Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kondisi sarana dan prasarana

laboratorium IPS-Geografi, intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi

untuk pembelajaran, kendala yang dihadapi dalam penggunaan laboratorium

IPS-Geografi, serta hubungan antara intensitas penggunaan laboratorium IPS-

Geografi dengan hasil belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mix-method),

yaitu dalam melakukan penelitian peneliti menggunakan kombinasi metode

kuantitatif dan metode kualitatif. Metode penelitian campuran digunakan

karena dalam penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif

dan data kualitatif.

Metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

campuran konkuren, yang merupakan prosedur-prosedur yang mana di

dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kualitatif dan data

kuantitatif untuk memperoleh analisis komprehensif atas masalah penelitian

(Creswell, 2013: 5). Peneliti mengukur intensitas penggunaan laboratorium

IPS-Geografi serta hubungannya dengan hasil belajar geografi siswa SMA

serta. Pada waktu bersamaan peneliti juga akan mengeksplorasi ketersediaan

sarana dan prasarana penunjang di laboratorium IPS-Geografi serta kendala

35
36

penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk melengkapi dan memperkaya

data kuantitatif yang telah diperoleh.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 60). Variabel

dalam penelitian ini meliputi:

1. Sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi

2. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi

3. Kendala penggunaan laboratorium IPS-Geografi

4. Hasil Belajar Geografi

Selanjutnya untuk membatasi pengertian yang digunakan dan

memudahkan pemahaman dalam penelitian ini, maka diperlukan adanya

definisi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi

Sarana dan prasarana adalah ruang dan alat bahan yang tersedia

untuk penunjang pembelajaran geografi di laboratorium IPS-Geografi.

Kriteria sarana dan prasarana penunjang laboratorium dibuat berdasarkan

standar minimal sarana dan prasarana laboratorium secara umum yang

terdapat pada Permendiknas No. 24 Tahun 2007 serta berdasarkan hasil

analisis faktor dalam Kompetensi Dasar-3 (KD-3) dan Kompensi Dasar-4

(KD-4) pelajaran Geografi yang membutuhkan laboratorium. Sarana dan

prasarana yang dibutuhkan meliputi:


37

a. Ruang laboratorium

1) Rasio minimum luas ruang laboratorium adalah 2,4 m2/peserta

didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang

dari 20 orang, luas minimal ruang laboratorium 48 m2.

2) Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan yang

memadai untuk membaca buku dan melakukan pengamatan.

b. Perabot, meliputi:

1) Kursi

2) Meja kerja

3) Meja demonstrasi

4) Lemari alat

5) Lemari bahan

6) LCD

7) Papan Tulis

c. Peralatan pendidikan, meliputi:

1) Globe

2) Gambar atau maket yang meliputi:

a. Gambar/maket lapisan bumi

b. Gambar/maket rupa bumi

c. Gambar/maket lapisan profil tanah

d. Gambar/maket sand dune

e. Gambar/maket gunung berapi

f. Gambar/maket pola aliran sungai


38

g. Gambar/maket siklus air

3) Berbagai jenis peta:

a. Peta curah hujan

b. Peta rawan bencana

c. Peta persebaran flora fauna

d. Peta persebaran bahan tambang

e. Peta kepadatan penduduk

f. Peta topografi

g. Peta administratif

h. Peta rupa bumi Indonesia

4) Atlas

5) Contoh dokumen AMDAL

6) Data curah hujan

7) Data statistik kependudukan

8) Citra dan foto udara

9) Sampel batuan

10) Sampel tanah

11) Sampel bahan tambang

12) Soil test kit

13) Palu geologi

14) Kompas geologi

15) Hand anemometer

16) Digital hygrometer


39

17) GPS

18) Roll meter

19) Galah/tongkat

20) Perangkat komputer

21) VCD/ DVD Pembelajaran

d. Perlengkapan lainnya, yaitu:

1) Soket listrik

2) PPP3K

3) Jam dinding

4) Tempat sampah

2. Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi

Intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi adalah frekuensi

penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk kegiatan pembelajaran

geografi.

3. Kendala penggunaan laboratorium IPS-Geografi

Kendala yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hambatan-

hambatan yang menyebabkan terganggunya atau tidak terlaksananya

suatu rencana sesuai dengan tujuan, dalam hal ini terganggunya proses

penggunaan laboratorium IPS-Geografi untuk pembelajaran Geografi

SMA di Kabupaten Bantul. Kendala penggunaan laboratorium IPS-

Geografi dapat meliputi ketersediaan ruang laboratorium IPS-Geografi,

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang laboratorium IPS-Geografi,


40

keterbatasan waktu untuk pelaksanaan praktikum, serta keterbatasan

keterampilan guru dalam pelaksanaan praktikum.

4. Hasil belajar Geografi

Hasil belajar siswa adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil

belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa

kelas X IPS dalam ranah kognitif yang dilihat berdasarkan hasil Ujian

Semester Ganjil tahun akademik 2013/2014

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di

Kabupaten Bantul yang memiliki laboratorium IPS-Geografi serta telah

menerapkan kurikulum 2013, yaitu: SMA N 1 Kasihan, SMA N 1 Jetis, , dan

SMA N 1 Sedayu pada bulan Maret sampai Juli 2014.

D. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012: 117), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa

kelas X IPS karena siswa yang memperoleh pelajaran Geografi pada

kurikulum 2013 hanya siswa peminatan IPS, guru mata pelajaran Geografi

yang mengampu kelas X IPS, kepala sekolah serta wakil kepala sekolah

bidang sarana prasarana dari Sekolah Menengah Atas yang memiliki

laboratorium IPS-Geografi dan telah menerapkan kurikulum 2013.


41

Penentuan besarnya sampel siswa yang menjadi responden dalam

penelitian ini menggunakan Nomogram Harry King. Berikut gambar

penggunaan Nomogram Harry King pada Gambar 4.

Gambar 4. Nomogram Harry King (Sugiyono, 2012: 129)

Jumlah siswa kelas X IPS di Sekolah Menengah Atas yang menjadi

lokasi penelitian, yaitu SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Kasihan, dan SMA N 1

Sedayu adalah 292 orang. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%, sehingga faktor

pengalinya adalah 1,195. Perhitungan besarnya sampel dengan teknik

nomogram Harry King adalah dengan menarik garis dari garis populasi

sebesar 292 dan melewati taraf kesalahan 5%, sehingga diperoleh titik temu

diantara angka 40 dan 50, yaitu kurang lebih angka 45%. Perhitungan
42

besarnya sampel yang diambil adalah 292 x 45% x 1,195 = 157,02 atau

dibulatkan menjadi 157, sehingga besarnya jumlah sampel siswa adalah 157

orang dari 292 keseluruhan populasi.

Pengambilan sampel siswa menggunakan teknik propotional random

sampling. Sampel siswa diambil secara acak pada siswa kelas X IPS dengan

proporsi atau persentase yang sama. Berikut hasil perhitungan jumlah sampel

dari masing-masing sekolah dapat diamati pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Sampel Siswa Tiap Sekolah Menengah Atas


Jumlah Siswa Perhitungan
Besarnya
No. Nama Sekolah Masing-Masing Besarnya Sampel
Sampel
Sekolah
1 SMA Negeri 1 51 27
Kasihan
2 SMA Negeri 1 Jetis 83 45

3 SMA Negeri 1 158 85


Sedayu
Jumlah 292 157
Sumber: Data sekunder diolah, 2014

Daftar SMA di Kabupaten Bantul, ketersediaan laboratorium IPS-

Geografi serta kurikulum yang diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 dapat

diamati pada Tabel 14 (lampiran). Berdasarkan daftar tersebut, maka Sekolah

Menengah Atas yang memenuhi persyaratan sebagai lokasi penelitian adalah

SMA yang telah memiliki laboratorium IPS-Geografi dan telah menerapkan

kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014. SMA yang memenuhi syarat

untuk menjadi lokasi penelitan adalah SMA N 1 Jetis, SMA N 1 Kasihan,

SMA N 1 Sedayu, serta SMA N 1 Sewon.

Pada pelaksanaannya, peneliti tidak dapat melaksanakan penelitian di

SMA N 1 Sewon karena menemui hambatan teknis berupa tidak memperoleh


43

izin penelitian dari guru mata pelajaran Geografi di SMA N 1 Sewon. Maka

dari itu SMA yang menjadi lokasi penelitian adalah SMA N 1 Jetis, SMA N 1

Kasihan, dan SMA N 1 Sedayu.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang memiliki

ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik wawancara dan

kuesioner. Teknik pengumpulan data observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-

gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar

(Sugiyono, 2012: 203). Metode observasi ini digunakan untuk

memperoleh diskripsi mengenai kondisi fisik laboratorium IPS serta

sarana dan prasarana penunjang pembelajaran Geografi yang ada di

laboratorium IPS.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden

(Sugiyono, 2012: 199).


44

Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai

intensitas penggunaan laboratorium IPS untuk pembelajaran Geografi

serta kendala yang dihadapi dalam penggunaan laboratorium IPS

untuk pembelajaran Geografi.

c. Wawancara

Menurut Sugiyono (2012: 194) wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.

Teknik wawancara digunakan oleh peneliti untuk memperoleh

informasi secara mendalam dan mengkonfirmasi informasi mengenai

intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi dan kendala yang

dihadapi dalam penggunaan laboratorium IPS-Geografi kepada guru

geografi yang mengampu kelas X, kepala sekolah, dan wakil kepala

sekolah bidang sarana dan prasarana.

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik dalam mencari data mengenai hal-

hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar,

majalah, prestasi, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi

Arikunto, 2010: 274). Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi nilai

hasil belajar siswa.


45

2. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 203), instrumen penelitian

adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi

lembar observasi, daftar pertanyaan wawancara, dan kuesioner. Instrumen

dikonsultasikan kepada dosen ahli sebagai expert judgement. Berikut kisi-

kisi instrumen yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel 2:


46

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Nomor
No. Variabel Indikator Teknik Responden
Butir
1. Sarana a. Kondisi ruangan Observasi A, B, C
dan
prasarana Wawancara Kepsek, B (1,2)
penunjang Waka
b. Perabot Observasi D (1-7)

c. Peralatan dan media Observasi E (1-34)


pendidikan
d. Perlengkapan lainnya Observasi F (1-6)
2. Pemanfaat Intensitas pemanfaatan Angket Guru B
an laboratorium untuk
laboratori kegiatan pembelajaran Siswa B (1-20)
um
Wawancara Kepsek, B (3,4)
Waka
3. Kendala a. Ketersediaan ruang Angket Guru B
pemanfaat laboratorium IPS-
an Geografi Siswa B (21-22)
Wawancara Guru C (1,2)

Kepsek, B (5-6)
Waka
b. Ketersediaan sarana Angket Guru B
dan prasarana
penunjang Wawancara C (3)
laboratorium IPS-
Geografi
c. Keterbatasan waktu Angket Guru B
untuk pelaksanaan
praktikum Siswa B (23-24)
Wawancara Guru C (4)

d. Keterbatasan Angket Guru B


keterampilan guru
dalam pelaksanaan Siswa B (25-29)
praktikum.
Wawancara Guru C (5,6)

4. Hasil Nilai semester ganjil mata Angket Siswa B (30-34)


belajar pelajaran Geografi tahun
siswa ajaran 2013/2014 Dokumentasi
47

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan dan memaknai data dari

masing-masing aspek yang diteliti. Data hasil penelitian ini berupa data

kuantitatif dan data kualitatif. Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis

untuk menjawab rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah

dibuat.

Data kuantitatif yang diperoleh selanjutnya akan disajikan dalam

bentuk deskripsi data. Teknik analisis data penelitian ini akan menggunakan

bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) 17.0 for

windows untuk mengetahui mean, median, modus, standar deviasi, dan range,

pada setiap aspek yang diteliti.

Data yang telah dianalisis, selanjutnya dibuat suatu kriteria-kriteria

dengan menggunakan tabel kecenderungan variabel untuk melihat intensitas

penggunaan laboratorium IPS-Geografi, Sekolah Menengah Atas di

Kabupaten Bantul. Tabel kecenderungan variabel merupakan pengkategorian

masing-masing skor. Skor tersebut kemudian dikelompokan ke dalam tiga

kategori, yaitu tinggi/baik, sedang/cukup, rendah/kurang. Pengkategorian

dibuat berdasarkan mean dan standar deviasi (SD) yang diperoleh.

Tingkat kecenderungan variabel dibedakan menjadi tiga variabel

menurut Djemari Mardapi (2008: 123), ketiga kategori tersebut adalah:

: Tinggi/Baik
: Sedang/Cukup
: Rendah/Kurang
48

Pengelompokan ini berdasarkan kurva norma. Cara untuk menghitung

rerata harapan dan standar deviasi sebagai berikut:

Nilai rerata harapan/ ideal (Mi) :

Standar deviasi harapan/ ideal (SDi) :

Skor tertinggi tersebut merupakan skor tertinggi yang muncul dari

keseluruhan pilihan alternatif jawaban instrumen penelitian. Skor terendah

merupakan skor terendah yang muncul dari keseluruhan pilihan alternatif

jawaban instrumen penelitian. Hasil rata-rata (Mean) yang telah diperoleh

dalam penelitian ini selanjutnya dikonsultasikan dengan standar penilaian

tinggi/ baik, sedang/ cukup, dan rendah/kurang tersebut.

Hubungan antara intensitas penggunaan laboratorium IPS-Geografi

dengan hasil belajar Geografi siswa SMA di Kabupaten Bantul dianalisis

menggunakan teknik korelasi Product Moment. Korelasi Produk Moment

merupakan teknik analisis data untuk menguji hipotesis asosiatif atau

hubungan antara satu variabel independent dengan satu variabel dependent,

dengan data berbentuk interval.

Data kualitatif akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif dengan

langkah sebagai berikut:

1. Mengolah dan mempersiapkan data, langkah ini melibatkan transkip

wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, memilah dan

menyusun data tersebut ke dalam jenis-jenis yang berbeda tergantung pada

sumber informasi.
49

2. Membaca keseluruhan data, pada tahap ini peneliti membangun general

sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan makna secara

keseluruhan. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan

partisipan? Bagaimana nada gagasan tersebut? Bagaimana kesan dari

kedalaman, kredibilitas, dan penuturan informasi itu? Peneliti terkadang

juga menulis catatan-catatan khusus atau gagasan-gagasan umum tentang

data yang diperoleh.

3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data, coding merupakan

proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan

sebelum memakainya.

4. Menerapkan proses coding, proses coding diterapkan untuk

mendeskripsikan setting, orang-orang, kategori-kategori, dan tema-tema

yang akan dianalisis. Deskripsi ini melibatkan usaha menyampaikan

informasi secara detail mengenai orang-orang, lokasi-lokasi, atau

peristiwa-peristiwa dalam setting tertentu.

5. Menunjukkan bagaimana deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan

kembali dalam narasi atau laporan kualitatif. Pendekatan yang paling

populer adalah menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil

analisis (Cresswell, 2013: 276-283).

Selanjutnya untuk melihat keabsahan data digunakan strategi

triangulasi konkuren, menurut Creswell (2013: 320) dalam strategi triangulasi

konkuren peneliti mengumpulkan data secara konkuren (dalam satu waktu),

kemudian membandingkan kedua data tersebut untuk mengetahui apakah


50

terdapat konvergensi, perbedaan-perbedaan, atau beberapa kombinasi. Pada

strategi ini, pencampuran (mixing) terjadi ketika penelitian sampai pada tahap

interpretasi dan pembahasan. Pencampuran dilakukan dengan melebur dua

data penelitian menjadi satu atau dengan mengintegrasikan atau

mengkomparasikan hasil-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan

dalam pembahasan. Berikut bagan strategi triangulasi konkuren ditunjukan

pada Gambar 5.

KUAN KUAL

KUAN KUAL
Pengumpulan data Pengumpulan data

KUAN KUAL
Analisis data Hasil data yang Analisis data
dikomparasikan
Gambar 5. Strategi Triangulasi Konkuren (Creswell, 2013: 314)

Metode kuantitatif disimbolkan dengan “KUAN”, sedangkan metode

kualitatif di simbolkan dengan “KUAL”. Penulisan simbol tersebut keduanya

menggunakan jenis huruf dan jumlah huruf yang sama. Hal tersebut

menunjukan bahwa kedua metode tersebut digunakan secara bersama-sama

dengan bobot yang sama. Peneliti melakukan pengumpulan data kuantitatif

dan data kualitatif secara bersama-sama (dalam satu waktu), kemudian

masing-masing data tersebut dianalisis. Tahap selanjutnya, hasil analisis dari

masing-masing data yang telah diperoleh dibandingkan dan disimpulkan.

Anda mungkin juga menyukai