JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No.
1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
Pra Desain Pabrik Phthalic Anhydride dari ortho-Xylene
Shabrina Firda Amalia, Eka Setyowati, Minta Yuwana, dan Heru Setyawan
Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Kertajaya, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: sheru@chem-eng.its.ac.id
Saat ini, banyak industri bahan baku di Indonesia yang
harus memenuhi kebutuhan dalam negeri melalui impor.
Padahal, bahan baku tersebut mampu diproduksi secara
mandiri. Salah satu industri bahan baku yang banyak
dibutuhkan adalah industri phtalic anhydride. Phtalic
anhydride banyak digunakan oleh industri plasticizer, alkyd
resin, dan lainnya. Untuk memenuhi permintaan dalam negeri,
impor masih dilakukan sebesar 57.973,95 ton per tahun.
Sedangkan konsumsi untuk phtalic anhydride diproyeksikan
terus meningkat pada tahun 2016 hingga mencapai 112.000 ton
per tahun. Sehingga, pabrik phtalic anhydride prospektif untuk
didirikan. Pabrik ini menggunakan bahan baku ortho-xylene
dengan proses Von Heyden. Pabrik ini berkapasitas 40.000 ton
per tahun dan beroperasi di Cilegon, Banten. Pabrik ini
direncanakan memiliki 144 karyawan. Berdasarkan studi
kelayakan yang telah dilakukan, diperoleh IRR sebesar 30%,
POT 8 tahun, dan BEP sebesar 50%. Sehingga, pabrik ini
layak didirikan.
Kata Kunci : ortho xylene, phtalic anhydrid, plasticizer
I. PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara berkembang dalam era
globalisasi ini semakin banyak melakukan pembangunan di
segala bidang, salah satunya adalah pembangunan di
berbagai bidang industri termasuk di dalamnya industri
kimia. Meskipun bahan baku bagi industri hilir sebagian
telah dipenuhi di dalam negeri, namun secara keseluruhan
masih ada bahan baku industri hilir yang harus diimpor dari
luar negeri. Oleh karena itu, perlu dibangun industri antara
yang dapat menyediakan bahan baku bagi industri hilir di
Indonesia. Salah satunya adalah phthalic anhydride.
Penggunaan utama dari phthalic anhydride adalah
sebagai zat intermediate dalam produksi plastik dan vinyl
chloride. Phthalic anhydride digunakan sebagai bahan baku
pembuatan DOP (dioctyl phthalate) yang lazim digunakan
sebagai zat pelunak atau plasticizer yang dipakai pada
proses pembuatan PVC, kulit sintetis dan sebagainya. Selain
itu, phthalic anhydride memiliki kegunaan yang besar
dalam pembuatan UPR (Unsaturated Polyester Resin).
Phthalic anhydride memiliki penggunaan yang lebih kecil
dalam memproduksi alkyd resin yang digunakan dalam cat
dan pernis, pewarna tertentu (anthraquinon, phtalein,
rhodamin, phthalasionin, fluorescein), penolak serangga
dan urethane polyester polyol, diallyl phthalates dan
isotonic anhydride.
Dari hasil penelitian PT. CITRA CENDEKIA
INDONESIA diketahui bahwa konsumen utama phthalic
anhydride di pasar dalam negeri selama ini adalah industri
plasticizer. Pada tahun 2011 lalu sektor industri ini mampu
menyerap phthalic anhydride sekitar 43% dari total
konsumsi phthalic anhydride nasional yang mencapai 67
ribu ton. Pada tahun 2010, untuk memenuhi kebutuhan
1
phthalic anhydride dalam negeri, impor masih dilakukan
sebesar 57.973,95 ton per tahun.
Pada tahun 2016 mendatang total konsumsi phthalic
anhydride diproyeksikan akan terus naik hingga menjadi
112.000 ton di tahun 2016 mendatang. Dilihat dari industri
pemakainya, konsumsi phthalic anhydride pada tahun 2016
mendatang terbesar masih tetap industri plasticizer yang
diproyeksikan akan mencapai 48.000 ton.
Dengan membandingkan antara kapasitas produksi
phthalic anhydride yang ada sekarang ini dengan proyeksi
konsumsi phthalic anhydride untuk empat tahun mendatang,
maka peluang untuk mendirikan atau memperluas kapasitas
pabrik phthalic anhydride di Indonesia cukup prospektif.
Selain itu, fakta bahwa kekurangan pasokan phthalic
anhydride masih dipenuhi oleh produk impor juga
menunjukkan peluang yang cukup prospektif untuk
mendirikan pabrik phthalic anhydride di Indonesia.
II. PROSES
Berikut adalah bagan proses pabrik phthalic
anhydride dari ortho-xylene,
Udara Produk
T=25C
P=1 bar Flue gas
Distilas
Reactor Cooler Separator i
o-xylene
T=25C
P=1.013
bar
Limbah cair
Gambar 1. Bagan proses pra desain pabrik phthalic anhydride dari ortho-
Xylene dengan proses Von Heyden
A. Tahap Reaksi
Tahap reaksi pembuatan Phtalic anhydride
terjadi dalam reaktor. Dimana reaksi tersebut terjadi
antara o-xylene dan oksigen. Kedua bahan baku tersebut
dicampur dan dimasukkan ke dalam reaktor pada suhu
156,6°C melalui bagian atas reaktor. Suhu campuran
tidak boleh melebihi suhu 200°C, karena akan terjadi
reaksi oksidasi sempurna. Ratio pencampuran o-xylene
dan udara harus di bawah ambang batas ledakan, yaitu
70 gram o-xylene/ m3 udara. Reaksi oksidasi yang terjadi
di dalam reaktor berlangsung pada suhu 340°C dengan
bantuan katalis V2O5. Reaksi tersebut berlangsung
secara eksotermis. Reaksi utama yang terjadi adalah,
C8H10 + 3 O2 → C8H4O3 + 3 H2O
(O-xylene) (phtalic anhydride)
Hasil reaksi yang keluar reaktor berupa gas
dengan suhu 340°C, mengalir masuk ke dalam untuk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)
pendinginan. Proses ini menggunakan media air pada
suhu 30 C dan tekanan 1 atm. Sehingga suhu gas keluar
cooler menjadi 70 C.
B. Tahap Separasi
Tahap separasi ini dimulai dengan
mengalirkan gas dari cooler ke dalam separator. Dalam
separator, produk dipisahkan berdasarkan fasanya.
Produk berupa vapor akan keluar sebagai off gas dan
dialirkan ke dalam catalytic incenerator sebelum di
alirkan ke udara bebas. Produk berupa liquid dipompa
pada tekanan 3,5 atm menuju ke dehydrator. Di dalam
dehydrator terjadi proses penghilangan H2O. Proses
selanjutnya adalah proses distilasi. Proses ini bertujuan
untuk mendapatkan PA murni dengan jalan memisahkan
memisahkan PA dari komponen-komponen lain yang
ada di dalam crude PA.
PA murni akan keluar sebagai produk atas
yang dikondensasikan di dalam distillation Column
Condenser. Produk ini keluar menuju tangki
penampungan PA murni pada suhu 180°C.
III. NERACA MASSA DAN ENERGI
Dari neraca massa dan energi didapatkan phtalic
anhydride dengan kapasitas 40.000 ton per tahun dengan
kebutuhan,
Ortho-xylene : 5.000 kg/jam
Udara : 91.991 kg/jam
Steam : 6.326 kg/jam
Air pendingin : 223.087 kg/jam
Garam : 507.793 kg/jam
IV. ANALISA EKONOMI
Pabrik phthalic anhydride ini akan didirikan di Cilegon,
Banten sehingga dekat dengan bahan baku dan lokasi
pemasaran. Lifetime selama sepuluh tahun dengan masa
konstruksi dua tahun
Pabrik ini direncanakan beroperas selama 24 jam per hari
selama 330 hari per tahun. Kapasitas produksi 40.000 ton
per tahun dengan jumlah pegawai 144 orang.
Pabrik ini mempunyai produk utama phthalic anhydride
yang akan dijual dengan harga Rp 14.700 per kg. Untuk
kelayakan ekonomi pendirian pabrik, dapat dilihat dari hasil
analisa ekonomi berikut:
- Internal Rate of Return = 30%
IRR yang dihasilkan lebih besar dari bunga
pinjaman, yaitu 24% pertahun.
- Pay Out Time = 8 tahun
Waktu pengembalian modal minimum lebih kecil
dari perkiraan usia pabrik.
- Break Even Point = 50 %
Ditinjau dari berbagai hal tersebut diatas, maka pabrik
phthalic anhydride dinyatakan layak untuk didirikan
dikarenakan Interest rate of return dari pabrik lebih besar
dari pada bunga bank. Diharapkan dengan adanya pabrik ini
dapat memenuhi kebutuhan negeri akan phthalic anhydride.
2
V. KESIMPULAN
Ditinjau dari berbagai hal tersebut diatas, maka pabrik
phthalic anhydride yang berlokasi di Cilegon, Banten
dinyatakan layak untuk didirikan dikarenakan Interest rate
of return dari pabrik lebih besar dari pada bunga bank.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir.
Heru Setyawan, M. Eng selaku kepala laboratorium
Elektrokimia dan korosi dan sekaligus sebagai dosen
pembimbing kami dan juga Bapak Ir Minta Yuwana M.S.
Beliau merupakan sosok peneliti yang tekun dan
mengajarkan ilmu pengetahuan tentang nano teknologi
secara mendalam. Terima kasih atas bimbingan, semangat
dan optimistis yang cukup besar serta terus memberikan
mindset yang positif pada kami. Serta teman-teman
laboratorium elektrokimia dan korosi yang selalu men-
support kami.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brownell, Young. 1959. Process Equipment Design. New York: John
Wiley and Sons.DPP Internatonal Aps, 2012
[2] Geankoplis, C. 1993. Transport Processes and Unit Opration
3rdEdition. New Jersey: Prentice Hall.
[3] Himmelblau, D.M. 1989. Basic Principle and Calcilation in Chemical
Engginering 5th Edition. London : Practice Hall Inc.
[4] Kern. 1950. Process Heat Transfer. London: Mc. Graw-Hill.
[5] Kusnarjo. 2010. Alat Penukar Panas. Sura: Sukses Mitra Karya
Mandiri
[6] Levenspiel, Oktave. 1962. Chemical Engineering Reaction. New
York : John Wiley & Sons.
[7] Mc. Cabe. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering 4thEdition.
New York: Mc. Graw-Hill Book.
[8] Mujumdar, A. 2006. Handbook of Industrial Drying 3rd Editionby.
Texas: CRC press
[9] Perry, RH. 1974. Chemical Engineer’s Handbook5thEdition
International Edition. Singapore: Mc. Graw-Hill.
[10] Peters, MS and Timmerhaus, KD. 1991. Plant Design and Economics
for Chemical Engineers 4thEdition. Singapore: Mc. Graw-Hill.
[11] Seborg, D.E., T.F. Edgar, and D.A. Mellichamp. 2010.Process
Dynamics and Control 3rd Edition. New York: Wiley
[12] Seider,D,W.2004. Product and Process Design Principles 2nd
Edition.New York: John Wiley and Sons,Inc.
[13] Shreve, 1984, Chemical Proses Industries, 5th
Edition.Singapore:McGraw-Hill Book Cmopany.
[14] Singhal, et.al. 2007. Industrial production, processing and utilization
of sago palm-derived products.www.science direct.com
[15] Suraini. 2002. Sago starch and Its Utilization. Journal of Bioscience
and Bioengineering
[16] Ulrich, GD. 1984. .A Guide to Chemical Engineering Process Design
and Economic. New York: John Wiley and Sons.
[17] Van Ness, S. 1987. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 4thEdition. Singapore: Mc. Graw-Hill.