Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN APLIKASI CLASSDOJO UNTUK


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA TK B
SEKOLAH KRISTEN XYZ DI MANADO
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
NAMA : 1. Chevina Alfa B
2. Esther Natalia S
3. Ina Ulina S
4. Intan Miranda S
NPM : 1. 01307170062
2. 01307170080
3. 01307170072
4. 01307170101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

1.5 Penjelasan Istilah............................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 8

2.1 Variabel Masalah: Minat Belajar..................................................................... 8

2.1.1 Wawasan Kristen Alkitabiah Minat Belajar ............................................ 8

2.1.2 Definisi Minat Belajar ................................................................................ 8

2.1.3 Indikator Minat Belajar ............................................................................. 9

2.1.4 Faktor dan Dampak yang Mempengaruhi Minat Belajar .................... 10

2.1.5 Karakteristik siswa TK B ......................................................................... 11

2.2 Variabel Tindakan: Aplikasi ClassDojo ........................................................ 12

2.2.1 Wawasan Kristen Alkitabiah Penggunaan Aplikasi ClassDojo ........... 12

2.2.2 Definisi Aplikasi ClassDojo ...................................................................... 13

2.2.3 Fitur-fitur pada Aplikasi ClassDojo........................................................ 14

2.2.4 Manfaat Aplikasi ClassDojo .................................................................... 16

i
2.2.5 Langkah-langkah Penggunaan Aplikasi ClassDojo .............................. 17

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 19

3.1 Metode Penelitian .............................................................................................. 19

3.1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 19

3.2 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian .............................................................. 20

3.2.1 Subjek Penelitian ........................................................................................ 20

3.2.2 Tempat Penelitian ....................................................................................... 20

3.2.3 Waktu Penelitian ......................................................................................... 20

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 21

3.3.1 Identifikasi Masalah .................................................................................... 21

3.3.2 Pengumpulan Data ...................................................................................... 21

3.3.3 Perencanaan Tindakan ................................................................................ 22

3.3.4 Pelaksanaan Tindakan................................................................................. 23

3.3.5 Penilaian Hasil ............................................................................................ 26

3.4 Sumber Data Penelitian dan Analisis Data ........................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 29

Lampiran 1 ............................................................................................................................. 34

Lampiran 2 ............................................................................................................................. 35

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan taman kanak-kanak merupakan jenjang pendidikan yang

mengupayakan pembimbingan bagi anak-anak pada rentang usia 4-6 tahun. Sukreni,

Lasmawan, & Dantes (2014) menyatakan bahwa perkembangan kognitif siswa Taman

Kanak-kanak disebabkan dari adanya minat siswa tersebut, untuk dapat terlibat

mengikuti aktivitas belajar saat pembelajaran. Kiemer, Groschner, & Pehmer (2015)

menyatakan bahwa minat belajar siswa merupakan kecenderungan sikap siswa untuk

terlibat aktif secara berulang dan meletakkan fokus perhatiannya terhadap proses

pembelajaran. Indikator minat belajar menunjukkan perasaan senang, tertarik, dan

memberikan perhatian pada pembelajaran (Hidayat, Wahyu, & Widjajanti, 2018).

Siswa merupakan gambar dan rupa Allah yang memiliki kemampuan untuk

berpikir, memiliki minat terhadap sesuatu, mampu menentukan sebuah keputusan, dan

mampu untuk hidup dalam kebenaran. Sejalan dengan pendapat Berkhof (2016) bahwa

manusia memiliki akal budi, perasaan, dan kebebasan dalam bertindak. Namun, akibat

keberdosaan manusia natur dosa melekat dalam pribadi siswa yang menyebabkan

perilaku mereka cenderung tidak sesuai dengan kehendak Allah (Kadarmanto, 2016).

Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa keberdosaan telah memberikan pengaruh

terhadap pikiran, perkataan, dan tindakan manusia yang menyebabkan kecenderungan

untuk tidak taat.

Berdasarkan hasil observasi di sekolah Kristen XYZ Manado dalam mata

pelajaran Bahasa Inggris ditemukan fakta bahwa perilaku siswa kurang menunjukkan

minat belajar. Selama pembelajaran siswa menunjukkan perilaku seperti asik sendiri

2
dengan mainannya, tidak memperhatikan layar gawai, tidak menunjukkan minat dan

fokus pada pembelajaran, dan siswa terlihat tidak tertarik pada pembelajaran yang

disajikan guru melalui media PPT, dan tidak terlibat aktif selama pembelajaran

(lampiran 1). Terkait dengan perilaku yang ditunjukkan siswa, Slameto (2013)

menjelaskan bahwa pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa dapat menyebabkan

kurangnya minat belajar dan dapat mempengaruhi perilaku selama aktivitas belajar.

Maka, perilaku yang ditunjukkan siswa dilatarbelakangi oleh kurangnya minat belajar

siswa selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Rasilim (2019), mengajar merupakan sebuah panggilan yang telah

tertulis di dalam kitab Perjanjian Baru (Efesus 4:11; 1 Korintus 12:28; Roma 12:6-8).

Maka, dapat dikatakan bahwa Allah memberikan otoritas kepada guru untuk dapat

bertanggung jawab terhadap siswa yang dipercayakan sehingga guru juga harus

berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam kelas dengan tujuan

guru dan siswa bersama-sama dapat mengalami proses pembaharuan melalui

pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, guru berupaya menggunakan media

pembelajaran berbasis teknologi untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Melalui pemahaman yang telah dipaparkan, guru menyadari perlu adanya

peningkatan minat belajar guna memberdayakan siswa di dalam pembelajaran online.

Peningkatan dapat dilakukan berdasarkan evaluasi yang dilakukan dari Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Minat belajar yang tinggi dapat memberikan dorongan bagi

siswa untuk tertarik dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Sebaliknya, rendahnya minat

belajar dapat menjadi permasalahan di dalam kelas sebab siswa tidak menunjukkan

ketertarikan pada pembelajaran. Peningkatan minat belajar siswa dilakukan sebagai

usaha untuk meningkatkan proses belajar siswa. Good dan Bropphy dalam Van

3
Brummelen (2009) menyatakan bahwa cara guru dalam membangkitkan minat belajar

siswa yaitu bertujuan memampukan siswa untuk meraih keberhasilan dengan upaya-

upaya yang perlu dilakukan oleh guru.

Guru dapat merancangkan cara yang efektif dan kreatif untuk mengatasi

rendahnya minat belajar siswa melalui media pembelajaran berbasis teknologi yang

dapat meningkatkan minat belajar siswa yaitu aplikasi ClassDojo. Selaras dengan

pernyataan Glover (2013) yang menyatakan fakta bahwa aplikasi ClassDojo

memberikan kesenangan dan ketertarikan bagi siswa sehingga dapat menjadi media

untuk meningkatkan minat belajar dan minat belajar yang tinggi dinyatakan dapat

dihasilkan dari kolaborasi antara aplikasi digital (gamification) dengan siswa. Krach,

McCreery, & Rimel (2016) menyatakan bahwa aplikasi ClassDojo mengijinkan guru

mengapresiasi setiap perilaku yang siswa tampilkan dengan pemberian poin akan

mendorong siswa untuk memahami bahwa guru memperhatikan setiap perilaku yang

siswa tunjukkan saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu, ClassDojo diharapkan

dapat membantu guru dan siswa sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan

sehingga mampu meningkatkan minat belajar siswa. Penggunaan aplikasi ClassDojo

diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan siswa, mendorong siswa memperhatikan

pembelajaran dan merasa senang mengikuti aktivitas dalam pembelajaran online.

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, peneliti mengajukan adanya tindakan

penelitian kelas. Penelitian berikut disusun dengan metode kualitatif deskriptif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan penggunaan aplikasi ClassDojo dapat meningkatkan minat

belajar bagi siswa TK B sekolah Kristen XYZ di Manado?

4
2. Bagaimana penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo dapat meningkatkan minat

belajar bagi siswa TK B sekolah Kristen XYZ di Manado?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, peneliti memiliki tujuan penulisan yaitu:

1. Memaparkan penggunaan aplikasi ClassDojo mampu meningkatkan minat belajar

siswa TK B sekolah Kristen XYZ di Manado.

2. Memaparkan upaya guru dalam penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo pada siswa

kelas TK B sekolah Kristen XYZ di Manado.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan mengenai

penggunaan aplikasi berbasis website seperti ClassDojo dalam proses pembelajaran

dengan tujuan meningkatkan minat belajar siswa dalam konteks pembelajaran daring.

2. Bagi guru

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran

berbasis website untuk diterapkan di dalam proses pembelajaran siswa TK B sehingga

dapat meningkatkan minat belajar siswa

3. Bagi sekolah

Hasil penelitian dapat memberikan pemikiran atau ide baru di dalam upaya

peningkatan kualitas sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran siswa TK B.

4. Bagi siswa

Melalui penggunaan aplikasi ClassDojo di dalam proses pembelajaran siswa TK B

diharapkan dapat meningkatkan minat belajar sehingga dapat berdampak kepada

peningkatan hasil belajar siswa.

5
1.5 Penjelasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian, maka peneliti

perlu menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan judul penelitian “ Penggunaan

Aplikasi Class Dojo untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas TK B Sekolah

Kristen XYZ di Manado ”. Adapun beberapa penjelasan istilah dalam penelitian ini

adalah :

1. Minat Belajar

Minat belajar merupakan kecenderungan sikap untuk terlibat aktif secara

berulang dan meletakkan fokus perhatiannya terhadap proses pembelajaran (Kiemer,

Groschner, & Pehmer, 2015). Indikator dari minat belajar antara lain, adanya rasa

senang, sikap menunjukkan ketertarikan pada pembelajaran, memiliki perhatian, serta

menunjukkan keterlibatan selama pembelajaran (Hidayat W. P., 2018).

2. Aplikasi Classdojo

Aplikasi Classdojo merupakan alat yang digunakan sebagai penghargaan

kepada siswa terhadap tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran

(Nuriyawan, 2020). Menurut Barton-Arwood, Morrow, Lane & Jolivette dalam

(Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015) mengatakan ClassDojo merupakan media

berbasis teknologi yang digunakan guru untuk memberdayakan siswa dan menarik

perhatian siswa TK untuk lebih memiliki minat belajar sehingga mendorong siswa

terlibat aktif dengan membangun lingkungan belajar yang positif yang dapat mencegah

masalah-masalah perilaku.

3. Siswa TK B

Siswa TK B merupakan anak berumur 5-6 tahun. Karakteristik anak usia 5-6

tahun diantaranya ialah senang melakukan berbagai aktivitas, memiliki rasa ingin tahu

yang tinggi, antusias terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta

6
daya khayal yang tinggi (Iftitah, 2019). Menurut Ibda (2015) bahwa siswa TK B

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga menimbulkan minat untuk mengetahui

apa yang dilihat, didengar, dan dialami.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Variabel Masalah: Minat Belajar

2.1.1 Wawasan Kristen Alkitabiah Minat Belajar

Setiap manusia termasuk siswa diciptakan seturut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26).

Kebenaran tersebut memberikan implikasi bahwa manusia memiliki perbedaan dengan

makhluk ciptaan Allah yang lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Hoekema dalam (Harefa,

2019) menyatakan kata “gambar” pada Kejadian 1:26-27 berasal dari kata tselem dalam bahasa

Ibrani yang mendeskripsikan sebuah ukiran pola. Dalam konteks pada ayat 26 memiliki

pengertian bahwa manusia menggambarkan Allah. Kata rupa dalam bahasa Ibrani yakni

“demut” yang memiliki arti menyerupai sesuatu (Pfeiffer & Harrison, 2007). Berdasarkan

pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa makna gambar dan rupa Allah adalah

manusia memiliki gambaran yang menyerupai Allah.

Menurut Djadi (2004) manusia segambar dan serupa dengan Allah sesuai dengan natur

yang dikomunikasikan Allah kepada manusia. Selanjutnya, Berkhof (2016) mengatakan bahwa

kesamaan antara manusia dan Allah antara lain, memiliki akal budi, perasaan, dan memiliki

kehendak sehingga mampu menentukan keputusan dan tindakannya. Merujuk kepada

pemaparan tersebut, maka dapat dibenarkan bahwa siswa merupakan gambar dan rupa Allah

yang memiliki akal budi untuk kemampuan berpikir, perasaan untuk memiliki minat terhadap

sesuatu, dan kehendak yang mampu menentukan sebuah keputusan untuk hidup dalam

kebenaran. Kemampuan berpikir, minat siswa terhadap sesuatu, dan kehendak dalam

menentukan keputusan dapat mempengaruhi sikap mereka dalam mengikuti pembelajaran.

