggap suatu cara ampuh dalam memenangkan persaingan.Dalam

perkembangan periklanan ,media komunikasi modern media cetak maupun elektronik khususnya

televisi memegang peranan penting.Fenomena perilklanan ini menimbulkan menimbulkan berbagai

masalah seperti kritikan dan pertanyaan sampai sejauh mana efektifnya iklan tersebut untuk

pengetahuan konsumen mengenai suatu produk ,biaya iklan yang besar akan dibebankan pada

konsumen sehingga harga suatu produk yang diiklankan menjadi mahal. Banyak ditemukan iklan

yang tidak mendidik bahkan sebaliknya menyebar luaskan selera yang rendah.Iklan dilator

54
belakangi suatu ideology tersembunyi yang tidak sehat yaitu ideology konsumerisme .Dengan

demikian masalah etika dalam periklanan menjadi suatu topic yang perlu ditelaah .

 Fungsi Iklan

Dalam literature tentang manajemen periklanan iklan dipandang sebagai upaya komunikasi

antara produsen dan pasar (konsumen ril dan potensial ).Dalam proses komunikasi iklan

menyampaikan sebuah pesan sehingga terkesan iklan bermaksud memberi informasi yang tujuan

utamanya memperkenalkan produk atau jasa dan tujuan selanjutnya secara eksplisit iklan

merupakan usaha “mempengaruhi tingkah laku konsumen “ (persuasif) .Iklan diharapkan efektif

sehingga produk dan jasa laris di pasaran .

Dari hal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan fungsi iklan dapat dibedakan atas fungsi

informatif dan fungsi persuasif.Tercampurnya unsur unsur informatif dan persuasif dalam

periklanan membuat penilaian etis terhadap iklan menjadi lebih kompleks .Seandainya iklan semata

mata informatif atau persuasif tugas etika bisa menjadi lebih mudah .Tetapi pada kenyataannya

tidak demikian ,akibatnya masalah etika dalam periklanan menjadi sesuatu yang penting .

 Periklanan dan Kebenaran .

Pada umumnya periklanan tidak mempunyai reputasi baik sebagai pelindung maupun

pejuang kebenaran . Sebaliknya,kerap kali iklan tidak etis karena tekesan suka membohongi

,menyesatkan dan bahkan menipu publik . Karena itu dalam pembahasan moral ini harus diselidiki

secara khusus mengenai hubungan periklanan dan kebenaran .Sehubungan dengan kondisi ini maka

yang pertama harus dibahas adalah masalah pembohongan .Berbohong adalah merupakan suatu

perkataan tidak benar yang dilakukan dengan sengaja dan mengusahakan agar orang lain percaya

atas apa yang dikatakan tersebut .

55
Sehubungan dengan kebohongan dan iklan ,perlu kita perhatikan secara khusus unsur “maksud

“ dalam perbuatan berbohong tersebut. Ada dua unsur yang menyebabkan terjadinya kebohongan

dalam iklan yaitu kebohongan yang disengaja dan tidak disengaja. Sebagai contoh kebohongan iklan

yang tidak disengaja ,suatu iklan mengatakan bahwa obat baru yang dipasarkannya produk yang

aman , padahal ternyata kemudiaan ada efek samping yang tidak terduga sebelumnya.Iklan ini tidak

berbohong karena dilakukan dengan tidak sengaja. Halini boleh dikatakan sangat jarang terjadi.

Terkait dengan masalah etika yang penting adalah kebohongan yang disengaja untuk maksud

dan tujuan membujuk orang ( konsumen ) agar percaya terhadap yang dikatakan dalam iklan dan

terdorong untuk membeli produk yang diiklankan tersebut.Iklan merayu ,mengiming iming calon

pembeli dengan menggunakan retorika tersendiri ,ia menandaskan bahwa produknya terbaik dari

produk sejenis ,bahasa iklannya seperti “ Juara dalam membasmi nyamuk “ ,”nomor satu didunia “

dsb. pada umumnya bahasa iklan dengan superlative dan hiperbol.

Selain berbohong,iklan tidak etis karena menipu. Dalam konteks ini berbohong dan menipu

tidak selalu sama. Perbedaan pembohongan dengan penipuan ,berbohong selalu dalam bentuk

bahasa baik lisan maupun tertulis sedangkan penipuan cakupannya lebih luas selain bahasa juga

dapat dilakukan dengan perbuatan . Lebih jauh dapat dikatakan jika pembohongan hanya sebatas

bahasa apakah orang percaya atau tidak bohong tetap bohong tetapi penipuaan baru dikatakan ada

jika perbuatan tersebut berhasil menimbulkan korban.

 Manipulasi dengan Periklanan

56
Masalah kebenaran dalam periklanan berkaitan segi informasi sedangkan masalah manipulasi

berkaitan dengan segi persuasif .Dengan Manipulasi kita bermaksud mempengaruhi kemauan

orang lain sedemikiaan rupa sehingga dia menghendaki atau menginginkan sesuatu yang

sebenarnya yang tidak dipilih oleh orang itu sendiri .Karena dimanipulasi , seseorang mengikuti

motivasi yang tidak berasal dari dirinya sendiri,tapi ditanamkan dalam dirinya dari luar. Iklan ini

sering menampilkan tokoh masyarakat atau idola remaja untuk mempromosikan produk tertentu

sebagai contoh iklan yang obat kuat yang menampilkan atlit nasional terkenal ,disini di munculkan

image bahwa keberhasilan atlit tersebut karena meminum obat kuat tersebut dan diharapkan

konsumen akan terpengaruh agar kuat akan meminum obat tersebut .

 Pengontrolan Terhadap Iklan

Karena kemungkinan kebenaran dipermainkan dan terjadinya manipulasi dalam iklan

merupakan hal yang rawan dalam bisnis periklanan. Sehubungan dengan hal tersebut pengontrolan

terhadap iklan menjadi sangat penting .Pada umumnya pengontrolan ini dapat dilakukan melalui

tiga cara yaitu pengontrolan oleh pemerintah ,para pengiklan dan oleh masyarakat luar .

1. Kontrol Oleh Pemerintah

57
III.3 MASALAH TENAGA KERJAPerusahaan( M G.V & Karl Berten)

1. KEWAJIBAN KARYAWAN TERHADAP PERUSAHAAN


1.1. Tiga kewajiban karyawan yang penting
Dari uraian di atas sudah menjadi jelas bahwa di sini tidak boleh diharapkan sebuah daftar
lengkap yang meliputi semua kewajiban karyawan terhadap perusahaan.Kita hanya
mempelajari tiga kewajiban yang menimbulkan masalah khususu, yaitu kewajiban
ketaatan, konfidensialitas, dan loyalitas.

a. Kewajiban ketaatan
Karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan, justru karena ia bekerja di situ.
Bila direktur perusahaan berdiri di depan pintu kantornya dan memberi perintah
kepada orang yang kerbetulan lewat di jalan, orang itu tidak wajib sama sekali
mematuhi perintah itu, karena tidak mempunyai ikatan apapun dengan perusahaan
dimana sang direktur memegang pimpinan. Demikian juga, jika sang direktur memberi
perintah kepada karyawan dari perusahaan lain. Tetapi bagi orang yang mempunyai
ikatan kerja dengan perusahaan, salah satu implikasi dari statusnya sebagai karyawan
adalah bahwa ia harus mematuhi perintah dan pertunjuk dari atasannya. Namun
demikian hal itu tidak berarti bahwa karyawan harus menaati semua perintah yang
diberikan oleh atasannya. Pertama, karyawan tidak perlu dan malah tidak boleh
mematuhi perintah yang menyuruh dia melakukan sesuatu yang tidak bermolar. Jika
atasan memerintahkan bawahannya untuk membunuh musuhnya, karyawan tidak
boleh melaksanakan perintah tersebut.Atau jika pimpinan perusahaan menyuruh para
karyawannya untuk melakukan penipuan, hal itu pada prinsipnya tidak boleh mereka
lakukan.Dalam suasana bisnis yang kurang sehat, kita sering menyaksikan karyawan
terlibat dalam praktek penipuan dari atasannya. Mungkin mereka terpaksa melakukan
hal itu, karena kalau menolak mereka akan dipecat. Mungkin juga mereka ikut serta
dengan segenap hati, karena akan memperoleh sebagian dari keuntungannya. Tetapi
dari segi Etika sudah jelas mereka melibatkan diri dalam kegiatan yang tidak boleh
dilakukan

58
Kedua, karyawan tidak wajib juga mematuhi perintah atasannya yang tdidak wajar,
walaupun dari segi etika tidak ada keberatan.Yang dimaksudkan dengan perintah yang
tidak wajar adalah perintah yang tidak diberikan demi kepentingan perusahaan.Hal itu
terjadi, bila kelapa init memerintahkan bawahannya untuk memperbaikimobil
pribadinya, merenovasi rumah pribadinya, dan sebagainya, atau bila juru buku di
perusahaan ditugaskan untuk memegang pembukuan dari klub golf dimana bosnya
menjadi bendahara.Sebagai karyawan, setiap orang masuk di perusahaan untuk
mengerjakan tugas-tugas demi kepentingan perusahaan, bukan demi
kepentinganpribadi si atasan.Karena itu, kalau diberikan perintah yang tidak wajar
atau tidak masuk akal seperti tadi, lebih baik karyawan menolak melaksanakannya.
Ketiga, karyawan juga tidakperlu mematuhi perintah yang memang demi
kepentingan perusahaan, tetapi tidak sesuai dengan penugasan yang di sepakati, ketika
ia menjadi karyawan di perusahaan itu, seseorang tidak masukperusahaan pada
umumnya, tetapi untuk menjalani tugas-tugasnya yang tertentu. Contoh yang sering
disebut dalam buku etika bisnis dari amerika adalah wanita yang diterima dalam
perusahaan untuk suatu fungsi manajemen, tapi lama-kelamaan diberikan tugas-tugas
sekretaris (menerima teleponm membuatjanji, mengurus perjalanan si bos, dan
sebagainya). Wanita itu tidak perlu mematuhi perintah ini , karena tidak masuk kerja di
perusahaan harus diatur dengan fleksibilitas dan efisiensi yang semestinya, sehingga
tugas-tugas karyawan tidak boleh di tafsirkan dengan terlalu kaku.

b. Kewajiban konfidensialitas
Kewajiban konfidensialitas adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang
berdifat kondfidensial – dan karena itu rahasia – yang telah diperoleh dengan
menjalankan suatu profesi .banyak mempunayai suatu kewajiban konfidensialitas,
khusunya profesi yang bertujuan membantu sesame manusia. Yang tertua adalah
profesi kedokteran. “konfidensialitas:” berasal dari kata Latin confidere, yang berarti
“mempercayai” kalau orang sakit berobat ke dokter, terpaksa ia harus menceritakan
hal-hal yang tidak enak rasanya bila diketahui orang lain, seperti penyebab
penyakitnya, situasi keluarga, dan lain-lain. Informasi kondefidensial itu disampaikan
atas dasar kepercayaan, dalam arti bahwa dokter yang dipercayakan informasi
tersebut tidak akan memeberitahukan kepada orang lain: selain dokter, profesi seperti

59
psokolog, pengacara, pendeta/pastor/ulama sering berjumpa dengan kewajiban
konfidensialitas.

c. Kewajiban loyalitas
Kewajiban loyalitas pun merupakan konsekuensi dari status seseorang sebagai
karyawan perusahaan. Dengan mulai bekerja disuatu perusahaan. Dengan mulai
bekerja di suatu perusahaan, karyawan harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan,
karena sebagai karyawan ia melibatkan diri untuk turut merealisasikan tujuan-tujuan
tersebut dan karena itu pula ia harus menghindari segala susuatu yang bertentangan
denganya. Dengan kata lain, ia harus menghindari apa yang bias merugikan
kepentingan perusahaan. Karyawan yang melakukan hal itu memenuhi kewajiban
loyalitas.
Factor utama yang bias membahayakan terwujudnya loyalitas adalah konflik
kepentingan (conflict of interest), artinya konflik antara kepentingan pribadi karyawan
dan kepentingan perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan kegiatan pribadi,
yang bersaing dengan dengan kepentingan perusahaan. Karyawan tidak boleh
menjalankan kegiatan pribadi, yang bersaing dengan kepentingan perusahaan.
Berdasarkan kontrak kerja atau setidak-tidaknya karena persetujuan implisit (kalau
tdiak ada kontrak resmi), karyawan wajib melakukian perbuatan-perbuatan tertentu
demi kepentingan perusahaan

