Anda di halaman 1dari 79

Analisis Kinerja Transfomator 60 MVA PT.

PLN (Persero) PLTG


Merah Mata

Oleh:

Khoirul Ridho
132017080

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
ABSTRAK

Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah dan


memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain
melalui suatu gandengan magnet,dengan frekuensi yang sama dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Gangguan pada trafo dapat
mengakibatkan terbakarnya trafo dan juga turunnya kinerja trafo. Oleh karena itu,
pemeliharaan dan pendeteksian kerusakan trafo perlu dilakukan secara rutin agar
trafo bisa bekerja sesuai dengan masa pemakaian maksimumnya. Adapun tujuan
penelitian yaitu: 1) Mengetahui besar pembebanan dari transformator 60 MVA
apabila terjadinya beban puncak per bulan dalam satu tahun di PT. PLN (Persero)
PLTG Merah Mata. 2) Menganalisis besarnya efisiensi transformator per bulan dalam
satu tahun. 3) Menganalisis Perkembangan Estimasi Arus Beban transformator 60
MVA mendatang. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan studi literatur dan
observasi di lapangan. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2021.
Metode digunakan yaitu metode perhitungan persentase pembebanan beban puncak
dan persentase efisiensi transformator dan uji fungsi regresi linear. Hasil penelitian
menunjukkan persentase pembebanan beban puncak tertinggi siang hari pada Oktober
2020 yaitu 39,67 persen dan pada malam hari bulan April 2021 yaitu 45 persen.
Hasil persentase efisiensi transformator tertinggi siang hari pada bulan oktober 2020
yaitu 94,21 persen dan malam hari bulan April 2021 yaitu 95 persen. Perkembangan
transformator pada tiga tahun mendatang. Hasil estimasi arus beban puncak
transformator 60 MVA tiga tahun mendatang arus beban puncak pada tahun 2021-
2023 sebesar 60 persen. Artinya transformator masih bisa ditambah beban dan masih
layak dipakai.

Kata Kunci: Transformator, Pembebanan, efisiensi, Perkembangan trafo


ABSTRACT

Transformer is an electrical equipment that functions to convert and transfer


electrical energy from an electrical circuit to another electrical circuit through a
magnetic coupling, with the same frequency and works on the principle of
electromagnetic induction. Disturbances in the transformer can cause the transformer
to burn out and also reduce the performance of the transformer. Therefore, it is
necessary to carry out routine maintenance and detection of transformer damage so
that the transformer can work according to its maximum service life. The research
objectives are: 1) Knowing the magnitude of the loading of the 60 MVA transformer
if the peak load occurs per month in one year at PT. PLN (Persero) PLTG Merah
Mata. 2) Analyzing the amount of transformer efficiency per month in one year. 3)
Analyzing the development of the estimated 60 MVA transformer load current in the
future. This research data collection uses literature studies and field observations.
Data collection was carried out in March-June 2021. The method used was the
method of calculating the percentage of peak loading and the percentage of
transformer efficiency and linear regression function test. The results showed that the
highest percentage of peak loading during the day in October 2020 was 39.67 percent
and at night in April 2021, which was 45 percent. The result of the highest percentage
of transformer efficiency during the day in October 2020 is 94.21 percent and at night
in April 2021, which is 95 percent. Transformer development in the next three years.
The estimated peak load current for a 60 MVA transformer in the next three years is
60 percent peak load current in 2021-2023. This means that the transformer can still
be added to the load and is still suitable for use.
Keywords: Transformer, Loading, Efficiency, Transformer development
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi.
Sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pejabat yang pernah
ditulis dan diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebabkan di dalam daftar pustaka.

Palembang, Juli 2021


Yang membuat pernyataan

Khoirul Ridho
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
1. Tiada Kemudahan Tanpa Doa dan Usaha
2. Jangan hina pribadi Anda dengan Kepalsuan karena dialah mutiara diri Anda yang
tak ternilai
3. Tanah yang digadaikan bisa kembali dalan keadaan itu lebih berharga, tetapi
kejujuran bila digadaikan tidak pernah bias ditebus kembali
4. Semakin kita mengejar keindahan dunia, semakin kita ditinggalkan orang-orang
yang mencintaimu

Kupersembahkan Skripsi ini kepada:


1. Allah SWT atas karunianya
2. Kedua orangtuaku yang aku cintai
3. Saudari-saudariku
4. Dosen-dosen Pembimbing
5. Sahabat dan teman-teman seperjuangan
6. Seluruh staff dan dosen Universitas Muhammadiyah Palembang
7. Seluruh almamater
Analisis Kinerja Transfomator 60 MVA PT. PLN (Persero) PLTG
Merah Mata

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Program Strata-1 Pada Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang

Oleh :
Khoirul Ridho
132017080

Disetujui oleh :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Bengawan Alfaresi, ST. MT. IPM Feby Ardianto, ST. M.Cs.


NIDN : 0205118504 NIDN : 0207038101
iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur kita atas kehadirat Allah Subhannallahu Waa Ta’ala yang
telah memberikan kita segala nikmat, karunia dan rahmat-Nya. Yang mana pada
kesempatan kali ini penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu prasyarat dari kurikulum yang telah ditentukan pada Program
Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan serta jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan kemampuan yang kami
miliki. Maka dari itu penulis mengharapkan kriktik dan saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak terutama untuk pembaca.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini berkat bimbingan, pengarahan dan
nasehat yang tidak ternilai harganya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bengawan Alfaresi, S.T. M.T. IPM selaku Dosen Pembimbing 1


2. Feby Ardianto, S,T., M.Cs. selaku Dosen Pembimbing 2
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang berperan untuk
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Palembang.
2. Bapak Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Bapak Taufik Barlian, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Palembang.

iii
4. Bapak Feby Ardianto, S.T.,M.Cs selaku sekretaris Program Studi Teknik
Elektro
5. Bapak dan Ibu Dosen pada Program Studi Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Palembang.
6. Bapak dan Ibu Staf dan Tata Usaha Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Palembang.
7. Bapak (Alm.) dan Ibuku tercinta yang tak kenal lelah memberikan dorongan,
motivasi dan doa untuk keberhasilanku ini.
8. Keluargaku serta saudara-saudaraku yang sangat saya sayangi terima kasih
telah memberikan bantuan dan dukungan serta motivasi.
9. Sri Wahyuni dan rekan-rekan Mahasiswa Seperjuangan Program Studi Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Palembang dan semua
pihak yang banyak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang membantu
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT, membalas budi baik kalian yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini, semoga amal ibadahnya diterima dan mendapat balasan dari-
Nya. Semoga bimbingan, saran. Partisipasi dan bahan yang telah diberikan akan
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Palembang, Oktober 2021


Penulis

Khoirul Ridho
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 2
1.2. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
1.3. Batasan Masalah ................................................................................... 4
1.4. Sistematika Penulisan ........................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1. Penelitian Terdahulu............................................................................. 7
2.2. Sistem Distribusi .................................................................................. 8
2.2.1. Jaringan Distribusi ........................................................................ 9
2.2.2. Jaringan Sistem Distribusi Primer ................................................ 10
2.2.3. Jaringan Distribusi Primer Menurut Susunan Rangkaian ............. 11
2.4. Transformator ....................................................................................... 18
2.4.1. Jenis-jenis Transformator ............................................................. 25
2.5. Kontruksi Transformator....................................................................... 30
2.6. Prinsip Kerja Transformator ................................................................. 33
2.7. Kegunaan Transformator ...................................................................... 35
2.8. Pembebanan Transformator .................................................................. 36
2.8.1. Keadaan Transformator Tanpa Beban ......................................... 37
2.8.2. Keadaan Transformator Berbeban ................................................ 38
2.9. Pembebanan Lebih pada Transformator ............................................... 42
2.10. Ketidakseimbangan Beban pada Transformator ............................... 42
2.11. Penempatan Transformator ................................................................ 43
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 44
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 44
3.2. Metode Pengambilan Data ................................................................... 44
Halaman
3.2.1. Studi Literatur ............................................................................... 45
3.2.2. Persiapan Alat dan Bahan ............................................................. 45
3.2.2. Pengambilan Data ......................................................................... 46
3.2.3.Uji Regresi Linear ......................................................................... 46
3.3. Diagram Alir Penelitian........................................................................ 47
BAB 4. PEMBAHASAN ................................................................................. 48
4.1. Umum ................................................................................................... 48
4.2. Data Pembebanan ................................................................................. 49
4.2.1. Data Beban Puncak pada Siang Hari ............................................ 50
4.2.2. Data Beban Puncak pada Malam Hari .......................................... 51
4.3. Analisis Perbandingan Pembebanan Beban Puncak pada Siang dan
Malam Hari .......................................................................................... 26
4.4. Efesiensi Transformator ....................................................................... 28
4.4.1. Efisiensi Transformator Siang Hari dalam Setahun ..................... 29
4.4.2. Efisiensi Transformator Malam Hari dalam Setahun ................... 30
4.5. Analisis Perbandingan Efisiensi Siang dan Malam Hari ...................... 32
4.6. Analisis Persentase Pembebanan dan Efisiensi Trafo .......................... 35
4.7. Analisis Studi Estimasi Menggunakan Metode Regresi Linear .......... 62
4.7.1. Fungsi Regresi Linear ................................................................... 47
4.7.2. Hasil Perkiraan Arus Beban Puncak ............................................. 65
4.7.3. Metode Regresi dengan Microsoft Excel .................................... 66
4.7.4. Hasil Analisa Perhitungan Estimasi Arus Beban Transformator . 68
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 69
5.1. KESIMPULAN .................................................................................... 70
5.2. SARAN ................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram satu garis sistem tenaga listrik ...................................... 8
Gambar.2.2.Diagram satu garis Sistem Tenaga Listrik Pengelompokan
Sistem Distribusi Tenaga Listrik ............................................... 9
Gambar 2.3. Bagian-bagian Sistem Distribusi Primer ..................................... 10
Gambar 2.4. Distribusi Transformator ............................................................. 11
Gambar 2.5. Skema jaringan distribusi radial .................................................. 11
Gambar 2.6. Skema distrbusi Tie line ............................................................. 13
Gambar 2.7. Lambang Transformator Step-Up................................................ 31
Gambar 2.8. Skema Transformator step-down ................................................ 31
Gambar 2.9. Skema Auto-transformator .......................................................... 32
Gambar 2.10. Skema Auto-trafo Variabel ....................................................... 32
Gambar 2.11. Bagan fluks magnetic bocor pada pasangan kumparan............. 36
Gambar 2.12. Hubungan primer dan sekunder ................................................ 37
Gambar 2.14. Vektor Diagram Arus ................................................................ 44
Gambar 3.1. Diagram Penelitian ...................................................................... 46
Gambar 4.1. Grafik Persentase Pembebanan pada Siang dan Malam Hari ..... 50
Gambar 4.2. Grafik Persentase Efisiensi Trafo Siang Hari ............................. 32
Gambar 4.3. Grafik Efisiensi Trafo Malam Hari ............................................. 53
Gambar 4.4. Grafik Efisiensi Transformator Siang dan Malam Hari .............. 54
Gambar 4.5. Nilai Persamaan Awal (Siang Hari) ............................................ 63
Gambar 4.6. Nilai Persamaan Awal (Malam Hari) .......................................... 63
Gambar 4.7. Perkiraan kenaikan Arus Beban Siang Hari ............................... 68
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Pembebanan beban puncak pada siang hari periode Mei 2020-
April 2021 ..................................................................................... 52
Tabel 4.2. Persentase Pembebanan Beban Puncak pada Siang Hari................ 53
Tabel 4.3. Persentase pembebanan beban puncak pada malam hari periode
Mei 2020 - April 2021 ................................................................... 54
Tabel 4.4. Persentase Pembebanan Beban Puncak pada Malam Hari ............. 55
Tabel 4.5. Perbandingan Persentase Pembebanan Beban Puncak Siang
dan Malam Hari............................................................................. 57
Tabel 4.6. Daya Terpakai Siang Hari dalam Setahun ..................................... 57
Tabel 4.7. Daya Terpakai Malam Hari dalam Setahun .................................... 58
Tabel 4.8. Persentase Efisiensi Transformator Siang dan Malam Hari ........... 59
Tabel 4.9. Perbandingan keseluruhan persentase Kinerja Transformator
pada beban puncak siang dan malam hari ..................................... 60
Tabel 4.10. Data Arus untuk Estimasi ............................................................. 62
Tabel 4.11. Perhitungan Konstanta Linear Beban Puncak Siang Hari ............ 64
Tabel 4.12. Perhitungan Konstanta Linear Beban Puncak Siang Hari ............ 64
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Pemodelan Regresi Linear Beban Puncak ...... 67
Tabel 4.14. Perkiraan Arus Beban Puncak...................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian..................................................................... 73
Lampiran 2. Tempat Penelitian ........................................................................ 74
Lampiran 3. Data Penelitian............................................................................. 75
Lampiran 4. Transformator 60 MVA ............................................................... 76
Lampiran 5. Data Transformator...................................................................... 77
Lampiran 6. Data Arus Beban Transformator Mei 2020-Oktober 2020 .......... 78
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 79
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kemajuan teknologi disegala bidang meningkat dengan begitu cepat,
kemajuan ini membawa konsekuensi peningkatan kebutuhan akan daya listrik. Listrik
merupakan salah bentuk energi yang banyak dibutuhkan, ini dimungkinkan karena
energi listrik mudah dalam penyaluran dan dapat dengan mudah dirubah ke bentuk
energi. Listrik menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat baik dalam bidang industri
maupun rumah tangga. Penggunaan energi listrik di rumah tangga terutama untuk
penerangan, alat setrika, hiburan, kipas angin, lemari es dan pendingin ruangan.
Penggunaan alat-alat listrik memerlukan arus listrik yang dihasilkan dari sumber
energi (Atman et al, 2016).
Di era yang modern ini, kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat, baik
di bidang industri, perkantoran, pendidikan, dan lain sebagainya. Banyak dari
manusia yang memanfaatkan energi listrik ini sebagai sumber energi yang dapat
membantu mereka mempermudah kegiatan sehari-hari. Penyedia jasa seperti PT.
PLN (Persero) haruslah dapat menyediakan energi listrik dengan kuantitas yang
banyak, atau dalam artian dapat memenuhi permintaan konsumennya. Namun, selain
dari segi kuantitas, kualitas pun tidak boleh kita hiraukan. Sistem kelistrikan haruslah
baik agar dapat menyalurkan dan memastikan agar energi listrik dapat tersalurkan
dengan baik ke konsumen dan meminimalisir kemmungkinan terjadinya gangguan
dengan semaksimal mungkin.
Penyaluran tenaga listrik baik di jaringan transmisi maupun distribusi,
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal dan terus-menerus.
Dalam jaringan distribusi, salah satu peralatan utama yaitu transformator. Trafo
adalah peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi ke
tegangan rendah, agar tegangan yang dipakai sesuai dengan rating peralatan listrik
pelanggan atau beban pada umumnya, dikarenakan trafo merupakan peralatan yang

