Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan

Jurnal Volume
Keperawatan 12 12
Volume No 1,
No Hal
1, 101
Hal -101
106,- Maret 2020 2020
106, Maret Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
p-ISSN Kendal
2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERAWATAN KAKI DIABETES


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
Ulfa Husnul Fata*, Nawang Wulandari, Lury Trijayanti
Program Studi Pendidikan Ners STIKes Patria Husada Blitar
Jl. Sudanco Supriyadi 168 Blitar, Jawa Timur, Indonesia 66137
*ulfaners@gmail.com

ABSTRAK
Kurangnya informasi tentang bahaya ulkus kaki diabetik menyebabkan rendahnya pengetahuan, sikap
dan tindakan perawatan kaki penderita DM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan dan sikap penderita diabetes melitus tipe 2 dalam perawatan kaki diabetik di RSUD
Mardiwaluyo Kota Blitar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penetian ini
adalah semua pasien diabetes melitus tipe II pada bulan Juli sampai dengan agustus tahun 2019
sejumlah 42 orang, dengan total perbulan 21 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang
dengan teknik sampling adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember
tahun 2019, di Ruang Melati, Ruang Dahlia dan Ruang Mawar dan Ruang Bougenville RSUD
Mardiwaluyo Kota Blitar. Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk variabel
pengetahuan dan sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu
sebanyak 15 responden (75%) memiliki pengetahuan tentang perawatan kaki dalam kategori cukup
baik. Sedangkan setengah dari responden yaitu sebanyak 10 responden (50%) memiliki sikap tentang
perawatan kaki dalam kategori positif. Kurangnya informasi mengenai ulkus kaki diabetik
menyebabkan rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan perawatan kaki penderita DM. Pengetahuan
dan sikap yang tinggi membantu mengatasi kebingungan, meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi
untuk manajemen diri lebih baik.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perawatan kaki, diabetes melitus

KNOWLEDGE AND ATTITUDE ABOUT DIABETIK FOOT CARE IN DIABETES


MELITUS PATIENTS

ABSTRACT
Information about the dangers of diabetik foot ulcers causes low knowledge, attitudes and actions of
DM patients. The purpose of this study was to study the knowledge and attitudes of people with type 2
diabetes mellitus in the treatment of diabetik foot in Mardiwaluyo District Hospital, Blitar City. This
research is descriptive research. The population in this penetration are all patients with type II
diabetes mellitus in July to August 2019 of 42 people, with a total monthly of 21 people. The sample in
this study amounted to 20 people with a sampling technique is purposive sampling. This research was
carried out in December 2019, in the Melati Room, Dahlia Room and Rose Room and Bougenville
Room Mardiwaluyo Regional Hospital, Blitar City. Data analysis using frequency distribution for
knowledge and attitude variables. The results showed that the majority of respondents namely as many
as 15 respondents (75%) had knowledge about foot care in the quite good category. While half of the
respondents are as many as 10 respondents (50%) have an attitude about foot care in the positive
category. Information about diabetik foot care causes low knowledge, attitude and care of DM
sufferers. Knowledge and attitudes that help overcome challenges, increase self-confidence and
motivation to manage yourself better.

Keywords: knowledge, attitude, foot care, diabetes melitus

PENDAHULUAN absolut atau oleh resistensi seluler terhadap


Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan kerja insulin (LeMone et al., 2016). Terjadinya
gangguan kronis pada endokrin pankreas, yang peningkatan kadar glukosa darah dan
ditandai dengan kondisi hiperglikemia yang glukosuria sebagai akibat dari gangguan
disebabkan oleh kekurangan insulin relatif atau metabolisme disertai dengan ketidakmampuan

101
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 101 - 106, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

tubuh untuk memetabolisme glukosa, lemak kaki diabetik terjadi karena menurunnya sensasi
dan protein sebagai dampak dari defisiensi atau rasa yang diperburuk oleh sirkulasi darah pada
resistensi insulin. Kondisi tersebut tungkai yang menurun karena kerusakan
menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa endotel pembuluh darah sehingga berdampak
plasma (Ignatavicius & Workman, 2010) pada menurunnya jumlah oksigen dan nutrisi
yang disuplai ke kulit maupun jaringan lain dan
Menurut World Health Organization (WHO), menyebabkan proses penyembuhan luka
saat ini terdapat 346 juta penderita diabetes menjadi lama (Diani et al., 2013).
mellitus dimana 80 persennya di negara
berkembang (Ayu, 2017). Jumlah penderita DM Kurangnya informasi tentang bahaya ulkus kaki
di Indonesia mencapai 8,4 juta pada tahun 2000 diabetik menyebabkan rendahnya pengetahuan,
dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21,3 sikap dan tindakan perawatan kaki penderita
juta pada tahun 2030. Tahun 2012 di Jawa DM. Sehingga, dampak yang ditimbulkan dari
Timur DM menempati urutan kedua setelah ulkus kaki diabetik antara lain penurunan
hipertensi, dengan jumlah kasus mencapai kualitas hidup penderita dan peningkatan biaya
137.427 pada rumah sakit pemerintah tipe B kesehatan (Munali, Kusnanto, Hanik Endang
dan C (Munali, Kusnanto, Hanik Endang Nihayati, Hidayat Arifin, 2019). 2019).
Nihayati, Hidayat Arifin, 2019). Seiring dengan Berdasarkan permasalahan tersebut maka
meningkatnya prevalensi diabetes, maka terjadi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
peningkatan komplikasi. Diabetes dengan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
disertai komplikasi tentunya akan sikap tentang perawatan kaki diabetik pada
meningkatkan morbiditas, mortalitas dan penderita diabetes melitus di RSUD
membutuhkan pembiayaan yang besar karena Mardiwaluyo Kota Blitar.
membutuhkan perawatan khusus. Selain itu,
amputasi akibat ulkus kaki diabetik ditandai METODE
dengan hilangnya produktivitas, yang Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
menambah beban ekonomi penderita diabetes Populasi dalam penetian ini adalah semua
(Saurabh et al., 2014). pasien diabetes melitus tipe II pada bulan Juli
sampai dengan agustus tahun 2019 di Ruang
Luka kaki diabetik merupakan komplikasi Melati RSUD Mardiwaluyo Kota Blitar
kronik diabetes berupa luka terbuka pada sejumlah 42 orang, dengan total perbulan 21
permukaan kulit yang dapat disertai adanya orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20
kematian jaringan setempat. Penderita luka kaki orang dengan teknik sampling adalah purposive
diabetis kurang lebih 12 – 15% dari seluruh sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada
penderita penderita diabetes dan biasanya bulan Desember tahun 2019, di Ruang Melati,
terletak pada ekstremitas bawah (American Ruang Dahlia dan Ruang Mawar dan Ruang
Diabetes Association). Prevalensi terjadinya Bougenville RSUD Mardiwaluyo Kota Blitar.
luka kaki diabetes di Indonesia sekitar 13% Pengumpulan data dengan menggunakan
pendertia dirawat di rumah sakit dan 26% kuesioner data umum yang terdiri dari jenis
penderita rawat jalan (Amelia, 2018). kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, lama
menderita DM, rutinitas minum obat, jenis
Studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang penyakit lain selain DM, status perkawinan,
Melati RSUD Mardiwaluyo Kota Blitar penghasilan perbulan dan keluarga tinggal
didapatkan data bahwa dari 7 orang penderita serumah. Kuesioner data khusus terdiri dari
DM yang dirawat mengatakan tidak mengetahui kuesioner pengetahuan dan sikap tentang
tentang perawaan kaki. Jika terdapat luka lecet perawatan kaki diabetes.
maka penderita hanya memberi obat betadine
dan ditutup kasa. Penderita tidak segera HASIL
membawa ke tenaga kesehatan. Kebanyakan Tabel 1 menggambarkan sebagian besar
penderita beranggapan bahwa luka tidak terlalu responden berjenis kelamin perempuan, rentang
serius, sehingga tidak memerlukan perawatan usia atau rentang usia pra lansia, memiliki
khusus. Masalah kaki diabetik memerlukan pendidikan dasar SD. Hampir setengah dari
pengobatan dan prawatan yang lama sehingga responden memiliki pekerjaan swasta, setengah
diperlukan upaya pencegahan kaki diabetik dari responden menderita diabetes melitus lebih
untuk menghindari ulkus diabetik. Masalah dari 5 tahun, sebagian besar responden rutin

