Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan manusia itu berasal dari tanah.
Manusia adalah subjek yang menyadari keberadaannya, ia mampu membedakan dirinya
dengan segala sesuatu yang ada diluar dirinya (objek). Berkenaan dengan asal usul alam
semesta ini ada dua pandangan filsafat yang berbeda yaitu :
o Kreasionisme adanya alam semesta adalah ciptaan tuhan yng maha esa,
beradanya manusia di alam semesta sebagai makhluk ciptaan tuhan
(thomas Aquinas dan al-ghazali ali isa Othman 1987)
o Manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi memiliki perbedaan
pandangan dengan manusia yang lainnya sehingga bersifat unik dan
merupakan subjek yang otonom. Theo Huijbers manusia mempunyai
kesendirian yang ditunjukkan kata pribadi (Soerjanto P. dan K.Bertens
1983)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiD_8HnyfjW
AhVFPY8KHRgHAfIQFggtMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.lupakanmasasilam.ga
%2F2017%2F02%2Fdefinisi-manusia-dari-berbagai-
aspek.html&usg=AOvVaw23UTTlzgHzpSM2F_mGX4pf
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa sebagai khalifah dibumi dengan dibekali
akal pikiran untuk berkarya dimuka bumi. Manusia memiliki perbedaan baik secara biologis
maupun rohani.
Secara biologis umumnya manusia dibedakan secara fisik sedangkan secara rohani manusia
dibedakan berdasarkan kepercayaannya atau agama yang dianutnya.
Kehidupan manusia sendiri sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada
manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia
dengan Sang Pencipta.
Sekilas uraian di atas, dalam artikl kali ini IDtesis yang merupakan Jasa Pembuatan
Disertasi, Tesis, Skripsi akan memberikan wawasan untuk anda mengenai definisi dari
manusia, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan acuan refrensi.
Kita sama-sama mengetahui bahwa khalifah yang ada pada muka bumi ini ialah manusia.
Manusia secara alamiah telah memiliki bekal yang di anugrahi oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Anugrah tersebut dapat berupa kemampuan, akal, serta pikiran. Hal tersebut merupakan
modal awal kita menjalani kehidupan di dunia.
Kehidupan yang dijalani manusia sendiri sangatlah kompleks, sehingga hubunga manusia
satu dengan manusia lainnya sangatlah dinamis. Hubungan yang terjadi pada manusia
tidaklah sekedar hubungan dengan manusia lainnya. Akan tetapi juga terdapat hubungan
manusia dengan sang pencipta.
Dalam bahasa manusia diartikan sebagai makhluk yang berpikir dan berakal budi. Sedangkan
secara istilah manusia merupakan konsep atau gagasan yang ada dalam suatu kelompok
tertentu. Dari dua pengertian di atas rupanya belum memuaskan di berbagai pihak. Hal
tersebut dibuktikan dengan banyak ahli yang mengungkapkan pendaptnya mengenai definisi
dari manusia itu sendiri.
Salah satunya ialah Nicolaus d. & a. Sudiarja ia menggambarkan manusia seperti semboyan
negara kita yaitu bhineka tunggal ika. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan
tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
Manusia yang pada hakikatnya memiliki akal dan mampu berfikir dengan baik, tentu saja
memilki karakter yang snagat kuat. Karakteristik dari manusia dapat meliputi :
1. Aspek kreasi
2. Aspek ilmu
3. Aspek kehendak
4. Pengarahan Akhlak
Yang dimaksud dengan aspek kreasi ialah dengan imajinasinya manusia dapat berkreasi
kedalam berbagai bentuk. Misalnya saja menciptakan bangunan yang unik, melukis, atau
mebari dan masih banyak lagi.
Peranan manusia di dunia ini juga tak lain ilah memperbaiki dirinya dnegan cara belajar.
Selain itu ia harus mampu memberikan kontribusi ilmu yang di dapat dari proses belajar tadi.
Dinamika kehidupan manusia yang dianggap komleks tadi perlu diberikan aplikasi sikap
positif terhadap sesma terutama sang pencipta
https://idtesis.com/definisi-manusia/
BAB II
Makhluk manusia
Di pandang dari sudut biologi, manusia hanya merupakan satu jenis makhluk di antara lebih
dari sejuta jenis makhluk lain, yang pernah atau masih menduduki alam dunia ini. Pada pertengahan
abad ke-19 para ahli biologi, di antaranya yang terkenal adalah Charles Darwin, mengumumkan teori
mereka tentang proses evolusi biologi. Menurut teori itu , bentuk hidup tertua di muka bumi ini,
terdiri dari makhluk-makhluk satu sel yang sangat sederhana seperti Protozoa. Dalam jangka waktu
beratus-ratus juta tahun lamanya timbul dan berkembang bentuk-bentuk hidup berupa makhluk-
makhluk dengan organism yang makin lama makin kompleks, dan dalam waktu terakhir ini telah
berkembang ataau berevolusi makhluk-makhluk seperti kera dan manusia.
Sama halnya dengan beribu-ribu macam makhluk lain, manusia juga menyusui keturunannya;
kedalam satu golongan, yaitu kelas binatang menyusui, atau mamalia. Dalam kelas mamalia ini
terdapat satu subgolongan atau suku, yaitu sukuprimate. Dalam suku ini, semua jenis kera, mulai
dari yang kecil sebesar tupai seperti tarsi, sampai pada kera-kera besar seperti gorilla, di kelaskan
menjadi satu dengan manusia.
Di manakah letak sumber dari ciri-ciri biologi yang menyebabkan berbagai cirri organism lahir,
menurut para ahli biologi cirri-ciri biologi itu termaktub di dalamgen, atau dalam bahasa inggris
disebut gene. Organisme dari semua makhluk di dunia, tidak hanya makhluk satu sel tetapi juga kera
dan manusia yang jumlah selnya sampai sepuluh triliun (10.000.000.000.000) banyaknya. Setiap inti
selterdiri dari 46 bagian berupa ulat-ulat kecil yang terdiri dari serat-serat berspiral. Ulat-ulat kecil
itu di sebut oleh para ahli biologi kromosom; pada kromosom-kromosom inilah terletak beribu-ribu
pusat kekuatan dengan berbagai macam struktur biokimia yang khas, yang menjadi sebab dari
segala cirri organisme makhluk yang bersangkutan.
Pada waktu konsepsi, apabila sel sperma berpadu dengan sel telur, maka akan terjadi suatu sel buah
atau zygote. Seluruh organisme baru akan timbul dari zygote tadi, dengan suatu proses yang di
sebut mitosis.
Anggapan bahwa cirri-ciri tubuh tidak di turunkan melalui darah,tetapi melalui saluran lain. Seorang
pendeta bangsa Austria bernama Gregor Mendel, ia mengobservasi proses menurunkan cirri-ciri
organisme dalam kenyataan alam.
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisme.suatu ketika gen telah lama di
turunkan dari generasi ke generasi beribu-ribu tahun lamanya saat terbentuk pada zygote yang baru,
dapat berubah sedikit sifatnya. Akibatnya individu baru yang tumbuh dari zygote tadi akan
mendapat suatu cirri tubuh yang baru yang tidak ada pada nenek moyangnya. Sebab-sebab
sebenarnya dari kekuatan evolusi ini rupa-rupanya belum di ketahui oleh para ahli biologi.
Seleksi dan adaptasi adalah suatu proses evolusi yang berasal dari alam sekitar. Menurut para
ahli sekarang, banyak cirri baru yang terjadi karena mutasi pada kelompok-kelompok manusia,
sering terbukti lebih cocok dengan alam sekitar yang juga selalu berubah-ubah itu. Individu-individu
dengan cirri-ciri lama lambat laun selalu akan berkurang jumlah kelahirannya, dan akhirnya tidak
akan di lahirkan lagi. Dapat kita simpulkan bahwa suatu ras baru denga cirri-ciri baru telah
“bercabang” dari suatu ras yang lama.
Manusia merupakan suatu makhluk cabang dari semacam makhluk primate yang telah melalui
proses evolusi.
Meurut penelitian paling akhir makhluk pertama dari suku primate muncul di muka bumi sebagai
suatu cabang dari makhluk mamalia sudah kira-kira 70 juta tahun yang lalu, di dalam suatu zaman
yang oleh para ahli geologi di sebut Kala Paleosen Tula. Dalam masa yang amat lama makhluk
primate induk tadi bercabang lebih lanjut ke dalam subsuku dan infrasuku khusus, dan di antaranya
telah terjadi proses percabangan antara keluarga kera-kera pongid (kera-kera besar) dari
keluarga hominid yang merupakan anggota makhluk nenek moyang manusia.
Cabang yang timbul kemudian, pada permulaan kala meosen kira-kira 20 juta tahun yang lalu, adalah
kera pongopygmeus atau orang utan. Daerah asal orang utan adalah konon Afrika timur yang ketika
itu masih menjadi satu dengan daerah Arab, hingga terletak lebih dekat pada Asia Selatan daripada
sekarang. Orang utan memang merupakan makhluk kera yang tinggal di pucuk-pucuk pohon besar
dan tinggi, dan hidup dari buah-buahan besar, bebas dari gangguan makhluk hutan rimba lainnya.
Orangutan membiak dan menyebar melalui pucuk-pucuk pohon besar di daerah hutan rimba di Asia
Barat Daya,Asia Selatan, hingga Asia Tenggara dalam jangka waktu 1-2 juta tahun lamanya.
Cabang ketiga adalah sejenis makhluk yang menurut perkiraan para ahli menjadi nenek moyang
manusia. Percabangan ini terjadi kira-kira 10 juta tahun yang lalu pada bagian terakhir dari Kala
Miosen. Fosil-fosil makhluk ini menunjukkan sifat yang lain daripada yang lain, yaitu ukuran badan
raksasa yang jauh lebih besar daripada kera gorilla yang hidup sekarang. Para ahli memperkirakan
bahwa kera-manusia raksasa ini juga hidup dalam kelompok-kelompok seperti halnya jenis-jenis kera
besar lainnya, dan dengan demikian dapat tahan hidup, berkembang biak, dan seperti orangutan,
juga menyebar dari Afrika ke Asia Selatan dan Tenggara. Namun, karena perubahan alam yang
terjadi dal;am bagian akhir Kala Miosen, maka seperti halnya dengan orangutan, kera-manusia
raksasa ini juga menghilan dari Afrika dan Asia Selatan dan hanya bertahan di Asia Tenggara, hingga
akhirnya kandas juga disana karena sebab-sebab yang belum dapat diketahui.
Cabang keempat adalah cabang-cabang kera pongid yang lain,yaitu gorilla dan simpanse, terjadi kira-
kira 12 juta tahun yang lalu pada akhir Kala Miosen.kedua makhluk kera dari Afrika ini dapat
menyesuaikan diri dengan berevolusi mengembangkan organism yang dapat hidup di pohon
maupun di darat. Percabangan khusus atau spesialisasi biologi antar gorilla dan simpanse terjadi
karena perkembangan dari dua lingkungan ekologi yang khusus di Afrika Tengah sebelah timur dari
Sungai Niger.
Proses percabangan berikut, yang rupa-rupanya terjadi di Afrika Timur, timbul dari evolusi
makhluk gigantantrhopus sebelum kera-kera manusia raksasa itu menghilang dari Benua Afrika.
Cabang inilah menurut para ahli akan berevolusi menjadi makhluk manusia. Makhluk yang akan
menurunkan manusia ini berhasil menyesuaikan diri dengan proses menghilangnya hutan rimba di
Afrika Timur proses timbulnya sabana-sabana terbuka dengan hutan-hutan terbatas dan
gerombolan-gerombolan berukal tersebar disana-sini.
2. Makhluk Primate Pendahulu Manusia
Makhluk primate yang di anggap menurunkan jenis-jenis kera besar seperti orangutan, gorilla, dan
simpanse, maupun manusia adalah seekor makhluk yang fosilnya berupa rahang bawah ditemukan
di Saint-Gaudens,Prancis Selatan, pada pertengahan abad yang lalu. Makhluk yang oleh para ahli di
beri namadryopithecus itu hidup dalam akhir Kala Oligosen dan permulaan Kala Miosen, kira-kira 21
juta tahun yang lalu, di hutan-hutan di daerah yang kini menjadi Eropa Selatan dan Afrika Utara.
Makhluk induk kedua adalah gigantantrhopus yang telah di jelaskan sebelumnya, hidup pada akhir
Kala Miosen lebih-kurang 10 juta tahun yang lalu. Pengetahuan para ahli mengenai wujud, sifat-sifat,
dan penyebaran makhluk kera-raksasa ini masih terlampau sedikit karena terbatasnya jumlah fosil
yang di temukan untuk menelitinya.
Kala es atau kala glacial adalah zaman ketika seluruh eropa utara sampai kira-kira garis pegunungan
Alpen di Swiss; sebagian dari Asia Utara; seluruh Kanada dan Amerika Utara (sampai kira-kira garis
daerah danau-danau di Michigan); dan ujung selatan Amerika Selatan, tertutup lapisan es yang
tebal(gletcher). Daerah-daerah tersebut di atas pada Kala Glasial mempunyai iklim yang hamper
sama dengan iklim daerah Kutub pada masa sekarang.
Pada akhir berlansungnya tiap Kala Glasial, maka bumi mempunyai wujud yang berbeda mengenai
garis antara darat dan laut. Hal ini di sebabkan karena pada masa itu muka air laut lebih rendah
sehingga banyak daratan yang sekarang tergenag air berada di atas muka laut. Indonesia waktu itu
bukan merupakan kepulauan, melainkan suatu daeraah daratan yang menjadi satu dengan Asia.
Selama tiap Kala Glasial, daerah tropis bersifat lebih kering daripada waktu Kala Interglasial,
sehingga hutan-hutan rimba tropis berkurang padatnya dan berubah menjadi daerah padang
rumput dengan gerombolan-gerombolan hutan yang tersebar
3. Bentuk-Bentuk Manusia Tertua Sebelum pecah perang Dunia II telah di temukan lebih dari
20 fosil, dan di antaranya ada suatu rangkaian penemuan yang juga menjadi terkenal sekali, yaitu
rangkaian penemuan antara 1931 dan 1934, berupa 14 fosilpithecanthropuserectus yang terdiri dari
12 tengkorak dan dua tibia, di dekat desa Ngandong, juga di lembah Bengawan Solo, di sebelah utara
Trinil, oleh seprang ahli geologi Jerman bernama G.H.R.Von Konigswald. Ahli paleoantropologi
Indonesia, Teuku Jacob, yang meneliti ke-14 Fosil itu secara mendalam
sekali,menyebutnya pithecanthropus soloensis.
Dua buah penemuan lain dalam tahun 1936 di desa Perning dekat Majakerta dan di desa
Sangiran di dekat Surakarta, mempunyai arti yang sangat khusus karena kedua fosil tadi terletak
sebagai deposit sekunder dalam lapisan pleistosen tetapi di bagian yang sangat tua (lower
Pleistocene), dan di perkirakan berumur kira-kira 2 juta tahun. Fosil-fasil itu sekarang di
sebut pithecanthropus majakertensis.
Sebelum perang Dunia II pecah, di Sangiran masih di temukan lima buah fosil lagi, sedangkan
13 fosil pithecanthropus lainnya di temukan sesudah Indonesia merdeka. Adapun
fosil pithecanthropus yang terakhir di temukan dalam tahun 1973 adalah fosil dari desa
Sambungmacan di dekat Sragen. Dengan demikian, jumlah fosil pithecanthropus yang di miliki oleh
dunia ilmiah seluruhnya berjumlah 41 buah.
