Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SALATIGA
Disusun Oleh :
INDAH PUSPITASARI
B. Klasifikasi BBLR
1. Ada beberapa pengelompokan dalam BBLR (Mitayani, 2009) :
a. Prematuritas murni Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari
37 minggu dan berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut
neonates kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan.
b. Baby small for gestational age (SGA) Berat badan lahir tidak sesuai
dengan masa kehamilan. SGA terdiri dari tiga jenis.
1) Simetris (intrauterus for gestational age) Gangguan nutrisi pada awal
kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama.
2) Asimetris (intrauterus growth retardation) Terjadi defisit pada fase
akhir kehamilan.
3) Dismaturitas Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya
untuk masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.
2. Pengelompokan BBLR menurut ukuran (Wong, 2008) :
a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat
badannya kurang dari 2500 gram, tanpa memperhatikan usia gestasi.
b. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) merupakan bayi
yang berat badannya kurang dari 1000 gram.
c. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) merupakan bayi yang
berat badannya kurang dari 1500 gram.
d. Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang berat
badannya antara persentil ke-10 sampai ke-90 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.
e. Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya
merupakan bayi yang laju pertumbuhan intrauterinnya lambat dan yang
berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.
f. Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) ditemukan pada bayi yang
pertumbuhan intrauterinnya mengalami retardasi (terkadang digunakan
istilah pengganti yang lebih deskritif untuk bayi kecil untuk usia
gestasinya).
g. Bayi besar untuk usia gestasinya merupakan bayi yang berat badan
lahirnya diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan intrauterin.
3. Maryunani dan Nurhayati (2009) menyatakan bahwa ada cara dalam
mengelompokkan bayi BBLR, yaitu:
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir 1000-1500 gram
3) Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) berat lahir kurang dari
1000 gram.
C. Etiologi
1. Penyebab terjadinya bayi BBLR menurut (Rukiyah & Yulianti, 2010) bersifat
multifaktorial, sehingga kadang mengalami kesulitan untuk melakukan
tindakan pencegahan. Namun, penyebab terbanyak terjadinya bayi BBLR
adalah kelahiran prematur. Semakin muda usia kehamilan semakin besar
risiko jangka pendek dan jangka panjang dapat terjadi.
2. Etiologi atau penyebab dari BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010):
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Kehamilan atau obstetri
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia<
20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan.
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi: kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta
Faktor plasenta disebabkan oleh: hidramnion, plasenta previa, solutio
plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban
pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain: tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
3. Berdasarkan tipe BBLR menurut (Proverawati & Ismawati, 2010) penyebab
terjadinya bayi BBLR dapat digolongkan menjadi sebagai berikut:
a. BBLR tipe KMK, disebabkan oleh:
1) Ibu hamil yang kekurangan nutrisi;
2) Ibu memiliki hipertensi, preeklampsia, atau anemia;
3) Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu;
4) Malaria kronik, penyakit kronik;
5) Ibu hamil merokok.
b. BBLR tipe prematur, disebabkan oleh:
1) Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar;
2) Pernah melahirkan bayi premature sebelumnya,
3) Cervical imcompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak mampu
menahan berat bayi dalam rahim);
4) Pendarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum hemorrhage);
5) Ibu hamil yang sedang sakit;
6) Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya.
D. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500
gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan
plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai
makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal,
tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun
saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu
dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi
kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga hanya memberi
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal.Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan
BBLR.Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi
BBLR dan prematur juga lebih besar (Nelson, 2010).
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang pada bayi BBLR (Mitayani, 2009) :
1. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb (normal: 12- 24gr/dL), Ht
(normal: 33 -38% ) mungkin dibutuhkan.
2. Dektrosik: menyatakan hipoglikemi (normal: 40 mg/dL).
3. Analisis Gas Darah (AGD): menentukan derajat keparahan distres pernafasan
bila ada.
Rentang nilai normal:
a. pH : 7,35-7,45
b. TCO2 : 23-27 mmol/L
c. PCO2 : 35-45 mmHg
d. PO2 : 80-100 mmHg
e. Saturasi O2 : 95 % atau lebih
4. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsemia.
5. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia.
Bilirubin normal:
a. bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl.
b. bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl.
6. Urinalisis: mengkaji homeostatis.
7. Jumlah trombosit (normal: 200000 - 475000 mikroliter): Trombositopenia
mungkin menyertai sepsis.
K. Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Nelson, 2000.Ilmu Kesehatan Anak edisi 15. Editor Wahab. Jakarta: EGC.
Rukiyah AY, L. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media;
2012.
Anik Maryunani. Buku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Jakarta: Trans Info Media; 2013.
Patway
Organ pencernaan Paru - paru belum Sedikitnya lemak System imun yang
imatur sempurna dibawah jaringan kulit belum matang
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh