Anda di halaman 1dari 142

SKRIPSI

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PENGENDALIAN MUTU

PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT HAJI MAKASSAR

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

A. RIZANI CATUR WULANDARI

C12114508

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : A. RIZANI CATUR WULANDARI

NIM : C 121 14 508

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain,

maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima

sanksi yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan sama

sekali.

Makassar, Febuari 2018

Yang membuat pernyataan,

(A. Rizani Catur Wulandari)

iv
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur

kehadirat Allah subhanahwataala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi yang berjudul “Analisis

Kepuasan Pasien Terhadap Pengendalian Mutu Pelayanan Kesehatan di

Rumah Sakit Haji Makassar”, yang merupakan persyaratan akademis guna

memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatann Universitas Hasanuddin, Makassar.

Dalam tugas akhir ini, penulis tentunya menuai banyak mengalami

kesulitan dan hambatan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. namun

dengan adanya ketekunan dan kesungguhan, serta bantuan dari berbagai pihak

maka tugas akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena, itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang

tua penulis yang tercinta, Ayahanda (Alm) Andi Bachtiar, S.Sos, Ibunda Andi

Zainab, A.Md, saudara-saudari saya Andi Rian Puspitasari SKM., M.Kes; Andi

Riansyah Dwi Gautama, S.Hut; Andi Riani Tri Utari, S.Pt, Andi Rizandi Syah

Putra dan Laode Hidayat, S.Si., M.Kes atas segala bantuan, motivasi,

pengorbanannya serta iringan doa yang tak terhingga demi kesuksesan penulis

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat disampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keperawatan, Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp., M.Kes atas izin

penelitiannya.

v
2. Rini Rachmawaty, S.Kep., Ns., MN., Ph.D dan Ilkafah S.Kep., Ns., M.Kep

selaku pembimbing satu dan dua yang selalu sabar, senantiasa memberikan

bimbingan, motivasi, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Takdir Tahir, S.Kep., Ns.,M.Kes dan Hapsah S.Kep., Ns., M.Kep selaku

penguji yang memberikan banyak masukan dan arahan demi penyempurnaan

skripsi ini.

4. Dosen-dosen dan karyawan di Fakultas Keperawatan Unhas atas bimbingan

dan bantuannya selama berkuliah.

5. Staf Rumah Sakit Haji dan responden yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk membantu penulis dalam proses pengumpulan data dan segala bentuk

kerjasamanya selama penelitian.

6. Sahabat-sahabatku Iftitah Faradhilah Annisa, S.Kep, Sri Mauliyah K,

Anandah Nadilah Putri terima kasih atas suka, duka, motivasi dan bantuannya

kepada peneliti setiap saat .

7. Rekan-rekan mahasiswa/i keperawatan Unhas khususnya angkatan 2014

“CRANIAL” atas segala canda, kebersamaan, persaudaraan dan kenangan

yang tak terlupakan selama berkuliah. Terkhusus Atun, Halima, Kasma, dan

Esti.

8. Teman-teman KKN Profesi Kesehatan Angkatan 56 Kelurahan Tanah Lemo,

Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba (Kak qadir, Kak niva, Asia,

Chatrin, Alma, Dinda, Ame, Intan, Alka, Akbar, dan Kak Idar) terima kasih

pengalaman berharga selama lebih satu bulan tinggal di rumah orang.

Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis

tentunya tidak dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa

vi
semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

Hamba-Nya yang senantiasa membantu sesamanya .

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa

peneliti hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam

penelitian dan penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran

sempurna hanya milik Allah semata. Oleh karena itu, peneliti senantiasa

mengharapkan masukan sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di

masa yang akan datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, Febuari 2018

A. Rizani Catur Wulandari

vii
ABSTRAK

A. Rizani Catur Wulandari, C12114508. “ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP


PENGENDALIAN MUTU DI RUMAH SAKIT HAJI MAKASSAR”, dibimbing oleh Rini
Rachmawaty dan Ilkafah.

Latar belakang: Data kinerja Rumah Sakit Haji BOR (Bed Occupancy Rate) tahun 2016
sebesar 52%, AVLOS (average length of stay) tahun 2016 yakni 4 hari, hal menunjukkan bahwa
nilai tersebut tidak sesuai dibandingkan dengan standar Keputusan Mentri kesehatan (KMK) No.
129 tahun 2008. Beberapa upaya untuk meningkatkan kinerja rumah sakit yakni dengan survei
kepuasan pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap
pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Makassar.
Metode: Desain penelitian menggunakan analisis kepuasan. Populasi pada penelitian ini adalah
pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Makassar sebanyak 63 pasien. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan proporsional stratified random sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 39 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner kepuasan pasien University
of Viginia Health System yang di modifikasi oleh peneliti. Uji statistik menggunakan uji anova
dan independen t test.
Hasil: Hasil penelitian ini diperoleh hasil yaitu responden menyatakan puas terhadap dimensi
efektif dimana mean yang diperoleh (40.1), dimensi efisien dengan mean (40.4), dimensi akses
dengan mean (40.9), dimensi patient-centered dengan mean (40.8), dimensi adil dengan mean
(40.2), dan dimensi aman dengan mean (19.8). selain itu diperoleh hasil yaitu terdapat perbedaan
yang signifikan kepuasan pasien terhadap dimensi efektif (p=0.009), dimensi akses (p=0.001),
dimensi patient-centered (p=0.003), dan dimensi adil (p=0.001), berdasarkan ruang rawat. Tidak
terdapat perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama hari
rawat, dimana dimensi efektif (p=0.306), dimensi efisien (p=0.456), dimensi akses (p=0.431),
dimensi patient-centered (p=0.436), dimensi adil (p= 0.366), dan dimensi aman (p=0.066).
Kesimpulan dan saran: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien puas terhadap mutu
pelayanan kesehatan. Terdapat perbedaan yang signifikan kepuasan pasien terhadap dimensi
efektif, dimensi akses, dimensi patient-centered dan dimensi adil. Tidak terdapat perbedaan
kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama hari rawat. Disarankan
untuk melakukan analisis kepuasan secara berkala untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

Kata kunci: Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan kesehatan, ruang rawat


Sumber Literatur: 40 kepustakaan (2004-2017)

viii
ABSTRACT

A. Rizani Catur Wulandari, C12114508. "ANALYSIS OF PATIENT SATISFACTION


TOWARDS QUALITY CONTROL OF HEALTH SERVICES AT HAJI HOSPITAL
MAKASSAR", supervised by Rini Rachmawaty and Ilkafah.

Background: The performance Haji Hospital of the BOR (bed occupancy rate) in 2016 was 52%,
AVLOS (average length of stay) in 2016, which was 4 days, indicated the incompatible value
compared to the standard. Decision of the Health Minister (DHM) No. 129 of 2008. Some efforts
to improve the performance of the hospital with patient satisfaction survey to improve the quality
of health services.
Objective: The aim of the reaserch is to determine patient satisfaction towards quality control of
health services at Haji Hospital Makassar.
Method: This study used analysis satisfaction. The population in this study is inpatients at Haji
Hospital Makassar with 63 patients. The sampling technique in this study used proportional
stratified random sampling with 39 respondents. The instrument used patient satisfaction
questionnaire University of Viginia Health System modification by researcher. The statistical test
used anova test and independent t test.
Results: The results showed that respondents expressed satisfaction with the effective dimension
where the mean obtained (40.1), efficient dimension with mean (40.4), access dimension with
mean (40.9), patient-centered dimension with mean (40.8), equitable dimension with mean (40.2),
and safe dimension with mean (19.8). besides on that the result found significant differences
patient satisfaction with effective dimension (p = 0.009), access dimension (p = 0.001), patient-
centered dimension (p = 0.003), and the equitable dimension (p = 0.001) besides on inpatients.
There no difference patient of health service quality based on length of stay, where effective
dimension (p = 0,306), efficient dimension (p = 0456), access dimension (p = 0,431), patient-
centered dimension (p = 0,436), equitable dimension (p = 0.366), and safe dimensions (p = 0.066).
Conclusions and suggestions: The results showed that patients were satisfied with the quality of
health services. There are significant differences of patient satisfaction with the effective
dimensions, access dimensions, patient-centered dimensions and equitable dimensions. There was
no difference of patient's satisfaction of health service quality based on length of stay. This study
suggest to conduct periodic patient satisfaction to improve the quality of health services.

Keywords: Patient Satisfaction, Quality of Health Service, inpatients


Literature: 40 literature (2004-2017)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Standar Pelayanan Minimal ............................................................................ 8

B. Mutu Pelayanan Kesehatan ............................................................................. 9

C. Kepuasan Pasien terhadap Mutu pelayanan Kesehatan ................................. 19

D. Penelitian kepuasan pasien berdasarkan karakteristik responden ................. 22

x
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 28

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 30

A. Rancangan Penelitian .................................................................................... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................... 30

C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 30

D. Alur penelitian ............................................................................................... 33

E. Variabel penelitian ......................................................................................... 34

F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38

G. Pengolahan dan Analisa Data ........................................................................ 47

H. Etik Penelitian................................................................................................ 50

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 52

A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 52

B. Pembahasan ................................................................................................... 60

C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 71

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 73

A. Kesimpulan .................................................................................................... 73

B. Saran .............................................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Populasi Pasien di Rumah Sakit Haji Makassar 32


Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas kuesioner 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Reabilitas kuesioner 47
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentasi berdasarkan data 53
karakteristik responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama perawatan, kelas
ruang rawat, pembiayaan di Rumah Sakit Haji
Makassar (n=39)
Tabel 5.2 Distribusi kepuasan pasien terhadap dimensi mutu 54
pelayanan kesehatan di pasien ruang rawat inap di
Rumah Sakit Haji Makassar (n=39)
Tabel 5.3 Perbedaan Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan 56
Kesehatan berdasarkan Ruang perawatan di Rumah
Sakit Haji Makassar (n=39)
Tabel 5.4 Perbedaan Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan 59
Kesehatan berdasarkan lama hari perawatan di Rumah
Sakit Haji Makassar ( n=39)

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 28

Gambar 4.1 Alur Penelitian….............................................................................. 33

Gambar 5.1 Mean kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

berdasarkan ruang perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas

2 dan kelas 3 di Rumah Sakit Haji Makassar .................................... 58

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 Instrumen Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel

Lampiran 5 Hasil Analisa Data

Lampiran 6 Rekomendasi Etik

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan yang terjadi saat ini telah menjadi kebutuhan pokok

bagi masyarakat. Seiring meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin

meningkat pula keinginan masyarakat akan kualitas kesehatan. Hal ini

menuntut penyedia jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk

meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik, untuk meningkatkan

kualitas hidup serta memberikan kepuasan bagi konsumen selaku pengguna

jasa kesehatan. Robbins dan Luthan dalam Warda, Junaid, & Fachlevy (2016)

menyatakan bahwa bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, kualitas/mutu

pelayanan lebih terkait dengan ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan

pasien dan kelancaran komunikasi antara petugas dan pasien. Pasien sebagai

penggunan jasa pelayanan rumah sakit menuntut pelayanan yang sesuai

dengan haknya, yakni pelayanan yang bermutu dan paripurna.

Kualitas mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan

pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen

akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan profesi dan standar

pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia secara

wajar, efisien, efektif, serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai

dengan norma, etika hukum, dan sosial budya dengan memperhatikan

keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen (Depkes

RI, 2001 dalam Astuti & Kustiyah, 2014). Menurut Azwar (2005) dalam

1
Astuti & Kustiyah (2014), kualitas mutu pelayanan kesehatan yang

menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan

rasa puas pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin

baik pula kualitas pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan di rumah sakit dapat

ditingkatkan dan pelayanan dapat berjalan dengan baik, apabila dalam

menjalankan operasionalnya menggunakan manajemen yang profesional.

Manajemen yang diterapkan secara professional memerlukan perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian yang baik serta dapat

mengkordinasikan semua kegiatan yang ada di rumah sakit dalam rangka

pencapaian tujuan rumah sakit tersebut (DEPKES RI, 1993 dalam Amatiria,

2016). Mutu pelayanan rumah sakit merupakan produk akhir dari interaksi dan

ketergantungan yang saling terkait antara berbagai komponen atau aspek

rumah sakit sebagai suatu sistem (Caroline, 2003 dalam Amatiria, 2016).

Tim Akreditasi Rumah Sakit (KARS) menggunakan empat parameter

yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Lenght Of Stay (LOS), Turn Over Interval

(TOI) dan Bed Turn Over (BTO) yang merupakan salah satu indikator mutu

pelayanan rumah sakit (Mardian, Khoiri, & Sandra, 2016). Berdasarkan hasil

penelitian Edwin Idris tahun 2013 mengenai BOR, ALOS, dan BTO,

menunjukan bahwa semakin rendah BOR, ALOS, dan BTO menunjukkan

bahwa mutu pelayanan di rumah sakit menurun (Juwita, Marlinae, &

Rahman, 2017). Mutu yang baik tentu mutu yang dapat memenuhi aspek

evaluasi atau parameter evaluasi yang telah diuraikan di atas. Oleh karena itu,

rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai

standar yang ditetapkan. Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan

2
nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah

sakit, maka perlunya rumah sakit menyediakan pelayanan kesehatan sesuai

standar minimal rumah sakit (Depkes RI, 2008).

Rumah Sakit Haji Kota Makassar merupakan salah satu rumah sakit

pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Status RS Haji yakni, rumah

sakit tipe B non pendidikan yang tahun 2017 ini telah tersertifikasi paripurna.

Berdasarkan data kinerja Rumah Sakit Haji Makassar pada tahun 2012

menunjukkan bahwa nilai mutu pelayanan dari aspek keselamatan pasien

belum memenuhi standar memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar

yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan No. 129

tahun 2008. Hasil survei infeksi nosokomial Rumah Sakit Haji Makassar

tahun 2012, ditemukan angka kejadian phlebitis 3,05%, angka kejadian

dekubitus 0,02%, dan angka kejadian infeksi luka operasi sebesar 0,37%,

sehingga keseluruhan infeksi nosokomial yang terjadi di Rumah Sakit Haji

Makassar pada tahun 2012 adalah 3,44% angka kejadian infeksi nosokomial di

Instalasi Rawat Inap RSUD Haji (Mile, Nurhayani, & Indar, 2014).

Setelah melakukan survei pendahuluan di Rumah Sakit Haji Makassar

pada tanggal 12 September 2017 didapatkan data rekam medik indikator mutu

pelayanan Rumah Sakit Haji BOR (Bed Occupancy Rate) 2016 sebesar 52%,

dimana nilai ideal yang dapat ditolerir sesuai standar Departemen Kesehatan

BOR 60 – 85 %. Dari data tersebut terlihat nilai BOR tahun 2016 Rumah Sakit

Haji Makassar terjadi penurunan hal ini berarti tempat tidur yang tersedia

belum dapat dimanfaatkan sesuai standar yang ditetapkan Depkes, 2005 dalam

(Widiharti, Sunaryo, & Purwaningsih, 2011). AVLOS (average length of stay)

3
pada tahun 2016 yakni 4 hari. dimana nilai ideal yang dapat ditolerir sesuai

standar Departemen Kesehatan diketahui bahwa nilai ideal LOS antara 6-9

hari (Depkes, 2005 dalam Widiharti et al, 2011). Data kunjungan pasien rawat

inap di rumah sakit haji tahun 2015 yaitu 11.662 jiwa dan pada tahun 2016

sebanyak 10.510, terlihat terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien rawat

inap di Rumah Sakit Haji Makassar. pengukuran mutu pelayanan kesehatan

dapat diukur dengan survei kepuasan pasien (Bustami, 2011).

Hasil penelitian Efendi, Arifin, & Darmawansyah (2013) “Hubungan

mutu pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien di Puskesmas Aeng Towa

Kabupaten Takalar tahun 2013” menunjukkan bahwa ada hubungan antara

kenyamanan, ketepatan waktu dan hubungan antar manusia dengan kepuasan

pasien, dengan meningkatkan kenyamanan pada bagian kondisi ruang tunggu

yang masih agak berdesakan, kebersihan dan kelengkapan peralatan, dan

kondisi toilet yang masih kurang baik, puskesmas harus lebih meningkatkan

ketepatan waktu karena masih ada pasien yang mengeluhkan ketepatan waktu

tenaga kesehatan dan pelayanan yang masih lambat dan berbelit-belit serta

puskesmas harus lebih meningkatkan hubungan tenaga kesehatan dengan

pasien.

Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan

yang terima. Mutu pelayanan kesehatan merujuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien.

Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu pelayanan

kesehatan. Mutu pelayanan yang baik tidak hanya diukur dari kemewahan

fasilitas, kelengkapan teknologi dan penampilan fisik akan tetapi dari sikap

4
dan perilaku karyawan harus mencerminkan profesionalisme dan mempunyai

komitmen tinggi (Supartiningsih, 2017). Menurut World Health Organization

(2006) indikator kualitas pelayanan kesahatan terdiri atas dimensi effective

(efektif), efficient (efisien), accessible (dapat diakses), patient-centred

(berfokus pada pasien), equitable (adil), dan safe (aman). Indikator kualitas

pelayanan kesehatan sebagai ukuran yang menjadi sumber kepuasan pasien.

Pengukuran kepuasan dilakukan dengan melakukan survei kepuasan pasien

dengan menggunakan kuesioner kepuasan pasien. University of Virginia

Health System menggunakan kuesioner kepuasan pasien di ruang rawat inap

yang telah digunakan untuk mengukur kepuasan pasien dalam pelayanan

kesehatan di rumah sakit Virginia. Kuesioner University of Virginia Health

System terdiri dari proses penerimaan pasien hingga pemulangan pasien.

Pengukuran kepuasan pasien bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Melalui pengukuran tersebut dapat diketahui sejauh mana dimensi

mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dapat memenuhi harapan

pasien. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan “Analisis kepuasan

pasien terhadap pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji

Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Haji Makassar

didapatkan indikator mutu medis (BOR dan ALOS) masih rendah, dapat

diketahui bahwa semakin rendah BOR dan ALOS menunjukkan bahwa mutu

pelayanan di rumah sakit menurun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat

kepuasan pasien dengan menggunakan dimensi kualitas pelayanan kesehatan

5
WHO (2006) terdiri atas effective (efektif), efficient (efisien), accessible (dapat

diakses), patient-centred (berfokus pada pasien), equitable (adil), dan safe

(aman) dengan menggunakan kuesioner kepuasan pasien University Of

Virginia yang dimodifikasi oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti ingin

mengetahui bagaimana kepuasan pasien terhadap pengendalian mutu

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap

pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Makassar

2. Tujuan Khusus

1. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Haji Makassar

2. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi efektif pelayanan di

Rumah Sakit Haji Makassar

3. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi efisiensi pelayanan di

Rumah Sakit Haji Makassar

4. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi akses pelayanan di

Rumah Sakit Haji Makassar

5. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi berfokus pada pasien

di Rumah Sakit Haji Makassar

6. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi adil pada pelayanan di

Rumah Sakit Haji Makassar

6
7. Diketahuinya kepuasan pasien terhadap dimensi aman pada pelayanan

di Rumah Sakit Haji Makassar

8. Diketahuinya perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

kesehatan berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar

9. Diketahuinya perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan

kesehatan berdasarkan lama hari rawat di Rumah Sakit Haji Makassar

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat bagi pendidikan

sebagai sumber belajar serta informasi, khususnya institusi rumah sakit

untuk meningkatkan mutu pelayanan, sehingga dapat menjadi tolak ukur

untuk rumah sakit. Selain itu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat

menjadi bahan kajian tambahan pada kurikulum dan data awal untuk

penelitian berikutnya.

2. Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

mengembangkan sumber daya manusia dan evaluasi yang dianggap

penting sebagai penentu kebijakan terkait pelaksanaan kualitas pelayanan

kesehatan serta menjadi bahan masukan dalam meningkatkan mutu dan

kinerja pelayanan kesehatan di rumah sakit. Selain itu, diharapkan

penelitian ini dapat dijadikan bahan baru yang berfungsi untuk menilai

kepuasan pasien di rumah sakit.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Pelayanan Rumah Sakit

Berdasarkan keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia No:

129/Menkes/sk/II/2008 tentang standar pelayanan minimal ini dimaksudkan

agar tersediannya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan

pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban

standar pelayanan minimal rumah sakit. Standar pelayanan minimal adalah

ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga

merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang

diberikan oleh Badan Layanan Umum kepada masyarakat. Di dalam

menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut

1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen

atau sektor terkait dari unsur-unsur kesehtan dan bagian terkait yang

secara rinci terlampir dalam tim penyuusun

2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti

dan dipahami

3. Nyata, SPM disusun dengan dengan memperhatikan dimensi ruang,

waktu dan persyaratan atau prosedur klinis.

4. Terukur, Seluruh Indikator dan standar dalam SPM dapat diukur

baik kualitatif dan kuantitatif

5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan

masyarakat

8
6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya

dan dana yang tersedia.

7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung guatkan kepada publik

8. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampun

keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit dalam pedoman ini

meliputi Jenis-jenis pelayanan rumah sakit Jenis-jenis pelayanan rumah

sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputi :

Pelayanan gawat darurat, pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat

inap, pelayanan bedah, pelayanan persalinan dan perinatologi, pelayanan

intensif, pelayanan radiologi, pelayanan laboratorium patologi klinik,

pelayanan rehabilitasi medic, pelayanan farmasi, pelayanan gizi, pelayanan

transfusi darah, pelayanan keluarga miskin, pelayanan rekam medis,

pengelolaan limbah, pelayanan administrasi manajemen, pelayanan

ambulans/kereta jenazah, pelayanan pemulasaraan jenazah, pelayanan

laundry, pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit, pencegah

pengendalian infeksi.