1
2

mahal, maka diusahakan agar peralatan ini memiliki umur penggunaan yang panjang
(Pakiding, et al., 2015).
Perubahan peningkatan beban pada trafo yang sudah mengalami pembebanan
berlebihan mengakibatkan peningkatan suhu trafo yang berlebih bahkan bisa sampai
melewati batas toleransi yang ada. Gangguan pada trafo dapat mengakibatkan
terbakarnya trafo dan juga turunnya kinerja trafo Oleh karena itu, pemeliharaan dan
pendeteksian kerusakan trafo perlu dilakukan secara rutin agar trafo bisa bekerja
sesuai dengan masa pemakaian maksimumnya. Jika kondisi operasi seperti ini terus
berlangsung dan tidak diperkirakan atau tidak diatasi, suatu waktu komponen
komponen trafo akan sampai pada batas ketahanan dan nilai keamanan yang
diizinkan. Pada akhirnya terjadi gangguan akibat kerusakan trafo secara tiba-tiba
seperti trafo yang terbakar atau meledak.
Transformator dengan kapasitas daya 60 MVA dalam memenuhi kebutuhan
konsumen yang berjalan selama 24 jam, sering terjadi transformator mengalami
keadaan dimana beban puncak yang terjadi dalam beberapa periode waktu yang tidak
tentu. Hal ini dapat berimbas pada kapasitas daya trafo yang mengakibatkan mampu
atau tidaknya menahan beban tersebut secara baik.
Perubahan peningkatan berapa persen dari beban transformator dalam periode
waktu siang dan malam hari ketika beban puncak dapat dihitung dengan
menggunakan persentase pembebanan, hal tersebut dapat mengetahui berapa persen
kenaikan beban puncak yang terjadi pada transformator. Hal ini dapat digunakan
sebagai ketentuan kapasitas transformator untuk menentukan layak atau tidaknya
transformator tersebut untuk beroprasi menyuplai energi ke masyarakat dan sebagai
penentuan sanggup atau tidaknya transformator dibebankan dengan beban tersebut.
Sistem penyaluran energi listrik yang baik untuk pelayanan kepada konsumen
adalah dengan adanya kualitas tegangan baik dan stabil. karena Bagi penyedia jasa
listrik, faktor beban yang diinginkan setinggi mungkin sehingga tingkat pemanfaatan
alat-alat yang ada dalam sistem tersebut dapat dijalankan dengan baik. Dalam
praktiknya, faktor beban tahunan sistem berkisar antara 60% hingga 80%. Meskipun
kelangsungan catu daya dapat diandalkan, namun belum mungkin untuk
3

mempertahankan tegangan tetap pada sistem distribusi karena tegangan jatuh akan
terjadi di semua bagian sistem dan akan berubah dengan adanya perubahan beban.
Dalam menjaga stabilitas sistem tenaga listrik, kualitas daya merupakan hal yang
penting. Untuk menjaga stabilitas tersebut perlu diperhatikan pembebanan pada
transformator (Tobing & Simamora, 2014).
Pada penelitian ini akan membahas mengenai “Analisis Kinerja
Transfomator 60 MVA PT. PLN (Persero) PLTG Merah Mata” untuk
mendapatkan akurasi pemodelan propagasi yang akurat pada sebuah gedung.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui besar pembebanan dari transformator 60 MVA apabila terjadinya
beban puncak per bulan dalam satu tahun di PT. PLN (Persero) PLTG Merah
Mata.
2. Menganalisis besarnya efisiensi transformator per bulan dalam satu tahun di
PT. PLN (Persero) PLTG Merah Mata.
3. Menganalisis Perkembangan Estimasi Arus Beban transformator 60 MVA
mendatang di PT. PLN (Persero) PLTG Merah Mata.

1.3. Batasan Masalah


Adapun Batasan masalah pada penlitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hanya membahas analisa tentang keadaan beban puncak yang terjadi pada waktu
perbulan dalam satu tahun 60 MVA PLTG Merah Mata Palembang.
b. Membahas tentang masih layak apa tidak transformator yang di pakai pada saat
beban puncak pada Transformator 60 MVA PLTG Merah Mata Palembang..
c. Hanya membahas perkembangan transformator pada gardu pembangkit 60 MVA
PLTG Merah Mata Palembang.

1.4. Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan penelitian ini, sistematika akan disusun secara sistematis
yang terbagi dalam beberapa bab, yakni dengan perincian berikut:
4

BAB 1 PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan penelitian dan batasan masalah
kinerja gardu, transfomator dan beban puncak.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini dibahas secara umum mengenai teori berhubungan dengan
transformator 1 Pada 60 MVA PLTG Merah Mata Palembang.

BAB 3 METODE PENELITIAN


Bab ini membahas secara rinci mengenai metode pengambilan data,diagram alir, alat
dan beban digunakan , tempat dan waktu penelitian.

BAB 4 PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti pembahasan skripsi, dimana pada bab ini dibahas Data
perhitungan , data perbandingan, analisis data dari uji kinerja transformator.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitan Terdahulu

Berdasarkan tema skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari


penelitian-penelitian sebelumnya guna untuk menentukan batasan-batasan masalah
yang berkaitan erat dengan tema dan tujuan skripsi yang sedang diambil.

Maula Firdha Safala (2019) dalam penelitian untuk skripsi dengan judul
“Penstabilan Tegangan Sekunder pada Transformator Daya 150/20 KV Akibat Jatuh
tegangan” meneliti langkah perubahaan posisi tap pada on load tap changer dalam
memperbaiki tegangan sisi sekunder transformator daya 150/20 kV.

Penelitian yang dilakukan Antonov (2018) dalam jurnal penelitiannya berjudul


“ Studi Analisa Kinerja Transformator Pemakaian Sendiri PT. PLN (Persero) Sektor
Bukittinggi PLTA Batang Agam dengan Menggunakan Esa” sebanyak 6 kali yang
dilakukan pada trafo dengan 125 kVA pembebanan tertinggi mempengaruhi kualitas
trafo sebesar 14,122 persen. Besarnya ketidakseimbangan beban juga berpengaruh
terhadap besarnya arus yang mengalir pada penghantar netral dari tanah trafo
(Samindha, et al., 2018).

Reza Indra Satrio (2018), dengan judul “Reduction Technique of Drop Voltage
and Power Losses to Improve Power Quality using ETAP Power Station Simulation
Model”. Penelitian bertujuan untuk menganalisis jatuh tegangan yang terjadi pada
saluran layanan pelanggan akibat panjang tarikan penghantar dan jumlah sambungan
rumah yang tidak sesuai standar PLN. Hasil simulasi dari penelitian ini yaitu terjadi
drop tegangan dilokasi sebesar 1,3% - 32,3%. Selanjutnya dilakukan perbaikan
jaringan sehingga drop tegangan yang dihasilkan berkurang menjadi 1,8- 5,4%.

5
6

2.2. Sistem Distribusi


Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi
ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (bulk
power source) sampai ke konsumen.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit
tenaga listrik besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya
oleh Gardu Induk (GI) dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154kV,
220kV atau 500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan
menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transmisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus
yang mengalir (I2.R) (Suhadi, 2016).
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran
transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan transformator penurun
tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut
penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer (Suhadi, 2018).
Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil tegangan
untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem tegangan
rendah, yaitu 220/380 Volt.Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi sekunder ke
pelanggan konsumen. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, harus menggunakan
tegangan yang setinggi mungkin, dengan menggunakan transformator step-up
(Bambang et al., 2016).
Nilai tegangan yang sangat tinggi ini menimbulkan beberapa konsekuensi
antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga
perlengkapanperlengkapannya, selain itu juga tidak cocok dengan nilai tegangan yang
dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran
yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan transformator step-down.
Dalam hal ini jelas bahwa sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam
sistem tenaga listrik secara keseluruhan (Bambang, 2015).
7

Gambar 2.1. Diagram satu garis sistem tenaga listrik

Sumber: (Suhadi, 2016)

2.2.1. Jaringan Distribusi


Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan
tegangan menengah/primer (JTM), yang menyalurkan daya listrik dari gardu induk
subtransmisi ke gardu distribusi, jaringan distribusi primer menggunakan tiga kawat
atau empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan yang kedua adalah jaringan tegangan
rendah (JTR), yang menyalurkan daya listrik dari gardu distribusi ke konsumen,
dimana sebelumnya tegangan tersebut ditransformasikan oleh 7 transformator
distribusi dari 20 kV menjadi 380/220 Volt, jaringan ini dikenal pula dengan jaringan
distribusi sekunder. Jaringan distribusi sekunder terletak antara transformator
distribusi dan sambungan pelayanan (beban) menggunakan penghantar udara terbuka
atau kabel dengan sistem tiga fasa empat kawat (tiga kawat fasa dan satu kawat
netral). Dapat kita lihat diagram dibawah proses penyedian tenaga listrik bagi para
konsumen (Jeandy et al., 2016).
8

Gambar.2.2. Diagram satu garis Sistem Tenaga Listrik Pengelompokan Sistem


Distribusi Tenaga Listrik

2.2.2. Jaringan Sistem Distribusi Primer


Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari
gardu induk distribusi ke pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara,
kabel udara, maupun kabel tanah sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan
dan kondisi serta situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang
daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban. Terdapat
bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer. Berikut adalah
gambar bagian-bagian distribusi primer secara umum (Suhadi, 2016).
9

Gambar 2.3. Bagian-bagian Sistem Distribusi Primer

Bagian-bagian sistem distribusi primer terdiri dari :

1.Transformator daya, berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tegangan

2. Pemutus tegangan, berfungsi sebagai pengaman yaitu pemutus daya

3. Penghantar, berfungsi sebagai penghubung daya

4. Busbar, sebagai titik pertemuan antara trafo daya dengan peralatan lainnya

5. Gardu hubung, menyalurkan daya ke gardu distribusi tanpa mengubah tegangan.

6. Gardu distribusi, berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah menjadi


tegangan rendah.
10

Gambar 2.4. Distribusi Transformator

2.2.3. Jaringan Distribusi Primer Menurut Susunan Rangkaian

Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah (Primer 20kV) dapat


dikelompokkan menjadi lima model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop),Jaringan Spindel dan Sistem
Gugus atau Kluster.

A. Jaringan Radial

Jaringan radial merupakan jaringan sistem distribusi primer yang sederhana dan
ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang yang menyuplai beberapa
gardu distribusi secara radial.
11

Gambar 2.5. Skema jaringan distribusi radial

Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding sistem lainnya.


Kurangnya keandalan disebabkan kareana hanya terdapat satu jalur utama yang
menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila jalur utama tersebut mengalami
gangguan,maka seluruh gardu akan ikut padam. Kerugian lain yaitu mutu tegangan
pada gardu distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini dikarenakan jatuh
teganganterbesar ada di ujung saluran (Suhadi, 2016).

B. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)


Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3 digunakan untuk pelanggan
penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lain-lain).
12

Gambar 2.6. Skema distrbusi Tie line

C. Jaringan Loop
Tipe ini merupakan jaringan distribusi primer, gabungan dari dua tipe jaringan
radial dimana ujung kedua jaringan dipasang PMT. Pada keadaan normal tipe ini
bekerja secara radial dan pada saat terjadi gangguan PMT dapat dioperasikan
sehingga gangguan dapat terlokalisir. Tipe ini lebih handal dalam penyaluran tenaga
listrik dibandingkan tipe radial namun biaya investasi lebih mahal.

D. Jaringan Spindel
Sistem spindle menggunakan express feeder pada bagian tengah yang
langsung terhubung dari gardu induk ke gardu hubung, sehingga sistem ini tergolong
sistem yang handal. Sistem jaringan ini merupakan kombinasi antara jaringan radial
dengan jaringan rangkaian terbuka (open loop). Titik beban memiliki kombinasi
alternatif penyulang sehingga bila salah satu penyulang terganggu, maka dengan
segera dapat digantikan oleh penyulang lain. Dengan demikian kontinuitas
penyaluran daya sangat terjamin. Pada bagian tengah penyulang biasanya dipasang
gardu tengah yang berfungsi sebagai titik manufer ketika terjadi gangguan pada
jaringan tersebut (Bambang Winardi, Agung Warsito,and Meigy Restanaswari
Kartika, 2015).
13

2.3. Jaringan Saluran Kabel Bawah Tanah (Under Ground Cable)


Untuk daerah dengan permintaan daya yang relatif tinggi, seperti daerah
pemukiman, pusat perbelanjaan dan kawasan industri penggunaan saluran dengan
sistem kabel bawah tanah, menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan saluran
udara dari segi keamanan maupun segi estetika, saluran udara terkendala oleh
keberadaan bangunan-bangunan tinggi dan juga keterbatasan lahan. Keuntungan
jaringan bawah tanah adalah bebasnya kabel dari gangguan pohon, sambaran petir
atau gannguan oleh manusia. Dari segi estetika kabel bawah tanah tidak kelihatan
menganggu keindahan kota. sedangkan, dari segi keamanan kabel bawah tanah tidak
menyebabkan bahaya tersentuh oleh manusia sehingga lebih aman.

Selain keunggulan-keunggulan tersebut, jaringan bawah tanah memiliki keleahan


sebagai berikut:
- Konstruksi Saluran Kabel tanah relatif mahal.
- Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan
- Perawatan lebih sulit
- Gangguan sering bersifat permanen
- Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih
lama dan mahal.

Jenis-jenis kabel bawah tanah yang biasa digunakan pada sistem distribusi
Tegangan Menengah sebagai berikut :
1. Ditinjau dari bahan penghantar
- Bahan tembaga
- Bahan Campuran / All Alloy Alumunium
2. Ditinjau dari inti (urat) dari penghantar
- Kabel berinti tunggal
- Kabel berinti dua
- Kabel berinti tiga
14

- Kabel berinti empat, dimana inti yang satu lebih kecil dan
digunakan sebagai kawat tanah.
3. Ditinjau dari bentuk intinya
- Kabel berinti bulat
- Kabel berinti oval (sector).

4. Ditinjau dari konstruksinya


- Kabel dengan semua intinya dibungkus dengan timah (belted cable)
- Kabel dengan masing-masing intinya dibungkus dengan timah (screen
cable)
- Kabel berisi minyak
- Kabel berisi gas
- Kabel yang berkulit pelindung
- Kabel yang tidak berkulit pelindung.

2.4. Transformator
Transformator adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk mengubah dan
memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain
melalui suatu gandengan magnet, dengan frekuensi yang sama dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Sebuah transformator sederhana pada dasarnya terdiri dari 2 kumparan yaitu
kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada kebanyakan transformator, kumparan
ini dililitkan pada sebuah inti. Seperti terlihat pada gambar II.1 Apabila kumparan
primer dihubungan dengan sumber tegangan AC maka arus AC akan mengalir pada
kumparan tersebut dan mengakibatkan timbulnya fluks magnetik di sekeliling
kumparan. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya fluks di kumparan primer maka
akan terjadi induksi sendiri dan induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka jika rangkaian
sekunder dibebani maka arus akan mengalir di sekunder.
15

⍙Փ
Ei = - N ………….…………………………………………….. (2.1)
⍙𝑡

Dimana : EI = Gaya Gerak Listrik (ggl) (V)


N = Jumlah Lilitan (lilit)
⍙Փ = Fluks Magnetik (Weber/s)
⍙𝑡 =Selang waktu (sekon)

Pada transformator ideal energi listrik pada kumparan primer dan sekunder
sama karena tidak ada energi yang diubah menjadi bentuk energi lain. Dapat
dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

Sp= Ss
Vp.Ip = Vp.Is…………………………………………………………..(2.2)

Dimana :
Sp = Daya Primer (VA)
Ns = Jumlah Lilitan Sekunder(lilit)
Ss = Daya Sekunder (VA)
Vp = Tegangan Primer (V)
Ip = Kuat Arus Primer (A)
Vs = Tegangan Sekunder (V)
Is = Kuat Arus Sekunder (A)
GGl induksi sekunder (V)
Np= Jumlah Lilitan Primer (lilit) GGLinduksi Primer (V)

2.4.1. Jenis-jenis Transformator


1) Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder
lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
16

Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh.

Gambar 2.7. Lambang Transformator Step-Up

2) Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat
mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar 2.8. Skema Transformator step-down

3) Auto Transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat
dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
17

Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan


kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini
tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan
sekunder. Selain itu, auto transformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

Gambar 2.9. Skema Auto-transformator

4) Auto Transformator Variabel


Auto transformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.

Gambar 2.10. Skema Auto-trafo Variabel

5) Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada
beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara
18

dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.

6) Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu,
fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya
terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan
keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

2.5. Konstruksi Transformator


Sebuah transformator memiliki Konstruksi Transformator terutama terdiri dari
tiga bagian dasar - belitan primer yang menerima energi listrik dari sumber
tegangan yang diterapkan, dan belitan sekunder yang menerima energi listrik
terinduksi dan inti yang menyediakan rangkaian keengganan rendah untuk jalur
gaya magnet.
Gulungan, primer maupun sekunder, adalah kumparan kabel penghantar karena
kumparan konduktor menghasilkan fluks magnet yang lebih tinggi dibandingkan
dengan fluks yang dibuat oleh satu konduktor tunggal. untuk membaca mengenai
cara kerja transformator silahkan ke halaman berikut Cara Kerja Transformator
Konstruksi Transformator, Gulungan yang diberi nilai untuk voltase yang lebih
tinggi dengan jumlah belokan yang lebih banyak ditetapkan sebagai belitan High
Voltage (HV). Gulungan untuk tegangan yang lebih rendah disebut lilitan Tegangan
Rendah (LV). Gulungan HV terdiri dari banyak lilitan kawat tembaga yang relatif
halus, sedangkan lilitan LV terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga berat yang
relatif sedikit. Arus pada sisi HV akan lebih rendah karena produk V-I adalah
konstan. Juga belitan HV membutuhkan sifat insulasi yang lebih baik untuk
menahan tegangan yang lebih tinggi. HV juga membutuhkan lebih banyak izin ke
inti, kuk atau tubuh.
19

Bahan yang digunakan untuk gulungan adalah spesifik aplikasi. Kawat tembaga
padat terisolasi digunakan untuk transformator daya dan sinyal kecil sedangkan
tembaga atau aluminium konduktor strip/persegi panjang digunakan untuk
transformator daya yang lebih besar. Transformator RF menggunakan Litz untuk
meminimalkan kerugian akibat efek kulit.

Penyadapan (atau koneksi eksternal) dapat disediakan dari titik tengah pada
belitan.

a. Transformator dua-luka menggunakan gulungan primer dan sekunder yang


terpisah, sedangkan transformator otomatis menggunakan belitan tunggal
dengan ketukan.
b. Isolasi berliku memastikan bahwa arus mengalir di sekitar inti di sepanjang
konduktor melingkar, dan bukan melalui sirkuit belok ke belok pendek, bahan
belitan diemailkan sehingga memberikan insulasi. Selain itu, berbagai metode
lain digunakan untuk menyediakan insulasi. Jenis insulasi memiliki bantalan
yang pasti pada ukuran dan suhu operasi unit.

Saat ini empat kelas isolasi digunakan

Transformator sistem isolasi kelas 130.


Transformator sistem isolasi kelas 150.
Transformer sistem isolasi kelas 200.
Transformer sistem isolasi kelas 220.

Ketika dimuat dan dipasang dengan benar di lingkungan tidak lebih dari 40 ° C,
transformator Kelas 130, Kelas 150, Kelas 200 dan Kelas 220 akan beroperasi pada
suhu tidak lebih dari 60 ° C, 80 ° C, 130 ° C dan 150 ° C. pada belitan masing-
masing. Insulasi yang digunakan untuk konduktor listrik dalam transformator adalah
pernis atau enamel. Dalam transformator daya yang lebih besar konduktor diisolasi
menggunakan kertas / kain yang tidak diresapi dan rakitan direndam dalam tangki
yang mengandung minyak; oli transformator bertindak sebagai isolator dan juga
sebagai pendingin.
20

Cairan pendingin Karena ketahanan gulungannya dan histeresis dan arus eddy
dalam inti besi, sejumlah energi listrik yang dikirim ke transformator diubah menjadi
energi panas. Konstruksi Transformator memiliki Mekanisme harus disediakan untuk
menghilangkan energi panas dari trafo dan membuangnya ke udara sekitarnya jika
tidak, suhu yang terlalu tinggi dapat merusak insulasi trafo. Untuk menghilangkan
panas yang dihasilkan dalam transformator, pendingin digunakan.
Berbagai jenis mekanisme pendinginan yang digunakan adalah Transformator
berpendingin udara (atau transformator tipe kering) Gulungan dikelilingi oleh udara
pada tekanan atmosfer. Panas dihilangkan oleh konveksi alami dan radiasi. Trafo self-
air-cooled digunakan dalam sistem dengan kapasitas 3000-kVA dan tegangan hingga
15.000 V.
Transformator berpendingin Air blast Pada jenis transformator ini, inti dan
belitan ditutup dalam selungkup logam yang dilaluinya udara disirkulasikan dengan
menggunakan blower. Ini digunakan untuk transformator daya besar dalam peringkat
hingga 15.000 kVA dan tegangan hingga 35.000 V. Transformator yang direndam
cairan dan didinginkan sendiri. Dalam transformator yang direndam cairan dan
didinginkan sendiri, inti dan belitan direndam dalam cairan isolasi dan ditutup dalam
tangki logam. Cairan menghanyutkan panas dari inti ke permukaan tangki dan
kemudian, panas dihilangkan oleh konveksi alami dan oleh radiasi.

2.6. Prinsip Kerja Transformator


Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang
bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks
bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut
membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di
kumparan primer terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan
primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual Induction) yang menyebabkan
21

timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika
rangkaian.

2.7. Kegunaan Transformator


Berkaitan dengan topik yang dikaji yakni kegunaan transformator adalah alat
untuk mengubah tegangan arus bolak balik menjadi lebih tinggi atau rendah.
Transformator terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang diisolasi
(terpisah) secara listrik dan dililitkan pada inti besi lunak. Inti besilunak dibuat dari
pelat yang berlapis-lapis untuk mengurangi daya yang hilang karena arus pusar.
Kumparan primer dan sekunder dililitkan pada kaki inti besi yang terpisah. Bagian
fluks magnetic bocor tampak bahwa pada pasangan kumparan terdapat fluks
magnetic bocor disisi primer dan sekunder. Secara lebih lengkap bisa di cermati.

2.8. Pembebanan Transformator

Gambar 2.11. Bagan fluks magnetic bocor pada pasangan kumparan

Hasil diatas untuk mengurangi fluks magnet bocor pada pasangan kumparan
digunakan pasangan kumparan seperti gambar diatas. Kumparan sekunder dililitkan
pada kaki inti besi yang sama (kaki yang tengah), dengan lilitan kumparan sekunder
terletak diatas lilitan kumparan primer, ditunjukkan pada fluks magnet bocornya,
maka dapat dicermati pada gambar dibawah ini.
22

Gambar 2.12. Hubungan primer dan sekunder

Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah:

δΦ = Є x δt (1)

Dan untuk rumus GGL induksi yang terjadi dililitan sekunder adalah

Є = N δΦ/δt (2)

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka

δΦ/δt = Vp/Np = Vs/Ns (3)

Dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat

Vp/Np = Vs/Ns Sedemikian sehingga Vp.Ip = Vs.Is (4)

2.8.1. Keadaan Transformator Tanpa Beban


Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber
tegangan sinusoidal, akan mengalirkan arus primer yang juga sinusoidal dan dengan
menganggap belitan reaktif murni akan tertinggal dari arus primer menimbulkan fluks
(Φ) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.

2.8.2 Keadaan Transformator Berbeban


Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban , akan mengalir arus
pada kumparan sekunder.
23

Gambar 2.13. Transformator Dalam Keadaan Berbeban

Arus beban ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) yang cenderung
menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus
yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban hingga keseluruhan arus
yang mengalir pada kumparan primer.

2.9. Rugi-Rugi Transformator dan Efisiensi Transformator


Rugi Tembaga (PCU) adalah rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada
kawat tembaga, karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan
tergantung pada beban. Sedangkan untuk Rugi Besi (Pi), Rugi besi terdiri atas:
1. Rugi histeresis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi, yang
dinyatakan sebagai berikut.

Ph = Kh ƒBmaxs watt

Dengan,
Kh = konstanta (0.26)
Bmaks = fluks maksimum (Weber), sedangkan
24

Rugi arus eddy yaitu disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai
berikut.

Pe = Ke ƒ2 B2maks

Jadi, rugi besi (inti) adalah


Pi = Ph + Pe
Rugi-rugi pada transformator dapat dibedakan menjadi yaitu: 1. Rugi-rugi
tanpa beban atau no load loss (PNL). Arus primer Io yang mengalir pada saat
kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus
primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua
komponen yaitu Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks (f) dan
Komponen arus rugi tembaga IC, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi
histeris dan ‘arus eddy’. IC sefasa dengan V1, dengan demikian hasil perkaliannya
(IC x V1) merupakan daya (watt) yang hilang.

2. Rugi-rugi oleh beban atau loadrelated loss (PLL).Rugi-rugi oleh beban (PLL)
merupakan fungsi dari arus beban, yang terutama adalah rugi-rugi tembaga I2R (PR
) dan stray losses (PST). Stray losses adalah rugi-rugi yang antara lain disebabkan
arus eddy yang menimbulkan fluksi elektromagenetik yang menyasar ke kumparan,
inti, pelindung magnetik, dinding tangki dan sebagainya.

1) Rugi Inti
Kenaikan nilai rugi inti biasanya bernilai tidak terlalu besar. Hal ini
tergantung dari jenis besi dan laminasi inti yang digunakan dan juga desain dari inti
transformator tersebut.

2) Rugi-rugi Tembaga
Komponen rugi – rugi tembaga pada tranformator adalah I2R, dimana Arus
akan dapat menjadi lebih besar nilainya akibat terdapat komponen-komponen
25

harmonisa. Begitu juga dengan nilai tahanan(R), saat terjadi distorsi harmonik, nilai
R juga berubah menjadi nilai tahanan arus searah (Rdc) ditambah (Rac) yang
biasanya disimbolkan dengan (kc), yaitu nilai ketetapan yang merupakan nilai
tahanan tambahan akibat efek kulit (skin effect) dan efek kedekatan penghantar
(proximity effect) sebagai dampak dari adanya fekuensi-frekuensi harmonik,
sehingga nilai tahanan untuk frekuensi harmonisa penghantar saat distorsi (Rh)
dapat diketahui.

3) Rugi-rugi Arus Eddy


Rugi arus eddy perlu diamati karena distorsi arus beban relatif lebih tinggi.
Dengan arus-arus frekuensi harmonisa lebih tinggi menyebabkan bertambahnya
rugi-rugi inti yang sebanding terhadap kuadrat arus beban rms dan kuadrat
frekuensi. Konsentrasi arus eddy lebih tinggi pada ujung-ujung belitan transformator
karena efek kerapatan medan magnet bocor pada kumparan. Bertambahnya rugi-
rugi arus eddy karena harmonisa berpengaruh nyata pada temperatur kerja
transformator. Hal ini akan dapat terlihat pada besar rugi-rugi daya nyata (watt)
akibat arus eddy ini.

4) Rugi Besi
Rugi-rugi besi terdiri atas rugi histeris, yaitu yang disebabkan fluks bolak balik
pada inti besi yang dinyatakan sebagai berikut.

Ph = kh f Bmax 1,6 (watt)……………………..…………………… (2.3)

Keterangan:
Kh : Konstanta
BMax : Fluks Maksimum (Webber)
26

Rugi arus Eddy, yaitu rugi yang disebabkan arus pada inti besi. Dirumuskan
sebagai berikut.
Pe = ke f 2 Bmax 2 (watt)………………………………………………. (2.4)

Keterangan,
Ke = Konstanta
Bmax = Fluks Maksimum (webber)

Jadi rugi besi (inti) dapat disimpulkan yaitu:


Pi = Ph + Pe (watt)……………………………………………………. (2.5)

Transformator yang ideal adalah trafo yang memiliki 100% efisiensi yaitu
trafo yang tidak terjadi kehilangan daya sama sekali. Namun, trafo yang ideal atau
yang sempurna ini hamper dapat dikatakan tidak mungkin akan tercapai, hal ini
dikarenakan adanya beberapa factor yang menyebabkan terjadi kerugian atau
kehilangan daya (Samindha dkk, 2018). Faktor-faktor tersebut diantaranya factor
yang disebabkan oleh inti besi yang biasanya disebut dengan core loss atau iron
loss . faktor yang disebabkan kumparan atau lilitan pada trafo itu sendiri yang
biasanya disebut copper loss.

𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
η = 𝑥 100 % = 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡+𝑃𝑐𝑢+𝑝𝑐𝑜𝑟𝑒 x 100 %........................... (2.6)
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

Keterangan,
Pout = Daya Input Transformator
Pinput = Daya Output Transformator
η = Efisiensi Transformator
27

2.9. Pembebanan Lebih pada Transformator


Pembebanan lebih transformator terjadi apabila penambahan beban yang
melebihi batas-batas ketentuan kapasitas nominal trafo. Kapasitas nominal normal
transformator dapat diketahui seperti yang tercantum pada name plate masing-masing
trafo. Kapasitas ini adalah data pengenal dari transformator daya. Transformator
daya merupakan trafo yang memberi trafo yang dapat membebani secara kontinu
dengan batas nominal pada suhu standar, tetapi transformator masih mungkin
dibebani lebih pada batas ditentukan dari kapasitas nominalnya (Samindha,dkk.
2018).

%b = (Daya Terpakai ÷ Cos Ø) x 100%............................................... …..(2.7)


Kapasitas Trafo

Keterangan,
%b = Persentase Pembebanan (%)
Cos Ø = Cos (kapasitas Trafo)

Menurut peraturan SPLN (Standar Peraturan Listrik Negara) drop tegangan


ujung diperbolehkan adalah = 10 persen dari nominal tegangan sekunder trafo
distribusi, persamaan dibawah ini untuk menentukan drop tegangan jaringan rendah
(Syaifudin, 2020).

Voltage drop = l.r.L = v. l vc – v ujung (volt)……………………..........(2.8)

Keterangan,
I = Arus beban puncak
R = Tahanan Penghantar (ohm/km)
L = Panjang Saluran (km)
V lvc = tegangan pada IVC (volt)
V ujung = tegangan ujung (volt)
28

Beban arus:

P = V.I. Cos ȹ (Watt)………………………………………………..(2.9)

Keterangan,
P = Daya Beban (W)
V = Tegangan phasa (Volt)
Cos ȹ = Faktor Daya Beban

2.10. Ketidakseimbangan Beban pada Transformator


Ketidakseimbangan adalah suatu keadaan yang terjadi apabila salah satu atau
semua fasa pada transformator mengalami perbedaan. Perbedaan ini bisa dilihat dari
besarnya vektor arus/tegangan dan sudut dari masing-masing fasa tersebut. Tiap-tiap
fasa transformator dinyatakan dengan keadaan seimbang apabila memenuhi syarat
berikut:
a. Ketiga vektor arus dari masing-masing fasa (R, S, T) mempunyai nilai yang sama
besar.
b. Perbedaan sudut dari ketiga vektor fasa adalah masing-masing berbeda 120˚.
Sebaliknya, apabila salah satu atau kedua syarat diatas tidak terpenuhi, maka bisa
dikatakan bahwa trafo tersebut mengalami keadaan tidak seimbang.
Dilihat dari vektornya, ada beberapa hal yang terjadi apabila transformator
mengalami keadaan tidak seimbang:
a. Vektor arus pada fasa R, S, dan T mempunyai nilai yang sama besar tetapi sudut
antar fasa satu dengan yang lain tidak membentuk 120˚.
b. Sudut pada vektor antar fasa sebenarnya sudah membentuk 120˚ namun nilai
vektor pada fasa R, S, dan T terdapat perbedaan.
c. Nilai vektor pada fasa R, S, dan T terdapat perbedaan sekaligus sudut pada vektor
antar fasa tidak membetuk 120˚
29

Gambar 2.14. Vektor Diagram Arus

Gambar 2.14. sebelah kanan adalah contoh keadaan seimbang. Masing-


masing nilai pada vektor diatas apabila dijumlahkan akan bernilai nol. Keadaan ini
tidak akan memunculkan arus netral (Iɴ). Gambar 2.14. sebelah kiri adalah contoh
keadaan tidak seimbang. Terdapat perbedaan nilai pada masingmasing fasa, dan
apabila dijumlahkan tidak bernilai nol. Selain itu, sudut antar fasanya juga tidak
membentuk 120˚. Keadaan ini akan memunculkan arus netral (Iɴ) dan besar dari arus
netral ini berpengaruh pada besar dari faktor ketidakseimbangannya. Dalam sistem
tenaga tiga fasa ideal, arus netral adalah jumlah vektor dari arus tiga fasa, harus sama
dengan nol. Di bawah kondisi operasi normal, beberapa ketidakseimbangan fasa
terjadi mengakibatkan arus netral kecil.

