Anda di halaman 1dari 6

RESUME FISIOLOGI

Proses penuaan Yaitu kerusakan progresif struktur dan fungsi makhluk dewasa karena
SUDAH TUA yang akhirnya menyebabkan kematian organisme tersebut

Akibat kurangnya kemampuan dan fungsi ini mengakibatkan makhluk tersebut


kurang tahan terhadap penyakit menular atau sering terjadi gangguan vital yang dapat
mempercepat kematian jaringan sekitarnya

proses penuaan biologis ini terjadi secara perlahan-lahan dan dibagi menjadi beberapa
tahapan, antara lain:
1. Tahap Subklinik (Usia 25 – 35 tahun):
Usia ini dianggap usia muda dan produktif  secara biologis mulai terjadi penurunan kadar
hormon di dalam tubuh, seperti growth hormone, testosteron dan estrogen  belum terjadi
tanda-tanda penurunan fungsi- fungsi fisiologis tubuh.
2. Tahap Transisi (Usia 35 – 45 tahun):
Tahap ini mulai terjadi gejala penuaan seperti tampilan fisik yang tidak muda lagi, seperti
penumpukan lemak di daerah sentral, rambut putih mulai tumbuh, penyembuhan lebih lama,
kulit mulai berkeriput, penurunan kemampuan fisik dan dorongan seksual hingga
berkurangnya gairah hidup. Radikal bebas mulai merusak ekspresi genetik yang dapat
bermanisfestasi pada berbagai penyakit. Terjadi penurunan lebih jauh kadar hormon-hormon
tubuh yang mencapai 25% dari kadar optimal.
3. Tahap Klinik (Usia 45 tahun ke atas):
Gejala dan tanda penuaan menjadi lebih nyata yang meliputi penurunan semua fungsi sistem
tubuh, antara lain sistem imun, metabolisme, endokrin, seksual dan reproduksi,
kardiovaskuler, gastrointestinal, otot dan saraf. Penyakit degeneratif mulai terdiagnosis,
aktivitas dan kualitas hidup berkurang akibat ketidakmampuan baik fisik maupun psikis yang
sangat

Penggolongan usia lansia menurut WHO:

1. Usia pertengahan (middle age) 45 – 59 tahun


2. Lanjut usia (elderly) 60 – 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75 -90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

Menua  bukan penyakit  terus menerus  proses fisiologis  berkurangnya fungsi


tubuh  berdampak patologis  masalah kesehatan

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penuaan, yaitu:


1. Faktor internal meliputi radikal bebas, ketidakseimbangan hormon, proses glikosilasi,
metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang menurun, dan genetik.
2. Faktor eksternal meliputi pola hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan
yang salah, polusi, lingkungan, stres dan kemiskinan

Menua

Pada dasarnya dibagi menjadi dua (Azizah, 2011), yaitu :


1. Teori biologi
a. Teori seluler
b. Teori “genetic clock”
c. Sintesis protein
d. Keracunan oksigen
e. Sistem imun
f. Mutasi somatik (teori error catastrophe)
g. Teori menua akibat metabolisme
h. Kerusakan akibat radikal bebas

2. Teori psikososial
i. Activity theory
j. Continuity theory
k. Disengagement theory

APOPTOSIS

 Mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian sel terprogram

 Apoptosis digunakan oleh organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak
diperlukan oleh tubuh

 Apoptosis berbeda dengan nekrosis.

 Diperkirakan 50 - 70 milyar sel mati setiap harinya karena apoptosis pada manusia
dewasa

Keseimbangan (homeostasis) tercapai ketika kecepatan mitosis (pembelahan sel) pada


jaringan disamai oleh kematian sel

Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan kematian sel, akan terbentuk
tumor.

Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari pada kecepatan kematian sel, akan terjadi
penyakit karena kekurangan sel.
Sel yang mengalami apoptosis mengkerut dan inti selnya mengecil sel difagositosis.

Antioksidan

adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah
kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein dan lemak.

Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang


dimiliki radikal bebas
Bentuk antioksidan : Vitamin, mineral, fitokimia

Pencegahan pembentukan RB dapat dilakukan dengan cara:


- Pemusnahan zat yang berupa peroksida
ataupun hasil metabolisme oksigen oleh enzim superoksid dismutase (SOD).
- Kerjanya membutuhkan mineral-mineral: Mn,Cu,Zn,Se
- Pemusnahan yang menggunakan zat gizi yang
berperan sebagai antioksidan :
- Vitamin C (Asam askorbat)
- Provit. A (Betakaroten)
- Vitamin E (Tocopherol)

Proses menua dapat diperlambat

- Mencegah meningkatnya radikal bebas


- Memanipulasi sistem imun tubuh
- Metabolisme / makanan

perubahan yg terjadi pada lansia

• Perubahan fisik
• Perubahan kognitif
• Perubahan psikososial
• Perubahan spiritual

proses menua sehat (normal aging) secara fisiologi juga terjadi kemunduran beberapa aspek
kognitif seperti kemunduran daya ingat terutama memori kerja (working memory) yang amat
berperan dalam aktifitas hidup sehari- hari  lanjut usia menjadi pelupa.

Fungsi otak kanan sebagai pusat intelegensi dasar akan mengalami kemunduran lebih cepat
daripada otak kiri sebagai pusat inteligensi kristal yang memantau pengetahuan.

Dampak dari kemunduran belahan otak sisi kanan pada lanjut usia antara lain adalah
kemunduran fungsi kewaspadaan dan perhatian.
Penurunan kognitif pada lansia juga bergantung pada faktor usia dan jenis kelamin terutama
pada wanita hal ini dikarenakan adanya peranan hormon seks endogen dalam perubahan
fungsi kognitif serta reseptor estrogen di otak yang berperan dalam fungsi belajar dan
memori, seperti hipokampus.

TEORI PERKEMBANGAN
Menurut Havighurst & Duvall ada 7 tugas perkembangan yg hrs dilaksanakan oleh Lansia
1. Penyesuaian thd penurunan fisik & psikis
2. Penyesuaian thd pensiun & penurunan pendapatan
3. Menemukan makna kehidupan
4. Mempertahankan pengaturan hidup yg memuaskan
5. Menemukan kepuasan dlm hidup berkeluarga
6. Penyesuaian diri terhadap kenyataanmeninggal
7. Menerima dirinya sebagai lanjut usia

Lansia Harus Aktif


• Lansia = diam, istirahat, nonton tv, jangan banyak bekerja salah kaprah
• OR  ↓risiko penyakit ketuaan, ↑ angka harapan hidup

Hambatan Lansia untuk Berolahraga


• Kurang waktu & motivasi
• Cuaca buruk
• Masalah transportasi
• Masalah keuangan
• Kurangnya pengetahuan
• Takut cedera
• Keterbatasan Fisik
• Stereotiping (co:persepsi bahwa orangtua tidak berolahraga

Sebelum mulai Olahraga


• Anamnesis & Pemeriksaan Fisik:
– Mengidentifikasi risiko penyakit jantung, keterbatasan fisik dan gejala2 yang
timbul sehubungan dengan OR
– Keadaan-keadaan tsb msh ttp OR direkomendasikan: Konferensi Bathesda 26
guideline
– Pasien tirah baring ubah posisi

• Cardiac Stress Testing:


– Pria ≥45thn, wanita ≥ 65thn berniat OR dgn VO2max
≥60%
– Diketahui memiliki riwayat/gejala penyakit jantung/penyakit jantung koroner (PJK)
– Memiliki 2/ > risiko PJK: HT, rokok, gemuk, hiperkolesterolemia, hidup santai,
riwayat penyakit jantung keluarga
– Diabetes
– Diketahui memiliki penyakit paru/ metabolik utama

Komponen Latihan untuk Lansia


1. Latihan aerobik
2. Latihan kekuatan (strength)
3. Latihan keseimbangan & kelenturan (balance & flexibility)

Latihan Aerobik
• Latihan aerobik artinya latihan olahraga untuk kesehatan jantung dan paru, berupa
gerakan tubuh secara umum seperti berjalan kaki.
• Target: latihan aerobik 30 menit hampir setiap hari dalam seminggu
• Bentuk dapat berupa: jalan, renang, bersepeda
• Harus dimulai perlahan-lahan dan dicoba-coba sesuai kemampuan lansia. Misalnya
dimulai dengan berjalan kaki pelan-pelan selama 5-10 menit.
• Acuan mudah: ‘talk test’, yaitu berjalan kaki dengan kecepatan maksimal dimana
lansia masih bisa berbincang-bincang dengan nyaman, tidak terengah-engah.
• Pilihan aktivitas lain: bersepeda, berenang, golf atau memancing yang dilakukan
sambil berdiri dan menarik- narik joran.