B. Mutu Pelayanan Kesehatan

Manajemen mutu menurut juran dalam Bustami (2011),

dilaksanakan menggunakan tiga proses manajerial yang lebih dikenal

dengan “Trilogi Juran”, yaitu :

a. Perencanan mutu (Quality Planning), merupakan kegiatan

pengembangan dan proses yang diperlukan untuk memenuhi

9
kebutuhan konsumen. Kegitan ini merupakan suatu rangkaian

langkah universal yang terdiri atas :

1) Mengidentifikasi pelanggan

2) Menentukan kebutuhan pelanggan

3) Menegembangkan ciri atau karteristik produk atau jasa yang

memenuhi harapan pelanggan

4) Menetapkan tujuan mutu

5) Menegembangkan proses untuk mencapai tujuan

6) Meningkatkan kapabilitas proses

b. Pengendalian mutu (Quality Control), proses pengawasan yang

dilakakan oleh karyawan itu sendiri dalam menjalankan proses

kegiatan untuk mencapai tujuan produk/jasa pelayanan yang sesuai

dengan standar yang ditetapkan.

c. Peningkatan mutu (Quality Improvement), yaitu sarana untuk

meningkatkan produk/jasa yang dapat bersaing di pasar dengan

mengurangi tingkat kesalahan pada mutu produk/jasa. Langkah

kegiatannya antara lain membangun infrastruktur yang diperlukan

untuk menjamin peningkatan mutu.

1. Mutu pelayanan kesehatan

Mutu pelayanan kesehatan adalah drajat dipenuhinya

kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap assuhan kesehatan

yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan

sumberdaya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan

kemampuan pemerintah dalam masayarakat, serta diselenggarakan

10
secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika

yang baik (Azrul Azawar, 1999 dalam Bustami 2011).

Mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan

kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya

yang ada secara baik, sehingga kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai (Bustami,

2011).

6 dimensi Mutu kualitas pelayanan menurut WHO (2006) :

a. Dimensi Efektivitas

Dimensi Efektivitas, memberikan perawatan kesehatan

yang basis bukti dan memberikan hasil yang lebih baik untuk

individu dan masyarakat berdasarkan kebutuhan. layanan

kesehatan haruslah efektif, artinya harus mampu mengobati atau

mengurangi keluhan yang ada, mencegah terjadinya penyakit

serta berkembangnya dan atau meluasnya penyakit yang ada.

Efektivitas layanan kesehatan ini tergantung pada bagaimana

standar layanan kesehatan itu digunakan dengan tepat, konsisten

dan sesuai dengan situasi setempat (Hardono, 2015).

b. Dimensi Efisien

Dimensi Efisien yakni memberikan perawatan kesehatan

dengan cara yang memaksimalkan penggunaan sumber daya dan

menghindari pemborosan sumber daya kesehatan sangat

terbatas, Oleh sebab itu, dimensi efisien sangat penting dalam

layanan kesehatan. Layanan kesehatan yang efisien dapat

11
melayani lebih banyak pasien dan atau masyarakat. Layanan

kesehatan yang tidak memenuhi standar layanan kesehatan

umumnya berbiaya mahal, kurang nyaman bagi pasien,

memerlukan waktu lama, dan menimbulkan resiko yang lebih

besar kepada pasien. (Hardono, 2015).

c. Dimensi akses

Dimensi akses, artinya layanan kesehatan itu harus dapat

dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis,

sosial, ekonomi, organisasi dan bahasa. Akses geografis diukur

dengan jarak, lama perjalanan, biaya perjalanan, jenis

transportasi dan atau hambatan fisik lain yang dapat

menghalangi seseorang untuk mendapat layanan kesehatan.

Akses ekonomi berkaitan dengan kemampuan membayar biaya

layanan kesehatan. Akses sosial atau budaya berhubungan

dengan dapat diterima atau tidaknya layanan kesehatan itu

secara sosial atau nilai budaya, kepercayaan dan perilaku. Akses

organisasi ialah sejauh mana layanan kesehatan itu diatur agar

memberikan kemudahan atau kenyamanan kepada pasien atau

konsumen. Akses bahasa, artinya pasien harus dilayani dengan

menggunakan bahasa atau dialek yang dapat dipahami oleh

pasien (Hardono, 2015).

d. Dimensi dapat diterima/berpusat pada pasien

Dimensi dapat diterima/berpusat pada pasien

memberikan perawatan kesehatan yang mempertimbangkan

12
preferensi dan aspirasi pengguna layanan perorangan dan

budaya masyarakat mereka. Rumah sakit bertanggung jawab

untuk memberikan proses yang mendukung hak pasien dan

keluarganya selama dalam pelayanan. Setiap pasien adalah unik,

dengan kebutuhan, kekuatan, budaya dan kepercayaan masing-

masing. Rumah sakit membangun kepercayaan dan komunikasi

terbuka dengan pasien untuk memahami dan melindungi nilai

budaya, prikososial serta nilai spiritual pasien.

e. Dimensi adil

Dimensi adil memberikan perawatan kesehatan yang

tidak membedakan kualitasnya karena karakteristik pribadi

seperti jenis kelamin, ras, etnisitas, lokasi geografis, atau status

sosial ekonomi. petugas rumah sakit memberikan pelayanan

kesehatan harus adil dan memberikan perlakuan yang sama

terhadap pasien dan menghormati hak pasien.

f. Dimensi Keamanan

Dimensi keamanan maksudnya layanan kesehatan itu

harus aman, baik bagi pasien, bagi pemberi layanan, maupun

bagi masyarakt sekitarnya. Layanan kesehatan yang bermutu

harus aman dari meminimalkan resiko cedera, infeksi, efek

samping, atau bahaya lain yang ditimbulkan oleh layanan

kesehatan itu sendiri (Hardono, 2015).

13
2. Cara mengukur mutu pelayanan kesehatan

Pentingnya pengukuran mutu pelayan kesehatan ialah untuk

menjamin mutu pelayanan kesehatan yang dilakukan sehingga pelanggan

(pasien) mendapatkan pelayanan yang bermutu. Pengukuran mutu dalam

pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan dengan berbagai pendekatan

antara lain :

a. Pendekatan Variabel Masukan

Pendekatan ini didasarkan asumsi bahwa pelayanan kesehatan

yang bermutu harus berasal dari masukan. Contohnya berupa

akreditasi, yaitu semacam pengakuan yang diiberikan pemerintah atau

lembaga tertentu kepada institusi yang telah memenuhi satandar yang

ditetapkan. Selain itu sertifikasi yaitu suatu tanda bukti yang

dikeluarkan suatu institusi yang sifatnya independen yang menjelaskan

kualitas tertentu sesuai dengan keadaan dan sifatnya. Sertifikasi bukan

sekedar pemberian tanda kepada seseorang yang telah mengikuti suatu

keguatan, tetapi terkait dengan peningkatan mutu, kompetensi, serta

kewenangan tertentu, yang merupakan bukti telah memenuhi standar

yang telah ditentukan. Selain ke dua hal tersebut juga ada perizinan,

yakni sebelum kegiatan dimulai harus terlebih dahulu mendapatkan izin

sesuai kewenangan dari pihak yang berwenang ( Bustami, 2011).

b. Pendekatan Variabel Proses dan Hasil (Bustami, 2011) :

1) Review Kasus (Case Review)

Review kasus adalah kegiatan untuk mengukur mutu dan kelayakan

pelayanan kepada konsumen/pasien/masyarakat meliputi :

14
a) Review kasus pembedahan (Surgical Case Review)

Kajian mutu pelayanan kesehatan dalam hal ini berhubungan

dengan bagaimana melaksanakan pelayanan kesehatan yang

berhubungan dengan kasus-kasus bedah, mulai dari

persiapan alat, sarana, tenaga, dan sebagainya sehingga

pelayanan tersebut terlaksana dengan baik, aman dan

menyenangkan.

b) Review Transfusi darah (Blood Transfusion Review)

Review pada layanan transfuse darah dimaksudkan agar

kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan standar

yang ada. Review ini menyangkut bagaimana proses yang

dilakukan tidak menimbulkan efek samping, baik kepada

pendonor maupun terhadap orang lain, yang menggunakan

darah tersebut.

c) Review penggunaan obat (Drug Use Review)

Review terhadap penggunaan obat adalah pengukuran mutu

yang bertujuan untuk mengkaji apakah obat-obat yang

digunakan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada dan

aman dikonsumsi.

d) Review Rekam Medik

Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dalam hal ini

dilaksanakan berdasarkan pencatatan (rekaman) medik yang

ada. Kajian ini dimaksudkan agar pelayanan yang diberikan

sesuai dengan kebutuhan.

15
2) Utilization Review

Utilization review adalah pengukuran mutu yang bertujuan

untuk mengkaji apakah pelyanan yang diberikan sesuai dengan

kebutuhan konsumen (pasien/masyarakat). Kegiatan pemantauan

utilisasi yang dilakukan sebagai berikut :

a) Memantau dan menilai pemeliharaan kesehatan tingkat

pertama. Hal yang penting disini adalah menghitung angka

kunjugan (Utilization Rate) setiap bulan atau setiap tahun.

Angka kunjungan pada jenjang pelayanan kesehatan tingkat

pertama ini berguna untuk mengetahui :

i. Proporsi kunjungan serta biaya yang dikeluarkan untuk

pemeliharaan kesehatan kesehatan tingkat pertama

dibandingkan denggan biaya kesehatan seluruhnya.

ii. Proporsi kunjungan serta biaya yang dikeluarkan untuk

pemeliharaan kesehatan tingkat pertama dibandingkan

dengan biaya kesehatan lanjutan.

iii. Kunjungan dan biaya rata-rata (Average Cost) untuk

setiap jenis pemeliharaan kesehatan klinikjenjang

pertama

b) Memantau dan menilai pemeliharaan kesehatan lanjutan. Hal

ini penting untuk mengetahui :

i. Peresentassi rujukan pelayanan kesehatan tingkat

pertama

16
ii. Persentasi rawat inap dibandingkan besarnya rujukan

dari pelayanan tingkat kedua

iii. Proporsi biaya pemeliharaan tingkat lanjutan

dibandingkan dengan seluruh biaya pemeliharaan

iv. Biaya rata-rata setiap macam pemeliharaan tingkat

lanjutan

c) Memantau dan menilai pemeliharaan kesehatan rawat inap.

Data hasil pemantauan ini penting mengetahui :

i. Insiden rawat inap

ii. Rata-rata rawat inap (Average Length Of Stay) setiap

kasus rumah sakit

iii. Rata-rata hari perawatan untuk penyakit tertentu.

iv. Biaya rata-rata tindakan penunjang diagnostic seperti

pemeriksaan laboraturium, sinar-X pada rawat jalan

tingkat lanjut dan rawat inap

v. Biaya rata-rata setiap kasus emergensi

vi. Biaya rata-rata tindakan oprasi khusus (ICU,CCU,dll)

per kasus oprasi kecil,sedang,besar.

3) Peer Review

Peer berarti teman sejawat atau teman seprofesi. Peer

Review adalah pengukuran mutu yang dilakukan pemeberi

pelayanan setingkat atau sama kedudukannya dan merupakan salah

satu bentuk pengukuran penampilan kinerja individu. Pengukuran

harus dilakukan secara objektif dan berupaya bias yang terjadi

17
sekecil mungkin. Pengukuran teman seprofesi ini berkembang

sebagai medical audit, nursing audit, dan sebagainya.bentuk

pengukuran ini dpat berupa ceklist atau kuesioner dan observasi.

c. Pengendalian infeksi

Salah satu upaya yang dilakukan rumah sakit adalah

penegendalian terhadap infeksi (Infection Control) yaitu upaya

menghindari terjadinya infeksi dalam rumah sakit (Nosocomial

Infection). Infeksi nosokomial ini dpat ditularkan melalui alat yang

tidak steril, petugas yang menolong dan merawat pasien, misalnya

karena tidak mencuci tangan sampai bersih dan sebagainya. Infeksi

yang terjadi dalam institusi ini akan menurunkan mutu pelayanan

kesehatan. Upaya pengendalian infeksi di rumahs sakit ini harus

mendapat perhatian dari pihak-pihak dalam organisasi rumah sakit.

d. Manajemen Resiko

Manajemen Resiko (Risk Management) dalam pelayanan

kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi rumah sakit atau unit

pelayanan kesehatan lainnya dalam menghadapi masalah yang semakin

kompleks. Dalam pendekatan manajemen resiko, upaya yang

dilakukan bertujuan untuk menghindarkan atau mengatasi masalah

cidera yang terjadi pada pelayanan kesehatan, mengatasi pelayana

hokum dan masalah pelanggan (pasien atau masyarakat). Keberhasilan

manajemen resiko fokus pada investigasi (penemuan kasus) dan

pencegahan infeksi. Pendekatan menejemen resiko harus terintegrasi

masalh mutu dan pelayanan kesehatan harus betul-betul mendapat

18
perhatian petugas. Hal ini penting untuk menentukan prediksi dan

indikator pencegahan manajemen resiko dan mengoptimalkan upaya-

upaya penjaminan mutu pelayanan kesehatan.

C. Kepuasan Pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

1. Kepuasan Pasien

Pelayanan kesehatan saat ini telah lama dibicarakan, baik di

Negara maju ataupun berkembang. Hal ini menunjukkan system

layanann kesehtan semakin responsi terhadap kebutuhan pasien dan

masyarakat. Oleh sebab itu organisassi layanan kesehatan hubungan

pasien-dokter dan/atau profesi layanan kesehatan agar semakin

terfokus pada kepentingan pasien. Dengan kata lain, layanan kesehatan

itu harus selalu mengupayakan kebutuhan dan kepuasan pasien dan

masyarakat yang dilayani secara simultan (Pohan, 2006).

Pendekatan mutu pelayanan kesehatan, kepuasan pasien

menjadi kegitan jaminan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Artinya tingkat kepuasan pasien menjadi kegiatan yang tidak dapat

dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan masyarakat. Dengan

demikian, kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan

kesehatan yang penting . siurvei kepuasan pasien menjasi penting dan

perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan

kesehatan. Kemampuan/keinginan pasien atau masyarakat dapat

diketahui melalui survei kepuasan pasien. Pengalaman pasien akan

mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan

kesehatan.

19
Kepuasan pasien ialah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul

sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah

pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Pasien

baru akan merasa puas apabila kinerja pelayanan kesehatan yang

diperolehnya sama atau melebihi dari pada yang diharapkannya dan

sebaliknya, ketidakpuasan akan timbul atau perasaan kecewa pasien

akan terjadi apabina kinerja palayanan kesehatan yang diperolehnya

tidak sesuai harapannya (Pohan, 2003 dalam Pisu et al, 2015).

2. Pengukuran Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien adalah keluaran dari layanan kesehatan dan

suatu perubahan dari sistem layanan kesehatan yang dilakukan tidak

mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pengukuran

kepuasan pasien. Hasil pengukuran kepuasan pasien akan digunakan

sebagai dasar untuk mendukung perubahan sistem layanan kesehatan,

perangkat yang digunakan untuk mengukur pasien harus handal dan

dapat dipercaya. Pengumpulan data survei kepuasan pasien dapat

dilakukan dengan pemberian kuesioner dan wawancara (Pohan, 2006).

Kepuasan pasien diukur dengan indikator berikut :

a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatan, kepuasan akses

terhadap layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap pengetahuan

tentang:

1) Sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan

tempat saat dibutuhkan.

20
2) Kemudahan memperoleh layanan kesehatan, baik dalam

keadaan biasa ataupun keadaan gawat darurat.

3) Sejauhmana pasien mengerti sistem layanan kesehatan itu

bekerja, keuntungan dan tersedianya alayana kesehatan

b. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan, kepuasan terhadap

mutu layanan kesehatan akan dinyatakan oleh sikap terhadap :

1) Kompetensi teknik dokter/ profesi layanan kesehatan lain yang

berhubungaln dengan pasien.

2) Keluaran dari penyakit atau bagaimana perubahan yang

dirasakan oleh paseien sebagai hasil dari layanan kesehatan.

c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubungan

antar manusia akan dilakukan dengan melakukan pengukuran :

1) Sejauhmana ketersediaan layanan puskesmas dan/atau rumah

sakit menurut penilan pasien

2) Persepsi tentang perhatian dan kepedulian dokter dan/atau

profesi layanan kesehatan lain.

3) Tingkat kepercayaan dan keyakinan terhadap dokter

4) Tingkat pengertian tentang kondisi atau diagnosis

5) Sejauhmana tingkat kesulitan untuk dapat mengerti nasihat

dokter dan/atau rencana pengobatan

d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan, ditentukan sikap

terhadap :

1) Fasilitas fisik dan lingkungan layanan kesehatan

21
2) Sistem perjanjian, termasuk menunggu giliran, waktu tunggu

pemanfaatan waktu selama menunggu, sikap menolong atu

kepedulian terhadap personel, mekanisme pemecahan

masalah, dan keluhan yang timbul.

3) Lingkup dan sifat keuntungan dan layanan kesehatan yang

ditawarkan.

Hal tersebut dinyatakan melalui pengamatan :

1) Luasnya pelayanan medik yang digunkan diluar sistem

layanan kesehatan

2) Proporsi pasien yang meninggalkan program dan memilih

program kesehatan lain

3) Jumlah dan jenis keluhan yang diterima sistem layanan

kesehatan

4) Perjanjian yang batal dan angka pembatalan

5) Angka ketersediaan obat dan resep obat yang diberikan

6) Proporsi pasien yang mengganti dokter

D. Penelitian tentang kepuasan pasien berdasarkan karateristik (usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama dirawat, dan jenis

pembayaran).

1. Usia

Hasil penelitian Kaporina, Setyawan, & Novitasari (2013)

“gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di instalasi

rawat inap ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi

Semarang” tingkat kepuasan pasien terhadap berdasarkan usia diperoleh

22
bahwa dari 55 responden yang berusia 15-55 tahun memiliki proporsi

tidak puas lebih besar yaitu 67,3% dibandingkan dari 15 responden yang

berusia ≥56 tahun yang memiliki proporsi puas sebesar yaitu 66,7%. Hal

ini sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2003) dalam Kaporina et

al (2013) yang mengatakan bahwa usia berpengaruh untuk belajar

menyesuaikan diri dan seiring bertambahnya usia maka semakin banyak

pengalaman yang didapat dari lingkungan. Sehingga banyak yang

merasa tidak puas pada pasien yang berusia 15-55 tahun karena

mungkin pengalaman yang didapat dari lingkungan belum sebanyak

yang berusia ≥56 tahun.

Berbeda dengan penelitian Oroh, Rompas, & Pondaag (2014) “Faktor-

faktor yang berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap

terhadap pelayanan keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan”

Tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kepuasan pasien rawat

inap terhadap pelayanan keperawatan, Gunarsa (2008) dalam Oroh et al

(2014) mengungkapkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat

berpengaruh pada kesehatannya, dimana terjadi kemunduran struktur

dan fungsi organ, sehingga masyarakat yang berusia lebih tua cenderung

lebih banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan

usia muda. Seperti halnya pada pasien usia tua, yang mengalami

gangguan muskuloskeletal, akan mengalami penurunan fungsi pada

kesembuhan tulangnya, dimana dapat mengakibatkan keterbatasan yang

panjang, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan pada orang lain.

Kemudian, karena dipengaruhi emosional, sebagian jumlah orang usia

23
tua dengan penyakit kronik lebih cepat menerima keadaan keterbatasan

fisik dari pada orang yang lebih muda. Hal ini karena orang usia tua

umumnya lebih bersifat terbuka, sehingga pasien usia tua tuntutan dan

harapannya lebih rendah dari pasien usia muda. Hal ini yang

menyebabkan pasien usia tua lebih cepat puas daripada pasien usia

muda.

2. Jenis Kelamin

Penelitian Oroh et al (2014) dengan judul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

pelayanan keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan” bahwa

tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan di

ruang Interna RSUD Noongan menunjukkan bahwa pasien sebagian

besar merasa puas. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat

kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan. Jenis

kelamin memiliki pengaruh pada pandangan terhadap jasa yang

diberikan. Perempuan lebih banyak melihat penampilan secara detail,

sementara lakilaki tidak mengindahkan hal tersebut mereka cenderung

lebih cuek. (Gunarsa, 2008 dalam Oroh et al).