2.10. Penempatan Transformator


Bila jarak antara trafo terlalu jauh dengan beban yang akan dilayani, maka
menyebabkan voltage drop yang besar. Oleh sebab itu pada waktu pendataan KVA
trafo harus diperhatikan jarak maksimum dari trafo tersebut. Bila terlalu juh, maka
untuk mengatasi agar tegangan jauh pada konsumen tidak terlalu tinggi maka dapat
dilaksanakan penyisipan trafo, untuk mengetahui keluar besarnya drop tegangan bias
dilakukan dengan mengukur tegangan pada low voltage cabinet trafo distribusi (V
lvc).
30

2.11. Fungsi Regresi Linear


Persamaan regresi linier sederhana merupakan suatu model persamaan yang
menggambarkan hubungan satu variabel bebas/ predictor (x) dengan satu variabel
tak bebas/ response (ŷ), yang biasanya digambarkan dengan garis lurus (Yuliara,
2016).

Persamaan regresi linier sederhana secara matematik diekspresikan oleh :


ŷ = a + bX…………………………..………………….(2.10)

yang mana :

ŷ = garis regresi/ variable response

a = konstanta (intersep), perpotongan dengan sumbu vertikal

b = konstanta regresi (slope)

X = variabel bebas/ predictor Besarnya konstanta a dan b dapat ditentukan


menggunakan persamaan:
∑Xi2.∑Yi2 − ∑Xi.∑XiYi
A = …………………………..…..…..(2.11)
n.∑Xi2 − ∑Xi.∑Xi

a. Koefisien Korelsi (r)


Untuk mengukur kekuatan antar variabel X dan Y dilakukan korelasi yang
hasilnya dinyatakan dalam suatu bilangan yang dikenal dengan koefisien korelasi.
Biasanya analisis regresi sering dilakukan bersama-sama dengan analisis korelasi.
Persamaan koefisien korelasi (r) dijelaskan sebagai berikut:

……………………………. (2.12.)
Dengan hasil nilai:
0,9-1,0 artinya sangat kuat
31

b. Koefisien determinasi (r2)


Koefisien determinasi dapat ditentukan dengan mengkuadratkan koefisien
korelasi. Tujuannya untuk menerangkan/ menjelaskan variabel bebas terhadap
variabel terikat.
32

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di pada gardu pembangkit PT. PLN (Persero) PLTG


Merah Mata Palembang. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dengan studi
literatur, pengukuran sampai penyusunan laporan dilakukan selama empat bulan
setelah seminar proposal yaitu dimulai bulan april sampai bulan juni 2021.

3.2. Metode Pengambilan Data


Penelitian ini di mulai dengan pengumpulan refrensi yang dapat ditulis
dalam studi literatur (artikel, buku, prosiding, report) dan dari sumber yang dapat
digunakan sebagai rujukan kajian dalam penelitian ini .

3.2.1. Studi literatur


Penilitian ini dimulai dari studi literatur dengan mencari referensi teori berupa
jurnal dan buku yang berkaitan dengan penelitian. Teori dasar yang akan digunakan
untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan dan analisa yang akan
dilakukan penulis dalam penelitian ini.

3.2.2. Persiapan Alat dan Bahan


Penelitian ini menggunakan beberapa alat seperti laptop, alat ukur (Ms. Excel
dan Kalkulator) dan alat tulis beberapa bahan seperti jurnal dan buku yang digunakan
untuk melakukan perhitungan dan analisa yang akan dilakukan penulis dalam
penelitian ini Studi literatur.

32
33

3.2.3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan mencari referensi teori berupa jurnal dan
buku tentang prinsip kerja transformator. Sebelum melakukan penelitian data di
lapangan sangat diperlukan, oleh karena itu penulis harus survei ke lapangan untuk
pengambilan data.

3.3. Metode Uji Statistik

Metode uji statistika yang digunakan adalah metode fungsi regresi linear
dengan Microsoft Excel. Fungsi regresi linear digunakan untuk melihat perkiraan
perkembangan arus beban transformator 60 MVA masa mendatang.
34

3.4. Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data:
1. Data Pembebanan Beban puncak
Trafo 60 MVA siang hari per
bulan(setahun)
2. Data Pembebanan Beban puncak
60 MVA trafo malam
3. Data Arus Beban per bulan
(setahun)
Proses perhitungan data dan
analisis data

Hasil Perhitungan transformator


presentasi pembebanan dan efisiensi
transformator
Efisiensi

Sangat Baik jika 100%


Estimasi
Perkembangan
Transformator tahun Trafo Masih bisa
mendatang ditambah beban ( Beban sekarang < 90)

Analisa Penelitian

Gambar 3.1. Diagram Penelitian


35

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. Umum
Pada penulisan tugas akhir ini, penulis melakukan perhitungan persentase
pembebanan dan efisiensi trafo beban puncak malam hari dan siang hari. Gardu
induk PLN Merah Mata terdiri dari 2 gardu yaitu gardu pembangkit tegangan kerja 80
MVA dengan tegangan kerja 150/20 KV dan 60 MVA dengan tegangan kerja 150/20
KV pula. Gardu pembangkit tegangan kerja 60 MVA digunakan dalam penelitian ini.
Gardu PT. PLN Merah Mata memiliki beberapa penyulang natrium seperti helium,
besi, nikel, natrium, timah, seng, hidrogen, oksigen, neon, dan kripton, Lalu, pada
pembahasan kali ini, penulis akan menghitung persentase pembebanan dan efisiensi
trafo beban puncak malam hari dan siang hari untuk melihat kinerja transformator
gardu yang terhubung dengan transformator 60 MVA. Adapun data transformator
digunakan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Jenis transformator : 3 Fasa
b. Tahun pembuatan : 2011
c. Daya Pengenal : 42/60
d. Daya Frekuensi : 50 Hz
e. Jenis Pendingin : ONAN/ONOF
f. Tegangan Primer : 150 kV
g. Tegangan Sekunder : 11,5 Kv
h. Rugi Tembaga : 206,95 KW
i. Rugi Besi : 56,20 KW
j. Perkiraan Bobot : 82000 kg

4.2. Data Pembebanan


Beban puncak siang hari dan malam hari selama 1 tahun beban dari bulan Mei
2010- April 2021 data diambil dari gardu pembangkit Merah Mata yang diambil per-
hari dan direkap dalam bentuk per-bulan. Data pengukuran diambil sebagai berikut:

35
36

a. Fasa R,S,T (Ampere)


b. Tegangan (kV)
c. Daya terpakai Trafo (MW)

4.2.1. Data Beban Puncak Siang Hari


Kepadatan beban puncak selalu dipakai sebagai ukuran dalam memastikan
keperluan listrik. Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefinisikan sebagai beban
kebutuhan terbesar yang terjadi selama periode tertentu. Beban puncak pada siang
hari diambil dari rata-rata per hari pukul 12.00 WIB. Pembebanan juga dipengaruhi
oleh temperatur dan pendingin (Gen enclosure vent fan). Semakin temperatur naik
maka pembebanan beban puncak akan baik. Adapun data pembebanan beban
puncak pada siang hari periode Mei 2020 - April 2021 sebagai berikut.

Tabel 4.1. Pembebanan beban puncak pada siang hari periode Mei 2020 - April 2021
V rms
Bulan 1 rms (R) 1 rms (S) 1 rms (T) (kV) P (MW)
Mei 2020 766 766 766 34,8 10,7
Juni 2020 255 255 255 35,4 10,9
Juli 2020 388 388 388 35 9
Agustus 2020 368 368 368 34,8 11
September 2020 273 273 273 34,8 10
Oktober 2020 282 282 282 34,5 11,9
November 2020 364 364 364 35,4 11,5
Desember 2020 379 379 379 34,5 9
Januari 2021 476 476 476 35,1 11,6
Februari 2021 289 289 289 34,2 11,3
Maret 2021 280 280 280 35,1 10,8
April 2021 272 272 272 34,5 11,2
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4.1. data beban puncak siang hari periode Mei 2020 - April
2021 (diolah pada Lampiran 3.) transformator yang diasumsikan arus setiap fasa
R,S,T seimbang, hasil yang di dapat dari persentase pembebanannya dapat dihitung
sesuai rumus persamaan (2.7) pada teori pembebanan transformator didapatkan hasil
perhitungan persentase pembebanan bulan Mei 2020 sebesar 35,67 persen.
37

%b = (Daya Terpakai ÷ Cos θ) x 100%


Kapasitas Trafo
%b = ( 10,7 MW ÷ Cos 60o) x 100% = 35,67 %
60

Maka hasil perhitungan persentase pembebanan beban puncak siang hari per
bulan periode 2020-2021 dapat dijelaskan pada Tabel 4.2. sebagai berikut.

Tabel 4.2. Persentase Pembebanan Beban Puncak pada Siang Hari Per Bulan
Bulan Pembebanan (%)
Mei 2020 35,67
Juni 2020 36,33
Juli 2020 30,00
Agustus 2020 36,67
September 2020 33,33
Oktober 2020 39,67
November 2020 38,33
Desember 2020 32,00
Januari 2021 38,67
Februari 2021 37,67
Maret 2021 36,00
April 2021 37,33
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4.2. (data diolah pada Lampiran 3.) dijelaskan bahwa hasil
dari persentase pembebanan beban puncak siang hari pada tranformator gardu
pembangkit 60 MVA PT (Persero) PLN Merah Mata Palembang per bulan dalam
setahun, beban yang tertinggi mengarah pada bulan Oktober 2020 sebesar 39,67
persen. Persentase pembebanan beban puncak siang hari pada tranformator gardu
pembangkit 60 MVA PT (Persero) PLN Merah Mata Palembang terendah pada bulan
Juli 2020 sebesar 30 persen. Berdasarkan kondisi lapangan, transformator yang
dipantau setiap jamnya dalam sehari untuk memastikan bahwa seluruh gardu
beroperasional dengan optimal dan apabila terjadi kendala langsung cepat
ditanggulangi perusahaan.
38

4.2.2. Data Beban Puncak Malam Hari


Kepadatan beban puncak selalu dipakai sebagai ukuran dalam memastikan
keperluan listrik. Beban puncak (kebutuhan maksimum) didefinisikan sebagai beban
kebutuhan terbesar yang terjadi selama periode tertentu. Beban puncak pada malam
hari diambil dari rata-rata per hari pukul 00.00 WIB. Adapun persentase pembebanan
beban puncak pada malam hari periode Mei 2020- April 2021 sebagai berikut.

Tabel 4.3. Persentase pembebanan beban puncak pada malam hari periode Mei 2020
- April 2021
Bulan 1 rms R 1 rms (S) 1 rms (T) Vrms(kV) P(MW)
Mei 2020 353 353 353 33,9 11,1
Juni 2020 359 359 359 34,7 11,6
Juli 2020 490 490 490 34,3 11
Agustus 2020 408 408 408 34,7 11,5
September
2020 376 376 376 34,1 11,4
Oktober 2020 408 408 408 34,8 11,7
November
2020 468 468 468 34 9,4
Desember 2020 373 373 373 34,2 11,2
Januari 2021 1129 1129 1129 35,1 11
Februari 2021 323 323 323 34,1 11,3
Maret 2021 555 555 555 34,4 11
April 2021 766 766 766 34 13,5
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan hasil Tabel 4.3. data beban puncak pada malam hari periode Mei
2020 - April 2021 (data diolah pada Lampiran 3.) transformator yang diasumsikan
arus setiap fasa R,S,T seimbang, hasil yang didapat dapat dihitung sesuai rumus
persamaan (2.7) teori pembebanan transformator didapatkan hasil perhitungan
persentase pembebanan bulan Mei 2020 sebesar 38,33 persen.

