Anda di halaman 1dari 14

Makalah Hukum Pidana

“Penipuan Online dan Akibat Hukumnya”


Dosen :Dr. Tofik Yanuar Chandra SH., MH

Disusun Oleh:
FRENGKY ZAIMANSYAH
NIM 2020330050051
Kelas B

FAKULTAS HUKUM
UNIVERITAS JAYABAYA
2021
Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang masalah....................................................................................3

B. Rumusan masalah.............................................................................................5

C. Tujuan masalah.................................................................................................5

Bab 2 Pembahasan

A. Cybercrime dan Penipuan Jual Beli Online............................................................6

B. Perkembangan Transaksi Online di Indonesia…...................................................7

C. Dampak adanya situs Perbelanjaan Online............................................................8

D. Faktor Penyebab Penipuan Jual-Beli Online…....................................................10

E. Cara mencegah terjadinya Penipuan Jual-Beli Online..........................................11

Bab 3 Penutup

A. Kesimpulan.......................................................................................................19
B. Saran….............................................................................................................19

Daftar Pustaka..............................................................................................................20

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Berkaitan dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi (IPTEK) saat ini, berpengaruh besar dalam perubahan perilaku dan hukum dalam
masyarakat. Memajukan kehidupan masyarakat modern terhadap teknologi merupakan salah satu
kunci keberhasilan dan kemajuan dalam pembangunan. Kemajuan teknologi informasi termasuk
telekomunikasi tidak hanya terjadi pada negara maju, namun juga terhadap negara berkembang.
Indonesia adalah salah satu negara yang perkembangan teknologinya saat ini sedang berkembang
dengan pesat termasuk dalam di pidang ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan budaya.
Pemanfaatan teknologi tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena
berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih dan mudah diperoleh, dan melalui
hubungan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi dapat digunakan untuk
bahan melakukan langkah bisnis selanjutnya.Umumnya suatu masyarakat yang mengalami
perubahan akibat kemajuan teknologi, banyak melahirkan masalah-masalah sosial. Hal itu terjadi
karena kondisi masyarakat itu sendiri yang belum siap menerima perubahan atau dapat pula
karena nilai-nilai masyarakat yang telah berubah dalam menilai kondisi lama sebagai kondisi
yang tidak lagi dapat diterima.Salah satu hasil kemajuan teknologi yaitu penggunaan internet.
Peran internet sangat penting bagi masyarakat. Melalui internet kita dapat mengetahui berbagai
hal, mulai dari media sosial, aplikasi, berita, gaya hidup, bahkan kita dapat melakukan
kegiatan berbelanja yang dalam istilah internet sering disebut online shop.
Perkembangan teknologi, dapat menimbulkan dampak positif dan jampak negatif. Salah
satu dampak negatif yang ditimbulkan karena perkembangan teknologi yaitu munculnya
ancaman kejahatan-kejahatan yang modern. Kejahatan terus berkembang seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, dengan kualitas dan kuantitasnya kompleks dengan variasi
modus operandinya.Melalui media internet beberapa jenis tindak pidana semakin mudah untuk
dilakukan seperti, tindak pidana pencemaran nama baik, pornografi, perjudian, pembobolan
rekening, perusakan jaringan cyber (hacking), penyerangan melalui virus (virus at-tack) dan
sebagainya.
Kejahatan yang ditimbulkan oleh perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi adalah kejahatan yang berkaitan dengan aplikasi internet, atau dalam istilah asing
sering disebut cybercrime. Kasus yang sedang heboh saat ini ialah penipuan via online shop.
Pada awalnya Online shop adalah kegiatan jual-beli melalui sistem elektronik, transaksi
dilakukan dengan sistem pembayaran yang telah ditentukan dan barang akan dikirimkan melaui
jasa pengiriman barang.
Di Indonesia banyak situs online shop yang digunakan untuk mempromosikan
penjualannya, seperti www.Oxl.com, www.Kaskus.com, www.florist.com, bukalapak,shopee,
tokopedia dan sebagainya. Meskipun banyak situs online shop, namun bisnis tersebut tidak
mudah untuk dijalankan, karena terdapat berbagai masalah. Salah satunya adalah kurang
percayanya pembeli, terhadap situs online shop karena maraknya penipuan yang dibeberapa situs
online shop tertentu.
Kasus penipuan melalui online shop banyak terjadi, seperti kasus di bawah ini:
Teman saya melihat iklan yang terpasang dalam instagram lalu tertarik untuk membeli. Setelah
bertanya-tanya tentang produk tersebut akhirnya membeli dan mentransfer sejumlah uang ke
penjual tersebut. Namun, setelah melakukan transaksi online shop tersebut tidak ada kabar dan
menghilang. Barangpun tidak pernah sampai ketempat teman saya.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan
bahwa Indonesia merupakan negara hukum. Berbicara mengenai hukum selalu berkaitan dengan
masalah penegakan hukum dalam pengertian luas yang juga merupakan penegakan keadilan.8
Salah satu ciri penting dalam konsep negara hukum. The Rule of Law adalah Equality before the
Law. Oleh karena itu, UUD 1945 menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum.
Penipuan yang dilakukan secara online atau elektronik jelas merupakan hal yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi orang lain, dan dilarang dalam udangundang. Peran serta
masyarakat sangat penting dalam upaya mengungkap kejahatan penipuan online. Dengan adanya
koordinasi dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan aparat penegak hukum akan
mempermudah kepolisian dalam mengungkap kejahatan penipuan online shop tersebut.
Perbuatan melawan hukum di dunia siber sangat tidak mudah diatasi dengan
mengandalkan hukum positif konvensional. Indonesia saat ini sudah selayaknya merefleksikan
diri dengan negara-neyara lain seperti Malaysia, Singapura, India, atau negara-negara maju
seperti Amerika Serikat dan negaranegara Uni Eropa yang telah secara serius mengintegrasikan
regulasi Hukum siber ke dalam instrumen hukum positif nasionalnya.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Cybercrime?


2. Bagaimana perkembangan transaksi jual beli online?
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari situs perbelanjaan online?
4. Bagaimana Mencegah terjadinya Cybercrime atau penipuan jual beli online?
5. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya Penipuan Jual Beli Online?
6. Bagaimanakah pengaturan hukum di Indonesia terhadap tindak pidana penipuan
dalam jual-beli online?
7. Bagaimana penjual melakukan ganti rugi kepada pembeli?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu cybercrime
2. Untuk mengetahui perkembangan transaksi jual beli online
3. Untuk mengetahui dampak dari situs perbelanjaan online
4. Untuk mengetahui cara mencegah terjadinya penipuan jual beli online
5. Untuk mengetahui faktor terjadinya penipuan jual beli online
6. Untuk mengetahui pengaturan di Indonesia terhadap tindak pidana penipuan dalam jual
beli online;
7. Untuk mengetahui peraturan apa saja yang menjadi dasar aparat penegak hukum
dalam upaya penanggulangan tindak pidana penipuan berupa jual beli online.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cybercrime dan Penipuan Jual Beli Online

Kejahatan di dunia maya (cyber crime) merupakan salah satu tindak kejahatan yang mana
pelaku bisa dikenakan tindak pidana sesuai UU ITE yang telah di tetapkan.
Kejahatan ini berhubungan dengan hal-hal berbau teknologi, terutama teknologi komputer.
Contoh cyber crime misalnya pembobolan atm, pembobolan data suatu perusahaan,
pengkloningan akun medsos sampai berita bohong atau hoax, dan yang sering terjadi saat ini
yaitu penipuan jual beli online.
Pengertian Cybercrime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang
dilakukan melalui sistem komputer atau jaringan internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.
Kejahatan dunia maya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan tujuan yang beragam.
Pada umumnya, kejahatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang mengerti dan menguasai
bidang teknologi informasi.
Bertransaksi dan berbelanja online sekarang ini sudah menjadi bagian dari keseharian
masyarakat Indonesia. Barang yang diperjualbelikan pun beragam, baik dari perabotan,
elektronik, hingga digital. Inovasi teknologi memberikan ruang baru bagi kegiatan berbelanja.
Kendati demikian, tindak penipuan masih sering terjadi. Modusnya pun beragam, mulai dari resi
palsu sampai dengan struk pembayaran palsu.
Transaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dan dapat menimbulkan
perubahan terhadap harta atau keuangan, baik itu bertambah maupun berkurang. Contoh dari
melakukan transaksi diantaranya ialah membeli barang, menjual barang, berhutang, memberi
hutang, dan membayar berbagai kebutuhan hidup. Ada istilah administrasi transaksi dalam suatu
transaksi keuangan. Yang dimaksud administrasi transaksi yaitu kegiatan mencatat berbagai
perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis dengan
metode-metode tertentu sehingga dapat diperlihatkan kepada pihak lain.
Jadi, transaksi online adalah transaksi yang dilakukan penjual dan pembeli secara online