Sementara itu makhluk pithecanthropus berevolusi terus. Isi otaknya menjadi lebih besar,
dan suatu hal yang istimewa adalh bahwa beberapa bagian organnya,seperti tenggorokan, rongga
mulut, lidah dan bibir berevolusi sedemikian rupa sehingga ia dapat membuat fariasi suara yang
makin lama makin banyak dan kompleks. Pada akhirnya ia bias berbahasa. Rupa-rupanya evolusi
organ yang memungkinkan berkembangnya bahasa itu di dorong oleh kebutuhan untuk mempunyai
suatu sistim komunikasi yang kompleks. Sistim komunikasi yang kompleks itu berkembang karena
tergolong oleh kebutuhan untuk melaksanakan suatu sistim pembagian kerja yang kompleks pula.
Bahasa juga menyebabkan otak lebih berkembang, begitu juga sebaliknya. Karena itu Teuku Jakob
menganggap bahwa kedua unsure dalam kehidupan manusia, yaitu akal dan bahsa, merupakan
landasan yang memungkinkan kebudayaan berevolusi.
Makhluk yang mempunyai kebudayaan itulah yang baru dapat di sebut makhluk manusia secara
penuh. Makhluk pithecanthropus berevolusi menjadi makhluk semacam itu dalm jangka waktu yang
sangat lambat, yaitu lebih dari 1.500.000 tahun lamanya.
Fosil-fosil homo neandertal di Eropa sering di temukan bersamaan dengan bekas-bekas api yang
menunjukkan bahwa mereka hidup dalm suatu lingkungan iklim yang dingin Kala Glasial terakhir.
Sebelum perang Dunia II fosil-fosil yang di temukan di Ngandong malahan juga di anggap sejenis
dengan homo neandertal, dank arena itu di sebut homo soloensis,dan terkenal dengan nama itu.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Astraloid adalah
makhluk yang fosilnaya di temukan di dekat desa Wajak di lembah Sungai Brantas, dekat Tulung
Agung, jawa timur bagian selatan, dalam lapisan bumi Pleistosen Muda. Fosil tersebut, yang di
sebut homo Wajakensis, di perkirakan hidup kira-kira 40.000 tahun yang lalu. Manusia Wajak itu
rupa-rupanya terbesar di daerah daratan sunda, ketika daerah itu belum seluruhnya terbenam air.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Mongoloid adalh
makhluk yang fosilnya di temukan dekat Chou Koutien, tempat di temukan fosil pithecanthropus
pekinensis terurai sebelumnya.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri Ras Kaukasoid adalah
makhlik yang fosilnya di temukan dekat desa Les Eyzies di Prancis.
Makhluk manusia homo sapiens yang pertama-tama menunjukkan cirri-ciri ras Negroid adalah
makhluk yang fosilnya di temukan di tengah-tengah Gurun Sahara, di dikat Asselar, kira-kira 400 km
sebelah timur laut Timbuktu.
Semua fosil yang di temukan di Benua Amerika adalah fosil homo sapiens dari Ras khusus Mongoloid
Amerika. Fosil yang paling terkenal di antaranya adalah fosil dari Tapexpan dan fosil wanita yang di
gali di Minnesota, yang umurnya tidak lebih dari 20.000 tahun.
Makhluk manusia yang hidup dalam berbagai macam lingkungan Alam di seluruh muka bumi
menunjukkan beragam cirri-ciri fisik yang tampak nyata. Cirri-ciri lahir seperti warna kulit, pengertian
“Ras” atau golongan manusia yang berdasarkan berbagai cirri fisik secara umum.
Dalam sejarah bangsa-bangsa, konsepsi mengenai beragam cirri fisik manusia itu telah
menyebabkan banyak kesedihan dan kesengsaraan, karena suatu salah paham besar yang hidup
dalam pandangan manusia berbagai bangsa. Salah paham itu mengacaukan cirri-ciri Ras (yang
sebenarnya harus di khususkan pada cirri-ciri jasmani semata-mata), dengan cirri-ciri rohani; dan
lebih dari itu, salah paham tadi member penilaian tinggi rendah kepada Ras-Ras berdasarkan tinggi-
rendah rohani dari Ras-ras itu.
Cirri-ciri genotype dapat di ketahui pada gen yang tidak mudah di ubah oleh penngaruh proses
mutasi,seleksi,dan sebagainya. Gen ini misalnya gen untuk golongan daraah A-B-C; gen untuk tipe
darah MN, gen untuk kemampuan mencium bau zat phenylthio-carbomide dan sebagainya. Dengan
demikan kita lihat sekarang berkembangnya metode-metode untuk mengklasifikasikan RAs-ras
berdasarkan frekuensi golongan darah. Tentu di dalam suatu daerah terdapat individu-individu dari
semua golongan darah, bahkan dalam satu keluarga intipun ayah mungkin mempunyai darah A, ibu
darah O, anak-anak mungkin ada yang mempunyai darah AB, ada yang O dan sebagainya, tetapi
suatu frekuensi tertentu dari satu macam golongan darah akan tampak juga dalam daeraah-daerah
tertentu di muka bumi ini. Demikian misalnya, sungguhpun pada orang Sunda terdapat individu-
individu dari semua golongan darah, namun konon ada suatu persentase tinggi (yaiotu kurang-lebih
51%) penduduk Jawa Barat yang berdarah O, demikian pula walaupun di antara Penduduk Tokyo
umpamanya terdap[at individu-individu dari semua golongan darah, tetapi di antar kira-kira 30.000
individu yang pernah di teliti, terdapat suatu frekuensi tinggi dari darah A dan B. dengan demikian,
apabila daaeraah-daerah dengan presentase-presentase golongan darah yang sama itu di
hubungkan dengan garis-garis di atas peta (isogenes), maka kita mungkin dapat membuat suatu
gambaran dari bangsa-bangsa yang dulu berasal dari satu nenek moyang. Metode-metode klasifikasi
serupa inilah yang sekarang mulai banyak di pergunakan dalam ilmu antropologi, walaupun masih
banayk di kritik.
Berikut ini suatu klasifikasi yang beeasal dari A.L.Kroeber, tampak secara jelas garis besar
penggolongan ras-ras yang terpenting di dunia dan hubungannya satu sama lain.
1. AUSTRALOID
Penduduk asli Australia
2. MONGOLOID
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli
Taiwan)
c. American Mongoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dan orang Eskimo di
Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan)
3. CAUCASOID
c. Mediterranea (penduduk sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran)
4. NEGROID
5. RAS-RAS KHUSUS
E. Organ Manusia
Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai organ yang secara
biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis binatang berkelompok lain. Walaupun
demikian, otak manusia telah berevolusi palin jauh jika di bandingkan dengan makhluk lain. Otak
manusia yang telah di kembangkan oleh bahasa, tetapi yang juga mengembangkan bahasa
mengandung kemampuan akal, yaitu kemampuan untuki membentuk gagasan-gagasan dan konsep-
konsep yang makin lama makin tajam.
Dengan demikian bahasa manusia itu mengabstraksikan dan menyimpan tiappengetahuan baru
kedalam lambing vocal atau kata-kata baru, yang makin lama makin banyak jumlahnya.
Dengan bahasa, maka pengetahuan manusia selama berpuluh-puluhan ribu generasi sejak jaman
makhluk induk austrapithecus berkeliaran di daerah-daerah sabana afrika selatan hingga sekarang
itu, telah berakumulasi yaitu telah bertimbun membanyak menjadi himpunan pengetahuan akal
manusia yang merupakan dasar dari yang disebut kebudayaan manusia.
Kemampuan otak manusia untuk membentuk gagasan-gagasan dari konsep-konsep dalam akalnya
menyebabkan manusia dapat membayangkan dirinya sendiri sebagai suatu identitas tersendiri, lepas
dari lingkungan alam sekelilingnya.
Akhirnya, kehidupan organism manusia juga berbeda dengan kehidupan organisme binatang dengan
adanya pula penyambung hasrat alamiahnya untuk keindahan.
Kebudayaan manusia tidak terkandung dalam kapasitas organnya. Artinya tidak di tentukan dalam
sisti gennya, berbeda dengan kemampuan organ binatang.
donarsri.blogspot.co.id/2013/04/bab-2-antropologi-makhluk-manusia.html