3. Pendidikan

Hasil penelitian Kaporina et al (2013) “Gambaran tingkat

kepuasan pasien terhadap pelayanan di instalasi rawat inap Ruang B2

THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang” Hasil penelitian

tingkat kepuasan pasien terhadap reliability berdasarkan tingkat

pendidikan dapat diketahui bahwa dari 30 responden dengan pendidikan

24
wajib memiliki proporsi tidak puas lebih besar yaitu 63,3%

dibandingkan dari 40 responden dengan pendidikan lanjutan memiliki

proporsi tidak puas sebesar 57,5%. Notoatmodjo (2003) dalam

Kaporina et al (2013) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Sehingga banyak yang merasa tidak puas pada pasien dengan

pendidikan wajib karena mungkin sulit menerima nilai-nilai yang baru

diperkenalkan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Pekerjaan

Hasil penelitian Kaporina (2013) “Gambaran tingkat kepuasan

pasien terhadap pelayanan di instalasi rawat inap ruang B2 THT & Kulit

Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang” Hasil penelitian tingkat

kepuasan pasien terhadap reliability berdasarkan pekerjaan diperoleh

bahwa dari 59 responden pada kelompok bekerja memiliki proporsi

tidak puas lebih besar yaitu 64,4% dibandingkan dari 11 responden pada

kelompok tidak bekerja memiliki proporsi puas sebesar 63,6%. Ada

kecenderungan pasien yang bekerja lebih menuntut tingkat kepuasan

terhadap dimensi pelayanan kehandalan (reliability) yang diberikan

dibandingkan pada pasien yang tidak bekerja. Menurut Notoatmodjo

(2003) bahwa pekerjaan berhubungan dengan aktivitas yang merupakan

sumber pendapatan. Pekerjaan dapat menggambarkan tingkat kehidupan

25
dan keadaan sosial ekonomi seseorang karena dapat mempengaruhi

sebagian aspek kehidupan seseorang termasuk dalam tuntutan

pemeliharaan kesehatan.

5. Lama perawatan

Penelitian Oroh et al (2014) judul “Faktor-faktor yang

berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap terhadap

pelayanan keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan” Ada

hubungan antara lama perawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat

inap terhadap pelayanan keperawatan. Lama perawatan ditentukan oleh

tim medis tidak hanya perawat, tetapi dokter dan perawat, dengan

melihat kondisi fisik pasien, jenis penyakit, dan kestabilan pasien dalam

menerima pengobatan dan perawatan dari Rumah Sakit. Lama

perawatan bukan hanya berdasarkan jenis penyakitnya tapi juga ada

faktor lainnya. Pasien dengan jenis penyakit yang sama, sangat

dimungkinkan mempunyai lama perawatan yang berbeda, hal tersebut

dipengaruhi secara emosional bagaimana penerimaan diri pasien

terhadap penyakit yang dideritanya. Hasil penelitian dalam karakteristik

responden penelitian Oroh et al (2014) bahwa lama perawatan 2-6 hari

(78%).

6. Jenis Pembayaran

Hasil penelitian Susana (2012) berjudul “Gambaran tingkat

kepuasan pasien bersalin terhadap pelayanan di Ruang Kebidanan

RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2012” tentang bahwa sebagian

besar pasien yang biaya perawatan langsung ditanggung oleh jaminan

26
kesehatan merasa tidak puas terhadap mutu pelayanan di ruang bersalin

sebesar 51.3%, sedangkan pasien dengan biaya perawatan sendiri

merasa tidak puas terhadap pelayanan di ruang bersalin sebesar 50%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jenis pembayaran tidak

memepengaruhi tingkat kepuasan pasien.

27
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut
Sistem Pelayanan
P
6 Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
menurut WHO 2006 :
disadur dengan instrument kepuasan
pasien University of Virginia Health
Pasien System meliputi: Kepuasan pasien
Effective (efektif)
Efficient (efisien)
Accessible (dapat diakses)
Patient-Centered (berfokus pada pasien)
Equitable (adil)
Safe (aman)

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Pasien sebagai penerima jasa layanan kesehatan yang akan terpapar

dengan sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit dimana pasien berhak

mendapatkan pelayanan yang baik dan bermutu. Salah satu upaya untuk menilai

tingkat kualitas pelayanan di rumah sakit dengan keluaran pasien puas terhadap

pelayanan yang diberikan selama di rawat di rumah sakit.

28
Hipotesis peneliti :

1. Pasien puas terhadap mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji

Makassar.

2. Pasien puas terhadap dimensi efektif pelayanan di Rumah Sakit Haji

Makassar.

3. Pasien puas terhadap dimensi efisiensi pelayanan di Rumah Sakit Haji

Makassar.

4. Pasien puas terhadap dimensi akses pelayanan di Rumah Sakit Haji Makassar.

5. Pasien puas terhadap dimensi patient centered di Rumah Sakit Haji Makassar.

6. Pasien puas terhadap dimensi adil pada pelayanan di Rumah Sakit Haji

Makassar.

7. Pasien puas terhadap dimensi aman pada pelayanan di Rumah Sakit Haji

Makassar.

8. Tidak ada perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

9. Tidak ada perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan lama hari rawat di Rumah Sakit Haji Makassar.

29
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif bentuk observasional

analitik untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pengendalian mutu

pelayanan kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Makassar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Haji Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 12-15 Desember 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menggunakan

jasa pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Haji Makassar. Berdasarkan

yang diperoleh dari data pasien Rumah Sakit Haji Makassar, pasien

yang menggunakan pelayanan rawat inap sebagai berikut :

Pasien ruang rawat inap ad-dhuha, pasien ruang rawat inap

rinra sayang I, ruang rawat inap rinra sayang II, ruang rawat inap al-

kautsar, ruang rawat inap ar-raodah I, ruang rawat inap ar-raoda II,

ruang rawat inap ar-raoda III. Dengan total keseluruhan populasi

sebanyak 63.

30
2. Sampel

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus slovin sebagai berikut:

n= (Riduwan & Akdon, 2010)

Keterangan:

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

d = presisi 10% = 0,1

n=

n = 38.6 dibulatkan menjadi 39

3. Besar Sampel

ni = (Riduwan & Akdon, 2010)

ni = jumlah sampel menurut stratum

n = jumlah sampel seluruhnya

Ni= jumlah populasi menurut stratum

N = jumlah populasi seluruhnya

Ruang AD-Dhuha = 39

= 4.9 dibulatkan 5

31
Tabel 4.1. Populasi Pasien Ruang rawat Inap Rumah Sakit Haji
Makassar
jumlah populasi
NO. Lokasi Ruang rawat Inap Sampel
pasien
1. Ruang Rawat inap Ad-Dhuha 8 5
2. Ruang Rawat inap Rinra Sayang I 10 6
3. Ruang Rawat inap Rinra Sayang II 15 9
4. Ruang Rawat inap Al-Kautsar 9 6
5. Ruang Rawat inap Ar-Raodah I 4 2
6. Ruang Rawat inap Ar-Raodah II 8 5
7. Ruang Rawat inap Ar-Raodah III 9 6
Total 63 39
(Sumber : Data pasien rawat inap di Rumah Sakit Haji Makassar 2017)

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus diatas

diperoleh jumlah sampel sebanyak 39 sampel. Teknik pengambilan

sampel penelitian ini diambil secara stratified random sampling.

Kriteria yang digunakan untuk Teknik pengambilan sampel

yaitu sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi sebagai berikut:

1) Pasien Rawat Inap minimal 3 hari perawatan

2) Pasien berusia 18-65 tahun

3) Pasien dalam kondisi sadar dan dapat melakukan komunikasi

dengan baik.

4) Bersedia diberikan kuesioner dan bersedia di wawancarai

b. Kriteria eksklusi yaitu:

1) Pasien yang memiliki kerusakan kognitif

32
D. Alur Penelitian

Pengajuan usulan judul

Penyusunan dan penyajian proposal penelitian

Izin etik penelitian dari komisi etik fakultas kedokteran yang ditujukan ke
lokasi penelitian

Pemilihan sampel penelitian sesuai kriteria inklusi menggunakan metode


stratified random sampling.

Mendapatkan persetujuan responden (inform consent)

Pengambilan data dan pengisian kuesioner oleh sampel

Pengumpulan data penelitian

Pemeriksaan data dan analisis data menggunakan univariat dan


bivariat (Uji Anova dan independent T-test)

Penyajian hasil data dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 4.1 Alur Penelitian

33
E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Mutu pelayanan kesehatan

Dimensi kualitas mutu pelayanan kesehatan menurut WHO (2006)

terdiri atas Effective (efektif), Efficient (efisien), Accessible (dapat

diakses), Patient-Centered (berfokus pada pasien), Equitable (adil),

dan Safe (aman).

2. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Mutu pelayanan kesehatan

Untuk mengukur tingkat kepuasan pasien rawat inap

terhadap mutu pelayanan kesehatan yang meliputi dimensi efektif,

efisien, akses, pasien center, adil dan aman, maka dilakukan

penentuan skor interval minimum, maximum dan skor rata-rata

(mean). Mean kuesioner, diperoleh melalui rumus sebagai berikut:

µ = (imax + imin) Σk

µ = mean kuesioner

i max : Skor maksimal item (5)

i min : Skor minimal item (1)

Xmax : skor maksimal kuesioner (jumlah pertanyaan x imax)

Xmin : skor minimal kuesioner (jumlah pertanyaan x imin)

Σk = Jumlah pertanyaan (66)

Didapatkan Xmax, Xmin dan mean kuesioner sebagai berikut:

Xmax : 66 x 5 = 330

Xmin : 66 x 1 = 66

34
µ = (imax + imin) Σk

= (5+1) 66

= 198

Jadi, kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

di Rumah Sakit Haji Makassar pada total pernyataan kuesioner

terdiri atas 66 pernyataan, skala yang digunakan dari angka 1 sebagai

skor terendah sampai dengan angka 5 sebagai skor tertinggi, setiap

jawaban diberi skor dengan ketentuan yaitu, tidak puas memiliki

skor 1, kurang puas memiliki skor 2, cukup puas memiliki skor 3,

puas memiliki skor 4, dan sangat puas memiliki skor 5. maka di

dapatkan, skala ukur interval dimana nilai maksimum adalah 66 dan

minimum adalah 330. Dimana skor mean yaitu 198.

b. Untuk mengukur kepuasan pasien rawat inap yang meliputi dimensi

efektif, efisien, akses, pasien center, adil dan aman, maka dilakukan

penentuan :

1) Dimensi Effective (efektif), menyediakan layanan sesuai petunjuk

klinis sesuai standar berdasarkan panduan ilmiah dan panduan

berbasis bukti di Rumah Sakit Haji Makassar. Variable dimensi

effective dinilai menggunakan skala linkert, jumlah pertanyaan

dimensi effective terdiri dari 12 pertanyaan. Skala yang

digunakan dari angka 1 sebagai skor terendah sampai dengan

angka 5 sebagai skor tertinggi, setiap jawaban diberi skor dengan

ketentuan yaitu, tidak puas memiliki skor 1, kurang puas

memiliki skor 2, cukup puas memiliki skor 3, puas memiliki skor

35
4, dan sangat puas memiliki skor 5. Maka, didapatkan, skala ukur

interval dimana nilai maksimum adalah 60 dan minimum adalah

12. Dimana skor mean yaitu 36.

2) Dimensi Efficient (efisien), memberikan pelayanan yang tepat

atau sesuai dengan kebutuhan pasien di Rumah Sakit Haji

Makassar. Variable dimensi Efficient dinilai menggunakan skala

linkert, jumlah pertanyaan dimensi efficient terdiri dari 12

pertanyaan. Skala yang digunakan dari angka 1 sebagai skor

terendah sampai dengan angka 5 sebagai skor tertinggi, setiap

jawaban diberi skor dengan ketentuan yaitu, Tidak Puas memiliki

skor 1, Kurang Puas memiliki skor 2, Cukup Puas memiliki skor

3, Puas memiliki skor 4, dan Sangat Puas memiliki skor 5.

Adapun skala ukur interval dimana nilai maksimum adalah 60

dan minimum adalah 12. Dimana skor mean yaitu 36.

3) Dimensi Accessible (dapat diakses), keterjangkauan pelayanan

tidak dibatasi ekonomis, sosial, kultural (budaya), atau bahasa

serta memberikan perawatan kesehatan yang tepat waktu di

Rumah Sakit Haji Makassar. Variable dimensi accessible dinilai

menggunakan skala linkert, jumlah pertanyaan dimensi

accessible terdiri dari 12 pertanyaan. Skala yang digunakan dari

angka 1 sebagai skor terendah sampai dengan angka 5 sebagai

skor tertinggi, setiap jawaban diberi skor dengan ketentuan

yaitu, tidak puas memiliki skor 1, kurang puas memiliki skor 2,

cukup puas memiliki skor 3, puas memiliki skor 4, dan sangat

36
puas memiliki skor 5. adapun skala ukur interval dimana nilai

maksimum adalah 60 dan minimum adalah 12. Dimana skor

mean yaitu 36.

4) Dimensi Patient-Centered (berfokus pada pasien), Rumah sakit

bertanggung jawab untuk memberikan proses yang mendukung

hak pasien dan keluarganya selama dalam pelayanan keehatan di

rumah Sakit Haji Makassar. Variable dimensi Patient-Centered

dinilai menggunakan skala linkert, jumlah pertanyaan dimensi

Patient-Centeredterdiri dari 12 pertanyaan. Skala yang

digunakan dari angka 1 sebagai skor terendah sampai dengan

angka 5 sebagai skor tertinggi, setiap jawaban diberi skor dengan

ketentuan yaitu, tidak puas memiliki skor 1, kurang puas

memiliki skor 2, cukup puas memiliki skor 3, puas memiliki skor

4, dan sangat puas memiliki skor 5. Adapun skala ukur interval

dimana nilai maksimum adalah 60 dan minimum adalah 12.

5) Dimensi Equitable (adil), memberikan pelayanan kesehatan

harus adil dan memberikan perlakuan yang sama terhadap pasien

selama berada di Rumah Sakit Haji Makassar. Variable dimensi

equitable dinilai menggunakan skala linkert, jumlah pertanyaan

dimensi equitable terdiri dari 12 pertanyaan. Skala yang

digunakan dari angka 1 sebagai skor terendah sampai dengan

angka 5 sebagai skor tertinggi, setiap jawaban diberi skor dengan

ketentuan yaitu, tidak puas memiliki skor 1, kurang puas

memiliki skor 2, cukup puas memiliki skor 3, puas memiliki skor

37
4, dan sangat puas memiliki skor 5. Adapun skala ukur interval

dimana nilai maksimum adalah 60 dan minimum adalah 12.

6) Safe (aman), layanan kesehatan yang bermutu harus aman dari

resiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang

ditimbulkan di Rumah Sakit Haji Makassar. Variable dimensi

Safe dinilai menggunakan skala linkert, jumlah pertanyaan

dimensi Safe terdiri dari 6 pertanyaan. Skala yang digunakan dari

angka 1 sebagai skor terendah sampai dengan angka 5 sebagai

skor tertinggi, setiap jawaban diberi skor dengan ketentuan

yaitu, tidak puas memiliki skor 1, kurang puas memiliki skor 2,

cukup puas memiliki skor 3, puas memiliki skor 4, dan sangat

puas memiliki skor 5. Maka di dapatkan, skala ukur interval

dimana nilai maksimum adalah 30 dan minimum adalah 6.

F. Instrument Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

1. Kuesioner yang dibuat oleh peneliti mengenai data demografi

responden berisi :

a. Usia adalah masa hidup pasien yang dihitung sejak lahir sampai

dirawat di rumah sakit yang dinyatakan dalam skala numerik.

b. Jenis Kelamin adalah tanda fisik yang teridentifikasi pada pasien

dan dibawah pasien dan dibawah sejak lahir yang dinyatakan

dalam skala kategorik.

38
c. Pendidikan adalah jenjang sekolah formal yang ditempuh oleh

responden.

d. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasien

untuk mendapatkan penghasilan yang dinyatakan dengan skala

kategorik.

e. Lama hari perawatan adalah berapa lama pasien dirawat selama

berada di rumah sakit yang dinyatakan dalam skala numerik.

f. Ruang Perawatan adalah kelas ruang rawat selama berada

dalam pelayanan di rumah sakit. Yang terdiri atas kelas VVIP,

VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3.

g. Jenis asuransi adalah cara pembayaran yang dilakukan responden

untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit dinyatakan dengan

tipe pembayaran dengan kategori

2. Kuesioner survei kepuasan pasien ini diadaptasi dan disadur Peneliti

dari kuesioner kepuasan pasien University of Virginia Health System

yang terdiri atas dimensi kualitas pelayanan WHO (2006) kemudian

dimodifikasi dengan bahasa yang mudah di mengerti pasien meliputi

6 domain :

a. Domain A yaitu Penerimaan Pasien terdiri atas 11 pertanyaan.

Pada pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi efektifitas

(pelayanan penerimaan pasien yang diberikan sesuai yang

dibutuhkan dan pelayanan penerimaan pasien tepat dan

konsisten), pertanyaan 3 dan 4 merupakan bagian dimensi efisien

(kecepatan pelayanan penerimaan pasien dan pelayanan

39
penerimaan pasien yang diberikan tidak berbelit-belit),

pertanyaan 5 dan 6 merupakan bagian dimensi akses (Ruang IGD

atau poli mudah diakses dan petugas mudah dihubungi),

pertanyaan 7 dan 8 merupakan bagian dimensi Patient-Centered

(petugas IGD/Poli terbuka dengan pasien dan petugas

mendengarkan keluhan pasien), pertanyaan 9 dan 10 merupakan

bagian dimensi adil (petugas Poli/IGD tidak membeda-bedakan

pasien dan pelayanan petugas Poli/IGD layak diterima pasien),

pertanyaan 11 merupakan bagian dimensi aman (petugas di

Poli/IGD memberikan rasa aman).

b. Domain B yaitu Ruang rawat terdiri atas 11 pertanyaan. Pada

pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi efektifitas

(pelayanan ruang rawat yang diberikan sesuai yang dibutuhkan

dan pelayanan ruang rawat tepat dan konsisten), pertanyaan 3 dan

4 merupakan bagian dimensi efisien (kecepatan pelayanan ruang

rawat dan pelayanan ruang rawat yang diberikan tidak berbelit-

belit), pertanyaan 5 dan 6 merupakan bagian dimensi akses

(Ruang rawat mudah diakses dan petugas ruang rawat mudah

dihubungi), pertanyaan 7 dan 8 merupakan bagian dimensi

Patient-Centered (petugas ruang rawat terbuka dengan pasien

dan petugas ruang rawat mendengarkan keluhan pasien),

pertanyaan 9 dan 10 merupakan bagian dimensi adil (petugas

ruang rawat tidak membeda-bedakan pasien dan pelayanan

petugas ruang rawat layak diterima pasien), pertanyaan 11

40
merupakan bagian dimensi aman (petugas ruang rawat

memberikan rasa aman).

c. Domain C yaitu Pelayanan Makanan terdiri atas 11

pertanyaan. Pada pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi

efektifitas (makanan yang diberikan sesuai yang dibutuhkan dan

makanan pasien tepat dan konsisten), pertanyaan 3 dan 4

merupakan bagian dimensi efisien (kecepatan pelayanan

makanan dan makanan yang diberikan tidak kurang dan tidak

lebih), pertanyaan 5 dan 6 merupakan bagian dimensi akses

(makanan mudah didapatkan dan penyaji makanan mudah

dihubungi), pertanyaan 7 dan 8 merupakan bagian dimensi

Patient-Centered (penyaji makanan terbuka dengan pasien dan

penyaji makanan mendengarkan keluhan pasien), pertanyaan 9

dan 10 merupakan bagian dimensi adil (penyaji makanan tidak

membeda-bedakan pasien dan makanan layak diterima pasien),

pertanyaan 11 merupakan bagian dimensi aman (penyajian

makanan bersih).

d. Domain D yaitu Pemeriksaan dan pengobatan terdiri atas 11

pertanyaan. Pada pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi

efektifitas (pemeriksaan dan pengobatan sesuai yang dibutuhkan

dan pemeriksaan/pengobatan tepat dan konsisten), pertanyaan 3

dan 4 merupakan bagian dimensi efisien (kecepatan pasien

melakukan pemeriksaan dan pengobatan dan

pemeriksaan/pengobatan tidak berbelit-belit), pertanyaan 5 dan 6

41
merupakan bagian dimensi akses (ruang lab/apotek mudah

diakses dan petugas pemeriksaan/pengobatan mudah dihubungi),

pertanyaan 7 dan 8 merupakan bagian dimensi Patient-Centered

(petugas pemeriksaan/pengobatan terbuka dengan pasien dan

petugas pemeriksaan/pengobatan mendengarkan keluhan pasien),

pertanyaan 9 dan 10 merupakan bagian dimensi adil (petugas

pemeriksaan/pengobatan tidak membeda-bedakan pasien dan

pelayanan petugas pemeriksaan/pengobatan layak diterima

pasien), pertanyaan 11 merupakan bagian dimensi aman (petugas

pemeriksaan/pengobatan memberikan rasa aman).

e. Domain D yaitu Perawat terdiri atas 11 pertanyaan. Pada

pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi efektifitas

(perawatan sesuai yang dibutuhkan dan perawatan tepat dan

konsisten), pertanyaan 3 dan 4 merupakan bagian dimensi efisien

(perawat bertindak cepat dan perawat beromunikasi tidak

berbelit-belit), pertanyaan 5 dan 6 merupakan bagian dimensi

akses (nurse station mudah diakses dan perawat mudah

dihubungi), pertanyaan 7 dan 8 merupakan bagian dimensi

Patient-Centered (perawat terbuka dengan pasien dan perawat

mendengarkan keluhan pasien), pertanyaan 9 dan 10 merupakan

bagian dimensi adil (perawat tidak membeda-bedakan pasien dan

pelayanan petugas perawatan layak diterima pasien), pertanyaan

11 merupakan bagian dimensi aman (petrawat memberikan rasa

aman).

42
f. Domain D yaitu Dokter terdiri atas 11 pertanyaan. Pada

pertanyaan 1 dan 2 merupakan bagian dimensi efektifitas

(doketer memberikan pelayanan sesuai yang dibutuhkan dan

dokter memberikan pelayanan tepat dan konsisten), pertanyaan 3

dan 4 merupakan bagian dimensi efisien (dokter bertindak cepat

dan dokter berkomunikasi tidak berbelit-belit), pertanyaan 5 dan

6 merupakan bagian dimensi akses (ruang dokter mudah diakses

dan dokter mudah dihubungi), pertanyaan 7 dan 8 merupakan

bagian dimensi Patient-Centered (dokter terbuka dengan pasien

dan dokter mendengarkan keluhan pasien), pertanyaan 9 dan 10

merupakan bagian dimensi adil (dokter tidak membeda-bedakan

pasien dan pelayanan dokter layak diterima pasien), pertanyaan

11 merupakan bagian dimensi aman (petugas

pemeriksaan/pengobatan memberikan rasa aman).

Setelah data kuisioner telah terisi sepenuhnya, kemudian diuji

validitas dan reliabilitasnya. Hal ini diperlukan karena mengingat

bahwa sumber data primer merupakan kuisioner yang sangat rentan

terjadi kesalahan atau ketidakakuratan.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur

yang telah disusun benar-benar mampu mengukur apa yang harus

diukur. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan

43
jumlah tiap skor butir (corrected item totalcorrelation) dan nilainya

dapat dilihat pada hasil pengolahan menggunakan program SPSS 18

pada tabel item-total statistik di kolom corrected item-total

correlation. Suatu pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r hitung

yang merupakan nilai corrected item-total correlation lebih besar

dari r tabel. Kuisioner yang dinyatakan valid berarti kuisioner

tersebut benar-benar mampu mengukur apa yang harus diukur. Butir-

butir instrumen dianggap valid apabila koefisien korelasi (r hitung) >

r tabel/r kritis (Sugiyono, 2013). Untuk penelitian ini, nilai df dapat

dihitung sebagai berikut df = n-k atau 83-2 = 81, dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,10 maka didapat r tabel sebesar 0,143. Jika r

hitung > dari r tabel maka dikatakan Valid. Indikator-indikator pada

penelitian ini bersifat valid.

Dari rangkuman hasil validitas item di atas, butir-butir pernyataan

yang valid dapat dilihat pada hasil pengolahan SPSS 18 pada tabel

item total statistics pada kolom corrected item-total correlation

untuk masing – masing butir pernyataan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Penerimaan pasien (A),


Ruang rawat (B), Makanan (C), Pemeriksaan dan pengobatan (D),
Perawat (E), dan Dokter (F)
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
A. Penerimaan Pasien (A)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.523 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.507 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.562 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.449 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.146 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.601 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.486 0,143 Valid

44
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
8 Pernyataan 8 (Patient Centered) 0.512 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.365 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.147 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.199 0,143 Valid
B. Ruang Rawat (B)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.414 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.587 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.262 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.213 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.215 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.588 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.180 0,143 Valid
8 Pernyataan 8 (Patien Centered) 0.169 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.431 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.440 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.283 0,143 Valid
C. Makanan (C)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.235 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.514 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.503 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.224 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.552 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.231 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.243 0,143 Valid
8 Pernyataan 8 (Patient Centered) 0.177 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.467 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.202 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.183 0,143 Valid
D. Pemeriksaan dan Pengobatan (D)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.341 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.185 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.287 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.420 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.159 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.530 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.250 0,143 Valid
8 Pernyataan 8 (Patient Centered) 0.228 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.610 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.411 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.179 0,143 Valid
E. Perawat (E)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.424 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.231 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.310 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.518 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.167 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.165 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.200 0,143 Valid

45
No Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
8 Pernyataan 8 (Patient Centered) 0.168 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.259 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.411 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.378 0,143 Valid
F. Dokter (F)
1 Pernyataan 1 (Effective) 0.226 0,143 Valid
2 Pernyataan 2 (Effective) 0.305 0,143 Valid
3 Pernyataan 3 (Efficient) 0.699 0,143 Valid
4 Pernyataan 4 (Efficient) 0.606 0,143 Valid
5 Pernyataan 5 (Accessible) 0.362 0,143 Valid
6 Pernyataan 6 (Accessible) 0.668 0,143 Valid
7 Pernyataan 7 (Patient Centered) 0.540 0,143 Valid
8 Pernyataan 8 (Patient Centered) 0.345 0,143 Valid
9 Pertanyaan 9 (Equitable) 0.201 0,143 Valid
10 Pertanyaan 10 (Equitable) 0.282 0,143 Valid
11 Pertanyaan 11 (Safe) 0.500 0,143 Valid
Sumber : Data primer, 2017

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat

pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan,

keakuratan kestabilan atau konsistensi alat tersebut dalam

mengungkapkan gejala-gejala tertentu dari sekelompok individu,

walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Dalam penentuan

tingkat reliabilitas suatu instrumen penelitian. Secara umum

keandalan dalam kisaran >0,60 s/d 0,80 baik, serta dalam kisaran

>0,80 s/d 1.00 dianggap sangat baik. Untuk menentukan reliabilitas

terhadap butir-butir pernyataan variabel dilakukan pengujian dengan

komputer program SPSS 18.0. dengan rumus Cronbach’s Alpha.

Suatu instrument dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha >0,60 (Ghozali,2005). Berdasarkan tingkat reliabilitas, hasil

uji koefisien reliabilitas (r Alpha) terhadap instrumen yang diuji

dapat dirangkum pada tabel di bawah ini :

46
Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas
NO Variabel Jumlah Cronbach Keterangan
Item Alpha
1. Penerimaan Pasien (A) 11 0.767 Reliabel
2. Ruang Rawat (B) 11 0.694 Reliabel
3. Makanan (C) 11 0.673 Reliablel
4. Pemeriksaan dan Pengobatan (D) 11 0.677 Reliabel
5. B
Perawat (E) 11 0.632 Reliabel
6. Dokter (F) 11 0.628 Reliabel
e
Sumber : Data primer, 2017
berdasarkan tabel rangkuman hasil uji reliabilitas diatas, Hal ini berarti

bahwa pernyataan untuk seluruh item pernyataan adalah reliabel.

G. Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisia Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer

yang diperoleh dari hasil survei pada pasien rawat inap Rumah Sakit

Haji Makassar 2017 dan data sekunder yang di peroleh dari bagian

rekam medik Rumah Sakit Haji Makassar 2017.

2. Pengolahan Data

a. Editing

Data pertanyaan tentang survei kepuassan pasien diperiksa

kelengkapan, kesinanmbungan data, dan keseragaman data untuk

memudahkan proses selanjutnya. Editing langsung dilakukan

setelah responden mengisi kuesioner. peneliti memeriksa lembar

kuesioner yang telah diisi responden. Apakah ada ketidakserasian

atau kesalahan-kesalahan lainnya.

b. Coding

Data yang sudah didapat dilakukan pengkodean (Coding)

yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data

47
bebrbentuk angka atau bilangan, misalnya sangat puas dengan

memberi kode 5, puas dengan memberi kode 4, kurang puas dengan

memberi kode 3, tidak puas dengan memberi kode 2, dan sangat

tidak puas dengan memberi kode 1, Kegunaan pengkodean adalah

mempermudah pada saat analisis data dan mempercepat pada saat

memasukkan data (entry) data ke computer.

c. Data entry

Kegiatan selanjutnya setelah diberi kode yakni

memasukkan data ke program komputer agar data dapat disajikan

dan dianalisis dengan baik. Hal ini merupakan kegiatan awal dari

pemprosesan data. Semua data yang akan diproses kemudian

disimpan dalam media penyimpanan data menggunakan perangkat

lunak atau paket program SPSS.

d. Cleaning

Data yang sudah dimasukkan ke komputer harus diperiksa

kembali dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga

data yang masuk kedalam program komputer betul dan tidak

terdapat kesalahan dan siap untuk dianalisis.

3. Analisia Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis data, yang termasuk data

kategorik pada penelitian ini adalah jenis kelamin, pendidikan

48
terakhir, pekerjaan, kelas perawatan, dan jenis asuransi yang

penyajiannya berupa persentasi dan frekuensi. Sedangkan yang

termasuk data numerik pada penelitian ini adalah usia dan lama hari

rawat yang penyajian berupa mean, standar deviasi, dan

minimal/maksimum (Notoatmojo, 2012).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui kepuasan

pasien terhadap mutu pelayanan meliputi dimensi Effective (efektif),

Efficient (efisien), Accessible (dapat diakses), Patient-Centered

(berfokus pada pasien), Equitable (adil), dan Safe (aman)

berdasarkan karakteristik responden (ruang perawatan dan lama

hari rawat). Untuk melihat perbedaan peneliti menggunakan

menggunakan Uji Anova dan Independen T-Test.

c. Uji Normalitas

Sebelum melakukan uji analisis anova peneliti melakukan

uji normalitas dengan menggunakan nilai skewness. Data

berdistribusi normal apabila nilai skewness dibagi standar error of

skewness < ±2. dimana nilai yang didapatkan untuk kepuasan

pasien pada dimensi efektif sebesar -1.01, dimensi efisien sebesar -

0.12, dimensi akses sebesar 0.34, dimensi patient-centered sebesar

0.20, dimensi adil sebesar -0.24 dan dimensi aman sebesar 0.19, hal

ini menujukkan bahwa hasil tersebut berdistribusi normal sehingga

asumsi normalitas terpenuhi.

49
H. Etik Penelitian

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan

penelitian terutama masalah etik. Menurut Komisi Etik Penelitian Kesehatan

(2011) bahwa peneliti perlu untuk meperhatikan kesehatan dan keselamatan

jiwa manusia, keluarga dan masyarakat yang bersangkutan dalam melakukan

penelitian. Ketetapan mengenai prinsip dasar penerapan etik kesehatan,

meliputi;

1. Respect for persons (Menghormati harkat dan martabat manusia).

Peneliti mampu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian

dalam memperoleh suatu informasi berdasarkan tujuan peneliti. Selain

itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek penelitian untuk

memberikan informasi atau tidak. Respect for persons digunakan untuk

menghormati hak otonomi partisipan demi menjaga privasi yang

dimiliki. Bentuk Resfect for persons dalam penelitian ini adalah dengan

pemberian lembar persetujuan (inform concent) kepada responden.

Untuk responden yang berkebutuhan khusus persetujuan dapat diperoleh

dalam bentuk video atau audio sebagai alternatif untuk memecahkan

masalah ini (Rachmawaty, 2017).

2. Justice (Prinsip etik keadilan)

Responden dalam penelitian ini mendapatkan perlakuan yang

sama selama proses penelitian berlangsung. Peneliti wajib

memperlakukan responden secara adil dan terbuka, serta mempunyai hak

yang sama, responden juga dijaga kerahasiaan datanya atau informasi

yang disampaikannya. Justice yang dilakukan peneliti dalam penelitian

50
ini adalah setiap responden diperlakukan dengan tata krama yang benar

dan pantas dengan memerhatikan hak dari responden serta memberi

distribusi seimbang dan adil dalam hal beban dan manfaat

keikutsertaannya dalam penelitian. Pemenuhan kebutuhan merupakan

salah satu metode untuk memastikan bahwa peneliti tidak eksplotatif dan

akan bermanfaat untuk untuk responden. Justice harus ditegakkan pada

responden (Rachmawaty, 2017). Dalam penelitian ini, prinsip justice

ditegakkan dengan tidak membeda-bedakan dan peneliti memperlakukan

setiap responden dengan adil.

3. Beneficence dan non maleficence (Prinsip etik berbuat baik)

Bentuk dari benefience dan non maleficence dalam penelitian ini

peneliti memperhatikan hak dan kebebasan responden seperti hak

kebebasan dari bahaya (free from harm), eksploitasi (free from

exploitation) dan ketidaknyamanan (free from discomfort). Untuk itu

peneliti memberikan penjelasan secara lengkap tentang tujuan dan

manfaat yang diperoleh, serta hal-hal berbahaya yang mungkin dapat

dialami responden. Peneliti juga memberikan informasi bahwa apabila

terdapat ketidaknyamanan dalam kegiatan penelitian ini, maka

responden memiliki hak untuk tidak melanjutkan partisipasinya dalam

kegiatan riset yang dilakukan. Peneliti menjelaskan tentang kekurangan

dan manfaat kepada setiap responden yang menjadi subjek penelitian.

Peneliti juga menyampaikan manfaat dari penelitiannya. Sebelum

penelitian dimulai, peneliti telah mendapatkan persetujuan etik dari

komisi etik (Rachmawaty, 2017).

51
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap

pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Makassar yang

terdiri dari tujuh ruang perawatan yaitu ruang Ad-dhuha, Rinra sayang I,

Rinra saying II, Al-kautsar, Ar-raodah 1, Ar-raodah II, Ar-raodah III. Proses

pengambilan data dilakukan dari tanggal 12 Desember 2017 sampai dengan

tanggal 15 Desember 2017 dengan jumlah responden sebanyak 39 orang.

Proses penenetuan responden dilakukan sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Proses pengambilan

data dilakukan menggunakan kuesioner kepuasan pasien yang University of

Virginia Health System di modifikasi oleh peneliti dan telah di uji validitas

dan reliabilitas.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan

prosedur penelitian kepada calon responden, kemudian memeberikan lembar

informed consent dan kuesioner, apabila calon responden bersedia menjadi

subjek penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dilakukan editing, coding,

dan analisis. Hasil penelitian di sajikan dalam bentuk tabel dan narasi pada

analisis univariat dan bivariat. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

52
1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 39 pasien rawat inap di

Rumah Sakit Haji Makassar berdasarkan usia, lama hari rawat jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, kelas perawatan dan jenis asuransi

yang dapat dilihat pada tabel.5.1 :

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, lama


perawatan, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kelas ruang rawat,
pembiayaan di Rumah Sakit Haji Makassar (n=39)

Karakteristik M (±SD) Min-Max


Usia 40.8 (14.9) 18-65
Lama hari rawat 3.6 (0.9) 3-7
N (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 21 (53.8) -
Perempuan 18 (46.2) -
Pendidikan
SD 9 (23.1) -
SMP 7 (17.9) -
SMA/Sederajat 15 (38.5) -
Diploma 2 (5.1) -
Sarjana 5 (12.8) -
Tidak Sekolah 1 (2.6) -
Pekerjaan
PNS/TNI/Polri 3 (7.7) -
Wiraswasta 9 (23.1) -
Buruh/Tani/Nelayan 10 (25.6) -
Ibu Rumah Tangga 9 (23.1) -
Pelajar/Mahasiswa 5 (12.8) -
Tidak Bekerja 1 (2.6) -
Lainnya 2 (5.1) -
Kelas perawatan
Kelas 3 21 (53.8) -
Kelas 2 5 (12.8) -
Kelas 1 5 (12.8) -
VIP 2 (5.1) -
VVIP 6 (15.4) -
Jenis Asuransi
BPJS 38 (97.4) -
Umum 1 (2.6) -
Ket : M = Mean; ±SD= Standar deviasi; N = Frekuensi; %= Persentasi; Min = nilai
Minimum; Max = nilai Maximum.

53
Tabel 5.1. menunjukkan bahwa rata-rata usia responden dalam

penelitian ini adalah 40 tahun, dimana usia berada pada rentang 18

sampai 65 tahun, dan lama rawat berada pada rentang 3 sampai 7 hari.

Responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 orang

(53.8%). Responden terbanyak berpendidikan terakhir SMA/Sederajat

15 orang (38.5%). Responden terbanyak bekerja sebagai

buruh/tani/nelayan sebanyak 10 orang (25.6%). Sebanyak 21 orang

(53.8%) menggunakan pelayanan kelas 3 dan sebanyak 38 orang

(97.4%) menggunakan asuransi BPJS.

2. Kepuasan pasien terhadap 6 dimensi mutu pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit Haji Makassar ;

Adapun kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan WHO (2006) yang terdiri atas dimensi efektif, dimensi

efisien, dimensi akses, dimensi Patient-Centered, dimensi adil, dan

dimensi aman dengan jumlah responden penelitian sebanyak 39 orang

dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut

Tabel 5.2. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan di


Rumah Sakit Haji Makassar (n=39)
Variabel M (±SD) Min-Max Mean Kategori
Hipotesis
Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan 222.2 (19.4) 190-262 198 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi efektif 40.1 (4.2) 34-46 36 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi efisien 40.4 (5.2) 32-49 36 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi akses 40.9 (5.6) 33-53 36 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi patient-centered 40.8 (5.7) 33-53 36 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi adil 40.2 (4.4) 34-47 36 Puas
Kepuasan pasien terhadap dimensi aman 19.8 (2.6) 16-24 18 Puas
Ket : M = Mean; ±SD = Standar deviasi; Min = Minimum (nilai minimum dimensi efektif, efisien, akses, patient-
centered dan adil adalah 12 dan dimensi aman adalah 6); Max = Maximum (nilai maximum dimensi efektif,
efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 60 dan dimensi aman adalah 30); Mean hipotesis = rata-rata
total skor kepuasan pasien, dikatakan puas jika total nilai pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan melebih
mean hipotesis dapat dilihat pada (BAB 4 kriteria objektif dan definisi oprasional).

54
Tabel 5.2. Total mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji

dimana nilai mean 222.2 hal ini menunjukkan pasien puas terhadap

mutu pelayanan di Rumah Sakit Haji Makassar, dimana nilai mean

telah melebihi mean hipotesis. Selanjutnya pada dimensi efektif

dengan mean 40.1, dimensi efisien dengan mean 40.3, dimensi akses

dengan mean 40.9, dimensi patient-centered dengan mean 40.8,

dimensi adil dengan mean 40.2 dan dimensi aman dengan mean 19.8.

dari ke-enam dimensi mutu pelayanan kesehatan WHO (2006),

menunjukkan bahwa pasien puas pada ke-enam dimensi tersebut

dimana nilai mean melebihi mean hipotesis. Hasil analisa juga

menunjukkan bahwa kepuasan tertinggi pada dimensi akses dengan

mean 40.9 .

55
3. Perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan ruang perawatan.

Untuk mengetahui perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayananan kesehatan berdasarkan ruang perawatan

(VVIP,VIP,Kelas 1,Kelas 2, Kelas 3) di Rumah Sakit Haji Makassar, maka dilakukan Uji Anova dengan jumlah responden

penelitian sebanyak 39 orang dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3. Perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji
Makassar (n=39)
Ruang Perawatan
VVIP VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
Variabel P
M (±SD) Min-Max M (±SD) Min-Max M (±SD) Min-Max M (±SD) Min-Max M (±SD) Min-Max
Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan 248.0 (11.2) 234-262 248.5 (0.7) 248-249 229.0 (10.6) 213-239 227.6 (4.6) 220-232 209.4 (14.1) 190-234 0.000*
kesehatan
Kepuasan pasien terhadap dimensi efektif 43.2 (1.8) 34-46 44.0 (1.4) 43-45 43.4 (2.5) 39-45 39.4 (4.9) 34-43 38.2 (3.9) 34-46 0.009*

Kepuasan pasien terhadap dimensi efisien 41.8 (5.3) 35-46 45.5 (0.7) 45-46 42.8 (5.4) 35-49 41.0 (3.7) 35-44 38.7 (5.3) 32-49 0.129

Kepuasan pasien terhadap dimensi akses 47.5 (3.4) 44-53 48.0 (1.4) 46-48 40.8 (6.6) 33-48 43.0 (4.4) 35-46 37.8 (4.4) 36-46 0.001*

Kepuasan pasien terhadap dimensi 47.5 (3.4) 44-53 47.0 (1.4) 46-48 41.0 (6.6) 33-48 42.8 (4.4) 35-46 37.8 (4.3) 33-46 0.003*
patient-centered

Kepuasan pasien terhadap dimensi adil 45.7 (0.8) 45-47 45.0 (1.4) 44-46 38.8 (4.0) 34-43 41.4 (3.8) 35-44 38.2 (3.8) 34-47 0.001*

Kepuasan pasien terhadap dimensi aman 22.3 (0.8) 22-24 19.0 (4.2) 16-22 22.2 (1.3) 21-24 20.0 (2.8) 17-23 18.6 (2.2) 16-23 0.183

Ket : M = Mean (nilai rata-rata/mean hipotesis dimensi efektif, efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 36 dan dimensi aman adalah 18); ±SD = Standar Deviasi; Min = Minimum
(nilai minimum dimensi efektif, efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 12 dan dimensi aman adalah 6); Max = Maximum (nilai maximum dimensi efektif, efisien, akses,
patient-centered dan adil adalah 60 dan dimensi aman adalah 30) dapat dilihat (BAB 4 kriteria objektif dan definisi oprasional); p* diambil dari robust test dan perbandingan antara
ruang rawat dapat dilihat pada analisis dunnett T3 (lampiran 5)

56
60
Dari Tabel 5.3 dapat kita lihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan ruang perawatan

VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Perbedaan signikan dalam kepuasan

pasien dapat dilihat pada dimensi efektif (p = 0.009), dimensi akses (p = 0.001),

dimensi patient-centered (p = 0.003) dan dimensi adil (p = 0.001).

Kepuasan pasien pada dimensi efektif paling tinggi pada pasien ruang

rawat Kelas VIP dengan mean 44.0, dan skor paling rendah pada pasien ruang

rawat Kelas 3 dengan mean 38.2, Untuk Skor dimensi efisien paling tinggi pada

pasien ruang rawat Kelas VIP dengan mean 45.5, dan skor paling rendah pada

pasien ruang rawat Kelas 3 dengan mean 38.7, Untuk Skor dimensi akses paling

tinggi pada pasien ruang rawat Kelas VIP dengan mean 48.0, dan skor paling

rendah pada pasien ruang rawat Kelas 3 dengan mean 38.7, Untuk Skor dimensi

pasien center paling tinggi pada pasien ruang rawat Kelas VVIP dengan mean

47.5, dan skor paling rendah pada pasien ruang rawat Kelas 3 dengan mean 37.8,

Untuk Skor dimensi adil paling tinggi pada pasien ruang rawat Kelas VVIP dengan

mean 45.7, dan skor paling rendah pada pasien ruang rawat Kelas 3 dengan mean

38.3, Untuk Skor dimensi aman paling tinggi pada pasien ruang rawat Kelas VVIP

dengan mean 22.3, dan skor paling rendah pada pasien ruang rawat Kelas 3 dengan

mean 18.6. adapun grafik signifikan mean kepuasan pasien (lihat gambar 5.1).

57
60
Gambar 5.1
Mean kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan berdasarkan ruang perawatan VVIP,
VIP, Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3 di Rumah Sakit Haji Makassar

58
60
4. Perbedaan Kepuasan Pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan ruang perawatan

Untuk mengetahui perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu pelayananan kesehatan berdasarkan lama hari rawat di

Rumah Sakit Haji Makassar, maka dilakukan Uji Independent T-Test dengan jumlah responden penelitian sebanyak 39

orang dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4. Perbedaan Kepuasan Pasien terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan berdasarkan lama
hari perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar ( n=39)

Lama hari rawat


3 Hari >3 Hari
Variabel p
M (±SD) Min-Max M (±SD) Min-Max
Kepuasan pasien terhadap Mutu Pelayanan 223.0 (18.7) - 221.0 (20.9) - 0.376
Kesehatan
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Efektif 40.4 (4.1) 34-46 39.7 ( 4.3) 34-45 0.306
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Efisien 40.4 (5.4) 32-49 40.3 (5.0) 33-49 0.457
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Akses 40.7 (5.5) 33-50 41.1 (6.0) 33-53 0.431
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Patient 40.7 (5.7) 33-50 41.0 (5.9) 33-53 0.436
Centered
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Adil 40.4 (4.5) 34-47 39.9 (4.3) 34-46 0.366
Kepuasan pasien terhadap Dimensi Aman 20.4 (2.6) 16-24 19.1 (2.5) 16-24 0.066

Ket: M = Mean (nilai mean hipotesis dimensi efektif, efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 36 dan dimensi aman adalah 18); ±SD = Standar
deviasi; Min = Minimum (nilai minimum dimensi efektif, efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 12 dan dimensi aman adalah 6); Max =
Maximum (nilai maximum dimensi efektif, efisien, akses, patient-centered dan adil adalah 60 dan dimensi aman adalah 30) dapat dilihat (BAB 4
kriteria objektif dan definisi oprasional); p* sig (2-tailed) dibagi 2, dapat dilihat pada (lampiran 5). Lama hari rawat dikategorikan berdasarkan
data rekam medik ALOS Rumah Sakit Haji Makassar dimana rata-rata pasien pulang pada hari ke-4 dan menurut panduan praktis BPJS dimana
peserta BPJS harus melengkapi persyaratan administrasi sebelum pasien pulang maksimal 3x24 jam (BPJS Kesehatan, 2014).

59
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa hasil uji Independent T-test

menunjukkan tidak terdapat perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit haji Makassar, dimana total mutu

pelayanan kesehatan (p=0.376).selanjutnya, dimensi efektif (p=0.306),

dimensi (p=0.457), dimensi akses (p=0.431), dimensi Patient-

Centered (p=0.436), dimensi adil (p=0.366) dan dimensi aman

(p=0.066).

B. Pembahasan

Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan

pemulihan kesehatan yang dilakukan secara multidisiplin oleh berbagai

kelompok profesional terdidik dan terlatih, yang menggunakan prasarana dan

sarana fisik. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

diharapkan dapat memberikan pelayanan yang bermutu. Masalah yang sering

dihadapi secara umum oleh rumah sakit yakni belum mampu memberikan

pelayanan yang maksimal yang benar-benar diharapkan oleh pengguna jasa.

Bila pasien tidak menemukan kepuasan dari kualitas pelayanan yang

diberikan maka pasien cenderung mengambil keputusan tidak melakukan

kunjungan ulang pada rumah sakit tersebut. Kepuasan pasien sebagai

pengguna jasa merupakan salah satu indikator dalam menilai mutu pelayanan

di rumah sakit (Nepe, Mudayati, & Susmini, 2017). Kepuasan pasien menjadi

bagian yang integral dan menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu pelayanan

kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus menjadi

kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan

60
kesehatan. Konsekuensi dari pola pikir yang demikian adalah dimensi

kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan yang

penting Pohan (2003) dalam Andriani (2017). Menurut Revans dalam Izzah,

Sriatmi, & Wigati (2014). pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan

mendapatkan beberapa pelayanan yaitu pelayanan dokter, pelayanan perawat,

pelayanan fasilitas penunjang medik, lingkungan langsung pasien serta

pelayanan administrasi

1. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

a. Dimensi efektif

Pada penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data

sebagian besar reponden puas akan pelayanan kesehatan dimensi

efektif. Dalam penelitian ini, responden puas dalam pelayanan

penerimaan pasien dan pelayanan ruang rawat. keefektifitasan

pelayanan diukur dengan kehandalan petugas dengan parameter

diantaranya pelayanan yang tepat, kemudahan prosedur pendaftaran,

ketepatan jadwal dalam memberikan pelayanan. Menurut beberapa

responden saat masuk ke rumah sakit proses administrasi sangat

mudah. Selain itu petugas rumah sakit memahami kebutuhan dan

keinginan responden. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurba (2012)

dalam Tikasari (2016) kepastian jadwal pelayanan merupakan hal yang

sangat penting dalam menilai pelayanan yang diberikan di rumah sakit.

Dalam penelitian ini ada responden yang tidak puas pada pelayanan

pemeriksaan dan pengobatan, menurutnya petugas yang tidak tepat

dalam pemberian obat karena responden merasa setelah diberi

61
pengobatan tersebut responden merasa sesak napas. Hali ini

menyebabkan pasien tidak puas dalam pelayanan tersebut.

b. Dimensi efisien

Penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data bahwa

sebagian besar responden puas terhadap pelayanan kesehatan dimensi

efisien. Dimana, responden sebagian besar puas dalam pelayanan

ruang rawat dan pelayanan perawat, menurut beberapa responden

mereka puas karena pelayanan yang diberikan tidak berbelit-belit,

pasien yang dinyatakan untuk rawat inap langsung diantarkan ke ruang

rawat tanpa harus menunggu lama pada pelayanan adminstrasi. Selain

itu, beberapa responden menyatakan perawat senantiasa bertindak

cepat jika cairan infus habis. Ada responden yang tidak puas pada

pelayanan pemeriksaan dan pengobatan menurutnya pelayanan yang

diberikan tidak cepat karena responden lama menunggu. Menutut,

Peter F. Drucker, seorang pakar dalam manajemen modern bahwa

efisien, yakni mengerjakan pekerjaan dengan benar (doing things

right). Sistem pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih efisien.

Pelayanan yang efisien berarti seperti menghindari segala pemborosan

dalam penyediaan alat, mengurangi masa rawat inap, serta mengurangi

pemeriksaan diagnostik dan terapi yang tidak perlu (Cahyono, 2008).

Menurut Santoso (2012) dalam Nurhaida & Sudirman, (2015) pada

penelitiannya daya tanggap petugas menekankan pada perhatian dan

kecepatan dalam menghadapi permintaan, pernyataan, keluhan serta

kesulitan pelanggan. Penelitian ini sejalan dengan pendapat Azwar

62
dikutip dari Sulistyo (2016) bahwa pengaturan sistem layanan

kesehatan atau prosedur hendaknya tidak berbelit-belit, dan

memberikan kemudahan pasien dalam mengakses pelayanan

kesehatan.

c. Dimensi akses,

Penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data bahwa

sebagian besar responden puas terhadap pelayanan kesehatan dimensi.

diamana, dimensi akses (Acces), meliputi kemudahan/ keterjangkauan

untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan. Menurut, Whitehead

dalam Idris (2016), Akses berarti setiap individu memiliki hak yang

sama untuk mengakses pelayanan kesehatan. Beberapa faktor

penghambat seperti letak geografis, budaya, keuangan (tingkat

pendapatan rendah, mahalnya biaya transportasi dan tidak tersedianya

asuransi kesehatan). Dalam penelitian ini ada beberapa responden

yang mengeluh karena keterlambatan dokter dalam pemeriksaan

sehingga banyak dari responden yang menunggu tanpa konfirmasi atau

kejelasan dari dokter.

d. Dimensi Patient-Centered

Penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data bahwa

sebagian besar responden puas terhadap pelayanan kesehatan dimensi

patient-centered. Menurut Satrinegara (2014) dalam Pertiwi (2016),

pasien memasuki rumah sakit dengan serangkaian harapan dan

keinginan dan pada kenyataannya pengalamannya selama

mendapatkan pelayanan di rumah sakit lebih baik seperti apa yang

63
diharapkannya maka dia akan puas. Kondisi ini rumah sakit harus

mengutamakan pihak yang dilayani (client oriented), karena pasien

adalah klien yang terbanyak, maka banyak sekali manfaat yang dapat

diperoleh suatu rumah sakit bila mengutamakan kepuasan pasien.

Perawatan yang berfokus pada pasien merupakan harapan di

lingkungan pelayanan pada saat ini. Pasien yang ditempatkan sebagai

kelompok pertama dalam sistem kesehatan untuk mengoptimalkan

kualitas dan keamanan pelayanan. Prinsip-prinsip pelayanan yang

berpusat pada pasien memberikan rasa aman, efektif, efisien, tepat

waktu, dan perawatan yang adil (Ricards & Adam, 2015 dalam

Pertiwi, 2016). Dimensi Patient-Centered atau pelayanan yang

berfokus pada pasien bertujuan untuk menciptakan hubungan dokter-

pasien lebih seimbang (Cahyono, 2008). Sejalan dengan penelitian

yang dilakukan Naomi (2013) yang dikutip dalam Sulistyo (2016)

menyatakan bahwa keterampilan perawat dan kemampuan dokter

dalam bekerja dan meneyelesaikan keluhan pasien dianggap penting

oleh pasien dan dapat memuaskan pasien.

e. Dimensi adil

Penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data bahwa

sebagian besar responden puas terhadap pelayanan kesehatan dimensi

adil. Hasil penelitian Nepe et al (2017) responden merasa diterima

dan dilayani dengan baik tanpa melihat dan membedakan latar

belakang ekonomi pasien, responden merasa diperhatikan dan diberi

dukungan terhadap keadaan pasien. Menurut John Rawls dalam Fattah

64
(2013) bahwa keadilan merupakan fungsi struktur masyarakat adalah

untuk membagi-bagikan hal-hal utama yang ingin diperoleh setiap

orang (primary goods). Primary goods ini merupakan kebutuhan

dasar manusia, yang diinginkan oleh setiap manusia normal dalam

mencapai kebutuhan yang layak, hak-hak, kebebasan, pendapatan, dan

kesehatan. Selain itu, prinsip keadilan dalam pelayanan kesehatan

memiliki 2 dimensi yakni, keadilan horizontal (horizontal equity)

merupakan perlakuan yang sama terhadap kondisi yang sama, yang

terdiri dari sumber daya/input/pengeluaran yang sama untuk kebutuhan

yang sama, penerimaan yang sama untuk kebutuhan yang sama. Kedua

keadilan vertical (vertical equity) menekankan prinsip perlakuan

berbeda untuk keadaan yang berbeda meliputi; perlakuan tidak sama

untuk kebutuhan yang berbeda dan pembiayaan kesehatan yang

progresif berdasarkan kemampuan membaayar (Murti, 2001 dalam

Idris, 2016).

f. Dimensi aman

Penelitian ini telah dilakukan analisis dan diperoleh data bahwa

sebagian besar responden puas terhadap pelayanan kesehatan dimensi

adil. Menurut Permenkes No.1691 tentang keselamatan pasien rumah

sakit menyebutkan bahwa keselamatan pasien merupakan suatu sistem

di mana rumah sakit membuat asuhan pasien dengan aman yang

meliputi identifikasi, assasment risiko, dan pengelolaan segala sesuatu

yang berhubungan dengan pasien, pelaporan dan analisis insiden,

kemampan belajar dari insiden, dan implementasi untuk

65
meminimalkan terjadinya risiko dan mencegah cidera yang disebabkan

oleh suatu tindakan. Keselamatan pasien adalah bagian dari mutu.

Fokus perbaikan pelayanan manajemen penanganan pengurangan rasa

sakit pada pasien merupakan suatu implikasi tindakan guna

memperbaiki kualitas pelayanan dan meningkatkan kepuasan pasien

(Glowacki, 2015 dalam Pertiwi, 2016). Keselamatan pasien memiliki

dampak yang langsung dapat dirasakan oleh pasien akibat dari

pelayanan rumah sakit. Pelayanan yang bermutu sudah pasti tidak

akan mencederai pasien dan sudah pasti aman. Sebaliknya layanan

yang aman belum tentu bermutu, belum tentu bebas dari kesalahan

(Pertiwi, 2016).

Menurut Zeithaml dan Bitner (2000) dikutip dari Pertiwi

(2016), pelayanan yang bermutu sudah pasti tidak akan mencederai

pasien dan sudah pasti aman. Sebaliknya layanan yang aman belum

tentu bermutu, belum tentu bebas dari kesalahan. Menurut IOM,

keselamatan pasien didefinisikan sebagai layanan yang tidak

menciderai atau merugikan pasien (safety is defined as freedom from

accidental injury). Pendekatan keselamatan pasien bertumpu pada tiga

hal, yaitu mengurangi dampak cidera (mitigasi), memunculkan

kesalahan atau keajdian tidak diduga (agar ada pembelajaran), dan

mencegah kesalahan, selain itu harus efektif dan harus efisien dalam

member pelayanan pada pasien (Cahyono, 2008).

66
2. Perbedaan Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan ruang perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3.

Kualitas mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan

pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen

akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar pelayanan profesi dan

standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia

secara wajar, efisien, efektif, serta diberikan secara aman dan memuaskan

sesuai dengan norma, etika hukum dan sosial budya dengan memperhatikan

keterbatasan serta kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen

(Depkes RI, 2001 dalam Astuti & Kustiyah, 2014). Menurut Azwar (2005)

dalam Astuti & Kustiyah (2014), kualitas mutu pelayanan kesehatan yang

menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam

menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Agar tercapainya kepuasan

pasien diperlukan peningkatan standar dalam menjaga mutu pelayanan

rumah sakit yang mengacu pada kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan

agar dapat memenuhi kepuasan pasien atau masyarakat.

Pelayanan rawat inap yaitu pelayanan kepada pasien yang

memerlukan observasi, diagnosis, terapi atau rehabilitasi yang perlu

menginap dan menggunakan tempat tidur serta mendapatkan makanan dan

pelayanan perawat terus menerus. Untuk dapat memberikan pelayanan

dengan kualitas yang baik maka perlu adanya peningkatan pelayanan di

semua bidang secara terpadu, terencana, serta baik, sehingga diperlukan

konsep manajemen mutu terpadu. Konsep Total Quality Management

(TQM) merupakan pendekatan berorientasi pelanggan yang

67
memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematis dan perbaikan

terus menerus, yang cocok untuk memenuhi kebutuhan mutu pelanggan,

yang sederhananya produk yang bermutu kalau dapat memuaskan

pelanggannya. Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Haji Makassar

memiliki beberapa tingkatan diantaranya kelas 3, kelas 2, kelas 1 dan kelas

Very Important Person (VIP). Pelayanan rawat inap seharusnya sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sama kelengkapannya

hanya berbeda fasilitas, namun kenyataannya bisa terjadi perbedaan

pelayanannya (Ardiana, 2012).

Pada penelitian ini menunjukkan ada perbedaan signifikan kepuasan

pasien terhadap dimensi efektif berdasarkan ruang perawatan VVIP, VIP,

kelas 1, kelas 2, dan kelas 3. Perbedaan ini dapat terjadi karena ketepatan

petugas dalam memberikan pelayanan pada sesuai dengan kebutuhan

pasien, memberikan rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien serta

konsistensi petugas dalam memberikan pelayanan pada pasien.

Selanjutnya, ada perbedaan signifikan kepuasan pasien terhadap dimensi

akses berdasarkan kelas ruang perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan

kelas 3. Hal ini dapat disebabkan keterjangkauan pasien terhadap pelayanan

yang di dapatkan di rumah sakit, serta kemudahan menemui petugas rumah

sakit.

Selanjutnya, terdapat perbedaan signifikan kepuasan pasien

terhadap dimensi Patient-Centered berdasarkan ruang perawatan VVIP,

VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 hal ini dapat disebabkan oleh peran

petugasrumah sakit dalam memberikan perhatian dan sikap terbuka patugas

68
pada pasien. Serta peran petugas rumah sakit dalam mendengarkan keluhan

pasien. Dan terdapat perbedaan yang signifikan kepuasan pasien terhadap

dimensi adil diruang perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3

menunjukkan adanya perbedaan kepuasan pasien hal ini dapat disebabkan

kelayakan saat proses penerimaan hingga pasien berada dalam perawatan,

dan dapat dikatakan terjadi perbedaan dalam memberikan pelayanan di

masing-masing ruang perawatan, yang seharusnya perawatan tidak

membeda-bedakan.

Beda halnya pada kepuasan pasien terhadap dimensi efisien di ruang

perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 menunjukkan tidak

adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap ruang perawatan dengan kata

lain pelayanan yang diberikan oleh petugas di rumah sakit merata seperti

ketepatan waktu petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien,

prosedur dari pelayanan rumah sakit yang tidak berbelit-belit, serta

kelancaran komunikasi antara pasien dan petugas baik seperti informasi

yang jelas dan mudah di mengerti pasien. Selanjutnya, kepuasan pasien

terhadap dimensi aman diruang perawatan VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2, dan

kelas 3 juga menunjukkan tidak adanya perbedaan kepuasan pasien dengan

kata lain pelayanan yang diberikan oleh petugas di rumah sakit dalam

dimensi aman sudah merata untuk masing-masing ruang perawatan

meliputi pelayanan petugas seperti pemberian obat pada pasien sesuai

dengan resep dokter sehingga pasien merasa aman dalam prosedur

pemberian obat, keamanan alat yang digunakan untuk pasien, sajian

makanan yang bersih, kebersihan dari rumah sakit.

69
3. Perbedaan Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan lama hari rawat.

Hasil penelitian menujukkan keenam dimensi mutu pelayanan

kesehatan yakni dimensi efektif, dimensi efisien, dimensi akses, dimensi

Patient-Centered, dimensi adil, dimensi aman menunjukkan tidak adanya

perbedaan kepuasan pasien berdasarkan lama hari rawat. Dapat dikatakan

bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit haji Makassar telah memenuhi

konsep adil dimana lama hari rawat tidak berpengaruh terhadap kepuasan

pasien. Hal ini dapat disebabkan karena lama perawatan ditentukan oleh tim

medis tidak hanya perawat, tetapi dokter dan perawat, dengan melihat

kondisi fisik pasien, jenis penyakit, dan kestabilan pasien dalam menerima

pengobatan dan perawatan dari rumah sakit. Lama perawatan bukan hanya

berdasarkan jenis penyakitnya tapi juga ada faktor lainnya. Pasien dengan

jenis penyakit yang sama, sangat dimungkinkan mempunyai lama

perawatan yang berbeda, hal tersebut dipengaruhi secara emosional

bagaimana penerimaan diri pasien terhadap penyakit yang dideritanya

(Oroh, 2014). Penelitaian yang dilakukan oleh Ekawati & Afridah (2015),

berdasarkan 10 kasus penyakit kronis terbanyak rata – rata didapatkan lama

hari rawat 2,3-14,0, berdasarkan data tersebut didapatkan kesimpulan

bahwa lama hari rawat masih panjang termasuk pasien BPJS, walaupun

pasien BPJS menggunakan sistem Indonesia Case Base Group`s (INA

CBG`S) yang berarti pembayaran biaya seorang peserta mengacu pada

diagnose pennyakit. Semakin lama pasien dirawat tidak menambah paket

70
biaya pasien BPJS walaupun diagnosa sesuai INA CBG`s hal ini akan

menimbulkan kerugian bagi rumah sakit.

Dalam penelitian Anjaryani (2009), disebutkan bahwa lama

tidaknya pasien dirawat dipandang dari 2 pendekatan, yaitu penyakit yang

diderita pasien memang membutuhkan waktu lama (bisa satu minggu lebih)

dan pasien merasa betah dalam menjalani perawatan. Hal ini muncul karena

hal yang bersifat psikologis maupun administratif sesuai dengan harapan

pasien. Dua hal di atas, dalam hal ini Rumah Sakit merupakan institusi

kesehatan melalui tenaga medisnya yang memberikan produk berupa jasa

kesehatan, maka lama tidaknya pasien di rumah sakit merupakan tolok ukur

tersendiri untuk mengukur sisi keberhasilan dari segi pemasaran bahwa

ternyata pasien merasa puas sehingga memilih berada di rumah sakit untuk

pemulihan kesehatannya daripada di rumah (Oroh, 2014). Pada penelitian

ini lama hari rawat dikategorikan berdasarkan data rekam medik ALOS

Rumah Sakit Haji Makassar dimana rata-rata pasien pulang pada hari ke-4

dan menurut panduan praktis BPJS dimana peserta BPJS harus melengkapi

persyaratan administrasi sebelum pasien pulang maksimal 3x24 jam (BPJS

Kesehatan, 2014).

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Beberapa keterbatasan

yang ada misalnya dari segi responden yang berbeda dari angka sebelum

melakukan survei pendahuluan hal ini dikarenakan kondisi pembangunan

yang dilakukan di Rumah Sakit Haji Makassar, menyebabkan beberapa ruang

rawat digabung sehingga terjadi penurunan jumlah tempat tidur (bed). Selain

71
itu peneliti sebelumnya tidak mengidentifikasi terlebih dahulu jenis asuransi

yang digunakan oleh pasien sehingga peneliti tidak dapat melihat perbedaan

kepuasan pasien yang menggunakan jenis asuransi BPJS dengan Pasien Non

BPJS.

72
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menegenai analisis kepuasan pasien

terhadap penegendalian mutu pelayanan di Rumah Sakit Haji Makassar

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

a. Responden puas terhadap pelayanan kesehatan pada dimensi efektif,

efisen, akses, patient-centered, adil dan aman di Rumah Sakit Haji

Makassar

b. Adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi efektif

berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

c. Tidak adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi efisien

berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar

d. Adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi akses

berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar

e. Adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi Pasien center

berdasarkan ruang perawatan di rumah sakit haji Makassar.

f. Adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi adil berdasarkan

ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

g. Adanya perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi Aman

berdasarkan ruang perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

h. Tidak ada perbedaan kepuasan pasien terhadap dimensi efektif,

efisien, akses, pasien center, adil dan aman berdasarkan lama

perawatan di Rumah Sakit Haji Makassar.

73
2. SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan oleh

penulis antara lain :

1. Bagi Rumah Sakit

Pihak rumah sakit diharapkan melakukan evaluasi untuk dapat

meningkatkan, dan mengendalikan ke enam dimensi mutu pelayanan

kesehatan agar Rumah Sakit Haji Makassar menjadi lebih berkualitas dan

diharapkan pihak rumah sakit melakukan survei kepuasan pasien secara

berkala dalam untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2. Bagi Istitusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memperkaya referensi atau wacana ilmiah

yang dapat dipergunakan untuk melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan kepuasan pasien dan mutu pelayanan

kesehatan di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel

yang ada serta peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian kepuasan

pasien dari pasien masuk rumah sakit hingga pasien pulang (discharge

planning) dengan menambahkan item pertanyaan pada kuesioner. Selain itu

melakukan penelitian mengenai perbedaan kepuasan pasien terhadap mutu

pelayanan kesehatan pada pasien kelompok pengguna layanan BPJS dan

non BPJS.

74
DAFTAR PUSTAKA

Amatiria, G. (2016). Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Metode Tim pada


Rawat Inap. Jurnal Keperawatan, 142-147.
Andriani, A. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan dengan kepuasan
Pasien di Ruangan Poli Umum Puskesmas Bukittinggi. Journal
Endurance, 45-52.
Ardiana, D. I. (2012). Perbandingan pelayanan kesehatan pada pasien kelas 1
dengan vip di pusat pelayanan jantung dan pembuluh darahRSUP Dr
Kariadi. Jurnal Media Medika Muda, 1-11.

Astuti, & Kustiyah, E. (2014). Analisis kepuasan pasien rawat inap atas pelayanan
rumah sakit umum kabupaten sragen. GEMA Th. XXVI, 1356-1371.

B.Cahyono, J. (2008). Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktik


Kedokteran. Yogyakarta: Penerbit KAnisius.
Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasinya.
Jakarta: Penerbiit Erlangga.
BPJS Kesehatan. (2014). Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Keputusan Mentri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Efendi, R., Arifin, A., & Darmawansyah. (2013). Hubungan Mutu Pelayanan
Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Aeng Towa
Kabupaten Takalar. naskah publikasi, 1-12.
Ekawati, A., & Afridah, W. (2015). Hubungan antara lama hari rawat dengan
antrian masuk rumah sakit pada pasien BPJS di RS Islam Jemursari
Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 8, 97-103.

Fattah, D. (2013). Teori keadi lan menurut john rawls. Jurnal TAPIs, 9, 30-45.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

75
Hardono. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pasien Rawat
Inap Dalam Menggunakan JASA. Jurnal Ilmu Manajemen, 72-89.
Idris, H. (2016). Ekuitas terhadap akses pelayanan kesehatan: teori & aplikasi
dalam penelitian. JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, 73-80
Izzah, N. N., Sriatmi, A., & Wigati, P. A. (2014). Analisis Perbedaan Tingkat
Kepuasan Pasien Umum dan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan
Dokter Pada Unit Rawat Inap Di Puskesmas Mlonggo Kabupaten Jepara.
e-jurnal Kesehatan Masyarakat, 2, 148-156.

Juwita, G. S., Marlinae, L., & Rahman, F. (2017). Hubungan Mutu Pelayanan
Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah
Tamiang Layang . Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 49-
56.
Kaporina, A., Setyawan, M. H., & Novitasari, A. (2013). Gambaran Tingkat
Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2
THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang . Prosiding
Konferensi Nasional Ppni Jawa TengaH 2013, 247-252.
Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan . (2011). Buku Pedoman Komite
Nasional Etik Penelitian Kesehatan.
Mardian, A. H., Khoiri, A., & Sandra, C. (2016). Analisis Efisensi Pelayanan
Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Balung Tahun 2015 melalui Pendekatan
Barber-Johnson . Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa , 1-6.
Mile, M. N., Nurhayani, & Indar. (2014). Gambaran Kinerja Perawat di Instalasi
Rawat Inap RSUD Haji MakassarTahun 2014 . Naskah Publikasi Unhas,
1-8.
Nepe, L., Mudayati, S., & Susmini. (2017). Hubungsn Pelayanan Kesehatan
dengan Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara. Nursing News, 2, 503-513.

Notoatmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta.


Nurhaida, S., & Sudirman. (2015). Hubungan Kualitas Pelayanan dengan
Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Ampana Kabupaten Tojo Una-
Una. Jurnal Kesehatan Tadulako, 1, 15-22.

76
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oroh, M. E., Rompas, S., & Pondaag, L. (2014). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap terhadap
Pelayanan Keperawatan di Ruang Interna Rsud Noongan. Naskah
Publikasi Unsrat, 2(2), 1-7.
Pisu, H. D., Rompas, S., & Malara, R. (2015). Hubungan Respons Time Perawat
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Gawat darurat RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. e-Jurnal keperawatan, 1-6.
Pohan, I. S. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: dasar-Dasar Pengertian
dan Penerapan. Jakarta: EGC.
Rachmawaty, R. (2017). Ethical Issues in Action-Oriented Reaserch in Indonesia.
NursingEthics,24(6),687-693. http//dx.doi.org//10.1177/0969733016646156
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung: ALFABETA.
Sulistyo, P. B. (2016). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Tingkat
Kepuasan Pasien BPJS di Puskesmas Delanggu Kabupaten Klaten.
Surakarta: Stikes Kusuma Husada.

Supartiningsih, S. ( 2017). Kualitas Pelayanan an Kepuasan Pasien Rumah Sakit:


Kasus Pada Pasien Rawat Jalan . Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit, 9-15.
Supranto. (2011). Pengukuran Tingkat kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka
Cipta
Susana, E. (2012). Gambaran tingkat kepuasan pasien bersalin terhadap
pelayanan di ruang kebidanan RSUD Kabupaten Karimun Tahun 2012
(Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta). Daikses dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319753-S-PDF-Emi%20Susana.pdf
Tikasari, S. (2016). Hubungan antara kinerja bidan dengan kepuasan pasien
bersalin di wilayah Puskesmas Boyolali Kabupaten Tulungagung 2016.
Naskah Publikasih, 1-13.

University of Virginia Health System. (2004). Inpatient Survey. Press Ganey.

77
Warda, A., Junaid, & Fachlevy, A. F. (2016). Hubungan persepsi mutu pelayanan
dengan tingkat kepuasan pasien puskesmas perumnas di kota kendari
tahun 2016. Naskah Publikasi Halu Oleo, 3-9.
Widiharti, Sunaryo, & Purwaningsih. (2011). Pengembangan Strategi Peningkatan
Mutu Pelayanan Keperawatan Berdasarkan Analisis Posisi Perilaku Caring
Perawat dengan Jendela Pelanggan. Jurnal Ners, 21-30.
Widyastuti, A. S., Widodo, A., & Hudiyawati, D. (2013). Hubungan Antara Mutu
Pelayanan Tenaga Keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat
inap Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. naskah Publikasi, 1-9
World Health Organization. (2006). Quality of care : a process for making
strategic choices in health systems. WHO Library Cataloguing-in-
Publication Data.
Yulianti, N., & Madiawati, P. N. (2015). Pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pasien pada unit rawat inap rumah sakit dr. hasan sadikin
bandung . e-Proceeding of Management , 2056-2065.

78
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 Makassar 90245
Contac Person: dr. Agussalim Bukhari, M.Med, PhD, Sp. GK (HP. 081241850850), email: agussalimbukhari@
yahoo.com

Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Assalamualaikum wr.wb, Saya A. Rizani Catur Wulandari, NIM: C12114508


Mahasiswa Fakultas Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Hasanuddin, bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Kepuasan Pasien
terhadap Pengendalian Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Haji Makassar”.
Saya akan memberikan kuesioner kepuasan pasien yang saya modifikasi dari
KuesionerKepuasan pasien University of Virginia Health System Bapak/Ibu/Saudara/i
yaitu dengan cara mengisi setiap kolom pertanyaaan yang terdapat pada lembar kuesioner
kepuasan pasien. Manfaat dari pemberian kuesioner ini adalah hasil dari penelitian ini
guna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di rumah Sakit Haji Makassar.
Responden akan dinyatakan drop out apabila tidak mengikuti tahapan yang telah
dijelaskan. Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak/Ibu berikan
jika bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Saya sebagai peneliti sangat
berharap Bapak/Ibu dapat mengikuti penelitian ini tanpa paksaan apapun dan
memberikan jawaban dengan sejujur-jujurnya tanpa sesuai dengan pengetahuan yang
Bapak/Ibu miliki. dan apabila ada hal-hal yang ingin ditanyakan, saya bersedia
memberikan penjelasan kepada Bapak/Ibu.
Apabila Bapak/Ibu ingin mengundurkan diri selama proses penelitian ini
berlangsung jika ada hal-hal yang kurang berkenan, Bapak/Ibu dapat mengungkapkan
langsung atau menghubungi saya. Jika Bapak/Ibu bersedia mengikuti penelitian ini,
silakan menandatangani lembar persetujuan responden. Apabila terdapat hal-hal yang
kurang jelas, dapat menghubungi saya melalui nomor ini (085399920928). Demikian
penyampaian dari saya, atas segala perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima
kasih.
Makassar, 11 Desember 2017

(A. Rizani Catur Wulandari)


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
KOMITE ETIK PENELITIAN KESEHATAN
Sekretariat : Lantai 2 Gedung Laboratorium Terpadu
JL PERINTIS KEMERDEKAAN KAMPUS TAMALANREA KM.10 Makassar 90245
Contac Person: dr. Agussalim Bukhari, M.Med, PhD, Sp. GK (HP. 081241850850), email: agussalimbukhari@ yahoo.com

Lampiran 2
Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Analisis Kepuasan Pasien
Terhadap Pengendalian Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Haji
Makassar
Saya yang bernama A. Rizani Catur Wulandari / C12114508 adalah mahasiswi
Program S-1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Hasanuddin yang sedang melakukan penelitian tentang “Analisis kepuasan pasien
terhadap pengendalian mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Makassar”.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di
Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Bapak/ Ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaannya untuk mengisi kuesioner
ini dengan jujur. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini
sebagai bukti kesukarelaan Bapak/ Ibu.
Partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/ Ibu
bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang
Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Terima kasih atas partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini.

Makassar,…………2017

Peneliti Responden

(A.Rizani Catur Wulandari) ( )


Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN
Kuesioner kepuasan pasien yang dimodifikasi dari University of Virginia Health System
A. Data Karakteristik Responden

Inisial
Usia
…….. tahun
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 2. Perempuan
(Lingkari Kode Angka)
Pendidikan Terakhir 1. SD 5. Sarjana
(Lingkari Kode Angka) 2. SMP 6. Lainnya ...
3. SMA/sederajat
4. Diploma
Pekerjaan Utama 1. PNS/TNI/Polri 4. Ibu Rumah Tangga
(Lingkari Kode Angka) 2. Wiraswasta 5. Pelajar/Mahasiswa
3. Buruh/Tani/Nelayan 6. lainnya
Lama perawatan
(coret yang tidak perlu) …….. hari/bulan
Jenis pembayaran 1. BPJS
(Lingkari Kode Angka) 2. Umum / biaya sendiri

B. Penilaian Kepuasan Pasien

PETUNJUK
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk
mengemukakan apakah pertanyaan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara
memberi tanda checklist (√) dalam kotak didepan salah satu pilihan jawaban yang
tersedia sesuai dengan kondisi dan situasi yang Anda alami. setiap pertanyaan
yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti. Skoring penilaian diberi
sebagai berikut :
Sangat Puas : 5 Puas : 4 Cukup Puas : 3 Kurang Puas : 2 Tidak Puas : 1
Sangat Cukup Kurang Tidak Komentar
Pernyataan Puas
Puas Puas Puas Puas
A. Penerimaan Pasien
1. Pelayanan penerimaan pasien yang diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Pelayanan penerimaan pasien yang diberikan tepat dan konsisten
3. Pelayanan penerimaan pasien yang diberikan cepat
4. Pelayanan penerimaan pasien tidak berbelit-belit
5. Ruangan (IGD/POLI) mudah di akses
6. Petugas penerimaan pasien mudah ditemui/hubungi
7. Petugas penerimaan pasien terbuka dengan pasien
8. Petugas penerimaan pasien mendengarkan keluhan pasien
9. Pelayanan penerimaan pasien tidak memebeda-bedaka (jenis
kelamin,usia, pendidikan, jenis asuransi)
10. Pelayanan penerimaan pasien layak untuk semua pasien
11. Pelayanan penerimaan pasien yang diberikan memberikan rasa aman
(ketersediaan troli,kursi roda)
B. Ruang Rawat
1. Pelayanan yang diberikan di ruang rawat sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Pelayanan yang diberikan di ruang rawat tepat dan konsisten
3. Pelayanan yang diberikan di ruang rawat cepat
4. Pelayanan di ruang rawat tidak berbelit-belit
5. Ruangan perawatan mudah di akses
6. Untuk kebutuhan pasien di ruang rawat petugas mudah
dihubungi/ditemui
7. Petugas di ruang rawat terbuka dengan pasien
Sangat Cukup Kurang Tidak Komentar
Pernyataan Puas
Puas Puas Puas Puas
8. Petugas di ruang rawat mendengarkan keluhan pasien
9. Pelayanan di ruang rawat tidak memebeda-bedaka (jenis kelamin,usia,
pendidikan, jenis asuransi)
10. Pelayanan di ruang rawat layak untuk semua pasien
11. Pelayanan ruang rawat yang diberikan memberikan rasa aman (lantai
tidak licin,ruang rawat bersih)
C. Makanan
1. Pelayanan terkait sajian makanan yang diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan
2. Penyajian makanan tepat dan konsisten
3. Pelayanan makanan yang diberikan cepat
4. Makanan yang diberikan tidak kurang atau berlebih
5. Makanan mudah di akses/didapat
6. Petugas penyaji makanan mudah dihubungi/ditemui
7. Petugas penyaji makanan terbuka dengan pasien
8. Petugas penyaji makanan mendengarkan keluhan pasien
9. Pelayanan tidak memebeda-bedakan (jenis kelamin,usia, pendidikan,
jenis asuransi)
10. Pelayanan layak untuk semua pasien
11. Pelayanan yang diberikan memberikan rasa aman (makanan bersih)

D. Pemeriksaan dan pengobatan


1. Pelayanan Pemeriksaan dan pengobatan yang diberikan sesuai dengan
yang dibutuhkan
Sangat Cukup Kurang Tidak Komentar
Pernyataan Puas
Puas Puas Puas Puas
2. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan diberikan tepat dan konsisten

3. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan yang diberikan cepat


4. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan tidak berbelit-belit
5. Ruangan (lab/apotek) mudah di akses
6. Petugas pemeriksaan dan pengobatan mudah ditemui/dihubungi
7. Petugas pemeriksaan dan pengobatan terbuka dengan pasien
8. Petugas pemeriksaan dan pengobatan mendengarkan keluhan pasien
9. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan tidak memebeda-bedaka (jenis
kelamin,usia, pendidikan, jenis asuransi)
10. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan layak untuk semua pasien
11. Pelayanan pemeriksaan dan pengobatan layak untuk semua pasien
(alat yang digunakan)
E. Petugas Kesehatan : Perawat (*Nurse Station) Pernyataan F. Petugas Kesehatan : Dokter

Sangat Puas Cukup Kurang Tidak Sangat Puas Cukup Kurang Tidak
Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas
1. Petugas kesehatan memberikan perawatan
sesuai dengan yang dibutuhkan
2. Petugas kesehatan memberikan perawatan
tepat dan konsisten
3. Petugas kesehatan bertindak cepat
4. Dalam berkomunikasi petugas kesehatan tidak
berbelit-belit (bahasa mudah dimengerti)
E. Petugas Kesehatan : Perawat (*Nurse Station) Pernyataan G. Petugas Kesehatan : Dokter

Sangat Puas Cukup Kurang Tidak Sangat Puas Cukup Kurang Tidak
Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas Puas

5. Ners station/ruang dokter mudah di akses


6. Petugas kesehatan mudah ditemui/hubungi
7. Petugas kesehatan terbuka dengan pasien
8. Petugas kesehatan mendengarkan keluhan
pasien
9. Petugas kesehatan memberikan perawatan
tidak memebeda-bedaka (jenis kelamin,usia,
pendidikan, jenis asuransi)
10. Petugas kesehatan memberikan perawatan
layak untuk semua pasien
11. Pelayanan yang diberikan petugas kesehatan
memberikan rasa aman (handal dalam
prosedur pemberian obat, pemeriksaan pasien)
Lampiran 4

MASTER TABEL
ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT HAJI
MAKASSSAR
No. case inisial Usia jenis kelamin pendidikan pekerjaan lama hari lama hari jenis asuransi ruang
num rawat rawat rec perawatan
1. 1 Ny R 40 Perempuan SD Ibu Rumah Tangga 3 3 hari BPJS Kelas 3
2. 4 Tn Aj 37 Laki-laki SMA/Sederajat Wiraswasta 3 3 hari BPJS Kelas 3
3. 5 Tn Am 58 Laki-laki SMA/Sederajat Tidak Bekerja 3 3 hari BPJS Kelas 3
4. 7 Tn I 48 Laki-laki SD Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 3
5. 8 Tn D 65 Laki-laki SD Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 3
6. 9 Ny B 60 Perempuan Sarjana PNS/TNI/Polri 3 3 hari BPJS Kelas 3
7. 10 Ny Sl 27 Perempuan SMP Wiraswasta 3 3 hari BPJS Kelas 3
8. 12 Tn Sk 48 Laki-laki SMP Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 3
9. 13 Tn SN 50 Laki-laki SD Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 3
10. 14 Tn Bk 30 Laki-laki SMA/Sederajat Wiraswasta 3 3 hari BPJS Kelas 3
11. 18 Tn Al 27 Laki-laki SMP Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 3
12. 20 Tn N 20 Laki-laki SMA/Sederajat Pelajar/Mahasiswa 3 3 hari BPJS Kelas 3
13. 22 Tn SH 28 Laki-laki SMA/Sederajat Buruh/Tani/Nelayan 3 3 hari BPJS Kelas 2
14. 25 Ny B 50 Perempuan SD Ibu Rumah Tangga 3 3 hari BPJS Kelas 2
15. 26 Ny IN 30 Perempuan SMA/Sederajat Ibu Rumah Tangga 3 3 hari BPJS Kelas 2
16. 29 Nn N 18 Perempuan SMA/Sederajat Pelajar/Mahasiswa 3 3 hari BPJS Kelas 1
17. 30 Nn YL 19 Perempuan SMA/Sederajat Pelajar/Mahasiswa 3 3 hari BPJS Kelas 1
18. 31 Nn K 28 Perempuan Sarjana Wiraswasta 3 3 hari BPJS Kelas 1
19. 33 Ny Mr 50 Perempuan SD Ibu Rumah Tangga 3 3 hari BPJS VIP
No. case inisial Usia jenis kelamin pendidikan pekerjaan lama hari lama hari jenis asuransi ruang
num rawat rawat rec perawatan
20. 34 Tn Az 30 Laki-laki Sarjana Wiraswasta 3 3 hari Umum VVIP
21. 35 Ny ST 58 Perempuan SMP Ibu Rumah Tangga 3 3 hari BPJS VVIP
22. 38 Nn Rs 21 Perempuan SMA/Sederajat Pelajar/Mahasiswa 3 3 hari BPJS VVIP
23. 39 Ny Fh 27 Perempuan Diploma Wiraswasta 3 3 hari BPJS VVIP
24. 2 Nn Rm 21 Perempuan SMA/Sederajat Wiraswasta 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
25. 3 Ny M 48 Perempuan Sarjana PNS/TNI/Polri 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
26. 6 Tn Cg 60 Laki-laki Tidak Sekolah Buruh/Tani/Nelayan 7 > 3 hari BPJS Kelas 3
27. 11 Ny Sm 35 Perempuan SMA/Sederajat Ibu Rumah Tangga 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
28. 15 An A 20 Laki-laki SMA/Sederajat Pelajar/Mahasiswa 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
29. 16 Tn M 50 Laki-laki SD Wiraswasta 5 > 3 hari BPJS Kelas 3
30. 17 Tn Rf 35 Laki-laki SD Buruh/Tani/Nelayan 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
31. 19 Tn SS 58 Laki-laki SD Buruh/Tani/Nelayan 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
32. 21 Tn An 37 Laki-laki SMP lainnya 4 > 3 hari BPJS Kelas 3
33. 23 Tn Jm 42 Laki-laki SMP Buruh/Tani/Nelayan 6 > 3 hari BPJS Kelas 2
34. 24 Ny K 56 Perempuan SMP Ibu Rumah Tangga 5 > 3 hari BPJS Kelas 2
35. 27 Tn T 62 Laki-laki SMA/Sederajat lainnya 5 > 3 hari BPJS Kelas 1
36. 28 Tn Ad 60 Laki-laki SMA/Sederajat PNS/TNI/Polri 4 > 3 hari BPJS Kelas 1
37. 32 TN Ab 56 Laki-laki Sarjana Wiraswasta 4 > 3 hari BPJS VIP
38. 36 Ny E 56 Perempuan SMA/Sederajat Ibu Rumah Tangga 4 > 3 hari BPJS VVIP
39. 37 Ny H 27 Perempuan Diploma Ibu Rumah Tangga 4 > 3 hari BPJS VVIP
NO. Case Domain A : Penerimaan Pasien Domain B : Ruang rawat
Num PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9 PP_10 PP_11 RR_1 RR_2 RR_3 RR_4 RR_5 RR_6 RR_7 RR_8 RR_9 RR_10 RR_11
1. 1 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
2. 4 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3
3. 5 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3
4. 7 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4
5. 8 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6. 9 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3
7. 10 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
8. 12 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
9. 13 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4
10. 14 2 3 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4
11. 18 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
12. 20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
13. 22 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
14. 25 5 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3
15. 26 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3
16. 29 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3
17. 30 4 4 4 4 5 4 3 2 3 3 4 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4
18. 31 4 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3
19. 33 4 3 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
20. 34 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
21. 35 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
22. 38 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
23. 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
24. 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
25. 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3
NO. Case Domain A : Penerimaan Pasien Domain B : Ruang rawat
Num PP_1 PP_2 PP_3 PP_4 PP_5 PP_6 PP_7 PP_8 PP_9 PP_10 PP_11 RR_1 RR_2 RR_3 RR_4 RR_5 RR_6 RR_7 RR_8 RR_9 RR_10 RR_11
26. 6 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3
27. 11 2 3 3 3 4 2 3 4 2 2 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3
28. 15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
29. 16 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3
30. 17 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3
31. 19 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4
32. 21 3 3 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
33. 23 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
34. 24 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3
35. 27 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3
36. 28 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4
37. 32 5 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2
38. 36 4 3 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4
39. 37 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4
Ket :
Case num : kode responden
PP: Penerimaan pasien
RR : Ruang rawat
No. case Domain C : Pelayanan Makanan Domain D : Pemeriksaan dan Pengobatan
num PM_1 PM_2 PM_3 PM_4 PM_5 PM_6 PM_7 PM_8 PM_9 PM_10 PM_11 P2_1 P2_2 P2_3 P2_4 P2_5 P2_6 P2_7 P2_8 P2_9 P2_10 P2_11
1. 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 3
2. 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3
3. 5 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3
4. 7 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 2 4 3 3 3 4 3 4
5. 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3
6. 9 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2
7. 10 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2
8. 12 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3
9. 13 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4
10. 14 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4
11. 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 3 3
12. 20 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 2 2 4 3 2 2 4 4 3 3 4
13. 22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
14. 25 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3
15. 26 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4
16. 29 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4
17. 30 4 3 3 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4
18. 31 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3
19. 33 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3
20. 34 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
21. 35 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
22. 38 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4
No. case Domain C : Pelayanan Makanan Domain D : Pemeriksaan dan Pengobatan
num PM_1 PM_2 PM_3 PM_4 PM_5 PM_6 PM_7 PM_8 PM_9 PM_10 PM_11 P2_1 P2_2 P2_3 P2_4 P2_5 P2_6 P2_7 P2_8 P2_9 P2_10 P2_11
23. 39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
24. 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3
25. 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3
26. 6 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3
27. 11 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2
28. 15 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3
29. 16 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3
30. 17 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 2
31. 19 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3
32. 21 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4
33. 23 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 3 3
34. 24 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3
35. 27 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4
36. 28 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4
37. 32 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2
38. 36 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
39. 37 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
Ket :
Case num : kode responden
PM: Pelayanan Makanan
P2 : Pemeriksaan dan pengobatan
No. case Domain E : Perawat Domain F : Dokter
num P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 P_6 P_7 P_8 P_9 P_10 P_11 D_1 D_2 D_3 D_4 D_5 D_6 D_7 D_8 D_9 D_10 D_11
1. 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2. 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3
3. 5 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4. 7 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
5. 8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3
6. 9 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3
7. 10 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3
8. 12 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
9. 13 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4
10. 14 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5 4
11. 18 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3
12. 20 2 2 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3
13. 22 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4
14. 25 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 5 4 5 4 3
15. 26 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
16. 29 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 3 3 4
17. 30 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4
18. 31 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4
19. 33 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
20. 34 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3
21. 35 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
22. 38 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3
23. 39 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3
No. case Domain E : Perawat Domain F : Dokter
num P_1 P_2 P_3 P_4 P_5 P_6 P_7 P_8 P_9 P_10 P_11 D_1 D_2 D_3 D_4 D_5 D_6 D_7 D_8 D_9 D_10 D_11
24. 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3
25. 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3
26. 6 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3
27. 11 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
28. 15 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3
29. 16 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
30. 17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 3
31. 19 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3
32. 21 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3
33. 23 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
34. 24 2 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3
35. 27 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4
36. 28 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
37. 32 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3
38. 36 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3
39. 37 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3
Ket :
Case num : kode responden
P : Perawat
D : Dokter
No. case num TOTAL JAWABAN
TX E1 TX E2 TX A1 TX PC TX A2 TX A3 TX MPK
1. 1 42 35 33 33 36 17 196
2. 4 36 35 39 38 37 18 203
3. 5 41 41 34 34 37 17 204
4. 7 34 38 36 35 42 19 204
5. 8 37 34 35 35 34 18 193
6. 9 35 42 35 35 35 17 199
7. 10 37 35 41 41 34 16 204
8. 12 43 46 35 35 35 20 214
9. 13 46 48 34 34 44 23 229
10. 14 35 32 45 46 47 23 228
11. 18 34 34 43 43 42 17 213
12. 20 34 43 42 43 42 23 227
13. 22 43 44 43 44 35 23 232
14. 25 43 35 46 46 43 17 230
15. 26 43 43 36 35 41 22 220
16. 29 39 45 44 45 35 22 230
17. 30 45 49 34 33 41 23 225
18. 31 44 35 48 48 43 21 239
19. 33 43 46 47 46 44 22 248
20. 34 44 46 50 50 45 24 259
21. 35 41 44 47 47 46 22 247
22. 38 45 35 44 44 47 22 237
23. 39 45 45 46 46 45 22 249
No. case num TOTAL JAWABAN
TX E1 TX E2 TX A1 TX PC TX A2 TX A3 TX MPK
24. 2 34 36 33 33 36 18 190
25. 3 34 33 35 36 37 17 192
26. 6 39 35 40 39 41 17 211
27. 11 41 42 40 40 34 17 214
28. 15 42 44 44 45 41 18 234
29. 16 44 42 36 35 39 17 213
30. 17 42 49 45 45 35 17 233
31. 19 39 36 35 35 41 21 207
32. 21 34 33 34 34 35 20 190
33. 23 34 40 44 44 44 21 227
34. 24 34 43 46 45 44 17 229
35. 27 44 45 43 44 41 21 238
36. 28 45 40 35 35 34 24 213
37. 32 45 45 49 48 46 16 249
38. 36 43 46 53 53 45 22 262
39. 37 41 35 45 45 46 22 234
Ket :
Case num : kode responden
TX E1: Total kepuasan pasien terhadap dimensi efektif
TX E2: Total kepuasan pasien terhadap dimensi efisien
TX A1: Total kepuasan pasien terhadap dimensi akses
TX PC : Total kepuasan pasien terhadap dimensi patient centered
TX A2 : Total kepuasan pasien terhadap dimensi adil
TX A3 : Total kepuasan pasien terhadap dimensi aman
TX MPK : Total kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan
Lampiran 5
HASIL ANALISA DATA
1. Karakteristik responden
Statistics

Usia Jenis Tingkat Jenis Lama Hari Ruang


Responden Kelamin Pendidikan Pekerjaan Rawat Jenis Asuransi Perawatan
N Valid 39 39 39 39 39 39 39

Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 40.82 1.46 2.74 3.38 3.62 1.03 2.15
Std. Deviation 14.866 .505 1.371 1.498 .935 .160 1.514
Range 47 1 5 6 4 1 4
Minimum 18 1 1 1 3 1 1
Maximum 65 2 6 7 7 2 5
Percentiles 25 27.00 1.00 2.00 2.00 3.00 1.00 1.00
50 40.00 1.00 3.00 3.00 3.00 1.00 1.00
75 56.00 2.00 3.00 4.00 4.00 1.00 3.00

Usia Responden
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 18 1 2.6 2.6 2.6
19 1 2.6 2.6 5.1
20 2 5.1 5.1 10.3
21 2 5.1 5.1 15.4
27 4 10.3 10.3 25.6
28 2 5.1 5.1 30.8
30 3 7.7 7.7 38.5
35 2 5.1 5.1 43.6
37 2 5.1 5.1 48.7
40 1 2.6 2.6 51.3
42 1 2.6 2.6 53.8
48 3 7.7 7.7 61.5
50 4 10.3 10.3 71.8
56 3 7.7 7.7 79.5
58 3 7.7 7.7 87.2
60 3 7.7 7.7 94.9
62 1 2.6 2.6 97.4
65 1 2.6 2.6 100.0

Total 39 100.0 100.0


Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 21 53.8 53.8 53.8
Perempuan 18 46.2 46.2 100.0
Total 39 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid SD 9 23.1 23.1 23.1
SMP 7 17.9 17.9 41.0
SMA/Sederajat 15 38.5 38.5 79.5
Diploma 2 5.1 5.1 84.6
Sarjana 5 12.8 12.8 97.4
Tidak Sekolah 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
Jenis Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS/TNI/Polri 3 7.7 7.7 7.7
Wiraswasta 9 23.1 23.1 30.8
Buruh/Tani/Nelaya 10 25.6 25.6 56.4
n
Ibu Rumah Tangga 9 23.1 23.1 79.5
Pelajar/Mahasiswa 5 12.8 12.8 92.3
Tidak Bekerja 1 2.6 2.6 94.9
lainnya 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0

Lama Hari Rawat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 3 23 59.0 59.0 59.0

4 11 28.2 28.2 87.2

5 3 7.7 7.7 94.9

6 1 2.6 2.6 97.4

7 1 2.6 2.6 100.0

Total 39 100.0 100.0


Jenis Asuransi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BPJS 38 97.4 97.4 97.4
Umum 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0

Ruang Perawatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kelas 3 21 53.8 53.8 53.8
Kelas 2 5 12.8 12.8 66.7
Kelas 1 5 12.8 12.8 79.5
VIP 2 5.1 5.1 84.6
VVIP 6 15.4 15.4 100.0
Total 39 100.0 100.0
2. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan
Statistics

Kepuasan Kepuasan
Kepuasan Kepuasan Kepuasan Pasien Kepuasan Kepuasan Pasien
Pasien Pasien Pasien Terhadap Pasien Pasien Terhadap
Terhadap Terhadap Terhadap Dimensi Terhadap Terhadap Mutu
Dimensi Dimensi Dimensi Patient- Dimensi Dimensi Pelayanan
Efektif Efisien Akses Centered Adil Aman Kesehatan

N Valid 39 39 39 39 39 39 39

Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 40.10 40.36 40.87 40.82 40.23 19.82 222.21
Std. Deviation 4.198 5.188 5.625 5.730 4.392 2.614 19.449
Range 12 17 20 20 13 8 72
Minimum 34 32 33 33 34 16 190
Maximum 46 49 53 53 47 24 262
Percentiles 25 35.00 35.00 35.00 35.00 35.00 17.00 204.00
50 41.00 42.00 42.00 43.00 41.00 20.00 227.00

75 44.00 45.00 45.00 45.00 44.00 22.00 234.00

Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Efektif


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 34 8 20.5 20.5 20.5
35 2 5.1 5.1 25.6
36 1 2.6 2.6 28.2
37 2 5.1 5.1 33.3
39 3 7.7 7.7 41.0
41 4 10.3 10.3 51.3
42 3 7.7 7.7 59.0
43 6 15.4 15.4 74.4
44 4 10.3 10.3 84.6
45 5 12.8 12.8 97.4
46 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Efisien
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 32 1 2.6 2.6 2.6
33 2 5.1 5.1 7.7
34 2 5.1 5.1 12.8
35 8 20.5 20.5 33.3
36 2 5.1 5.1 38.5
38 1 2.6 2.6 41.0
40 2 5.1 5.1 46.2
41 1 2.6 2.6 48.7
42 3 7.7 7.7 56.4
43 3 7.7 7.7 64.1
44 3 7.7 7.7 71.8
45 4 10.3 10.3 82.1
46 4 10.3 10.3 92.3
48 1 2.6 2.6 94.9
49 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Akses
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 33 2 5.1 5.1 5.1
34 4 10.3 10.3 15.4
35 6 15.4 15.4 30.8
36 3 7.7 7.7 38.5
39 1 2.6 2.6 41.0
40 2 5.1 5.1 46.2
41 1 2.6 2.6 48.7
42 1 2.6 2.6 51.3
43 3 7.7 7.7 59.0
44 4 10.3 10.3 69.2
45 3 7.7 7.7 76.9
46 3 7.7 7.7 84.6
47 2 5.1 5.1 89.7
48 1 2.6 2.6 92.3
49 1 2.6 2.6 94.9
50 1 2.6 2.6 97.4
53 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Patient-Centered
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 33 3 7.7 7.7 7.7
34 3 7.7 7.7 15.4
35 8 20.5 20.5 35.9
36 1 2.6 2.6 38.5
38 1 2.6 2.6 41.0
39 1 2.6 2.6 43.6
40 1 2.6 2.6 46.2
41 1 2.6 2.6 48.7
43 2 5.1 5.1 53.8
44 4 10.3 10.3 64.1
45 5 12.8 12.8 76.9
46 4 10.3 10.3 87.2
47 1 2.6 2.6 89.7
48 2 5.1 5.1 94.9
50 1 2.6 2.6 97.4
53 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Adil
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 34 4 10.3 10.3 10.3
35 6 15.4 15.4 25.6
36 2 5.1 5.1 30.8
37 3 7.7 7.7 38.5
39 1 2.6 2.6 41.0
41 6 15.4 15.4 56.4
42 3 7.7 7.7 64.1
43 2 5.1 5.1 69.2
44 4 10.3 10.3 79.5
45 3 7.7 7.7 87.2
46 3 7.7 7.7 94.9
47 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Aman
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 2 5.1 5.1 5.1
17 11 28.2 28.2 33.3
18 4 10.3 10.3 43.6
19 1 2.6 2.6 46.2
20 2 5.1 5.1 51.3
21 4 10.3 10.3 61.5
22 8 20.5 20.5 82.1
23 5 12.8 12.8 94.9
24 2 5.1 5.1 100.0
Total 39 100.0 100.0
Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 190 2 5.1 5.1 5.1
192 1 2.6 2.6 7.7
193 1 2.6 2.6 10.3
196 1 2.6 2.6 12.8
199 1 2.6 2.6 15.4
203 1 2.6 2.6 17.9
204 3 7.7 7.7 25.6
207 1 2.6 2.6 28.2
211 1 2.6 2.6 30.8
213 3 7.7 7.7 38.5
214 2 5.1 5.1 43.6
220 1 2.6 2.6 46.2
225 1 2.6 2.6 48.7
227 2 5.1 5.1 53.8
228 1 2.6 2.6 56.4
229 2 5.1 5.1 61.5
230 2 5.1 5.1 66.7
232 1 2.6 2.6 69.2
233 1 2.6 2.6 71.8
234 2 5.1 5.1 76.9
237 1 2.6 2.6 79.5
238 1 2.6 2.6 82.1
239 1 2.6 2.6 84.6
247 1 2.6 2.6 87.2
248 1 2.6 2.6 89.7
249 2 5.1 5.1 94.9
259 1 2.6 2.6 97.4
262 1 2.6 2.6 100.0
Total 39 100.0 100.0
3. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan ruang rawat
Descriptives
95% Confidence Interval for Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 38.24 3.948 .862 36.44 40.04 34 46
Dimensi Efektif Kelas 2 5 39.40 4.930 2.205 33.28 45.52 34 43
Kelas 1 5 43.40 2.510 1.122 40.28 46.52 39 45
VIP 2 44.00 1.414 1.000 31.29 56.71 43 45
VVIP 6 43.17 1.835 .749 41.24 45.09 41 45
Total 39 40.10 4.198 .672 38.74 41.46 34 46
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 38.71 5.264 1.149 36.32 41.11 32 49
Dimensi Efisien Kelas 2 5 41.00 3.674 1.643 36.44 45.56 35 44
Kelas 1 5 42.80 5.404 2.417 36.09 49.51 35 49
VIP 2 45.50 .707 .500 39.15 51.85 45 46
VVIP 6 41.83 5.345 2.182 36.22 47.44 35 46
Total 39 40.36 5.188 .831 38.68 42.04 32 49
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 37.81 4.143 .904 35.92 39.70 33 45
Dimensi Akses Kelas 2 5 43.00 4.123 1.844 37.88 48.12 36 46
Kelas 1 5 40.80 6.058 2.709 33.28 48.32 34 48
VIP 2 48.00 1.414 1.000 35.29 60.71 47 49
VVIP 6 47.50 3.391 1.384 43.94 51.06 44 53
Total 39 40.87 5.625 .901 39.05 42.70 33 53
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 37.81 4.366 .953 35.82 39.80 33 46
Dimensi Patient-Centered Kelas 2 5 42.80 4.438 1.985 37.29 48.31 35 46
Kelas 1 5 41.00 6.595 2.950 32.81 49.19 33 48
VIP 2 47.00 1.414 1.000 34.29 59.71 46 48
VVIP 6 47.50 3.391 1.384 43.94 51.06 44 53
Total 39 40.82 5.730 .918 38.96 42.68 33 53
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 38.29 3.783 .826 36.56 40.01 34 47
Dimensi Adil Kelas 2 5 41.40 3.782 1.691 36.70 46.10 35 44
Kelas 1 5 38.80 4.025 1.800 33.80 43.80 34 43
VIP 2 45.00 1.414 1.000 32.29 57.71 44 46
VVIP 6 45.67 .816 .333 44.81 46.52 45 47
Total 39 40.23 4.392 .703 38.81 41.65 34 47
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 18.57 2.226 .486 17.56 19.58 16 23
Dimensi Aman Kelas 2 5 20.00 2.828 1.265 16.49 23.51 17 23
Kelas 1 5 22.20 1.304 .583 20.58 23.82 21 24
VIP 2 19.00 4.243 3.000 -19.12 57.12 16 22
VVIP 6 22.33 .816 .333 21.48 23.19 22 24
Total 39 19.82 2.614 .419 18.97 20.67 16 24
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 21 209.43 14.176 3.093 202.98 215.88 190 234
Mutu Pelayanan Kesehatan Kelas 2 5 227.60 4.615 2.064 221.87 233.33 220 232
Kelas 1 5 229.00 10.654 4.764 215.77 242.23 213 239
VIP 2 248.50 .707 .500 242.15 254.85 248 249
VVIP 6 248.00 11.278 4.604 236.16 259.84 234 262
Total 39 222.21 19.449 3.114 215.90 228.51 190 262
Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Kepuasan Pasien Terhadap 4.956 4 34 .003


Dimensi Efektif
Kepuasan Pasien Terhadap 2.139 4 34 .097
Dimensi Efisien
Kepuasan Pasien Terhadap 2.218 4 34 .088
Dimensi Akses
Kepuasan Pasien Terhadap 2.413 4 34 .068
Dimensi Patient-Centered
Kepuasan Pasien Terhadap 3.943 4 34 .010
Dimensi Adil
Kepuasan Pasien Terhadap 3.740 4 34 .013
Dimensi Aman
Kepuasan Pasien Terhadap 2.497 4 34 .061
Mutu Pelayanan Kesehatan
ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Kepuasan Pasien Between Groups 216.547 4 54.137 4.063 .008


Terhadap Dimensi Within Groups 453.043 34 13.325
Efektif Total 669.590 38
Kepuasan Pasien Between Groups 154.555 4 38.639 1.513 .220
Terhadap Dimensi Within Groups 868.419 34 25.542
Efisien Total 1022.974 38
Kepuasan Pasien Between Groups 584.821 4 146.205 8.050 .000
Terhadap Dimensi Within Groups 617.538 34 18.163
Akses Total 1202.359 38
Kepuasan Pasien Between Groups 554.205 4 138.551 6.792 .000
Terhadap Dimensi Within Groups 693.538 34 20.398
Patient-Centered Total 1247.744 38
Kepuasan Pasien Between Groups 319.304 4 79.826 6.562 .001
Terhadap Dimensi Within Groups 413.619 34 12.165
Adil Total 732.923 38
Kepuasan Pasien Between Groups 100.467 4 25.117 5.362 .002
Terhadap Dimensi Within Groups 159.276 34 4.685
Aman Total 259.744 38
Kepuasan Pasien Between Groups 9179.516 4 2294.879 15.020 .000
Terhadap Mutu Within Groups 5194.843 34 152.789
Pelayanan Total 14374.359 38
Kesehatan
Robust Tests of Equality of Means
a
Statistic df1 df2 Sig.

Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Brown-Forsythe 5.607 4 11.693 .009


Efektif
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Brown-Forsythe 2.070 4 17.318 .129
Efisien
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Brown-Forsythe 8.812 4 13.088 .001
Akses
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Brown-Forsythe 7.338 4 12.408 .003
Patient-Centered
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Adil Brown-Forsythe 8.955 4 13.445 .001
Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Brown-Forsythe 3.539 4 2.645 .183
Aman
Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Brown-Forsythe 28.833 4 19.193 .000
Pelayanan Kesehatan

a. Asymptotically F distributed.
Multiple Comparisons
Dunnett T3

Dependent Variable (I) Ruang Perawatan (J) Ruang Perawatan Mean 95% Confidence Interval

Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound

Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -1.162 2.367 1.000 -11.12 8.80
Dimensi Efektif *
Kelas 1 -5.162 1.415 .041 -10.13 -.19
dimension3

VIP -5.762 1.320 .109 -13.52 2.00


*
VVIP -4.929 1.142 .004 -8.51 -1.35

Kelas 2 Kelas 3 1.162 2.367 1.000 -8.80 11.12

Kelas 1 -4.000 2.474 .681 -13.95 5.95


dimension3

VIP -4.600 2.421 .538 -15.06 5.86

VVIP -3.767 2.328 .683 -13.87 6.34


*
Kelas 1 Kelas 3 5.162 1.415 .041 .19 10.13

Kelas 2 4.000 2.474 .681 -5.95 13.95


dimension2 dimension3

VIP -.600 1.503 1.000 -8.23 7.03

VVIP .233 1.349 1.000 -4.85 5.32

VIP Kelas 3 5.762 1.320 .109 -2.00 13.52

Kelas 2 4.600 2.421 .538 -5.86 15.06


dimension3

Kelas 1 .600 1.503 1.000 -7.03 8.23

VVIP .833 1.249 .991 -8.38 10.04


*
VVIP Kelas 3 4.929 1.142 .004 1.35 8.51

Kelas 2 3.767 2.328 .683 -6.34 13.87


dimension3

Kelas 1 -.233 1.349 1.000 -5.32 4.85

VIP -.833 1.249 .991 -10.04 8.38


Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -2.286 2.005 .920 -9.52 4.94
Dimensi Efisien Kelas 1 -4.086 2.676 .731 -14.84 6.67
dimension3

*
VIP -6.786 1.253 .001 -10.78 -2.79
VVIP -3.119 2.466 .869 -12.14 5.91
Kelas 2 Kelas 3 2.286 2.005 .920 -4.94 9.52
Kelas 1 -1.800 2.922 .998 -12.90 9.30
dimension3

VIP -4.500 1.718 .274 -12.18 3.18


VVIP -.833 2.732 1.000 -10.60 8.93
Kelas 1 Kelas 3 4.086 2.676 .731 -6.67 14.84
Kelas 2 1.800 2.922 .998 -9.30 12.90
dimension2 dimension3

VIP -2.700 2.468 .919 -14.11 8.71


VVIP .967 3.256 1.000 -10.73 12.66
*
VIP Kelas 3 6.786 1.253 .001 2.79 10.78
Kelas 2 4.500 1.718 .274 -3.18 12.18
dimension3

Kelas 1 2.700 2.468 .919 -8.71 14.11


VVIP 3.667 2.239 .671 -5.63 12.97
VVIP Kelas 3 3.119 2.466 .869 -5.91 12.14
Kelas 2 .833 2.732 1.000 -8.93 10.60
dimension3

Kelas 1 -.967 3.256 1.000 -12.66 10.73


VIP -3.667 2.239 .671 -12.97 5.63
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -5.190 2.054 .267 -13.38 3.00
Dimensi Akses Kelas 1 -2.990 2.856 .937 -15.38 9.40
dimension3

*
VIP -10.190 1.348 .020 -17.67 -2.71
dimension2

*
VVIP -9.690 1.653 .002 -15.46 -3.92
Kelas 2 Kelas 3 5.190 2.054 .267 -3.00 13.38
dimension3

Kelas 1 2.200 3.277 .997 -10.24 14.64


VIP -5.000 2.098 .337 -14.06 4.06
VVIP -4.500 2.306 .487 -13.00 4.00
Kelas 1 Kelas 3 2.990 2.856 .937 -9.40 15.38
Kelas 2 -2.200 3.277 .997 -14.64 10.24
dimension3

VIP -7.200 2.888 .306 -19.87 5.47


VVIP -6.700 3.042 .386 -18.87 5.47
*
VIP Kelas 3 10.190 1.348 .020 2.71 17.67
Kelas 2 5.000 2.098 .337 -4.06 14.06
dimension3

Kelas 1 7.200 2.888 .306 -5.47 19.87


VVIP .500 1.708 1.000 -6.93 7.93
*
VVIP Kelas 3 9.690 1.653 .002 3.92 15.46
Kelas 2 4.500 2.306 .487 -4.00 13.00
dimension3

Kelas 1 6.700 3.042 .386 -5.47 18.87


VIP -.500 1.708 1.000 -7.93 6.93
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -4.990 2.202 .360 -13.82 3.84
Dimensi Patient-Centered Kelas 1 -3.190 3.100 .942 -16.72 10.34
dimension3

*
VIP -9.190 1.381 .023 -16.40 -1.98
*
VVIP -9.690 1.681 .001 -15.48 -3.90
Kelas 2 Kelas 3 4.990 2.202 .360 -3.84 13.82
Kelas 1 1.800 3.555 1.000 -11.72 15.32
dimension2 dimension3

VIP -4.200 2.223 .543 -13.78 5.38


VVIP -4.700 2.420 .494 -13.74 4.34
Kelas 1 Kelas 3 3.190 3.100 .942 -10.34 16.72
Kelas 2 -1.800 3.555 1.000 -15.32 11.72
dimension3

VIP -6.000 3.114 .529 -19.78 7.78


VVIP -6.500 3.258 .483 -19.78 6.78
*
VIP Kelas 3 9.190 1.381 .023 1.98 16.40
Kelas 2 4.200 2.223 .543 -5.38 13.78
dimension3

Kelas 1 6.000 3.114 .529 -7.78 19.78


VVIP -.500 1.708 1.000 -7.93 6.93
*
VVIP Kelas 3 9.690 1.681 .001 3.90 15.48
Kelas 2 4.700 2.420 .494 -4.34 13.74
dimension3

Kelas 1 6.500 3.258 .483 -6.78 19.78


VIP .500 1.708 1.000 -6.93 7.93
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -3.114 1.882 .660 -10.63 4.40
Dimensi Adil Kelas 1 -.514 1.980 1.000 -8.55 7.52
dimension3

VIP -6.714 1.297 .079 -14.76 1.33


*
VVIP -7.381 .890 .000 -10.10 -4.66
Kelas 2 Kelas 3 3.114 1.882 .660 -4.40 10.63
Kelas 1 2.600 2.470 .946 -6.45 11.65
dimension3

VIP -3.600 1.965 .572 -12.15 4.95


VVIP -4.267 1.724 .325 -12.24 3.71
Kelas 1 Kelas 3 .514 1.980 1.000 -7.52 8.55
dimension2

Kelas 2 -2.600 2.470 .946 -11.65 6.45


dimension3

VIP -6.200 2.059 .178 -15.11 2.71


VVIP -6.867 1.831 .103 -15.37 1.64
VIP Kelas 3 6.714 1.297 .079 -1.33 14.76
Kelas 2 3.600 1.965 .572 -4.95 12.15
dimension3

Kelas 1 6.200 2.059 .178 -2.71 15.11


VVIP -.667 1.054 .987 -20.16 18.83
*
VVIP Kelas 3 7.381 .890 .000 4.66 10.10
dimension3

Kelas 2 4.267 1.724 .325 -3.71 12.24


Kelas 1 6.867 1.831 .103 -1.64 15.37
VIP .667 1.054 .987 -18.83 20.16
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -1.429 1.355 .937 -7.15 4.30
*
Dimensi Aman Kelas 1 -3.629 .759 .006 -6.23 -1.02
dimension3

VIP -.429 3.039 1.000 -80.38 79.53


*
VVIP -3.762 .589 .000 -5.57 -1.95
Kelas 2 Kelas 3 1.429 1.355 .937 -4.30 7.15
Kelas 1 -2.200 1.393 .702 -7.92 3.52
dimension3

VIP 1.000 3.256 1.000 -47.56 49.56


VVIP -2.333 1.308 .600 -8.22 3.55
*
Kelas 1 Kelas 3 3.629 .759 .006 1.02 6.23
Kelas 2 2.200 1.393 .702 -3.52 7.92
dimension2 dimension3

VIP 3.200 3.056 .898 -73.01 79.41


VVIP -.133 .672 1.000 -2.75 2.49
VIP Kelas 3 .429 3.039 1.000 -79.53 80.38
Kelas 2 -1.000 3.256 1.000 -49.56 47.56
dimension3

Kelas 1 -3.200 3.056 .898 -79.41 73.01


VVIP -3.333 3.018 .880 -88.33 81.66
*
VVIP Kelas 3 3.762 .589 .000 1.95 5.57
Kelas 2 2.333 1.308 .600 -3.55 8.22
dimension3

Kelas 1 .133 .672 1.000 -2.49 2.75


VIP 3.333 3.018 .880 -81.66 88.33
*
Kepuasan Pasien Terhadap Kelas 3 Kelas 2 -18.171 3.719 .001 -29.69 -6.65
Mutu Pelayanan Kesehatan Kelas 1 -19.571 5.681 .069 -40.50 1.36
dimension2 dimension3

*
VIP -39.071 3.134 .000 -48.79 -29.35
*
VVIP -38.571 5.547 .000 -57.80 -19.35
*
Kelas 2 Kelas 3 18.171 3.719 .001 6.65 29.69

Kelas 1 -1.400 5.192 1.000 -22.99 20.19


dimension3

*
VIP -20.900 2.124 .002 -30.60 -11.20
*
VVIP -20.400 5.046 .039 -39.72 -1.08

Kelas 1 Kelas 3 19.571 5.681 .069 -1.36 40.50

Kelas 2 1.400 5.192 1.000 -20.19 22.99


dimension3

VIP -19.500 4.791 .084 -42.30 3.30

VVIP -19.000 6.626 .140 -42.65 4.65


*
VIP Kelas 3 39.071 3.134 .000 29.35 48.79
*
Kelas 2 20.900 2.124 .002 11.20 30.60
dimension3

Kelas 1 19.500 4.791 .084 -3.30 42.30

VVIP .500 4.631 1.000 -19.27 20.27


*
VVIP Kelas 3 38.571 5.547 .000 19.35 57.80
*
Kelas 2 20.400 5.046 .039 1.08 39.72
dimension3

Kelas 1 19.000 6.626 .140 -4.65 42.65


VIP -.500 4.631 1.000 -20.27 19.27

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.


3. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan kesehatan berdasarkan lama hari rawat
Group Statistics

Lama Hari rawat Recode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 40.39 4.175 .871


Dimensi Efektif
dimension1

> 3 hari 16 39.69 4.332 1.083


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 40.43 5.409 1.128
Dimensi Efisien
dimension1

> 3 hari 16 40.25 5.027 1.257


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 40.74 5.504 1.148
Dimensi Akses
dimension1

> 3 hari 16 41.06 5.972 1.493


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 40.70 5.724 1.194
dimension1

Dimensi Patient-Centered > 3 hari 16 41.00 5.922 1.480


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 40.43 4.521 .943
Dimensi Adil
dimension1

> 3 hari 16 39.94 4.328 1.082


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 20.35 2.639 .550
Dimensi Aman
dimension1

> 3 hari 16 19.06 2.462 .616


Kepuasan Pasien Terhadap 3 hari 23 223.04 18.785 3.917
Mutu Pelayanan Kesehatan
dimension1

> 3 hari 16 221.00 20.932 5.233


Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of


Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of

Mean Std. Error the Difference

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Difference Difference Lower Upper

Kepuasan Pasien Equal variances .002 .962 .510 37 .613 .704 1.380 -2.092 3.500
Terhadap Dimensi assumed
Efektif Equal variances not .507 31.642 .616 .704 1.389 -2.128 3.535
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .812 .373 .108 37 .915 .185 1.711 -3.283 3.653
Terhadap Dimensi assumed
Efisien Equal variances not .109 33.901 .914 .185 1.689 -3.247 3.617
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .037 .849 -.174 37 .863 -.323 1.855 -4.082 3.435
Terhadap Dimensi assumed
Akses Equal variances not -.172 30.664 .865 -.323 1.883 -4.166 3.519
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .014 .908 -.161 37 .873 -.304 1.890 -4.133 3.525
Terhadap Dimensi assumed
Patient-Centered Equal variances not -.160 31.705 .874 -.304 1.902 -4.179 3.571
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .212 .648 .344 37 .733 .497 1.447 -2.434 3.428
Terhadap Dimensi assumed
Adil Equal variances not .347 33.325 .731 .497 1.435 -2.421 3.416
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .368 .548 1.537 37 .133 1.285 .836 -.409 2.980
Terhadap Dimensi assumed
Aman Equal variances not 1.557 33.825 .129 1.285 .826 -.393 2.964
assumed
Kepuasan Pasien Equal variances .217 .644 .319 37 .752 2.043 6.408 -10.940 15.027
Terhadap Mutu assumed
Pelayanan Equal variances not .313 30.079 .757 2.043 6.536 -11.304 15.391
Kesehatan assumed
5. Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Cronbach's Alpha Items N of Items
.767 .751 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Penerimaan Pasien 1 (Efektif 34.70 24.010 .523 .521 .735
1)
Penerimaan Pasien 2 (Efektif 34.43 25.633 .507 .521 .737
2)
Penerimaan Pasien 3 34.97 25.551 .562 .455 .731
(Efisisen 1)
Penerimaan Pasien 4 35.43 25.771 .449 .380 .745
(Efisisen 2)
Penerimaan Pasien 5 (Akses 33.90 30.093 .146 .523 .775
1)
Penerimaan Pasien 6 (Akses 34.93 24.133 .601 .561 .723
2)
Penerimaan Pasien 7 (Pasien 34.27 27.444 .486 .549 .744
Center 1)
Penerimaan Pasien 8 (Pasien 34.37 25.620 .512 .529 .737
Center 2)
Penerimaan Pasien 9 (Adil 1) 34.30 28.079 .365 .698 .755
Penerimaan Pasien 10 (Adil 2) 34.27 30.202 .147 .420 .775
Penerimaan Pasien 11 (Aman 34.10 29.541 .199 .225 .771
1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.694 .694 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Ruang Rawat 1 (Efektif 1) 37.63 12.723 .414 .386 .663
Ruang Rawat 2 (Efektif 2) 37.30 11.941 .587 .626 .636
Ruang Rawat 3 (Efisien 1) 37.77 13.702 .262 .372 .684
Ruang Rawat 4 (Efisien 2) 37.33 13.471 .213 .186 .692
Ruang Rawat 5 (Akses 1) 37.17 13.523 .215 .331 .691
Ruang Rawat 6 (Akses 2) 37.23 11.220 .588 .567 .626
Ruang Rawat 7 (Pasien 37.57 13.495 .180 .307 .698
Center 1)
Ruang Rawat 8 (Pasien 37.13 13.430 .169 .363 .702
Center 2)
Ruang Rawat 9 (Adil 1) 37.83 11.868 .431 .354 .656
Ruang Rawat 10 (Adil 2) 37.77 11.978 .440 .622 .655
Ruang Rawat 11 (Aman 1) 37.60 12.662 .283 .308 .684

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.673 .666 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Makanan 1 (Efektif 1) 39.93 13.375 .235 .238 .666
Makanan 2 (Efektif 2) 39.63 11.964 .514 .647 .617
Makanan 3 (Efisen 1) 39.33 12.023 .503 .521 .620
Makanan 4 (Efisen 2) 39.27 13.237 .224 .315 .669
Makanan 5 (Akses 1) 40.00 11.310 .552 .496 .604
Makanan 6 (Akses 2) 39.40 13.145 .231 .417 .668
Makanan 7 (Pasien Center 39.47 12.809 .243 .419 .668
1)
Makanan 8 (Pasien Center 39.03 14.102 .177 .267 .672
2)
Makanan 9 (Adil 1) 39.40 11.766 .467 .556 .623
Makanan 10 (Adil 1) 39.60 13.628 .202 .477 .670
Makanan 11 (Aman 1) 39.27 13.582 .183 .440 .674
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.677 .673 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Pemeriksaan dan 37.47 12.395 .341 .504 .655
Pengobatan 1 (Efektif 1)
Pemeriksaan dan 37.57 13.978 .185 .388 .679
Pengobatan 2 (Efektif 2)
Pemeriksaan dan 37.13 13.568 .287 .519 .662
Pengobatan 3 (Efisien 1)
Pemeriksaan dan 37.03 12.999 .420 .414 .641
Pengobatan 4 (Efisien 2)
Pemeriksaan dan 36.93 13.926 .159 .348 .686
Pengobatan 5 (Akses 1)
Pemeriksaan dan 36.87 11.499 .530 .589 .612
Pengobatan 6 (Akses 2)
Pemeriksaan dan 37.03 13.482 .250 .495 .669
Pengobatan 7 (Pasien
Center 1)
Pemeriksaan dan 36.77 13.909 .228 .501 .671
Pengobatan 8 (Pasien
Center 2)
Pemeriksaan dan 36.93 12.064 .610 .743 .607
Pengobatan 9 (Adil 1)
Pemeriksaan dan 36.70 12.838 .411 .614 .641
Pengobatan 10 (Adil 2)
Pemeriksaan dan 36.23 14.530 .179 .454 .676
Pengobatan 11 (Aman 1)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.632 .641 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Perawat 1 (Efektif 1) 39.23 10.392 .424 .476 .584
Perawat 2 (Efektif 2) 39.17 10.833 .231 .483 .622
Perawat 3 (Efisien 1) 39.53 10.671 .310 .582 .605
Perawat 4 (Efisien 2) 39.23 10.047 .518 .604 .566
Perawat 5 (Akses 1) 38.90 11.197 .167 .367 .634
Perawat 6 (Akses 2) 39.33 11.057 .165 .671 .637
Perawat 7 (Pasien Center 1) 39.27 10.961 .200 .591 .628
Perawat 8 (Pasien Center 2) 39.13 11.430 .168 .432 .631
Perawat 9 (Adil 1) 39.10 10.990 .259 .310 .615
Perawat 10 (Adil 2) 38.87 10.257 .411 .409 .585
Perawat 11 (Aman 1) 39.23 10.047 .378 .388 .589
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.628 .628 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Dokter 1 (Efektif 1) 39.40 11.214 .226 .336 .616
Dokter 2 (Efektif 2) 39.67 10.644 .305 .506 .601
Dokter 3 (Efisien 1) 39.87 11.085 .274 .699 .607
Dokter 4 (Efisien 2) 39.73 10.133 .533 .606 .558
Dokter 5 (Akses 1) 39.40 10.869 .272 .362 .607
Dokter 6 (Akses 2) 39.83 11.247 .157 .668 .633
Dokter 7 (Pasien Center 1) 39.73 11.444 .139 .540 .635
Dokter 8 (Pasien Center 2) 39.53 11.292 .224 .345 .616
Dokter 9 (Adil 1) 39.60 11.697 .125 .201 .634
Dokter 10 (Adil 2) 39.50 9.914 .455 .383 .566
Dokter 11 (Aman 1) 39.73 9.857 .452 .500 .566

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.628 .628 11

Item-Total Statistics
Corrected Item- Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Dokter 1 (Efektif 1) 39.40 11.214 .226 .336 .616
Dokter 2 (Efektif 2) 39.67 10.644 .305 .506 .601
Dokter 3 (Efisien 1) 39.87 11.085 .274 .699 .607
Dokter 4 (Efisien 2) 39.73 10.133 .533 .606 .558
Dokter 5 (Akses 1) 39.40 10.869 .272 .362 .607
Dokter 6 (Akses 2) 39.83 11.247 .157 .668 .633
Dokter 7 (Pasien Center 1) 39.73 11.444 .139 .540 .635
Dokter 8 (Pasien Center 2) 39.53 11.292 .224 .345 .616
Dokter 9 (Adil 1) 39.60 11.697 .125 .201 .634
Dokter 10 (Adil 2) 39.50 9.914 .455 .383 .566
Dokter 11 (Aman 1) 39.73 9.857 .452 .500 .566
Lampiran 6
Kondisi Pembangunan di Rumah Sakit Haji 2017

Anda mungkin juga menyukai