2. KEWAJIBAN PERUSAHAAN TERHADAP KARYAWAN

Disini juga perlu ditekankan, kita tidak bias mempelajari semua kewajiban perusahaan. Kita

harus membatasi diri pada beberapa kewajiban penting yang diminta perhatian khusus.

Berturut-turut akan dibicarakan tentang kewajiba perusahaan untuk tidak mempraktekan

diskriminasi, untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja, untuk member imbalan kerja

yang pantas dan tidak memberhentikan karyawan dengan semena-mena. Dibandinkan dengan

pasal sebelunya , disini menjadi lebih penting lagi bahwa kewajiban dari pihak satu sering

sesuai dengan hak dari pihak lain, kewajiban perusahaan biasanya sepadan dengan hak

60
karyawan. Secara implicit ataupun eksplisit, kenyataan ini berulang kali akan tampak dalam

pembahasaan selanjutanya

3. MASALAH DIKRIMINASI

Diskriminasi adalah masalah etis yang baru tampak dengan jelas dalam paro kedua dari abad

ke 20, seperti berlaku untuk banyak hal lain zaman kita, tempat asal permasalahan ini dadalah

amerika serikat. Salah satu prinsip kita, tempat asal permasalahan ini adalah amerika

serikat.Salah satu prinsip dasar yang di tulis Thomas Jefferson dalam Deklasari Kemerdekaan

Amerika (1776) berbunyi “we hold these truths to be self-evident: that all men are created

equal and endowed by their creator with certaininalienable rights”, tetapi persamaan semua

warga Negara yang dari semula dianggap begitu eviden, pada kenyataannya hanya dengan

perlahan-lahan diakui di amerika serikat. Sekitar tahun 1950-an masih banyak diskriminasi

dipraktekkan, khusunya terhadap minoritas kulit hitam, keturunan dari budak-budak yang di

datangkan dari afrika untuk bekerja di perkebunan. Pada waktu itu masih di nilai biasa asja,

kalau sekolah atau perusahaan secara prinsipiil menolak menerima orang kulit hitam. Dan

dalam banyak hal lain kelompok hitam merasa dirimya diperlakukan kurang adil,

dibandingkandengan warga negaralain. Kesadaran akan keadaan yang tidak beres ini

menimbulkan the civil rights movement, gerakan kaum kulit hitam untuk memperolehkan hak-

hak yang sama seperti warga Negara amerika lainnya . dengan kata lain, mereka menentang

diskriminasi karena warna kulit. Gerakan ini dipimpin oleh pendeta martin luther king, yang

dengan konsekuen berpegang pada prinsip non-kekerasan dan karnea jasanya dianugerahi

hadia Nobel untuk perdamaian pada 1964. Pada tahun yang sama tujuan gerakan hak warga

Negara itu pada prinsip mya tercapai dengan diterimanya undang-undang yang disebut the

Civil Rights Act. Mulai aat itu menolak seseorang atau memperlakukannya dengan cara

61
berbeda karena warna kulit saja dilarang oleh hokum dan kalau terjadi, bias dituntut di

pengadilan. Tetapi undang-undang ini tidak membatasi diri pada soal wana kulit, karena

melarang setiap diskriminasi terhadap seseorang “because of such individual’s raca, color,

religion, sex, or national origin”, sebagaimana tertera dala Civil Right Act (Title VII)

a. Diskriminasi dalam konteks perusahaan

Diskriminasi biasa berlangsung dalam semua sector masyarakat, termasuk dunia

bisnis.Karena itu diskriminasi menjadi juga suatu topic bagi etika bisnis. Mari kita mulai

dengan menyelidiki apa yang dimaksud dengan diskriminasi. Istiah ini berasal dari

ustau kata Latin (discernere) yang berarti: membedakan, memisahkan, memilah.

Menelusiri etimologi sudah menghasilkan suatu petunjuk pertama tentang artinya,

tetapi belum cukup juga.Dengan membedakan begitu saja, belum tentu terjadi

diskriminasi. Dalam konteks perusahaan, dengan diskriminasi dimaksudkan:

memebedakan antara pelbagai karyawan karena alasan tidak relevan yang berakar

dalam prasangka. Hal itu biasa terjadi dalam menyeleksi karyawan baru, dalam

menyediakan kesempatan promise , dalam penggajian, dan sebagainya.

b. Argumentasi etika melawan diskriminasi

Mengapa perusahaan tdidak boleh mempraktekkan diskriminasi? Apa yang menjadi

dasar etika untuk menolak diskriminasi? Argumentasi yang dikemukakan sering

berbeda, karena berlandasan beberapa teori etika yang berbeda. Disini diselidiki

beberapa argument yang disajikan oleh utilitarisme, deontology dan teori keadilan

1) Dari pihak utilitarisme dikemukakan argument bahwa diskriminasi merugikan

perusahaan itu sendiri. Terutama dalam rangka pasar bebas, menjadi sangat

mendesak bahwa perusahaan memiliki karyawan berkualitas yang menjamin

produktivitas terbesar dan mutu produk terbaik. Sumbern daya manusia

62
menjadi kunci dalam kompetisi dipasar bebas. Jika perusahaan

memperhatikan faktor-faktor lain – selain kualitas karyawan – ia bias

ketinggalan dalam kompetisi dengan perusahaan lain. Karena itu perusahaan

harus menghindari diskriminasi demi kepentingan sendiri

2) Deontology menyediakan argumentasi lain. Mereka menggaris bawahi

bahwa diskriminasi melecehkan martabat dari orang yang didiskriminasi

mendiskiminasi seorang karyawan karena warna kulit atau jenis kelamin

berarti menyamakan dia dengan satu cirri saja dan cirri itu (warna kulit atau

gender) justru tidak relevan dalam hubungan dengan pekerjaan. Hal itu

berarti ia tidak dihormati sebagai manusia. Ia sangat cocok untuk suatu

pekerjaan (kita andaikan saja), tetapi hanya karena “salah warna” atau

“salah gender” ia ditolak. Dan tidak menghormati martabat manusia

merupakan suatu pelanggaran etika yang berat.

3) Alasan lain lagi berasal dari teori keadilan. Praktek diskriminasi bertentangan

dengan keadilan, khususnya keadilan distributive atau keadilan membagi.

Keadilan distributive menuntut bahwa kita memperlakukan semua orang

dengan cara yang sama, selama tidak ada alasan khusus untuk

memperlakukan mereka dengan cara berbeda. Pikiran ini sudah kita kenal

sebagai prinsip formal keadilan distributif. Jika seseorang didiskriminasi, ia

justru diperlakukan dengan cara tidak sama seperti orang lain, karena alasan

yang tidak tepat. Menurut hakikatnya, diskriminasi bertentangan dengan

kewajiban menegakkan keadilan.

63
c. Beberapa maslah yang terkait

Tidak bias disangkal, penilaian terhadap diskriminasi bias berubah karena kondisi

hitoris, social atau b udaya dalam masyarakat. Beberapa kebiasaan dulu diterima

begitu saja dan tidak pernah dipersoalkan. Dulu wanita tidak pernah protes, kalau

tidak bias menjadi pemimpin pemerintah atau pemimpin perusahaan, atau malah tidak

ikut dalam pemilihan umum. Saat ini pula di beberapa tempat dengan kondisi social

dan budaya khusus hal-hal seperti itu tidak dipersoalkan. Tetapi di banyak tempat

masyarakat tidak akan menerima lagi, jika profesi sperti manajer di perusahaan,

perwira dalam tentara atau kepolisian, pilot dan lain-lain secara prinsipiil tertutup

untuk wanita. Karena keterkaitan dengan factor sejara sosio-budaya ini, masalah

diskriminasi tidak bias ditangani dengan pendekatan hitam putih. Yang dinilai sebagai

diskriminasi disatu tempat belum tentu akan dianggap demikian di tempat lain. Mau

tidak mauperlu kita diakui bahwa masalah diskriminasi sering ditandai relativitas.

4. ORGANISASI POLITIK

III.4 ETIKA LINGKUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

1. ETIKA LINGKUNGAN

2. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)

Masalah yang akan dibahas disini dalam literature etika bisnis di Amerika Serikat dikenal

sebagai corporate social responbility atau social responbility of corporations. Corporation atau

korporasi, sebagaimana sudah dipakai dalam Bahasa Indonesia, langsung dimengerti sebagai

perusahaan, khususnya perusahaan besar. Tetapi sebenarnya artinya adalah lebih luas, yakni badan

hokum. “Korporasi” berasal dari bahasa latin (corpus/corpora = badan) dan sebetulnya berarti

“yang dijadikan suatu badan” (bandingkan : incorporated). Jika kita menelusuri perkembangan

64
istilah ini, pada mulanya “Korporasi” justru tidak menunjukkan organisasi yang mencari

keuntungan. Istilah yang berasal dari hokum kekaisaran Roma ini, pada zaman pra-modern di Eropa

masih secara eksklusif dipakai untuk menunjukkan badan hokum yang didirikan demi kepentingan

umum. Hal yang sama pada mulanya berlaku juga di Amerika Serikat. (1) Bahwa kini korporasi

secara spontan dimengerti sebagai perusahaan, merupakan salah satu di antara sekian banyak bukti

lain yang menunjukkan betapa pentingnya peranan bisnis dalam masyarakat kita.

1. Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab social perusahaan memfokuskan pada apa yang dilakukan organisasi yang

mempengaruhi masyarakat di tempat organisasi berada. Sedangkan etika adalah seperangkat

prinsip – prinsip moral / nilai – nilai yang menegaskan benar dan salah bagi seseorang / suatu

kelompok. Perilaku etis mengikuti prinsip benar dan salah yang dapat diterima.

2. Tanggung Jawab Legal dan Tanggung Jawab Moral Perusahaan

Perusahaan mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai badan hokum ia memiliki status

legal. Karena merupakan badan hokum, perusahaan mempunyai banyak hak dan kewajiban legal

yang dimiliki juga oleh manusia perorangan dewasa, seperti menuntut di pengadilan dituntut di

pengadila, mempunyai milik mengadakan kontrak, dan lain – lain ; Seperti subjek hokum yang biasa

(manusia perorangan), perusahaan pun harus menaati peraturan hokum dan harus memenuhi

hukumnya, bila terjadi pelanggaran.

3. Pandangan Milton Friedman Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Yang dimaksudkan disini dengan tanggung jawab social perusahaan adalah tanggung jawab

moral perusahaan terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan tentu bias diarahkan

kepada dirinya sendiri, kepada para karyawan, kepada perusahaan lain, dan seharusnya. Jika kita

65
berbicara tentang tanggung jawab social, yang disoroti adalah tanggung jawab moral terhadap

masyarakat dimana perusahaan menjalankan kegiatannya, entah masyarakat dalam arti sempit

seperti lingkungan disekitar sebuah pabrik atau masyarakat.

4. Apakah Tanggung Jawab Sosial itu?

Tanggung jawab social adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil

keputusan dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

Yang perlu diperhatikan dalam Tanggung Jawab Sosial adalah :

1. Kepada siapa organisasi bertanggung jawab

2. Untuk apa organisasi bertanggung jawab sosial

3. Bagaimana organisasi dapat memilih untuk menanggapi tuntutan masyarakat akan tanggung

jawab sosial

4. Apakah tanggung jawab social akan merugikan atau membantu kinerja ekonomi suatu

organisasi

5. Kepada Siapa Organisasi Bertanggung Jawab Sosial

Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab social ; modal

pemegang saham dan model pihak yang berkepentingan. Pandangan ini disebut model pemegang

saham, menyebutkan bahwa satu – satunya tanggung jawab social yang dimiliki dunia usaha adalah

memaksimalkan keuntungannya. Dengan memaksimalkan keuntungan, perusahaan

memaksimalkan kekayaan dan kepuasaan pemegang saham.

66
Model pihak yang berkempentingan, tanggung jawab social manajemen yang terpenting adalah

kelangsungan hidup jangka panjang (bukan hanya memaksimalkan laba), yang dicapai dengan cara

memuaskan keinginan berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (bukan hanya

pemegang saham). Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok dengan kepentingan

yang sah dalam perusahaan. Karena pihak kepentingan memiliki minat dan dipengaruhi oleh

tingakan organisasi, maka mereka memiliki suatu “taruhan” dalam tindakan tersebut. Akibatnya

kelompok yang berkepentingan akan mencoba untuk mempengaruhi perusahaan agar bertindak

menurut keinginan mereka.

Beberapa stakeholder lebih penting dari yang lainnya bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Stakeholder primer adalah kelompok – kelompok seperti pemegang saham, karyawan, pelanggan,

pemasok, pemerintah dan masyarakat sekitar, dimana organisasi bergantung untuk kelanjutan

hidup jangka panjang. Stakeholder sekunder adalah media dan kelompok khusus yang

berkepentingan, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.

6. Untuk Apa Organisasi Bertanggung Jawab Sosail

Jika organisasi harus bertanggung jawab social stakeholder, maka apakah mereka bertanggung

jawab social?

a.) Tanggung Jawab Ekonomi

Harapan bahwa perusahaan akan menghasilkan keuntungan dengan memproduksi barang

atau jasa yang bernilai.

b.) Tanggung Jawab Hukum

67
Harapan bahwa perusahaan akan mematuhi hokum dan peraturan masyarakat.

Misalnya, dibawah Undang – undang Udara Bersih 1990, aroma roti yang baru dipanggang sekarang

tidak diperbolehkan. Sebenarnya bukan aromanya yang tidak diizinkan. Tetapi gas etanol yang

disebarkan ketika roti sedang dipanggang. Etanol sendiri tidak beracun namun menyebabkan polusi

karena ga etanol mendorong terbentuknya senyawan atmosfir ozone yang berbahaya.

Tanggung Jawab Sosial Keseluruhan

1. Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab etika adalah harapan masyarakat bahwa organisasi tidak akan melanggar

prinsip – prinsip benar dan salah yang telah diterima ketika menjalankan usaha.

2. Tanggung Jawab Kebijaksanaan

Tanggung jawab kebijaksanaan membahas peran social yang dimainkan perusahaan dalam

masyarakat diluar dari tanggung jawab ekonomi, hokum dari etika.

Tanggung jawab kebijaksanaan adalah kesukarelaan perusahaan tidak dipandang tidak etis

walaupun tidak melakukannya. Namun sekarang, stakeholder mengharapkan perusahaan dapat

berbuat lebih banyak lagi untuk memenuhi tanggung jawab kebijaksanaan.

68
Tanggapan atas Tuntutan aka Tanggung Jawab Sosial

1. Kepekaan Sosial

Strategi yang dipilih oleh perusahaan untuk menanggapi harapan stakeholder dalam hak

ekonomi, hokum, etika atau kebijaksanaan yang berkaitan dengan tanggung jawab social.

2. Strategi Reaktif

Strategi kepekaan social dimana perusahaan memilih untuk berbuat kuran dari apa yang

diharapkan masyarakat dan mengabaikan tanggung jawab atas masalah.

3. Strategi Defisit

Strategi kepekaan social dimana perusahaan memilih untuk mengakui tanggung jawabnya atas

suatu masalah tetapi melakukan usaha terkecil untuk memenuhi harapan masyarakat.

4. Strategi Ako,odatif

Strategi kepekanan social dimana perusahaan memilih untuk menerima tanggung jawab atas

masalah dan melakukan semua yang diharapkan masyarakat untuk memecahkan persoalan.

