Budaya Organisasi KMO

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

*Video 01 Budaya Organisasi*

Meningkatnya produksi dan permintaan terhadap mobil Jepang di akhir 1970 an dianggap sebagai
salah satu pemicu maraknya kajian terhadap budaya organisasi, padahal sebelumnya pasca perang
dunia kedua sekitar tahun 1945 an industri maupun Amerika seperti halnya for general motors
kristal mengalami peningkatan tajam di dunia namun saat ini hanya Ford yang masih bertahan.

Sedangkan dua lainnya mengalami kebangkrutan sedangkan industri Jepang dimana sebelumnya 80-
an dianggap sebagai produk murahan dan imitasi berhasil mengambil alih pasar dari dunia industri
mobil Amerika. Ragam pendekatan sebelumnya seperti halnya sentifik management human
resources management, maupun human resources management yang tidak dapat menjelaskan
fenomena tersebut para ilmuwan mulai melakukan kajian tentang budaya organisasi di tahun 90-an
gimana terdapat perbedaan budaya kerja secara signifikan dari ke-2 negara tersebut.

Maka dari itu penyebab ilmuwan mulai memperhatikan budaya organisasi sebagai salah satu kajian
dalam meningkatkan produktivitas organisasi.

*Video 02 Budaya Organisasi*

Ada banyak definisi tentang budaya organisasi dari banyak ilmuwan. Dari keseluruhan definisi yang
ada mengerucut pada suatu hal yaitu sesuatu yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak
individu-individu dalam organisasi. Tiap orang dalam organisasi cenderung bertindak tertentu dalam
menyikapi hal tertentu, misalnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan, toleransi atas
keterlambatan, ataupun ketaatan terhadap waktu kerja, pemimpin yang memulai ataukah juga
sebaliknya, kebersihan dan lain sebagainya. Budaya organisasi dianggap penting mengingat budaya
organisasi lah yang dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi terlepas dari apapun tujuannya
strategi yang bagus dalam pencapaian tujuan akan menjadi sia-sia ketika tidak didukung oleh budaya
organisasi yang mantap. Individu sebagai pelaksana bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di dalam organisasi. Banyak hal yang mempengaruhi terbentuknya hal yang mempengaruhi
terbentuknya ataupun perubahannya budaya organisasi, pengaruh tersebut dapat bersumber dari
luar organisasi maupun dari dalam organisasi. Pengaruh yang berasal dari luar organisasi misalnya
budaya lingkungan sekitar organisasi tersebut beroperasi, jaringan mitra ataupun kompetitor dari
organisasi tersebut, sistem kenegaraan, kebijakan bahkan juga aturan-aturan setempat,
perkembangan teknologi dan lain sebagainya. Beragam faktor eksternal yang disebutkan tadi dapat
secara langsung mempengaruhi organisasi ataupun melalui komponen lain yang memang sudah
berada di dalam organisasi tersebut. Sedangkan faktor internal dapat berupa karakteristik dari
organisasi tersebut, elite ataupun petinggi, ataupun pimpinan dari organisasi kelompok kelompok
kerja yang memang dibentuk dalam organisasi, struktur organisasi, dan juga lain sebagainya. Dari
sekian banyak faktor tersebut baik internal maupun eksternal membentuk nilai dan keyakinan tiap
individu dalam organisasi yang selanjutnya membentuk budaya organisasi. Terus hubungannya
dengan organisasi seperti apa? Apakah budaya mempengaruhi komunikasi tiap individu dalam
organisasi ? atau mungkin komunikasi dalam organisasi dibentuk oleh budaya organisasi? Banyak
ilmuwan berhasil melacak bahwa budaya organisasi menentukan bagaimana individu dalam
organisasi itu berkomunikasi. Semisal kata apa yang tepat ataupun bagaimana struktur kata disusun
dalam memastikan agar pesan itu dapat disampaikan ke komunikan. Keyakinan tersebut
sesungguhnya dipengaruhi oleh budaya dari luar organisasi dan dibawa oleh setiap individu yang ada
dalam organisasi ke dalam organisasi tersebut. Ada banyak variabel budaya mempengaruhi
komunikasi dalam organisasi misalnya yang disampaikan oleh AARON G dalam CKJU.net

Ia membagi sebanyak 5 variabel yaitu :

a) Keamanan secara psikologis, artinya rasa aman tiap individu dalam organisasi ketika melakukan
komunikasi interpersonal.

b) Organisasi yang sentralistis ataupun desentralistis, pola ini juga bisa mempengaruhi seberapa
leluasa bawahan itu menyampaikan gagasan kepada atasan atau pun demi kepentingan organisasi.

c) Perilaku kepemimpinan yang terkesan mengintimidasi atau kah sengaja mendorong tiap individu
dalam organisasi untuk terlibat secara aktif dalam banyak hal di organisasi tersebut.

d) Pimpinan tersebut apakah cenderung apusif, destruktif, dan juga manipulatif terhadap bawahan
yang sebenarnya ini semua adalah perspektif bawahan dalam memberikan penilaian terhadap
tindakan pimpinan ketika melakukan interaksi dengan bawahan.

e) Kendali kerja yang cukup ketat dengan pengawasan berlapis, ataukah otonomi ataupun
kepercayaan yang diberikan kepada bawahan atau bahkan unit lain yang ada di dalam organisasi
dalam pelaksanaan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai