Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DUKUNGAN SOSIAL

Mas Ian Rif’ati, Azizah Arumsari, Nurul Fajriani, Virgin S Maghfiroh, Ahmad Fathan Abidi,
Achmad Chusairi, Cholichul Hadi
Program Studi Magister Sains Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya
virgin.suciyanti.maghfiroh-2018@psikologi.unair.ac.id

Dukungan sosial merupakan hadirnya orang-orang tertentu yang secara pribadi


memberikan nasehat, motivasi, arahan dan menunjukkan jalan keluar ketika individu
mengalami masalah dan pada saat mengalami kendala dalam melakukan kegiatan
secara terarah guna mencapai tujuan (Bastaman, dalam Fatwa, 2014). Dukungan
sosial sangatlah penting untuk dipahami karena dukungan sosial menjadi sangat
berharga ketika individu mengalami suatu masalah oleh karena itu individu yang
bersangkutan membutuhkan orang-orang terdekat yang dapat dipercaya untuk
membantu dalam mengatasi permasalahannya tersebut. Dukungan sosial berperan
penting dalam perkembangan manusia. Misalnya, orang yang relasi yang baik dengan
orang lain, maka orang tersebut memiliki mental dan fisik yang baik, kesejahteraan
subjektif tinggi, dan tingkat morbiditas dan mortalitas yang rendah (David & Oscar,
2017).
Sarafino (dalam Winda, 2013) menyatakan bahwa beberapa aspek yang harus
dipenuhi sehingga tercipta dukungan sosial yang baik:
a. Dukungan emosional (ungkapan empati, kepedulian dan perhatian).
Misalnya mengucapkan bela sungkawa terhadap individu yang kehilangan
salah satu keluarganya.
b. Dukungan penghargaan (ungkapan hormat atau penghargaan positif,
dorongan maju atau persetujuandengan gagasan atau perasaan individu dan
perbandingan positif dengan orang lain), misalnya orang-orang yang
kurang mampu atau lebih buruk keadaannya (menambah penghargaan
diri).
c. Dukungan instrumental. Misalnya memberikan bantuan langsung kepada
korban bencana alam.
d. Dukungan informatif. Misalnya memberikan masukan atau saran dan
umpan balik
Dengan adanya dukungan sosial yang telah diberikan, menunjukkan hubungan
interpersonal yang melindungi individu terhadap konsekuensi stres. Dukungan sosial
yang diterima dapat membuat individu dapat membuat individu merasa tenang,
diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Hubungan sosial yang
supportif secara sosial juga meredam efek stres, membantu orang mengatasi stres dan
menambah kesehatan. Selain itu, dukungan sosial bisa efektif dalam mengatasi
takanan psikologis pada masa-masa sulit dan menekan. Maka, penilaian positif
terhadap dukungan sosial mengartikan bahwa individu mempersepsi dukungan yang
diberikan oleh individu lain telah diterima dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan. Sebaliknya, penilaian negatif terhadap dukungan sosial yang
diberikan tidak dapat diterima dan dirasakan dengan baik karena kurang dengan
kubutuhan yang dimilikinya.
Langkah-langkah dalam penelitian dukungan sosial perlu dirasakan oleh
subjek dalam pandangan jangka panjang. Upaya tindak lanjut dari penelitian
dukungan sosial adalah mengevaluasi tingkat sosial yang mendukung atau yang baik
dengan rentang waktu yang relatif lama (sekitar 6 bulan), setelah itu subjek
melaporkan persepsi saat ini tentang tingkat dukungan mereka. Dengan menggunakan
ukuran waktu yang relatif lama (6 bulan) diharapkan dapat mengurangi perasaan yang
impulsif (depresi, khawatir) pada subjek ((David E., F. Hybels, Proeschold-Bell,
2018).
Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh siapa saja yang membutuhkan
terutama Orang-orang yang mengalami depresi, mempunyai ikatan sosial yang lemah
(David E., F. Hybels, Proeschold-Bell, 2018) yang mempunyai hubungan dengan
orang lain demi kelangsungan hidupnya ditengah-tengah masyarakat karena manusia
diciptakan sebagai makhluk sosial.