5. Strategi Proaktif

Strategi kepekaan sosial dimana perusahaan akan mengantisipasi tanggung jawab atas masalah

sebelum terjadinya dan akan berusaha lebih dari apa yang diharapkan masyarakat untuk

menyelesaikan persoalan.

Kepekaan Sosial

69
Tanggung Jawab Sosial dan Kinerja Ekonomi

Bisnis selalu memiliki dua tanggung jawab ini: tanggung jawab ekonomis dan tanggung jawab sosial.

Tetapi langsung perlu dicatat bahwa hal itu hanya brlaku untuk sector swasta. Dalam perusahaan

Negara atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dua macam tanggung jawab ini tidak dapat

dipisahkan erring terjadi, sebuah peruahaan Negara merugi bertahun-tahun lamanya, tetapi

kegiatannya dibiarkan berlangsung terus, karena suatu alasan non-ekonomis, misalnya karena

perusahaan itu dinilai pernting untuk kesempatan kerja disuatu daerah. Dibanyak Negara,

perusahaan transportasi kereta api mengalami kerugian, secara menyeluruh atau di trayek-trayek

tertentu, tetapi hal itu tidak menjadi alasan untuk menutup perusahaan itu, pertimbangan di

belakangnya adalah kepentingan umum. Adanya transportasi kereta api dianggap begitu penting

untuk masyarakat umum, sehingga jasa ini harus tersedia terus, walaupun dari segi ekonomis tidak

menguntungkan. Kalau perusahaan Negara deficit terus, tidak perlu ia bangkut, karena selalu ad

akas Negara untuk membantu. Pemerintah dapat mengambil keputusan untuk melengkapi deficit

dari kas Negara, karena di anggap perlu demi kepentingan masyarakat luas.

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawabnya terhadap masyarakat diluar tanggung

jawab ekonomis. Kita memaksudkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan demi suatu

tujuan sosial dengan tidak memperhitungkan untung atau rugi ekonomis. Hal itu bias terjadi dengan

dua cara: positif atau negative

Secara positif, perusahaan bias melakukan kegiatan yang tidak membawa kepentingan ekonomis

dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau salah satu kelompok

didalamnya.

Contohnya adalah menyelenggarakan pelatihan keterampilan untuk pengangguran atau mendirikan

panti asuhan untuk anak-anak yatim piatu. Jika perusahaan melibatkan diri dalam kegiatan serupa

70
itu, ia hanya mengeluarkan dana dan tidak mendapatkan sesuatu kembali. Tujuannya semata-mata

sosial dan sama sekali tidak ada maksud ekonomis.

Secara negative, perusahaan bias menahan diri sendiri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan

tertentu, yang sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan masyarakat atau

sebagian masyarakat. Kegiatan-kegiatan itu bias membawa keuntungan ekonomisa, tapi

perusahaan mempunyai alasan untuk tidak melakukannya.

Misalnya, membuang limbah industry itu ditempat lain akan meminta biaya transportasi yang

besar. Membangun instalasi pengelolah limbah hingga menjadi cairan yang tidak berbahaya, akan

meminta biaya lebih besar lagi. Dari segi ekonomis jalan keluar yang paling efektif adalah

membuang limbah ke dalam sungai. Setiap cara lain akan memberatkan pengeluaran bagi

perusahaan, sehingga mengurangi keuntungan. Hanya saja, membuang limbah dalam sungai akan

merugikan banyak pihak lain. Masyarakat disekitar pabrik tidak lagi bias memanfaatkan air sungai

untuk keperluan rumah tangga, seperti mandi atau cuci pakaian. Para petani tidak lagi bias

memakai air untuk irigasi sawah. Ikan dalam sungai akan mati semua dan seluruh ekosisitemnya

terganggu. Untuk pabrik kertas itu membuang limbah dalam sungai adalah cara kerja yang paling

ekonomis, tetapi sungai itu bukanlah milik perusahaan saja. Banyak pihak lain karena ulah pabrik

kertas itu.

IV. ETIKA DALAM BISNIS INTERNASIONAL

V, GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) L .SIN

VI. KODE ETIK PROFESI( L.SIN )

71
72

Anda mungkin juga menyukai