Anda di halaman 1dari 6

LEARNING JOURNAL NASIONALISME

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : X / Kelompok II

Mata Pelatihan : Nilai-Nilai Dasar ASN: Nasionalisme

Widyaiswara : Deni Herdiyana, S.Kom, M.AP

Nama Peserta : Annisa Nurul Fadila, A.Md.Kep

NIP.199710202020122009

Lembaga Penyelenggara : PPSDM Regional Bandung

A. Pokok Pikiran

Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan
"Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah
paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita
sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar
terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap nasionalisme
tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau negara lain itu lebih
rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang harus terlebih dahulu memiliki
rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan
sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau,
serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap
nasionalisme juga sikap yang menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki
rasa senasib sepenanggungan diantara sesama bangsa.

Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari


kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan (ATHG)
sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara
Indonesia, kita harus memiliki sikap Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat
beragam. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat
nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang
jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat
Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai
Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para
pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan tumpah
darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan
kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki
rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan
ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya
diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada
kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan.

Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar
dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari
Pancasila.

1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religius, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.

2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati, dan tidak diskriminatif.

3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga
ketertiban, mengutamakan kepentinngan publik, dan gotong royong.

4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat
orang lain, dan bijaksana.

5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak
serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.

ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran
unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas
jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan
tugas antara lain pada ranah berikut:

1. Pelaksana Kebijakan Publik

Pelaksana kebijakan publik merupakan salah satu fungsi ASN (pasal 10 UU


No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN sebagai eksekutor yang
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan
kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana
kebijakan publik ASN harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat
yaitu nilai kepublikan yang berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan
kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, kepentingan
nasional diatas kepentingan sektoral atau golongan, dan berintegritas tinggi
(konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang jujur
dan memiliki karakter kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap
langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik.

2. Pelayanan Publik

Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi


penyelenggara, penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki
integritas tinggi dalam melayani publik yang disesuaikan dengan kode etik dan
kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil dan tidak
diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja
yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan
yang terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian
khusus. ASN menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui
diera keterbukaan informasi ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN,
adanya kritik masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami
situasi krisis dengan memperhatikan aspirasi masyarakat.

3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa

Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat


sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5
Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi Perusak Persatuan harus
diwaspadai ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju
dengan ideologi negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi
informasi dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres,
daerah perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan
wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga
kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa serta mengupayakan
situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus menjaga keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam menciptakan
kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan
kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi
figur teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang
kuat ini menjadikan ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan
dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayanan publik
yang berintegritas.

Profil Tokoh

Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum berkarier di


Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi
konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman. Ia
pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965
dengan predikat summa cumlaude dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer
Maschinenwesen Aachean. Beliau menemukan rumus yang dinamakan "Faktor Habibie"
karena bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-
atom pesawat terbang. Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.
Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau.
Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya terlihat
saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, beliau sudah
beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk menggalakan teknologi pesawat
terbang. Tawaran pertama datang datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak
Habibie bukan orang biasa, langsung saja menawarinya dengan status 'warga negara
kehormatan'. Bukannya senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau
justru menolak. Karena rasa nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang
ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau
tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di
Jerman. Ada banyak terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di Indonesia,
salah satunya ketika memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau berhasil
membuat pesawat terbang N250 yang ditujukan sebagai alat transportasi utama di
Indonesia yang merupakan negara kepulauan, walaupun cita-cita tersebut tidak
kesampaian karena adanya krisis moneter pada tahun 1998. Bapak B.J. Habibi ini
menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa.

B. Penerapan

Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia
untuk selalu mencintai tanah air dan memegang teguh pancasila dimanapun dan
kapanpun yang ditunjukan melalui perilaku dan tindakan. Penerapan Nasionalisme
dapat dilakukan misalnya dalam mata kuliah dan praktikum. Sebagai Perawat, nilai-nilai
nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari
penerapan sila pertama sampai sila kelima. Melayani pasien dengan baik , perawat juga
menghargai agama yang di anut oleh pasien sehingga tidak membeda bedakan
pelayanan, perawat juga memberikan informasi kepada pasien atau keluarga pasien dan
memberikan inform konsen sebelum melakukan tindakan kepada pasien maupun
keluarganya. kemudian berlaku adil kepada setiap pasien dalam memberikan pelayanan
kesehatan walaupun berbeda beda suku, agama , bangsa dll.

Perilaku yang mencerminkan nasionalisme adalah nasionalisme yang didasarkan


pada nilai-nilai Pancasila. Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan – kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa
rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa.

Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme Pancasila yang kuat dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya. Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus menjadi dasar
dan mengilhami setiap gerak-langkah dan semangat bekerja untuk bangsa dan negara.
Untuk itu setiap Pegawai Negeri Sipil sebagai bagian dari ASN harus menantiasa taat
menjalankan nilai-nilai Pancasila dan mengaktualisasikannya dengan semangat
nasionalisme yang kuat menjalankan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.

Terkait dengan tugas PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa, setiap PNS harus:

• Memiliki jiwa nasionalisme yang kuat

• Memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara

• Menjadi pemersatu bangsa

• Mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah Indonesia

• Menjaga keutuhan NKRI


Adapun pelaksanaan untuk mengimplementasikan nilai nasionalisme dilaksanakan
dengan langkah-langkah berikut:

1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu setiap sebelum melakukan pelayanan
kepada masyarakat diawali dengan berdoa sebagai penanaman nilai-nilai religius.
Selain itu, perawat transparan dalam memberikan penjelasan mengenai kesehatan
kepada pasien, kemudian melalui inform konsen sebelum dilakukannya nya tindakan
medis.

2. Melakukan penerapan pentingnya nilai-nilai karakter dan moral selama memberikan


pelayanan kesehatan . Perawat diberikan arahan bagaimana membangun percaya
diri, etos kerja, amanah, memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang sehat maupun yang sakit.

3. Selama melaksanakan asuhan keperawatan,perawat harus menghormati dan


menghargai profesi lain seperti dokter, bidan, farmasi, analis, satpam, hingga clining
service, sebagai penanaman nilai sila kedua kemanusiaan khususnya persamaan
derajat dan saling menghormati. Selain itu, perawat dalam memperlakukan dan
melayani pasien tidak diskriminatif membedakan SARA.

4. Penguatan rasa bangga dan cinta kepada tanah air, dengan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu, sebagai Perawat kita harus
bersifat demokratis, menghindari sikap otoriter selama pelayanan perkuliahan serta
memberikan kesempatan kepada rekan seprofesi maupun profesi lain
untuk mengemukanan pendapat, musyawarah dan mufakat mengenai rencana
tindakan dalam merawat pasien, dan bijaksana serta berlapang dada menanggapi
kritik dan saran terhadap evaluasi pelayanan kesehatan untuk perbaikan kedepan
sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4 kerakyatan.

6. Sebagai pelaksana kebijakan publik, saya siap melaksanakan hasil keputusan rapat
atau kebijakan puskesmas; sebagai pelayan publik, siap melayani masyarakat dalam
memberikan pelayanan kesehatan, konsultasi dll tanpa membeda-bedakan SARA,
serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa senantiasa bersikap netral dan adil;
mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak diskriminatif kepada
pasien yang berbeda suku, agama, bangsa; dan menjadi figur teladan bagi
masyarakat demi terciptanya kesehatan yang prima.

Anda mungkin juga menyukai