Anda di halaman 1dari 196

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN


NORMAL DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA
KOTA KUPANG
TANGGAL 13 JULI - 18 JULI 2016

OLEH:
IRMINIANA TU RAMBU
NIM: 132111163

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2016
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN


NORMAL DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA
KOTA KUPANG
TANGGAL 13 JULI – 18 JULI 2016

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb)

OLEH:

IRMINIANA TU RAMBU
132111163

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
CITRA HUSADA MANDIRI
KUPANG
2016
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil karya sendiri dan belum

pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Kupang, Juli 2016

Yang menyatakan

IRMINIANA TU RAMBU
132111163

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN NORMAL


PADA NY. I. N

DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG

TANGGAL 13 – 18 JULI 2016

OLEH

IRMINIANA TU RAMBU

132111163

Kupang, Juli 2016

iv
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN NORMAL


PADA NY. I. N

DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG

TANGGAL 13 – 18 JULI 2016

Oleh

IRMINIANA TU RAMBU

NIM :132111163

v
“Orang Hebat”

Tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, atau kenyamanan.

Tapi mereka dibentuk melalui kesukaran , tantangan dan air mata.

“Laporan Studi Kasus ini

Saya Persembahkan Kepada Tuhan Allah Dan Bunda Maria, Orang Tua, Adik,
Keluarga, Teman – Teman serta Almamater Tercinta”

vi
BiodataPenulis

Nama : Irminiana Tu Rambu

TempatTanggalLahir : Penginanga, 28 Januari 1996

Agama : Khatolik

Alamat : Jln Manafe, Kayu Putih

Riwayat :

1. TK Santa Theresia 2000-2001


2. SDK Supi LapeTahun 2001-2007
3. SMP Katolik Santa Ursula Ende Tahun
2007-2010
4. SMA Katolik Frateran Ndao Ende Tahun
2010-2013
5. Pada tahun 2013 sampai sekarang sedang
menyelesaikan pendidikan Diploma III
Kebidanan di STIKes CHMK.

vii
ABSTRAK
SekolahTingiIlmuKesehatan
Citra HusadaMandiriKupang
JurusanKebidananKupang
StudiKasus, Juli 2016

IRMINIANA TU RAMBU
NIM: 132111163
ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN NORMAL PADA
NY. I. N DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA TANGGAL 13JULI- 18 JULI
2016

LatarBelakang: Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan membrane
dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Tujuan asuhan
persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek saying ibu dan saying
bayi (Rohani, 2011). Berdasarkan data persalinan normal yang diambil di ruangan bersalin
Puskesmas Sikumana periode Januari sampai Desember 2015 sebanyak 245 persalinan normal.
Sedangkan periode Januari sampai Juni 2016 sebanyak 150 persalinan normal.
Tujuan: Tujuan pemberian asuhan kebidanan pada ibu bersalin normal yaitu untuk mengetahui
bagaimana asuhan kebidanan persalinan normal dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut
Varney di Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana.
Metodologi Penelitian: Tugas akhir ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan teknik
sampel dengan menggunakan pourposive sampling. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu
inpartu yang sedang dirawat diruang bersalin Puskesmas Sikumana dan sampel pada penelitian ini
adalah seorang ibu inpartu.
Pembahasan: Hasil pengkajian adalah Ny. I. N mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar
kepinggang sejak jam 23.00 tetapi belum ada pengeluaran air-air yang banyak. Sedangkan data
objektifnya pada pemeriksaan dalam didapatkan vulva tidak ada oedema, vagina tidak ada varises,
ada pengeluaran lendir darah dari jalan lahir, portio tipis lunak, pembukaan 5 cm, kantong ketuban
utuh, bagian terendah kepala, tidak ada molase, turun hodge II-III. Diagnosa yang ditegakkan
adalah G2P1A0AH1 UK 39-40 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, presentase kepala,
keadaan jalan lahir baik, keadaan umum ibu dan janin baik inpartu kala I fase aktif. Implementasi
yang dilakukan adalah menolong persalinan sesuai dengan 58 langkah Asuhan Persalinan Normal.
Evaluasi setelah implementasi, keadaan ibu dan janin baik.
Kesimpulan: Setelah dilakukan perawatan selama ± 2 hari di Puskesmas, keadaan ibu dan bayi
baik dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Tidak ada komplikasi dan kebutuhan ibu sudah
terpenuhi. Dalam pelaksanaan asuhan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek.
Saran : Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, wawasan serta mutu dalam memberikan
asuhan kebidanan intrapartal multigravida dengan persalinan normal sesuai standar.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan multipara, persalinan normal

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul

“ASUHAN KEBIDANAN PADA MULTIPARA DENGAN PERSALINAN NORMAL

PADA NY. I. N DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA KOTA

KUPANG TANGGAL 13 JULI-18 JULI 2016” dapat terselesaikan. Laporan Tugas

Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

(A.Md.Keb) di STIKES Citra Husada Mandiri Kupang.

Bersama ini, perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada : Bapak Appolonaris T. Berkanis, S.Kep., Ns., MH.Kes sebagai pembimbing 1

yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi saya dalam penyusunan

laporan tugas akhir ini, Ibu Gaudentiana R. Mauk, SST sebagai pembimbing 2 yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran bagi penulis dalam penyusunan laporan

tugas akhir ini, dan Ibu Jeni Nurmawati, SST., M.Kes selaku ketua penguji yang telah

bersedia menguji laporan tugas akhir saya dan memberikan saran serta kritikan dalam

penyelesaian laporan tugas akhir ini.

1. Ir. Abraham Paul Liyanto selaku Pembina Yayasan Citra Bina Insan Mandiri Kupang,

yang telah memperkenankan saya untuk menimba ilmu di STIKes Citra Husada

Mandiri Kupang.

2. drg. Jeffrey Jap, M.Kes selaku ketua STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang telah

memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan DIII Kebidanan.

ix
3. Ibu Ummu Zakiah, SST.,M.Keb selaku ketua program studi DIII Kebidanan STIKes

Citra Husada Mandiri Kupang, yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

4. Para dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Citra Husada Mandiri Kupang yang sudah

membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang dimiliki.

5. Ibu Merry A. Giri, S.Keb,Bd selaku wali kelas yang selalu mendukung dan

memberikan motivasi dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini.

6. Kedua orang tua saya, Bapak Fransiskus Sele dan Mama Maria Rambu Podu Negu,

adik Melkior Palu Rani, oma Yuliana Kali sebagai mama kos, serta semua keluarga

besar yang telah memberikan dukungan doa, nasihat, dan semangat sehingga peneliti

dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

7. Sahabat-sahabat saya, teman-teman kos Funny (Nety, Yolan, Sary, Noy, Itha, Santy,

adik Inches dan Eyen) yang selalu bersama saya dalam suka maupun duka dan semua

mahasiswa Kebidanan D angkatan VI yang telah memberikan semangat, bantuan,

motivasi, masukan dan saran dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir ini.

8. Bagi semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir

ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik semua pihak yang telah

memberi kesempatan dan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Kupang, Juli 2016

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan …………………………………………………...i

Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat Gelar ……………………………..ii

Halaman Pernyataan ……………………………………………………….iii

Halaman Persetujuan ……………………………………………………....iv

Halaman Pengesahan ………………………………………………………v

Halaman Motto dan Persembahan ………………………………………...vi

Halaman Biodata Penulis ………………………………………………….vii

Halaman Kata Pengantar ………………………………………………….viii

Halaman Daftar Isi ………...........................................................................x

Halaman Daftar Gambar …………………………………………………..x

Halaman Daftar Singkatan ………………………………………………...xi

Halaman Daftar Lampiran ………………………………………………...xii

BAB I PENDAHULUAN …...…………………………………………...1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………..….......1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………4

1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………..…4

1.4 Manfaat …………………………………………………………....5

1.5 Sisitematika Penulisan ………………………………………….....6

BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………...…7

2.1 Konsep Dasar Persalinan ……………………………………….....7

2.2 Pathway Persalinan Normal ……………………………………….63

xi
2.3 Konsep Manajemen Kebidanan …………………………………...64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………….……………….81

3.1 Desain Penelitian dan Rancangan Penelitian …….……………..81

3.2 Kerangka Kerja …………………………………….…………...82

3.3 Kerangka Teori …………………………………………………83

3.4 Populasi, Sampel, dan Sampling ……………………….……….84

3.5 Pengumpulan Data dan Analisis Data …………………….……85

3.6 Etika Penelitian …………………………………………….…...92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………….….94

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian …………………………………....94

4.2 Hasil Penelitian ………………………………………………....95

4.3 Pembahasan ………………………………………………….....125

BAB V PENUTUP ………………………………………………….....131

5.1 Kesimpulan ……………………………………………………..131

5.2 Saran ……………………………………………………………132

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

2.2 Pathway ............................................................................................. 63

3.2 KerangkaKerja .................................................................................. 82

3.3 KerangkaTeori................................................................................... 83

xiii
DAFTAR SINGKATAN

A : Abortus
AH : Anak Hidup
APD : Alat Pelindung Diri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
CM : Sentimeter
DJJ : Denyut Jantung Janin
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
G : Gravida
GR : Gram
Hb : Hemoglobin
IM : Instramuskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
KB : Keluarga Berencana
KIA : Kesehatan Ibu Anak
KPD : Ketuban Pecah Dini
IU : Intra Unit
IV : Intra Vena
N : Nadi
NTT : Nusa Tenggara Timur
Ny : Nyonya

xiv
P : Para
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PX : Procesus Xipoideus
RDS : Respiratory Distress Syndrome
RR : Respiratoty Rate (Pernapasan)
S : Suhu
TBJ : Tafsiran Beratjanin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Tafsiran Partus
TTV : Tanda – Tanda Vital
UK : Umur Kehamilan
USG : Ultra sonografi
UUK : Ubun-Ubun Kecil
WITA : Waktu Indonesia Tengah
WHO : World Health Organization
0
C : Derajat Celcius.

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Lembar Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3 Askeb Intrapartal

Lampiran 4 Partograf

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Lembar Konsul Pembimbing

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari

pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan

frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Tujuan asuhan persalinan adalah

memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai

pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek

sayang ibu dan sayang bayi (Rohani, 2011).

Data profil kesehatan Indonesia tahun 2013 menunjukkan secara umum

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia mengalami

kenaikan setiap tahunnya. Cakupan secara nasional pada tahun 2013 adalah

sebesar 90,88%, dimana angka ini telah dapat memenuhi target Renstra

Kementerian Kesehatan tahun 2013 yakni sebesar 89%. Sebagian besar provinsi

(21 provinsi) telah dapat mencapai target renstra tersebut, dan selebihnya yakni

sebanyak 12 provinsi belum dapat mencapai target. Tiga provinsi dengan

cakupan tertinggi adalah Jawa Tengah (99,89%), Sulawesi Selatan (99,78%),

dan Sulawesi Utara (99,59%). Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah

adalah Papua (33,31%), Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur

(74,08%). Pada ketiga provinsi dengan cakupan terendah tersebut, hanya Papua

saja yang cakupannya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dua

1
2

provinsi yang lain mengalami kenaikan. Data profil kesehatan Indonesia tahun

2014 menunjukkan cakupan persalinan yaitu sebesar 88,68% dimana angka ini

belum memenuhi targetRenstra Kementerian Kesehatan tahun 2014 yakni

sebesar 90%. Namun demikian, di Indonesia sebanyak empat belas provinsi

telah dapat mencapai target renstra tersebut, dan selebihnya yakni sebanyak dua

puluh provinsi belum dapat mencapai target. Tiga provinsi dengan cakupan

tertinggi yaitu DI Yogyakarta (99,96%), Jawa Tengah (99,17%), dan Bali

(97,66%). Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah yaitu Papua Barat

(44,73%), Maluku (46,90%), danPapua (63,15%).

Data profil kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) presentase

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di provinsi Nusa Tenggara

Timur pada tahun 2013 ialah sebesar 74,08%. Capaian provinsi tersebut tidak

dapat memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Meski di tingkat

provinsi capaian tersebut tidak dapat memenuhi target renstra, namun terdapat 1

Kota dari 24 (4,17%) Kabupaten/Kota yang ada di provinsi Nusa Tenggara

Timur dapat mencapai target renstra pada tahun 2013. Data register persalinan di

ruang bersalin Puskesmas Sikumana periode Januari sampai Desember 2015

sebanyak 245 persalinan normal. Sedangkan periode Januari sampai Juni 2016

sebanyak 150 persalinan normal (Register KIA Puskesmas Sikumana, 2015).

Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar,

yang ada hanyalah merupakan teori – teori yang kompleks (Rohani, 2011).

Teori-teori penyebab mulainya persalinan yaitu teori kerenggangan, penurunan


3

progesteron, teori oksitosin, teori pengaruh prostaglandin, teori plasenta menjadi

tua, teori distensi rahim, teori berkurangnya nutrisi (Asrinah dkk,2010). Proses

persalinan dibagi menjadi 4 kala, yaitu Kala I (Kala Pembukaan), Kala II (Kala

Pengeluaran), Kala III (Kala Uri), dan Kala IV (Kala Pengawasan). Sebelum

terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki kala

pendahuluan (prepatory of labor,serta tanda dan gejala inpartu. Tanda dan gejala

kala pendahuluan yaitu terjadi lightening, terjadinya his permulaan, perut

kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun, serviks menjadi lembek. Tanda dan

gejala inpartu yaitu timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,

sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih

banyak, kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan

dalam; serviks mendatar dan pembukaan telah ada, kontraksi uterus

mengakibatkan perubahan pada serviks (Rohani dkk,2011).

Asuhan persalinan normal merupakan asuhan yang bersih dan aman

selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi

terutama perdarahan pasca persalinan, hipotermi, dan asfiksia bayi baru lahir.

Dengan program ini, diharapkan tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan

ketrampilan sehingga dapat meningkatkan penurunan angka kematian ibu dan

angka kematian bayi. Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin (Rohani, 2011).
4

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada

penulisan ini yaitu “Bagaiamana Asuhan Kebidanan Pada Multipara

Dengan Persalinan Normal di Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana Kota

Kupang”?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada multipara

dengan persalinan normal menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

menurut Varney di Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana Kota Kupang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengkajian data dasar asuhan kebidanan pada multipara

dengan persalinan normal di Puskesmas Sikumana.

2. Menginterprestasikan analisa masalah dan diagnosa asuhan kebidanan pada

multipara dengan persalinan normal di Puskesmas Sikumana.

3. Mengidentifikasi antisipasi masalah potensial asuhan kebidanan pada

multipara dengan persalinan normal di Puskesmas Sikumana.

4. Mengidentifikasi tindakan segera asuhan kebidanan pada multipara dengan

persalinan normal di Puskesmas Sikumana.

5. Merencanakan asuhan kebidanan pada multipara dengan persalinan normal

di Puskesmas Sikumana.
5

6. Melaksanakan asuhan kebidanan pada multipara dengan persalinan normal

di Puskesmas Sikumana.

7. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan pada multipara dengan

persalinan normal di Puskesmas Sikumana.

8. Menganalisis teori dan tujuan studi kasus pada multipara dengan persalinan

normal di Puskesmas Sikumana.

1.4. Manfaat

1.4.1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi ilmiah dalam proses belajar sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta menamba wawasan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan tentang manajemen asuhan

kebidanan pada pasien intrapartal dengan persalinan normal.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk lebih memahami

tentang pasien intrapartal dengan persalinan normal.

3. Bagi Institusi

Sebagai bahan informasi yang dijadikan referensi bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian lebih lanjut bagi yang membutuhkan.


6

4. Bagi Profesi

Sebagai acuan untuk meningkatkan peran serta dalam memberikan asuhan

kebidanan kepada pasien intrapartal dengan persalinan normal.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada Studi Kasus ini urutannya meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menguraikan tentang(1) Latar Belakang, (2) Rumusan

Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5)

Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini menguraikan tentang (1) Konsep Dasar Persalinan,

dan (2) Konsep Dasar Manajemen Kebidanan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan tentang (1) Pengkajian Data, (2) Analisa

Masalah dan Diagnosa, (3) Antisipasi Masalah Potensial, (4)

Tindakan Segera, (5) Perencanaan, (6) Pelaksanaan, dan (7)

Evaluasi.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini menguraikan tentang (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.Konsep Dasar Persalinan

2.1.1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim

ibu melalui jalan lahir atau dengan jalan lain yang kemudian dapat hidup

kedunia luar (Rohani,dkk 2011).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 2009).

Persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama

persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama

perdarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfeksia bayi baru lahir

(Sarwono, 2008).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentase belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin ini (Dwi

H dan Cristin P, 2012).

Multipara merupakan perempuan yang telah melahirkan seorang anak

lebih dari satu kali (Manuaba, 2009).

7
8

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis mengambil

kesimpulanbahwa persalinan normal adalah proses membuka dan menipisnya

serviks pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), dan pengeluaran bayi,

disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

2.1.2. Tujuan Asuhan Persalinan

Menurut Rohani (2011),Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan

asuhan yang memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan

persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek saying ibu dan

sayang bayi.

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup

dan memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui

upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal

mungkin agar keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat

yang optimal (Rohani dkk,2011).

Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan

normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat

intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan (Rohani

dkk,2011).

2.1.3. Klasifikasi atau Jenis Persalinan

Menurut Asrinah, dkk (2010), ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu

berdasarkan cara dan usia kehamilan.


9

1. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan

a. Persalinan Normal (spontan)

Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan

tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan

bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

b. Persalinan Buatan

Adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar.

c. Persalinan Anjuran

Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari

luar dengan jalan rangsangan.

2. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan

a. Abortus (Keguguran)

Adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan

tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk

hidup di luar kandungan.

b. Persalinan Prematur

Adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat

janin kurang dari 2499 gram.

c. Persalinan Mature (aterm)

Adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat janin

di atas 2500 gram.


10

d. Persalinan Serotinus

Adalah persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu atau 2

minggu lebih dari waktu partus yang ditaksir.

2.1.4. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Dewi Asri dan Cristine Clervo (2012), faktor-faktor yang

mempengaruhi persalinan adalah:

1. Power (Tenaga Yang Mendorong Anak)

Power atau tenaga yang mendorong anak adalah:

a. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan

1) His persalinan yang menyebabkan pendataran dan pembukaan servik.

Terdiri dari: his pembukaan, his pengeluaran, dan his pelepasan uri.

2) His pendahuluan tidak berpengaruh terhadap servik.

b. Tenaga mengejan :

1) Kontraksi otot-otot dinding perut.

2) Kepala didasar panggul merangsang mengejan.

3) Paling efektif saat kontraksi/his

2. Passage (panggul)

a. Bagian bagian tulang panggul

Panggul terdiri dari 4 buah tulang:

1) Dua os coxae: Os ischium, Os pubis, Os sacrum, Os illium.


11

2) Os cossygis

Pelvis mayor disebelah atas pelvis minor, superior dari linea

terminalis. Fungsi obstetriknya menyangga uterus yang membesar

waktu hamil.

b. Bagian-bagian pelvis minor

Pelvis minor dibagi 3 bagian:

1) Pintu Atas Panggul/PAP

a) Anterior : crista dan spina pubica.

b) Lateral : linea illiopectinea pada os coxae.

c) Posterior : tepi anterior ossis sacri dan promontorium.

2) Cavum pelvis

a) Dinding depan lurus dan dangkal os pubis panjangnya 5 cm.

b) Dinding belakang cekung dan dalam. Panjang os sacrum 10 – 15 cm.

c) Os ischium dan sebagian corpus ossis illii terdapat disebelah lateral.

3) Pintu Bawah Panggul / PBP

Berbentuk jajaran genjang, batas - batasnya :

a) Anterior : lig arcuatum pubis dan artcus pubis.

b) Lateral : tuber ischiadikum dan ligamentum sacrotuberosum.

c) Posterior : ujung os sacrum.


12

c. Bidang panggul.

Bidang panggul adalah bidang datar imajiner yang melintang terhadap

panggul pada tempat yang berbeda. Bidang ini digunakan untuk

menjelaskan proses persalinan

1) Pintu Atas Panggul (PAP).

2) Bidang terbesar pada cavum pelvis.

3) Bidang terkecil pada cavum pelvis.

4) Pintu Bawah Panggul (PBP).

3. Passager (fetus).

a. Akhir minggu 8 janin mulai nampak menyerupai manusia dewasa,

menjadi jelas pada akhir minggu 12.

b. Usia 12 minggu jenis kelamin luarnya sudah dapat dikenali.

c. Quickening (terasa gerakan janin pada ibu hamil) terjadi usia kehamilan

16-20 minggu.

d. DJJ mulai terdengar minggu 18/10.

e. Panjang rata-rata janin cukup bulan 50 cm.

f. Berat rata-rata janin laki-laki 3400 gram dan perempuan 3150 gram.

g. Janin cukup bulan lingkar kepala dan bahu hampir sama.

Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor

passage (panggul)adalah :

1) Presentasi janin dan bagian janin yang terletak pada bagian depan

jalan lahir, seperti:


13

a) Presentasi kepala (vertex, muka dan dahi).

b) Presentasi bokong : bokong murni (Frank Breech), bokong kaki

(Complete Breech), letak lutut atau letak kaki (Incomplete Breech).

c) Presentasi bahu (letak lintang).

2) Sikap janin.

Hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin lainnya (badan),

misalnya fleksi, defleksi.

3) Posisi janin

Hubungan bagian/point penentu dari bagian terendah janin dengan

panggul ibu, dibagi dalam 3 unsur :

a) Sisi panggul ibu : kiri, kanan dan melintang.

b) Bagian terendah janin, oksiput, sacrum, dagu dan scapula.

c) Bagian panggul ibu : depan, belakang.

4) Bentuk/ukuran kepala janin menentukan kemampuan kepala untuk

melewati jalan lahir.

4. Plasenta

Merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan implantasi plasenta

pada dinding rahim.

5. Psychologic

Psychologic adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif,

persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping.


14

2.1.5. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui

benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks (Rohani, dkk,

2010: 4).