2.1.2 Definisi Minat Belajar

Minat belajar siswa dapat diartikan sebagai suatu keadaan siswa yang dapat

menumbuhkan rasa suka dan dapat membangkitkan semangat diri dalam melakukan suatu
8
kegiatan (Hidayat W. P., 2018). Menurut Sari & Harini (2015) minat belajar siswa merupakan

rasa ketertarikan siswa terhadap belajar di mana siswa tersebut ingin mendalami, maupun

melakukan sehingga terjadi perubahan pada diri siswa tersebut. Hal senada pun diungkapkan

oleh Krapp, Renninger & Hidi dalam Kiemer, Groschner, Schindler, & Siedel (2015) bahwa

minat adalah kecenderungan seseorang untuk terlibat secara berulang atau perhatiannya

terfokus pada objek, yang ditentukan oleh hubungan khusus antara orang dan objek dan

dibentuk oleh interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai minat

belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan faktor yang mempengaruhi dalam

mendorong siswa untuk belajar dengan didasari rasa suka, ketertarikan terhadap belajar,

memiliki kecenderungan terlibat, dan perhatian yang fokus terhadap kegiatan belajar (Hidayat,

2018; Sari & Harini, 2015; Kiemer, Groschner, Schindler, & Siedel, 2015).

2.1.3 Indikator Minat Belajar

Hidayat et. al (2018) menguraikan mengenai indikator minat belajar antara lain, adanya

rasa senang, sikap menunjukkan ketertarikan pada pembelajaran, memiliki perhatian, serta

menunjukkan keterlibatan selama pembelajaran. Selaras dengan Lestari dan Mokhammad

dalam Friantini dan Winata (2019) indikator dari minat belajar antara lain memiliki perasaan

senang dan tertarik untuk belajar, menunjukkan perhatian saat belajar, dan terlibat aktif.

Selanjutnya, menurut Safari dalam Ricardo dan Meilani (2017) terdapat beberapa indikator

minat siswa untuk belajar, yaitu perhatian, ketertarikan, dan rasa senang. Hal senada juga

dinyatakan oleh Renninger, Hidi, & Krapp (2015) menyatakan indikator minat belajar seperti

siswa memberikan perhatian dan konsentrasi, terdapat perasaan senang ketika belajar, dan

adanya peningkatan kemauan untuk belajar. Berdasarkan pemarapan beberapa ahli mengenai

indikator minat belajar, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator minat belajar

meliputi adanya rasa senang, menunjukkan perhatian saat belajar, ditandai dengan adanya

ketertarikan pada pembelajaran, serta menunjukkan peningkatan kemauan untuk belajar

9
(Hidayat, 2018; Friantini & Winata, 2019; Ricardo & Meilani, 2017; Renninger, Hidi & Krapp,

2015).

2.1.4 Faktor dan Dampak yang Mempengaruhi Minat Belajar

Faktor yang memengaruhi minat belajar siswa antara lain, materi pelajaran kurang dapat

dipahami, media belajar kurang menarik bagi siswa, metode penyampaian materi kurang tepat,

serta karakteristik siswa dan guru yang juga memiliki pengaruh dalam merangsang minat

belajar siswa (Warasi, 2016). Ditambahkan oleh Ahmad bahwa faktor lainnya yang

memengaruhi minat antara lain motivasi, sikap terhadap guru dan pelajaran, keluarga, fasilitas

sekolah, dan teman pergaulan (Fadillah, 2016). Dilanjutkan oleh Erlando (Sirait, 2016) dalam

jurnalnya bahwa minat dari siswa merupakan faktor penentu dari derajat keaktifan siswa,

apabila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat maka, siswa tidak akan memiliki daya tarik

untuk belajar yang ditandai dengan tidak belajar dengan baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa

faktor dari minat belajar diantaranya materi pelajaran yang kurang dipahami, media belajar

yang kurang menarik, metode penyampaian materi yang kurang tepat, karakakteristik siswa

dan guru, motivasi, keluarga, fasilitas sekolah dan teman pergaulan akan memengaruhi derajat

keaktifan siswa (Warasi, 2016; Fadillah, 2016; Sirait, 2016).

Era pandemi seperti sekarang ini, faktor lain yang dapat memengaruhi minat belajar ialah

pembelajaran secara daring. Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal pendidikan, bahwa

pembelajaran daring dapat membuat siswa cenderung cepat bosan (Hafinah & Umi, 2020). Hal

ini dikarenakan pemberian media belajar yang kurang menarik dan suasana pembelajaran yang

kurang mendukung ketika belajar dari rumah. Hal ini juga didukung dengan penelitian dari

Bhakti dan Budi (2020) yang menjabarkan bahwa walaupun sudah diberikan media

pembelajaran secara online, siswa masih saja terdapat perbedaan minat belajar yang signifikan.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa siswa yang memiliki minat pada pelajaran tersebut akan mampu

secara otodidak dalam mempelajarinya lebih lanjut, sedangkan siswa yang tidak memiliki

10
minat belajar akan bersikap tidak peduli dengan pelajaran yang dipaparkan serta dalam

mengerjakan atau mengikuti pembelajaran online hanya sebatas formalitas.

Dampak dari minat belajar terlihat ketika siswa mulai cenderung untuk menaruh

perhatian, memiliki ketertarikan, perasaan senang, serta keinginan untuk belajar. Ada atau

tidaknya minat akan berdampak juga bukan pada perasaan siswa melainkan hasil belajar yang

ditunjukkan. Berdasarkan pemaparan Ricardo dan Meilani (2017) bahwa secara parsial adanya

minat belajar akan berdampak kepada hasil belajar sebesar 9,13% yang diukur dari empat

indikator diantaranya perhatian, keterlibatan, rasa senang, dan ketertarikan. Hal yang sama juga

diteliti oleh Nurhasanah dan Sobandi (2016) bahwa koefisien determinasi 21,77% dari hasil

belajar dipengaruhi oleh minat belajar. Kedua penelitian yang dipaparkan ini menyatakan

bahwa minat belajar dapat berdampak pada hasil belajar siswa.

Selain dari hasil belajar siswa, minat belajar juga akan berdampak pada perilaku yang

ditimbulkan oleh siswa. Anak akan cenderung memiliki dorongan untuk bertindak ke arah yang

baik di dalam mencapai tujuan dikarenakan terdapat minat di dalam pribadi anak tersebut

(Djamarah, 2002). Kiemer, Groschner, & Pehmer (2015) menyatakan bahwa minat belajar

siswa merupakan kecenderungan sikap siswa untuk terlibat aktif secara berulang dan

meletakkan fokus perhatiannya terhadap proses pembelajaran. Sejalan dengan yang dijabarkan

oleh Ricardo dan Meilani (2017) bahwa minat belajar dapat menjadi suatu apek pembangun

motivasi, fenomena yang terbentuk akibat interaksi sosial, serta keterlibatan siswa dalam

belajar.

2.1.5 Karakteristik siswa TK B

Siswa TK B merupakan anak berumur 5-6 tahun. Karakteristik anak usia 5-6 tahun

diantaranya ialah senang melakukan berbagai aktivitas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,

antusias terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta daya khayal yang

tinggi (Iftitah, 2019). Menurut Ibda (2015) bahwa siswa TK B memiliki rasa ingin tahu yang

11
tinggi sehingga menimbulkan minat untuk mengetahui apa yang dilihat, didengar, dan dialami.

Sisi lain, siswa TK B juga berada pada perkembangan tahap pra operasional yang menurut

Khadijah (2016) ditandai dengan beberapa karakteristik antara lain, siswa mampu memahami

informasi yang diterima, siswa mampu mengkomunikasikan hasil pemikiran individu, siswa

mampu memahami adanya sebab dan akibat pada suatu kejadian, mengalami proses

perkembangan dalam berbahasa menunjukkan rasa ingin tahu, dan mudah memberikan

perhatian pada sesuatu yang menarik baginya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakter

siswa TK B dengan rentan usia 5-6 tahun menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga

dapat menimbulkan minat untuk mengetahui apa yang dilihat, didengar, dan dialami, antusias

terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta daya khayal yang tinggi

serta mampu mengkomunikasikan sesuatu yang menarik bagi mereka. (Iftitah,2019; Ibdah,

2015; Khadijah, 2016).

2.2 Variabel Tindakan: Aplikasi ClassDojo

2.2.1 Wawasan Kristen Alkitabiah Penggunaan Aplikasi ClassDojo

Selama masa pandemi COVID-19 terjadi, pembelajaran diselenggarakan melalui

online learning. Guru dan siswa mengikuti jadwal sekolah secara virtual. Melalui keadaan ini,

guru dan siswa harus mampu beradaptasi dengan media teknologi, menemukan solusi di dalam

menghadapi tantangan dalam konteks online learning untuk dapat mencapai tujuan

pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa. Teknologi merupakan kegiatan budaya

yang mana manusia menjalankan kebebasan dan tanggung jawab dalam meresponi Tuhan

dengan membentuk dan mentransformasikan ciptaan alam, dengan bantuan alat untuk sebuah

tujuan (Monsma, 1986). Guru menggunakan teknologi untuk membantu berlangsungnya

pembelajaran, untuk menolong dalam memberikan sumber belajar, memberikan ketertarikan

12
siswa pada pembelajaran, dan memberikan feedback kepada siswa agar terus mengalami

pertumbuhan (Oliver, 2014) dan menjadi sarana interaksi secara virtual menyampaikan pesan

kebenaran firman Tuhan pada saat pembelajaran (Pasasa, 2015).

Menurut Chiarelli, Szabo, & Williams (2015) guru dapat menggunakan aplikasi

ClassDojo untuk meningkatkan minat belajar, mengurangi perilaku negatif siswa, juga dapat

menjadi sarana untuk guru dan orang tua memberikan evaluasi bagi siswa. Teknologi pada

hakikatnya dapat digunakan untuk menolong manusia dalam pengembangan diri, menjadi

media untuk berinteraksi, dan menjadi sarana untuk membawa manusia di dalam penyembahan

kepada Allah (Gay, 2018). Dengan demikian, keberadaan teknologi sebagai bentuk ciptaan

Allah dapat membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul saat

pembelajaran.

2.2.2 Definisi Aplikasi ClassDojo

Aplikasi ClassDojo merupakan aplikasi yang disediakan bagi guru untuk

mengumpulkan data tindakan spesifik dari setiap siswa, baik itu tindakan positif maupun

negatif (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015). Selaras dengan pengertian ClassDojo menurut

Williamson (2017) yakni aplikasi gratis yang mengizinkan guru untuk mengapresiasi perilaku

positif seperti keaktifan menjawab, fokus, memiliki minat belajar dan keterlibatan setiap siswa

di dalam kelas dengan pemberian poin. Sedangkan, menurut Kuder (2017) menyatakan bahwa

aplikasi ClassDojo merupakan media digital yang digunakan dalam pembelajaran untuk

manajemen perilaku dengan tujuan untuk menentukan apakah dalam penerapannya dengan

target mingguan sudah mendorong siswa-siswa untuk menampilkan lebih banyak perilaku

positif dan mengurangi frekuensi masalah perilaku. Dari pengertian tiga ahli di atas,

disimpulkan bahwa ClassDojo adalah aplikasi gratis yang dapat digunakan sebagai media

pembelajaran dalam hal manajemen perilaku siswa, dimana guru dapat mengumpulkan data

13
tindakan positif dan negatif siswa melalui poin yang di peroleh. Guru dapat memberikan poin

sebagai bentuk apresiasi dari setiap tindakan positif yang ditentukan, serta mendorong siswa

untuk mengurangi tindakan negatif berdasarkan hasil rekapitulasi perilaku yang di berikan

setiap minggunya. (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015; Williamson 2017; Kuder 2017).

2.2.3 Fitur-fitur pada Aplikasi ClassDojo

Cara mengumpulkan data perilaku siswa melalui ClassDojo adalah dengan mengklik

nama siswa yang akan dinilai kemudian memilih reward seperti apa yang akan diberikan.

ClassDojo sendiri telah menyediakan jenis penilaian reward berupa helping others, on task,

participating, persistence, teamwork, working hark disertai dengan ikon gambar “thumbs-up”

dan poin (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015). Tidak hanya itu saja, guru dapat memilih

perilaku seperti apa saja yang akan dinilai dengan menekan fitur add positive skill yang sudah

ditampilkan pada aplikasi ClassDojo untuk memberikan apresiasi atas keterlibatan siswa,

sedangkan ketika siswa pasif maka guru dapat menekan fitur “needs work” (Kuder, 2017).

Akumulasi penilaian tersebut akan ditampilkan dan dikonversikan dalam bentuk perilaku/sikap

(Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020).

14
Gambar 1 ClassDojo tampilan pada web dan aplikasi
(Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020)

Gambar 2 Fitur positive, needs works, dan report


(Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020).

Dari pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan ClassDojo memiliki fitur positif yang

terdiri dari kategori perilaku helping others, working hard dan fitur needs work serta report

15
berupa akumulasi kategori perilaku yang dikonversikan dalam nilai. (Chiarelli, Szabo, &

Williams, 2015; Kuder, 2017; Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020).

2.2.4 Manfaat Aplikasi ClassDojo

Manfaat aplikasi ClassDojo bagi orangtua dapat digunakan untuk melihat kumpulan data

perilaku siswa dan keterlibatan dalam aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

(Borgonovi & Montt, 2012). Sedangkan manfaat aplikasi ClassDojo bagi siswa, memiliki

fungsi untuk meningkatkan komitmen siswa untuk taat terhadap peraturan kelas, aktif di dalam

kelas dan terlibat aktif (Kapp, 2012). Hamdani et al (2020) menyatakan bahwa aplikasi Class

Dojo memberikan stimulus verbal untuk mengakomodasi representasi dari modalitas (panca

indera) audiotori siswa. Aplikasi ini dapat diunduh melalui playstore dan dibuka melalui

google dengan keyword ClassDojo. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa manfaat aplikasi ClassDojo adalah alat yang dapat digunakan oleh guru dan orang tua

untuk mengukur perilaku atau keterlibatan siswa di dalam kelas melalui laporan analisis yang

diberikan berdasarkan poin perilaku siswa itu sendiri. ClassDojo juga berfungsi untuk

meningkatkan awareness siswa terhadap peraturan serta keterlibatannya di dalam kelas.

(Borgonovi & Montt, 2012; Kapp, 2012; Hamdani et al 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozkan dan Samur (2017) )menyatakan bahwa saat

siswa tidak memperoleh poin, di pertemuan selanjutnya siswa akan lebih suka untuk

berpartisipasi di dalam aktivitas pembelajaran, bersikap menghargai, mengerjakan tugas, dan

menghadiri kelas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Garcia dan Hoang dalam (Kaplan G. ,

Bolat, Goksu, & Ozdas, 2021) menyatakan bahwa siswa berpendapat bahwa usaha dalam

memperoleh poin dapat berkontribusi dalam membantu mereka untuk fokus dalam

pemelajaran, berpartisipasi di dalam kelompok. Hasil penelitian menyatakan bahwa semenjak

penggunaan ClassDojo sebagai alat bantu positif mendorong orang tua untuk semakin

16
bertanggung jawab dalam mempersiapkan peralatan siswa belajar (Kaplan, Bolat, Goksu, &

Ozdas, 2021). Orang tua juga mengakui bahwa ClassDojo berkontribusi dalam mendorong

siswa untuk belajar dan semakin aware terhadap keterlibatan mereka di dalam kelas.

2.2.5 Langkah-langkah Penggunaan Aplikasi ClassDojo

Menurut Chiarelli, Szabo, & Williams (2015) langkah-langkah penggunaan aplikasi

ClassDojo yaitu, (1) Halaman pertama pada aplikasi ini berupa anjuran untuk memilih identitas

atau status pengguna apakah sebagai guru atau orangtua atau siswa. Jika seorang guru akan

diarahkan untuk mengisi data berupa nama depan, nama belakang, email beserta password; (2)

Kemudian anjuran memilih sekolah yang menjadi tempat guru mengajar; (3) Guru

mengunggah jadwal belajar siswa dan nama siswa; (4) Aplikasi ClassDojo akan memunculkan

gambar (avatar) untuk setiap nama siswa; (5) Guru dapat menekan avatar sesuai dengan

perilaku siswa, maka ketika siswa menunjukkan keterlibatannya akan berbeda dengan ketika

siswa pasif; (6) Ketika guru menekan avatar untuk perilaku positif akan berbunyi “ring” dan

ketika guru menekan avatar untuk perilaku negatif akan berbunyi “buzz”; (7) Poin pada

ClassDojo akan terakumulasi selama periode satu minggu.

Menurut Saeger (2017) langkah-langkah penggunaan aplikasi ClassDojo melalui

perspektif siswa dimulai dengan, (1) halaman utama berupa tampilan keseluruhan avatar siswa

yang disediakan ClassDojo secara acak. Dapat diubah jika login dengan akun siswa. Halaman

utama yang ditampilkan dalam bentuk smartboard dapat dilihat oleh seluruh siswa dan guru;

(2) Setiap siswa memperoleh poin atau kehilangkan poin yang dinilai oleh guru akan diiringi

bunyi “ring” pada kategori positive dan akan diiringi bunyi “buzz” pada kategori needs work

setelah nama siswa pada avatar dan kategori perilaku yang akan dinilai muncul; (3)

Selanjutnya, akumulasi perolehan data setiap siswa dapat ditampilkan sesuai dengan waktu

penggunaan ClassDojo. Jika orang tua sudah memiliki akses untuk melihat akumulasi harian,

mingguan, bulanan dari setiap kategori perilaku, orang tua dapat langsung menghubungi guru.

17
Ditambahkan oleh Kaplan, Bolat, Goksu, & Ozdas (2021) langkah-langkah dalam

menggunakan ClassDojo adalah sebagai berikut; (1) Guru mendaftar kedalam aplikasi (kelas,

nama sekolah, nama siswa), (2) Memilih perilaku positif yang hendak dikembangkan di dalam

kelas, serta bentuk poin yang akan diberikan pada perilaku positif tersebut, (3) Guru dapat

memberikan poin pada setiap perilaku melalui handphone atau perangkat komputer yang

terhubung dengan internet secara real-time, (4) Poin yang diberikan akan terakumulasi dan di

analisis secara otomatis, dan kemudian akan terlampir dalam bentuk laporan perilaku siswa

yang kemudian dapat dibagikan kepada guru lain maupun orang tua siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah dalam

penggunaan aplikasi ClassDojo dimulai dengan mendaftarkan kelas, sekolah, dan nama siswa.

Langkah selanjutnya guru dapat menentukan perilaku yang hendak di kembangkan di dalam

kelas, dan poin dapat diberikan secara real-time untuk setiap perilaku yang dilakukan siswa.

Langkah terakhir setiap poin yang diperoleh siswa akan secara otomatis di analisis dan akan

terlampir sebagai laporan perilaku siswa, yang kemudian dapat menjadi gambaran bagi guru

dan orang tua untuk pengembangan perilaku siswa. (Chiarelli, Szabo, & Williams 2015;

Saeger, 2017; Kaplan, Bolat, Goksu, & Ozdas 2021)

18
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Model Penelitian Tindakan Kelas

Metode penelitian merupakan tindakan yang dilaksanakan secara tersusun dan teratur

dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan (Fitrah & Luthfiyah,

2017). Zainal Aqib, dkk dalam bukunya menyatakan, “Metode penelitian adalah cara yang

teratur dan terorganisasi dengan baik dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data

untuk menentukan atau mengembangkan dan menguji suatu teori secara alamiah” (2017, p.59).

Sehingga dapat dikatakan bahwa metode penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan secara

sistematis oleh peneliti dalam mengumpulkan data serta mengelola untuk memecahkan suatu

permasalahan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas

merupakan alternatif dalam pengembangan atau perbaikan praktik pendidikan yang tidak

hanya berfokus dalam ranah akademis, guru akan menerapkan ilmu para pakar di dalam kelas

dan kemusian akan dinilai keberhasilannya berdasarkan filsafat, psikologi, dan sosiologi

(Parnawi, 2020). Karakteristik dari penelitian tindakan kelas yakni berupaya untuk

memecahkan suatu permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Mahmud dan

Tedi Priatna, 2008). Sehingga PTK bukan hanya sekedar ingin tahu melainkan juga untuk

memperbaiki masalah selama kegiatan pembelajaran di kelas. Sejalan dengan pernyataan

Pelton (2010) yang mengungkapkan bahwa Penelitian Tidakan kelas adalah tindakan evaluasi

yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran agar berdampak pada

keberhasilan siswa belajar berdasarkan hasil refleksi guru saat mengajar. Penelitian Tindakan

Kelas ini menggunakan model Robert Pelton. Penelitian model Pelton dilakukan dalam

beberapa tahap yaitu; Identifikasi masalah, pengumpulan data, perencanaan tindakan,

19
merencanakan aktivasi, penilaian hasil. Tahap identifikasi masalah dan perencanaan tindakan

merupakan dasar bagi peneliti untuk melanjutkan urutan tahapan selanjutnya. Pelaksanaan

penelitian model Robert Pelton digambarkan seperti gambar 3.1

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas menurut Pelton


Sumber: (Pelton, 2010, hal. 9)

3.2 Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yang akan diamati dan diberikan tindakan adalah siswa

kelas TK B. Jumlah siswa di kelas TK B yaitu 25 orang, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 6

siswa perempuan.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Kristen XYZ Manado. Penelitian dilaksanakan

melalui sistem daring mengikuti penerapan sistem pembelajaran di sekolah yang dilakukan

secara online.

3.2.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2021 sampai dengan Desember 2021.

20
3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Identifikasi Masalah

Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ialah

mengidentifikasi masalah terkait dengan fakta yang terlihat pada saat kegiatan pembelajaran di

kelas. Pelton (2010) menjelaskan bahwa guru perlu melihat permasalahan secara mayor yang

terjadi, dalam menentukkan serta mengidentifikasi masalah yang perlu untuk dilakukannya

suatu tindakan penyelesaian. Pada tahap identifikasi masalah, peneliti memperoleh variabel

masalah melalui hasil pengamatan. Masalah mayor yang ditemukan adalah mengenai

kurangnya minat belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan sikap beberapa siswa yang asik

sendiri dengan mainannya, tidak duduk dengan baik di tempat duduknya, tidak terlibat aktif

menjawab bila tidak dipanggil namanya, siswa juga tidak fokus menatap layar ketika guru

sedang menjelaskan materi, siswa melamun serta siswa terlihat kurang tertarik pada

pembelajaran (Lampiran 1 & Lampiran 2; Hasil observasi Kamis 28 Januari 2021 & Kamis 4

Februari 2021 pada mata pelajaran Bahasa Inggris).

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti memperoleh, mengumpulkan, dan mengolah

data sebelum melanjutkan tahap penelitian kepada tahap perencanaan. Data yang telah

terkumpul dapat berfungsi untuk menuntun peneliti dan memberikan validasi terhadap

tindakan yang dilakukan, serta memberikan penilaian hasil akhir dari penelitian (Pelton, 2010).

Ditambahkan kembali oleh Pelton (2010) mengenai jenis-jenis data dalam penelitian tindakan

kelas antara lain, tugas yang diberikan pada siswa, kuis, pekerjaan rumah, jurnal siswa, hasil

kerja siswa berupa tes, hasil tanya jawab, catatan absensi siswa, observasi terhadap

pembelajaran siswa.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan melalui tindakan observasi

terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, yaitu sebanyak dua kali.

21
Observasi tersebut dilakukan pada tanggal 28 Januari 2021 dan Kamis 4 Ferbuari 2021. Hasil

observasi tersebut dituliskan dalam instrumen observasi kelas. Kemudian, peneliti juga

melakukan pengumpulan data melalui tindakan wawancara dengan guru mentor terkait dengan

minat belajar siswa, media dan metode pembelajaran, dan karakteristik siswa. Selanjutnya,

peneliti melakukan pengumpulan data melalui penggunaan angket siswa mengenai minat

belajar. Angket siswa tersebut berisi pernyataan yang sesuai dengan indikator minat belajar

siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Terakhir, peneliti juga mengumpulkan data

melalui literatur yang berfungsi untuk menunjang teori dan mendukung data yang telah

dikumpulkan.

3.3.3 Perencanaan Tindakan

Tahap perencanaan tindakan merupakan tahap untuk merefleksikan tindakan yang

sesuai untuk penanganan masalah di dalam kelas, refleksi ini juga harus disesuaikan dengan

kapasitas pelaksana dari tindakan. Pertanyaan yang mungkin dapat digunakan untuk

merefleksikan tindakan adalah apakah saya seorang guru spesialis? Guru dasar? Calon guru?

Dosen perguruan tinggi? Supervisor klinis? Administrator sekolah? Literatur profesional? Dan

lain-lain. Setelah menentukan kapasitas peneliti, akan lebih baik untuk menghubungi para ahli

profesional dalam mata pelajaran atau kelas yang sedang diteliti, peneliti dapat mendiskusikan

tindakan apa yang paling mungkin berhasil untuk memenuhi kebutuhan siswa. Penting untuk

di ingat, setelah mengumpulkan informasi peneliti diharapkan untuk berhati-hati dalam

merancangkan tindakan, sangat disayangkan jika peneliti hanya meniru tindakan yang

dilakukan oleh orang lain. Akan lebih baik jika peneliti merancangkan tindakan versi dirinya

sendiri berdasarkan sintesis informasi yang telah dikumpulkan, harapannya tindakan yang

dirancangkan dapat memberikan sumbangsih transformatif baru dalam bidang penelitian

tindakan kelas (Pelton, 2010).

22
Pada tahap ini, peneliti telah mengumpulkan teori-teori, pendapat para ahli, dan diskusi

bersama mentor yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam memilih dan

melaksanakan tindakan. Teori dan pendapat para ahli yang dikumpulkan dari sumber yang

tervalidasi seperti jurnal penelitian, buku, dan situs web pendidikan. Sumber yang

dikumpulkan memuat tentang minat belajar siswa yang rendah, hingga penerapan aplikasi

ClassDojo yang teruji dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pemilihan aplikasi ClassDojo

sebagai tindakan karena aplikasi tersebut mampu mengubah atmosfer kelas sehingga

menghadirkan suasana berbeda di dalam kelas yang kemudian meningkatkan minat belajar

siswa. Aplikasi ini juga dapat membantu guru dalam melihat catatan perilaku siswa, sehingga

memudahkan guru untuk menentukan hal-hal yang mungkin perlu ditingkatkan dalam diri

siswa tersebut. Catatan perilaku yang diterbitkan juga dapat dikomunikasikan dengan orang

tua siswa sehingga orang tua juga dapat memonitor perkembangan anak serta dapat menjadi

partner guru untuk menuntun siswa lebih berkembang.

3.3.4 Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan tindakan yang telah dirancangkan

sebelumnya. Diharapkan peneliti telah benar-benar menentukan tindakan yang terbaik

berdasarkan tinjauan data yang telah dikumpulkan. Penting untuk di ingat bahwa perencanaan

yang telah dirancang tidak selamanya akan berjalan sesuai rencana, besar kemungkinan akan

timbul kondisi yang mengharuskan peneliti lebih fleksibel dalam melaksanakan tindakannya.

Oleh karena itu, peneliti harus sigap dan terbuka dengan perubahan yang ada dan

usahakan untuk mengkomunikasikan setiap kejadian di dalam kelas dengan ahli profesional

atau mentor sehingga dapat menentukan tindakan antisipasi yang memungkinkan demi

penyempurnaan tindakan yang telah peneliti tetapkan (Pelton, 2010)

23
Berikut adalah cara kerja penerapan aplikasi ClassDojo di dalam kelas menurut Cetin (2018):

No Cara kerja penerapan aplikasi Aspek yang diamati

ClassDojo

1 Menampilkan avatar bagi setiap siswa - Siswa terkesan dengan bentuk

avatar yang unik

- Siswa terkesan dengan warna-

warna unik yang ditampilkan oleh

ClassDojo

- Beberapa siswa bertanya tentang

aplikasi ClassDojo

2 Memberikan catatan perilaku kepada - Guru akan memberikan poin

siswa berupa poin pada avatar siswa. kepada siswa yang menunjukkan

tindakan atau perilaku yang

diharapkan selama pembelajaran

- Beberapa siswa gembira ketika

menerima poin

- Beberapa siswa yang tidak

mendapatkan poin menanyakan

alasan mengapa ia tidak

mendapatkan poin

- Setelah mendengarkan penjelasan

guru, seluruh siswa menunjukkan

sikap kooperatif dengan mengikuti

24
sesi pembelajaran dengan baik dan

penuh antusias

- Antusias siswa selama

pembelajaran menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan minat belajar

siswa

3 Catatan perilaku siswa sebagai - ClassDojo akan memberikan

perilaku yang perlu ditingkatkan rekapitulasi poin perilaku siswa

seminggu sekali

- rekapitulasi yang di dapatkan dapat

menolong guru untuk melacak

perilaku siswa yang perlu

ditingkatkan

4 Mengkomunikasikan catatan - Catatan perilaku yang di dapatkan

perilaku siswa kepada orang juga dapat di komunikasikan

tua kepada orang tua siswa dengan

tujuan orang tua mengetahui dan

memonitot perkembangan anak

- Guru dan orang tua dapat

berkolaborasi dalam menuntun

siswa untuk mengembangkan

perilaku yang diperlukan

25
3.3.5 Penilaian Hasil

Pada tahap terakhir, peneliti melakukan penilaian hasil setelah melakukan tahap

pelaksanaan tindakan dari setiap perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu. Pada tahap

penilaian hasil artinya, peneliti mengumpulkan setiap data yang diperoleh setelah melewati 4

tahap sebelumnya untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah

dilakukan (Pelton, 2010). Melalui tahap penilaian hasil dapat membantu peneliti untuk

mencermati bagian-bagian yang harus ditambahkan atau memerlukan perubahan berdasarkan

data yang dimiliki oleh peneliti.

Peneliti melihat dari hasil dari pada instrumen yang digunakan dalam pengumpulan

data. Hasil penilaian tersebut dapat diamati melalui hasil observasi kelas dengan adanya

pertanyaan penuntun seperti mengenai penerapan tujuan pembelajaran, pola interaksi siswa,

dan pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Kemudian, penilaian hasil dapat dicermati

melalui hasil wawancara terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya, peneliti dapat

menggunakan angket siswa terkait dengan minat belajar yang berisi indikator minat belajar

siswa dalam pembelajaran yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung ketika

pembelajaran, melihat dari respon siswa ketika pembelajaran, melihat ketertarikan siswa

terhadap media pembelajaran, dan hasil kerja siswa.