Dukungan sosial didapatkan dari hubungan sosial yang akrab (orang tua,
saudara, guru, teman sebaya, lingkungan masyarakat) atau dari keberadaan individu
yang membuat individu merasa diperhatikan, dinilai dan dicintai (Sarason dalam
Fatwa, 2014).
Dukungan sosial merupakan suatu perilaku spesifik atau umum yang dapat
mengubah tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh seseorang. Sebagai salah satu
metode dalam coping terhadap emosi dengan membantu menilai perasaan emosi
negatif. (Hageston dan Cohen, 2004; Mohammadi, Asgarizadeh & Bagheri, 2018).
Sedangkan menurut Rook menjelaskan bahwa dukungan sosial memiliki peranan
penting dalam ikatan sosial yang dapat mendeskripsikan kualitas hubungan
interpersonal. hal ini juga didukung oleh House (dalam Kumalasari & Nur, 2012)
bahwa hubungan interpersonal memiliki aspek yang terkait dengan perhatan
emosional, informasi, penghargaan, bantuan yang bersifat instrumental yang
diperoleh seseorang selelah melakukan interaksi sosial. Seseorang dengan melakukan
dukungan sosial dapat meminimalisir permasalahan psikologis manusia dengan
menjalin hubungan interpersonal. dukungan sosial mengacu pada pola persepsi
seseorang yang diberikan oleh komunitas, jejaring, sosial mauoun mitra konfidensial
sehingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan.
Hurlock (dalam Kumalasari & Nur, 2012) mengutarakan bahwa remaja lebih
banyak mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya. Remaja menganggap teman
adalah sebagai sosok figur yang dapat memaham apa yang remaja rasakan, mereka
memiliki perasaan senasib, saling memahami, simpati lebih banyak diperoleh dari
teman sebaya daripada orang tua. Dalam hal ini remaja lebih nyaman untuk
mendengarkann keluh kesah teman sebaya sebagai wadah untuk menekan perasaan
emosi negatif maupun positif dan mengurangi kecemasan. Dukungan sosial
merupakan perasaaan nyaman, penghargaan, perhatian, bantua yang diterima oleh
seseorang atau kelompok lain untuk dirinya (sarafino, dalam Tarigan, 2018).
Dukungan sosial dapat diberikan kepada seseorang dengan melakukan
beberapa cara, seperti memberikan dukungan, memberikan pernyataan yang memihak
kepada individu, memberikan suatu penghargaan, memberikan kalimat positif,
memberikan semangat, perhatian, segama macam bantuan berupa psikis maupun fisik.
Adapaun cara yang digunakan seseorang dalam menerima dukungan sosial dengan
melakukan perumahan mind set terhadap stresor, dengan begitu seseorang mampu
merasakan, bahwa ada orang-orang terdekat yang memberikan perhatian kepadanya,
seperti halnya seorang perawat memiliki masalah akan pergi ke menghampiri teman
untuk membicarakan masalahnya (Smet, dalam Parama & Pande, 2018). Dengan
adanya dukungan sosial itu selalu berkaitan dengan dua hal yaitu pola persepsi
individu terhadap seseorang yang dapat diandalkan dalam membantu menyelesaikan
maslah, serta tingkatan kepuasan dukungan yang diterima terkait dengan pola persepsi
individu yang kebutuhan harus terpenuhi(Serason dalam dalam & Nur, 2012).
Pengembangan dukungan sosial sangat diperlukan oleh manusia dalam
menjalankan hidup bersosial. Manusia merupakan makhluq yang tidak dapat bertahan
hidup secara individual. Mania selalu bergantung satu dengan yang lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia merupakan makhulk sosial yang membutuhkan bantuan
orang lain. Denganmengembangkan dukungan sosial dapat merubah kepribadian
seseeorang untuk memiliki rasa simpati, empati, dan kasih sayang terhadap sesama.
Dukungan sosial merupakan indikator penting bahwa seseorang itusaling mencintai,
disukai, dihormati dan dihargai (Cobb dalam Bilgin & Tas, 2018).
Dukungan sosial mempunyai pengaruh yang kuat dalam keberlangsungan
hidup seseoranng. Dukungan sosial dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti,
tamn, keluarga, sahabat, guru, psikolog, tetangga tau yang lain. Garmenzy (dalam
Parma dan Pande 2018) berpendapat bahwa manfaat dukungan sosial, yakni adanya
dukungan sosial yang dapat mengurani kecemasan, dimaan kecemasan tersebut
merupakan faktor munculnya stres. Hal ini didukung oleh Oford (dalam Tarigan,
2018) mahwa social support memiliki tujuan untuk menekan pengaruh stress yang
dialami seseorang. Dalam hali ini dapat diaplikasikan dalam pernikahwan bahwa
adanya tingkat dukungan sosial yang tinggi dalam menyelesaikan maslah dengan cara
mengurangi stress dan konstruktif, sikap positif yang dapat membantu menyelesaikan
masalah pernikahan (Raiahi, Varadina, Prshossein; Mohammadi,dkk 2018).
Dukungan sosial sangat efektif diterapkan pada seseorang yang mengalami depresi
pascanatal. Dengan adanya dukungan sosial keluarga dapat meningkatkan kesehatan
mental ibu dengan menggunakan keterampilan komunikasi interpersonal.
Dikarenakan peristiwa pascanatal terjadi gangguan mental kehamilan (Bani,
Hsanppour, Mohammadalizadeh, mighafourvand, salimi, & Iranzad, 2018).
Dukungan sosial memiliki komponen yang dapat menggambarkan sejauh
mana seseorang telah melakukan dukungan sosial menurut Hause (dalam Marni &
Yuniawati, 2015) yaitu dukungan emosional, dukungan pernghargaan, dukungan
instrumental, dandukungan informatif. Hal ini didukung oleh Robert dan Greene
(dalam Krisna & Ari, 2018) berpendapat bahwa dukungan sosial meliputi, dukungan
emosional, dukungan informasional, dan dukungan konkrit. Dukungan emosional
merupakan individu yang bersedia untuk menyimak dan mendengarkan perasaan
seseorang, memberikan motivasi serta memberikan kesan yang positif. Dorongan
Informasional, yaitu adanya seseorang yang melakukan sesuatu dengan memberikan
suatu informasi untuk menyelesaikan masalah. Sedangkan dukungan konkrit
merupakan individu memberikan bantuan secara nyata, memberikan suatu barang,
atau melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang.
Dukungan sosial dapat berupa sebuah pelatihan yang diberikan kepada peserta
untuk mengetahui seberapa kuat dukungan sosial yang diterapkan oleh peserta. Hal ini
ditunjukkan pelatihan yang dilakukan oleh Reinhold, Gegenfurtner, & lewalter (2018)
bahwa pelatihan tersebut mengacu pada keyakinan peserta pelatihan mengenai
seberapa banyak orang yang berkontribusi dalam organisasi mereka. Dalam pelatihan
ini menggunakan kerangka teoritis dari berbagai model. Model sistemik untuk
mengukur efektivitas pelatihan, model evaluasi untuk mengukur efektivitas pelatihan
terpadu dengan menentukan dimensi dukungan sosial. Dimensi atau aspek yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 1) dukungan pengawas, 2) dukungan teman
sebaya, 3) sanksi pengawas, 4) umpan balik. Dalam penelitian, dalam memahami
bahwa supervisor dapat memberikan dukungan kepada peserta sehingga terdapat
korelasi positif antara dukungan pengawas dengan proses pelatihan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa dimensi dukungan sosial tersebut dapat mengukur seorang
memiliki dukungan yang kuat terhadap element organisasinya.
