Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BERFIKIR KRITIS

DISUSUN OLEH :

SULISTIANI A. ILOHUNA

C01418170

KELAS A KEPERAWATAN 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH GOROTALO

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Gorontalo, 10 mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1.2 Pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan

2.2 Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan

2.3 Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan

2.4 Cara Berpikir Kritis Yang Baik

2.5 Model  Berpikir Kritis

BAB III PENUTUP

3.1 SIMPULAN

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
Berpikir kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prinsip, argumen,
kesimpulan, isu, pernyataan, keyakinan, dan aktivitas (Bandman dan Bandman, 1988)
Berpikir bukan suatu proses statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam setiap
hari atau setiap waktu. Tindakan keperawatan membutuhkan proses berpikir, oleh karena itu
sangat penting bagi perawat untuk mengerti berpikir secara umum. Pemikir kritis dalam praktik
keperawatan adalah seseorang yang mempunyai keterampilan pengetahuan untuk menganalisis,
menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan
melakukan transformasi pengetahuan. Pemikir kritis dalam keperawatan menghasilkan
kebiasaan-kebiasaan baik dalam berpikir, yaitu: yakin, kontekstual, perspektif, kreatif, fleksibel,
integritas intelektual, intuisi, berpikir terbuka, refleksi, inquisitiviness, dan perseverance.
Menurut Wilkinson (1992), karakteristik berpikir kritis dalam keperawatan pada prinsipnya
merupakan suatu kesatuan dari berpikir (thinking), merasakan (feeling), dan melakukan (doing).
Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan dengan nyawa
manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat menggunakan perpaduan antara
thingking, feeling, dan doing secara konprehensif dan bersinergi. Perawat menerapkan
keterampilan berpikir dengan menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan
lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stresor lingkungan, dan membuat
keputusan penting.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari berpikir kritis dalam keperawatan?


2. Apa yang melatar belakangi berpikir kritis dalam keperawatan?
3. Apa karakteristik dari berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis yang baik?
5. Apa sajalah model dari berpikir kritis?
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui cara berpikir kritis dalam keperawatan.


2. Untuk mengetahui latar belakang dalam berpikir kritis dan evaluasi dalam keperawatan.
3. Untuk mengetahui rancana intervensi dan melaksanakan berpikir kritis dalam menangani 
klien.
4. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktivitas keperawatan.
5. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
1.4 Manfaat penulisan

Semoga dengan dibuat makalah tentang berfikir kritis ini penulis dan pembaca dapat
memahami cara dalam berfikir kritis dan penulis atau pemabaca dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari- hari.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Berpikir Kritis Berpikir kritis


Berfikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi.
Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat, atau
komunikasi. Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat berubah setiap
hari- hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis (berubah secara konstan)
dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan pemikiran, maka penting untuk
memahami secara umum. Penting juga untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta
mengidentifikasi tentang apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir lebih baik.
Dalam keperawatan, berpikir kritis adalah suatu kemampuan bagaimana perawat mampu
berpikir dengan sistematis dan menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses
berpikir. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggung jawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan keperawatan.
2. Latar Belakang Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Saat perawat bertemu clien, perawat akan selalu menggunakan pemikiran. Misalnya,
menggunakan pemikiran untuk mengumpulkan data dan membuat kesimpulan. Setelah
membuat kesimpulan perawat akan menerapkan prblemsolving dengan melakukan sesuatu
pemecahan masalah guna memenuhi kebutuhan dasar klein. Penerapan berpikik kritis dalam
proses keperawatan diintregrasikan dalam tahap-tahap proses keperawatan dan digunakan
untuk pengkajian rumusan diaknusis perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
a) Berfikir Kritis dalam Tahap Pengkajian dan Diagnosis
            Berpikir kritis pada tahap pengkajian adalah proses pemahaman tentang
informasi apa yang dikumpulkan, metode pengumpulan data yang akan dilakukan,
berpikir tentang kesesuaian informasi, dan membuat suatu kesimpulan tentang
respons klien terhadap kondisi sakitnya.Perumusan masalah keperawatan merupakan
kesimpulan dari hasil pengkajian dan mengandung dua kategori mendasar, yaitu
kekuatan dan perhatian terhadap masalah kesehatan klien. Perhatian terhadap masalah
meliputi kemampuan perawat untuk mengatasi masalah secara mandiri, an perlunya
keterlibatan profesi lain dan bekerja sama secara interdisiplin, serta perlu/tidaknya
perawatan klien yang harus dirujuk ke tenaga kesehatan lain. Dengan demikian,
berpikir kritis pada tahap pengkajian meliputi kegiatan mengumpulkan data dan
validasi.
            Perumusan diagnosis keperawatan merupakan tahap pengambilan keputusan
yang paling kritis, karena harus menentukan masalah dan argumentasi secara rasional.
Oleh karena itu, perlu dilatih sehingga lebih tajam dalam mengidentifikasi  masalah.
Berpikir Kritis dalam Tahap Perencanaan
            Berpikir dalam perencanaan brarti menggunakan pengetahuan untuk
mengembangkan hasil untuk diharapkan. Selain itu juga memerlukan keterampilan
guna mensintesis ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan yang tepat. Perencanaan
asuhan keperawatan biasanya ditulis berisikan di mana dan bagaimana menolong
klien berdasarkan responsnya terhadap kondisi penyakit. Bekerja dengan klien untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya adalah hal yang paling prioritas, begitu juga
mengembangkan tujuan perawatan dan bekerja sama dalam pencapaian tujuannya.
b) Berpikir Kritis dalam Tahap Implementasi
            Berfikirkristis pada tahap implementasi tindakan keperawatan adalah
keterampilan dalam menguji hipotesis, karena tindakan keperawatn adalah tindakan
nyata yang menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai tujuan. Bekerja melalui
aktivitas khusus, yaitu asuhan keperawatan untuk membantu mencapai tujuan dalam
perencanaan keperawatan, akan selalu menggunakan pikiran tentang apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana intervensi keperawatan itu
dilakukan.
c) Berpikir Kritis dalam Tahap Evaluasi
            Berpikir kritis dalam tahap evaluasi adalah mengkaji efektivitas tindakan di
mana perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dan memutuskan apakah tindakan keperawatan perlu diulang. Berpikir dan
kumpulkan informasi tentang respons klien setelah beberapa tindakan keperawatan
dilakukan. Bekerja sama dengan klien dalam rangka evaluasi tindakan keperawatan
adalah sangat penting.
3. Karakteristik Berpikir Kritis dalam Keperawatan
            Berikut ini adalah karakteristik dari proses berpikir kritis dan penjabarannya
 Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Dan
konseptualisasi merupakan pemikiran  abstrak yang digeneralisasi secara otomatis
menjadi simbol-simbol dan disimpan di dalam otak.
 Rasional dan Beralasan (reasonable)
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar
kuat dari fakta atau fenomena nyata.
 Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam
berpikir atau mengambil keputusan, tetapi akan menyediakan waktu untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta, dan
kejadian.
 Bagian dari suatu sikap
Yaitu bagian dari suatu sikap yang harus diambil. Pemikir kritis akan selalu menguji
apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain,
dengan menjawab pertanyaan mengapa bisa begitu dan bagaimana seharusnya.
 Kemandirian Berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya, tidak pasif menerima pemikiran
dan keyakinan orang lain, menganalisis semua isu, memutuskan secara benar, dan
dapat dipercaya.
 Berpikir Kritis Adalah Berpikir Kreatif
Maksudnya yaitu selalu menggunakan ketrampilan intelektualnya untuk mencipta
berdasarkan suatu pemikiran yang baru dan dihasilkan dari sintesis beberapa konsep.
 Berpikir Adil dan Terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah, dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan
menjadi benar dan lebih baik. Perubahan dilakukan dengan penuh kesabaran dan
kemauan, kemudian hasilnya disosialisasikan beserta argumentasi mengapa memilih
dan memutuskan seperti itu.
 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Keyakinan
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan,
mencipta sesuatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
4. Cara Berpikir Kritis Yang Baik
1) Mengenali Masalah:
 Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok.
 Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan.
 Memilih informasi yang relevan.
 Merumuskan /memformulasikan masala
2) Menilai informasi yang relevan
 Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar/judgment.
 Mengecek konsistensi.
 Mengidentifikasi asumsi.
 Mengenali kemungkinan faktor stereotip.
 Mengenali kemungkinan emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat
 Mengenali kemungkinan perbedaan informasi orientasi nilai dan ideologi.
Pemecahan Masalah / Penarikan kesimpulan
 Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data.
 Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan/pemecahan
masalah/kesimpulan yang diambil
5. Model  Berpikir Kritis
Dalam berpikir kritis terdapat beberapa model, yaitu:
a) Ingatan Total (T)
Berarti mengingat atau mempelajari beberapa fakta atau  tempat dan bagaimana cara
untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini disimpan dalam ingatan atau
pikiran, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Memori merupakan suatu
proses yang kompleks. Beberapa orang dapat mengingat banyak fakta-fakta yang
tampaknya asing tanpa berupaya keras, sementara orang lain harus berupaya keras.
b) Kebiasan (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang sehingga menjadi sifat
alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat diterima dalam
melakukan segala hal. Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu
tindakan tanpa harus memikirkan sebuah metode dari setiap kali ia akan bertindak.
Ada kebiasaan lain yang asal pemikirannya tidak jelas, ini adalah proses intuitif.
Intuisi sering dijelaskan sebagai sebuah reaksi dari dalam diri. Polanyi (1964)
menjelaskan fenomena serupa, yang disebut pengetahuan yang diam, yaitu langkah
penemuan pengetahuan itu tidak dapat diidentifikasikan.
c) Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan mempertanyakan isu
yang mungkin segera tampak dengan jelas. Apabila anda menggunakan tingkat
pertanyaan ini dalam situasi sosial, anda akan disebut terlalu memaksa. Penyelidikan
termasuk menggali dan mempertanyakan segala hal terutama asumsi pribadi
seseorang dalam situasi tertentu. Penyelidikan berarti tidak menilai sesuatu
berdasarkan bentuk luarnya, mencari faktor-faktor yang kurang jelas, meragukan
semua pesan pertama, dan memeriksa segala sesuatu, walaupun hal tersebut tampak
tidak bermakna.
d) Ide baru dan Kreativitas (N)
Ide baru dan Kreativitas merupakan model berpikir yang sangat khusus bagi anda. Ide
baru dan Kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena merupakan akar dari
asuhan yang diindividualisasi atau asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien.
Banyak hal yang dipelajari perawat yang harus digabungkan, disesuaikan, dan
dikerjakan ulang untuk menyesuaikan dengan setiap situasi klien yang unik. model
konsep total recall.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah suatu komponen penting dalam
mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayan asuhan keperawatan. Berpikir
kritis merupakan pengujian rasional terhadap ide, pengaruh, asumsi, prisip, argumen,
kesimpulan, isu, pertanyaan, keyakinan, dan aktivitas.
  Proses keperawatan yang didasarkan pada paradigma model adaptasi dari Roy dan PNI
mempunyai kerangka berpikir kritis yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara
koherensi. Sakit terjadi jika individu tidak mampu beradaptasi secara holistis dari stresor yang
didapatkan. Intervensi keperawatan bertujuan sebagai stimulus terhadap stres (sakit) yang
berperan memperbaiki jenis koping (cognator) individu melalui proses pembelajaran. Perbaikan
respons cognator berpengaruh terhadap sistem hormonal yang dirambatkan melalui mekanisme
HPA-Aksis mempunyai efek terhadap respons imunitas (Th) dalam Roy disebut regulator.
3.2  Saran
          Demikian atas ulasan dari makalah ini untuk memperjelas dalam pembahasan Berpikir
Kritis Dalam Bidang Keperawatan.  apabila ada kekeliruan atau tidak jelasnya dalam membuat
makalah ini dapat menghubungi penyusun, dan apabila ada kekurangan dari materi ini
diharapkan pembaca dapat membantu dalam memperbaiki makalah ini.Terima Kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Aprisunadi. (2011). Hubungan Berfikir Kritis Perawat dengan kualitas Asuhan di Unit Sakit
hermani bekasi. Jurnal kesehatan holistic, vol.12, No 1

Kowiyah. (2012). Kemampuan Berfikir kritis. Jurnal pendidikan dasar, 3(5), 175;179

Fisher, A, (2009). Berfikir kritis: sebuah pengantar. Jakarta:Erlangga

Feldman, D. A, (20101). Berfikir kritis. Jakarta: indeks

Kodim, & Yulianingsih. (2015). Konsep dasar keperawatan. Jakarta:TIM

Haryati, tutik sri. (2014). Perencanaan pengembangan dan utilasi tenaga keperawatan. Jakarta:
PT Raja Govindo persada

Ingram, M. (2008). Crtical thinking In Nursing: Experience vs. education. A. Disertation.


University of phoenix

Sumijatun. (2009) konsep dasar dan Aplikasi Pengambilan keputusan klinis. Jakarta: Trans Info
Media Jakarta

Anda mungkin juga menyukai