B. Etiologi
Penyebab pasti sebagian besar kasus NPB benigna baik yang akut maupun kronik, sulit
ditentukan, walaupun diperkirakan kebanyakan karena sebab mekanikal (bigos and mullor,
2001. Fordyce, 1995, long. 1999, skew. 2000)
NPB nyeri punggung bawah juga disebabkan oleh kelainan muskuloskeletal, sistem
syaraf, vaskuler, visceral dan psikogenik.
C. Patofisiologi
1. Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain
Nyeri yang ada pada low Back Pain 2 macam
1 Nyeri Nosiseptif
2 Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3 bangunan luar
annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis) ligamentum kapsula artikularis,
fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung nosiseptor yang peka terhadap berbagai
stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan,
dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang
menyebabkan timbulnya persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah
pergerakan untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme
untuk mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan.
Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik picu (trigger
points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf juga, kaya akan nosiseptor
yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif
inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan
mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan
hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2. Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada LBP berupa penekanan
atau jeratan radiks syaraf oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis
spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita
osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a. Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari nervi
nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syaraf tersebut. nyeri
bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan.
b. Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan
keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler
menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik (aktivitas di luar
nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion baru di daerah lesi).
Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya mechsno-hot-
sopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan
termal). Ditemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang
mampu memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik
yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang
membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia.
Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga disebabkan oleh adanya
fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat
sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu
dorsalis dan peningkatan cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
E. Komplikasi
F. Penatalaksanaan
Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh
dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin) masase, traksi (untuk distraksi tulang
belakang), latihan : jalan, naik sepeda, berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain
korset, tongkat)
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas termal), latihan kondisi
otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan posisi tubuh dan aktivitas
Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural
(steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin,
okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang intractable)
c. Bedah
HNP, indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri berat/intractable /
menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
- Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan radiologik.
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut b/d agen injuri Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (1400)
(fisik, kelainan muskulo keperawatan selama … x 24 1. Lakukan pengkajian nyeri secara kom-prehensif
skeletal dan system jam nyeri berkurang / hilang (lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas,
syaraf vaskuler dengan kriteria : dan faktor presipitasi).
2. Observasi reaksi non verbal dari
Batasan karakteristik : Tingkat nyeri (2102) ketidaknyamanan.
Verbal Melaporkan nyeri ber-kurang 3. Gunakan teknik komunikasi terapetik untuk
Menarik nafas pan-jang, / hilang mengetahui pengalaman nyeri klien.
merintih Frekuensi nyeri berku-rang /4. Kaji kultur / budaya yang mempengaruhi respon
Mengeluh nyeri hilang nyeri.
Motorik Lama nyeri berkurang 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
Menyeringaikan wajah. Ekspresi oral berkurang /
6. Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain
Langkah yang ter-seok- hilang tentang ketidak efektifan kontrol nyeri masa
seok Ketegangan otot berku-rang / lampau.
Postur yang kaku / tidak hilang 7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan
stabil Dapat istirahat menemukan dukungan.
Gerakan yang amat Skala nyeri berkurang / 8. Kontrol lingkungan yang dapat mempe-ngaruhi