Faring merupakan suatu tabung fibromuskuler yang bentuknya seperti corong yang
besar dibagian atas dan sempit dibagian bawah. Membentang dari basis cranii ke
LI LBM 3
bawah sampai pinggir bawah cartilago cricoidae ( setinggi corpus vertebra cervical
I), dimana ia melanjut sebagai oesophagus.
Atas dasar letaknya, maka cavum ini dibagi menjadi
- Pars nasalis (nasopharynx) → batas atas: dasar tengkorak, batas bawah :
palatum mole, batas depan: rongga hidung, batas belakang vertebra servikal
- Pars oralis (oropharynx) → batas atas : palatum mole, batas bawah: tepi atas
epiglotid, ke depan rongga mulut dan belakang vertebra servikal.
- Pars laryngea (laryngopharynx) → atas : epiglotis , batas anterior aditus
laryngis , inferior : esofagus
LI LBM 3
LI LBM 3
Diagnosis,Tata Laksana dan Komplikasi Abses Peritonsil Erna M. Marbun Staf Pengajar
Bagian
THT Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
LI LBM 3
Fisiologi :
LI LBM 3
2. Mengapa nyeri ditemukan pada saat menelan disebelah kanan dan nyeri
menjalar sampai ke bagian telinga sehingga menyebabkan kesulitan makan
dan minum oleh penderita?
➔ Karena proses radang yang timbul maka selain epitel mukosa juga
jaringan limfoid terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan
limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan
sehingga kripti melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi oleh
detritus. Proses berjalan terus sehingga menembus kapsul tonsil dan
akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan di sekitar fosa
tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar
limfa dengan submandibular (Soepardi, et al., 2012).
➔ Peradangan dapat menyebabkan keluhan tidak nyaman kepada
penderita berupa rasa nyeri saat menelan karena sesuatu yang ditelan
menyentuh daerah yang mengalami peradangan. Peradangan tonsil
akan mengakibatkan pembesaran yang menyebabkan kesulitan
menelan atau seperti ada yang mengganjal di tenggorok. Pada anak
biasanya keadaan ini juga dapat mengakibatkan keluhan berupa
ngorok saat tidur karena pengaruh besarnya tonsil mengganggu
pernafasan bahkan keluhan sesak nafas juga dapat terjadi apabila
pembesaran tonsil telah menutup jalur pernafasan. Jika peradangan
telah ditanggulangi, kemungkinan tonsil kembali pulih seperti semula
atau bahkan tidak dapat kembali sehat seperti semula. Apabila tidak
terjadi penyembuhan yang sempurna pada tonsil, dapat terjadi infeksi
berulang. Apabila keadaan ini menetap, bakteri patogen akan
bersarang di dalam tonsil dan terjadi peradangan yang kronis atau
yang disebut dengan tonsilitis kronis.
Sumber : Basuki, Sri Wahyu, et al. (2016). ‘Tonsilitis’. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Diduga keluhan terjadi dikarenakan adanya komplikasi komplikasi tonsillitis
akut atau infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus weber dikutub atas tonsil.
LI LBM 3
Infeksi penyebab bisa dari organisme yang bersifat aerob maupun yang anaerob.
Organisme aerob yang paling sering adalah Streptococcus pyogene (Group A
betahemolitic streptococcus) sedangkan organisme anaerob yang berperan adalah
fusobacterium, dll. Infeksi memasuki kapsul tonsil sehingga terjadi peritonsilitis dan
kemudian terjadi pembentukan nanah. Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris
merupakan jaringan ikat longgar, oleh karena itu infiltrasi supurasi ke ruang
potensial peritonsil tersering menempati daerah ini, sehingga tampak palatum mole
membengkak. Pada stadium permulaan (stadium infiltrat), selain pembengkakan
tampak juga permukaan yang hiperemis. Bila proses tersebut berlanjut, terjadi
supurasi sehingga daerah tersebut lebih lunak dan berwarna kekuning-kuningan.
Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil ke tengah, depan, bawah, dan
uvula bengkak terdorong ke sisi kontra lateral. Bila proses terus berlanjut,
peradangan jaringan di sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m. Pterigoid
lateral, sehingga timbul trismus (sulit membuka mulut) .
sehingga pasien mengeluh kesulitan makan dan minum (slain karna prdngn rism
karna t us)
Karena peradangan →mengeluhkan nyeri tenggorok , disertai dengan nyeri saat menelan
dan
terasa menjalar sampai ke telinga→peran dari n. IX, rasa nyeri ditelinga karena nyeri alih
(reffered pain) melalui nervus glosofaringeus
➔ Permukaan sebelah dalam tonsil atau permukaan yang bebas, tertutup oleh
membran epitel skuamosa berlapis yang sangat melekat. Epitel ini meluaske
dalam kantung atau kripta yang membuka kepermukaan tonsil. Tonsil tidak
selalu mengisi seluruh fosa tonsil, daerah yang kosong di atasnya
dikenalsebagai fosa supratonsil. Bagian luar tonsil terikat longgar pada m.
konstriktor faring superior, sehingga tertekan setiap kali menelan. Muskulus
palatoglosus dan m. palatofaringeus juga menekan tonsil.
kelenjar mucus yang terletak di atas kapsul tonsil, kelenjar ini mengeluarkan
airliur ke permukaan kripta tonsil. Kelenjar inibisa tertinggal pada saat
tonsilektomi,sehingga dapat menjadi sumber infeksi setelah tonsilektomi.
3. Mengapa sejak satu hari yang lalu pasien mengeluh sulit membuka mulut,
keluar air ludah terus menerus, disertai bau mulut?
Sulit membuka mulut→ Trismus
Trismus merupakan gangguan/berkurangnya mobilitas pada Temporo mandibular
joint. Trismus mengacu pada spasme tonik berkelanjutan dari otot-otot
pengunyahan, terutama masseter dan temporalis yang mengakibatkan penutupan
rahang secara paksa. Mengakibatkan ketidakmampuan untuk membuka lebih dari
20 mm. Normalnya membuka mulut pada laki laki adalah 41 mm dan untuk
perempuan 43 mm.
Semua otot pengunyahan dipersarafi oleh divisi mandibula nervus
trigeminal, meliputi: 1. Masseter
2. Temporalis
3. Pterygoid medial
4. Pterygoid lateral
Otot pterygoid lateral membuka mulut (menekan mandibula), sedangkan pterygoid
medial, Temporalis dan masseter menutup mulut (mengangkat mandibula) →
Penutupan rahang adalah proses paling aktif yang melibatkan tiga otot, sedangkan
pembukaan rahang hanya melibatkan satu otot. Penutupan rahang tampaknya
lebih kuat daripada gerakan pembukaan rahang.
Penyebab trismus adalah kelainan kongenital, trauma, iatrogenik, neoplasia,
radioterapi, kelainan emporomandibular, obat-obatan, psikogenik, mukosa oral.
Trismus biasa disebut sebagai “lock jaw”, adalah kondisi medis di mana gerakan
normal rahang (rahang) berkurang sebagai akibat spasme tetanik berkelanjutan dari
otot pengunyahan yang diperantarai oleh saraf trigeminal. Oleh karena itu
mengganggu makan pasien, bicara normal, menelan, kebersihan mulut dan dalam
beberapa kasus meningkatkan risiko aspirasi.
Bila proses berlangsung terus, peradangan jaringan di sekitarnya akan menyebabkan
iritasi pada m.pterigoid interna, sehingga timbul trismus. Abses dapat pecah spontan,
mungkin dapat terjadi aspirasi ke paru (Huang TT, 2006). Trismus adalah kekakuan pada
daerah rahang dan leher yang menyebabkan pasien sulit membuka mulut.
• BAU MULUT
Nyeri tenggorok yang sangat (Odinofagi) dapat merupakan gejala menonjol,dan
pasien mungkin mendapatkan kesulitan untuk makan bahkan menelan ludah. Akibat
tidak dapat mengatasi sekresi ludah sehingga terjadi hipersalivasi dan ludah sering
kali menetes keluar. Keluhan lainnya berupa mulut berbau (foetor ex ore), muntah
(regurgitasi), sampai nyeri alih ke telinga (otalgi).
Sumber : Erna M. Marbun. Diagnosis, Tata Laksana dan Komplikasi Abses
Peritonsil. Staf Pengajar Bagian THT Fakultas Kedokteran, Universitas
Kristen Krida Wacana. J. Kedokteran Meditek Volume 22, No. 60 Sept-Des
2016.
Lemas
inilah yang menjadi alas an kuat bahwa saat tubuh kekurangan oksigen maka
nafsu makan akan berkurang sehingga pasien mengalami lemas. (Merry
Wahyuningsih. 2011)
• HIPEREMIS (+/-)
perlawanan tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh virus yang tumbuh di membran
mukosa kemudian terbentuk fokus infeksi. Keadaan ini akan semakin
berat jika daya tahan tubuh penderita menurun akibat peradangan virus
sebelumn
ya.
• Secara patologi terdapat peradangan dari jaringan pada tonsil dengan adanya
kumpulan leukosit, sel epitel yang mati, dan bakteri pathogen dalam kripta. Fase-
fase
patologis tersebut ialah: 1. Peradangan biasa daerah tonsil saja 2. Pembentukan
eksudat 3. Selulitis tonsil 4. Pembentukan abses peritonsiler 5. Nekrosis jaringan
(Adams, et al., 2012)
• PALATUM EDEMA
Abses peritonsil biasanya terjadisebagai akibat komplikasi tonsillitis
akut,walaupun dapat terjadi tanpa infeksi tonsilsebelumnya. Infeksi
memasuki kapsul tonsilsehingga terjadi peritonsilitis dan
kemudianterjadi pembentukan nanah. Daerah superiordan lateral
fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar, oleh karena itu
infiltrasi supurasike ruang potensial peritonsil tersering menempati
daerah ini, sehingga tampak palatum mole membengkak.
Tonsilektomi
Tindakan pembedahan pada abses peritonsil merupakan topik yang
kontroversial sejak beberapa abad. Filosofi dari tindakan tonsilektomi pada
abses peritonsil adalah karena berdasarkan pemikiran bahwa kekambuhan
pada penderita abses peritonsil terjadi cukup banyak sehingga tindakan
pengangkatan kedua tonsil ini dilakukan untuk memastikan tidak terjadinya
kekambuhan.
LI LBM 3
-
Sumber : Buku Ajar THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi
ketujuh.2018.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien untuk menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan
dan minum sesuai aturan pakai. Pasien harus memastikan dapat
memperoleh asupan gizi dan cairan yang cukup. Bila kesulitan menelan
hingga kesulitan untuk makan dan minum obat, anjurkan pasien untuk
kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan rawat inap dan antibiotik
intravena.