OLEH:
IRMINIANA TU RAMBU
NIM: 132111163
OLEH:
IRMINIANA TU RAMBU
132111163
Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan belum
pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
Yang menyatakan
IRMINIANA TU RAMBU
132111163
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
OLEH
IRMINIANA TU RAMBU
132111163
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
IRMINIANA TU RAMBU
NIM :132111163
v
“Orang Hebat”
Saya Persembahkan Kepada Tuhan Allah Dan Bunda Maria, Orang Tua, Adik,
Keluarga, Teman – Teman serta Almamater Tercinta”
vi
BiodataPenulis
Agama : Khatolik
Riwayat :
vii
ABSTRAK
SekolahTingiIlmuKesehatan
Citra HusadaMandiriKupang
JurusanKebidananKupang
StudiKasus, Juli 2016
IRMINIANA TU RAMBU
NIM: 132111163
ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN NORMAL PADA
NY. I. N DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA TANGGAL 13JULI- 18 JULI
2016
LatarBelakang: Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membrane
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Tujuan asuhan
persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek saying ibu dan saying
bayi (Rohani, 2011). Berdasarkan data persalinan normal yang diambil di ruangan bersalin
Puskesmas Sikumana periode Januari sampai Desember 2015 sebanyak 245 persalinan normal.
Sedangkan periode Januari sampai Juni 2016 sebanyak 150 persalinan normal.
Tujuan: Tujuan pemberian asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal yaitu untuk mengetahui
bagaimana asuhan kebidanan persalinan normal dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney di Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana.
Metodologi Penelitian: Tugas akhir ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan teknik
sampel dengan menggunakan pourposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu
inpartu yang sedang dirawat diruang bersalin Puskesmas Sikumana dan sampel pada penelitian ini
adalah seorang ibu inpartu.
Pembahasan: Hasil pengkajian adalah Ny. I. N mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar
kepinggang sejak jam 23.00 tetapi belum ada pengeluaran air-air yang banyak. Sedangkan data
objektifnya pada pemeriksaan dalam didapatkan vulva tidak ada oedema, vagina tidak ada varises,
ada pengeluaran lendir darah dari jalan lahir, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, kantong ketuban
utuh, bagian terendah kepala, tidak ada molase, turun hodge II-III. Diagnosa yang ditegakkan
adalah G2P1A0AH1 UK 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentase kepala,
keadaan jalan lahir baik, keadaan umum ibu dan janin baik inpartu kala I fase aktif. Implementasi
yang dilakukan adalah menolong persalinan sesuai dengan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.
Evaluasi setelah implementasi, keadaan ibu dan janin baik.
Kesimpulan: Setelah dilakukan perawatan selama ± 2 hari di Puskesmas, keadaan ibu dan bayi
baik dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Tidak ada komplikasi dan kebutuhan ibu sudah
terpenuhi. Dalam pelaksanaan asuhan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Saran : Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, wawasan serta mutu dalam memberikan
asuhan kebidanan intrapartal multigravida dengan persalinan normal sesuai standar.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan multipara, persalinan normal
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul
Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi saya dalam penyusunan
laporan tugas akhir ini, Ibu Gaudentiana R. Mauk, SST sebagai pembimbing 2 yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi penulis dalam penyusunan laporan
tugas akhir ini, dan Ibu Jeni Nurmawati, SST., M.Kes selaku ketua penguji yang telah
bersedia menguji laporan tugas akhir saya dan memberikan saran serta kritikan dalam
1. Ir. Abraham Paul Liyanto selaku Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri Kupang,
yang telah memperkenankan saya untuk menimba ilmu di STIKes Citra Husada
Mandiri Kupang.
2. drg. Jeffrey Jap, M.Kes selaku ketua STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan
ix
3. Ibu Ummu Zakiah, SST.,M.Keb selaku ketua program studi DIII Kebidanan STIKes
Citra Husada Mandiri Kupang, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
4. Para dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang sudah
5. Ibu Merry A. Giri, S.Keb,Bd selaku wali kelas yang selalu mendukung dan
6. Kedua orang tua saya, Bapak Fransiskus Sele dan Mama Maria Rambu Podu Negu,
adik Melkior Palu Rani, oma Yuliana Kali sebagai mama kos, serta semua keluarga
besar yang telah memberikan dukungan doa, nasihat, dan semangat sehingga peneliti
7. Sahabat-sahabat saya, teman-teman kos Funny (Nety, Yolan, Sary, Noy, Itha, Santy,
adik Inches dan Eyen) yang selalu bersama saya dalam suka maupun duka dan semua
motivasi, masukan dan saran dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir ini.
8. Bagi semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir
ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah
Penulis
x
DAFTAR ISI
xi
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan …………………………………...64
xii
DAFTAR GAMBAR
3.3 KerangkaTeori................................................................................... 83
xiii
DAFTAR SINGKATAN
A : Abortus
AH : Anak Hidup
APD : Alat Pelindung Diri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
CM : Sentimeter
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
G : Gravida
GR : Gram
Hb : Hemoglobin
IM : Instramuskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu Anak
KPD : Ketuban Pecah Dini
IU : Intra Unit
IV : Intra Vena
N : Nadi
NTT : Nusa Tenggara Timur
Ny : Nyonya
xiv
P : Para
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PX : Procesus Xipoideus
RDS : Respiratory Distress Syndrome
RR : Respiratoty Rate (Pernapasan)
S : Suhu
TBJ : Tafsiran Beratjanin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Tafsiran Partus
TTV : Tanda – Tanda Vital
UK : Umur Kehamilan
USG : Ultra sonografi
UUK : Ubun-Ubun Kecil
WITA : Waktu Indonesia Tengah
WHO : World Health Organization
0
C : Derajat Celcius.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Partograf
Lampiran 5 Dokumentasi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari
frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Tujuan asuhan persalinan adalah
kenaikan setiap tahunnya. Cakupan secara nasional pada tahun 2013 adalah
sebesar 90,88%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target Renstra
Kementerian Kesehatan tahun 2013 yakni sebesar 89%. Sebagian besar provinsi
(21 provinsi) telah dapat mencapai target renstra tersebut, dan selebihnya yakni
dan Sulawesi Utara (99,59%). Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah
adalah Papua (33,31%), Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur
(74,08%). Pada ketiga provinsi dengan cakupan terendah tersebut, hanya Papua
1
2
provinsi yang lain mengalami kenaikan. Data profil kesehatan Indonesia tahun
2014 menunjukkan cakupan persalinan yaitu sebesar 88,68% dimana angka ini
telah dapat mencapai target renstra tersebut, dan selebihnya yakni sebanyak dua
puluh provinsi belum dapat mencapai target. Tiga provinsi dengan cakupan
(97,66%). Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah yaitu Papua Barat
Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 74,08%. Capaian provinsi tersebut tidak
dapat memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Meski di tingkat
provinsi capaian tersebut tidak dapat memenuhi target renstra, namun terdapat 1
Timur dapat mencapai target renstra pada tahun 2013. Data register persalinan di
sebanyak 245 persalinan normal. Sedangkan periode Januari sampai Juni 2016
yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks (Rohani, 2011).
tua, teori distensi rahim, teori berkurangnya nutrisi (Asrinah dkk,2010). Proses
persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu Kala I (Kala Pembukaan), Kala II (Kala
Pengeluaran), Kala III (Kala Uri), dan Kala IV (Kala Pengawasan). Sebelum
pendahuluan (prepatory of labor,serta tanda dan gejala inpartu. Tanda dan gejala
kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun, serviks menjadi lembek. Tanda dan
gejala inpartu yaitu timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih
selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir.
angka kematian bayi. Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin (Rohani, 2011).
4
Kupang”?
di Puskesmas Sikumana.
5
di Puskesmas Sikumana.
8. Menganalisis teori dan tujuan studi kasus pada multipara dengan persalinan
1.4. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Institusi
4. Bagi Profesi
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
Dalam bab ini menguraikan tentang (1) Pengkajian Data, (2) Analisa
Evaluasi.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini menguraikan tentang (1) Kesimpulan dan (2) Saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain yang kemudian dapat hidup
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
(Sarwono, 2008).
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentase belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ini (Dwi
7
8
serviks pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), dan pengeluaran bayi,
disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek saying ibu dan
sayang bayi.
dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat
dkk,2011).
Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan
tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan
b. Persalinan Buatan
c. Persalinan Anjuran
a. Abortus (Keguguran)
b. Persalinan Prematur
Adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat janin
d. Persalinan Serotinus
Terdiri dari: his pembukaan, his pengeluaran, dan his pelepasan uri.
b. Tenaga mengejan :
2. Passage (panggul)
2) Os cossygis
waktu hamil.
2) Cavum pelvis
c. Bidang panggul.
3. Passager (fetus).
c. Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia kehamilan
16-20 minggu.
f. Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram dan perempuan 3150 gram.
Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor
passage (panggul)adalah :
1) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan
2) Sikap janin.
3) Posisi janin
4. Plasenta
5. Psychologic
benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks (Rohani, dkk,
2010: 4).
1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen
2. Teori Keregangan
4. Teori prostaglandin
dkk, 2010).
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi
6. Faktor lain
2011).
16
1. Terjadi lightening
uterus karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida tanda ini
4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan
serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan
1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan
teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita,
dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam
24 jam.
Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara
dan multipara.
18
a) Nulipara.
terjadi pembukaan.
b) Multipara.
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif;
jam.
cm.
10 cm atau lengkap.
(Nurasiah; 2012) :
sampai 1 cm.
(Nurasiah, 2012):
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara
menunjukan :
1) Tingkat kesadaran
3) Kontraksi uterus
Menurut Rohani, dkk (2011) perubahan fisiologis dan psikologis pada Kala
I yaitu ;
1) Tekanan Darah
2) Metabolisme
kehilangan cairan.
22
3) Suhu tubuh
akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu tidak lebih dari
0,5-1°c.
4) Detak jantung
5) Pernapasan
7) Perubahan gastrointestinal
hampir berhenti dan meninggalkan perut dalam waktu biasa. Mula dan
8) Perubahan hematologi
Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul sehingga
terjadinya tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks toris
seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu
lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin (Rohani, dkk 2011).
24
terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ka bagian
2) Merasa gembira, legah, dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat
lelah.
sampai kembali dalam bentuk normal. Hal ini dapat di lakukan dengan
kuat. Perlu juga di pastikan bahwa placenta telah lahir lengkap dan tidak ada
25
normal. Kontraksi uterus yang tak kuat dan terus menerus dapat
dapat di lakukan dengan masase agar tidak menjadi lembek dan mampu
berkontraksi dengan kuat. Kalau dengan usaha ini uterus tidak mau
yang lahir lengka serta adanya kontraksi uterus. Segera setelah kelahiran
placenta biasanya dalam waktu 5 sampai 10 menit pada akhir kala II.
Hal-hal yang perlu di pantau selama dua jam pertama paca persalinan
menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua
kala IV.
3) Pantau suhu satu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada
lembek.
Posisi miring membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran dan
Keuntungan :
2. Posisi Jongkok
Keuntungan :
3. Posisi Merangkak
Posisi merangkak membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran
Keuntungan :
segenap penjuru tanah air. Pada posisi ini, pasien duduk dengan punggung
bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini
Keuntungan :
5. Posisi duduk
Pada posisi ini, duduklah diatas tempat tidur dengan disangga beberapa
bantal atau bersandar pada tubuh pasangan. Kedua kaki ditekuk dan
Keuntungan :
6. Posisi berdiri
Posisi ini ibu disangga oleh suami dibelakangnya (Rohani, dkk, 2011).
Keuntungan:
1. Penurunan Kepala
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat
Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati simfisis atau agak kebelakang
depan.
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
32
bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen
bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini
menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga
os parietal belakang.
33
2. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
ini, dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin sehingga ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya
tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan
Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari
Gambar 2.10 Fleksi. Dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin.
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar kedepan
ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan
bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Simfisis
UUK
Gambar 2.11 Putaran Paksi dalam. UUK berputar kearah depan sehingga
4. Ekstensi
berada dibawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah
melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
Subocciput sebagai hipomoklion
Kepala
melakukan
ekstensi
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi
panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana
anteposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi
tuberiskiadikum sepihak.
36
Kepala
berhadapan
tuber
Ischiadikum
6. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah simfisis dan
lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan
lahir.
a. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik
b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu
d. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan
e. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong
persalinan.
persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan
menolong persalinan.
3. Persiapan rujukkan.
dapat membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan
dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan yang telah diberikan dan
rujukkan.
emosi ibu dan keluarganya atau bahkan menjadi saat yang menyakitkan
e. Pencegahan infeksi.
5. Persiapan Alat/Bahan.
SAF I
a. Partus : 1 set
h. Betadine
i. Klorin Spray
j. Hand Sanitizer
k. Bengkok :2
l. Lampu sorot : 1
n. Pita ukur
o. Salep mata
SAF 2
a. Hecting set
40
b. Penghisap lender
c. Tempat plasenta
SAF 3
a. Cairan RL :3
c. Infuse set
d. Celemek
e. Waslap
g. Plastik merah
h. Plastik kuning
i. Plastik hitam
j. Handuk
k. Duk
l. Kain bedong
m. Baju/topi/popok bayi
n. Kacamata
o. Masker.
41
2008)
KALA I
Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap 4 jam sekali dan
kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali/menit) harus
setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus
5) Catat semua temuan dan pemeriksaan fase laten persalinan pada kartu
setiap 4 jam, lebih sering jika ada indikasi. Catatan harus selalu
diberikan.
suami dan anggota keluarga yang lain untu mendampingi ibu selama
proses persalinan.
jam, atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika
KALA II
11) Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu ibu mempunyai keinginan
14) Memakai alat pelindung diri secara lengkap (topi, kacamata, masker,
dibasahi dengan air DTT. Jika mulut vagina, perineum, atau anus
20) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
keinginannya.
meneran (pada saat ada kontraksi, bantu ibu berada dalam posisi
untuk meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan ke
dada.
23) Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran dan tidak
bayi.
yang aman. Jika ibu belum meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu
45
25) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi dan
letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
26) Membuka partus set dan memakai sarung tangan steril pada kedua
tangan.
27) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan (dibawah kain bersih dan kering), ibu
jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain
dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang
kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
28) Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan
bernapas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika
ada lilitan di leher bayi cukup longgar maka lepaskan lilitan tersebut
dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat maka
jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm,
29) Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat,
spontan.
46
30) Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, letakkan tangan pada sisi
kiri dan kanan kepala bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga
31) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah kearah perineum dan
sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut. Gunakan
tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior
tubuh bayi saat lahir. Secara simultan, tangan atas menelusuri dan
dan kaki.
32) Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua
kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari
33) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), Letakkan bayi diatas kain
atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah ibu dan posisikan
kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Bila bayi mengalami
34) Segera keringkan dan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh
bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala
KALA III
37) Segera (dalam satu menit setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10
38) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan
39) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
41) Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
42) Meletakkan satu tangan diatas perut ibu (beralaskan kain) tepat diatas
dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat.
regangkan tali pusat dengan satu tangan dengan lembut. Dan tangan
bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang
(dorsokranial).
44) Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta
menjadi satu.
uteri.
dan utuh.
49) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
KALA IV
50) Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama dua
51) Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit selama
perhatikan berapa banyak darah yang keluar dari vagina. Jika fundus
tidak teraba keras, terus lakukan masase pada daerah fundus agar
52) Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit selama satu jam
pertama setelah persalinan, dan setiap 30 menit selama satu jam kedua
setelah persalinan.
53) Lakukan palpasi kandung kemih ibu setiap 15 menit selama satu jam
jam kedua setelah persalinan. Bila kandung kemih ibu penuh dan
ibu tidak bisa melakukannya sendiri. Mintalah ibu untuk BAK dalam
dekontaminasi.
51
yang sesuai.
menit.
2.1.13. Partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu,
kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi
dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara
2) Kondisi janin
3) Kemajuan persalinan
5) Kontraksi uterus
7) Kondisi ibu
atau protein).
53
harus dimulai digaris waspada yaitu sebagai berikut (Dwi Asri dan Cristine
Clervo; 2012).
merasakan mules.
b. Kondisi janin.
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih
garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada jika DJJ
180 dan 100. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya.
(molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai
0 : Sutura terpisah.
c. Kemajuan persalinan
1) Pembukaan serviks.
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf
turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan
H I – II Sulit digerakkan,
= 4/5 bagian terbesar
kepala belum
masuk panggul.
H II - III Bagian terbesar
= 3/5 kepala belum
masuk panggul.
H III + Bagian terbesar
= 2/5 kepala sudah
masuk panggul.
H III – Kepala didasar
= 1/5 IV panggung
H IV Di Perineum
= 0/5
terlampaui.
persalinan.
faseaktif persalinan.
57
e. Kontraksi uterus.
dengan:
menit jumlah unit oksit osin yang diberikan per volume cairan dan
2) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam kotak yang sesuai
g. Kondisi ibu.
a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang
sesuai.
58
b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga
c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika
untuk mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kalaI, kalaII, kalaIII,
kalaIV, bayi baru lahir (Dewi Asri dan Cristine Clervo, 2012).
a. Data dasar.
b. KalaI.
penatalaksanaannya.
c. KalaII.
d. KalaIII.
Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,
e. Kala IV.
Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi
Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis
kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan
hasilnya.
62
Tanda-Tanda Persalinan:
Lightening, Perubahan Serviks,
Persalinan Palsu, Ketuban Pecah,
Bloody Show, Lonjakan Energy.
Mekanisme Persalinan:
Engagement, Fleksi, Rotasi Dalam,
Ekstensi, Putaran Paksi Luar,
Ekspulsi.
KALA IV (Pengawasan)
2008)yaitu:
menetukan perencanaan.
permasalahan.
65
keluarga berencana.
bersama klien.
individual.
selanjutnya.
66
1. Langkah I : Pengkajian.
a. Data Subjektif.
1) Identitas mencakup:
a) Nama
b) Umur
tahun. Jika usia ibu untuk hamil atau melahirkan < 20 tahun dan
c) Pendidikan
d) Pekerjaan.
kehamilan lanjut.
2) Keluhan utama.
adannya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir
2012).
4) Riwayat Menstruasi
terjadinya penyakit tetanus pada bayi dan ibu yang dimulai pada
anak yang lahir hidup, keadaan bayi saat lahir, berat badan lahir
potensial.
8) Riwayat kesehatan.
9) Keadaan psikologi.
hari yang berat, pekerjaan yang baik untuk ibu selama hamila
preterm.
pada bayi baru lahir dan dengan berat bayi lebih rendah.
alcohol.
saat ibu hamil atau pada saat mau melahirkan seperti tidak
Perubahan dalam hasrat seksual adalah hal wajar, dan hasrat dapat
masuknya infeksi.
tidak.
b. Data Objektif.
1) Pemeriksaan Umum.
composmentis, somnolen.
d) Tinggi Badan.
Tinggi badan normal pada ibu hamil, jika tinggi badan kurang
dari normal (> 145) maka dicurgai panggul ibu sempit atau CPD
e) Berat Badan.
7-8 kg, selama trimester kedua dan trimester ketiga berat badan
normal ibu hamil adalah: 23,5 cm. Ibu dengan Lila > 23,5
2) Pemeriksaan fisik.
oedema.
mengidentifikasi mastitis.
bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum
panggul.
rumus:
tidak ada Infeksi menular seksual, dan kelainan pada vagina atau
p) Anus: dapat dicatat bila ada ruam, benjolan, dan hemoroid, ibu
3) Pemeriksaan Dalam
VT.
persalinan.
Vagina Toucher:
4 cm – 10 cm.
d) Ketuban (U: ketuban utuh, J: air ketuban sudah pecah dan jernih,
dapat dipalpasi.
bisa dipisahkan.
4) Pemeriksaan Laboratorium.
gram.
76
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. X G.. P.. A.. AH.. UK. minggu, janin tunggal, hidup, intruterin,
presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.
a. Data Subyektif
sejak ....
b. Data Obyektif
4) Pemeriksaan Leopold.
5) Pemeriksaan Dalam
2. Masalah
dan tingkah laku, relaksasi saat ada his, dukungan moril, nutrisi yang
adekuat.
perdarahan.
a) Siapkan alat dan bahan sesuai saff yakni partus set, heacting set, obat
4. Langkah VI : Pelaksanaan
dalam masalah dan diagnose evaluasi yang diharapkan pada kasus ibu.
pemasangan infus.
7. Langkah V : Perencanaan
diidentifikasi atau diantisipasi, pada data ini informasi atau data dasar
yaitu:
b) Observasi DJJ,his, dan nadi ibu setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam,
e) Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi.
DATA PERKEMBANGAN
meliputi:
S : Subyektif
O : Obyektif
hasil lab, dantest diagnostik lain dirumuskan dalam data fokus untuk
A : Assement
kolaborasi.
P : Planning
berdasarkan assement.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang
menjadi kasus tersebut secara mendalam di analisis baik dari segi yang
kasus, maupun tindakkan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau
81
82
dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur peneliti, mulai dari
Purposive
Sampel
Informed consent
Wawancara dan
observasi
Analisa Data
Hasil
Gambar 3.1. Kerangka kerja penelitian kasus pada ibu bersalin dengan
intrapartal normal.
83
Mekanisme Persalinan :
Engagement, Fleksi, Rotasi
Dalam, Ekstensi, Putaran Paksi
Luar, Ekspulsi.
KALA III
(Pengeluaran Uri).
KALA IV
(Pengawasan).
3.4.1. Populasi
(Notoatmodjo; 2005).
3.4.2. Sampel
dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan
Sikumana.
3.4.3. Sampling
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel
a. Pengkajian
b. Observasi
c. Pemeriksaan fisik
d. Studi dokumentasi
e. Studi kepustakaan
Kupang dan ketua Prodi Kebidanan untuk studi kasus dilahan ditujukan
wawancara dan observasi, data yang telah didapat tersebut diolah dan
dianalisa.
b. Partograf
d. Tensi Meter
e. Stotoscope
f. Thermometer
87
g. Jam
h. Klinek/ Doppler
i. Pita Centimeter
l. Buku KIA
m. Hasil USG(ultrasonografi)
2016.
1. Pengkajian
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
sudah tidak haid selama 9 bulan, ibu mengeluh sakit pinggang menjalar
keperut bagian bawah dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
88
Abdomen: Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, ada strie albicans:
dan tidak melenting (bokong), Leopold II: pada bagian kanan teraba
keras, memanjang seperti papan (punggung kanan), dan pada bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil janin, Leopold III : pada bagian bawah teraba
penurunan kepala 3/5, mc.Donald: 31 cm, TBBA: 2945 gram, His: 3x/10
dan varices, VT: vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis, lunak,
saling tumpang tindih, kepala turun hodge II. Dengan demikian apa yang
di jelaskan pada teori yang terjadi pada kasus tidak terjadi kesenjangan.
89
2011). Oleh karena itu, diagnosa pada kasus yaitu ibu G2P1 A0 AH1uk
ibu dan janin baik, inpartu kala satu fase aktif dan diberikan asuhan dan
penanganannya.
terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman
(Nursalam; 2011).
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Nursalam;
diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar
kontraksi uterus, DJJ dan PPV, menganjurkan ibu untuk menarik napas
ditetapkan.
7. Evaluasi
(Nursalam; 2011). Pada kasus Ny.I.N, ibu datang dengan inpartu kala 1
puskesmas dua hari dan setelah dilakukan kunjungan rumah selama tiga
hari. Hasil yang di peroleh adalah keadaan ibu dan janin baik, tidak
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3) Kerahasiaan (confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
BAB IV
jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas.
ruangan 2 ruangan bersalin yang terdiri dari 4bed, 3 troli berisi alat partus set,
hecting set, alat resusitasi, 4 buah meja resusitasi, 2 lampu sorot, 4 tempat
94
95
cuci alat dan stom alat, ruang bersalin 2 terdapat alat USG, 2 ruangan nifas
kipas angin dan 2 kamar mandi, 1 ruangan dan 1 buah lemari penyimpanan
dan 1 buah meja serta 6 buah kursi, 1 ruangan kepala, 1 ruangan dapur, 2
dilaksanakan oleh 12 bidan dan 4 dokter. Sistem kerja petugas kesehatan ini
4.2.1. Pengkajian
SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, dan mempunyai suami bernama Tn. A. B
mengatakan sudah tidak haid dari 9 bulan yang lalu dan menurut tafsiran
persalinan, ibu akan melahirkan bayinya sekitar tanggal 19 Juli 2016. Ibu
mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan keluar lendir
ganti pembalut dalam sehari, darah bersifat encer, tidak ada nyeri pinggang
dan perut bagian bawah sewaktu haid, serta haid terakhir pada tanggal 12
Oktober 2015.
dan tidak pernah keguguran, yaitu anak pertama pada tahun 2012 dilahirkan
secara normal pada usia kehamilan 9 bulan oleh bidan di Rumah Sakit So’e,
hipertensi, campak, jiwa, malaria, dan lain – lain, serta tidak pernah
transfusi darah, alergi obat dan mengalami kecelakaan. Begitu pula dengan
keluarganya.
97
kehamilan ini, kegiatan sehari – hari ibu memasak, mencuci, dan menyapu.
x/hari, porsinya 1 piring disertai dengan sayuran, ikan, tahu, tempe, kadang
– kadang daging serta minum air putih ± 7 – 9 gelas/hari dan sering minum
jam/hari tetapi sejak ibu mengalami sakit yang semakin teratur, ibu susah
tidur.
pucat, tidak ada oedema. Mata; konjungtiva merah muda, sclera putih.
Hidung tidak ada polip. Mulut; mukosa bibir lembab, warna bibir merah
Abdomen; tidak ada linea alba, ada strie albicans dan tidak ada bekas luka
(bokong), Leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kiri teraba
pada perut ibu bagian bawah, teraba bulat, keras, dan tidak dapat
penurunan kepala 3/5. MC Donald: 31 cm, TBBJ: 2945 gram, his : 3x dalam
jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi
39 – 40 minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine, let – kep, inpartu kala I
4.2.5. Perencanaan
uterine, let kep inpartu kala 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin
baik.
hubungan baik antara ibu dan petugas kesehatan, sehingga lebih kooperatif
penurunan kepala, tekanan darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan
his setiap 30 menit untuk fase aktif, pemantauan yang dilakukan merupakan
semua hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, informasi yang diberikan
umum ibu dan janin, kemajuan persalinan, dan memantau keadaan patologis
yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Ciptakan lingkungan yang aman
terhindar dari infeksi kuman dan menjaga privasi ibu. Anjurkan ibu tidur
dalam posisi miring kiri, sehingga dapat mengurangi tekanan pada vena
cava inferior oleh berat rahim dan isinya yang terdiri dari janin, cairan
ketuban dan plasenta sehingga tidak mengganggu turunnya aliran darah dari
102
Anjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil, agar dapat merangsang
kepala dan mengurangi rasa sakit pada saat persalinan. Anjurkan keluarga
akibat adanya gaya gravitasi bumi. Anjurkan ibu untuk makan dan minum
saat tidak ada his, makanan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan
kurang efektif. Siapkan alat dan bahan sesuai SOP, persiapan alat dan bahan
4.2.6. Pelaksanaan
tekanan darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan his setiap 30 menit
103
menutup pintu untuk menjaga privasi klien sehingga ibu merasa nyaman
dengan tindakan yang diberikan, ruangan telah dibersihkan dan tirai ditutup
yang aman dan nyaman memungkinkan ibu terhindar dari infeksi kuman
dan menjaga privasi ibu. Menganjurkan ibu tidur dalam posisimiring kiri
dengan kaki bagian bawah lurus dan kaki bagian atas dilipat keatas, ibu
Menganjurkan ibu tidak menahan buang air kecil maksimal 2 jam sekali
minum saat tidak ada his, ibu sudah makan bubur dan minum air gula 1
gelas. Menyiapkan alat dan bahan sesuai SOP, alat dan bahan sudah tersedia
SAFF I: partus set berisi klem koher steril 2 buah, gunting tali pusat 1
pusat, sarung tangan 2 pasang, , heacting set berisi: pinset anatomi 1 buah,
pinset sirurgis 1 buah, naldvoeder 1 buah, jarum otot dan jarum kulit masing
104
Wadah berisi larutan klorin 0,5% untuk handscoon bekas pakai, tempat
sarung tangan, SAFF III: obat – obatan: oxytosin 10 IU,Dispo 1 cc,3 cc dan
5 cc, APD: topi, celemek, kacamata, sepatu boot, masker, keranjang infuse
set, keranjang berisi kain penyokong perineum, handuk alas perut ibu, kain
pengganti handuk basah, pakaian ibu dan bayi, alat dan bahan sudah
4.2.7. Evaluasi
kanan ibu.
menonjol (amniotomi).
lahir.
105
Melakukan VT
Hasil VT: vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada
A : Kala II
P :
I :
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
12. Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm,
ibu.
kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
spontan.
belakang.
21. Setelah tubuh bayi dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
aktif.
23. Meletakkan bayi diatas perut ibu yang sudah dialasi handuk
24. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi
27. Dalam 2 menit setelah bayi lahir, meraba tali pusat sudah tidak
klem penjepit dorong isi tali pusat kearah distal ibu dan lakukan
29. Tempatkan bayi di atas dada ibu dan perut ibu untuk melakukan
30. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
dikepala bayi.
Jam: 06.34 WITA bayi lahirspontan letak belakang kepala, tidak ada
A : Kala III
2. Lahirkan Plasenta
3. Massase uterus
I :
31. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
32. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
kranial).
dan utuh, panjang tali pusat kurang lebih 50 cm, dengan diameter 20
A : Kala IV
I :
perdarahan pervaginam.
pervaginam.
menilai kontraksi.
(36,5 °c-37,5 °c). (Nafas bayi 40 x/menit dan suhu bayi 36,6
°C).
setelah di dekontaminasi.
yang sesuai.
53. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
bersih.
113
tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit jam kedua. Hasil
E :
Ibu :
Bayi :
LD: 33 cm LP: 31 cm
114
Hasil Observasi pada 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit pada 1
jam kedua.
Ibu:
07.35 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 84
x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 ºc,
TFU: 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus: baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: RR: 48 x/menit, N: 128x/menit,
S: 36,5 ºc, BAB/BAK: -/-, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, isapan ASI
kuat, tali pusat tidak berdarah.
Ibu:
08.05 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong, lochea:
Rubra, Colostrum kiri dan kanan
sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,6 °c, RR: 48 x/menit, N:
128 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah
Ibu:
08.35 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,6 °c, RR: 48 x/menit, N:
128 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
117
KUNJUNGAN RUMAH
4.3. Pembahasan
minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine, let kep inpartu kali 1 fase aktif,
Pembahasan ini akan disusun berdasakan teori dan alasan nyata dengan
4.3.1. Pengkajian
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
kemarin dan keluar lendir dari jalan lahir sejak pukul 23.00 WITA, serta
Inspeksi: Wajah: tidak pucat, tidak ada oedema. Mata: konjungtiva merah
126
muda, sclera putih. Hidung: tidak ada polip. Mulut: mukosa bibir lembab,
warna bibir merah muda. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
Abdomen: ada linea alba, ada strie albicans dan tidak ada bekas luka
xifoideus, pada fundus teraba bundar, lunak dan tidak melenting (bokong),
leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan memanjang
seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kanan teraba bagian –
bagian kecil janin (ekstremitas), leopold III: pada perut ibu bagian bawah,
teraba bulat, keras tidak dapat digoyangkan (kepala), leopold IV: kepala
jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi
WITA, hasilnya; vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada
terendah: kepala, posisi : UUK kanan depan , molase: 0, turun hodge: II.
127
kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik. Diagnosa ini
bagian bawah dari kemarin dan keluar lendir dari jalan lahir sejak pukul
23.00 WITA, serta dataobjektif, yaitu TP: 19/07/2016, keadaan umum baik,
18x/mnt. Inspeksi: Wajah: tidak pucat, tidak ada oedema. Mata: konjungtiva
merah muda, sclera putih. Hidung: tidak ada polip. Mulut: mukosa bibir
lembab, warna bibir merah muda. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar
susu menonjol. Abdomen: tidak ada linea alba, ada strie albicans.
128
(bokong), leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan
memanjang seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kanan teraba
bagian – bagian kecil janin (ekstremitas), leopold III: pada perut ibu bagian
bawah, teraba bulat, keras tidak dapat digoyangkan (kepala), leopold IV:
jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi
03.20 WITA, hasilnya; vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada
(masih utuh), bagian terendah: kepala, posisi : UUK kanan depan , molase:
4.3.5. Perencanaan
2008).
Persalinan Normal (58 langkah APN). Dan dilanjutkan dengan asuhan masa
4.3.6. Pelaksanaan
4.3.7. Evaluasi
asuhan yang sudah di berikan. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika
Pada tahap ini, sesuai dengan asuhan yang diberikan maka proses persalinan
berjalan normal dan masa nifas sampai dengan hari kelima post partum
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik di ruang bersalin
tunggal hidup intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu
minggu, Janin tunggal hidup intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif,
3. Hasil identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ada, karena tidak
ada data yang mendukung, baik itu data subjektif maupun data objektif.
4. Pada kasus Ny. I. N tidak ada tindakan segera, karena tidak ditemukan ada
ditetapkan.
7. Evaluasi yang diperoleh adalah sesuai dengan asuhan yang diberikan maka
131
132
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ilmu.
Data Profil Kesehatan Indonesia. (2013, September 14). Angka Kematian Ibu di
Indonesia masih jauh dari target MDGs 2015. Dipetik Agustus 27, 2015, dari
Kompasiana: http://m.kompasina.com/sina/revolusi-kia
Dinkes Kota Kupang. (2013). Profil Kesehatan Kota Kupang 2013. Kupang:
Dinkes Kota Kupang.
Fraser, M. D., & Cooper, A. M. (Penyunt.). (2009). Myles Buku Ajar Bidan (Vol.
14). Jakarta: EGC.
Suhiyatini, & Asri. (2010). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Nuha Medika.
Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (Penyunt.). (2007). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan (Vol. 2). Jakarta: EGC.
Lampiran 1
Kepada Yth.
Di Tempat
Dengan Hormat,
untuk itu atas partisipasi dan kerja samanya saya mengucapkan terima
kasih.
Hormat Saya
Irminiana Tu Rambu
136
Lampiran 2
Judul :
akhir ini dan saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan diri
saya. Bila saya merasa tidak nyaman, saya berhak untuk mengundurkan
siapapun untuk berperan serta dalam tugas akhir ini dan bersedia
Responden
( I. N )
Lampiran 3 137
1. PENGKAJIAN
07- 2016
A. DATA SUBYEKTIF
1) BIODATA
Nama ibu : Ny. I. N Nama suami : Tn. A. B
KristenProtestan
Timor/Indonesia
2) Keluhan Utama
keguguran, sudah tidak haid selama 9 bulan, ibu mengeluh merasakan sakit
perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan keluar lendir bercampur darah
3) Riwayat Menarche
a) Menarche : 14 tahun
b) Siklus : 28 hari
f) HPHT : 12-10-2015
g) TP : 19-07-2016
4) Riwayat Menikah
8) Riwayat kesehatan
a) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga senang
c) Beban kerja dan kegiatan sehari- hari : ibu melakukan pekerjaan seperti
f) Perilaku kesehatan
a) TM I : Ada
b) TM II : Ada
141
c) TM III : Ada
b) Frekuensi : 3 – 4 x/hari
c) Porsinya : 1 piring
a) BAK
b) BAB
a) Mandi : 2 kali/hari
142
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
b) Kesadaran : Composmentis
100/70mmHg
f) BB sebelum hamil : 45 kg
g) BB saat hamil : 62 kg
h) LILA : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Kepala : Normal
3) Wajah :
4) Mata
5) Mulut
6) Gigi
7) Tenggorokan :
8) Leher :
9) Dada:
(b) Mamae
Bentuk : Simetris
Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
10) Perut
11) Ekstremitas
b. Palpasi
2) Leher:
3) Perut :
(Bokong).
(c) Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah teraba bulat keras
c. Auskultasi:
d. Perkusi:
3. PEMERIKSAAN DALAM
c) Portio : Tipis
d) Pembukaan : 5 cm
h) Turun hodge : II
4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a) Urine
(1) Reduksi :-
(2) Albumin :-
b) Darah
(1) HB :-
5. PEMERIKSAAN KHUSUS
keras
datar, memanjang, seperti papa
n(PU-KA). Pada perut bagian
Kiri teraba bagian terkecil
janin.
c. Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah
teraba bulat keras dan
melenting (Kepala). Sudah
masuk PAP.
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah
masuk PAP (Divergen )
penurunan kepala 3/5.
e. Mc Donald : 31 cm.
f. TBBJ : 2945 gram.
g. His : 3x 10 menit lamanya 30 – 35
detik, kuat dan teratur.
3. Auskultasi:
a. DJA : Terdengar keras, jelas dan
teratur di perut ibu bagian
kanan.
b. Frekuensi : (+) 152 kali/menit
4. Pemeriksaan dalam
a. Vulva : Tidak ada kelainan kulit
b. Vagina : Tidak ada keputihan
c. Portio : Tipis
d. Pembukaan : 5 cm
e. Kantong ketuban: Masih utuh
f. Bagian terendah: Kepala
g. Posisi : UUK kanan depan
h. Turun hodge : II
149
Tidak ada
Tidak ada
V. PERENCANAAN
WITA
intrauterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
R/ Pendekatan pada ibu dan keluarg dapat menjalin hubungan baik antara
ibu dan petugas kesehatan sehingga lebih kooperatif dalam asuhan yang
diberikan.
darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan his setiap 30 menit untuk
fase aktif
R/ Patograf sebagai alat ukur untuk menilai keadaan umum ibu dan janin,
R/ tidur dalam posisi miring kiri dapat mengurangi tekanan pada vena cava
inferior oleh berat rahim dan isinya yang terdiri dari janin, cairan
darah dari sirkulasi ibu ke plasenta sehingga tidak terjadi hipoksia pada
janin.
sayang ibu.
10. Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his
VI. PELAKSANAAN
intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
152
dan keadaan ibu dan janin yaitu : keadaan umum : baik, kesadaran :
kondisi kesehatannya.
3. Melakukan observasi djj, his, nadi tiap 30 menit, suhu dan produksi urin
tiap 2 jam, tekanan darah, pembukaan serviks dan penurunan kepala tiap 4
ruangan, menutup pintu untuk menjaga privasi klien sehingga ibu merasa
5. Menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri dengan kaki bagian
M/ Ibu sudah dalam posisi miring kiri sesuai dengan anjuran petugas.
6. Menganjurkan ibu tidak menahan buang air kecil maksimal 2 jam sekali
9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his
10. Menyiapkan alat dan bahan sesuai SOP, alat dan bahan sudah tersedia
SAFF I: partus set berisi klem koher steril 2 buah, gunting tali pusat 1
pusat, sarung tangan 2 pasang, , heacting set berisi: pinset anatomi 1 buah,
pinset sirurgis 1 buah, naldvoeder 1 buah, jarum otot dan jarum kulit
II : Wadah berisi larutan klorin 0,5% untuk handscoon bekas pakai, tempat
dan 5 cc, APD: topi, celemek, kacamata, sepatu boot, masker, keranjang
infuse set, keranjang berisi kain penyokong perineum, handuk alas perut
intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
S: Ibu mengatakan rasa sakit bertambah dan ada keinginan untuk meneran
Melakukan VT
Hasil VT: vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada keputihan,
A: Kala II
I:
155
yang memakai sarung tangan DTT dan steril pastikan tidak terjadi
partus .
janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman
11. Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 - 6 cm,
12. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala
spontan.
18. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
19. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah perineum
ibu untuk menyangga kepala bayi, lengan dan siku sebelah bawah.
157
20. Setelah tubuh bayi dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
aktif.
22. Meletakkan bayi diatas perut ibu yang sudah dialasi handuk bersih
bagian tangan. Ganti handuk yang basah dengan kain yang kering.
23. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus.
25. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 uniit
26. Dalam 2 menit setelah bayi lahir, meraba tali pusat sudah tidak
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem
penjepit dorong isi tali pusat kearah distal ibu dan lakukan penjepit
28. Tempatkan bayi di atas dada ibu dan perut ibu untuk melakukan
29. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala
bayi.
Bayi lahir spontan letak belakang kepala, tidak ada lilitan tali pusat,
O: TFU 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus baik, teraba keras, plasenta
A: Kala III
5. Lahirkan Plasenta
6. Massase uterus
159
I:
30. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
31. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
32. Saat uterus berkontraksi regangkan tali pusat sejajar lantai sambil
35. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
dan utuh, panjang tali pusat kurang lebih 50 cm, dengan diameter 20 cm
A: Kala IV
I:
perdarahan pervaginam.
2 kali.
pervaginam.
menilai kontraksi.
bernafas dengan baik. Nafas bayi 40 x/menit dan suhu bayi 36,6
°C.
setelah di dekontaminasi.
yang sesuai.
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
yang diinginkannya.
54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
dan bersih.
kosong, perdarahan ± 50 cc
E:
Ibu:
Bayi:
lingkar perut:
LP: 33 cm LD: 31 cm
K).
164
berdarah.
Ibu:
07.35 Ibu: TTV: TD: 100/70mmHg, N:
wita 84 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5
ºc, TFU: 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus: baik, kandung
kemih: kosong, lochea: Rubra,
Colostrum kiri dan kanan sudah ada
pengeluaran.
Bayi: TTV: RR: 48 x/menit, N:
128x/menit,
S: 36,5 ºc, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
Ibu:
08.05 Ibu: TTV: TD: 100/70mmHg, N:
wita 82 x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,6 °c, RR: 48
x/menit,
N: 128 x/menit, BAB/BAK: -/-,
warna kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah
Ibu:
08.35 Ibu: TTV: TD: 100/70 mmHg, N:
wita 82 x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,6 °c, RR: 48
x/menit, N: 128 x/menit, BAB/BAK:
-/-, warna kulit kemerahan, gerakan
aktif, isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
166
KUNJUNGAN RUMAH
Hari Data Dasar Para
/tangg f
al
Selas S: Ibu mengatakan nyeri pada luka perineumnya sudah
a, berkurang, masih ada pengeluaran sedikit darah dari
19- jalan lahir berwarna merah, 2 kali ganti pembalut,
07- BAB/BAK: 1/3kali, serta isapan ASI bayi kuat.
2016 O : Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu: baik, Kesadaran:
composmentis
TTV: TD: 100/70mmHg, N: 80x/menit,
RR: 20 x/menit, S: 36,6 °c
Pemeriksaan fisik
Mata
Inspeksi: kelopak mata tidak ada oedema,
pengelihatan: normal, konjungtiva: Merah muda,
Sklera: putih.
Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
Abdomen
Palpasi: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik.
Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
berbau, tidak terbuka, ada rasa nyeri, lochea rubra.
Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
A: P2A0AH2, postpartum hari kedua
P:
Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik
dan TTV dalam batas normal
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, seperti: nasi, sayuran
hijau, kacang-kacangan, tahu, tempe, daging,
ikan, teluar, buah, dan minum air putih yang
banyak, ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan.
Menganjurkan ibu untuk minum obat secara
teratur dan sesuai dosis:
Amox: 3x500mg/hari
Asmef: 3x500mg/hari
171
Vit c : 1x50mg/hari
SF : 1x200mg/hari
Ibu bersedia minum obat sesuai anjuran
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur yaitu: 1-2 jam (siang), 7-8 jam (malam),
ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene
dengan cara membersihkan alat genetalia sesudah
BAB/BAK dengan menggunakan air bersih dan
sabun. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan
benar : Bayi harus mencakup puting dan areola
ibu dengan mulut terbuka lebar, hidung bayi harus
sejajar dengan putting susu ibu.
Ibu menyangga kepala dan leher bayi dengan
lembut dengan meletakan tangannya pada tulang
oksipital bayi, dan memebuat kepala bayi
bergerak ke belakang pada posisi seperti mencium
bunga.
Panyudara harus benar-brnar memenuhi mulut
bayi.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Rabu, S: Ibu mengatakan nyeri luka jahitan sudah berkurang,
20-07- pengeluran darah dari jalan lahir sudah berkurang,
2016 berwarna merah kuning, 2 kali ganti pembalut,
BAB/BAK: ¼ kali, serta isapan ASI bayi kuat.
O: Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu: baik, Kesadaran:
composmentis
TTV: TD : 100/70 mmHg, N: 82 x/menit,
RR: 20x/menit, S: 37°c
Pemeriksaan fisik
Mata
Inspeksi :kelopak mata tidak ada oedema,
pengelihatan: normal, konjungtiva: Merah muda,
Sklera: putih
Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
Abdomen
Palpasi: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik.
Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
172
Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
Abdomen
Palpasi: TFU ½ sympisis pusat pusat, kontraksi
uterus baik
Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
berbau, tidak terbuka, ada rasa nyeri, lochea
sangulenta.
Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
A: P2A0AH2, postpartum hari keempat
P:
Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik
dan TTV dalam batas normal.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, seperti: nasi, sayuran
hijau, kacang-kacangan, tahu, tempe, daging,
ikan, teluar, buah, dan minum air putih yang
banyak.
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Menganjurkan ibu untuk minum obat secara
teratur dan sesuai dosis:
Amox: 3x500mg/hari
Asmef: 3x500mg/hari
Vit c : 1x50mg/hari
SF : 1x200mg/hari
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur yaitu: 1- 2 jam (siang), 7 - 8 jam (malam).
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene
dengan cara membersihkan alat genetalia sesudah
BAB/BAK dengan menggunakan air bersih dan
sabun.
Ibu mengerti dan mau melakukannya.
Mengajarkan ibu mengenai perawatan bayi yaitu:
ganti popok bayi jiaka basah, jaga kehangatan
bayi, beri asi pada bayi sesering mungkin, jangan
bubuhi apapun pada tali pusat bayi.
Ibu mengeri dengan penjelasan yang
disampaikan.
174
PARTO GRAF
175
Lampiran 5
DOKUMENTASI
176
Lampiran 6
177
178
179
180