%b = (Daya Terpakai ÷ Cos θ) x 100%


Kapasitas Trafo
%b = (11,1 ÷ Cos 60o) x 100% = 38,33 %
60
39

Maka hasil perhitungan persentase pembebanan beban puncak pada malam hari
per bulan periode 2020-2021 dapat dijelaskan pada Tabel 4.4. sebagai berikut.

Tabel 4.4. Persentase Pembebanan Beban Puncak pada Malam Hari Per Bulan
Bulan Pembebanan (%)
Mei 2020 38,33
Juni 2020 38,67
Juli 2020 36,67
Agustus 2020 39,00
September 2020 38,00
Oktober 2020 35,67
November 2020 31,33
Desember 2020 39,33
Januari 2021 38,33
Februari 2021 39,00
Maret 2021 39,33
April 2021 45,00
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan hasil Tabel 4.4. . Persentase Pembebanan Beban Puncak pada


Malam Hari Per Bulan (data diolah pada Lampiran 3.) dijelaskan bahwa hasil dari
persentase pembebanan beban puncak pada malam hari tranformator gardu
pembangkit 60 MVA PT (Persero) PLN Merah Mata Palembang per bulan dalam
setahun, beban yang tertinggi mengarah pada bulan April 2021 sebesar 45 persen.
Persentase pembebanan beban puncak siang hari pada tranformator gardu pembangkit
60 MVA PT (Persero) PLN Merah Mata Palembang terendah pada bulan November
2020 sebesar 31,33 persen.

4.3. Analisis Perbandingan Pembebanan Beban Puncak pada Siang dan Malam
Hari
Perbandingan pembebanan beban puncak pada siang hari dan malam
bertujuan untuk melihat perbedaan beban puncak yang terjadi siang dan malam
terhadap kinerja transformator. Berdasarkan hasil perhitungan persentase
40

pembebanan beban puncak pada siang dan malam hari setiap bulannya disimpulkan
pada Tabel 4.5. sebagai berikut.

Tabel 4.5. Perbandingan Persentase Pembebanan Beban Puncak Siang dan Malam
Hari
Bulan Pembebanan Siang (%) Pembebanan Malam (%)
Mei 2020 35,67 38,33
Juni 2020 36,33 38,67
Juli 2020 30,00 36,67
Agustus 2020 36,67 39,00
September 2020 33,33 38,00
Oktober 2020 39,57 35,67
November 2020 38,33 31,33
Desember 2020 30,00 39,00
Januari 2021 38,33 38,33
Februari 2021 35,67 39,00
Maret 2021 38,67 39,33
April 2021 37,33 45,00
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan hasil Tabel 4.5. pembebanan siang dan malam hari yang paling
besar terjadi pada malam hari bulan April 2021 dengan persentase 45 persen dimana
di bulan April 2021 daya yang terpakai sebesar 13,5 MV. Hasil pembebanan
terendah disimpulkan terjadi pada siang hari pada bulan Juli 2020 dengan persentase
30 persen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil dari pembebanan selama setahun
bervariasi setiap bulannya mengalami naik turun persentase pembebanan memiliki
perbandingan yang tidak berbeda jauh. Pembebanan beban puncak di PT. PLN
(Persero) Merah Mata masih dikatakan dalam keadaan stabil. Hasil grafik persentase
pembabanan puncak siang dan malam dapat dilihat pada Gambar 4.1. sebagai berikut.
41

50,00
45,00
45,00
39, 57
40,00
35,00
30,00
25,00
20,00
Siang
15,00
Malam
10,00
5,00
0,00

Gambar 4.1.Persentase Pembebanan pada Siang dan Malam Hari

Berdasarkan hasil Gambar 4.1. persentase pembebanan pada siang dan malam
hari selama satu tahun jika dilihat dari nilai persentasenya, menunjukkan bahwa
beban puncak dengan persentase tertinggi terjadi pada malam hari sebesar 45 persen
sedangkan persentase yang menunjukkan pembebanan terendah terjadi pada siang
hari sebesar 30 persen.
Berdasarkan kondisi di lapangan, beban puncak pada malam hari dengan
persentase 45 persen membuat trafo lebih bekerja lagi dengan optimal dan grafik
persentase pembebanan pada siang dan malam dapat diperoleh trafo yang melebihi
standar pembebanan trafo, pembebanan batas maksimal trafo yang baik tidak lebih
dari 90 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa trafo pada gardu pembangkit Merah
Mata masih layak untuk dibebani dengan batasan maksimal pembebanan 90 persen.

4.4. Efesiensi Transformator


Efisiensi transformator dapat didefinisikan perbandingan antara daya listrik
keluaran dengan daya listrik masukan. Transformator merupakan perangkat paling
efisien, bahkan trafo yang dirancang dengan baik bias punya efisiensi beban penuh
antara 90 persen- 98,5 persen.
42

4.4.1. Efisiensi Transformator Siang Hari dalam Setahun


Efisiensi transformator pada siang hari diukur melalui pembebanan beban
puncak trafo. Kemudian dihitung menggunakan rumus pada persamaan (2.6)
didapatkan hasil perhitungan persentase pembebanan bulan Mei 2020 sebesar 93,12
%.
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
η = 𝑥 100 % = x 100 %
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡+𝑃𝑐𝑢+𝑝𝑐𝑜𝑟𝑒

η = 11.100 KW x 100% = 93,12 %


11.100 + 550 + 180

Adapun daya terpakai paada siang hari sebagai berikut.


Tabel 4.6. Daya Terpakai Siang Hari dalam Setahun
Bulan P (KW) % TR
Mei 2020 11.100 93,12
Juni 2020 11.600 94,08
Juli 2020 11.000 93,08
Agustus 2020 11.500 94,11
September 2020 11.400 93,98
Oktober 2020 11.700 94,21
November 2020 9.400 90,79
Desember 2020 11.200 93,17
Januari 2021 11.000 93,12
Februari 2021 10.900 91,02
Maret 2021 11.000 93,12
April 2021 13.500 93,87
Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan : Pcu = 550 KW
Pcore = 180 KW

Berdasarkan hasil Tabel 4.6. pengukuran daya terpakai siang hari rekap per
bulan persentase tertinggi didapatkan sebesar 94,21 persen. Adapun persentase
efesiensi trafo dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.
43

Efsiensi Trafo (%)


Mei 2020
95,00 94,21 Juni 2020
94,00
Juli 2020
93,00
Agustus 2020
92,00
September 2020
91,00
Oktober 2020
90,00
November 2020
89,00
Juli 2020 Desember 2020

Februari 2021
Maret 2021
Agustus 2020
Mei 2020
Juni 2020

Januari 2021
Desember 2020

April 2021
September 2020
Oktober 2020
November 2020
Januari 2021
Februari 2021
Maret 2021
April 2021

Gambar 4.2.Persentase Efisiensi Trafo Siang Hari

Berdasarkan hasil grafik (diolah pada Lampiran 3.) bahwa efisiensi trafo pada
siang hari mengalami naik turun dimana efisiensi terbesar terjadi pada bulan Januari
2021 sebesar 94,21 persen daya terpakai 11,6 MV. Efisiensi terendah berada pada
bulan Maret 2021sebesar 91,02 persen. Hal tersebut menunjukkan efisiensi bulan Mei
2020 sampai April 2021 selalu berbeda dengan rataan 90 persen nilai persentase naik
turun setiap bulannya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh temperature trafo.

4.4.2. Efisiensi Transformator Malam Hari dalam Setahun


Efisiensi transformator pada malam hari diukur melalui pembebanan beban
puncak trafo. Kemudian dihitung menggunakan rumus sesuai pada persamaan (2.6)
didapatkan hasil perhitungan persentase pembebanan bulan Mei 2020 sebesar 94,21
persen.
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
η = 𝑥 100 % = 𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡+𝑃𝑐𝑢+𝑝𝑐𝑜𝑟𝑒 x 100 %
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡

η = 11.700 KW x 100% = 94,21 %


11.700 + 550 + 180
Adapun daya terpakai paada malam hari sebagai berikut.
44

Tabel 4.7. Daya Terpakai Malam Hari dalam Setahun


Bulan P (KW) Efisiensi Trafo (%)
Mei 2020 11.700 94,21
Juni 2020 11.600 94,08
Juli 2020 11.600 94,78
Agustus 2020 11.000 93,12
September 2020 11.800 93,98
Oktober 2020 11.200 93,17
November 2020 11.500 94,11
Desember 2020 11.800 93,98
Januari 2021 11.000 91,21
Februari 2021 11.300 94,03
Maret 2021 10.400 93,12
April 2021 11.900 95,21
Sumber: Data Primer Diolah

Pengukuran daya yang terpakai pada malam hari rekap perbulan, dengan
menggunakan rumus maka dihasilkan persentase tertinggi yaitu 95,21 persen dan
terendah sebesar 91,21 persen. Adapun untuk melihat turun-naiknya efisiensi trafo
pada malam hari gardu pembangkit 60 MVA Merah Mata dijelaskan pada gambar
grafik berikut ini.

Efisiensi Trafo (%)


Mei 2020
96,00 Juni 2020
95,00 Juli 2020
94,00 Agustus 2020
93,00
September 2020
92,00
Oktober 2020
91,00
November 2020
90,00
Desember 2020
89,00
Januari 2021
Juni 2020

Maret 2021
Februari 2021
Mei 2020

Juli 2020
Agustus 2020

Januari 2021

April 2021
Desember 2020
November 2020
September 2020
Oktober 2020

Februari 2021
Maret 2021
April 2021

Gambar 4.3. Efisiensi Trafo Malam Hari


45

Berdasarkan hasil persentase tersebut dalam setahun daya yang terpakai,


dimana persentase efisiensi sebesar pada bukan Agustus 2020 dengan persentase 95
persen daya terpakai sebesar 11 MV. Persentase efisiensi terpakai trafo malam hari
dengan persentase terendah Januari 2021 sebesar 91,21 persen.

4.5. Analisis Perbandingan Efisiensi Siang dan Malam Hari


Adapun perbandingan efisiensi transformator beban puncak siang dan malam
hari sebagai berikut.

