Disusun Oleh:
FRENGKY ZAIMANSYAH
NIM 2020330050051
Kelas B
FAKULTAS HUKUM
UNIVERITAS JAYABAYA
2021
Daftar isi
Bab 1 Pendahuluan
B. Rumusan masalah.............................................................................................5
C. Tujuan masalah.................................................................................................5
Bab 2 Pembahasan
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran….............................................................................................................19
Daftar Pustaka..............................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu cybercrime
2. Untuk mengetahui perkembangan transaksi jual beli online
3. Untuk mengetahui dampak dari situs perbelanjaan online
4. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya penipuan jual beli online
5. Untuk mengetahui faktor terjadinya penipuan jual beli online
6. Untuk mengetahui pengaturan di Indonesia terhadap tindak pidana penipuan dalam jual
beli online;
7. Untuk mengetahui peraturan apa saja yang menjadi dasar aparat penegak hukum
dalam upaya penanggulangan tindak pidana penipuan berupa jual beli online.
BAB II
PEMBAHASAN
Kejahatan di dunia maya (cyber crime) merupakan salah satu tindak kejahatan yang mana
pelaku bisa dikenakan tindak pidana sesuai UU ITE yang telah di tetapkan.
Kejahatan ini berhubungan dengan hal-hal berbau teknologi, terutama teknologi komputer.
Contoh cyber crime misalnya pembobolan atm, pembobolan data suatu perusahaan,
pengkloningan akun medsos sampai berita bohong atau hoax, dan yang sering terjadi saat ini
yaitu penipuan jual beli online.
Pengertian Cybercrime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang
dilakukan melalui sistem komputer atau jaringan internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.
Kejahatan dunia maya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan tujuan yang beragam.
Pada umumnya, kejahatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mengerti dan menguasai
bidang teknologi informasi.
Bertransaksi dan berbelanja online sekarang ini sudah menjadi bagian dari keseharian
masyarakat Indonesia. Barang yang diperjualbelikan pun beragam, baik dari perabotan,
elektronik, hingga digital. Inovasi teknologi memberikan ruang baru bagi kegiatan berbelanja.
Kendati demikian, tindak penipuan masih sering terjadi. Modusnya pun beragam, mulai dari resi
palsu sampai dengan struk pembayaran palsu.
Transaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dan dapat menimbulkan
perubahan terhadap harta atau keuangan, baik itu bertambah maupun berkurang. Contoh dari
melakukan transaksi diantaranya ialah membeli barang, menjual barang, berhutang, memberi
hutang, dan membayar berbagai kebutuhan hidup. Ada istilah administrasi transaksi dalam suatu
transaksi keuangan. Yang dimaksud administrasi transaksi yaitu kegiatan mencatat berbagai
perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan
metode-metode tertentu sehingga dapat diperlihatkan kepada pihak lain.
Jadi, transaksi online adalah transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli secara online
melalui media internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual. Transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan
komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada
tahun 1990-an. Masyarakat menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, bisanya
masyarakat yang berada dikotakota besar yang menggunakannya. Berbeda dengan sekarang,
masyarakat dari segala kalangan dapat menggunakan internet untuk berbagai macam hal.
Kalangan tua, muda, sampai anak-anak sekarang mampu menggunakannya untuk kebutuhanya.
Dalam transaksi e-commerce, yang melakukan penawaran adalah merchant atau produsen atau
penjual. Para merchant atau penjual tersebut memanfaatkan website untuk menjajakan produk
dan jasa pelayanan. Para penjual menyediakan semacam storefront yang berisikan katalog
produk dan pelayanan yang diberikan.
Tindak kejahatan seperti penipuan memang sukar untuk dibasmi. Modus penipuan pun
banyak berkembang mengikuti jaman. Meski banyak penyedia situs belanja memanfaatkan
teknologi untuk pencegahan, pengguna tetap harus dituntut jeli dan waspada sebelum
bertransaksi. Terutama mereka yang bertransaksi langsung melewati akun media sosial penjual.
Ada beberapa jenis penipuan yang umum dijumpai. Salah satunya adalah phising. Jenis
penipuan ini bisa terjadi kepada seluruh pengguna internet. Kerugian yang ditimbulkan pun tak
hanya sebatas transaksi yang dilakukan, tetapi juga informasi probadi, perbankan, hingga kata
sandi.
Teknik penipuan phising bekerja dengan cara mengelabui pengguna. Mereka menyaru
layaknya situs terpercaya dari segi tampilan. Pengguna yang kurang waspada pasti akan terkecoh
dan tanpa sadar memasukkan informasi login hingga kartu kredit ke dalam tampilan palsu
tersebut. Alih-alih transaksi berhasil data-data tersebut bisa disimpan pihak tak bertanggung
jawab.
Penipuan jenis ini bisa diantisipasi sendiri oleh pengguna. Pengamatan terhadap url dan
tautan yang mencurigakan menjadi benteng pertama dalam pencegahan penipuan ini. Beberapa
penyedia layanan pun aktif mengedukasi penggunanya untuk senantiasa berhati-hati dalam
mengisi informasi sensitif.
Ada juga penipuan yang merugikan penjual. Kondisi ini paling sering dijumpai ketika
bertransaksi di luar sistem rekening bersama. Penjual yang “apes” akan menjumpai pembeli yang
mengaku sudah melakukan transfer, lengkap dengan bukti foto struk pembayaran. Padahal struk
atau bukti-bukti lainnya itu adalah palsu dan pembeli tidak pernah melakukan pembayaran.
Diceritakan Ihsan Muhammad, Founder Kredibel, sebuah situs yang menampung data rekening
penipu online, ada modus baru yang berkembang. Modus baru ini melibatkan penjual dan
pembeli.
Modus baru ini, penipu pura-pura menjadi penjual dengan menawarkan barang-barang fiktif
dengan harga yang jauh lebih murah. Setelah berhasil menipu calon pembeli oknum penipu akan
melakukan order kepada penjual asli dan terpercaya, namun alamat pengiriman ditujukan ke
alamat penipu. Setelah itu tagihan pembayaran akan diberikan ke calon pembeli yang
sebelumnya menghubungi penipu.
Seiring perkembangan zaman, kini kita tidak perlu lagi bersusah payah mencari informasi
dengan media cetak seperti Koran dan Majalah. Kita bisa mendapatkan informasi apa saja, kapan
saja dan dimana saja melalui internet. Dapat dikatakan, saat ini internet telah menjadi kebutuhan
primer manusia. Internet telah menjadi bagian hidup manusia mulai dari pendidikan, media
sosial hingga ekonomi-bisnis.
Dahulu sebelum adanya internet, pelaku kegiatan ekonomi melakukan kegiatannya dengan
cara mulai dari berdagang, berbelanja bahkan kegiatan lelang pun dilakukan dengan cara
bertatap muka langsung. Konsumen yang ingin membeli barang harus datang ke toko-toko atau
merlihat secara fisik sehingga terjadi pertemuan antara pedagang dan pembeli. Proses transaksi,
tawar menawar dan strategi pedagang dalam memikat konsumen pun terlihat nyata. Namun,
berkat adanya internet terciptalah teknologi perdagangan secara online yang terintegrasi dengan
sistem yang biasa disebut online shop.
Belanja online merupakan kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet.
Belanja online diklasifikasikan sebagai transaksi e-commerce Business to Consumer (B2C).
Dengan meningkatnya usaha dagang online yang merebak di Indonesia, ditambah kecanggihan
teknologi yang menggabungkan platform online dan layanan jasa maupun produk tentu saja
mendatangkan banyak keuntungan dan kerugian baik dari pihak produsen, distributor maupun
konsumen.
Situasi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia layanan untuk mengembangkan bisnis mereka
melalui e-commerce yang salah satu bentuknya adalah online shop atau belanja online. Berbagai
inovasi dilakukan oleh penyedia barang maupun jasa untuk mempromosikan sekaligus
menggencarkan produk melalui media sosial yang diyakini memiliki pengaruh besar dalam
pemasaran produk. Meningkatnya online shop di Indonesia hingga saat ini masih menjadi
perbincangan hangat dikalangan masyarakat khususnya anak muda yang identik dengan hal-hal
instan tanpa mengeluarkan banyak tenaga dalam pemenuhan kebutuhan. Namun tetap saja,
dibalik kemudahan dan kecepatan belanja online terdapat dampak positif maupun negative yang
dirasakan oleh pengguna.
Melalui online-shop ini, pembeli tidak perlu susah payah mendatangi toko hanya untuk
mendapatkan barang yang diinginkan. Pembeli bisa melihat dan dagangan yang dijual melalui
smartphone. Penjual dan pembeli tidak perlu tatap muka untuk melakukan transaksi. Pembeli
tinggal memesan barang yang diinginkan, kemudian pembayarannya bisa dilakukan dengan
transfer melalui bank atau credit-card. Setelah itu, barang akan dikirimkan ke alamat sesuai
keinginan pembeli.
Keuntungan dan dampak positif dari adanya online-shop ini antara lain:
1. Mudah dan Praktis
Transaksi secara online tentu memudahkan nasabah. Nasabah tak perlu repot pergi ke
bank atau ATM untuk melakukan transaksi keuangan. Cukup login melalui situs resmi bank, lalu
pilihlah layanan internet banking. Transaksi online bisa dilakukan kapanpun dan di manapun
selama 24 jam.
Ingin melakukan transfer uang, cukup memasukkan nominal yang akan ditransfer ke
rekening tujuan. Tak butuh waktu lama dan uang akan berpindah ke rekening tujuan. Dengan
begitu, segala transaksi akan lebih mudah, praktis, serta menghemat waktu.
Atau jika ingin sekadar mengecek saldo rekening, maka tak perlu lagi pergi ke ATM
terdekat. Cukup dengan memanfaatkan koneksi internet dan gadget melalui internet banking.
Selain cek saldo, Anda juga bisa melihat mutasi rekening.
2. Lebih Hemat
Bertransaksi mudah dengan biaya murah merupakan dambaan bagi setiap nasabah bank.
Dua hal tersebut penting, apalagi bagi nasabah yang sering melakukan transaksi keuangan. Inilah
keuntungan yang coba ditawarkan dari bertransaksi online.
Fasilitas internet banking misalnya, tidak ada tambahan biaya apapun. Berbeda jika Anda
harus pergi ke bank atau ATM yang memerlukan ongkos untuk sampai ke tempat tujuan.
Kalaupun bank atau ATM berlokasi dekat dengan rumah, setidaknya Anda harus menyisihkan
waktu untuk pergi dan mengantre.
Dengan menggunakan internet banking, Anda dapat menghemat lebih banyak uang,
sehingga dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya. Selain itu juga dapat menghemat waktu
dan energi.
3. Transaksi Lebih Aman
Dengan memanfaatkan layanan internet banking, setiap transaksi keuangan yang dilakukan
akan lebih terjamin tingkat keamanannya. Anda dapat terhindar dari tindak pencurian yang bisa
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab saat anda berada di bank manapun. Dengan
melakukan transaksi secara online, selain bisa merasakan keuntungannya, juga berarti melek
terhadap teknologi
4.Bisa membandingkan harga dengan mudah dari satu online-shop ke online shop-lain.
5.barang yang diinginkan.
6.Bisa mendapatkan barang dari mana saja, dari luar kota bahkan luar
negeri. 7.Membantu perekonomian pedagang kecil.
Namun, dibalik dampak positif pasti ada dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa dampak
negatif dari belanja online, yaitu:
a. Kualitas barang yang tidak sesuai dengan gambar
b. Barang yang diterima cacat atau rusak ketika barang dalam pengiriman.
c. Tidak bisa membedakan barang asli atau tiruan.
d. Sering terjadi penipuan, setelah uang ditransfer, barang tidak diterima.
e. Menimbulkan perilaku konsumtif.
f. Rentan aksi pemboboloan rekening jika pembayaran dilakukan melalui Internet.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, jadilah pembeli yang cerdas. Teliti sebelum membeli, carilah
informasi mengenai online-shop tersebut dan pilihlah cara paling aman dalam membayar.
Dengan begitu, diharapkan kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan selama belanja
online.
Toko online adalah sebuah tempat terjadinya berbagai aktivitas perdagangan atau jual
beli barang dan jasa yang terhubung dalam suatu jaringan. Dalam hal ini adalah jaringan internet.
Ketika melakukan transaksi sebuah toko offline, kita bebas memilih barang yang akan kita beli.
Terkadang kita perlu memasukan barang yang kita beli ke dalam keranjang belanja lalu kita
menyerahkan keranjang tersebut kepada kasir untuk dihitung total dari belanja kita.
Modal tidak terlalu besar dan tidak sampai jutaan rupiah. Paling minim biaya koneksi ke
internet atau warnet. Tidak perlu beli stok barang atau mikir tersedianya stok (kecuali yang mau
dagang produk sendiri). Di internet banyak yang mau dibantu untuk jual produk kita. Istilahnya
biasa kita sebut sebagai affiliate, assoiciate atau partner. Bayangkan bila kita memiliki seorang
customer yang berada jauh diluar pulau, tentu saja sang customer yang menjadi langganan kita
merasa kesulitan untuk berbelanja di toko kita. Jika kita terpaku pada penjualan offline, maka
akan membuang waktu, tenaga dan biaya perjalanan. Jika memiliki toko secara online, customer
hanya tinggal memilih produk yang dipesan melalui website toko online kita yang disajikan
dalam bentuk gambar, kemudian mengisi form pemesanan barang, dan membayar dengan
menggunakan sistem transaksi.
Banyak faktor yang menyebabkan penipuan melalui bisnis online, secara spesifik setiap
negara memiliki faktor pendorong dan faktor penarik yang menyebabkan maraknya kasus
penipuan melalui bisnis online di Indonesia :
1. Faktor Pendorong
a) Belum adanya sertifikasi menyeluruh teradap setiap jual beli secara online.
b) Daerah-daerah dimana ada kemiskinan, pengangguran, tuna wisa dan konflik kekerasan
dengan senjata. Daerah-daerah ini menimbulkan desakan rakyat untuk berusaha dengan
segala cara termasuk penipuan.
c) Para pedagang yang memanfaatkan kelemahan jual beli secara online.
d) Keluarga yang tidak dapat mengatasi kehidupan ekonominya akan mencari cara lain
untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya
e) Ekonomi : kemiskinan, kurangnya kesempatan untuk mendapatkan perkerjaan yang layak.
f) Sosial : kewajiban sosial untuk membantu dan menolong keuangan keluarga, keinginan
untuk mandiri secara finansial, keinginan untuk sejajar dengan tetangga atau teman sebaya yang
berhasil.
g) Kultur : konsumerisme atau materialistik, keinginan untuk mendapat uang dengan mudah.
h) Personal atau pribadi: sifat pribadi yang suka menipu demi keperluan pribadinya.
2. Faktor Penarik
a) Efisiensi : kebutuhan kota-kota akan kemudahan bertransaksi dan berbisnis.
b) Sosial atau kultur : kebutuhan akan pelayanan-pelayanan jual-beli yang mudah dan cepat.
Jual beli online di zaman digital ini boleh dikatakan sudah menjadi tren bagi semua
masyarakat. Sesuatu yang wajar memang mengingat dengan berbelanja secara online kita tidak
perlu lagi repot-repot untuk wara-wiri mencari barang yang kita inginkan. Apabila kita ingin
membeli sebuah barang, maka kita cukup mencarinya secara online lalu memesannya. Sangat
mudah dan
praktis, apalagi kini tarif internet sudah semakin murah dan sudah bukan lagi menjadi hal yang
mewah.
Meskipun jual beli online sudah banyak membawa dampak yang positif namun ternyata
dibalik itu ada dampak negatif yang perlu diwaspadai. Hal yang dimaksud adalah meningkatnya
angka penipuan secara online dengan berbagai macam modus. Maraknya penipuan ini tak boleh
kita pandang sebelah mata mengingat sudah banyak korban yang berjatuhan dengan angka
kerugian mencapai puluhan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski sudah memakan banyak korban, bukan berarti kita tidak bisa mencegah adanya penipuan
secara online tersebut. Salah satu caranya adalah dengan selalu bersikap waspada dan selektif
dalam memilih toko online untuk berbelanja secara online. Selain itu, sikap waspada dan
pengetahuan yang cukup khususnya dalam bertransaksi dengan kartu kredit secara aman mutlak
harus di kuasai.
Di Indonesia, penggunaan kartu kredit sudah lazim untuk digunakan seiring dengan semakin
meningkatnya merchant dan toko online yang melayani transaksi barang dan jasa secara online.
Dalam bertransaksi, perlu memperhatikan modus yang biasa dilakukan dalam penipuan berkedok
online.
Cara yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi penipuan jual-beli online yang akan
merugikan ini adalah:
1. Jangan Tergiur dengan Barang yang Murah
Salah satu strategi penipu untuk memancing korbannya adalah dengan memasang harga
barang yang sangat murah daripada harga yang ada di pasaran. Apabila Anda akan berbelanja
online dan menemukan suatu toko online yang memasang harga murah, maka Anda wajib untuk
tidak mudah tergiur dengan apa yang dipromosikan.
Akan lebih baik lagi jika anda memilih toko online yang memang sudah terpercaya sehingga
transaksi yang Anda lakukan benar-benar tidak berisiko. Apalagi kini juga sudah tersedia situs
polisionline.com yang bisa Anda jadikan acuan untuk memilih toko online, jika nantinya terjadi
penipuan oleh pihak toko online maka pihak polisionline lah yang akan bertanggung jawab
karena mereka bertugas untuk memverifikasi toko online yang sudah terdaftar.
1. KESIMPULAN
Penipuan secara online pada prinisipnya sama dengan penipuan konvensional.
Yang menjadi perbedaan hanya pada sarana perbuatannya yakni
menggunakan Sistem Elektronik (komputer, internet, perangkat
telekomunikasi). Pengaturan hukum mengenai tindak pidana penipuan ini
masih terbatas dalam penggunaan KUHP, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Aparat penegak hukum sering mengalami
kesulitan dan hambatan dalam menjerat pelaku tindak kejahatan penipuan.
Tindak pidana penipuan ini dapat dijerat dengan Pasal 378 KUHP sebagai tindak
pidana penipuan atau Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang pengaturan mengenai
penyebaran berita bohong dan menyesatkan yang merugikan konsumen. Atau dapat dijerat
berdasarkan kedua pasal itu sekaligus yaitu, 378 KUHP jo dan Pasal 28 ayat (1) jo
Pasal 45 ayat (1) UU No 11 Tahun 2008 tentang Penipuan dan atau Kejahatan ITE.
2. SARAN
Sebaiknya polisi yang menangani kasus-kasus penipuan bisnis online adalah
mereka yang sudah menguasai bidang teknologi informasi dan komunikasi
atau mereka yang memahami seluk beluk kejahatan cyber. Hal tersebut
sangat penting untuk mencegah polisi penerima laporan atau penyidik yang
kemudian ditunjuk tidak mengerti dan tidak memahami duduk perkara, untuk
tercapainya keadilan hukum dan keamanan dalam masyarakat konvensional maupun
masyarakat dalam dunia siber.
Untuk dapat memaksimalkan aparat penegak hukum dalam memberantas
tindak pidana cybercrime, perlu adanya undang-undang yang khusus mengatur
tentang cybercrime. Diberlakukannya sertifikasi bagi para pelaku usaha seperti
yang tertuang dalam UU ITE pasal 10 ayat (1) bahwa setiap pelaku usaha yang
menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Keandalan, hal ini mengingat begitu mudahnya seseorang / penjual
melakukan kecurangan dalam transaksi jual beli online sehingga banyak pembeli yang
tertipu.
DAFTAR PUSTAKA