Angkatan : X / Kelompok II
NIP.199710202020122009
A. Pokok Pikiran
Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah
paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap nasionalisme
tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau negara lain itu lebih
rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang harus terlebih dahulu memiliki
rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan
sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau,
serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap
nasionalisme juga sikap yang menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki
rasa senasib sepenanggungan diantara sesama bangsa.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religius, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, dan tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentinngan publik, dan gotong royong.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran
unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan
tugas antara lain pada ranah berikut:
2. Pelayanan Publik
Profil Tokoh
B. Penerapan
Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia
untuk selalu mencintai tanah air dan memegang teguh pancasila dimanapun dan
kapanpun yang ditunjukan melalui perilaku dan tindakan. Penerapan Nasionalisme
dapat dilakukan misalnya dalam mata kuliah dan praktikum. Sebagai Perawat, nilai-nilai
nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari
penerapan sila pertama sampai sila kelima. Melayani pasien dengan baik , perawat juga
menghargai agama yang di anut oleh pasien sehingga tidak membeda bedakan
pelayanan, perawat juga memberikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien dan
memberikan inform konsen sebelum melakukan tindakan kepada pasien maupun
keluarganya. kemudian berlaku adil kepada setiap pasien dalam memberikan pelayanan
kesehatan walaupun berbeda beda suku, agama , bangsa dll.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus menjadi dasar
dan mengilhami setiap gerak-langkah dan semangat bekerja untuk bangsa dan negara.
Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN harus menantiasa taat
menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat
nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Terkait dengan tugas PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa, setiap PNS harus:
1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu setiap sebelum melakukan pelayanan
kepada masyarakat diawali dengan berdoa sebagai penanaman nilai-nilai religius.
Selain itu, perawat transparan dalam memberikan penjelasan mengenai kesehatan
kepada pasien, kemudian melalui inform konsen sebelum dilakukannya nya tindakan
medis.
4. Penguatan rasa bangga dan cinta kepada tanah air, dengan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, sebagai Perawat kita harus
bersifat demokratis, menghindari sikap otoriter selama pelayanan perkuliahan serta
memberikan kesempatan kepada rekan seprofesi maupun profesi lain
untuk mengemukanan pendapat, musyawarah dan mufakat mengenai rencana
tindakan dalam merawat pasien, dan bijaksana serta berlapang dada menanggapi
kritik dan saran terhadap evaluasi pelayanan kesehatan untuk perbaikan kedepan
sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4 kerakyatan.
6. Sebagai pelaksana kebijakan publik, saya siap melaksanakan hasil keputusan rapat
atau kebijakan puskesmas; sebagai pelayan publik, siap melayani masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan, konsultasi dll tanpa membeda-bedakan SARA,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa senantiasa bersikap netral dan adil;
mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak diskriminatif kepada
pasien yang berbeda suku, agama, bangsa; dan menjadi figur teladan bagi
masyarakat demi terciptanya kesehatan yang prima.