Tabel 4.8. Persentase Efisiensi Transformator Siang dan Malam Hari


Efesiensi Siang hari Efesiensi Malam Hari
Bulan (%) (%)
Mei 2020 93,12 94,21
Juni 2020 94,08 94,08
Juli 2020 93,08 94,78
Agustus 2020 94,11 93,12
September 2020 93,98 93,98
Oktober 2020 94,21 93,17
November 2020 90,79 94,11
Desember 2020 93,17 93,98
Januari 2021 93,12 91,21
Februari 2021 91,02 94,03
Maret 2021 93,12 92,12
April 2021 93,87 95,21
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkn hasil Tabel 4.8. persentase efisiensi trafo perbulan pada siang dan
malam hari terbesar terjadi pada malam hari bulan Oktober 2020 dengan nilai
persentase 95,21 persen dimana daya terpakai sebesar 11,9 MW. Kemudian nilai
terendah terjadi pada siang hari bulan Februari 2021 sebesar 91,02 persen dimana
daya terpakai sebesar 11,3 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa efisiensi malam
hari lebih tinggi dari siang hari dalam rekapan per bulan selama setahun
transformator gardu pembangkit Merah Mata. Adapun grafik perbandingan efisiensi
trafo siang dan malam hari sebagai berikut.
46

96,00
95,00
94,00
93,00
92,00
91,00 Siang
90,00 Malam
89,00
88,00

Gambar 4.4. Grafik Efisiensi Transformator Siang dan Malam Hari

Berdasarkan hasil Gambar 4.4. didapatkan bahwa nilai persentase efisiensi trafo
siang dan malam hari menunjukkan beban puncak pada malam hari lebih tinggi
dibandingkan pada siang hari. Hal ini membuktikan bahwa walaupun pada malam
hari dibebani beban puncak yang tinggi masih mendapatkan efisiensi tinggi hampir
mendekati 100 persen, dimana 100 persen merupakan nilai efisiensi ideal meskipun
mustahil menyentuh angka sempurna 100 persen. Hal tersebut karena adanya rugi
daya pada trafo 60 MVA gardu pembangkit Merah Mata.
Kondisi lapangan bahwa efisiensi akan meningkat jika pembebanan trafo
bertambah nilai efisiensi diatas 90 persen. Bahkan pada bulan Februari 2021 nilai
efisiensinya 91,02 persen yang terbilang urutan terendah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa trafo semakin dibebani maka nilai efisiensinya akan meningkt. Efisiensi pada
malam hari lebih besar daripada terjadi di siang hari dan sebaliknya. Tetapi, hal ini
sudah tidak berarti trafo dapat dibebani penuh demi kepentingan proteksi gardu,
ketahanan isolasi dan umur trafo dan pembebanan trafo biasanya hanya dibatasi 90
persen saja.
47

4.6. Analisis Persentase Pembebanan dan Efisiensi Trafo


Data yang dianalisa untuk menghitung persentasenya berupa data beban puncak
siang hari dan malam hari selama satu tahun dimulai Mei 2020 sampai April 2021.
Adapun Perbandingan keseluruhan persentase Kinerja Transformator pada beban
puncak siang dan malam hari sebagai berikut.

Tabel 4.9. Perbandingan keseluruhan persentase Kinerja Transformator pada beban


puncak siang dan malam hari
Efisiensi Efisiensi
Pembebanan Pembebanan trafo Siang trafo
Bulan Siang (%) Malam (%) (%) Malam (%)
Mei 2020 35,67 38,33 91,04 94,21
Juni 2020 36,33 38,67 93,72 94,08
Juli 2020 30,00 36,67 92,50 94,78
Agustus 2020 36,67 39 93,78 93,12
September 2020 33,33 38 93,20 93,98
Oktober 2020 39,57 35,67 94,21 93,17
November 2020 38,33 31,33 91,03 94,11
Desember 2020 30,00 39 92,50 93,98
Januari 2021 38,33 38,33 94,02 91,21
Februari 2021 35,67 39 91,02 94,03
Maret 2021 38,67 39,33 92,02 92,12
April 2021 37,33 45 93,88 95,21
Rata-rata 35,83 38,19 92,74 93,67
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Tabel 4.9. menghasilkan persentase pembebanan selama satu


tahun rekap perbulan beban puncak siang menunjukkan rata-rata 35,83 persen dimana
dalam standar transformator di gardu pembangkit Merah Mata masih layak dibebani
lebih akan tetapi hal ini tidak berarti trafo dapat dibebani oenuh demi kepentingan
proteksi, ketahanan isilasi dan umur trafo pembebanan dibatasi 90 persen.
Persentase pembebanan siang hari rata-rata 35 persen dengan pembebanan
tertinggi di bulan Oktober 2020 dengan nilai 39,57 persen, kemudian dilihat dari hasil
efisiensi trafo pada siang hari tertinggi di bulan Oktober 2020 dengan nilai 94,02
persen. Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai beban puncak 39,57 persen dan
48

efisiensi 94,02 persen menunjukkan pembebanan dengan persentase tinggi nilai dari
efisiensinya tidak menurun, melainkan persentase efisiensinya semakin tinggi dengan
nilai tertinggi di waktu satu tahun antara bulan Mei 2020 sampai April 2021. Pada
saat beban puncak siang hari dengan semakin besar persentase pembebanannya maka
dari itu data membuktikan beban puncak persentasenya besar tidak menutup
kemungkinan bahwa efisiensi dari trafo menurun efisiensinya semakin tinggi.
Berdasarkan Tabel 4.9. menghasilkan persentase pembebanan selama satu
tahun rekap perbulan beban puncak malam menunjukkan rata-rata 93,67 persen
dimana dalam standar transformator di gardu pembangkit Merah Mata masih layak
dibebani lebih akan tetapi hal ini tidak berarti trafo dapat dibebani oenuh demi
kepentingan proteksi, ketahanan isilasi dan umur trafo pembebanan dibatasi 90
persen.
Persentase dari efisiensinya nilai rata-rata dikatakan ideal karena nilai ideal
trafo sebesar 100 persen dan angka 93,67 persen mendekati nilai ideal dalam kinerja
transformator. Data persentase pembebanan malam hari nilai tertinggi terjadi di
bulan April 2021 sebesar 45 persen. Dilihat dari nilai efisiensi trafonya beban
puncakmalam tertinggi di bulan April 2021. Hal ini menujukkan bahwa beban di
malam hari sama dengan efisiensi pada bulan April 2021. Semakin tinggi nilai
persentase pembebanannya maka angka nilai efesiensinya akan semakin naik.
Meskipun nilai pembebanannya cukup besar, nilai efisiensinya semakin tinggi
menunjukkan bahwa kinerja trafo masih sangat baik.
Nilai persentase pembebanan beban puncak malam hari persentase
pembebanannya cukup rendah namun masih terbilang sangat ideal untuk trafo. Hasil
tersebut bahwa gardu pembangkit Merah Mata masih layak dibebani lebih.

4.7. Analisis Studi Estimasi Menggunakan Metode Regresi Linear

4.7.1. Fungsi Regresi Linear


Variabel yang digunakan dalam estimasi perkembangan trafo menggunakan
data arus beban. Data arus beban pada Lampiran 5. Digunakan untuk dasar
49

menghitung estimasi menggunakan metode regresi linear. Data hasil arus beban
didapatkan berdasarkan persamaan (2.8). Data arus beban yang digunakan untuk
estimasi yaitu 12 bulan yaitu November 2020, Desember 2020, Januari 2021,
Februari 2021, Maret 2021, dan April 2021 dijadikan dasar menghitung estimasi
perkembangan transformator. Data dapat dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 4.10. Data Arus untuk Estimasi


Bulan Arus Beban Siang Hari Arus Beban Malam Hari
November 2020 1055 925
Desember 2020 1060 930
Januari 2021 1068 940
Februari 2021 1075 945
Maret 2021 1080 950
April 2021 1087 955
Sumber: Data Primer(2021)

Data arus beban selama enam bulan terakhir ini kemudian dibuat persamaan
awal pada Grafik Kalibrasi sebagai berikut.

Arus Beban Siang Hari


1090
1085
1080
Arus Beban
1075
Siang Hari
1070
y = 6,4857x + 1048,1
1065 R² = 0,9963
1060
1055
1050
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.5. Nilai Persamaan Awal (Siang Hari)


50

Arus Beban Malam Hari


960
955
Arus Beban
950 Malam Hari
945
940 y = 6,0286x + 919,07
935 R² = 0,9956
930
925
920
0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 4.6. Nilai Persamaan Awal (Malam Hari)

Perhitungan konstanta-konstanta untuk fungsi regresi linear, data-data yang


ada dibuat dalam bentuk tabel berikut, dimana arus sekunder pada perhitungan
menggunakan sampling pada fasa R karena pada perhitungan sebelumnya merupakan
fasa tertinggi pada pembebanan.

Tabel 4.11. Perhitungan Konstanta Regresi Linear Beban Puncak Siang Hari
i Bulan (Semester) Xi Yi Xi2 Xi.Yi
1 November 2020 0 1055 0 0
2 Desember 2020 1 1060 1 1072
3 Januari 2021 2 1068 4 2148
4 Februari 2021 3 1075 9 3240
5 Maret 2021 4 1080 16 4340
6 April 2021 5 1087 25 5435
∑ 15 6245 55 16235
Sumber: Data Primer Diolah (2021).
51

Tabel 4.12. Perhitungan Konstanta Regresi Linear Beban Puncak Malam Hari
i Bulan (Semester) Xi Yi Xi2 Xi.Yi
1 November 2020 0 925 0 0
2 Desember 2020 1 930 1 930
3 Januari 2021 2 940 4 1880
4 Februari 2021 3 945 9 2835
5 Maret 2021 4 950 16 3800
6 April 2021 5 955 25 4775
∑ 15 5645 55 9445
Sumber: Data Primer Diolah, 2021.

Dari hasil Tabel 4.11. dan Tabel 4.12. (diolah pada Lampiran 6.) kemudian
dihitung konstanta-konstanta A dan B. Hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan
sesuai rumus persamaan (2.10) dan (2.11) fungsi regresi linear maka hasil
perhitungan didapatkan pada Tabel 4.13 sebagai berikut.
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Pemodelan Regresi Linear Arus Beban Puncak
Beban Puncak Siang Hari Beban Puncak Malam Hari

∑Xi2.∑Yi2 − ∑Xi.∑XiYi ∑Xi2.∑Yi2 − ∑Xi.∑XiYi


a = a =
n.∑Xi2 − ∑Xi.∑Xi n.∑Xi2 − ∑Xi.∑Xi

(55 𝑥 6.245)−(15 𝑥 16.235) (55 𝑥 5.645)−( 15 𝑥 9.445)


a = (6 𝑥 55)−(15 𝑥 15)
a = (6 𝑥 55)−(15𝑥15)

a = 354.122 a = 309820,7

𝑛.∑XiYi − ∑Xi.∑Yi 𝑛.∑XiYi − ∑Xi.∑Yi


b = 𝑛.∑Xi2 − ∑Xi.∑Xi
b =
𝑛.∑Xi2 − ∑Xi.∑Xi

( 6 𝑥 16235)−(15 𝑥 6.425) (6 𝑥 9445)−( 15 𝑥 5645)


b = (6 𝑥 55)−(15𝑥15)
b = (6 𝑥 55)−(15 𝑥 15)

b = 96891,04 b = 56188,41

Maka fungsi Regresi Linear Arus Beban Maka fungsi Regresi Linear Arus Beban
Puncak pada siang hari yaitu: Puncak pada siang hari yaitu:
ŷ = a + bX ŷ = a + bX
ŷ = 354.122 + 96891,04X ŷ = 309820,7 + 56188,41X
52

Kemudian setelah hasil perhitungan di atas, perhitungan korelasi (r)


berdasarkan persamaan (2.12) maka di dapatkan hasilyang dijelaskan sebagai berikut:

Korelasi Siang Hari


𝑛 ∑𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑋𝑖𝑌𝑖− (∑𝑖=1 𝑋𝑖)(∑𝑖=1 𝑌𝑖)
r = [𝑛 ∑𝑛 2 − (∑𝑖 2 ∑𝑛 2 𝑖 2
𝑖=1 𝑋 𝑖=1 𝑋𝑖)] [𝑛 𝑖=1 𝑌𝑖 − (∑𝑖=1 𝑌𝑖)]

r = 6 (16.235 – 15(5.645)
[ 6(55)- (15)]2[6 (6.2452)- (5.645)]2
r = 8,42
Nilai ini memberi arti bahwa variabel X dengan variabel Y adalah kuat yaitu
84,2 persen, jadi arus beban transformator siang hari dipengaruhi oleh estimasi
perkembangan transformator.

korelasi Malam Hari


𝑛 ∑𝑛 𝑛 𝑛
𝑖=1 𝑋𝑖𝑌𝑖− (∑𝑖=1 𝑋𝑖)(∑𝑖=1 𝑌𝑖)
r = [𝑛 ∑𝑛 2 − (∑𝑖 2 ∑𝑛 2 𝑖 2
𝑖=1 𝑋 𝑖=1 𝑋𝑖)] [𝑛 𝑖=1 𝑌𝑖 − (∑𝑖=1 𝑌𝑖)]

r = 6 (9.445)- ((15) (55)


[6 (55) – ( 55)]2[5.6452-5.645]2
r = 8,89
Nilai ini memberi arti bahwa variabel X dengan variabel Y adalah kuat yaitu
88,9 persen, jadi arus beban transformator malam hari dipengaruhi oleh estimasi
perkembangan transformator.