Kusrini dan Prihartani (2014) Manfaat dari penerimaan dukungan sosial dari
orang yang dipercaya akan merasa dirinya diperhatikan, dihargai, serta merasa
dicintai. Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa senang, merasa
diberikan bantuan orang lain berdasarkan dari hubungan formal atau informal.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, manfaat dukungan sosial, dapat meningkatkan
kepercayaan diri siswa dalam meraih prestasi akademik siswa yang menjadi
subjeknya. Dhamayantie (2018) manfaat dari terjalinnya dukungan sosial dalam diri
individu yaitu untuk menumbuhkan interaksi positif antar individu di lingkungannya.
Dukungan sosial juga akan bermanfaat bagi individu dalam membangun hubungan
atas peran-peran yang dimiliki individu dengan yang lain.
Rokhmatika & Darminto (2013) Penilaian secara positif dari dukungan sosial
dapat didefinisikan bahwa individu tersebut beranggapan bahwa dukungan sosial
yang dia terima dari orang lain, digunakan dengan baik sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Dampak positif dari individu yang menerima dukungan sosial dari orang
lain dengan tepat, yaitu dapat menjadi coping stres ketika individu memiliki masalah,
dan dapat memberikan kesejahteraan dalam diri individu itu Bovien (Fabian dkk,
2017). Dampak positif bagi individu yang menerima dukungan sosial dari orang lain,
individu tersebut akan lebih mampu melakukan penyesuaian diri di lingkungannya,
ataupun menyesuaikan diri dalam keadaan atau masalah yang dialami (Amylia &
Surjaningrum, 2014).
Sedangkan Penilaian secara negatif terhadap persepsi dari dukungan sosial dapat
dipersepsi bahwa dukungan sosial tersebut tidak diterima dengan baik, dan individu tersebut
tidak merasakan efek yang baik, dikarenakan kurang tepat dengan apa yang dibutuhkan
individu tersebut (Rokhmatika & Darminto,2013). Uchino (Eagle dkk, 2018 ) Individu yang
tidak mendapatkan dukungan sosial akan berdampak memunculkan psikososial yang negatif.

Faktor internal yang mempengaruhi dukungan sosial (Rokhmatika & Darminto,


2013),
a. Persepsi adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang bertindak sebagai penerima
dukungan sosial dari orang lain.
b. Pengalaman pribadi, pengalaman adalah segala sesuatu yang terjadi dalam kesadaran
organisme individu pada suatu peristiwa tertentu.
Faktor eksternal menurut (Brown, 2018) adalah faktor yang berasal dari luar diri
seseorang yang mempengaruhi kehidupan sosialnya, kesejahteraan sosial dan
kesehatan mental . Dukungan sosial bisa didapatkan dari faktor lingkungan terdekat,
yakni dari keluarga, teman sebaya, teman kerja, dan pasangan
Bentuk, bentuk dukungan sosial yang ada dalam ahsil penelitian (Gergely,2018) yang
berjudul “pekerja Seks migran perempuan Hungaria: Dukungan sosial dan kerentanan
di rumah dan di luar negeri”
● Dukungan informasi yaitu mengacu pada pemecahan masalah - apa yang
dapat diharapkan oleh responden memahami dan memecahkan masalah.
● Menghabiskan waktu luang bersama-sama mengacu pada kegiatan sosial
umum sehari-hari.
● Dukungan instrumental mengacu pada bantuan langsung dengan memecahkan
masalah nyata tertentu (misalnya memberikan fasilitas, pindah,Pinjaman).
● Memperikan apresiasi harga diri dari lingkungan yang menerima dan
menyukai orang tersebut kekurangan mereka dan diukur oleh harga diri
responden

Dukungan sosial telah dipelajari dan banyak digunakan pada penelitian dalam
mengevaluasi peran dalam memberikan rasa aman, kesejahteraan anak-anak dan keluarga,
dampak dari penyakit kronis, efek bencana alam adalah variabel yang berhubungan dengan
dukungan sosial (Barrera, 1986; Lakey dan Cohen, 2000) Fokus utama pada penelitian
tentang dukungan sosial adalah menentukan ketahanan atau perlindungan terhadap efek
negatif dari peristiwa atau keadaan yang membuat stres. (Bovier et al., 2004; Gjesfjeld et al.,
2010; Lin et al., 2009). (dalam Gergely, 2108).
Menurut Taylor, (dalam Suparno 2017) Dukungan sosial adalah segala macam
bantuan yang menimbulkan perasaan nyaman secara fisik dan psikologis serta merupakan
bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban timbal balik dari orang tua, pasangan,
kerabat, teman, jaringan lingkungan sosial serta dalam lingkungan masyarakat.
Dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh semua individu. Tanpa adanya dukungan
sosial, kemungkinan besar keinginan individu tidak akan terwujud. Dukungan sosial
merupakan sebuah bantuan yang diberikan oleh teman, keluarga, atau lainnya kepada
individu yang menghadapi situasi atau masalah yang menekan bertujuan membantu individu
dalam pemecahan masalah maupun mengurangi emosi yang disebabkan oleh permasalahan
(Christensen, Martin, & J.M.Smyth, 2004). Dukungan sosial yang diperoleh akan dapat
membantu individu mengatasi kondisi yang penuh tekanan (Hamzah & Marhamah, 2015).
Implikasi dukungan sosial dapat diterapkan pada dunia pendidikan akan memberikan
beberapa manfaat, contohnya; peserta didik menjadi lebih mampu dalam memecahkan
masalah, peserta didik menjadi lebih berani dan mandiri, serta tingkat emosinya berkurang.
Selain dapat diterapkan di dunia pendidikan, dukungan sosial juga sangat dibutuhkan
pada dunia komunitas. Tanpa ada dukungan sosial, komunitas tidak akan berkembang dan
bahkan bisa segera mati. Bentuk dukungan sosial pada komunitas dapat berupa penerimaan
lingkungan terhadap sebuah komunitas yang dibentuk. Manfaatnya adalah, komunitas akan
dapat terus berkembang sehingga menjadi besar sesuai dengan tujuannya.
Dalam jurnal penelitian oleh Lee dan Ybarra (2017) yang berjudul Cultivating
Effective Social Support Through Abstraction: Reframing Social Support Promotes Goal-
Pursuit yang dipublikasikan oleh Psychology Bulletin, Journal of SAGE Publication. Dalam
penelitian ini, kami akan menjelaskan perspektif lain dalam membantu memahami paradoks
tentang dukungan sosial. Apakah dukungan sosial mampu diterima secara efektif dan berhasil
dirasakan oleh individu tersebut. Kemungkinan diterimanya dukungan sosial, tergantung
pada siapa orang yang melakukannya, ataupun dalam jenis dukungan sosial bagaimana yang
diberikan.
Mencari tahu peran penerimaan dukungan itu sangat penting dalam beberapa alasan.
Pertama, sebagian besar penelitian yang ada, telah mempertimbangkan bahwa penerima yang
relatif pasif (misalnya, cenderung akan menimbulkan dampak negatif dari dukungan sosial
yang terlihat). Menurut penelitian ini, tidak ada penelitian tentang bagaimana individu yang
menerima dukungan sosial dapat melindungi diri dari kemungkinan dampak buruk yang
bersifat merugikan dari jenis dukungan sosial tertentu. Kedua, kecuali jika individu yang
menerima dukungan mengikutinya secara langsung, mereka cenderung terbatas kontrol atas
jenis dukungan yang mereka terima atau bagaimana individu tersebut menerima itu. Dengan
demikian, fokus pada apa yang bisa mereka lakukan untuk memaksimalkan
Dukungan sosial yang individu terima adalah hal yang penting. Penelitian dalam
jurnal ini lebih fokus mengenai pentingnya persepsi subjektif penerima dukungan sosial
relatif terhadap penerimaan yang sebenarnya. Sehingga berdasarkan hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa terdapat empat percobaan dalam melihat bagaimana individu memiliki
persepsi bahwa dukungan sosial tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir yang dianggap
penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai individu tersebut.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial untuk


setiap individu itu sangat penting didapatkan dari lingkungan sosial baik itu dari keluarga,
teman sebaya, pasangan hidup, dan orang lain yang memiliki hubungan dengan individu
tersebut. Dukungan sosial diberikan kepada individu yang membutuhkan dalam menghadapi
masalah atau kendala dalam kehidupannya sehari-hari. Dukungan sosial tidak hanya bersal
dari dukungan emosional namun dukungan sosial bisa diberikan secara fisik maupun secara
materi.
Daftar Pustaka
Amylia, Y., & Surjaningrum, E. (2014). Hubungan antara Persepsi Dukungan Sosial dengan
Tingkat Kecemasan pada Penderita Leukimia. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental, 3 (2), 79-84.
Bani, S., Hsanpour, S., & Mohammadalizadeh, S., Mirghafourvand, M., Salimi, R., Iranzad,
I. 2018. Social Support During Pregnancy and its Relationship with Antropometric
Indicates at Birth adn Postnatal Depression in Irian Women. Journal of Family
Medicine. Vol. 16. I 4, April 2018. DOI: 10.5742/MEWFM. 2018.93357.
Bilgi, O,. Tas, Ibrahim. 2018. Effects of Perceived Social Support and Psychological
Resilience on Social Media Addiction among University Students. Universal Journal
of Educational Research, 6 (4):751-758,20018. DOI: 10.13189/ujer.2018.060418.
Christensen, R., Martin, & J.M.Smyth (Eds.). (2004). Encyclopedia of health psychology.
New York: Kluwer Academic. BOOKFI.
Dhamayantie, S. (2018). Peran Dukungan Sosial pada Interaksi Positif Pekerjaan-Keluarga
dan Kepuasan Hidup. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, 18, (2), 181-200.
Eagle, D. E., Hybels, C. F., & Bell, R. (2018). Perceived Social Support, Received Social
Support, and Depression among Clergy. Journal of Social and Personal
Relationships, 20 (10), 1-19.
Fabian G, dkk. (2017) Hungarian Female Migrant Sex Workers: Social Support and
Vulnerability at Home and Abroad. Journals of Sage Publication, 1 13, 1-14.
Doi.org/10.1177/ 0020872817742692.
Kusrini dan Prihartani (2014). Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri dengan
Prestasi Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Boyolali. Jurnal Penelitian
Humaniora, 15, 2. 131-140.
Kumalasari, F., & Nur, L, A,. 2012. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian
Diri Remaja Di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur, 1 No. 1., Juni 2012.
Krisna, A,A,G, P., Ari, N, M, W,. 2018. Hubungan Dukungan Sosial dengan Motivasi
Belajar Siswa di SMA Negeri Bali Mandara. Jurnal Psikologi Udayana. ISSN: 2354
5607.
Lee, D. S., Ybarra, O. (2017). Cultivating Effective Social Support Through Abstraction:
Reframing Social Support Promotes Goal-Pursuit. Persinality and Social Psychology
Bulletin, Journal of SAGE Publication, (43) 4, 453-464. DOI:
10.1177/0146167216688.
Marni, A., Yuniawati, R. 2015. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penerimaan Diri
pada Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Jurnal Emphaty, (3), 1 Juli
2015. ISSN: 2303-114X.
Mohammadi, E., Asgarizadeh, G., Bagheri, M. (2018). The Role of Perceived Social Support
and Aspects of Personality in The Prediction of Marital Instability: The Mediating
Role of Occupational Stress. International Journal of Psychology, 12, 1. 162-185.
Parama., P.,P.,S & Pande.,L.,K.,A.,S. 2018. Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Self
Efficacy dengan Tingkat Stress pada Perawat di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Jurnal Psikologi Udayana. ISSN: 2354 5607.Tarigan,. M. 2018.
Tarigan, M. (2018). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Subjective Well-Being Pada
Remaja Yang Memiliki OrangTua Tunggal. Jurnal Diversita. ISSN- 2461-1263.
Penulisnya.
Rokhmatika, L., & Darminto, E. (2013). Hubungan antara Persepsi terhadap Dukungan
Sosial Teman Sebaya dan Konsep Diri dengan Penyesuaian Diri di Sekolah pada
Siswa Kelas Unggulan. Jurnal Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, 01,01. 149-157

Anda mungkin juga menyukai