Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/329389615

Kesetaraan gender di indonesia

Article · December 2018

CITATIONS READS

2 10,378

1 author:

Aan Susanti
STAIN Pamekasan
3 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pendidikan islam dimekkah View project

All content following this page was uploaded by Aan Susanti on 07 December 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KESETARAAN GENDER DI INDONESIA

Email: Aan Susanti53@yahoo.co.id

ABSTRAK

Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial,
politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis.

Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Gender disini tidak selalu diartikan perempuan saja namun gender disini bisa diartikan
perempuan dan laki-laki, hal ini senada dengan buku saku yang berjudul kontekstualisasi
gender, islam dan budaya “Apakah gender hanya berarti perempuan? Jawabnya adalah tidak
serupa. Namun, dalam masyarakat, bahkan di kalangan pejabat pemerintah dan bahkan
kalangan akademisi masih banyak terjadi penyamaan gender dengan perempuan.

Dari penjelasan ini, gender tidak sama dengan perempuan tetapi mencakup baik laki-laki
maupun perempuan.

Identitas gender merupakan definisi diri tentang seseorang khusus sebagai laki-laki atau
perempuan yang berinteraksi secara kompleks antara kondisi biologisnya sebagai perempuan
maupun laki-laki dengan berbagai karakteristik perilakunya yang dikembangkan sebagai hasil
proses sosialisasinya. Identitas gender mulai berkembang pada saat seorang bayi berinteraksi
dengan orang-orang tertentu yang berada disekitarnya baik ibu, ayah, maupun pengasuhnya.

KATA KUNCI: Gender, Kesetaraan Gender

PENDAHULUAN

Problematika pendidikan Islam yang sering menjadi sorotan dari Barat adalah masalah
kesetaraan gender dan peran serta partisipasi perempuan dalam pendidikan di kalangan umat
Islam. Isu tentang kesetaraan gender di bidang pendidikan ini, kemudian memunculkan
berbagai kritik terhadap ajaran Islam yang dianggap tidak memberikan ruang terhadap
kaum perempuan dalam dunia pendidikan, karena sebagaian besar ajaran Islam dianggap
terlalu maskulin dan berpihak pada kaum laki-laki. Kritik yang sering dilontarkan oleh para
aktifis gender dunia tersebut bukanlah sesuatu yang baru dalam konteks keislaman, bahkan
dalam perspepektif sejarah umat manusia masalah perbedaan peran dan status laki-laki dan
perempuan telah menjadi perhatian utama.
Dalam konteks historis sesungguhnya wacana tentang kesetaraan gender, feminisme dan
emansipasi wanita telah menjadi wacana sentral para pakar feminisme yang di mulai kajian
atau pembahasan sejak zaman pra-Islam.

Dalam perspektif al-Qur’an dikisahkan bahwa memang ada perbedaan proses penciptaan
antara Adam dan Hawa, namun selanjutnya bahwa prinsip-prinsip dasar ajaran al-Qur’an
sesungguhnya tidak pernah membedakan secara dikhotomis peranan pria dan wanita bahkan
al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang berusaha menghargai wanita dalam
posisi yang sejajar dengan pria, sesuai dengan derajat kemanuasiaan yang universal.

Ini mengindikasikan bahwa perempuan menjadi wacana yang menarik dalam konteks ajaran
Islam. Sehingga tidak heran di dalam al-Qur’an perempuan mendapatkan perhatian yang
istimewa, bahkan diabadikan secara khusus menjadi nama salah satu surat di dalam al-Qur’an
yaitu surat an-Nisa’.

Sebagai agama yang universal, Islam memandang manusia secara kodrati memiliki hak dan
kewajiban yang sama, baik laki-laki maupun perempuan.

PENGERTIA GENDER

Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial,
politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis. Gender bukan jenis kelamin,
namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai penafsiran dan makna yang
belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri.

Gender disini tidak selalu diartikan perempuan saja namun gender disini bisa diartikan
perempuan dan laki-laki, hal ini senada dengan buku saku yang berjudul kontekstualisasi
gender, islam dan budaya “Apakah gender hanya berarti perempuan? Jawabnya adalah tidak
serupa. Namun, dalam masyarakat, bahkan di kalangan pejabat pemerintah dan bahkan
kalangan akademisi masih banyak terjadi penyamaan gender dengan perempuan. Dari
penjelasan ini, gender tidak sama dengan perempuan tetapi mencakup baik laki-laki maupun
perempuan.”( Siti Azisah,dkk.tt).

Sering kali gender diartikan dengan perempuan padahal gender tidak selama selalu berkaitan
dengan perempuan, Dari kondisi yang ada sekarang ini gender menimbulkan berbagai
penafsiran dan makna yang belum sesungguhnya memaknai gender itu sendiri. Bila diamati
masih terjadi kesalahpahaman mengenai pengertian gender dalam keterkaitan dengan upaya
emansipasi kaum perempuan.

Diantara sebab musababnya terjadinya ketidakjelasan serta kesalahpahaman tersebut adalah


berbeda perspektif dalam mendefinisikan gender, baik dalam masyarakat umum maupun
dikalangan para peneliti gender itu sendiri. Gender sebagai salah satu isu dan ramai dibahas
sekitar akhir tahun 1960 yang kemudian terus berkembang menjadi diskusi dalam setiap
seminar maupun presentasi kertas kerja tentang perubahan sosial kemasyarakatan.

Identitas gender merupakan definisi diri tentang seseorang khusus sebagai laki-laki atau
perempuan yang berinteraksi secara kompleks antara kondisi biologisnya sebagai perempuan
maupun laki-laki dengan berbagai karakteristik perilakunya yang dikembangkan sebagai hasil
proses sosialisasinya. Identitas gender mulai berkembang pada saat seorang bayi berinteraksi
dengan orang-orang tertentu yang berada disekitarnya baik ibu, ayah, maupun pengasuhnya.

Prinsip kesetaraan harus didefinisikan secara arif dan bijaksana, karena ini membuka peluang
untuk perempuan sehingga mampu mentolerir kaum laki-laki dalam semua hal, baik bidang
politik, administrasi, kebijakan publik maupun bidang pembangunan. Kesetaraan juga telah
melahirkan keseimbangan antara perempuan dan laki-laki dengan tidak ada diskriminasi atau
perbedaan.
Mengikuti pendapat Menteri Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia menyatakan
bahwa kesetaraan adalah kebersamaan, kasih sayang, penghormatan atas hak, pembelaan atas
kezhaliman atas menimpa saudaranya serta senasib dan sependeritaan.

Kesetaraan gender juga diartikan sebuah istilah yang sering diucapkan oleh para anggota
aktivis sosial, kaum feminis, anggota partai politik bahkan hampir oleh para pejawat negara.
Istilah kesetaraan gender dalam situasi tertentu didefinisikan karena ada unsur ketidakadilan
yang dialami oleh para kaum perempuan. istilah kesetaraan gender sering berhubungan
dengan istilah - istilah diskriminasi terhadap perempuan, seperti ; subordinasi,terorisme dan
lain-lain. Hal ini sesuai dengan contoh Penanaman bibit dilakukan apabila ada tetangga atau
bukan keluarga. Satu rakit membutuhkan tenaga kerja delapan orang untuk pemanenan.
Pembuatan rakit dilakukan selama tiga setengah jam pada umumnya, dan pekerjaan ini
dilakukan oleh laki- laki. Kegiatan menarik rakit ke perairan biasanya dilakukan oleh laki-
laki.
Pengontrolan rumput laut dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Pemanenan lebih
dominan dilakukan oleh laki-laki. Kegiatan pembersihan, penjemuran, dan pengemasan dapat
dilakukan bersama-sama. Perempuan lebih dominan dalam kegiatan pengolahan pasca panen
yang meliputi pembuatan dodol, manisan rumput laut, dan koktail. Pemasaran dan
pengangkutan laki-laki dapat dipastikan lebih banyak berperan daripada perempuan. (eko ari
widodo, vol.13,2016)

PENUTUP

Gender adalah konstruksi sosial dalam suatu Negara yang dipengaruhi oleh kondisi sosial,
politik, budaya, ekonomi, agama maupun lingkungan etnis.

Gender bukan jenis kelamin, namun gender dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Gender disini tidak selalu diartikan perempuan saja namun gender disini bisa diartikan
perempuan dan laki-laki, hal ini senada dengan buku saku yang berjudul kontekstualisasi
gender, islam dan budaya “Apakah gender hanya berarti perempuan? Jawabnya adalah tidak
serupa. Namun, dalam masyarakat, bahkan di kalangan pejabat pemerintah dan bahkan
kalangan akademisi masih banyak terjadi penyamaan gender dengan perempuan.

Dari penjelasan ini, gender tidak sama dengan perempuan tetapi mencakup baik laki-laki
maupun perempuan.

Identitas gender merupakan definisi diri tentang seseorang khusus sebagai laki-laki atau
perempuan yang berinteraksi secara kompleks antara kondisi biologisnya sebagai perempuan
maupun laki-laki dengan berbagai karakteristik perilakunya yang dikembangkan sebagai hasil
proses sosialisasinya. Identitas gender mulai berkembang pada saat seorang bayi berinteraksi
dengan orang-orang tertentu yang berada disekitarnya baik ibu, ayah, maupun pengasuhnya.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai