NAMA ANGGOTA
KELAS G AKUNTANSI
Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai macam masalah. Tingkat
intensitas dan sifat dari masalah – masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya menurut jenis produk
atau pasar yang dilayani. Tetapi juga berbeda antar wilayah / lokasi, antar sentra, antar sektor atau
subsektor atau jenis kegiatan, dan antar unit usaha dalam kegiatan / sektor yang sama. Namun
demikian, ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti
keterbatasan modal kerja dan / atau modal investasi, kesulitan mendapatkan bahan baku dengan
kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, keterbatasan teknologi, SDM dengan kualitas yang
baik (terutama manajemen dan teknisi produksi), informasi khususnya mengenai pasar, dan
kesulitan dalam pemasaran (termasuk manajemen dan teknisi distribusi). Dengan demikian,
masalah – masalah yang dihadapi banyak pengusaha kecil dan menengah bersifat multidimensi.
Selain itu, secara alami ada beberapa permasalahan yang bersifat lebih intern (sumbernya di dalam
perusahaan), sedangkan lainnya lebih bersifat eksternal (sumbernya di luar perusahaan, atau di
luar pengaruh perusahaan. Dua masalah eksternal yang oleh banyak pengusaha kecil dan
menengah dianggap paling serius adalah keterbatasan akses ke bank dan distorsi pasar (output
maupun input) yang disebabkan oleh kebijaksanaan – kebijaksanaan atau peraturan – peraturan
pemerintah yang tidak kondusif, yang disengaja maupun tidak disengaja lebih menguntungkan
pengusaha besar, termasuk investor asing (PMA).
1. Minimnya Modal
Permasalahan UKM paling utama adalah modal usaha yang terbatas. Akibatnya, para
pengusaha tidak bisa menaikkan jumlah produksinya untuk mencapai omzet lebih banyak. Para
pelaku UMKM mungkin saja memiliki banyak ide bisnis untuk mengembangkan usahanya,
namun harus terhenti karena tidak adanya modal tambahan. Jika ditelusuri ke belakang, banyak
pelaku UMKM yang kesulitan untuk mendapatkan modal tambahan.
2. Distribusi Tidak Tepat
Kurangnya channel untuk pendistribusian barang juga menjadi tantangan yang dihadapi
oleh pelaku UMKM. Rekomendasi teman dan pemasaran dari mulut ke mulut bahkan menjadi
channel favorit pelaku UMKM dalam memasarkan produknya. Kenyataan di lapangan, pelaku
UMKM yang didominasi oleh generasi X hanya berfokus pada kualitas produksi barang.
Sehingga, terkadang distribusi menjadi kurang fokus dan ditempatkan pada nomor ke sekian.
4. Kurangnya Inovasi
Banyak pelaku UMKM jalan di tempat dalam mengembangkan usahanya karena
minimnya inovasi. Akhirnya banyak usaha yang hanya bertahan selama 1-2 tahun, kemudian
bangkrut karena produk atau jasa yang ditawarkan tidak kuat atau kalah bersaing. Pelaku
UMKM diharapkan mampu untuk berpikir kritis sekaligus inovatif dalam memproduksi
barang dan jasa. Meski barang yang ditawarkan sejenis, tetapi jika masing-masing memiliki
perbedaan yang signifikan membuat konsumen mempunyai banyak pilihan.
7. Manajemen Waktu
Manajemen waktu merupakan hal yang terlihat sepele, Namun pada dasarnya manajemen
waktu merupakan permasalahan yang banyak dihadapi UMKM. Lebih dari 90 persen pemilik
bisnis bekerja multitasker, Mereka bekerja menjadi pengusaha sekaligus pemilik bisnis kecil
dan pengurus semua masalah bisnis kecil.
Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan koperasi dan UMKM akan
dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1. Mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang diarahkan untuk memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,
dan peningkatan daya saing; sedangkan pengembangan usaha skala mikro lebih
diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok
masyarakat berpendapatan rendah.
http://kangaminblog.blogspot.com/2012/12/permasalahanukm.html#:~:text=Namun%20demikia
n%2C%20ada%20beberapa%20masalah,yang%20baik%20(terutama%20manajemen%20dan
http://zakiyatur97.blogspot.com/2018/09/manajemen-koperasi-dan-umkm-usaha-mikro.html
https://seoanaksholeh.com/permasalahan-umkm/