4.7.2. Hasil Perkiraan Arus Beban Puncak


Hasil perhitungan perkiraan arus beban puncak pada transformator 60 MVA
Merah Mata dpat dilihat pada tabel di bawah ini.
ŷ = a + bx
53

Tabel 4.14. Perkiraan Arus Beban Puncak


Tahun Semester x Perkiraan I Siang X Perkiraan I Malam
2020 1 12 1516814,6 12 984081,6
2 18 2098160,9 18 1321212,0
2021 1 24 2679507,1 24 1658342,5
2 30 3260853,4 30 1995473,0
2022 1 36 3842199,7 36 2332603,4
2 42 4423546,0 42 2669733,9
2023 1 48 5004892,2 48 3006864,3
2 54 6586238,5 54 5343994,8
Sumber: Data Primer diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 4.13. (diolah pada Lampiran 5) dihasilkan bahwa perkiraan


daya beban yang akan terjadi pada masa mendatang pada transformator 60 MVA
PLN Merah Mata untuk 8 semester. Perhitungan perkiraan daya beban diukur melalui
per semester, dimana dalam satu semester terdiri dari enam bulan.

4.7.3. Metode Regresi dengan Microsoft Excel


Untuk membuktikan perhitungan persamaan regresi linear d iatas sebagai
perbandingan nilai persamaan dari perhitungan dengan penggunaan Chart pada excel.

Diketahui:
Persamaan Perhitungan Regresi Linear pada siang hari
ŷ = 354.122 + 96891,04X
Persamaan Perhitungan Regresi Linear pada malam hari
ŷ = 309820,7 + 56188,41X
Dengan data arus beban hasil setelah estimasi didapatkan persamaan
menggunakan Ms. Excel:
54

Estimasi Arus Beban Puncak Pada


Siang Hari
9000000
8000000
7000000
6586238,5
Arus (Ampere)

6000000
5004892,2
5000000 4423546,0 y = 96891,04x + 354122
3842199,7 R² = 1
4000000 3260853,4
2679507,1
3000000 2098160,9
2000000 1516814,6
1000000
0 12 18 24 30 36 42 48 54
X Estimasi
Gambar 4.7. Perkiraan Kenaikan Arus Beban pada Siang hari

Estimasi Arus Beban Puncak Pada


Malam Hari
5000000
4500000
4000000
5343994,8
3500000
3006864,3
Arus (Ampere)

3000000 2669733,9
2500000 2332603,4
1995473,0
2000000 1658342,5 y = 56188,4x + 30982
1321212,0 R² = 1
1500000
984081,6
1000000
500000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
X Estimasi

Gambar 4.8. Perkiraan kenaikan Arus Beban Malam Hari

Pada analisa didapatkan berdasarkan Persamaan (2.10) sesuai dengan


perbandingan perhitungan dengan media Ms. Excel, dapat disimpulkan perhitungan
estimasi menggunakan regresi lunear sudah tepat.
55

4.7.4. Hasil Analisa Perhitungan Estimasi Arus Beban Transformator


Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, untuk perkiraan beban
bahwa arus beban puncak diperkirakan akan masih bisa terus digunakan dalam tiga
tahun mendatang pada kapasitas trafo 60 MVA. Transformator 60 MVA tersebut
dibuat sejak tahun 2011 dan sudah mencapai 10 tahun lebih. Hal tersebut sejalan
dengan teori “Publikasi mengenai pembebanan pada transformator daya telah
ditentukan menurut IEC 354 1972 dan SPLN 17a 1979 dimana dinyatakan umur
suatu transformator ditetapkan selama 20 tahun atau 7300 hari”.
Dalam rekap arus beban puncak menghasilkan trafo daya dengan kapasitas 60
MVA untuk sekarang masih mencukupi dalam melayani penyaluran daya dimana
beban sebesar kurang lebih 30 MVA/(35%) dari kapasitas transformator daya. Untuk
laju pertambahan beban puncak yang diperkirakan dengan Cos phi = 0,5 dan
tegangan keluaran >20 KV.
Pada analisa ini perkembangan transformator terhadap pembebanan masih
dapat bekerja hingga batas kapasitas 60 MVA. Jika dibandingkan dengan publikasi
dan spln yang ada, perkiraan transformator dapat bekerja dengan baik masa
mendatang. Dengan hasil analisa perhitungan perkembangan beban yang akan terus
bertambah sesuai beban setelah hasil estimasi, fungsi analisa ini dapat
dipertimbangkan mengenai peningkatan kapasitas atau penambahan unit
transformator pembangkit dengan catatan kenaikan arus beban transformator konstan
sesuai dengan perhitungan regresi linear sebelumnya. Analisa ini diharapkan dapat
membantu mengetahui besar pembebanan, kinerja transformator dan menjamin
pelayanan pada jaringan distribusi tetap terjamin dan efisien.
56

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pembebanan Beban Puncak selama satu tahun siang dan malam hari menunjukkan
kinerja transformator di gardu pembangkit 60 MVA Merah Mata masih layak
dibebani, mulai dari persentase pembebanan dihasilkan tidak ada diatas 90 persen
batas standar dan efesiensi transformator sangat tinggi mendekati standar ideal 100
persen.
2. Semakin besar nilai persentase pembebanan beban puncak maka semakin ideal
transformator dan sebaliknya apabila semakin kecil pembebanan puncak maka
semakin berkurangya kinerja transformator.
3. Semakin mendekati 100 persen nilai efisiensi trafo, maka semakin baik
transformator dan sebaliknya semakin rendah efisiensi tranformator maka semakin
berkurang baik kinerja trasformator.

5.2. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya untuk mengukur kinerja transformator
terhadap pengaruh temperatur dan mengembangkan metode-metode lain dengan data
periodik.
57

DAFTAR PUSTAKA

Anderson Anvenue, Markham, Ontario. 2001.Transformer Management Relay


Instruction Manual GE Power Management. Canada .
Atman, J. dan Jastra. 2016. Produksi Alat-alat Listrik. Plantaxia: Yogyakarta
Deddi Nur Setiawan. 2018. Analisis Susut Daya Listrik Pada Penyulang 20 KV
Penyulang Gardu Induk Wonogiri. Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Denno, K , “Electric Protective Device : Protection With Energy Saving “McGraw-
Hill.1994.
Djiteng, Marsudi.1990. Operasi Sistem Tenaga Listrik .ISTN. Jakarta.
Gabriel A., A., & Franklin, O.2014. Determination of Electric Power Losses in
Distribution Systems: Ekpoma, Edo State, Nigeria as a Case Study. The
International Journal Of Engineering And Science (IJES), 66-72.
Gonen, T.1986. Electric Power Distribution System Engineering. Mc-Graw-Hill,
New York.
J lewis, Blackburn. 2004. Protective Relaying “Principles And Applications”second
edition.
Jayawardana, P.P.2011. Sistem Distribusi, 1–8. Jakarta.
Levallois, Perret, 2015 “Network Protection & Automation Guide”.ALSTOM,
France. 2.
Pakiding dan Yanuarius. 2015. Manajemen Aset dalam Optimalisasi Tanah DAN
Bangunan . Tesis. Pasca Sarjana UGM: Yogyakarta.
PT. PLN (Persero). 2012. Desain Kriteria Jaringan Distribusi. Jakarta : PT. PLN
(Persero) Pusat Pelatihan dan Pendidikan, hlm 12-16.
Roza, I. 2018. Analisis Tegangan Jatuh Lokasi Penempatan Trafo Distribusi 20 kV
Untuk Penyaluran Energi Fall. Journal of ELectrical and System Control
Engineering 1(2): 72-82.
SPLN 64-1985. Petunjuk Pemilihan dan Peenggunaan Pelebur pada Sistem Distribusi
Tegangan Menengah. Departemen Pertambangan dan Energi Perusahaan
Umum Listrik Negara. Jakarta Stevenson
Stevenson, William, D.1994. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta : Erlangga.
58

Sugianto. 2014. Analisis Rugi-Rugi Daya Pada Penghantar Saluran Transmisi


Tegangan Menengah 150 KV Dari Gardu Induk koto Panjang Ke Gardu Induk
Garuda Sakti Pekanbaru. Universitas Riau, Pekanbaru.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suhadi. R. 2016. Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi Primer 20 kV
Indrapuri. Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala.
Sukmawidjaja, Maula. 2016. Edisi ke-2. “Teori Soal Dan Penyelesaian Analisa
Sistem Tenaga Listrik II”. Jakarta: Jurusan Teknik Elektro,Universitas Trisakti.
Tobing dan Siamomora. 2014. Transformator Listrik. Universitas Padjajaran.
59

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian


60
61

Lampiran 2. Tempat Penelitian

Daerah Penelitian
62

Lampiran 3. Data Primer Perhitungan Pembebanan dan Efisiensi Transformator beban Puncak Siang dan Malam

1 1 1 V
rms rms rms rms P 1 rms 1 rms 1 rms V P % TR P % TR
Bulan (R) (S) (T) (kV) (MW) %b R (S) (T) rms(Kv) P(MW) %b (KW)1 1 (KW) 2 2
Mei 2020 766 766 766 34,8 11,1 37,00 353 353 353 33,9 11,7 39,00 11.100 93,12 11.700 94,21
Juni 2020 255 255 255 35,4 11,6 38,67 359 359 359 34,7 11,6 38,67 11.600 94,08 11.600 94,08
Juli 2020 388 388 388 35 11 36,67 490 490 490 34,3 11,6 38,67 11.000 93,08 11.600 94,78
Agustus 2020 368 368 368 34,8 11,5 38,33 408 408 408 34,7 11 36,67 11.500 94,11 11.000 93,21
11.400 93,98
September 2020 273 273 273 34,8 11,4 38,00 376 376 376 34,1 11,8 39,33 11.800 94,17
Oktober 2020 282 282 282 34,5 11,7 39,00 408 408 408 34,8 11,2 37,33 11.700 94,21 11.200 93,88
November 2020 364 364 364 35,4 9,4 31,33 468 468 468 34 11,5 38,33 9.400 90,79 11.500 94,03
Desember 2020 379 379 379 34,5 11,2 37,33 373 373 373 34,2 11,8 39,33 11.200 93,17 11.800 94,17
Januari 2021 476 476 476 35,1 11 36,67 1129 1129 1129 35,1 11 36,67 11.000 93,12 11.000 91,12
Februari 2021 289 289 289 34,2 11,3 37,67 323 323 323 34,1 11,3 37,67 11.300 94,03 11.300 93,93
Maret 2021 280 280 280 35,1 10,8 36,00 555 555 555 34,4 11,4 38,00 11.000 93,12 11.400 92,03
April 2021 272 272 272 34,5 11,4 38,00 766 766 766 34 11,9 39,67 13.500 93,,87 11.900 95,21
63

Lampiran 4. Gardu Pembangkit 60 MVA


64

Lampiran 5. Data Tranformator


65

Lampiran 6. Data Arus Beban Transformator Mei 2020-Oktober 2020

Bulan Arus Beban Siang Hari Arus Beban Malam Hari


November 2020 1055 925
Desember 2020 1060 930
Januari 2021 1068 940
Februari 2021 1075 945
Maret 2021 1080 950
April 2021 1087 955

Perkiraan I
x Perkiraan I Siang x Malam
2020 12 15316586,3 12 13459553,3
18 22254022,1 18 19554615,1
2021 24 29191457,9 24 25649676,9
30 36128893,8 30 31744738,8
2022 36 43066329,6 36 37839800,6
42 50003765,4 42 43934862,4
2023 48 56941201,3 48 50029924,3
54 63878637,1 54 56124986,1
66

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai