DOSEN PENGAMPU
1. Apt.Margareta Retno P, M.Sc
2. Atalia Tamo Ina Bulu,M.Farm,Apt
Kelompok: 3
Penyusun:
1. Anita Ruiwsta ( A1201007 )
Rombel: Karyawan A
Bahan :
Pipet 1 ml sampel dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 15 ml media
FTM
Pipet 1 ml sampel dan masukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 15 ml media
TSB
Buat kontrol positif, Bacillus subtilis pada media FTM dan Candida albicans pada
media TSB
Buat kontrol negatif, yaitu inkubasikan media FTM dan media TSB tanpa
penambahan apapun
VI. PEMBAHASAN
Sediaan dikatakan memenuhi syarat sterilitas jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba
pada kedua media dalam waktu 14 hari inkubasi. Jika ditemukan pertumbuhan mikroba tetapi
dari evaluasi fasilitas pengujian, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan control negative
menunjukan tidak memadai atau Teknik aseptic yang salah digunakan dalam pengujian dapat
diulang kembalidengan jumlah bahan yang sama dengan uji awal.
Penggunaaan dari media FTM lebih ditunjukan untuk menumbuhkan bakteri anaerob,
sedangkan media TSB digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerobdan fungi.proses pembuatan
media dilakukan di ruang LAF, yang merupakan suatu tempat untukmelakukan suatu proses
yang membutuhkan kondisi steril.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji sterilitas terhadap sediaan sediaan steril, sediaan
tersebut antara lain : tetes mata, water for injection, dan infus RL. Media yang digunakan dalam
pengujian adalah Fluid Thioglicolate Medium (FTM) dan Tryptic Soy Broth (TSB). Hasil yang
didapat setelah melakukan inkubasi kedua media atau blangko selama 14 hari tidak ditemukan
adanya pertumbuhan bakteri maupun jamur dengan ditandakan media tersebut tetap jernih,
Pada kontrol negative media FTM yang berisi bakteri Bacillus subtilis, hari pertama
didapat hasil negative ( - )media jernih, namun dihari ke-2 sudah didapat hasil positif ( + )media
menjadi keruh. Sedangkan pada media TSB yang beirisi jamur Candida albicans hari pertama
hingga hari ke-6 didapatkan hasil negative ( - ) namun pada hari ke-7 hingga hari ke-14
didapatkan hasil positif ( + ) media sudah mulai keruh
Pada sampel tetes mata di media FTM selama masa inkubasi 14 hari juga tidak terdapat
pertumbuhan mikroba sehingga masih terlihat jernih. Sedangkan pada sampel tetes mata
menggunakan media TSB hari pertama sampai hari ke-8 masih jernih namun mulai hari ke-9
sudah tampak keruh pada media tersebut, menandakan sudah mulai ada pertumbuhan jamur pada
sampel tersbut,
Untuk sampel water for injrction pada media FTM dan TSB keduanya didapat hasil
negative ( - ) tetap jernih atau tidak ada pertumbuhan mikroba dan jamur hingga hari ke 14
sehingga sampel tersebut tetap steril.
“Pengujian Sterilitas”
Kelompok 3
Pada sampel Infus RL media FTM hari pertama hingga ke -3 hasil negatif ( - ) masih
terlihat jernih, mulai hari ke-4 hingga ke-14 didapat hasil positif ( + ) terlihat keruh atau sudah
mulai ditumbuhi mikroba. Sedangkan pada media TSB hasil negative ( - ) hingga hari ke -14
tidak terdapat pertumbuhan jamur didalamnya
SOAL
JAWABAN
2. Kontrol negatif digunakan sebagai pembanding dan pelarut untuk pembuatan larutan
kontrol positif dan pembuatan larutan uji. Kontrol positif digunakan untuk
membandingkan apakah P. cruentum yang digunakan sebagai larutan uji mempunyai efek
antibakteri sebanding atau lebih kecil terhadap bakteri uji.
VII. KESIMPULAN
1. pada praktikum pengujian sterilisasi terhadap sampel tetes mata pada media FTM
tidak terdapat pertumbuhan mikroba menandakan tetes mata tersebut steril tetapi
pada media TSB pada hari ke-9 sudah mulai ada pertumbuhan mikroba.
“Pengujian Sterilitas”
Kelompok 3
2. sampel WFI pada media FTM dan TSB keduanya tidak terdapat pertumbuhan
mikroba.artinya menandakan sampel tersebut benar benar steril.
3. Sampel infus RL pada media FTM terdapat pertumbuhan mkroba pada hari ke-4
sedangkan pada media TSB tidak terdapat pertumbuhan mikroba artinya larutan
tersebut steril.
3.) Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV.Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makan.