melalui media internet, tidak ada perjumpaan langsung antara pembeli dan penjual. Transaksi
elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan
komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Internet di Indonesia dimulai pertama kali pada
tahun 1990-an. Masyarakat menggunakan internet pada saat itu masih sangat terbatas, bisanya
masyarakat yang berada dikotakota besar yang menggunakannya. Berbeda dengan sekarang,
masyarakat dari segala kalangan dapat menggunakan internet untuk berbagai macam hal.
Kalangan tua, muda, sampai anak-anak sekarang mampu menggunakannya untuk kebutuhanya.
Dalam transaksi e-commerce, yang melakukan penawaran adalah merchant atau produsen atau
penjual. Para merchant atau penjual tersebut memanfaatkan website untuk menjajakan produk
dan jasa pelayanan. Para penjual menyediakan semacam storefront yang berisikan katalog
produk dan pelayanan yang diberikan.
Tindak kejahatan seperti penipuan memang sukar untuk dibasmi. Modus penipuan pun
banyak berkembang mengikuti jaman. Meski banyak penyedia situs belanja memanfaatkan
teknologi untuk pencegahan, pengguna tetap harus dituntut jeli dan waspada sebelum
bertransaksi. Terutama mereka yang bertransaksi langsung melewati akun media sosial penjual.
Ada beberapa jenis penipuan yang umum dijumpai. Salah satunya adalah phising. Jenis
penipuan ini bisa terjadi kepada seluruh pengguna internet. Kerugian yang ditimbulkan pun tak
hanya sebatas transaksi yang dilakukan, tetapi juga informasi probadi, perbankan, hingga kata
sandi.
Teknik penipuan phising bekerja dengan cara mengelabui pengguna. Mereka menyaru
layaknya situs terpercaya dari segi tampilan. Pengguna yang kurang waspada pasti akan terkecoh
dan tanpa sadar memasukkan informasi login hingga kartu kredit ke dalam tampilan palsu
tersebut. Alih-alih transaksi berhasil data-data tersebut bisa disimpan pihak tak bertanggung
jawab.
Penipuan jenis ini bisa diantisipasi sendiri oleh pengguna. Pengamatan terhadap url dan
tautan yang mencurigakan menjadi benteng pertama dalam pencegahan penipuan ini. Beberapa
penyedia layanan pun aktif mengedukasi penggunanya untuk senantiasa berhati-hati dalam
mengisi informasi sensitif.
Ada juga penipuan yang merugikan penjual. Kondisi ini paling sering dijumpai ketika
bertransaksi di luar sistem rekening bersama. Penjual yang “apes” akan menjumpai pembeli yang
mengaku sudah melakukan transfer, lengkap dengan bukti foto struk pembayaran. Padahal struk
atau bukti-bukti lainnya itu adalah palsu dan pembeli tidak pernah melakukan pembayaran.
Diceritakan Ihsan Muhammad, Founder Kredibel, sebuah situs yang menampung data rekening
penipu online, ada modus baru yang berkembang. Modus baru ini melibatkan penjual dan
pembeli.
Modus baru ini, penipu pura-pura menjadi penjual dengan menawarkan barang-barang fiktif
dengan harga yang jauh lebih murah. Setelah berhasil menipu calon pembeli oknum penipu akan
melakukan order kepada penjual asli dan terpercaya, namun alamat pengiriman ditujukan ke
alamat penipu. Setelah itu tagihan pembayaran akan diberikan ke calon pembeli yang
sebelumnya menghubungi penipu.

B. Perkembangan Transaksi Online di Indonesia

Perkembangan transaksi perdagangan dalam jaringan (daring/online) di Indonesia memiliki


potensi yang sangat besar, seiring dengan perubahan teknologi yang semakin cepat dalam 10
tahun terakhir. Hal ini berpengaruh terhadap struktur perekonomian Indonesia khususnya di
sektor ritel.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan potensi
transaksi daring di Indonesia masih sangat menggiurkan, setidaknya sampai tahun 2021. Jumlah
pembeli daring diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat dibanding tahun 2015, yakni
sebesar 22,2 juta pembeli menjadi 38,34 juta pembeli daring pada tahun 2021. INDEF juga
memprediksi bahwa nilai dari penjualan transaksi daring pada tahun 2021 meningkat sekitar 300
persen menjadi US$11,32 miliar (sekitar Rp155 triliun) dibandingkan tahun 2015, yaitu US$4,61
miliar.
Dengan demikian, perkembangan pesat transaksi daring di Indonesia harus dianggap sebagai
potensi dan peluang untuk mendorong para pelaku usaha dalam negeri agar melakukan
transformasi digital, sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lainnya.
Seperti diketahui, perkembangan transaksi daring selama ini dan dalam beberapa tahun
mendatang didukung oleh beberapa hal. Di antaranya adalah terkait dengan besarnya
penggunaan telepon pintar (smartphone) oleh masyarakat Indonesia. Pada tahun 2017, menurut
Asosiasi Jasa Penyelenggara Internet Indonesia (APJII), jumlah kepemilikan smartphone/tablet
di Indonesia mencapai lebih dari 130 juta orang. Artinya, sekitar 1 dari 2 orang Indonesia
memiliki smartphone/tablet dalam genggamannya. Kepemilikan telepon pintar yang besar juga
berkaitan dengan besarnya penetrasi internet di Indonesia, yakni lebih dari 143 juta orang pada
tahun 2017. Angka ini meningkat sekitar 11 juta orang dalam satu tahun, yakni tahun 2016, yang
berjumlah 132 juta orang.
Meskipun istilah e-commerce memang baru saja muncul di Indonesia tetapi sebenarnya e-
commerce telah muncul dengan bentuknya yang beraneka ragam sejak dua puluh tahun terakhir,
seiring dengan semakin populernya teknologi Electronic Data Interchange (EDI) dan Electronic
Funda Transfer (EFT) diperkenalkan pertama kalinya di akhir tahun 1970-an. Pertumbuhan dan
penggunaan Credit Cards, Automated Teller Machine, dan Telephone Banking diperkenalkan
tahun 1980-an. Dengan demikian dapat dikatakan hanya istilahnya saja yang baru dipakai,
padahal sebenarnya masyarakat telah mengenal e-commerce itu sendiri.

C. Dampak adanya situs Perbelanjaan Online

Seiring perkembangan zaman, kini kita tidak perlu lagi bersusah payah mencari informasi
dengan media cetak seperti Koran dan Majalah. Kita bisa mendapatkan informasi apa saja, kapan
saja dan dimana saja melalui internet. Dapat dikatakan, saat ini internet telah menjadi kebutuhan
primer manusia. Internet telah menjadi bagian hidup manusia mulai dari pendidikan, media
sosial hingga ekonomi-bisnis.
Dahulu sebelum adanya internet, pelaku kegiatan ekonomi melakukan kegiatannya dengan
cara mulai dari berdagang, berbelanja bahkan kegiatan lelang pun dilakukan dengan cara
bertatap muka langsung. Konsumen yang ingin membeli barang harus datang ke toko-toko atau
merlihat secara fisik sehingga terjadi pertemuan antara pedagang dan pembeli. Proses transaksi,
tawar menawar dan strategi pedagang dalam memikat konsumen pun terlihat nyata. Namun,
berkat adanya internet terciptalah teknologi perdagangan secara online yang terintegrasi dengan
sistem yang biasa disebut online shop.
Belanja online merupakan kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet.
Belanja online diklasifikasikan sebagai transaksi e-commerce Business to Consumer (B2C).
Dengan meningkatnya usaha dagang online yang merebak di Indonesia, ditambah kecanggihan
teknologi yang menggabungkan platform online dan layanan jasa maupun produk tentu saja
mendatangkan banyak keuntungan dan kerugian baik dari pihak produsen, distributor maupun
konsumen.
Situasi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia layanan untuk mengembangkan bisnis mereka
melalui e-commerce yang salah satu bentuknya adalah online shop atau belanja online. Berbagai
inovasi dilakukan oleh penyedia barang maupun jasa untuk mempromosikan sekaligus
menggencarkan produk melalui media sosial yang diyakini memiliki pengaruh besar dalam
pemasaran produk. Meningkatnya online shop di Indonesia hingga saat ini masih menjadi
perbincangan hangat dikalangan masyarakat khususnya anak muda yang identik dengan hal-hal
instan tanpa mengeluarkan banyak tenaga dalam pemenuhan kebutuhan. Namun tetap saja,
dibalik kemudahan dan kecepatan belanja online terdapat dampak positif maupun negative yang
dirasakan oleh pengguna.
Melalui online-shop ini, pembeli tidak perlu susah payah mendatangi toko hanya untuk
mendapatkan barang yang diinginkan. Pembeli bisa melihat dan dagangan yang dijual melalui
smartphone. Penjual dan pembeli tidak perlu tatap muka untuk melakukan transaksi. Pembeli
tinggal memesan barang yang diinginkan, kemudian pembayarannya bisa dilakukan dengan
transfer melalui bank atau credit-card. Setelah itu, barang akan dikirimkan ke alamat sesuai
keinginan pembeli.
Keuntungan dan dampak positif dari adanya online-shop ini antara lain:
1. Mudah dan Praktis
Transaksi secara online tentu memudahkan nasabah. Nasabah tak perlu repot pergi ke
bank atau ATM untuk melakukan transaksi keuangan. Cukup login melalui situs resmi bank, lalu
pilihlah layanan internet banking. Transaksi online bisa dilakukan kapanpun dan di manapun
selama 24 jam.
Ingin melakukan transfer uang, cukup memasukkan nominal yang akan ditransfer ke
rekening tujuan. Tak butuh waktu lama dan uang akan berpindah ke rekening tujuan. Dengan
begitu, segala transaksi akan lebih mudah, praktis, serta menghemat waktu.
Atau jika ingin sekadar mengecek saldo rekening, maka tak perlu lagi pergi ke ATM
terdekat. Cukup dengan memanfaatkan koneksi internet dan gadget melalui internet banking.
Selain cek saldo, Anda juga bisa melihat mutasi rekening.
2. Lebih Hemat
Bertransaksi mudah dengan biaya murah merupakan dambaan bagi setiap nasabah bank.
Dua hal tersebut penting, apalagi bagi nasabah yang sering melakukan transaksi keuangan. Inilah
keuntungan yang coba ditawarkan dari bertransaksi online.
Fasilitas internet banking misalnya, tidak ada tambahan biaya apapun. Berbeda jika Anda
harus pergi ke bank atau ATM yang memerlukan ongkos untuk sampai ke tempat tujuan.
Kalaupun bank atau ATM berlokasi dekat dengan rumah, setidaknya Anda harus menyisihkan
waktu untuk pergi dan mengantre.
Dengan menggunakan internet banking, Anda dapat menghemat lebih banyak uang,
sehingga dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya. Selain itu juga dapat menghemat waktu
dan energi.
3. Transaksi Lebih Aman
Dengan memanfaatkan layanan internet banking, setiap transaksi keuangan yang dilakukan
akan lebih terjamin tingkat keamanannya. Anda dapat terhindar dari tindak pencurian yang bisa
dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab saat anda berada di bank manapun. Dengan
melakukan transaksi secara online, selain bisa merasakan keuntungannya, juga berarti melek
terhadap teknologi
4.Bisa membandingkan harga dengan mudah dari satu online-shop ke online shop-lain.
5.barang yang diinginkan.
6.Bisa mendapatkan barang dari mana saja, dari luar kota bahkan luar
negeri. 7.Membantu perekonomian pedagang kecil.

Namun, dibalik dampak positif pasti ada dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa dampak
negatif dari belanja online, yaitu:
a. Kualitas barang yang tidak sesuai dengan gambar
b. Barang yang diterima cacat atau rusak ketika barang dalam pengiriman.
c. Tidak bisa membedakan barang asli atau tiruan.
d. Sering terjadi penipuan, setelah uang ditransfer, barang tidak diterima.
e. Menimbulkan perilaku konsumtif.
f. Rentan aksi pemboboloan rekening jika pembayaran dilakukan melalui Internet.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, jadilah pembeli yang cerdas. Teliti sebelum membeli, carilah
informasi mengenai online-shop tersebut dan pilihlah cara paling aman dalam membayar.
Dengan begitu, diharapkan kita bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan selama belanja
online.
Toko online adalah sebuah tempat terjadinya berbagai aktivitas perdagangan atau jual
beli barang dan jasa yang terhubung dalam suatu jaringan. Dalam hal ini adalah jaringan internet.
Ketika melakukan transaksi sebuah toko offline, kita bebas memilih barang yang akan kita beli.
Terkadang kita perlu memasukan barang yang kita beli ke dalam keranjang belanja lalu kita
menyerahkan keranjang tersebut kepada kasir untuk dihitung total dari belanja kita.
Modal tidak terlalu besar dan tidak sampai jutaan rupiah. Paling minim biaya koneksi ke
internet atau warnet. Tidak perlu beli stok barang atau mikir tersedianya stok (kecuali yang mau
dagang produk sendiri). Di internet banyak yang mau dibantu untuk jual produk kita. Istilahnya
biasa kita sebut sebagai affiliate, assoiciate atau partner. Bayangkan bila kita memiliki seorang
customer yang berada jauh diluar pulau, tentu saja sang customer yang menjadi langganan kita
merasa kesulitan untuk berbelanja di toko kita. Jika kita terpaku pada penjualan offline, maka
akan membuang waktu, tenaga dan biaya perjalanan. Jika memiliki toko secara online, customer
hanya tinggal memilih produk yang dipesan melalui website toko online kita yang disajikan
dalam bentuk gambar, kemudian mengisi form pemesanan barang, dan membayar dengan
menggunakan sistem transaksi.

D. Faktor Penyebab Penipuan Jual-Beli Online

Banyak faktor yang menyebabkan penipuan melalui bisnis online, secara spesifik setiap
negara memiliki faktor pendorong dan faktor penarik yang menyebabkan maraknya kasus
penipuan melalui bisnis online di Indonesia :
1. Faktor Pendorong
a) Belum adanya sertifikasi menyeluruh teradap setiap jual beli secara online.
b) Daerah-daerah dimana ada kemiskinan, pengangguran, tuna wisa dan konflik kekerasan
dengan senjata. Daerah-daerah ini menimbulkan desakan rakyat untuk berusaha dengan
segala cara termasuk penipuan.
c) Para pedagang yang memanfaatkan kelemahan jual beli secara online.
d) Keluarga yang tidak dapat mengatasi kehidupan ekonominya akan mencari cara lain
untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya
e) Ekonomi : kemiskinan, kurangnya kesempatan untuk mendapatkan perkerjaan yang layak.
f) Sosial : kewajiban sosial untuk membantu dan menolong keuangan keluarga, keinginan
untuk mandiri secara finansial, keinginan untuk sejajar dengan tetangga atau teman sebaya yang
berhasil.
g) Kultur : konsumerisme atau materialistik, keinginan untuk mendapat uang dengan mudah.
h) Personal atau pribadi: sifat pribadi yang suka menipu demi keperluan pribadinya.

2. Faktor Penarik
a) Efisiensi : kebutuhan kota-kota akan kemudahan bertransaksi dan berbisnis.
b) Sosial atau kultur : kebutuhan akan pelayanan-pelayanan jual-beli yang mudah dan cepat.
Jual beli online di zaman digital ini boleh dikatakan sudah menjadi tren bagi semua
masyarakat. Sesuatu yang wajar memang mengingat dengan berbelanja secara online kita tidak
perlu lagi repot-repot untuk wara-wiri mencari barang yang kita inginkan. Apabila kita ingin
membeli sebuah barang, maka kita cukup mencarinya secara online lalu memesannya. Sangat
mudah dan
praktis, apalagi kini tarif internet sudah semakin murah dan sudah bukan lagi menjadi hal yang
mewah.
Meskipun jual beli online sudah banyak membawa dampak yang positif namun ternyata
dibalik itu ada dampak negatif yang perlu diwaspadai. Hal yang dimaksud adalah meningkatnya
angka penipuan secara online dengan berbagai macam modus. Maraknya penipuan ini tak boleh
kita pandang sebelah mata mengingat sudah banyak korban yang berjatuhan dengan angka
kerugian mencapai puluhan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Meski sudah memakan banyak korban, bukan berarti kita tidak bisa mencegah adanya penipuan
secara online tersebut. Salah satu caranya adalah dengan selalu bersikap waspada dan selektif
dalam memilih toko online untuk berbelanja secara online. Selain itu, sikap waspada dan
pengetahuan yang cukup khususnya dalam bertransaksi dengan kartu kredit secara aman mutlak
harus di kuasai.
Di Indonesia, penggunaan kartu kredit sudah lazim untuk digunakan seiring dengan semakin
meningkatnya merchant dan toko online yang melayani transaksi barang dan jasa secara online.
Dalam bertransaksi, perlu memperhatikan modus yang biasa dilakukan dalam penipuan berkedok
online.

E. Cara mencegah terjadinya Penipuan Jual-Beli Online

Cara yang bisa kita lakukan agar tidak terjadi penipuan jual-beli online yang akan
merugikan ini adalah:
1. Jangan Tergiur dengan Barang yang Murah
Salah satu strategi penipu untuk memancing korbannya adalah dengan memasang harga
barang yang sangat murah daripada harga yang ada di pasaran. Apabila Anda akan berbelanja
online dan menemukan suatu toko online yang memasang harga murah, maka Anda wajib untuk
tidak mudah tergiur dengan apa yang dipromosikan.
Akan lebih baik lagi jika anda memilih toko online yang memang sudah terpercaya sehingga
transaksi yang Anda lakukan benar-benar tidak berisiko. Apalagi kini juga sudah tersedia situs
polisionline.com yang bisa Anda jadikan acuan untuk memilih toko online, jika nantinya terjadi
penipuan oleh pihak toko online maka pihak polisionline lah yang akan bertanggung jawab
karena mereka bertugas untuk memverifikasi toko online yang sudah terdaftar.

2. Simpan dengan Baik Segala Bukti dan Transaksi


Jangan pernah membuang segala bukti yang berkaitan dengan transaksi seperti bukti
percakapan melalui SMS atau juga bukti transfer Anda. Agar lebih aman sebaiknya Anda
menyimpan segala bukti tersebut hingga barang yang Anda pesan sudah berada di tangan Anda.
Hal ini bertujuan untuk berjaga-jaga apabila seandainya Anda menjadi korban penipuan.

3. Jangan Berpatokan pada Testimoni


Melihat testimoni milik sebuah toko online bisa menjadi acuan Anda ketika akan memilih
toko online. Namun sepertinya hal ini tidak berlaku lagi saat ini. Oknum-oknum penipuan
sekarang semakin pintar dalam mengelabui para korbannya. Hal ini terbukti dengan banyaknya
korban penipuan karena mereka terlena dengan testimoni palsu si penipu.
4. Minta Foto Barang Asli
Dalam beberapa kasus penipuan terdapat berbagai cara dan trik yang dilakukan oleh penipu.
Salah satu trik si penipu adalah dengan mengirim barang yang tidak sesuai dengan aslinya,
bahkan dalam beberapa kasus si penipu tersebut tidak mengirimkan barang yang di pesan dan
hanya mengirimkan kardus kosong kepada si pembeli.
Untuk menghindari hal tersebut, sangat penting bagi Anda untuk memeriksa gambar barang
yang akan Anda beli karena bisa saja penipu tersebut mengambil gambar dari Google. Oleh
karena itu, pastikan Anda selalu meminta foto barang yang akan Anda beli lebih dari satu.

5. Selalu Utamakan COD (Cash on Delivery)


Ketika Anda akan membeli sebuah barang, usahakan selalu Anda mencari toko atau penjual
online yang dekat dengan lokasi Anda. Mengapa Demikian? Supaya Anda bisa melakukan
transaksi secara COD (Cash on Delivery) atau transaksi langsung dengan bertemu si penjual,
dengan demikian Anda bisa mengecek langsung barang yang Anda beli sekaligus meminimalkan
tindak penipuan.

6. Menggunakan Jasa Pihak Ketiga


Jika memang melakukan COD tidak memungkinkan bagi Anda, maka sebaiknya Anda
menggunakan jasa pihak ketiga untuk memfasilitasi transaksi Anda dengan penjual. Pihak ketiga
yang dimaksud di sini adalah jasa Rekening Bersama atau yang biasa kita sebut dengan Rekber.
Jasa rekber nantinya akan berfungsi untuk menjaga transaksi kita tetap aman, namun tentu saja
dalam menggunakan jasa ini Anda perlu mengeluarkan sedikit biaya.
Rekber akan membuat Anda tenang dalam melakukan transaksi karena uang yang Anda
transfer ke pihak penjual nantinya akan ditahan dulu oleh pihak rekber dan uang tersebut akan
dicairkan kepada penjual apabila pembeli sudah menerima barang yang dibeli dan mengeceknya.

7. Meminta Nomor Resi Pengiriman


Nomor resi adalah bukti nomor barang yang akan dikirimkan kepada Anda melalui jasa
ekspedisi pengiriman barang. Jika barang yang Anda beli memang telah dikirim maka tidak akan
ada alasan bagi penjual untuk tidak menunjukan nomor resi pengiriman kepada Anda. Ketika
Anda meminta nomor resi pengiriman namun sang penjual tidak mau memberikan nomor resi
tersebut, maka Anda wajib mencurigai penjual tersebut sebagai penipu karena perilaku tersebut
juga merupakan ciri-ciri seorang penipu.
Biasanya penipu akan berdalih dengan sejuta alasan untuk mengulur-ulur waktu pengiriman
resi lalu akhirnya menghilang. Apabila pada akhirnya nomor resi telah dikirimkan kepada Anda
maka ada baiknya Anda selalu mengecek secara berkala nomor resi tersebut di website jasa
ekspedisi tersebut karena bukan tidak mungkin penjual akan membatalkan pengiriman keesokan
harinya.

8. Minta Rekomendasi Rekan Anda


Meminta rekomendasi rekan atau kerabat Anda yang sudah berpengalaman dalam berbelanja
online juga bisa Anda lakukan. Dengan begitu rekan atau kerabat Anda tersebut akan
memberitahukan kepada Anda mana toko online yang terpercaya berdasarkan pengalaman rekan
atau kerabat Anda ketika berbelanja online sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Penipuan secara online pada prinisipnya sama dengan penipuan konvensional.
Yang menjadi perbedaan hanya pada sarana perbuatannya yakni
menggunakan Sistem Elektronik (komputer, internet, perangkat
telekomunikasi). Pengaturan hukum mengenai tindak pidana penipuan ini
masih terbatas dalam penggunaan KUHP, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Aparat penegak hukum sering mengalami
kesulitan dan hambatan dalam menjerat pelaku tindak kejahatan penipuan.
Tindak pidana penipuan ini dapat dijerat dengan Pasal 378 KUHP sebagai tindak
pidana penipuan atau Pasal 28 ayat (1) UU ITE tentang pengaturan mengenai
penyebaran berita bohong dan menyesatkan yang merugikan konsumen. Atau dapat dijerat
berdasarkan kedua pasal itu sekaligus yaitu, 378 KUHP jo dan Pasal 28 ayat (1) jo
Pasal 45 ayat (1) UU No 11 Tahun 2008 tentang Penipuan dan atau Kejahatan ITE.

2. SARAN
Sebaiknya polisi yang menangani kasus-kasus penipuan bisnis online adalah
mereka yang sudah menguasai bidang teknologi informasi dan komunikasi
atau mereka yang memahami seluk beluk kejahatan cyber. Hal tersebut
sangat penting untuk mencegah polisi penerima laporan atau penyidik yang
kemudian ditunjuk tidak mengerti dan tidak memahami duduk perkara, untuk
tercapainya keadilan hukum dan keamanan dalam masyarakat konvensional maupun
masyarakat dalam dunia siber.
Untuk dapat memaksimalkan aparat penegak hukum dalam memberantas
tindak pidana cybercrime, perlu adanya undang-undang yang khusus mengatur
tentang cybercrime. Diberlakukannya sertifikasi bagi para pelaku usaha seperti
yang tertuang dalam UU ITE pasal 10 ayat (1) bahwa setiap pelaku usaha yang
menyelenggarakan transaksi elektronik dapat disertifikasi oleh Lembaga
Sertifikasi Keandalan, hal ini mengingat begitu mudahnya seseorang / penjual
melakukan kecurangan dalam transaksi jual beli online sehingga banyak pembeli yang
tertipu.
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana


Undang-Undang ITE Nomor 11 Tahun 2008
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
http://etikaiptek.blogspot.com/2013/05/cyber-law-dan-undang-undang-yang.html
http://fraudbsi.blogspot.com/2012/09/pengertian-fraud.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kejahatan_dunia_maya
http://www.mint.web.id/2013/03/pengertian-internet-dan-sejarah.html

Anda mungkin juga menyukai