1. Teori penurunan hormonal

1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen

dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos

rahim dan akan menyebabkan kekenjangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila kadar progesteron turun (Mochtar. R, 1998: 92).

2. Teori Keregangan

a. Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

b. Setelah melewati batas tersebut, maka akan terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat mulai (Rohani, dkk, 2010:4).

3. Teori penurunan progesteron

a. Proses penuaan plasenta terjadi sejak umur kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntuh.

b. Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih

sensitif terhadap oksitosin.

c. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat

penurunan progesteron tertentu (Rohani, dkk, 2010).


15

4. Teori prostaglandin

a. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,

yang dikeluarkan oleh desidua.

b. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi

otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat di keluarkan.

c. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan (Rohani,

dkk, 2010).

5. Teori berkurangnya nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hipokrates untuk

pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi

segera dikeluarkan (Sumarah, dkk, 2008).

6. Faktor lain

Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauser yang terletak

dibelakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus

dapat di bangkitkan (Sumarah,dkk,2008).

2.1.6. Tanda-tanda Persalinan

Sebelum terjadinya persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita

memasuki kala pendahuluan dengan tanda-tanda sebagai berikut: (Rohani, dkk

2011).
16

1. Terjadi lightening

Menjelang minggu ke 36 pada primigravida, terjadi penurunan fundus

uterus karena kepala bayi sudah masuk PAP. Pada multigravida tanda ini

tidak begitu kelihatan.

2. Terjadinya his permulaan

Sifat his permulaan (palsu) adalah sebagai berikut:

a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah.

b. His tidak teratur.

c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda.

d. Durasi pendek (His).

e. Tidak bertambah bila beraktivitas.

3. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.

4. Perasaan sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan

oleh bagian terbawah janin.

5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, kadang

bercampur darah (bloody show). Dengan mendekatnya persalinan, maka

serviks menjadi matang dan lembut, serta terjadi obliterasi serviks dan

kemungkinan sedikit dilatasi.


17

2.1.7. Tanda – Tanda Inpartu

1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur.

Sifat his pada persalinan :

a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke depan.

b) Sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar.

c) Mempunyai pengaruh terhadap pembukaan serviks.

d) Makin beraktivitas (jalan), kekuatan makin bertambah.

2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena

robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi

servikal dari proliferasi kelenjar mukosa servikal pada awal kehamilan,

berperan sebagai barier protektif dan menutup servikal selama kehamilan.

Bloody show adalah pengeluaran dari mukus.

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pemecahan membran

yang normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita,

dan lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam

24 jam.

4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara

dan multipara.
18

a) Nulipara.

Biasanya sebelum persalinan, serviks menipis sekitar 50-60% dan

pembukaan sampai 1 cm; dan dengan dimulainya persalinan, biasanya

ibu nulipara mengalami penipisan serviks 50-100%, kemudian mulai

terjadi pembukaan.

b) Multipara.

Pada multipara seringkali serviks tidak menipis pada awal persalinan,

tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan

membuka, kemudian diteruskan dengan penipisan.

5. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal

2 kali dalam 10 menit).

2.1.8. Tahap-tahap Persalinan

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena

serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-

pergeseran, ketika serviks mendatar dan membuka. Kala I persalinan

dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga

mencapai pembukaan lengkap (10 cm) (Rohani, dkk 2011; 5-6).

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif;

a. Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara


19

bertahap sampai pembukaan kurang dari 4 cm, berlangsung dalam 7-8

jam.

b. Fase aktif (pembukaan serviks lebih dari 4 cm), berlangsung selama 6

jam dan dibagi dalam 3 subfase.

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

2) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

3) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi

10 cm atau lengkap.

Pada primigravida, proses pembukaan terjadi sebagai berikut

(Nurasiah; 2012) :

a. Sebelum persalinan, serviks sering menipis 50-60% dan pembukaan

sampai 1 cm.

b. Biasannya dengan dimulainnya persalinan, ibu primigravida mengalami

penipisan seviks 50-100%, kemudian baru dimulai pembukaan.

Pada multigravida, proses pembukaan terjadi sebagai berikut

(Nurasiah, 2012):

a. Sebelum persalinan, seringkali serviks tidak menipis tetapi hanya

membuka 1-2 cm.

b. Biasannya dengan dimulainnya persalinan, serviks ibu multipara

membuka dan kemudian menipis.


20

2. Kala II (Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara

berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

Tanda dan Gejala Kala II :

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

b. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

c. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina.

d. Perinium terlihat menonjol.

e. Vulva-vulva dan sfingter ani terlihat membuka.

f. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan :

a. Pembukaan serviks telah tertangkap.

b. Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina.

3. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

4. Kala IV (Kala Pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah proses tersebut.


21

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV :

1) Tingkat kesadaran

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital ; tekanan darah, nadi, dan pernapasan.

3) Kontraksi uterus

4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

2.1.9. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Persalinan

1. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I

Menurut Rohani, dkk (2011) perubahan fisiologis dan psikologis pada Kala

I yaitu ;

a. Perubahan Fisiologis pada Kala I

1) Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol rata-rata

naik) 10-20 mmHg, diastol naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi,

tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalinan. Rasa sakit,

takut, dan cemas juga akan meningkat tekanan darah.

2) Metabolisme

Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara

berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan dan aktivitas otot

skeletal, peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu

tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac output), pernapasan, dan

kehilangan cairan.
22

3) Suhu tubuh

Oleh karena itu adanya peningkatan metabolisme, maka suhu tubuh

sedikit meningkat selama persalinan. Selama dan setelah persalinan

akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu tidak lebih dari

0,5-1°c.

4) Detak jantung

Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung akan

meningkat secara dramatis selama kontraksi.

5) Pernapasan

Oleh karena terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit

peningkatan laju pernapasan yang dianggap normal, hiperventilasi

yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis.

6) Perubahan pada ginjal

Poluri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan

adanya peningkatan cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus,

dan peningkatan aliran plasma ginjal. Proteinuria yang sedikit

dianggap normal dalam persalinan.

7) Perubahan gastrointestinal

Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara subtansi

berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu berkurangnya

pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas pencegahan


23

hampir berhenti dan meninggalkan perut dalam waktu biasa. Mula dan

muntah bisa terjadi sampai ibu mencapai kehamilan kala I.

8) Perubahan hematologi

Hemoglobin meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan

merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin

biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak stabil.

b. Perubahan Psikologis pada Kala I

Asuhan yang bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu

standar pelayanan kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami

perubahan emosional yang tidak stabil.

2. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala I

a. Perubahan Fisiologis pada Kala II

Ambil dari buku Varney

b. Perubahan Psikologis pada Kala II

Pada kala II, his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3

menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul sehingga

terjadinya tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks toris

menimbulkan rasa ingin meneran. Karena tekanan rektum, ibu merasa

seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu

terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan

perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka akan

lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin (Rohani, dkk 2011).
24

3. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala III

a. Perubahan Fisiologis Kala III

Pada kala III persalinan, otot terus meyebabkan berkurangnya ukuran

rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran

rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena tempat

implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak

berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal kemudian

terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ka bagian

bawah urus atau bagian atas vagina (APN, 2007).

b. Perubahan Psikologis pada Kala III

1) Ibu ingin melihat, menyentuh, dan memeluk bayinya.

2) Merasa gembira, legah, dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat

lelah.

3) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vaginanya perlu di jahit.

4) Menaruh perhatian terhadap plasenta.

4. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Kala IV

Perubahan Fisiologis pada Kala IV

Persalinan kala IV di mulai sejak plasenta lahir sampai dengan 2 jam

sesudahnya, adapun hal-hal yang perlu di perhatikan adalah kontraksi uterus

sampai kembali dalam bentuk normal. Hal ini dapat di lakukan dengan

rangsangan taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan

kuat. Perlu juga di pastikan bahwa placenta telah lahir lengkap dan tidak ada
25

yang tersisa sedikitpun dalam utrerus serta benar-benar di jamin tidak

terjadi perdarahan lanjut (Sumarah; 2008).

a. Evaluasi uterus: konsistensi, atonia

Perlu di perhatikan bahwa kontraksi uterus mutlak di perlukan untuk

mencegah terjadinya perdarahan dan pengembalian uterus kebentuk

normal. Kontraksi uterus yang tak kuat dan terus menerus dapat

menyebabkan terjadinya atonia uteri yang dapat menganggu keselamatan

ibu. Untuk itu evaluasi terhadapat uterus pasca pengeluaran placenta

sangat penting untuk di perhatikan. Untuk membantu uterus berkontraksi

dapat di lakukan dengan masase agar tidak menjadi lembek dan mampu

berkontraksi dengan kuat. Kalau dengan usaha ini uterus tidak mau

berkontraksi dengan baik dapat di berikan oksitosin dan harus di awasi

sekurang-kurangnya selama satu jam sambil mengamati terjadinya

perdarahan post partum.

b. Pemeriksaan serviks, vagina dan perineum

Hal ini berguna untuk mengetahui terjadinya laserasi (adanya robekan)

yang dapat di ketahui dari adanya perdarahan pasca persalinan, placenta

yang lahir lengka serta adanya kontraksi uterus. Segera setelah kelahiran

bayi, serviks dan vagina harus di periksa secara menyeluruh untuk

mencari atau tidaknya laserasi dan di lakukan perbaikan lewat

pembedahan kalau di perlukan. Serviks, vagina dan perineum dapat di

periksa lebih mudah sebelum pelepasan plasenta karena tidak ada


26

perdarahan rahim yang mengaburkan pandangan ketika itu. Pelepasan

placenta biasanya dalam waktu 5 sampai 10 menit pada akhir kala II.

c. Pemantauan dan evaluasi lanjut

Hal-hal yang perlu di pantau selama dua jam pertama paca persalinan

(Rohani, dkk, 2011).

1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih, dan

perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30

menit dalam satu jam kedua pada kala IV.

2) Penjahitan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15

menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua

kala IV.

3) Pantau suhu satu ibu satu kali dalam jam pertama dan satu kali pada

jam kedua pasca persalinan.

4) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam

satu jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

5) Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan

uterus, juga bagaiamana melakukan pemijatan jika uterus menjadi

lembek.

2.1.10. Posisi-Posisi Pada Saat Meneran.

1. Posisi Miring atau Lateral.

Posisi miring membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran dan

membantu perbaikan oksiput yang melintang untuk berputar menjadi


27

posisi oksiput anterior dan memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi

jika ia mengalami kelelahan dan juga mengurangi resiko terjadinya

laserasi perineum (JPNK-KR; 2007).

Gambar 2.1 Posisi Miring atau Lateral

Keuntungan :

a. Oksigenisasi janin maksimal karena dengan miring kekiri sirkulas

darah ibu ke janin lebih lancar.

b. Memberi rasa santai bagi ibu yang letih.

c. Mencegah terjadinya laserasi (Sulistyawati, dkk, 2010).

2. Posisi Jongkok

Posisi jongkok membantu mempercepat kemajuan kala II persalinan dan

mengurangi rasa nyeri (JPNK-KR, 2007).

Gambar 2.2 Posisi Jongkok


28

Keuntungan :

a. Memperluas rongga panggul, diameter tranversa bertambah 1 cm dan

diameter anteroposterior bertambah 2 cm.

b. Persalinan lebih mudah.

c. Posisi ini menggunakan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi.

d. Mengurangi trauma pada perineum(Rohani, dkk, 2011)

3. Posisi Merangkak

Posisi merangkak membuat ibu lebih nyaman dan efektif untuk meneran

dan membantu perbaikan oksiput yang melintang untuk berputar menjadi

posisi oksiput anterior dan memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi

jika ia mengalami kelelahan dan juga mengurangi resiko terjadinya

laserasi perineum (JPNK-KR, 2007).

Gambar 2.3 Posisi Merangkak

Keuntungan :

a. Membantu kesehatan janin dalam penurunan lebih dalam ke panggul.

b. Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit.

c. Membantu janin dalam melakukan rotasi.

d. Peregangan minimal pada perineum (Sulistyawati, dkk, 2010).


29

4. Posisi Semi Duduk

Posisi ini posisi yang paling umum diterapkan diberbagai RS/RSB di

segenap penjuru tanah air. Pada posisi ini, pasien duduk dengan punggung

bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini

cukup membuat ibu merasa nyaman (Rohani, dkk, 2011).

Gambar 2.4 Posisi Semi Duduk

Keuntungan :

a. Memudahkan melahirkan kepala bayi.

b. Membuat ibu nyaman.

c. Jika merasa lelah ibu bisa beristirahat dengan mudah.

5. Posisi duduk

Pada posisi ini, duduklah diatas tempat tidur dengan disangga beberapa

bantal atau bersandar pada tubuh pasangan. Kedua kaki ditekuk dan

dibuka tangan memegang lutut dan tangan pasangan membantu

memegang perut ibu.


30

Gambar 2.5 Posisi Duduk

Keuntungan :

a. Posisi ini memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi.

b. Memberi kesempatan untuk istirahat di antara dua kontraksi.

c. Memudahkan melahirkan kepala bayi (Rohani, dkk, 2011).

6. Posisi berdiri

Posisi ini ibu disangga oleh suami dibelakangnya (Rohani, dkk, 2011).

Gambar 2.6 Posisi Berdiri

Keuntungan:

a. Memanfaatkan gaya grafitasi.

b. Memudahkan melahirkan kepala.

c. Memperbesar dorongan untuk meneran (Rohani, dkk, 2011).


31

2.1.11. Mekanisme Persalinan Normal

Menurut Rohani, dkk (2011) gerakan-gerakan utama mekanisme

persalinan adalah sebagai berikut:

1. Penurunan Kepala

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul

biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada

multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya

kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan

dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul

(PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat

ditengah-tengah jalan lahir tepat diantara simfisis dan promontorium.

Pada sinklitismus, os parietal depan dan belakang sama tingginya.

Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati simfisis atau agak kebelakang

mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan

asinklitismus. Ada 2 jenis asinklitismus yaitu:

a. Asinklitismus posterior: bila sutura sagitalis mendekati simfisis dari os

parietal belakang dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal

depan.

b. Asinklitismus anterior: bila sutura sagitalis mendekati promotorium

sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari
32

segmen atas rahim yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada

bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen

bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks. Keadaan ini

menyebabkan bayi terdorong kedalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga

disebabkan karena tekanan cairan intrauterine, kekuatan meneran atau

adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.

Gambar 2.7 Sinklistismus. Sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan

lahir tepat diantara simfisis dan promontorium.

Gambar 2.8 Asinklistismus anterior. Sutura sagitalis mendekati simfisis

dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.

Gambar 2.9 Asinklistismus posterior. Sutura sagitalis mendekati

promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari

os parietal belakang.
33

2. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.

Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan

ini, dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin sehingga ubun-ubun kecil

lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya

tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan

adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan

diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai didasar panggul, biasanya

kepala janin biasanya berada dalam keadaan fleksi maksimal.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi biasa terjadi.

Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat

tahanan dari serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari

keadaan ini terjadilah fleksi.

Gambar 2.10 Fleksi. Dagu dibawa lebih dekat kearah dada janin.

3. Rotasi dalam (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian

rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar kedepan

kebawah simfisis. Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah


34

ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan

kearah simfisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan

karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Simfisis

UUK

Gambar 2.11 Putaran Paksi dalam. UUK berputar kearah depan sehingga

dasar panggul UUK akan berada dibawah simfisis.

4. Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai didasar panggul dan ubun-ubun kecil

berada dibawah simfisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini

disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah

kedepan dan keatas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk

melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar

panggul tidak melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada

perineum dan dapat menembusnya.

Suboksiput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis akan menjadi

pusat pemutaran (hipomoklion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir


35

atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan

gerakan ekstensi.
Subocciput sebagai hipomoklion

Kepala
melakukan
ekstensi

Gambar 2.12 Gerakan Kepala Janin pada defleksi.

5. Rotasi luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu

kepala bayi memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan

torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi

pintu dalam keadaan miring. Didalam rongga panggul, bahu akan

menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya sehingga di dasar

panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana

ukuran bahu (diameter bias kromial) menempatkan diri dalam diameter

anteposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi

juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala behadapan dengan

tuberiskiadikum sepihak.
36

Kepala
berhadapan
tuber
Ischiadikum

Gambar 2.13 Gerakan kepala janin Putar Paksi luar

6. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah simfisis dan

menjadi hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu

lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan

lahir.

Gambar 2.14 Ekspulsi. Seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan

sumbu jalan lahir.

2.1.12. Persiapan Asuhan Persalinan Normal.

Menurut Wiknjosastro, dkk (2008)

1. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.

Dimanapun persalinan terjadi, diperlukan hal-hal pokok seperti berikut:


37

a. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik

dan terlindung dari tiupan angin.

b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu

sebelum dan sesudah melahirkan.

c. Air desinfeksi tingkat tinggi untuk membersihkan vulva dan perineum

sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan perineum ibu

setelah bayi lahir.

d. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan

sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan, lantai, perabotan,

dekontaminasi dan proses peralatan.

e. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong

persalinan.

f. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat

persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberikan asuhan bagi ibu dan

bayinya setelah persalinan.

g. Penerangan yang cukup, baik yang siang maupun malam hari.

h. Tempat tidur yang bersih untuk ibu.

i. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan.

j. Meja untuk tindakkan resusitasi bayi baru lahir.

2. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan.

a. Periksa semua peralatan sebelum dan setelah memberikan asuhan.

Segera ganti peralatan yang hilang atau rusak.


38

b. Periksa semua obat-obatan dan bahan-bahan sebelum dan setelah

menolong persalinan.

c. Pastikan bahwa perlengkapan dan bahan-bahan sudah bersih dan siap

pakai. Partus set, peralatan untuk melakukan penjahitan, dan resusitasi

bayi baru lahir sudah dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi.

3. Persiapan rujukkan.

Kaji ulang rencana rujukkan bersama ibu dan keluarganya. Jika

terjadi penyulit, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang sesuai

dapat membahayakan jiwa ibu dan bayinya. Jika perlu dirujuk, siapkan

dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan yang telah diberikan dan

semua hasil penilaian (termasuk partograf) untuk dibawa ke fasilitas

rujukkan.

4. Memberikan asuhan sayang ibu.

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah

emosi ibu dan keluarganya atau bahkan menjadi saat yang menyakitkan

dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional

dan pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui

asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayinya.

Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk:

a. Memberikan dukungan emosional.

b. Membantu pengaturan posisi ibu.

c. Memberikan cairan dan nutrisi.


39

d. Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur.

e. Pencegahan infeksi.

5. Persiapan Alat/Bahan.

SAF I

a. Partus : 1 set

b. Mono aural : 1 buah

c. Kom obat berisi : oxytocin 4 ampul (1 ampul), lidokain 1 ½,

ergometrin 1 ampul (0,2 mg)

d. Spuit 3 Cc/5 Cc : 3 Pcs/1 Pcs

e. Jarum Catgut Chromic : 1

f. Kom Kapas Kering

g. Kom Air DTT

h. Betadine

i. Klorin Spray

j. Hand Sanitizer

k. Bengkok :2

l. Lampu sorot : 1

m. Bak berisi : Kasa DTT, Kateter DTT, Sarung tangan DTT

n. Pita ukur

o. Salep mata

SAF 2

a. Hecting set
40

b. Penghisap lender

c. Tempat plasenta

d. Tempat klorin untuk sarung tangan

e. Tempat spuit bekas

f. Tempat ampul bekas

g. Tensi meter/stetoskop/thermometer : 1/1/1.

SAF 3

a. Cairan RL :3

b. Abbocath No. 16-18

c. Infuse set

d. Celemek

e. Waslap

f. Sarung tangan steril

g. Plastik merah

h. Plastik kuning

i. Plastik hitam

j. Handuk

k. Duk

l. Kain bedong

m. Baju/topi/popok bayi

n. Kacamata

o. Masker.
41

6. Pemantauan Persalinan Menurut Asuhan Persalinan Normal (APN), (JNPK,

2008)

KALA I

1) Menanyakan riwayat kehamilan ibu secara lengkap.

2) Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap (dengan memberikan

perhatian terhadap tekanan darah, denyut jantung janin, frekuensi dan

lama kontraksi dan apakah ketuban pecah).

3) Lakukan pemeriksaan dalam secara aseptic dan sesuai kebutuhan.

Dalam keadaan normal periksa dalam cukup setiap 4 jam sekali dan

harus selalu secara aseptik.

4) Memantau dan mencatat denyut jantung janin sedikitnya setiap 30

menit selama proses persalinan,jika ada tanda-tanda gawat janin (DJJ

kurang dari 100 kali/menit atau lebih dari 180 kali/menit) harus

dilakukan setiap 15 menit, DJJ harus didengarkan selama dan segera

setelah kontraksi uterus. Jika ada tanda-tanda gawat janin bidan harus

mempersiapkan rujukan kefasilitas yang memadai.

5) Catat semua temuan dan pemeriksaan fase laten persalinan pada kartu

ibu dan catatan kemajuan persalinan. Ibu harus dievaluasi sedikitnya

setiap 4 jam, lebih sering jika ada indikasi. Catatan harus selalu

memasukkan DJJ, periksa dalam, pecahnya ketuban, perdarahan/cairan

vagina, kontraksi uterus, TTV, urine, minuman, obat-obat yang


42

diberikan, dan informasi yang berkaitan serta semua perawatan yang

diberikan.

6) Mengijinkan ibu untuk untuk memilih orang yang

7) Secara rutin selama proses persalinan, ibu harus berkemih sedikitnya

akan mendampinginya selama proses persalinan dan menganjurkan

suami dan anggota keluarga yang lain untu mendampingi ibu selama

proses persalinan.

8) Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama

persalinan dan menganjurkan suami dan pendamping lainnya untuk

membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk,

jongkok, berbaring miring atau merangkak.

9) Menganjurkan ibu untuk mendapatkan asupan (makanan ringan dan

minuman air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi dan

menganjurkan anggota keluarga untuk sesering mungkin menawarkan

makanan ringan dan minuman selama proses persalinan.

10) Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya setiap 2

jam, atau lebih sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika

kandung kemih terasa penuh.

KALA II

11) Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu ibu mempunyai keinginan

untuk meneran, ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada


43

rectum dan vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter

ani membuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

12) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap

digunakan. Mematahkan ampul okstosin 10 unit dan menempatkan

tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.

13) Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan dengan sabun

dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan

handuk yang bersih.

14) Memakai alat pelindung diri secara lengkap (topi, kacamata, masker,

celemek, sarung tangan dan sepatu bot).

15) Mengisap oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik (dengan memakai

sarung tangan DTT) dan meletakkan kembali di partus set tanpa

mengontaminasi tabung suntik.

16) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah

dibasahi dengan air DTT. Jika mulut vagina, perineum, atau anus

terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama

dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau

kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.

17) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam.

18) Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan


44

klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik

serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan.

19) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal.

20) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai

keinginannya.

21) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran (pada saat ada kontraksi, bantu ibu berada dalam posisi

setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman).

22) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran. Jangan menganjurkan ibu untuk meneran

berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu untuk beristirahat

diantara kontraksi.jika ibu berbaring miring, ia akan lebih mudah

untuk meneran jika lutut ditarik kearah dada dan dagu ditempelkan ke

dada.

23) Meminta ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran dan tidak

diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu kelahiran

bayi.

24) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi

yang aman. Jika ibu belum meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu
45

untuk mulai meneran pada puncak-puncak kontraksi tersebut dan

beristirahat diantara kontraksi.

25) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi dan

letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.

26) Membuka partus set dan memakai sarung tangan steril pada kedua

tangan.

27) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan (dibawah kain bersih dan kering), ibu

jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain

dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan belakang

kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara

bertahap melewati introitus dan perineum.

28) Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan

bernapas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika

ada lilitan di leher bayi cukup longgar maka lepaskan lilitan tersebut

dengan melewati kepala bayi. Jika lilitan tali pusat sangat erat maka

jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm,

kemudian potong tali pusat diantara 2 klem tersebut.

29) Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat,

tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara

spontan.
46

30) Setelah bayi melakukan putaran paksi luar, letakkan tangan pada sisi

kiri dan kanan kepala bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat

kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya kea rah bawah dan

ke arah luar hingga bahu depan melewati shimpisis, setelah bahu

depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi sehingga

bahu bawah dan seluruh dada dilahirkan.

31) Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah kearah perineum dan

sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut. Gunakan

tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan posterior

saat melewati perineum. Tangan bawah menopang samping lateral

tubuh bayi saat lahir. Secara simultan, tangan atas menelusuri dan

memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior. Lanjutkan

penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong

dan kaki.

32) Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua

kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari

tangan yang lainnya.

33) Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), Letakkan bayi diatas kain

atau handuk yang telah disiapkan pada perut bawah ibu dan posisikan

kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Bila bayi mengalami

asfiksia segera lakukan resusitasi.


47

34) Segera keringkan dan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh

bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala

bayi tertutup dengan baik.

KALA III

35) Memastikan bahwa tidak ada bayi lain didalam uterus.

36) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin

37) Segera (dalam satu menit setelah bayi lahir) suntikkan oksitosin 10

unit IM pada 1/3 bagian atas paha bagian luar.

38) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu).

39) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut.

40) Mengeringkan bayi secara seksama, memberikan bayi kepada ibunya

dan dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai

pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

41) Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.

42) Meletakkan satu tangan diatas perut ibu (beralaskan kain) tepat diatas

shimpisis pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus

dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat.

Memegang tali pusat dengan klem dengan tangan yang lain.


48

43) Menunggu uterus berkontraksi dan setelah terjadi kontraksi,

regangkan tali pusat dengan satu tangan dengan lembut. Dan tangan

yang lain melakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian

bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas dan belakang

(dorsokranial).

44) Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta

terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat

dengan dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan lahir).

45) Pada saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan mengangkat tali pusat ke atas dan menopang plasenta dengan

tangan lainnya untuk meletakkan kedalam wadah penampung. Karena

selaput ketuban mudah robek, pegang plasenta dengan kedua tangan

dan secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

menjadi satu.

46) Lakukan penarikkan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk

melahirkan selaput ketuban.

47) Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uteri :

a. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri.

b. Jelaskan tindakkan kepada ibu, katakan bahwa ibu mungkin merasa

agak tidak nyaman karena tindakkan yang diberikan. Anjurkan ibu

untuk menarik napas dalam dan perlahan secara rileks.


49

c. Dengan lembut tapi mantap gerakkan tangan dengan arah memutar

pada fundus uteri supaya uterus berkontraksi. Jika uterus tidak

berkontraksi dalam waktu 15 detik, lakukan penatalaksanaan atonia

uteri.

48) Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap

dan utuh.

a. Periksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus)

untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh (tidak ada

bagian yang hilang).

b. Pasangkan bagian-bagian plasenta yang robek untuk memastikan

tidak ada bagian yang hilang.

c. Periksa plasenta sisi fetal (yang menghadap kebayi) untuk

memastikan tidak adanya lobus tambahan (suksenturiata).

d. Evaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya.

49) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera

menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

KALA IV

50) Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama dua

jam pertama setelah persalinan. Berada bersama ibu dan melakukan

setiap pemeriksaan, jangan pernah meninggalkan ibu sendirian sampai

paling sedikit 2 jam setelah persalinan dan kondisi ibu stabil.


50

51) Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit selama

1 jam pertama setelah persalinan, kemudian setiap 30 menit selama 1

jam kedua setelah persalinan. Pada saat melakukan masase uterus,

perhatikan berapa banyak darah yang keluar dari vagina. Jika fundus

tidak teraba keras, terus lakukan masase pada daerah fundus agar

dapat berkontraksi. Periksaa jumlah perdarahan yang keluar dari

vagina. Periksa perineum ibu apakah membengkak, hematoma, dan

perdarahan dari tempat perlukaan yang sudah dijahit setiap kali

memeriksa perdarahan fundus dan vagina.

52) Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit selama satu jam

pertama setelah persalinan, dan setiap 30 menit selama satu jam kedua

setelah persalinan.

53) Lakukan palpasi kandung kemih ibu setiap 15 menit selama satu jam

pertama setelah persalinan dan kemudian setiap 30 menit selama 1

jam kedua setelah persalinan. Bila kandung kemih ibu penuh dan

meregang, mintalah ibu untuk BAK, jangan memasang kateter kecuali

ibu tidak bisa melakukannya sendiri. Mintalah ibu untuk BAK dalam

2 jam pertama sesudah melahirkan.

54) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.
51

55) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi dalam tempat sampah

yang sesuai.

56) Membersihkan ibu dengan menggunakan air desinfeksi tingkat tinggi.

Membersihkan cairan ketuban, lender dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih.

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih. Mencelupkan

sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% , membalikan bagian

dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit.

58) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

59) Dokumentasi: melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2.1.13. Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik,

memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat

dipakai untuk memberikan peringatan awal bahwa suatu persalinan

berlangsung lama,adanya gawat ibu dan janin, serta perlunya rujukan.

Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu,

kondisi janin, kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi

ibu, obat-obatan yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik

dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat secara rinci sesuai cara

pencatatan partograf (Dwi Asri dan Cristine Clervo; 2012).


52

Isi dari partografantaralain:

1) Informasi tentang ibu

a) Nama dan umur; b) Gravida, para, abortus; c) Nomor catatan

medik/nomor puskesmas; d) Tanggal dan waktu mulai dirawat; e) Waktu

pecahnya selaput ketuban.

2) Kondisi janin

a) Denyut jantung janin; b)Warna dan adanya air ketuban; c) Penyusupan

(molase) kepala janin.

3) Kemajuan persalinan

a) Pembukaan serviks; b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi

janin; c) Garis waspada dan garis bertindak.

4) Waktu dan jam

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan; b) Waktu aktual saat

pemeriksaan atau penilaian.

5) Kontraksi uterus

a) kontraksi dalam waktu 10 menit; b) Lamakontraksi (dalam detik).

6) Obat-obatan yang diberikan

a) Oksitosin; b)Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

7) Kondisi ibu

a) Nadi, tekanan darah dantemperatur tubuh; b) Urin (volume, aseton

atau protein).
53

Adapun cara pengisian partograf yaitu pencatatan dimulai saat fase

aktif yaitu pembukaan serviks 4 cm dan berakhir titik dimana pembukaan

lengkap atau 10 cm. Pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju

pembukaan adalah 1 cm perjam. Pencatatan selama fase aktif persalinan

harus dimulai digaris waspada yaitu sebagai berikut (Dwi Asri dan Cristine

Clervo; 2012).

1. Lembar depan partograf.

a. Informasi ibu ditulis sesuai identitas ibu. Waktu kedatangan ditulis

sebagaijam. Catat waktu pecahnya selaput ketuban, dan catat waktu

merasakan mules.

b. Kondisi janin.

1) Denyut Jantung Janin.

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih

sering jika terdapat tanda – tanda gawat janin). Setiap kotak

menunjukkan waktu 30 menit. Kisaran normal DJJ tertera diantara

garis tebal angka 180 dan 100. Bidan harus waspada jika DJJ

mengarah dibawah 120 per menit ( bradicardi) atau diatas 160

permenit (tachikardi). Beritanda ‘•’ (tanda titik) pada kisaran angka

180 dan 100. Hubungkan satu titik dengan titik yang lainnya.

2) Warna dan adanya air ketuban.

Catat warna air ketuban setiap melakukan pemeriksaan vagina,

menggunakan lambang-lambang berikut:


54

U : Selaput ketuban Utuh.

J : Selaput ketuban pecah, dan air ketuban Jernih.

M : Air ketuban bercampur Mekonium.

D : Air ketuban bernoda Darah.

K : Tidak ada cairan ketuban/Kering.

3) Penyusupan atau molase tulang kepala janin.

Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang

(molase) kepala janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai

dibawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut:

0 : Sutura terpisah.

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : Sutura tumpeng tindih tetapi masih dapat diperbaiki.

3 : Sutura tumpeng tindih dan tidak dapat diperbaiki.

Sutura/tulang kepala saling tumpang tindih menandakan

kemungkinan adanya CPD (cephalo pelvic disproportion).

c. Kemajuan persalinan

Angka 0-10 di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks.

1) Pembukaan serviks.

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf

setiap temuan dari pemeriksaan. Nilai dan catat pembukaan serviks

setiap 4 jam. Menyantumkan tanda ‘X’di garis waktu yang sesuai

dengan lajur besarnya pembukaan serviks.


55

2) Penurunan bagian terbawah janin.

Untuk menentukan penurunan kepala janin tercantum angka1-5yang

sesuai dengan metode perlimaan dinilai setiap 4 jam. Menuliskan

turunnya kepala janin dengan garis tidak terputus dari 0-5. Berikan

tanda ‘0’ pada garis waktu yang sesuai.

Periksa luar Periksa Keterangan


Dalam
Kepala diatas
= 5/5 pap,mudah
digerakkan

H I – II Sulit digerakkan,
= 4/5 bagian terbesar
kepala belum
masuk panggul.
H II - III Bagian terbesar
= 3/5 kepala belum
masuk panggul.
H III + Bagian terbesar
= 2/5 kepala sudah
masuk panggul.
H III – Kepala didasar
= 1/5 IV panggung

H IV Di Perineum
= 0/5

Tabel 2.1 Penurunan bagian terbawah janin.


56

3) Garis waspada dan garis bertindak.

a) Garis waspada, dimulai pada pembukaan serviks 4 cm (jam ke 0),

dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap (6 jam).

Pencatatan dimulai pada garis waspada. Jika pembukaan serviks

mengarah ke sebelah kanan garis waspada, makaharus

dipertimbangkan adanya penyulit.

b) Garis bertindak, tertera sejajar, disebelah kanan (berjarak 4 jam)

pada garis waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan

berada di sebelah kanan garis bertindak maka menunjukkan perlu

dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya

ibu harus berada ditempat rujukan sebelum garis bertindak

terlampaui.

d. Jam dan waktu.

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

Setiap kotak menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif

persalinan.

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau persalinan.

Menyantumkan tanda ‘x’ digaris waspada, saat ibu masuk dalam

faseaktif persalinan.
57

e. Kontraksi uterus.

Terdapat lima kotak kontraksi per 10 menit. Nyatakan lama kontraksi

dengan:

:Titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi



yang lamanya <20 detik.

:Garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi


/
yang lamanya 20-40 detik.

: Arsir penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya >40 detik.

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

1) Oksitosin. Jika tetesan drip sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30

menit jumlah unit oksit osin yang diberikan per volume cairan dan

dalam satuan tetes permenit.

2) Obat lain dan caira IV. Mencatat semua dalam kotak yang sesuai

dengan kolom waktunya.

g. Kondisi ibu.

1) Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh.

a) Nadi, dicatat setiap 30 menit. Beri tanda titik (•) pada kolom yang

sesuai.
58

b) Tekanan darah, dicatat setiap 4 jam atau lebih sering jika diduga

ada penyulit. Memberi tanda panah pada partograf pada kolom

waktu yang sesuai.

c) Suhu tubuh, diukur dan dicatat setiap 2 jam atau lebih sering jika

terjadi peningkatan mendadak atau diduga ada infeksi. Mencatat

suhu tubuh padakotak yang sesuai.

2) Volume urine, protein dan aseton.

Mengukur dan mencatat jumlah produksi urine setiap 2 jam (setiap

ibu berkemih). Jika memungkinkan, lakukan pemeriksaan aseton dan

protein dalam urin.


Gambar 2.15 Lembar Depan Partograf
60

2. Lembar belakang partograf.

Lembar belakang partograf merupakan catatan persalinan yang berguna

untuk mencatat proses persalinan yaitu data dasar, kalaI, kalaII, kalaIII,

kalaIV, bayi baru lahir (Dewi Asri dan Cristine Clervo, 2012).

a. Data dasar.

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan,

alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk,

pendamping saat merujuk dan masalah dalam kehamilan/persalinan.

b. KalaI.

Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati

garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan, dan hasil

penatalaksanaannya.

c. KalaII.

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,

distosia bahu dan masalah dan penatalaksanaannya.

d. KalaIII.

Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,

pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase

fundus uteri, kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit,

laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain,

penatalaksanaan dan hasilnya.


61

e. Kala IV.

Kala IV berisi tentang data tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi

fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

f. Bayi baru lahir.

Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis

kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah lain dan

hasilnya.
62

Gambar 2.16 Lembar Belakang Partograf.


63

2.2. Pathway Persalinan Normal

Faktor yang mempengaruhi


persalinan: Power (Tenaga
Mengedan), Passage (Panggul),
Passager (Fetus)

Tanda-Tanda Persalinan:
Lightening, Perubahan Serviks,
Persalinan Palsu, Ketuban Pecah,
Bloody Show, Lonjakan Energy.

KALA I (Kala KALA II (Kala


Pembukaan): Fase Laten dan Pengeluaran Janin)
Fase Aktif

Mekanisme Persalinan:
Engagement, Fleksi, Rotasi Dalam,
Ekstensi, Putaran Paksi Luar,
Ekspulsi.

KALA III (Pengeluaran Uri)

KALA IV (Pengawasan)

Gambar 2.17 Pathway Persalinan Normal (Prawirohardjo, 2009).


64

2.3. Konsep Manajemen Kebidanan

2.3.1. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Buku 50 tahun IBI, 2007).

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus

pada klien (Helen Varney,2008).

2.3.2. Tujuan Manajemen Kebidanan

Adapun tujuan dari manajemen kebidanan (Helen Varney,

2008)yaitu:

1. Untuk menunjukkan perbaikan-perbaikan yang diharapkan setelah

menetukan perencanaan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang dilakukan

dan menetukan sasaran yang tepat.

3. Untuk mengetahui kemajuan hasil dan tindakan yang akan dilakukan

4. Untuk memecahkan suatu masalah

5. Menimbulkan cara berpikir analitik dan kritis dengan melihat

permasalahan.
65

6. Menjadi profesionalisme dalam mengatasi permasalahan ibu, anak dan

keluarga berencana.

2.3.3. Prinsipdan Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan

Prinsip manajemen kebidanan menurutHelen Varney (2008) Proses

manajemen kebidanan sesuaidengan standar American College of Nurse

Midwife (ACNM) terdiri atas:

1. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang

lengkap dan relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif

terhadap kesehatan setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik.

2. Mengidentifikasi masalah dan membuat Diagnosa berdasarkan

interpretasi data dasar.

3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam

menyelesaikan masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan

bersama klien.

4. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan

dan bertanggung jawab terhadap kesehatannya.

5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.

6. Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana

individual.

7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen

dengan berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan

selanjutnya.
66

8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi

darurat dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.

9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan

dan merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.

2.3.4. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Intrapartal

Menurut Asri, Dwi 2012. Asuhan Persalinan Normal

1. Langkah I : Pengkajian.

a. Data Subjektif.

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien.

1) Identitas mencakup:

a) Nama

Ditanyakan nama pada ibu bersalin, agar memudahkan dalam

memberikan pelayanan, dan dapat megetahui identitas pasien.

b) Umur

Umur merupakan salah satu faktor penentu apakah usia ibu

termasuk dalam usia produktif atau tidak. Usia reproduktif

seorang wanita adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35

tahun. Jika usia ibu untuk hamil atau melahirkan < 20 tahun dan

> 35 tahun, maka itu dikategorikan sebagai resiko tinggi.

c) Pendidikan

Pendidikan seorang ibu hamil dapat mempearuhi pegetahuan ibu

juga tentang kehamilan.


67

d) Pekerjaan.

Masalah utama jika bekerja saat hamil, adalah resiko terkena

pajanan terhadap zat-zat fetotoksik, ketegangan fisik yang

berlebihan, terlalu lelah, pengobatan atau komplikasi yang

berhubungan dengan kehamilan, dan masalah dengan usia

kehamilan lanjut.

2) Keluhan utama.

Ditanyakan untuk megetahui alasan pasien datang kefasilitas

pelayanan kesehatan dan digunakan agar dapat menegakan

diagnose berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien.Keluhan

utama yang dialami ibu bersalin normal adalah: rasasakit karena

adannya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir

bercampur darah yang lebih banyak karenarobekan-robekan kecil

pada serviks, kadang ketuban pecahdengan sendirinnya (Nurasiah,

2012).

3) Riwayat penyakit sekarang seperti kardiovaskuler/jantung, malaria,

hepatitis, penyakit kelamin /HIV/AIDS, diabetes, hipertensi, karena

dapat menyebakan komplikasi pada saat proses persalinan.

4) Riwayat Menstruasi

Dikaji untuk mengetahui kapan mulainnya menstruasi, siklus,

banyaknya, lamanya, sifat darah, amenorhea ada atau tidak.


68

5) Riwayat kehamilan sekarang.

a) HPHT adalah hari pertama dari masa menstruasi normal terakhir

(membantu saat penghitungan usia kehamilan).

b) HPL (Hari Perkiraan Lahir) untuk mengetahui perkiraan lahir.

c) Keberadaan masalah atau komplikasi seperti perdarahan.

d) Ditanyakan pergerakan janin normal yang lebih dari 10x/hari.

e) Jumlah kunjungan kehamilan selama ibu hamil mulai trimester I

kehamilan sampai dengan trimester III sebanyak 4 kali.

f) Imunisasi Tetanus Toksoid pada ibu hamil untuk mencegah

terjadinya penyakit tetanus pada bayi dan ibu yang dimulai pada

awal kehamilan sampai dengan 25 minggu.

6) Riwayat persalinan yang lalu.

Jumlah kehamilan, aborsi (spontan atau dengan obat-obat), jumlah

anak yang lahir hidup, keadaan bayi saat lahir, berat badan lahir

2500 gram – 4000 gram dan komplikasi. Membantu pemberian

asuhan agar waspada terhadap kemungkinan terjadinya masalah

potensial.

7) Riwayat keluarga berencana.

Untuk megetahui jenis Kontrasepsi yang pernah di pakai seperti

suntik, Pil, IUD, Implat, dan untuk dapat menjarangkan kehamilan.


69

8) Riwayat kesehatan.

Apakah ibu menderita penyakit: Hipertensi, HIV/AIDS, Hepatitis,

Diabetes Melitus, Jantung, anemia, yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan menjadi komplikasi pada saat melahirkan.

9) Keadaan psikologi.

Pengkajian psikososial ini membantu untuk menentukan sikap ibu

terhadap kehamilan, kebutuhan akan pendidikan, sistem pendukung

yang memadai untuk ibu, keyakinan budaya dan agama, status

ekonomi, dan keadaan tempat tinggal, serta pekerjaan ibu setiap

hari yang berat, pekerjaan yang baik untuk ibu selama hamila

adalah pekerjaan yang tidak membuat ibu capeh.

10) Perilaku kesehatan.

a) Perilaku merokok berhubungan dengan berkurangnya berat

badan bayi yang dilahirkan dan dengan insiden persalinan

preterm.

b) Konsumsi alcohol telah dihubungkan dengan deficit neurologic

pada bayi baru lahir dan dengan berat bayi lebih rendah.

Peminum berat bisa mengakibatkan terjadinya sindrom janin

alcohol.

11) Riwayat latar belakang budaya.

Ditanyakan kebudayaan agar dapat megetahui pantangan pada

saat ibu hamil atau pada saat mau melahirkan seperti tidak

memakan ikan, daging, atau Lombok.


70

12) Riwayat seksual.

Perubahan dalam hasrat seksual adalah hal wajar, dan hasrat dapat

beubah-ubah menurut trimester. Pada trimester pertama,

kelelahan, mual, dan nyeri tekanan pada mammae, mungkin

menjadi penyebab terhadap penurunan hasrat pada beberapa ibu.

Di trimester kedua kemungkinan adalah saat meningkatnya

hasrat, sedangkan pada trimester ketiga kemungkinan waktu

menurunya hasrat. Hal yang perlu ditekankan, bahwa hubungan

seksual dikontraindikasikan pada saat terjadinya rupture selaput

ketuban, atau adanyaperdarahan pervaginam, untuk menghindari

masuknya infeksi.

13) Riwayat diet/makanan.

Menganjurkan makanan sesuai petunjuk asupan makanan yang

dianjurkan untuk meningkatkan banyak nutrient.

14) Riwayat kebersihan diri.

a) Pola mandi: megetahui apakah personal hygiene ibu baik atau

tidak.

b) Perawatan payudara: perawatan payudara selama hamil

dilakukan setiap hari agar payudara tetap bersih dan puting

susu tidak tengelam, perawatan dan pemijatan payudara

menggunakan air bersih, baby oil, atau air sabun dan

membersikan menggunakan kapas.


71

b. Data Objektif.

1) Pemeriksaan Umum.

a) Keadaan umum: untuk mengetahui keadaan umum ibu yaitu

baik, sedang, buruk.

b) Kesadaran: untuk mengetahui tingkat kesadaran pada ibu yaitu

composmentis, somnolen.

c) TTV: frekuensi nadi dapat sedikit meningkat (80 x/mnt – 100

x/mnt). Tekanan darah biasanya sedikit menurun, menjelang

masa pertengahan kehamilan dan berangsur-angsur kembali

normal. Mengobservasi tekanan darah ibu agar tidak terjadi

hipertensi pada ibu hamil, tekanan darah normal (110/60mmHg-

130/60 mmHg). Suhu 36,5 º C – 37,5 º C, jika > 36 ºC

menandakan dehidrasi dan <37,5 º C menandakan infeksi.

Pernapasan normal 12-20 x/mnt.

d) Tinggi Badan.

Tinggi badan normal pada ibu hamil, jika tinggi badan kurang

dari normal (> 145) maka dicurgai panggul ibu sempit atau CPD

dan akan berpengaruh pada poses persalinan.

e) Berat Badan.

Selama trimester pertama berat badan ibu bertambah sebanyak

7-8 kg, selama trimester kedua dan trimester ketiga berat badan

ibu hamil meningkat sebanyak 0,5 Kg.


72

f) Lila: Dilakukan pengukuran Lila pada ibu melahirkan untuk

megetahui kecukupan gizi dari ibu hamil dan melahirkan. Lila

normal ibu hamil adalah: 23,5 cm. Ibu dengan Lila > 23,5

beresiko mengalami partus lama karena kekurangan energi yang

nantinnya dibutuhkan sebagai sumber tenaga.

2) Pemeriksaan fisik.

a) Kepala: pada kepala bersih atu tidak, oedema, bekas luka.

b) Wajah: cloasma gravidarum, oedema.

c) Mata: konjungtiva: merah mudah, sclera: putih, tidak ada

oedema.

d) Gigi: bersih, tidak ada caries.

e) Leher: mengkaji tiroid, kemungkinan agak membesar selama

kehamilan, tandai bila ada pembesaran, nodul, dan seterusnya,

yang dapat mengindikasikan hipetiroidisme atau goiter dan

dikaji lebih jauh adaya gangguan.

f) Dada: melakukan inspeksi dan palpasi, dapat dicatat perubahan

normal. Kulit tampak kekuningan dan terabahnya nodul

memberi kesan kemungkinan karsinoma, warna kemerahan

mengidentifikasi mastitis.

g) Perut: inspeksi dan palpasi, mengkaji pembesaran abdomen,

striae, dan linea nigra, serta memeriksa TFU untuk megetahui

tafsiran berat badan janin dan kontraksi uterus.


73

h) Leopold I: untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian apa

yang terdapat dalam fundus.

i) Leopold II: untuk menentukan dimana letaknya punggung anak

dan dimana letak bagian-bagian kecil.

j) Leopold III: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian

bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum

terpegang oleh pintu atas panggul.

k) Leopold IV: untuk menentukan apa yang menjadi bagian

bawah dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga

panggul.

l) MC donal dan TBBJ: untuk menentukan tafsiran berat badan

janin sesuai dengan tinggi fundus uteri, dengan menggunakan

rumus:

TFU – 11 X 155 apabila kepala sudah masuk PAP dengan

penurunan kepala 2/5, 1/5, 0/5, pada pemeriksaan dalam kepala

turun hodge III + sampai IV (Divergen), dan

TFU – 12 X 155 apabila kepala belum masuk PAP dan

penurunan kepala 3/5, 4/5, 5/5, pada pemeriksaan dalam kepala

turun hodge I, II, dan III (Konvergen).

m) Ekstremitas: apakah ibu ada cacat bawaan, adanya oedema pada

pergelangan kaki adalah normal dan memeriksa reflex patella.

Hiperrefleksia dapat mengindikasikan hipertensi yang

disebabkan oleh kehamilan.


74

n) Vulva vagina dan anus: hemoroid. Oedema.

o) Vulva: bentuk normal, labia mayora menutupi labia minora,

tidak ada Infeksi menular seksual, dan kelainan pada vagina atau

varices, varices pada ibu hamil akan mengakibatkan perdarahan

pada saat proses persalinan.

p) Anus: dapat dicatat bila ada ruam, benjolan, dan hemoroid, ibu

yang menderita hemoroid sebaiknya dikaji untuk masalah

konstipasi dan hemoroid dapat menyebabkan perdarahan.

3) Pemeriksaan Dalam

Indikasi: Dilakukan pemeriksaan dalam jika ada indikasi seperti

ketuban pecah atau tiap 4 jam melakukan pemeriksaan dalam atau

VT.

Tujuan: Dilakukan pemeriksaan dalam untuk megetahui kemajuan

persalinan.

Vagina Toucher:

a) Vulva/vagina ada kelainan atau tidak.

b) Portio tebal atau tipis lunak.

c) Pembukaan Kala I fase laten pembukaan 1 cm – 4 cm, fase aktif

4 cm – 10 cm.

d) Ketuban (U: ketuban utuh, J: air ketuban sudah pecah dan jernih,

M: air ketuban sudah pecah dan bercampur mekonium, D: air

ketuban sudah pecah dan bercampur darah, K: air ketubantidak

ada atau kering).


75

e) Molase berguna untuk memperkirakan seberapa jauh kepala bisa

menyesuaikan dengan bagian keras panggul.

0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi.

1 : tulang-tulang kepala janin saling bersentuhan,

2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi

masih bisa dipisahkan,

3 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak

bisa dipisahkan.

4) Pemeriksaan Laboratorium.

a) Urine: Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine,

dikarenakan terjadinya retensi air dan garam dalam tubuh.

Protein + 1 dapat mengindikasikan hipertensi akibat kehamilan,

glikosuria ringan mungkin didapati pada keadaan normal, tetapi

tetap membutuhkan pengkajian lebih lanjut, keadaan ini bisa

mengindikasikan diabetes mellitus.

b) Darah:dilakukan pada ibu hamil terutama adalah pemeriksaan

kadar Hb dalam darah dan untuk mendeteksi faktor resiko

kehamilan dengan anemia. Hb normal untuk ibu hamil 10 – 12

% gram. Anemia ringan yaitu kurang dari 10 % gram, anemia

sedang kurang dari 8 % gram, dan anemia berat kurag dari 6 %

gram.
76

2. Langkah II : Analisa Masalah Dan Diagnosa

Mencari hubungan antara data atau fakta yang ada untuk

menentukan sebab akibat, menentukan masalah dan diagnosa,

menentukan penyebab utama.Pada langkah ini, data dasar yang sudah

dikumpulkan,di interpretasikan menjadi masalah atau diagnosa spesifik.

Keduanya digunakan karena beberapa masalah yang tidak dapat

disesuaikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan penanganan yang

serius yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap klien.

Berdasarkan atas tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan yang

telah dilaksanakan maka dapat ditentukan:

1. Diagnosa Kebidanan

Ny. X G.. P.. A.. AH.. UK. minggu, janin tunggal, hidup, intruterin,

presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik, inpartu kala 1 fase aktif.

a. Data Subyektif

1) Ibu mengatakan namanya Ny. X

2) Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang

sejak ....

3) Ibu mengatakan keluar lendir darah dari jalan lahir sejak....

b. Data Obyektif

1) Ku : Baik, sedang, buruk.

2) TTV: Tensi (Batas normal 90/60 mmHg-130/90 mmHg), nadi

(80 x/mnt-100 x/mnt), pernpasan: 12 x/mnt -20 x/mnt), suhu

(36,5 º C-37,5 ºC).


77

3) DJJ normal 120 x/mnt-160 x/mnt.

4) Pemeriksaan Leopold.

5) Pemeriksaan Dalam

2. Masalah

a. Ibu merasa nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang.

b. Ibu merasa cemas mengadapi persalinannya

3. Kebutuhan: Informasi tentang kemajuan persalinan, penerimaan sikap

dan tingkah laku, relaksasi saat ada his, dukungan moril, nutrisi yang

adekuat.

3. Langkah III : Antisipasi masalah potensial

Pada diagnose potensial kita menentukan masalah potensial

berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose actual. Langkah ini

membutuhkan antisipasi bila kemungkinan terjadi infeksi, perdarahan,

hipertensi, persalinan macet, pusing yang berlebihan, penglihatan kabur.

Pada kasus ini diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah

perdarahan.

a) Siapkan alat dan bahan sesuai saff yakni partus set, heacting set, obat

dan alat-alat lain yang akan dipergunakan selama persalinan.

b) Bimbing ibu meneran saat pembukaan lengkap dan ada kontraksi.

c) Lakukan asuhan persalinan yang aman normal sesuai 58 langkah.

4. Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat dengan ketentuan melaksanakan tindakan kebidanan secara


78

mandiri, kolaborasi delegasi kepada teman sejawat. Pelaksanaan

dikerjakan sesuai dengan renccana asuhan yang telah dibuat.

5. Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi semua kegiatan yang

dilaksanakn sesuai rencana tindakan, sebagaimana telah diidentifikasi

dalam masalah dan diagnose evaluasi yang diharapkan pada kasus ibu.

Evaluasi pada kasus ini yaitu:

a. Ibu bersedia untuk istirahat cukup.

b. Ibu merasa tenang karena sudah tahu kondisinnya.

c. Ibu bersedia makan dan minum untuk kekuatan mengedan.

d. Ibu sudah memiliki posisi yang diinginkan.

e. Ibu sudah mengetahui cara meneran yang baik.

f. Bayi lahir normal, menangis kuat, gerak aktif.

g. Keadaan bayi baik, sudah mendapatkan ASI.

6. Langkah IV : Tindakan Segera

Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera jika terjadi perdarahan. Tindakan segera yang

dilakukan adalah kolaborasi dengan dokter SpOG dan persiapan

pemasangan infus.

7. Langkah V : Perencanaan

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah


79

diidentifikasi atau diantisipasi, pada data ini informasi atau data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang diberikan

yaitu:

a) Informasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

baikproses persalinan nantinnya dan kemajuan persalinan.

b) Observasi DJJ,his, dan nadi ibu setiap 30 menit, suhu setiap 2 jam,

tekanan darah, pembukaan dan penurunan kepala setiap 4 jam atau

segera bila ada indikasi melalui partograf.

c) Berikan dukungan moril.

d) Anjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri atau kanan.

e) Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada kontraksi.

DATA PERKEMBANGAN

Berdasarkan hasil evaluasi selanjutnya rencana asuhan kebidanan

dituliskan dalam catatan perkembangan menggunakan SOAP yang

meliputi:

S : Subyektif

Menggambarkanhasil pendokumentasian, hasil pengumpulan data

melalui anamnesa sebagai langkah varney.

O : Obyektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil lab, dantest diagnostik lain dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan lagkah Varney.


80

A : Assement

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subyektif dalam suatu identifikasi:

a. Diagnosa atau masalah.

b. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial.

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau

kolaborasi.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assement.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian Dan Rancangan Penelitian

3.1.1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rancangan bagaimana penelitian tersebut

dilaksanakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan prilaku yang dapat diamati (Sastroasmoro; 2011).

3.1.2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan kerangka acuan bagi peneliti untuk

mengkaji hubungan antara variabel dalam suatu penelitian (Riyanto, 2011).

Rancangan penelitian yang digunakanadalah rancangan penelitian studi

kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu,

satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan dan sebagainya

dalam waktu tertentu. Studi kasusdilakukan dengan cara meneliti suatu

permasalahan melalui studi kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit yang

menjadi kasus tersebut secara mendalam di analisis baik dari segi yang

berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang

mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus, maupun tindakkan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau

pemaparan tertentu (Notoatmodjo; 2002).

81
82

3.2. Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan

dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur peneliti, mulai dari

desain hingga analisis datanya (Hidayat; 2010). Kerangka kerja dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Populasi 1 orang : Ibu bersalin


dengan intrapartal normal.

Purposive
Sampel

Informed consent

Wawancara dan
observasi

Analisa Data

Hasil

Gambar 3.1. Kerangka kerja penelitian kasus pada ibu bersalin dengan

intrapartal normal.
83

3.3. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi persalinan:


Power (Tenaga Mengedan), Passage
(Panggul), Passager (Fetus)

Tanda-Tanda Persalinan : Lightening,


Perubahan Serviks, Persalinan Palsu,
Ketuban Pecah, Bloody Show, Lonjakan
Energi.

KALA I (Kala KALA II (Pengeluaran


Pembukaan): Fase Laten Janin).
dan Fase Aktif.

Mekanisme Persalinan :
Engagement, Fleksi, Rotasi
Dalam, Ekstensi, Putaran Paksi
Luar, Ekspulsi.

KALA III
(Pengeluaran Uri).

KALA IV
(Pengawasan).

Gambar 3.2. Kerangka kerja penelitian kasus pada ibu bersalin

dengan intrapartal normal (Prawirohardjo; 2009).


84

3.4. Populasi, Sampel Dan Sampling

3.4.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti

(Notoatmodjo; 2005).

Populasi pada penelitian ini adalah ibu bersalin dengan intrapartal

normal yang sedang dirawat diruangan bersalin Puskesmas Sikumana.

3.4.2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo; 2005).

Sampel yang digunakan menggunakan kriteria sampel Inklusi (kriteria yang

layak diteliti). Kriteria inklusi adalah karateristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti. Pertimbangan

ilmiah harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Setiadi;

2013).Kriteria Inklusinya adalah bersedia menjadi responden, ibu bersalin.

Sampel pada penelitian ini adalah seorang Intrapartal multigravida dengan

persalinan normal sedang dirawat di Ruangan Bersalin Puskesmas

Sikumana.

3.4.3. Sampling

Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat; 2010).Teknik

sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan teknik

purposive sampling yaitu dengan cara peneliti memilih responden


85

berdasarkan pada pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa responden

tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab

pertanyaan penelitian (Sastroasmoro; 2011).

3.5. PengumpulanDatadan Analisis Data

3.5.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam; 2011). Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam studi kasus ini adalah:

a. Pengkajian

b. Observasi

c. Pemeriksaan fisik

d. Studi dokumentasi

e. Studi kepustakaan

3.5.1.1.Proses Pengumpulan Data

Setelah mendapat izin dari ketua STIKes Citra Husada Mandiri

Kupang dan ketua Prodi Kebidanan untuk studi kasus dilahan ditujukan

kepada Kepala Ruangan Puskesmas Sikumana. Peneliti mengadakan

pendekatan dengan calon responden dengan memberikan inform consent.

Setelah mendapatpersetujuan dari responden, peneliti melakukan

pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan pasien dan

observasi secara langsung. Setelah melakukan pengumpulan data melalui


86

wawancara dan observasi, data yang telah didapat tersebut diolah dan

dianalisa.

3.5.1.2.Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan

data (Nursalam; 2011). Instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam studi kasus ini adalah:

a. Format atau lembar pengkajian ibu bersalin

Lembar pengkajian terdiri dari data subyektif dan obyektif. Untuk

mendapatkan data subyektif maka dilakukan anamnesa atau

wawancara dengan pasien atau keluarga dengan beberapa pertanyaan,

sedang untuk data obyektif dilakukan observasi secara langsung pada

pasien. Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),

atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to

face). Observasi merupakan suatu metode untuk mengamati dan

memahami prilaku seseorang atau kelompok orang dalam situasi

tertentu, (Notoatmodjo; 2005).

b. Partograf

c. Alat tulis (ballpoint, penggaris, pensil)

d. Tensi Meter

e. Stotoscope

f. Thermometer
87

g. Jam

h. Klinek/ Doppler

i. Pita Centimeter

j. Timbangan Berat Badan

k. Perlengkapan Asuhan Persalinan Normal

l. Buku KIA

m. Hasil USG(ultrasonografi)

n. Status / Catatan Pasien.

3.5.1.3.Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di RuangBersalin Puskesmas

Sikumana Kota Kupang.Waktu penelitian pada tangga 13 s/d 18 Juli

2016.

3.5.2. Analisa Data

1. Pengkajian

Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk

memperoleh data subyektif dilakukan dengan cara anamnesa, kemudian

dilakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Dari

hasil anamnesa pada kasus intrapartal multigravida danga persalinan

normal, ibu mengatakan hamil anak kedua, tidak pernah keguguran,

sudah tidak haid selama 9 bulan, ibu mengeluh sakit pinggang menjalar

keperut bagian bawah dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
88

sejak jam 23.00 WITA (16-07-2016). Data objektif yang di temukan

adalah: keadaan ibu baik, kesadaran composmentis, TD: 100/70 mmHg,

Nadi: 84 X/mnt, Pernafasan: 20x/mnt, Suhu: 36,50C, pemeriksaan fisik:

Mata Inspeksi: Kelopak mata: tidak oedema, penglihatan: normal,

konjungtiva merah muda, sclera putih; Dada: Inspeksi: Bentuk simetris,

Areola mammae ada hiperpigmentasi, Puting susu: menonjol, Palpasi:

Colostrums +/+, Nyeri tekan: tidak ada, Massa/benjolan: tidak ada;

Abdomen: Inspeksi: tidak ada luka bekas operasi, ada strie albicans:

Palpasi: Leopold I: TFU 2 jari bawah Procesus xhypoideus, teraba lunak

dan tidak melenting (bokong), Leopold II: pada bagian kanan teraba

keras, memanjang seperti papan (punggung kanan), dan pada bagian kiri

teraba bagian-bagian kecil janin, Leopold III : pada bagian bawah teraba

keras, bulat dan tidak melenting (kepala), Leopol IV: divergen,

penurunan kepala 3/5, mc.Donald: 31 cm, TBBA: 2945 gram, His: 3x/10

menit, lamanya 30-35 detik, Auskultasi, Frekuensi: 152 x/menit, Denyut

jantung terdengar jelas, kuat, teratur, dengan punctum maksimum

disebelah kanan bawah pusat; Vulva/vagina, Inspeksi: tidak ada oedema

dan varices, VT: vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis, lunak,

pembukaan 5 cm, kantong ketuban utuh, molase tulang kepala tidak

saling tumpang tindih, kepala turun hodge II. Dengan demikian apa yang

di jelaskan pada teori yang terjadi pada kasus tidak terjadi kesenjangan.
89

2. Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang telah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga

dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan

masalah dan diagnosa keduanya digunakan karena masalah tidak dapat

diidentifikasi seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.

Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita

yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian (Nursalam;

2011). Oleh karena itu, diagnosa pada kasus yaitu ibu G2P1 A0 AH1uk

39– 40 minggu, letak kepala, janin tunggal, hidup intrauterin, keadaan

ibu dan janin baik, inpartu kala satu fase aktif dan diberikan asuhan dan

tindakkan untuk memenuhi kebutuhan ibu.

3. Mengidentifikasi diagnosaatau masalah potensial dan mengantisipasi

penanganannya.

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau

dignosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap

mencegah diagnosa atau mesalah potensial ini menjadi benar-benar

terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman

(Nursalam; 2011).

Dari diagnosa dan masalah yang telah di identifikasi, tidak

ditemukan adanya diagnosa atau masalah potensial yang terjadi.


90

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakkan segera untuk

melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

berdasarkan kondisi klien.

Mengidentifikasi perlunya tindakkan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Nursalam;

2011). Namun pada kasus ini tidak ditemukan masalah yang

membutuhkan tindakan segera.

5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar

yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Sesuai dengan tinjauan teoritis

bahwa penanganan persalinan normal adalah beritahukan ibu mengenai

hasil pemeriksaan, pantau terus menerus kemajuan persalinan dengan

menggunakan partograf, pantau terus-menerus tanda vital ibu, pantau

terus-menerus keadaan bayi, pantau perubahan tubuh ibu untuk

menentukan apakah persalinan dalam kemajuan yang normal, periksa

perasaan ibu dan respon fisik terhadap persalinan,bimbing ibu untuk

rileks sewaktu his, penjelasan tentang kemajuan persalinan, persiapan

persalinan normal (Nursalam; 2011).


91

Asuhan kebidanan yang diberikan pada intrapartal multigravida

dengan persalinan normal yaitu: informasikan kepada ibu tentang KU ibu

dan janin serta kemajuan persalinan, observasi tanda-tanda vital,

kontraksi uterus, DJJ dan PPV, menganjurkan ibu untuk menarik napas

panjang melalui hidung dan melepaskan secara perlahan-lahan melalui

mulut, posisi meneran yang tepat dan melakukan pertolongan persalinan

dengan 58 langkah APN.

6. Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman.

Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagiannya oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lainnya.

Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan

langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Nursalam; 2011). Pada

kasus, telah diberikan tindakkan asuhan berdasarkan rencana yang telah

ditetapkan.

7. Evaluasi

Pada langkah terakhir melakukan evaluasi keefektifan asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan apakah sudah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan yang telah

diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya

(Nursalam; 2011). Pada kasus Ny.I.N, ibu datang dengan inpartu kala 1

fase aktif, setelah dilakukan pertolongan persalinan, dan ibu dirawat di


92

puskesmas dua hari dan setelah dilakukan kunjungan rumah selama tiga

hari. Hasil yang di peroleh adalah keadaan ibu dan janin baik, tidak

terjadi hal-hal yang menjadi komplikasi dari tindakan tersebut.

3.6. Etika Penelitian

Masalah penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain (Hidayat; 2010) :

1) Informed consent (Persetujuan).

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa informasi yang

harus ada dalam informed consent tersebut antaralain: partisipasi pasien,

tujuan dilakukannya tindakkan, jenis data yangdibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.


93

2) Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3) Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana adalah salah satu bagian dari

Puskesmas Sikumana yang merupakan puskesmas PONED (Penanganan

Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) yang memiliki fasilitas atau kemampuan

untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar yang siap 24

jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari polindes dan puskesmas.

Tugas puskesmas PONED adalah menerima rujukan dari fasilitas rujukan di

bawahnya, puskesmas pembantu dan pondok bersalin desa, melakukan

pelayanan kegawatdaruratan obstetri neonatal sebatas wewenang dan

melakukan rujukan secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra

hospital. Puskesmas Sikumanaterletak di Kelurahan Sikumana, Kecamatan

Maulafa, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Puskesmas Sikumana

memiliki batasan wilayah kerja sebagai berikut:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Alak

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Oebobo

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat.

Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana memberikan pelayanan

obstetri dan neonatal. Ruang Bersalin Puskesmas Sikumana terdiri dari 16

ruangan 2 ruangan bersalin yang terdiri dari 4bed, 3 troli berisi alat partus set,

hecting set, alat resusitasi, 4 buah meja resusitasi, 2 lampu sorot, 4 tempat

94
95

sampah medis, 4 tempat sampah nonmedis, 4 sepatu both, 1 ruangan tempat

cuci alat dan stom alat, ruang bersalin 2 terdapat alat USG, 2 ruangan nifas

yang berisi 4 tempat tidur, 4 tiang infus, 4 lemari penyimpanan barang, 2

kipas angin dan 2 kamar mandi, 1 ruangan dan 1 buah lemari penyimpanan

obat-obatan dan 1 kulkas, 1 ruangan penyimpanan alat, 1 ruangan tidur bidan

dan 1 buah meja serta 6 buah kursi, 1 ruangan kepala, 1 ruangan dapur, 2

kamar mandi bidan, 1 ruangan tempat penyimpanan linen,1 ruangan tempat

penyimpanan pakaian kotor dan 1 ruangan berisi data-data/dokumen pasien.

Di ruangbersalin Puskesmas Sikumana pelayanan yang diberikan

dilaksanakan oleh 12 bidan dan 4 dokter. Sistem kerja petugas kesehatan ini

menggunakan pembagian 3 shif jaga yakni pagi jam (07.00-14.00), siang

(14.00-20.00) dan malam (20.00-07.00).

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Pengkajian

Pengkajian data subyektif yang didapat padaNy. I. N umur 24

tahun, beragama Kristen Protestan, suku Timor, pendidikan terakhir tamat

SMP, pekerjaan ibu rumah tangga, dan mempunyai suami bernama Tn. A. B

umur 28 tahun, beragama Kristen Protestan, suku Timor, pendidikan

terakhir SMA, pekerjaan wiraswasta, tinggal bersama istrinya Ny. I. N di

Jalan Sesawi kecamatan Maulafa RT 34/ RW 14.

Ny. I. N datang ke ruang bersalin Puskesmas Sikumana tanggal 17

Juli pukul 03.15 WITA. Ibu mengatakan sekarang kehamilannya kedua,

iasudah pernah melahirkan 1 kali dan tidak pernah keguguran. Ibu


96

mengatakan sudah tidak haid dari 9 bulan yang lalu dan menurut tafsiran

persalinan, ibu akan melahirkan bayinya sekitar tanggal 19 Juli 2016. Ibu

mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan keluar lendir

darah mulai pukul 23.00 WITA.

Ibu mengatakan bahwa ia mengalami haid pertama pada umur 14

tahun dengan siklus 28 hari, lamanya haid 5 hari,banyaknya darah 3 kali

ganti pembalut dalam sehari, darah bersifat encer, tidak ada nyeri pinggang

dan perut bagian bawah sewaktu haid, serta haid terakhir pada tanggal 12

Oktober 2015.

Ibu mengatakan bahwa ia kawin 1 kali, pernah melahirkan 1 kali

dan tidak pernah keguguran, yaitu anak pertama pada tahun 2012 dilahirkan

secara normal pada usia kehamilan 9 bulan oleh bidan di Rumah Sakit So’e,

jenis kelamin Perempuan.

Ibu mengatakan bahwa pada kehamilan ini ia memeriksakan

kehamilannya 5 kali mulai usia kehamilan 5 bulan di Pustu Oepura dan

telah mendapatkan suntikan dibagian lengan (imunisasi Tetanus Toxid),

merasakan pergerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan dan pergerakan

janin dalam 24 jam terakhir dirasakan sering, lebih dari 10 kali.

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung,

hipertensi, campak, jiwa, malaria, dan lain – lain, serta tidak pernah

transfusi darah, alergi obat dan mengalami kecelakaan. Begitu pula dengan

keluarganya.
97

Ibu mengatakan bahwa ia dan keluarga sangat senang dengan

kehamilan ini, kegiatan sehari – hari ibu memasak, mencuci, dan menyapu.

Ia mengharapkan persalinan normal, bayinya laki – laki atau perempuan

sama saja. Suami adalah pengambilan keputusan dalam keluarga.

Ibu mengatakan bahwa kebiasaan melahirkan ditolong oleh bidan,

tidak ada pantangan makanan, tidak ada kepercayaan yang berhubungan

dengan persalinan nifas.

Ibu mengatakan setiap hari ia makan nasi dengan frekuensi 3 – 4

x/hari, porsinya 1 piring disertai dengan sayuran, ikan, tahu, tempe, kadang

– kadang daging serta minum air putih ± 7 – 9 gelas/hari dan sering minum

susu ibu hamil.

Ibu mengatakan iatidur siang ± 2 jam/hari dan tidur malam 7 – 8

jam/hari tetapi sejak ibu mengalami sakit yang semakin teratur, ibu susah

tidur.

Berdasarkan data obyektif (hasil pemeriksaan umum) didapatkan

bahwa keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, bentuk tubuh

lordosis, ekspresi wajah meringis kesakitan, TD: 100/70 mmHg, N: 84

x/menit, S: 36,5C , RR: 19 x/menit, TP: 19 – 07 – 2016.

Pada pemeriksaan fisik secara inspeksi didapati bahwa wajah tidak

pucat, tidak ada oedema. Mata; konjungtiva merah muda, sclera putih.

Hidung tidak ada polip. Mulut; mukosa bibir lembab, warna bibir merah

muda. Leher; tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe, dan tidak ada pembendungan vena jugularis.


98

Payudara; ada hiperpigmentasi pada areola mamae, puting susu menonjol.

Abdomen; tidak ada linea alba, ada strie albicans dan tidak ada bekas luka

operasi. Ekstremitas; tidak ada oedema dan varises, Genitalia; pengeluaran

pervaginam, ada lendir bercampur darah.

Pada pemeriksaan fisik secara palpasi, didapati bahwa payudara:

Colostrum Ka(+)/Ki(), abdomen; Leopold I: TFU 2 jari dibawah procesus

xhypoideus, pada fundus teraba bundar, lunak dan tidak melenting

(bokong), Leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan

memanjang seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kiri teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas): punggung kanan, Leopold III:

pada perut ibu bagian bawah, teraba bulat, keras, dan tidak dapat

digoyangkan (kepala): kepala sudah masukPAP, Leopold IV: divergen,

penurunan kepala 3/5. MC Donald: 31 cm, TBBJ: 2945 gram, his : 3x dalam

10 menit lamanya 30 – 35 detik.

Pada pemeriksaan auskultasi, DJJ (Denyut Jantung Janin) terdengar

jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi

152x/mnt. Pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.

Pemeriksaan dalam didapati bahwa vulva: tidak ada kelainan kulit,

vagina: tidak ada keputihan, portio: tipis, pembukaan 5 cm, kantung

ketuban: + menonjol (masih utuh), bagian terendah: kepala, posisi : UUK

kanan Depan, molase: 0, turun hodge: II. Pemeriksaan laboratorium dan

pemeriksaan khusus tidak dilakukan.


99

4.2.2. Analisa Masalah dan Diagnosa

Diagnosa yang ditegakkan oleh penulis adalah G2P1A0AH1 UK:

39 – 40 minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine, let – kep, inpartu kala I

fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

Diagnosa Data Dasar


G2P1AOAH1, UK : DS: Ibu mengatakan hamil anak kedua, pernah
39 – 40 minggu, Janin melahirkan 1 kali, tidak pernah keguguran,
tunggal hidup, intra – pergerakkan janin sering dirasakan dalam 24
uterine, let – kep, jam terakhir. Mengatakan perutnya terasa
inpartu kala I fase mules dan nyeri pinggang menjalar ke perut
aktif, keadaan ibu dan bagian bawah serta keluar lendir bercampur
janin baik. darah dari jalan lahir sejak jam 23.00 wita.
HPHT: 12-10-2015.
DO: TP: 19-07-2016
KU: Baik, Kesadaran: Composmentis
TD : 100/70 mmHg, S: 36,5 °c ,
N : 84 x/menit, RR: 19 x/menit
a) Inspeksi
Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih,
tidak ada oedema.
b) Palpasi
Abdomen
Leopold I: TFU 2 jari di bawah px, pada fundus
teraba bulat lunak dan tidak melenting
(bokong).
Leopold II: Pada bagian kanan perut ibu teraba
keras, datar dan memanjang seperti papan
(punggung kanan), dan bagian kiri perut ibu
100

teraba bagian-bagian terkecil janin


(ekstremitas).
Leopold III: Pada bagian bawah perut ibu, teraba
bulat, keras, dan melenting (kepala) dan tidak
dapat digoyangkan.
Leopold IV: Bagian terendah janin sudah masuk
PAP (Divergen). Penurunan kepala 3/5.
Mc. Donald: 31 cm TBBJ: 2945 gram.
c) Auskultasi
DJJ; terdengar jelas, kuat,dan teratur, di
sebelah kanan bawah pusat dengan frekuensi :
152 x/menit.
His :3 x dalam 10 menit lamanya 30-35 detik.
Ekstremitas : oedema (-/-), varises (-/-).
Masalah ganngguan d) Perkusi
rasa nyaman Refleks patella : ka (+)/ki (+)
Ds: Ibu mengatakan sakit pinggang menjalar
keperut bagian bawah.
Do: Ekspresi wajah : meringis kesakitan saat ada
his.

4.2.3. Antisipasi Masalah Potensial

Berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah ditegakkan, didapati

tidak memiliki masalah potensial yang akan terjadi.

4.2.4. Tindakan Segera

Dalam kasus ini berdasarkan antisipassi masalah potensial yang

akan terjadi, tidak memerlukan tindakan segera yang harus dilakukan

peneliti untuk mencegah komplikasi yang akan terjadi.


101

4.2.5. Perencanaan

Tanggal : 17/07/2016 Jam : 03.20 WITA

Diagnosa : G2P1A0AH1 UK 39 - 40 minggu, Janin tunggal hidup, intra

uterine, let kep inpartu kala 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin

baik.

Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga agar dapat menjalin

hubungan baik antara ibu dan petugas kesehatan, sehingga lebih kooperatif

dalam asuhan yang diberikan. Lakukan pemantauan pembukaan serviks dan

penurunan kepala, tekanan darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan

his setiap 30 menit untuk fase aktif, pemantauan yang dilakukan merupakan

tolak ukur untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan. Informasikan

semua hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, informasi yang diberikan

merupakan hak pasien untuk mengetahui hasil pemeriksaan sehingga

mengurangi kecemasan serta membantu ibu dan keluarga agar lebih

kooperatif dengan tindakan yang diberikan. Observasi persalinan

menggunakan patograf, patograf sebagai alat ukur untuk menilai keadaan

umum ibu dan janin, kemajuan persalinan, dan memantau keadaan patologis

yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Ciptakan lingkungan yang aman

dan nyaman, lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan ibu

terhindar dari infeksi kuman dan menjaga privasi ibu. Anjurkan ibu tidur

dalam posisi miring kiri, sehingga dapat mengurangi tekanan pada vena

cava inferior oleh berat rahim dan isinya yang terdiri dari janin, cairan

ketuban dan plasenta sehingga tidak mengganggu turunnya aliran darah dari
102

sirkulasi ibu ke plasenta sehingga tidak terjadi hipoksia pada janin.

Anjurkan ibu untuk tidak menahan buang air kecil, agar dapat merangsang

otot – otot uterus berkontraksi sehingga mempercepat proses turunnya

kepala dan mengurangi rasa sakit pada saat persalinan. Anjurkan keluarga

untuk mendampingi ibu selama persalinan, pendamping persalinan dapat

mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan dan

merupakan tindakan asuhan sayang ibu. Anjurkan ibu untuk mobilisasi

dengan berjalan disekitar ruangan, mobilisasi merupakan bagian terpenting

dalam proses persalinan karena membantu penurunan bagian terendah janin

akibat adanya gaya gravitasi bumi. Anjurkan ibu untuk makan dan minum

saat tidak ada his, makanan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan

akan memberikanlebih banyak energy dan mencegah dehidrasi yang

memperlambat kontraksi atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan

kurang efektif. Siapkan alat dan bahan sesuai SOP, persiapan alat dan bahan

sangat penting untuk melakukan proses persalinan dan kelahiran bayi.

Lakukan pendokumentasian,pendokumentasian sebagai bahan evaluasi,

bukti pelayanan, bahan tanggung jawab dan tanggung gugat.

4.2.6. Pelaksanaan

Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan

memberisalam dengan ramah, memperkenalkan diri, dan melakukan

komunikasi dengan baik dan efektif. Menginformasikan pada ibu dan

keluarga tentang pemantauan pembukaan serviks dan penurunan kepala,

tekanan darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan his setiap 30 menit
103

untuk fase aktif, TD: 100/70 mmHg, S: 36,5ºC, N: 84 x/menit, HIS: 3x

dalam 10 menit lamanya 30 – 35 detik, DJJ: 152 x/menit, pembukaan 5 cm,

hasil observasi dapat dilihat pada patograf yang terlampir. Menciptakan

lingkungan yang aman dan nyaman dengan membersihkan ruangan,

menutup pintu untuk menjaga privasi klien sehingga ibu merasa nyaman

dengan tindakan yang diberikan, ruangan telah dibersihkan dan tirai ditutup

pasien tampak merasa nyaman dengan tindakan yang diberikan. Lingkungan

yang aman dan nyaman memungkinkan ibu terhindar dari infeksi kuman

dan menjaga privasi ibu. Menganjurkan ibu tidur dalam posisimiring kiri

dengan kaki bagian bawah lurus dan kaki bagian atas dilipat keatas, ibu

sudah dalam posisi miring kiri sesuai dengan anjuran petugas.

Menganjurkan ibu tidak menahan buang air kecil maksimal 2 jam sekali

sehingga membantu penurunan kepala, ibu bersedia untuk mengikuti

anjuran petugas. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama

persalinan, keluarga besedia untuk mengikuti anjuran petugas.

Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dengan berjalan disekitar ruangan, ibu

bersedia mengikuti anjuran petugas. Menganjurkan ibu untuk makan dan

minum saat tidak ada his, ibu sudah makan bubur dan minum air gula 1

gelas. Menyiapkan alat dan bahan sesuai SOP, alat dan bahan sudah tersedia

SAFF I: partus set berisi klem koher steril 2 buah, gunting tali pusat 1

buah,½ koher 1 buah, gunting episiotomi. kasa secukupnya, pengikat tali

pusat, sarung tangan 2 pasang, , heacting set berisi: pinset anatomi 1 buah,

pinset sirurgis 1 buah, naldvoeder 1 buah, jarum otot dan jarum kulit masing
104

– masing 1 buah, kasa secukupnya, sarung tangan 1 pasang, SAFF II :

Wadah berisi larutan klorin 0,5% untuk handscoon bekas pakai, tempat

plasenta yang dilapisi plastik, termometer, stetoskop, kateter steril dan

sarung tangan, SAFF III: obat – obatan: oxytosin 10 IU,Dispo 1 cc,3 cc dan

5 cc, APD: topi, celemek, kacamata, sepatu boot, masker, keranjang infuse

set, keranjang berisi kain penyokong perineum, handuk alas perut ibu, kain

pengganti handuk basah, pakaian ibu dan bayi, alat dan bahan sudah

tersedia.Melakukan pendokumentasian, pendokumentasian telah dilakukan.

4.2.7. Evaluasi

Berdasarkan data yang di peroleh pada Ny. I. N tanggal 17 Juli

2016 jam 06.00 WITA, maka evaluasiyang dilakukan yaitu :

S : Ibu mengatakan rasa sakit bertambah dan ada keinginan untuk

meneran seperti ingin BAB.

O : KU: baik. Kesadaran: composmentis.

Kontraksi uterus 5x dalam10 menit lamanya 40 – 45 detik.

DJJ +, frekuensi 132 x/menit terdengas jelas, teratur pada punggung

kanan ibu.

Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, cairan ketuban

menonjol (amniotomi).

Pengeluaran lendir bercampur darah bertambah banyak dari jalan

lahir.
105

Melakukan VT

Hasil VT: vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada

keputihan, portio: tidak teraba, pembukaan 10 cm, kantung ketuban:

+ menonjol (masih utuh), bagian terendah: kepala, posisi : UUK di

depan , molase: 0, turun hodge: IV/ penurunan kepala 0/5.

A : Kala II

P :

1. Memastikan kelengkapan alat dan obat – obatan.

2. Siap diri untuk tolong persalinan sesuai langkah APN.

I :

1. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan

komplikasi ibu dan bayi baru lahir.

2. Patah oxytosin, masukkan dispo kedalam bak partus.

3. Memakai APD (masker, celemek, sepatu boot).

4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci

tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudiann

keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi.

5. Memakai sarung tangan DTT isap oxytosin kemudian masukkan

kedalam bak partus.

6. Memasukan oksitosin 10 IU dengan dispo 3cc (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT dan steril pastikan tidak


106

terjadi kontaminasi pada alat suntik) dan memasukkan dispo

kedalam baki partus.

7. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung

tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan

klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan

terbalik dalam larutan 0,5% selama 10 menit.

8. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ setelah kontraksi/saat

relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas

normal 120-160x/menit), frekuensi 149x/menit.

9. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman

dan sesuai dengan keinginanya.

10. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.

11. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran.

12. Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6cm,

meletakan handuk bersih diatas perut ibu.

13. Meletakan kain bersih yang dilipat1/3bagian dibawah bokong

ibu.

14. Membuka tutupan partus set dan perhatikan kembali

kelengkapan alat dan bahan.

15. Memakai sarung tangn DTT pada kedua tangan.


107

16. Menahan perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan

kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi

untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

17. Setelah kepala bayi lahir, memeriksa kemungkinan adanya

lilitan tali pusat. Ternyata tidak ada lilitan tali pusat.

18. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

19. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala

bayi secara bipariental, menganjurkan ibu meneran saat

kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah

dandistal sehingga bahu depan muncul di arkus pubis dan

kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan bahu

belakang.

20. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah

perineum ibu untuk menyangga kepala bayi, lengan dan siku

sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan

memegang lengan dan siku sebelah atas.

21. Setelah tubuh bayi dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong,tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki, (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-

masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).


108

22. Setelah bayi lahir, melakukan penilain sepintas bayi langsung

menangis kuat, bernapas spontan dan teratur, dan gerakkan bayi

aktif.

23. Meletakkan bayi diatas perut ibu yang sudah dialasi handuk

bersih dan kering kemudian mengeringkan bayi mulai dari

muka, kepala dan bagian tubuh lainya (tanpa membersihkan

verniks) kecuali bagian tangan. Ganti handuk yang basah

dengan kain yang kering. Memposisikan tubuh bayi di perut ibu.

24. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi

lain dalam uterus.

25. Memberitahu ibu bahwa penolong akan menyuntik oksitosin

agar uterus berkontraksi dengan baik.

26. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10

uniit intramuskular di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasi sebelum menyuntik oksitosin).

27. Dalam 2 menit setelah bayi lahir, meraba tali pusat sudah tidak

berdenyut kemudian dengan menggunakan klem, jepit tali pusat

pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar

klem penjepit dorong isi tali pusat kearah distal ibu dan lakukan

penjepit kedua pada 2 cm dari klem pertama.

28. Lindungi perut bayi diantara 2 klem kemudian lakukan

pemotongan dan pengikatan tali pusat.


109

29. Tempatkan bayi di atas dada ibu dan perut ibu untuk melakukan

kontak kulit ibu ke kulit bayi.

30. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi

dikepala bayi.

E : Tanggal : 17 Juli 2016

Jam: 06.34 WITA bayi lahirspontan letak belakang kepala, tidak ada

lilitan tali pusat, bayi lahir langsung menangis, bernapas spontan

teratur, kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin laki – laki.

Tanggal 17 Juli 2016

Jam : 06.37 WITA

S : Ibu mengatakan perutnya mules

O : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, teraba keras,

plasenta belum lahir, keluar darah sedikit.

A : Kala III

P : Lakukan MAK III

1. PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali)

2. Lahirkan Plasenta

3. Massase uterus

I :

31. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

32. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas

simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.


110

33. Saat uterus berkontraksi tegangkan tali pusat sejajar lantai

sambil tangan yang lain mendorong uterus ke belakang –atas

(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

34. Lakukan penegangan dan dorongan dorso -kranial hingga

plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik

tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arahatas,

mengikuti posisi jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso -

kranial).

35. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta

dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput

ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada

wadah yang telah di sediakan.

36. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, letakan tangan diats fundus, dan lakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras).

37. Memeriksa kedua sisi plasenta, kotiledon lengkap, selaput

ketuban lengkap dan utuh. Kemudian masukan plasenta kedalam

kantung plastik atau tempat khusus.

E : Jam 06.42 WITA

Plasenta lahir spontan lengkap, selaput amnion dan korion lengkap

dan utuh, panjang tali pusat kurang lebih 50 cm, dengan diameter 20

cm x 15 cm x 3 cm, perdarahan kurang lebih 50 cc.


111

Tanggal : 17 Juli 2016

Jam : Pukul 06.45 WITA

S : Ibu mengatakan lega dan senang setelah melahirkan anaknya.Ibu

merasa sedikit mules pada perutnya.

O : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit,

kandung kemih kosong, perineum utuh.

A : Kala IV

P : Lakukan prosedur pasca persalinan.

I :

38. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

39. Menginformasikan kepada ibu bahwa waktu untuk melakukan

kontak kulit selama 1 jam.

40. Melakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilkasis dan vit k 1 mg intramuskular di paha kiri

anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu-bayi.

41. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah 1 jam

pemberian vit k 1) di paha kanan anterolateral.

42. Melanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

43. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

44. Jumlah kehilangan darah sedikit.


112

45. Memeriksa nadi ibu 82 x/menit.

46. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu tubuh normal

(36,5 °c-37,5 °c). (Nafas bayi 40 x/menit dan suhu bayi 36,6

°C).

47. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

48. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

49. Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT.

Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu

menggunkan pakain yang bersih dan kering.

50. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkannya.

51. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

52. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan

klorin 0,5% selama 10 menit.

53. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan

bersih.
113

54. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa

tanda vital dan asuhan kala IV.

S : 36, 5 °C N: 82 x/menit TD: 100/70 mmHg

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, perdarahan ± 50 cc.

Mencatat dalam lembar belakang patograf, pemantauan selanjutnya

tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit jam kedua. Hasil

pemantaun selanjutnya dalam belakang lembar patograf.

E :

Tanggal : 17 Juli 2016

Jam : 08.35 WITA

Ibu :

KU: Baik Kesadaran: Composmentis

TTV: TD: 100/70 mmHg, N:82 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,8

°C, fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong, perdarahan kurang lebih 50 cc.

Bayi :

Setelah 1 jam bayi lahir, melakukan pengukuran antropometri yaitu

menimbang berat badan, mengukur panjang badan, mengukur

lingkar kepala, mengukur lingkar dada, mengukur lingkar perut:

BB: 3100 gram PB: 46 cm LK: 34 cm

LD: 33 cm LP: 31 cm
114

Pemberian Vitamin K 1 mg/ml dipaha kiri

Pemberian salep mata oxytetracyclin 1% pada kedua mata bayi

Pemberian vaksin hepatitis B di paha kanan bayi (1 jam setelah

pemberian vitamin K).


115

Hasil Observasi pada 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit pada 1

jam kedua.

Hari/Tangal Jam Hasil Obervasi


Minggu Ibu:
17-07-2016 06.50 wita Ibu :
TTV: TD: 100/70 mmHg, S: 36,5 °c,
N: 84 x/menit, RR: 20 x/menit, TFU:
2 jari di bawah pusat; Kontraksi
uterus: baik, kandung kemih: kosong;
Lochea: rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,5 °c RR: 48 x/menit, N:
126x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif, isapan
ASI kuat, tali pusat tidak berdarah.
Ibu:
07.05 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 84
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus: baik,
kandung kemih: kosong, lochea:
Rubra, Colostrum kiri dan kanan
sudah ada pengeluaran.
Bayi
Bayi:
TTV: S: 36,5 °c, RR: 48 x/menit, N:
126 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif, isapan
ASI kuat, tali pusat tidak berdarah.
Ibu:
07.20 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 84
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus: baik,
kandung kemih: kosong, lochea:
Rubra, Colostrum kiri dan kanan
sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,5 °c, RR: 48 x/menit, N:
126 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif, isapan
ASI kuat, tali pusat tidak berdarah.
116

Ibu:
07.35 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 84
x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5 ºc,
TFU: 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus: baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: RR: 48 x/menit, N: 128x/menit,
S: 36,5 ºc, BAB/BAK: -/-, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, isapan ASI
kuat, tali pusat tidak berdarah.
Ibu:
08.05 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong, lochea:
Rubra, Colostrum kiri dan kanan
sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,6 °c, RR: 48 x/menit, N:
128 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah
Ibu:
08.35 wita Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82
x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi:
TTV: S: 36,6 °c, RR: 48 x/menit, N:
128 x/menit, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
117

CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS

Tanggal Jam Catatan Perkembangan


17-07- 12.35 S: Ibu mengatakan sudah bisa berjalan di dalam
2016 wita ruangan puskesmas.
O: Keadaan umum:Baik, Kesadaran: Composmentis.
TTV: TD: 100/70 mmHg, N : 82x/menit
S: 36,5 °C, RR:19x/menit
A: P2A0AH2 postpartum normal 6 jam.
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan
ibubaik – baik saja. Ibu dan keluarga senang
dengan informasi yang disampaikan.
2. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang tanda bahaya pada masa nifas yaitu:
uterus tidak berkontraksi (perut teraba lembek),
perdarahan pervaginam yang banyak, pusing,
pandangan kabur, demam dan tanda bahaya
pada bayi baru lahir, yaitu: bayi merintih, tidak
mau menyusui, badan bayi terlalu dingin atau
terlalu panas, kuning kejang serta tali pusat
berdarah, dan anjurkan keluarga untuk segera
melapor kepada bidan jika ibu atau bayi
mengalami satu atau lebih tanda bahaya.
Keluarga mengerti dan bersedia melakukan
anjuran yang disampaikan.
3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk
mencegah hipotermi pada bayi baru lahir,
dengan cara menyelimuti bayi, tidak
menggunakan kipas angin disekitar bayi, segera
118

menggangti pakaian bayi bila basah, jauhkan


bayi dari sekitar jendela. Ibu dan keluarga
mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang
disampaikan.
4. Menginformasikan kepada ibu tentang
pentingnya ASI, yaitu pemberian ASI setiap
saat bayi membutuhkan, minimal 2 jam sekali,
untuk memberikan nutrisi yang cukup kepada
bayi, serta merangsang pengeluaran ASI. Ibu
mengerti dan bersedia memberikan ASI kepada
bayi.
5. Mengajarkan ibu tentang teknik menyesui yang
baik dan benar, yaitu: seluruh badan bayi
disanggah dengan benar, sebagian besar areola
mamae masuk ke dalam mulut bayi, tangan ibu
dan badan bayi berada pada satu garis lurus,
menjaga kontak mata dan sentuhan dengan bayi.
Ibu mampu mempraktekkan teknik menyusui
yang baik dan benar.
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada
buku register dan lembaran catatan
perkembangan. Hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
18-07- 07.00 S: Ibu mengatakan sudah bisa berjalan di dalam
2016 wita ruangan puskesmas.
O: Keadaan umum: Baik, Kesadaran: Composmentis
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82 x/menit
S: 36,5 °C, RR: 20 x/menit.
Visite dokter advice : Keadaan umum ibu dan bayi
dalam keadaan normal. Ibu dan bayi bisa
dipulangkan.
119

A: P2A0AH2 postpartum normal hari pertama.


P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan
ibubaik – baik saja. Ibu dan keluarga senang
dengan informasi yang disampaikan.
2. Menganjurkan ibu minum Vitamin A 200 SI,
ibu telah meminum vitamin A.
3. Menganjurkan ibu tentang perawatan payudara,
yaitu menjaga tetap kering dan bersih, terutama
putting susu dengan cara membersihkan putting
susu dan areola mamae menggunakan kapas
yang dibasahi baby oil, lalu keringkan,
menggunakan BH yang menyokong payudara,
apabila payudara lecet, oleskan kolostrum atau
ASI yang keluar disekitar putting susu setiap
kali menyusui. Menyusui tetap dapat dilakukan
pada putting susu yang tidak lecet, apabila lecet
sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24
jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok, apabila payudara
bengkak karena bendungan ASI, lakukan:
pengompresan payudara dengan menggunakan
kain basah dan hangat selama 5 menit,
keluarkan sebagian ASI agar payudara menjadi
lunak, letakkan kain dingin pada payudara
setiap kali menyusui.
4. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang pentingnya ASI eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya. ASI eksklusif adalah
120

pemberian ASI saja tanpa makanan dan


minuman tambahan apapun selama 6 bulan
pertama. Pemberian ASI eksklusif mempunyai
banyak fungsi untuk ibu dan bayi, diantaranya
adalah: memberikan nutrisi yang adekuat
kepada bayi, memberikan kekebalan tubuh
secara alami, kepada bayi, mempererat
hubungan batin antara ibu dan bayi serta
berfungsi sebagai KB alami untuk ibu. Ibu dan
keluarga mengerti dan ibu bersedia memberikan
ASI eksklusif kepada bayi.
5. Menganjurkan ibu kontrol ulang bersama bayi,
di puskesmas atau puskesmas pembantu pada
tanggal 20/01/2016. Ibu bersedia melakukan
kontrol ulang.
6. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada
buku register dan catatan perkembangan. Hasil
pemeriksaan telah didokumentasikan. Pasien di
pulangkan pada jam18.00 WITA, keadaan
pasien dan bayinya baik.
121

KUNJUNGAN RUMAH

Hari/tanggal Data Dasar Paraf


Selasa, S: Ibu mengatakan sudah merasa lebih baik dan sudah
19-07-2016 bisa merawat bayinya.
O: Keadaan umum: Baik, Kesadaran: Composmentis.
TTV: TD: 100/70 mmHg, N : 82 x/menit
S: 36,6 °c, RR: 20 x/menit
A: P2A0AH2 postpartum normal hari kedua
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan
ibubaik – baik saja. Ibu dan keluarga senang
dengan informasi yang disampaikan.
2. Menganjurkan ibu untuk makan makanan
bergizi yaitu nasi yang mengandung
karbohidrat, sayuran yang mengandung
vitamin, tempe, tahu dan ikan yang
mengandung protein dan air yang merupakan
sumber mineral, bila perlu didikung dengan
minum susu. Ibu mengerti dan mengatakan
akan melakukan anjuran yang disampaikan.
3. Menganjurkan ibu untuk mengupayakan
istirahat teratur, yaitu siang 1 – 2 jam per hari
dan tidur malam 7 – 8 jam per hari. Ibu
mengerti dan mengatakan akan melakukan
anjuran yang disampaikan.
4. Menginformasikan kepada ibu tentang
perawatan dan pecegahan infeksi pada bayi,
yang meliputi: memandikan bayi pada pagi
hari saat matahari terbit dan sore hari sebelum
122

matahari terbenam, hindarkan bayi dari orang


yang menderita penyakit menular, menggangti
popok dan pakaian bayi bila basah atau kotor,
melakukan perawatan tali pusat dengan cara
tidak membubuhi apapun pada tali pusat,
membersihkan tali pusat dari pangkal ke ujung
setiap kali mandi, tidak menutup tali pusat
dengan apapun selain pakaian bayi. Ibu
mengerti dan bersedia melakukan perawatan
dan pencegahan infeksi pada bayi.
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada
catatan perkembangan. Hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
Rabu, S: Ibu mengatakan sudah merasa lebih baik dan
20-07-2016 sudah bisa merawat bayinya dan sudah melakukan
kontrol ulang di puskesmas.
O: Keadaan umum: Baik, Kesadaran: Composmentis
TTV: TD: 100/70 mmHg, N : 82 x/menit,
S : 36,5 °c, RR: 20 x/menit
A: P2A0AH2 postpartum normal hari ketiga
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan
ibubaik – baik saja. Ibu dan keluarga senang
dengan informasi yang disampaikan.
2. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang pentingnya ASI eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk tetap memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya atau tanpa
makanan dan minuman tambahan apapun
selama 6 bulan pertama. Ibu dan keluarga
123

mengerti dan ibu bersedia memberikan ASI


eksklusif kepada bayi.
3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap
melakukan personal hygiene, terutama pada
area genitalia dengan cara membersihkan area
genitalia dengan air bersih dari arah vagina ke
anus. Lakukan setiap kali mandi, BAB dan
BAK lalu keringkan dengan kain atau tissue
bersih, mengganti pembalut setiap kali
BAB/BAK atau minimal 3 kali/hari.
4. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada
catatan perkembangan, hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
Kamis, S: Ibu mengatakan sudah merasa lebih baik dan
21-07-2016 sudah bisa merawat bayinya.
O: Keadaan umum: Baik, Kesadaran: Composmentis
TTV: TD: 100/70 mmHg, N : 82 x/menit,
S : 36,6 °C, RR: 20 x/menit
A: P2A0AH2 postpartum normal hari keempat
P:
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu
baik – baik saja. Ibu dan keluarga senang dengan
informasi yang disampaikan.
2. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga
tentang pentingnya ASI eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk tetap memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya atau tanpa makanan
dan minuman tambahan apapun selama 6 bulan
pertama. Ibu dan keluarga mengerti dan ibu
bersedia memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
124

3. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap


melakukan personal hygiene, terutama pada area
genitalia dengan cara membersihkan area
genitalia dengan air bersih dari arah vagina ke
anus. Lakukan setiap kali mandi, BAB dan BAK
lalu keringkan dengan kain atau tissue bersih,
mengganti pembalut setiap kali BAB/BAK atau
minimal 3 kali/hari.
4. Menginformasikan kepada ibu tentang program
Keluarga Berencana, bahwa keluarga berencana
membantu PUS (Pasangan Usia Subur)
merencanakan kehamilannya dengan baik,
melalui penggunaan alat kontrasepsi, misalnya
pil, suntik, implant,IUD dan MOW.
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada
catatan perkembangan, hasil pemeriksaan telah
didokumentasikan.
125

4.3. Pembahasan

Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan konsepdasar

teori dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7

(tujuh) langkah Varney pada kasus Ny. I. N dengan G2P1A0AH1 UK 39 - 40

minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine, let kep inpartu kali 1 fase aktif,

keadaan ibu dan janin baik, di ruang bersalin puskesmas Sikumana.

Pembahasan ini akan disusun berdasakan teori dan alasan nyata dengan

pendekatan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney.

4.3.1. Pengkajian

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik

sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda – tanda vital, pemeriksaan

tanda khusus dan pemeriksaan penunjang (Estiwidani dkk; 2008).

Berdasarkan teori diatas, maka penulis mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam pemberian asuhan, meliputi data subjektif, yaitu : Ibu

mengatakan hamil anak ke dua, pernah melahirkan 1 kali, tidak pernah

keguguran, mempunyai 1 anak yang hidup, haid terakhir tanggal

12/10/2015, mengeluh sakit pinggang menjalar keperut bagianbawah dari

kemarin dan keluar lendir dari jalan lahir sejak pukul 23.00 WITA, serta

data objektif, yaitu TP: 19/07/2016, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, TD : 100/70 mmHg, N: 84 x/mnt, S: 36,5 C, RR: 19 x/mnt.

Inspeksi: Wajah: tidak pucat, tidak ada oedema. Mata: konjungtiva merah
126

muda, sclera putih. Hidung: tidak ada polip. Mulut: mukosa bibir lembab,

warna bibir merah muda. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak

ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis.

Payudara: ada hiperpigmentasi pada areola mamae, puting susu menonjol.

Abdomen: ada linea alba, ada strie albicans dan tidak ada bekas luka

operasi. Ekstremitas: tidak ada oedema dan varises, Genitalia: pengeluaran

pervaginam ada lendir bercampur darah.

Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan data yaitu payudara:

Colostrum Ki+/Ka+, abdomen; leopold I: TFU 2 jari dibawah prosesus

xifoideus, pada fundus teraba bundar, lunak dan tidak melenting (bokong),

leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan memanjang

seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kanan teraba bagian –

bagian kecil janin (ekstremitas), leopold III: pada perut ibu bagian bawah,

teraba bulat, keras tidak dapat digoyangkan (kepala), leopold IV: kepala

sudah masuk PAP (divergen), penurunan kepala 3/5. MC Donald: 31 cm,

TBBJ: 2945 gram, his: 3 dalam x 10 menit lamanya 30 – 35 detik.

Pada pemeriksaan auskultasi, DJJ (Denyut Jantung Janin) terdengar

jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi

152x/mnt. Pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.

Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal: 17/07/2016, Jam 03.20

WITA, hasilnya; vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada

keputihan, portio: tipis, pembukaan 5 cm, kantung ketuban: +, bagian

terendah: kepala, posisi : UUK kanan depan , molase: 0, turun hodge: II.
127

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tidak

didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus.

4.3.2. Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnose atau

masalah berdasarkan interpretasi sehingga dapat merumuskan diagnosa dan

masalah yang spesifik (Estiwidani dkk; 2008).

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh penulis pada

langkah I, maka diagnosa yang dapat ditegakkan pada Ny. I. N yaitu

G2P1A0AH1 UK 39 - 40 minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine, let

kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik. Diagnosa ini

berdasarkan data subjektif, Ibu mengatakan hamil anak ke dua, pernah

melahirkan 1 kali, tidak pernah keguguran, mempunyai 1 anak yang hidup,

haid terakhir tanggal 12/10/2015, mengeluh sakit pinggang menjalar keperut

bagian bawah dari kemarin dan keluar lendir dari jalan lahir sejak pukul

23.00 WITA, serta dataobjektif, yaitu TP: 19/07/2016, keadaan umum baik,

kesadaran composmentis, TD : 100/70 mmHg, N: 82 x/mnt, S: 36,7C, RR:

18x/mnt. Inspeksi: Wajah: tidak pucat, tidak ada oedema. Mata: konjungtiva

merah muda, sclera putih. Hidung: tidak ada polip. Mulut: mukosa bibir

lembab, warna bibir merah muda. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar

tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembendungan

vena jugularis. Payudara: ada hiperpigmentasi pada areola mamae, puting

susu menonjol. Abdomen: tidak ada linea alba, ada strie albicans.
128

Ekstremitas: tidak ada oedema dan varises, Genitalia: pengeluaran

pervaginam ada lendir bercampur darah.

Pada pemeriksaan palpasi, didapatkan data yaitu payudara:

Colostrum Ki/Ka, abdomen; leopold I: TFU 2 jari dibawah procesus

xhypoideus, pada fundus teraba bundar, lunak dan tidak melenting

(bokong), leopold II: pada perut ibu bagian kanan teraba datar, keras dan

memanjang seperti papan (punggung), pada perut ibu bagian kanan teraba

bagian – bagian kecil janin (ekstremitas), leopold III: pada perut ibu bagian

bawah, teraba bulat, keras tidak dapat digoyangkan (kepala), leopold IV:

kepala sudah masuk PAP (divergent), penurunan kepala 3/5. MC Donald:

31 cm, TBBJ: 2945 gram, his: 3x 10 menit lamanya 30 – 35 detik.

Pada pemeriksaan auskultasi, DJJ (Denyut Jantung Janin) terdengar

jelas, kuat dan teratur pada bagian kanan perut ibu dengan frekuensi

152x/mnt. Pemeriksaan perkusi tidak dilakukan.

Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal : 17/07/2016, Jam

03.20 WITA, hasilnya; vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada

keputihan, portio: tipis, pembukaan 5 cm, kantung ketuban: + menonjol

(masih utuh), bagian terendah: kepala, posisi : UUK kanan depan , molase:

0, turun hodge: II.

Penegakkan diagnosa tersebut berdasarkan hasil penyimpulan dari

data yang ditemukan dengan pengkajian disesuaikan dengan nomenklatur

diagnosa kebidanan, maka dapat disimpulkan pada langkah ini tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.


129

4.3.3. Antisipasi Masalah Potensial

Berdasarkan diagnosa dan masalah yang telah ditegakkan, didapati

tidak memiliki masalah potensial yang akan terjadi.

4.3.4. Tindakan Segera

Dalam kasus ini berdasarkan antisipasi masalah potensial yang

akan terjadi, tidak memerlukan tindakan segera yang harus dilakukan

peneliti untuk mencegah komplikasi yang terjadi.

4.3.5. Perencanaan

Pada langkah ini merupakan bagian untuk merencanakan asuhan

secara menyeluruh yang akan ditentukan berdasarkan hasilkajian pada

langkah sebelumnya. Pada persalinan normal perencanaan asuhan yang

sesuai adalah perencanaan persalinan normal dengan berlandaskan asuhan

sayang ibu serta Asuhan Persalinan Normal (APN) 58 langkah (APN,

2008).

Berdasarkan kasus, rencana yang diberikan sesuai kebutuhan yaitu

persiapan pertolongan persalinan pervaginam dengan dasar konsep Asuhan

Persalinan Normal (58 langkah APN). Dan dilanjutkan dengan asuhan masa

nifas selama 5 hari post partum.

4.3.6. Pelaksanaan

Pada langkah keenam atau pelaksanaanasuhan yang diberikan

sesuai rencana secara menyeluruh, seperti yang telah diuraikan. Pada

langkah ini pelaksanaan dilakukan sesuai perencanaan yang telah di buat.


130

4.3.7. Evaluasi

Pada langkah terakhir ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah di berikan. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Proses evaluasi ini

dilaksanakan untuk menilai proses penatalaksanaan efektif atau tidak efektif

serta melakukan penyesuain pada rencana asuhan tersebut. (Jannah, 2011).

Pada tahap ini, sesuai dengan asuhan yang diberikan maka proses persalinan

berjalan normal dan masa nifas sampai dengan hari kelima post partum

berjalan normal sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.


BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I. N dengan

G2P1A0AH1 UK 39 - 40 minggu, Janin tunggal hidup, intra – uterine let kep

inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik di ruang bersalin

Puskesmas Sikumana, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengkajian dari data subjektif dan data objektif

didapatkan data Ny. I. N dengan G2P1A0AH1 UK 39 – 40 minggu, Janin

tunggal hidup intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu

dan janin baik.

2. Hasil interpretasi data, didapat diagnosa ibu G2P1A0AH1 UK 39 – 40

minggu, Janin tunggal hidup intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif,

keadaan ibu dan janin baik.

3. Hasil identifikasi diagnosa dan masalah potensial tidak ada, karena tidak

ada data yang mendukung, baik itu data subjektif maupun data objektif.

4. Pada kasus Ny. I. N tidak ada tindakan segera, karena tidak ditemukan ada

masalah yang harus segera ditangani.

5. Rencana tindakan pada kasus Ny. I. N mengacu pada kebutuhan pasien.

6. Pelaksanaan asuhan pada Ny. I. N, berdasarkan perencanaan yang telah

ditetapkan.

7. Evaluasi yang diperoleh adalah sesuai dengan asuhan yang diberikan maka

proses persalinan berjalan normal sesuai dengan kebutuhan pasien.

131
132

5.2. Saran

5.2.1. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,

wawasan serta mutu tentang penulisan penelitian dan memberikan asuhan

kebidanan intrapartal multigravida dengan persalinan normal sesuai standar.

5.2.2. Bagi Institusi

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukkan untuk

meningkatkan pengetahuan dalam melakukan penelitian asuhan kebidanan

intrapartal multigravida dengan persalinan normal.

5.2.3. Bagi Lahan

Diharapkan untuk tetap mempertahankan kinerja yang sudah baik

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan secara efektif dan efisien dalam

memberikan pelayanan atauasuhankebidanan intrapartal multigravida

dengan persalinan normal.


133

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Data Profil Kesehatan Indonesia. (2013, September 14). Angka Kematian Ibu di
Indonesia masih jauh dari target MDGs 2015. Dipetik Agustus 27, 2015, dari
Kompasiana: http://m.kompasina.com/sina/revolusi-kia

Dwi, A. H,.& Christine, C. P.

Dinkes Kota Kupang. (2013). Profil Kesehatan Kota Kupang 2013. Kupang:
Dinkes Kota Kupang.

Fraser, M. D., & Cooper, A. M. (Penyunt.). (2009). Myles Buku Ajar Bidan (Vol.
14). Jakarta: EGC.

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan reproduksi. (2008). Buku Acuhan


Pelatihan Klinik APN.APN. (2008). Jakarta.

Jannah, N. (2011). Konsep Dokumentasi Kebidanan. Jogjakarta: AR-Rizz Media.

Manuaba, I. B. (2011). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan . Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Profil Kesehatan Indonesia. (2014). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013.


Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Rohani, dkk. (2011). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Refika Aditama.


134

Saifuddin, A. B. (Penyunt.). (2009). Buku Acuan Nasional Pelayan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta.

Suhiyatini, & Asri. (2010). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Nuha Medika.

Sukarni, d. (2013). Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika.

Suryabarata, S. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Varney, H., & dkk. (2007). Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Varney, H., Kriebs, J. M., & Gegor, C. L. (Penyunt.). (2007). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan (Vol. 2). Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, A. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Salemba Medika.


135

Lampiran 1

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.

Calon Responden Studi Kasus Mahasiswi Jurusan Kebidanan

STIKes Citra Husada Mandiri Kupang

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi jurusan Kebidanan STIKes CHM – Kupang jalur

umum angkatan VI mengadakan tugas akhir pada ibu bersalin dengan

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN NORMAL PADA NY. I. N DI

RUANG BERSALIN PUSKESMAS SIKUMANA, untuk maksud

tersebut saya mohon kesediaaan ibu bersama suami untuk menjawab

setiap pertanyaan yang diajukan dan saya menjamin kerahasiaan pendapat

dan identitas ibu.

Partisipasi ibu dalam menjawab pertanyaan sangat saya hargai,

untuk itu atas partisipasi dan kerja samanya saya mengucapkan terima

kasih.

Hormat Saya

Irminiana Tu Rambu
136

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul :

Peneliti : Irminiana Tu Rambu

Bahwa saya diminta berperan serta dalam studi kasus yang

nantinya akan menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti.

Sebelumnya saya sudah diberikan penjelasan mengenai maksud tugas

akhir ini dan saya mengerti bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan diri

saya. Bila saya merasa tidak nyaman, saya berhak untuk mengundurkan

diri sebagai responden.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari

siapapun untuk berperan serta dalam tugas akhir ini dan bersedia

menandatangani lembar persetujuan ini.

Kupang, 17 Juli 2016

Responden

( I. N )
Lampiran 3 137

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG (STIKES CHM-K)
Jl. Manafe NO17 Kayu Putih Oebufu Kupang-NTT
Telp / faks. (62-0380) 8553961 / 8553590
Kupang – NTT Indonesia Email: stikeschmk@yahoo.com

ASUHAN KEBIDANAN INTRAPARTAL

1. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian: 17– 07-2016 Tanggal MRS : 17 –

07- 2016

Oleh mahasiswa : Irminiana Tu Rambu Jam : 03.15WITA

A. DATA SUBYEKTIF
1) BIODATA
Nama ibu : Ny. I. N Nama suami : Tn. A. B

Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun

Agama : Kristen Protestan Agama :

KristenProtestan

Suku/bangsa : Timor/Indonesia Suku/bangsa :

Timor/Indonesia

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat rumah : Jalan Sesawi, Kecamatan Maulafa RT 34 / RW 14

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan ingin melahirkan anak kedua, tidak pernah

keguguran, sudah tidak haid selama 9 bulan, ibu mengeluh merasakan sakit

perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan keluar lendir bercampur darah

sejak pukul 23.00 wita .


138

3) Riwayat Menarche

a) Menarche : 14 tahun

b) Siklus : 28 hari

c) Lamanya darah : 5 hari

d) Sifat darah : Encer

e) Nyeri haid : Tidak ada

f) HPHT : 12-10-2015

g) TP : 19-07-2016

4) Riwayat Menikah

a) Status pernikahan : Syah

b) Lamanya menikah : 4tahun

c) Umur pada saat menikah : 20tahun

5) Riwayat kehamilan yang lalu

a) Pergerakan anak dirasakan sejak : Usia kehamilan 5 bulan

b) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Lebih dari 10 kali.

c) ANC berapa kali : 5kali

d) Tempat ANC : Puskesmas Sikumana

e) Imunisasi TT1 : 05-04-2016

6) Riwayat Persalinan yang Lalu

Tang Jenis U Penol Tem Keadaa JK BB KE


gal persalinan K ong pat n Bayi /PB T
persalin LH/L
an M/M
2012 Normal At Bidan Ru LH La 30 Seh
erm mah ki - 00/4 at
Sakit laki 6
So’e
INI G2 P1 A0 AH1
139

7) Riwayat keluarga berencana

a) KB yang pernah digunakan : Belum pernah

b) Lamanya : Tidak ada

c) Efek samping : Tidak ada

d) Alasan berhenti : Tidak ada

8) Riwayat kesehatan

Penyakit yang pernah diderita :

a) Jantung : Tidak ada

b) HIV/AIDS : Tidak ada

c) Hipertensi : Tidak ada

d) Hepatitis : Tidak ada

e) Jiwa : Tidak ada

f) Campak : Tidak ada

g) Varicela : Tidak ada

h) Malaria : Tidak ada

i) Lain-lain : Tidak ada

9) Riwayat kesehatan keluarga dan penyakit keturunan

a) Jantung : tidak pernah

b) Hipertensi : tidak pernah

c) Hepatitis : tidak pernah

d) Jiwa : tidak pernah

e) Campak : tidak pernah

f) Varicela : tidak pernah


140

g) Malaria : tidak pernah

h) lain-lain : tidak pernah

10) Keadaan psikososial

a) Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga senang

terhadap kehamilan ini.

b) Dukungan keluarga : ada

c) Beban kerja dan kegiatan sehari- hari : ibu melakukan pekerjaan seperti

memasak, mencuci , menyapu.

d) Jenis kelamin yang diharapkan: Laki-laki dan perempuan sama saja.

e) Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami.

f) Perilaku kesehatan

(1) Rokok : Tidak ada

(2) Konsumsi obat terlarang : Tidak ada

(3) Minum kopi : Tidak ada

11) Latar belakang budaya

a) Kebiasaan melahirkan ditolong oleh : Bidan

b) Pantangan makanan : Tidak ada

c) Kepercayaan yang berhubungan dengan persalinan : Tidak ada

d) Kepercayaan yang berhub. Dengan nifas : Tidak ada

12) Riwayat seksual

Apakah ada perubahan pola hubungan seksual:

a) TM I : Ada

b) TM II : Ada
141

c) TM III : Ada

Apakah ada penyimpanagan atau kelaianan seksual: Tidak ada

13) Riwayat diet atau makanan

a) Jenis makanan pokok : Nasi

b) Frekuensi : 3 – 4 x/hari

c) Porsinya : 1 piring

d) Lauk pauk : Tahu, tempe, ikan, telur

e) Minum air dan susu : Air putih ± 8 gelas / hari

f) Keluhan : Tidak ada

14) Riwayat Pola Eliminasi

a) BAK

(1) Frekuensi : 4-5 kali/hari

(2) Bau : Khas urine

b) BAB

(1) Frekuensi : 1-2 kali/hari

(2) Bau : Khas feses

(3) Konsistensi : Lembek

(4) Keluhan : Tidak ada

15) Riwayat Pola Istirahat

a) Tidur siang : 2 jam/ hari

b) Tidur malam : 7-8 jam/hari

16) Riwayat Kebersihan Diri

a) Mandi : 2 kali/hari
142

b) Sikat gigi : 2 kali/hari

c) Ganti pakaian dalam : 3 kali/hari

d) Ganti pakaian luar : 1 kali/hari

e) Perawatan payudara : Dilakukan sejak hamil setiap kali mau mandi

dengan menggunakan minyak kelapa/baby oil.

B. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) Bentuk tubuh : Lordosis

d) Ekspresi wajah : Meringis Kesakitan

e) Tanda-tanda vital: Suhu : 36,5°c TD :

100/70mmHg

Nadi : 84 kali/menit RR : 19kali/menit

f) BB sebelum hamil : 45 kg

g) BB saat hamil : 62 kg

h) LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

1) Kepala : Normal

2) Rambut : Bersih, tidak rontok

3) Wajah :

(a) Bentuk : Oval


143

(b) Pucat : Tidak

(c) Cloasma gravidarum : Ada

(d) Oedema : Tidak ada

4) Mata

(a) Conjungtiva : Merah muda

(b) Sclera : Putih

(c) Oedema : Tidak ada

5) Mulut

(a) Mukosa bibir : Lembab

(b) Warna bibir : Merah muda

(c) Stomatis/sariawan : Tidak ada

6) Gigi

(a) Kelengkapan gigi : Lengkap

(b) Caries gigi : Tidak ada

7) Tenggorokan :

(a) Warna : Merah muda

(b) Tonsil : Tidak ada

8) Leher :

(a) Adakah pembesaran kalenjar limfe : Tidak ada

(b) Adakah pembesaran kalenjar thyroid : Tidak ada

(c) Adakah pembendungan vena jugularis : Tidak ada

9) Dada:

(a) Bentuk : Simetris


144

(b) Mamae

Bentuk : Simetris

Areola : Hiperpigmentasi
Putting susu : Menonjol
10) Perut

(a) Bentuk : Membesar

(b) Linea : Ada linea alba

(c) Strie : Ada strie albicans

(d) Bekas luka operasi : Tidak ada

11) Ekstremitas

(a) Bentuk : Normal

(b) Varices : Tidak ada

(c) Oedema : Tidak ada

12) Vulva vagina dan anus :

(a) Bentuk : Normal

(b) PPV : Ada bloody show

(c) Varises : Tidak ada

(d) Haemoroid : Tidak ada

b. Palpasi

1) Kepala : Normal, tidak ada benjolan

2) Leher:

(a) Adakah pembesaran kalenjar limfe : Tidak ada

(b) Adakah pembesaran kalenjar thyroid : Tidak ada

(c) Adakah pembendungan vena jugularis : Tidak ada


145

3) Perut :

(a) Leopold I : TFU 2 jari dibawah proccesus xyphoideus, pada

fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting

(Bokong).

(b) Leopold II : Padaperut bagian kanan teraba keras datar,

memanjang, seperti papan (PU-KA) dan Pada

perut bagian kiri ibu teraba bagian terkecil janin.

(c) Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah teraba bulat keras

dan melenting (Kepala).

(d) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP

(Divergen) penurunan kepala 3/5.

(e) Mc Donald : 3100 cm.

(f) TBBJ : 2945 gram

c. Auskultasi:

1) DJJ : Terdengar keras,jelas dan teratur

2) Frekuensi : (+) 152 kali/menit

d. Perkusi:

Reflex patella : Tidak dilakukan

3. PEMERIKSAAN DALAM

Tanggal : 17/07/2016 Jam : 03.15wita

Oleh Mahasiswa : Irminiana Tu Rambu NIM : 132111163

a) Vulva : Tidak ada kelainan kulit

b) Vagina : Tidak ada keputihan


146

c) Portio : Tipis

d) Pembukaan : 5 cm

e) Kantong ketuban : Masih utuh

f) Bagian terendah : Kepala

g) Posisi : UUK kanan depan

h) Turun hodge : II

4. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a) Urine

(1) Reduksi :-

(2) Albumin :-

b) Darah

(1) HB :-

(2) Golongan darah : B

5. PEMERIKSAAN KHUSUS

b) USG : Tidak dilakukan

c) Rontgen : Tidak dilakukan

II. ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA

Diagnosa/Masalah Data dasar


Dx : Data Subyektif:
G2P1A0AH1, UK Ibumengatakan hamil anak kedua,tidak pernah
39 - keguguran, haid terakhir tanggal 12/10/2015
40 minggu, Janin pergerakan janin dalam 24 jam terakhir dirasakan
Tunggal Hidup, Intra sering. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah
Uterine, Letak menjalar ke pinggang disertai pengeluaran lendir
Kepala, inpartu kala bercampur darah dari jalan lahir sejak pukul
147

1 fase aktif 23.00 WITA.


Keadaan ibu dan Data Obyektif
janin baik. TP : 19-07-2016
UK : 39 – 40Minggu
KU : Baik,Kesadaran : Composmentis
TTV: TD : 100/70 mmHg, S: 36,5 ºC, RR: 19 x /
menit,
N: 84 x/menit.
BB : 62 kg
Lila : 26 cm
1. Inspeksi :
Wajah : Tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : konjungtiva merah muda, sclera putih,
tidak ada oedema.
2. Palpasi :
Dada: Payudara normal, putting susu menonjol
ka/ki (+)/(+), ada hyperpigmentasi
pada areola mammae, colostrum
(+)/(+).
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidakpembengkakan kelenjar
limfe, dan tidak ada
pembendungan vena jugularis.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, ada
striaealbicans, ada linea nigra.
Ekstremitas : Oedema (-), Varises (-).
a. Leopold I: TFU 2 jari dibawah proccesus
xyphoideus pada fundus
teraba bulat, lunak, tidak
melenting (Bokong).
b. LeopoldII: Pada perut bagian Kanan teraba
148

keras
datar, memanjang, seperti papa
n(PU-KA). Pada perut bagian
Kiri teraba bagian terkecil
janin.
c. Leopold III : Pada perut ibu bagian bawah
teraba bulat keras dan
melenting (Kepala). Sudah
masuk PAP.
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah
masuk PAP (Divergen )
penurunan kepala 3/5.
e. Mc Donald : 31 cm.
f. TBBJ : 2945 gram.
g. His : 3x 10 menit lamanya 30 – 35
detik, kuat dan teratur.
3. Auskultasi:
a. DJA : Terdengar keras, jelas dan
teratur di perut ibu bagian
kanan.
b. Frekuensi : (+) 152 kali/menit
4. Pemeriksaan dalam
a. Vulva : Tidak ada kelainan kulit
b. Vagina : Tidak ada keputihan
c. Portio : Tipis
d. Pembukaan : 5 cm
e. Kantong ketuban: Masih utuh
f. Bagian terendah: Kepala
g. Posisi : UUK kanan depan
h. Turun hodge : II
149

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. PERENCANAAN

Tanggal :17/07/2016 Jam : 03. 20

WITA

Diagnosa : G2P1A0AH1 UK 39 – 40 minggu Janin tunggal hidup

intrauterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

R/ Pendekatan pada ibu dan keluarg dapat menjalin hubungan baik antara

ibu dan petugas kesehatan sehingga lebih kooperatif dalam asuhan yang

diberikan.

2. Lakukan pemantauan pembukaan serviks dan penurunan kepala, tekanan

darah tiap 4 jam, suhu tiap 2 jam, nadi, djj dan his setiap 30 menit untuk

fase aktif

R/ Pemantauan yang dilakukan merupakan tolak ukur untuk menentukan

tindakan yang akan dilakukan.


150

3. Informasikan semua hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.

R/ Informasi yang diberikan merupakan hak pasien untuk mengetahui hasil

pemeriksaan sehingga mengurangi kecemasan serta membantu ibu dan

keluarga agar lebih kooperatif dengan tindakan yang diberikan.

4. Observasi persalinan menggunakan patograf

R/ Patograf sebagai alat ukur untuk menilai keadaan umum ibu dan janin,

kemajuan persalinan, dan memantau keadaan patologis yang mungkin

terjadi pada ibu dan janin.

5. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

R/ lingkungan yang aman dan nyaman memungkinkan ibu terhindar dari

infeksi kuman dan menjaga privasi ibu..

6. Anjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri

R/ tidur dalam posisi miring kiri dapat mengurangi tekanan pada vena cava

inferior oleh berat rahim dan isinya yang terdiri dari janin, cairan

ketuban dan plasenta sehingga tidak mengganggu turunnya aliran

darah dari sirkulasi ibu ke plasenta sehingga tidak terjadi hipoksia pada

janin.

7. Anjurkan ibu untuk menahan buang air kecil

R/ Dengan berkemih dapat merangsang otot – otot uterus berkontraksi

sehingga mempercepat proses turunnya kepala dan mengurangi rasa

sakit pada saat persalinan.


151

8. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan,

R/ Pendamping persalinan dapat mengatasi gangguan emosional dan

pengalaman yang menegangkan dan merupakan tindakan asuhan

sayang ibu.

9. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dengan berjalan disekitar ruangan,

R/ Mobilisasi merupakan bagian terpenting dalam proses persalinan

karena membantu penurunan bagian terendah janin akibat adanya

gaya gravitasi bumi.

10. Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his

R/ Makanan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan

memberikan lebih banyak energy dan mencegah dehidrasi yang

memperlambat kontraksi atau membuat kontraksi menjadi tidak

teratur dan kurang efektif.

11. Siapkan alat dan bahan sesuai SOP

R/ Persiapan alat dan bahan sangat penting untuk melakukan proses

persalinan dan kelahiran bayi.

12. Lakukan pendokumentasian

R/ Pendokumentasian sebagai bahan evaluasi, bukti pelayanan, bahan

tanggung jawab dan tanggung gugat.

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 17/07/2016 Jam : 03.30WITA

Diagnosa : G2P1A0AH1UK 39 – 40 minggu Janin tunggal hidup

intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.
152

1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan memberisalam

dengan ramah, memperkenalkan diri, dan melakukan komunikasi dengan

baik dan efektif.

M/ Pendekatan sudah terjalin.

2. Memberikan informasi pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

dan keadaan ibu dan janin yaitu : keadaan umum : baik, kesadaran :

composmentis, TTV : ibu dan bayi dalam batas normal.

M/ Ibu dan keluarga mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan dan

kondisi kesehatannya.

3. Melakukan observasi djj, his, nadi tiap 30 menit, suhu dan produksi urin

tiap 2 jam, tekanan darah, pembukaan serviks dan penurunan kepala tiap 4

jam, mencatat dalam lembar depan partograf.

M/ Hasil observasi telah tercatat dalam lembar depan partograf.

4. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dengan membersihkan

ruangan, menutup pintu untuk menjaga privasi klien sehingga ibu merasa

nyaman dengan tindakan yang diberikan.

M/ Terciptanya lingkungan yang aman dan privasi ibu terjaga.

5. Menganjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri dengan kaki bagian

bawah lurus dan kaki bagian atas dilipat keatas

M/ Ibu sudah dalam posisi miring kiri sesuai dengan anjuran petugas.

6. Menganjurkan ibu tidak menahan buang air kecil maksimal 2 jam sekali

sehingga membantu penurunan kepala

M/ Ibu bersedia untuk mengikuti anjuran petugas.


153

7. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama persalinan

M/ Keluarga besedia untuk mengikuti anjuran petugas.

8. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dengan berjalan disekitar ruangan

M/ Ibu bersedia mengikuti anjuran petugas.

9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his

M/ Ibu sudah makan bubur dan minum air gula 1 gelas.

10. Menyiapkan alat dan bahan sesuai SOP, alat dan bahan sudah tersedia

SAFF I: partus set berisi klem koher steril 2 buah, gunting tali pusat 1

buah,½ koher 1 buah, gunting episiotomi. kasa secukupnya, pengikat tali

pusat, sarung tangan 2 pasang, , heacting set berisi: pinset anatomi 1 buah,

pinset sirurgis 1 buah, naldvoeder 1 buah, jarum otot dan jarum kulit

masing – masing 1 buah, kasa secukupnya, sarung tangan 1 pasang, SAFF

II : Wadah berisi larutan klorin 0,5% untuk handscoon bekas pakai, tempat

plasenta yang dilapisi plastik, termometer, stetoskop, kateter steril dan

sarung tangan, SAFF III: obat – obatan: oxytosin 10 IU,Dispo 1 cc,3 cc

dan 5 cc, APD: topi, celemek, kacamata, sepatu boot, masker, keranjang

infuse set, keranjang berisi kain penyokong perineum, handuk alas perut

ibu, kain pengganti handuk basah, pakaian ibu dan bayi.

M/ Alat dan bahan telah disiapkan

11. Melakukan pendokumentasian

M/ Pendokumentasian telah dilakukan dalam partograf dan status ibu.


154

VII. EVALUASI / CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 17 / 07 / 2016 Jam : 06.00 WITA

Diagnosa : G2P1A0AH1UK 39 – 40 minggu Janin tunggal hidup

intra – uterine let kep inpartu kali 1 fase aktif, keadaan ibu dan janin baik.

S: Ibu mengatakan rasa sakit bertambah dan ada keinginan untuk meneran

seperti ingin BAB.

O: KU: baik. Kesadaran: composmentis

Kontraksi uterus 5x dalam10 menit lamanya 40 – 45 detik.

DJJ +, frekuensi 132 x/menit

Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, ketuban (menonjol).

Pengeluaran lendir bercampur darah bertambah banyak dari jalan lahir.

Melakukan VT

Hasil VT: vulva: tidak ada kelainan kulit, vagina: tidak ada keputihan,

portio: tidak teraba, pembukaan 10 cm, kantung ketuban: + menonjol

(masih utuh), dilakukan amniotomi, cairan ketuban bercampur

mekonium, bagian terendah: kepala, posisi : UUK di depan , molase: 0,

turun hodge: IV, penurunan kepala 0/5.

A: Kala II

P: 1. Pastikan kelengkapan alat dan obat – obatan

2. Siapkan ibu dan keluarga

3. Siap diri untuk tolong persalinan sesuai langkah APN

I:
155

1. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu

dan bayi baru lahir.

2. Patah oxytosin, masukkan alat suntik kedalam bak partus.

3. Memakai APD (masker, celemek, sepatu boot).

4. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan

dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Memasukan oksitosin 10 IU dengan dispo 3cc (gunakan tangan

yang memakai sarung tangan DTT dan steril pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik) dan memasukkan dispo kedalam baki

partus .

6. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung

tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin

0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik

dalam larutan 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah

sarung tangan dilepaskan.

7. Memeriksa Denyut Jantung Janin : frekuensi 132 x/menit teratur.

8. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman

dan sesuai dengan keinginannya. Ibu memilih posisi ½ duduk.

9. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.


156

10. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada

dorongan kuat untuk meneran.

11. Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 - 6 cm,

meletakan handuk bersih diatas perut ibu.

12. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.

13. Membuka tutupan partus set dan perhatikan kembali kelengkapan

alat dan bahan.

14. Memakai sarung tangn DTT pada kedua tangan.

15. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka

vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi

dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala

bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.

16. Setelah kepala bayi lahir, memeriksa kemungkinan adanya lilitan

tali pusat. Ternyata tidak ada lilitan tali pusat.

17. Menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

18. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi

secara biparental, menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.

Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal sehingga

bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke

arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

19. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan kebawah kearah perineum

ibu untuk menyangga kepala bayi, lengan dan siku sebelah bawah.
157

Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan

siku sebelah atas.

20. Setelah tubuh bayi dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong,tungkai dan kaki. Pegang kedua

mata kaki, (masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-

masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

21. Setelah bayi lahir, melakukan penilain sepintas, bayi langsung

menangis kuat, bernapas spontan dan teratur, dan gerakkan bayi

aktif.

22. Meletakkan bayi diatas perut ibu yang sudah dialasi handuk bersih

dan kering kemudian mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala

dan bagian tubuh lainya (tanpa membersihkan verniks) kecuali

bagian tangan. Ganti handuk yang basah dengan kain yang kering.

Memposisikan tubuh bayi di perut ibu.

23. Memeriksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain

dalam uterus.

24. Memberitahu ibu bahwa penolong akan menyuntik oksitosin agar

uterus berkontraksi dengan baik.

25. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 uniit

intramuskular di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan

aspirasi sebelum menyuntik oksitosin).

26. Dalam 2 menit setelah bayi lahir, meraba tali pusat sudah tidak

berdenyut kemudian dengan menggunakan klem, jepit tali pusat


158

pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem

penjepit dorong isi tali pusat kearah distal ibu dan lakukan penjepit

kedua pada 2 cm dari klem pertama.

27. Lindungi perut bayi diantara 2 klem kemudian lakukan

pemotongan dan pengikatan tali pusat.

28. Tempatkan bayi di atas dada ibu dan perut ibu untuk melakukan

kontak kulit ibu ke kulit bayi.

29. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala

bayi.

E: Tanggal : 17 Juli 2016 Jam : 06.34 WITA

Bayi lahir spontan letak belakang kepala, tidak ada lilitan tali pusat,

bayi lahir langsung menangis, bernapas spontan teratur, kulit

kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin laki – laki.

Tanggal 17 Juli 2016

Jam : 06.37 WITA

S: Ibu mengatakan perutnya mules

O: TFU 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus baik, teraba keras, plasenta

belum lahir, keluar darah sedikit.

A: Kala III

P: Lakukan MAK III

4. Lakukan PTT (Penegangan Tali pusat Terkendali)

5. Lahirkan Plasenta

6. Massase uterus
159

I:

30. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

31. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis

untuk mendeteksi. Tangan lain meregangkan tali pusat.

32. Saat uterus berkontraksi regangkan tali pusat sejajar lantai sambil

tangan yang lain mendorong uterus ke belakang –atas (dorso

kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).

33. Lakukan penegangan dan dorongan dorso - kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat

dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti

posisi jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso - kranial).

34. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah

yang telah di sediakan.

35. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakan tangan diats fundus, dan lakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi

(fundus teraba keras).

36. Memeriksa kedua sisi plasenta, kotiledon lengkap, selaput ketuban

lengkap dan utuh. Kemudian masukan plasenta kedalam kantung

plastik atau tempat khusus.

E: Tanggal : 17 Juli 2016 Jam : 06.42 WITA


160

Plasenta lahir spontan lengkap, selaput amnion dan korion lengkap

dan utuh, panjang tali pusat kurang lebih 50 cm, dengan diameter 20 cm

x 15 cm x 3 cm, perdarahan kurang lebih 50 cc.

Tanggal : 17 Juli 2016

Jam : Pukul 06.50 WITA

S: Ibu mengatakan lega dan senang setelah melahirkan anaknya.

Ibu merasa sedikit mules pada perutnya.

O: TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan sedikit,

kandung kemih kosong, ruptur derajat I, dan berdarah.

A: Kala IV

P: 1. Lakukan prosedur pasca persalinan

2. Lakukan heacting perineum dengan catgut kromik.

I:

37. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

38. Melakukan heacting perineum dengan catgut kromik, jahit tunggal

2 kali.

39. Merawat luka dengan kasa dan betadine.

40. Menginformasikan kepada ibu bahwa waktu untuk melakukan

kontak kulit selama 1 jam.

41. Melakukan penimbangan atau pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilaksis dan vit k 1 mg intramuskular di paha kiri

anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu-bayi.


161

42. Memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B (setelah 1 jam

pemberian vit k 1) di paha kanan anterolateral.

43. Melanjutkan pemantaun kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

44. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

45. Jumlah kehilangan darah sedikit.

46. Memeriksa nadi ibu 82 x/menit.

47. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi

bernafas dengan baik. Nafas bayi 40 x/menit dan suhu bayi 36,6

°C.

48. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin

0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan

setelah di dekontaminasi.

49. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah

yang sesuai.

50. Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Membersihkan

sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian

yang bersih dan kering.

51. Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

Menganjurkan keluarga memberikan ibu minuman dan makanan

yang diinginkannya.

52. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.


162

53. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

membalikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit.

54. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering

dan bersih.

55. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda

vital dan asuhan kala IV.

S: 36, 5 °C N: 84 x/menit TD: 100/70 mmHg

TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, perdarahan ± 50 cc

Mencatat dalam lembar belakang patograf, pemantauan

selanjutnya tiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit jam

kedua. Hasil pemantaun selanjutnya dalam lembar patograf.

E:

Tanggal : 17 Juli 2016

Jam: 08.35 WITA

Ibu:

KU : Baik Kesadaran : composmentis

TTV: 100/70 mmHg, N:82 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,5 °C,

fundus uteri baik 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong, perdarahan kurang lebih 50 cc.


163

Bayi:

Setelah 1 jam bayi lahir, melakukan pengukuran antropometri

yaitu menimbang berat badan , mengukur panjang badan,

mengukur lingkar kepala, mengukur lingkar dada, mengukur

lingkar perut:

BB: 3100 gram PB: 46 cm LK: 34 cm

LP: 33 cm LD: 31 cm

Pemberian Vitamin K 1 mg/ml dipaha kiri

Pemberian salep mata oxytetracyclin 1% pada kedua mata bayi

Setelah 1 jam injeksi pemberian vitamin K beri Injeksi vaksin

hepatitis B di paha kanan bayi ( 1 jam setelah pemberian vitamin

K).
164

Hasil Observasi pada 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit

pada 1 jam kedua.

Hari/Tang Jam Hasil Obervasi


al
Minggu Ibu:
17-07-2016 06.50 Ibu: TTV: TD: 100/70 mmHg, S:
wita 36,5 °c, N: 84 x/menit, RR: 20
x/menit, TFU: 2 jari di bawah pusat;
Kontraksi uterus: baik, kandung
kemih: kosong; Lochea: rubra,
Colostrum kiri dan kanan sudah ada
pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,5 °c RR: 48
x/menit, N: 126 x/menit,
BAB/BAK: -/-, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif, isapan
ASI kuat, tali pusat tidak berdarah.
Ibu:
07.05 Ibu: TTV: TD: 100/70 mmHg, N:
wita 84 x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,5 °c, RR:
48 x/menit, N: 126 x/menit,
BAB/BAK: -/-, warna kulit
kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat
tidak berdarah.
Ibu:
07.20 Ibu: TTV:TD: 100/70 mmHg, N: 84
wita x/menit,
RR: 19 x/menit, TFU: 2 jari di
bawah pusat, kontraksi uterus: baik,
kandung kemih: kosong, lochea:
Rubra, Colostrum kiri dan kanan
sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,5 °c, RR: 48
x/menit,
N: 126 x/menit, BAB/BAK: -/-,
warna kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
165

berdarah.
Ibu:
07.35 Ibu: TTV: TD: 100/70mmHg, N:
wita 84 x/menit, RR: 19 x/menit, S: 36,5
ºc, TFU: 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus: baik, kandung
kemih: kosong, lochea: Rubra,
Colostrum kiri dan kanan sudah ada
pengeluaran.
Bayi: TTV: RR: 48 x/menit, N:
128x/menit,
S: 36,5 ºc, BAB/BAK: -/-, warna
kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
Ibu:
08.05 Ibu: TTV: TD: 100/70mmHg, N:
wita 82 x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,6 °c, RR: 48
x/menit,
N: 128 x/menit, BAB/BAK: -/-,
warna kulit kemerahan, gerakan aktif,
isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah
Ibu:
08.35 Ibu: TTV: TD: 100/70 mmHg, N:
wita 82 x/menit, RR: 19 x/menit, TFU: 2
jari di bawah pusat, kontraksi uterus:
baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, Colostrum kiri dan
kanan sudah ada pengeluaran.
Bayi: TTV: S: 36,6 °c, RR: 48
x/menit, N: 128 x/menit, BAB/BAK:
-/-, warna kulit kemerahan, gerakan
aktif, isapan ASI kuat, tali pusat tidak
berdarah.
166

CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS

Tangg Ja Catatan Perkembangan


al m
17-07- 08.35 1. Memberikan ibu makan (nasi 1 piring, ikan
2016 wita 1 potong dan sayur) serta minum (1 bootl
aqua sedang).
2. Memberikan imunisasi Hb 0 pada bayi di
paha kanan
08.40 Ibu mendapat terapi:
wita Paracetamol: 1x500 mg
Amoxilin: 1x500 mg
SF: 1x200 mg
Vit. C: 1x50 mg
Vit. A: 1x100.000 IU
09.00 Pasien dipindahkan dari ruangan
wita VK ke ruangan nifas
12.00 Memberikan ibu makan (nasi 1 piring, ikan
wita 1 potong dan sayur) serta minum (1 botol
aqua sedang).
12.05 Memberi ibu obat sesuai dosis:
wita M/ Paracetamol: 1x500 mg
Amoxilin: 1x500 mg
Memberikan ibu makan (nasi 1
piring, ikan 1 potong dan sayur) serta
minum (1 botol aqua sedang).
19.00 Memberi ibu obat sesuai dosis:
wita M/ Paracetamol: 1x500 mg
Amoxilin: 1x500 mg
SF: 1x 200 mg
Vit. C: 1x50 mg
19.05
wita
18-07- S: Ibu mengatakan tidak ada
2016 keluhan
O: Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum: baik,
Kesadaran: composmentis, ekspresi
wajah ibu tenang.
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82x/menit,
RR: 18x/menit, S: 36,8ºc.
Pemeriksaan Fisik:
a) Mata: tidak ada edema, konjungtiva
pucat, sclera putih.
b) Payudara: simetris, tidak ada nyeri
167

tekan, colostrum masih belum terlalu


banyak.
c) Abdomen: kontraksi uterus baik, TFU 2
jari bawah pusat.
d) Vulva/vagina: ada pengeluaran darah
e) Ekstremitas: tidak ada edema dan
varises
A: P2A0AH2Post partum hari pertama
P:
06.00 1. Mengobservasi keadaan ibu dan bayi
wita M/ Ibu:
TTV: TD: 100/70 mmHg, N:
82x/menit, RR: 18x/menit, S: 36,6ºc,
TFU: 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus: baik, kandung kemih: kosong,
lochea: Rubra, ganti pembalut: 4 kali,
BAB/BAK: -/3x.
Bayi:
TTV: RR: 52x/menit, N: 136x/menit,
S: 36,5 ºc, BAB/BAK: 2x/1x, isapan ASI
kuat, tali pusat layu
06.062. Melakukan perawatan bayi baru lahir
wita M/: Memandikan bayi dengan air hangat,
merawat tali pusat, mengukur TTV bayi:
RR: 52x/menit, N: 136x/menit, S: 37,2ºc
06.20 Menganjurkan ibu untuk memberikan
wita ASIsesering mungkin pada bayinya
yaitu setiap 2 jam atau bayinya rewel
ingin minum.
M/ Ibu telah menyusui bayinya
07.00 Memberikan Ibu makan (nasi1 piring, sayur
wita dan ikan) serta minum (1 aqua botol sedang)
M/ Ibu sudah makan
07.30 Memberikan ibu obat sesuai dosis
wita M/ Paracetamol: 1x500 mg
Amoxilin: 1x500 mg
SF: 1x 200 mg
Vit. C: 1x50 mg
08.00 Mengikuti visite dokter
wita Instruksi dokter: istirahat yang cukup
dan
tingkatkan pemberian ASI pada bayi
168

11.00 S: Ibu mengatakan melahirkan sejak 1 hari


anak pertama, BAB (-)/BAK (+),
kontraksi uterus baik, demam (-), ASI
(+)/(+), makan dan minum baik, perut
kembung (+).
O: TD: 100/70 mmHg
N: 78x/menit
RR: 20 x/menit
S: 37,1ºc
Konjungtiva merah muda, sklera putih
Hasil Lab: tidak dilakukan
A: Ibu P2A0AH2 Post partum hari
pertama
P: 1. Mengobservasi keadaan ibu
KU: baik, kesadaran: composmentis,
wajah: tidak pucat,
2. Menganjurkansuami untuk memberikan
ibu makan banyak sayur dan buah.
Suami sudah memberikan ibu makan
nasi dan sayur marungge dan ibu
menghabiskan makanannya.
3. Menganjurkan ibu istirahat agar kondisi
tubuh dapat pulih kembali, Ibu
menerima anjuran yang diberikan
16. KIE pulang:
30 1. Memberikan ASI eksklusif pda bayi
wita selama 6 bulan, baru dilakukan dengan
pemberian makanan tambahan
2. Istirahat yang cukup minimal 8 jam/hari
3. Menginformasikan kepada ibu mengenai
tanda bahaya pada ibu dan bayi
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi seimbang
5. Menganjurkan ibu minum obat lanjut
secara teratur sesuai dosis:
6. Memotivasi ibu untuk mengikuti KB
7. Menginformasikan pada ibu jadwal
kunjungan ulang tanggal: 25 Juli 2016.
18. Ibu dan bayi pulang
00
wita
169
170

KUNJUNGAN RUMAH
Hari Data Dasar Para
/tangg f
al
Selas S: Ibu mengatakan nyeri pada luka perineumnya sudah
a, berkurang, masih ada pengeluaran sedikit darah dari
19- jalan lahir berwarna merah, 2 kali ganti pembalut,
07- BAB/BAK: 1/3kali, serta isapan ASI bayi kuat.
2016 O : Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu: baik, Kesadaran:
composmentis
TTV: TD: 100/70mmHg, N: 80x/menit,
RR: 20 x/menit, S: 36,6 °c
Pemeriksaan fisik
 Mata
Inspeksi: kelopak mata tidak ada oedema,
pengelihatan: normal, konjungtiva: Merah muda,
Sklera: putih.
 Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
 Abdomen
Palpasi: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik.
 Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
berbau, tidak terbuka, ada rasa nyeri, lochea rubra.
 Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
A: P2A0AH2, postpartum hari kedua
P:
 Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik
dan TTV dalam batas normal
 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, seperti: nasi, sayuran
hijau, kacang-kacangan, tahu, tempe, daging,
ikan, teluar, buah, dan minum air putih yang
banyak, ibu bersedia mengikuti anjuran yang
diberikan.
 Menganjurkan ibu untuk minum obat secara
teratur dan sesuai dosis:
Amox: 3x500mg/hari
Asmef: 3x500mg/hari
171

Vit c : 1x50mg/hari
SF : 1x200mg/hari
Ibu bersedia minum obat sesuai anjuran
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur yaitu: 1-2 jam (siang), 7-8 jam (malam),
ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
 Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene
dengan cara membersihkan alat genetalia sesudah
BAB/BAK dengan menggunakan air bersih dan
sabun. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
 Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan
benar : Bayi harus mencakup puting dan areola
ibu dengan mulut terbuka lebar, hidung bayi harus
sejajar dengan putting susu ibu.
Ibu menyangga kepala dan leher bayi dengan
lembut dengan meletakan tangannya pada tulang
oksipital bayi, dan memebuat kepala bayi
bergerak ke belakang pada posisi seperti mencium
bunga.
Panyudara harus benar-brnar memenuhi mulut
bayi.
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
Rabu, S: Ibu mengatakan nyeri luka jahitan sudah berkurang,
20-07- pengeluran darah dari jalan lahir sudah berkurang,
2016 berwarna merah kuning, 2 kali ganti pembalut,
BAB/BAK: ¼ kali, serta isapan ASI bayi kuat.
O: Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu: baik, Kesadaran:
composmentis
TTV: TD : 100/70 mmHg, N: 82 x/menit,
RR: 20x/menit, S: 37°c
Pemeriksaan fisik
 Mata
Inspeksi :kelopak mata tidak ada oedema,
pengelihatan: normal, konjungtiva: Merah muda,
Sklera: putih
 Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
 Abdomen
Palpasi: TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik.
 Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
172

berbau, tidak terbuka, ada rasa nyeri, lochea


sangulenta.
 Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
A: P2A0AH2, postpartum hari ketiga
P:
 Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik
dan TTV dalam batas normal.
 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, seperti: nasi, sayuran hijau,
kacang-kacangan, tahu, tempe, daging, ikan,
teluar, buah, dan minum air putih yang banyak, ibu
berdedia mengikuti anjuarn yang diberikan.
 Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur
dan sesuai dosis:
Amox: 3x500mg/hari
Asmef: 3x500mg/hari
Vit c : 1x50mg/hari
SF : 1x200mg/hari
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur yaitu: 1 -2 jam (siang), 7-8 jam (malam),Ibu
bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
 Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene
dengan cara membersihkan alat genetalia sesudah
BAB/BAK dengan menggunakan air bersih dan
sabun. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
 Mengajarkan ibu mengenai perawatan bayi yaitu:
ganti popok bayi jiaka basah, jaga kehangatan
bayi, beri asi pada bayi sesering mungkin, jangan
bubuhi apapun pada tali pusat bayi, Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan.
Kamis S: Ibu mengatakan nyeri luka jahitan sudah berkurang,
, pengeluran darah dari jalan lahir sudah berkurang,
21-07- berwarna merah kuning, 2 kali ganti pembalut,
2016 BAB/BAK: 1/3kali, serta isapan ASI bayi kuat.
O : Pemeriksaan umum
Keadaan umum ibu: baik, kesadaran: composmentis
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 82 x/menit,
RR: 20 x/menit, S: 36,5 °c
Pemeriksaan fisik
 Mata
Inspeksi :kelopak mata tidak ada oedema,
pengelihatan: normal, konjungtiva: Merah muda,
Sklera: putih.
173

 Dada
Inspeksi: bentuk simetris
Palpasi : ada pengeluaran colostrum banyak ka/ki,
tidak ada nyeri tekan ketika palpasi, tidak teraba
adanya benjolan pada panyudara.
 Abdomen
Palpasi: TFU ½ sympisis pusat pusat, kontraksi
uterus baik
 Vulva dan vagina
Luka perineum masih basah, tidak bernanah, tidak
berbau, tidak terbuka, ada rasa nyeri, lochea
sangulenta.
 Ekstremitas
Tidak ada oedema dan varises
A: P2A0AH2, postpartum hari keempat
P:
 Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang
hasil pemeriksaan yaitu ibu dalam keadaan baik
dan TTV dalam batas normal.
 Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi seimbang, seperti: nasi, sayuran
hijau, kacang-kacangan, tahu, tempe, daging,
ikan, teluar, buah, dan minum air putih yang
banyak.
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
 Menganjurkan ibu untuk minum obat secara
teratur dan sesuai dosis:
Amox: 3x500mg/hari
Asmef: 3x500mg/hari
Vit c : 1x50mg/hari
SF : 1x200mg/hari
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur yaitu: 1- 2 jam (siang), 7 - 8 jam (malam).
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
 Menganjurkan ibu menjaga personal hygiene
dengan cara membersihkan alat genetalia sesudah
BAB/BAK dengan menggunakan air bersih dan
sabun.
Ibu mengerti dan mau melakukannya.
 Mengajarkan ibu mengenai perawatan bayi yaitu:
ganti popok bayi jiaka basah, jaga kehangatan
bayi, beri asi pada bayi sesering mungkin, jangan
bubuhi apapun pada tali pusat bayi.
Ibu mengeri dengan penjelasan yang
disampaikan.
174

 Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat


kontrasepsi setelah 40 hari.
Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran
yang diberikan.
Lampiran 4

PARTO GRAF
175

Lampiran 5
DOKUMENTASI
176

Lampiran 6
177
178
179
180

Anda mungkin juga menyukai