Latihan Kekuatan:
• Kekuatan otot ↓ 15% per dekade > 50thn, ↓ 30% per dekade > 70thn
 latihan kekuatan ↑ 25- 100% kekuatan pada lansia

• Target: satu set latihan kekuatan terdiri dari sepuluh jenis gerakan
berbeda, sebanyak masing- masing 10-15 kali tanpa merasa pegal kemudian; 2-3x seminggu.
• Bentuk dapat berupa: angkat botol aqua dengan lengan, bangun-berdiridari
kursi. Gerakan mengangkat botol harus perlahan dan gerakan sendinya
penuh.
• Dapat dimulai dengan: angkat lengan tanpa beban.

Latihan Kesimbangan dan Kelenturan


• Belum ada bukti ilmiah
• Secara empiris  meningkatkan stabilitas, menurunkan risiko lansia jatuh.
• Bentuk dapat berupa: peregangan otot setiap sebelum latihan olahraga; latihan
keseimbangan dan latihan di tempat fitness 2x seminggu.

Definisi Pelatihan Fisik Berlebih


Kondisi lingkungan yang memadai dan takaran pelatihan yang tepat untuk setiap individu
meliputi Frequency, Intensity, Time and Type (FITT) sangat mendukung untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dan resiko yang minimal pada pelatihan olahraga.

Frekuensi pelatihan yang dianjurkan adalah 3-4 kali seminggu, dengan intensitas 72-87% dari
denyut jantung maksimal (220- umur) dengan variasi 10 denyut per menit. Tipe pelatihan
yang dianjurkan adalah kombinasi dari latihan erobik dan pelatihan otot dalam waktu 30-60
menit, yang didahului oleh pemanasan selama 15 menit dan diakhiri oleh pendinginan selama
10 menit
Tujuan dari pelatihan olahraga adalah peningkatan dan perbaikan kinerja fisik, namun setiap
kali pelatihan yang berlebihan dan diperpanjang secara bersamaan dengan pemulihan yang
tidak memadai, menyebabkan beberapa perubahan fisiologis yang disebut latihan fisik
berlebih atau overtraining.
Overtraining dapat didefinisikan sebagai peningkatan volume atau intensitas pelatihan yang
menghasilkan penurunan kinerja jangka panjang atau bahkan ditandai oleh penurunan kinerja
yang spesifik dari olahraga

Tanda-tanda latihan berlebih ialah sebagai berikut:


 Psikis : kelelahan umum, konsentrasi menurun, apatis, insomnia, mudah tersinggung,
dan depresi
 Penampilan (Performance) : penampilan menurun, pemulihan terlambat, dan tidak
toleran terhadap pelatihan
 Fisiologis : Peningkatan denyut nadi basal, peningkatan rasa nyeri, nyeri otot yang
kronis, penurunan berat badan, mudah infeksi dan menurunnya nafsu makan

Beberapa manfaat ketika melakukan aktivitas fisik menurut Asmadi (2008) diantaranya :
a. Dapat memperbaiki tonus otot, sikap tubuh, menurunkan berat badan dan
meningkatkan relaksasi
b. Membuat tubuh menjadi lebih segar, bugar
c. Gerakan tubuh yang teratur dapat menguangi stress.
d. Apabila dilakukan secara baik dan teratur juga dapat merangsang peredaran darah ke otot,
sehingga dapat meningkatkan kualitas kelenturan tubuh.

UPAYA UNTUK TETAP HEALTHY AGING

 Meningkatkan kesadaran para lansia untuk membina sendiri kesehatannya


 Meningkatkan kemampuan dan peran serta keluarga dan masyarakat dalam
menghayati dan mengatasi kesehatan lansia
 Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan lansia
 Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia

Anda mungkin juga menyukai