102
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 101 - 106, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

minum obat, sebagian besar responden dengan 1.200.000, dan sebagian besar responden
status kawin, berpenghasilan dibawah Rp. tinggal dengan keluarga.

Tabel 1.
Karakteristik responden (n=20)
Variabel f %
Jenis kelamin Laki-laki 9 45
Perempuan 11 55
Umur 40-44 tahun 1 5
45-59 tahun (pra lansia) 11 55
60-69 tahun (lansia) 7 35
>70 tahun 1 5
Pendidikan Tidak sekolah 1 5
Pendidikan dasar 11 55
Pendidikan menengah 7 35
Pendidikan tinggi 1 5
Pekerjaan PNS/TNI/POLRI 1 5
Swasta 8 40
Tani 3 15
Tidak bekerja 4 20
Lain-lain 4 20
Lama menderita DM <1 tahun 7 35
1-3 tahun 3 15
>5 tahun 10 50
Rutin minum ADO Ya 13 65
Tidak 7 35
Status perkawinan Tidak kawin 1 5
Janda/duda 4 20
Kawin 15 75
Penghasilan perbulan Dibawah Rp 1.200.000 15 75
Rp 1.200.000 – Rp 3.000.000 3 15
>Rp 3.000.000 2 10
Tinggal dirumah Tinggal sendiri 6 30
Tinggal dengan keluarga 14 70

Tabel 2
Pengetahuan tentang perawatan kaki pada penderita diabetes melitus (n=20)
Variabel f %
Pengetahuan perawatan Baik 4 20
kaki Cukup 15 75
Kurang 1 5
Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki pengetahuan tentang
perawatan kaki dalam kategori cukup baik.

Tabel 3
Sikap tentang perawatan kaki pada penderita diabetes melitus (n=20)
Variabel f %
Sikap perawatan kaki Positif 10 50
Negatif 10 50
Tabel 3 diketahui bahwa setengah dari
responden memiliki sikap tentang perawatan
kaki dalam kategori positif.

103
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 101 - 106, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PEMBAHASAN dengan teori yang menyebutkan bahwa


Pengetahuan tentang perawatan kaki pada pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
penderita diabetes melitus seberapa banyak informasi yang diperolehnya
Komplikasi yang sering terjadi pada penderita (Notoadmodjo, 2010). Selain itu, usia
diabetes mellitus salah satunya adalah kaki responden, rutinitas minum obat, status
diabetik. Masalah kaki diabetik memerlukan perkawinan dan dengan siapa responden
waktu dan biaya yang cukup banyak tinggal serumah tentunya menjadi faktor yang
(Srimiyati, 2018). Perawatan kaki bagi berpengaruh terhadap pengetahuan responden
penderita DM merupakan hal yang esensial tentang perawatan kaki diabetik. Pengetahuan
karena satu dari lima pasien yang masuk ke yang tinggi membantu mengatasi kebingungan,
rumah sakit adalah sebagai akibat dari kaki meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi
diabetik (Kurniasari et al., 2008). Penderita untuk manajemen diri lebih baik (Munali,
neuropati perifer diabetik yang mengalami Kusnanto, Hanik, Hidayat, 2019).
penurunan sesnsasi kaki dapat berakibat terjadi
luka diabetik (Suyanto, 2017). Sebagian besar Sikap tentang perawatan kaki pada
pasien dengan diabetes mellitus tidak penderita Diabetes melitus
mengetahui tentang perawatan kaki dan Ulkus diabetikum merupakan kondisi dimana
berisiko terjadi ulkus kaki, sepsis amputasi dan terjadi destruksi jaringan kulit paling dalam di
kematian. Hal ini tentunya meningkatkan kaki pada penderita DM akibat abnormalitas
beban kesehatan karena sebenarnya komplikasi saraf dan gangguan pembuluh darah arteri
diabetes dapat dicegah. Oleh karena itu, perifer. Ulkus diabetikum dapat dicegah
pentingnya perawatan kaki harus dengan melakukan intervensi sederhana
dikomunikasikan kepada pasien sedini sehingga angka amputasi dapat diturunkan
mungkin (Kishore et al., 2015). Tercapainya hingga 80% (Loviana et al., 2015). Pendidikan
perawatan kaki yang baik diperlukan formal merupakan faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yang baik tentang perawatan kaki persepsi seseorang. Semakin tinggi tingkat
DM (Efriliana et al., 2018). pendidikan maka lebih mudah menerima ide-
ide dan teknologi. Oleh karena itu, pendidikan
Perilaku perawatan kaki merupakan komponen memiliki peranan penting dalam menentukan
yang penting dalam pencegahan kaki diabetik kualitas manusia (Munali, Kusnanto, Hanik
(Windani et al., 2016). Kurangnya informasi Endang Nihayati, Hidayat Arifin, 2019). Data
mengenai ulkus kaki diabetik menyebabkan karakteristik responden menunjukkan bahwa
rendahnya pengetahuan, sikap dan tindakan lebih setengah responden memiliki pendidikan
perawatan kaki penderita DM (Munali, sekolah dasar. Serta sebagian besar dari
Kusnanto, Hanik Nihayati, Hidayat, 2019). responden memiliki pengetahuan yang cukup
Data karakteristik responden menunjukkan tentang perawatan kaki diabetik yaitu sekitar
bahwa lebih dari setengahnya memiliki tingkat 15 responden (75%). Hal inilah yang menurut
pendidikan dasar yang artinya tingkat pengeliti sangat berpengaruh terhadap
pendidikan yang masih rendah. Menurut pembentukan sikap dalam perawatan kaki
(Notoadmodjo, 2010) menyebutkan bahwa diabetik pada penderita diabetes melitus.
salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang adalah tingkat Pengalaman pribadi yang meningggalkan
pendidikan. Seseorang dengan pendidikan kesan yang kuat dan terjadi dalam situasi yang
tinggi tentunya memiliki pengetahuan yang emosional menjadi dasar pembentukan sikap.
lebih baik jika dibandingkan dengan yang Hal ini didukung dengan data karakteristik
berpendidikan menengah atau pendidikan responden yang menunjukkan bawa setengah
rendah. dari responden yaitu 10 orang (50%) sudah
menderita diabetes melitus sejak 5 tahun.
Data karakteristik responden yang lain Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan
menunjukkan bahwa setengah dari responden responden tentang perawatan kaki diabetik
sudah menderita diabetes lebih dari 5 tahun. juga berpengaruh terhadap pembentukan sikap
Hal ini tentunya berpengaruh terhadap dalam perawatan kaki diabetik (Munali,
informasi yang didapatkan baik dari petugas Kusnanto, Hanik, Hidayat, 2019).
kesehatan, keluarga, teman ataupan sesame
penderita diabetes melitus. Hal ini sejalan

104
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 101 - 106, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

SIMPULAN Diabetes Melitus Berdasarkan Faktor


Sebagian besar responden yaitu sebanyak 15 yang Berkontribusi. Jurnal
responden (75%) memiliki pengetahuan Keperawatan Indonesia, 12(3), 142–
tentang perawatan kaki dalam kategori cukup 147.
baik. Setengah dari responden yaitu sebanyak https://doi.org/10.7454/jki.v12i3.213
10 responden (50%) memiliki sikap tentang
perawatan kaki dalam kategori positif. LeMone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G.
(2016). Buku Ajar Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA Medikal Bedah Gangguan Integumen
Amelia, R. (2018). Hubungan Perilaku Gangguan Endokrin Gangguan
Perawatan Kaki dengan Terjadinya Gastrointestinal (5th ed.). EGC.
Komplikasi Luka Kaki Diabetes pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Loviana, R. R., Rudy, A., & Zulkarnain, E.
Puskesmas Tuntungan Kota Medan. (2015). Artikel Penelitian Faktor Risiko
Talenta Conference Series: Tropical Terjadinya Ulkus Diabetikum pada
Medicine (TM), 1(1), 124–131. Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat
https://doi.org/10.32734/tm.v1i1.56 Jalan dan Inap di RSUP Dr . M . Jurnal
Kesehatan Andalas, 4(1), 243–248.
Ayu, S. A. (2017). Hubungan Perawatan Kaki
dengan Kejadian Luka Kaki pada Munali, Kusnanto, Hanik Endang Nihayati,
Penderita Diabetes Mellitus Di Rsud Dr. Hidayat Arifin, R. O. P. (2019). Critical
H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung Medical And Surgical Nursing Journal
Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik, (Jurnal Keperawatan Medikal Bedah dan
11(2), 95–100. Kritis). Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah Dan Kritis, 8(1), 8.
Diani, N., Waluyo, A., & Sukmarini, L.
(2013). Pengetahuan Klien Tentang Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi
Diabetes Melitus Tipe 2 Berpengaruh Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Terhadap Kemampuan Klien Merawat
Kaki. Jurnal Keperawatan Indonesia, Saurabh, S., Sarkar, S., Selvaraj, K., Kar, S.,
16(2), 120–127. Kumar, S., & Roy, G. (2014).
https://doi.org/10.7454/jki.v16i2.11 Effectiveness of foot care education
among people with type 2 diabetes in
Efriliana, Diani, N., & Setiawan, H. (2018). rural Puducherry, India. Indian Journal
Karakteristik Pasien Diabetes Melitus of Endocrinology and Metabolism,
Dengan Pengetahuan Tentang 18(1), 106–
Perawatan Kaki Diabetes Melitus. 110.https://doi.org/10.4103/22308210.1
Dinamika Kesehatan, Vol. 9 No.1, 655. 26587

Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. Srimiyati, S. (2018). Pengetahuan pencegahan


(2010). Medical Surgical Nursing kaki diabetik penderita diabetes melitus
Critical Thinking For Collaborative berpengaruh terhadap perawatan kaki.
Care (6th ed.). Saunders Elsevier. Medisains, 16(2), 76.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i
Kishore, S., Upadhyay, A. D., & Jyotsna, V. P. 2.2721
(2015). Categories of foot at risk in
patients of diabetes at a tertiary care Suyanto. (2017). Pengaruh Terapi Spa Dan
center: Insights into need for foot care. Senam Kaki Diabetik pada Pasien
Indian Journal of Endocrinology and Neuropati Perifer Diabeteik. Jurnal
Metabolism, 19(3), 405–410. Keperawatan Dan Pemikiran, 3(4), 29–
https://doi.org/10.4103/2230- 37.
8210.152789 http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jn
m/article/download/2276/1715
Kurniasari, S., Nurachmah, E., & Gayatri, D.
(2008). Kejadian Kaki Diabetik Pasien

105
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 101 - 106, Maret 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Windani Mambang Sari, C., Haroen, H., & Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes
Nursiswati, N. (2016). Pengaruh Melitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan
Program Edukasi Perawatan Kaki Padjadjaran, v4(n3), 305–315.
Berbasis Keluarga terhadap Perilaku https://doi.org/10.24198/jkp.v4n3.10

106

Anda mungkin juga menyukai