Penilaian hasil dilakukan setelah menerapkan perencanaan dalam bentuk tindakan

penggunaan aplikasi ClassDojo yang kemudian melakukan evaluasi terhadap tindakan

tersebut. Hal ini dilakukan guna memberikan penilaian terkait dengan keberhasilan

pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, termasuk kekuatan dan kelemahan dari

tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Setelah melakukan tahap penilaian

hasil, peneliti akan mendapatkan hasil antara berhasil atau tidak berhasil. Jika kelima tahap

dalam pengunaan ClassDojo telah berhasil meningkatkan minat belajar siswa sesuai yang

diharapkan, maka metode dan tindakan yang ditetapkan pada perencanaan telah sesuai dan

26
menunjukkan keberhasilan. Artinya, peneliti cukup melakukan penerapan penggunaan

ClassDojo dalam metode penelitian ini pada siklus I. Sedangkan, jika menurut hasil evaluasi

penerapan penggunaan ClassDojo belum menunjukkan peningkatan dan belum memberikan

hasil yang diharapkan oleh peneliti, maka metode dan tindakan yang ditetapkan pada

perencanaan dinyatakan belum berhasil. Untuk itu, peneliti dapat melakukan metode penelitian

pada siklus II. Siklus II dilakukan dengan adanya perubahan dan atau penambahan sebagai

langkah perbaikan dari penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo dalam meningkatkan minat

belajar siswa.

3.4 Sumber Data Penelitian dan Analisis Data

1. Observasi

Sumber data variabel masalah diperoleh dari observasi kelas selama 2 kali pertemuan

di mata pelajaran Bahasa Inggris kelas TK B. Observasi berisi perilaku siswa saat berinteraksi

mulai awal sampai akhir pembelajaran baik dalam bentuk respon secara verbal maupun non-

verbal.

2. Wawancara Guru

Sumber data variabel tindakan diperoleh dari observasi kelas dan wawancara dengan

guru. Wawancara dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang

terjadi, minat belajar siswa, karakteristik siswa dan latar belakang penggunaan ClassDojo

sebagai solusi dalam mengatasi masalah yang ditemukan di dalam kelas.

3. Literatur Profesional

Data variabel masalah dan variabel solusi yang ditemukan kemudian ditelusuri

menggunakan teori-teori yang mendukung agar dapat memaparkan faktor-faktor yang

mempengaruhi dari data variabel masalah dan memaparkan hasil penelitian para ahli dari data

variabel tindakan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan aplikasi

27
ClassDojo dan minat belajar melalui sumber buku, jurnal, dan laporan yang terkait dengan

topik penelitian.

4. Angket Minat Belajar Siswa

Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah jenis checklist dan menggunakan

pertanyaan penutup. Pada angket ini jawaban sudah disediakan peneliti sesuai dengan fakta

yang terjadi di kelas. Pilihan jawaban yang disediakan yakni “Cukup Berkembang,

Berkembang Baik, Berkembang Sangat Baik”. Tujuan angket digunakan untuk mengetahui dan

mengukur minat belajar siswa kelas TK B di sekolah Kristen XYZ di Manado dalam mengikuti

pembelajaran. Angket minat belajar siswa disusun berdasarkan indikator minat belajar siswa

dalam pembelajaran Bahasa Inggris:

a. Rasa senang (menunjukkan rasa senang, nyaman, dan menikmati pembelajaran)

b. Terlibat aktif (berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran)

c. Perhatian saat belajar (menunjukkan ketertarikan dan fokus saat belajar)

d. Keinginan belajar (menunjukkan ketekukan dan melakukan perubahan kearah positif dalam

mencapai tujuan pembelajaran)

28
DAFTAR PUSTAKA

Berkhof, L. (2016). Teologi Sistematika Volume 2.2 Doktrin Manusia. Surabaya: Momentum.

Bhakti, S. M., & Budi, Y. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Online dalam Pemahaman

dan Minat Belajar Siswa Pada Konsep Pelajaran Fisika. ORBITA. Jurnal Hasil

Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika, 248-251.

Borgonovi, F., & Montt, G. (2012). Parental Involment in Selected PISA Countries and

Economies. OECD Education Working Papers, 10(73), 58-87.

doi:http://dx.doi.org/10.1787/5k990rk0jsjj-en

Cetin, H. (2018). Views of middle school students about class dojo education technology.

Acta Ditactia Napocensia, 89-97.

Chiarelli, M., Szabo, S., & Williams, S. (2015). Using ClassDojo to Help with Classroom

Management during Guided Reading. Texas Hournal of Literacy Education, 3(2), 81-

88.

Djadi, J. (2004). Gambar dan Rupa Allah. Jurnal Jaffray, 2(1), 1-6.

doi:https://doi.org/http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v2i1.144

Djamarah, S. B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadillah, A. (2016). Analisis Minat Belajar dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Matematika

Siswa. jurnal Meatematika dan Pendidikan Matematika, 113-122.

Fitrah, & Luthfiyah. (2017). Metodologi penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &

Studi Kasus). Sukabumi: CV. Jejak.

Friantini, R. N., & Winata, R. (2019). Analisis Minat Belajar Pada Pembelajaran Matematika.

Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 6-11.

Gay, C. M. (2018). Modern technology and the human future: A christian appraisal.

Downers Grove: InterVarsityPress Academic.

29
Glover, I. (2013). Play as You Learn: Gamification as a Technique for Motivating Learners .

Virgina: VA: AACE.

Hafinah, R. Y., & Umi. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa

pada Masa COVID-19. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 232-243.

Hamdani, Hidayat, H., Mulyanto, A., & Hermawati, Y. (2020). ClassDojo as Indonesian

Language Learning Media at Senior High School. doi:https://doi.org/10.4108/eai.20-

9-2019.2290953

Harefa, J. (2019). Makna Allah Pencipta Manusia dan Problematika Arti "Kita" dalam

Kejadian 1:26-27. Jurnal Teologi dan Pelayanan Kristiani, 107-117.

doi:http://dx.doi.org/10.33991/epigraphe.v3i2.129

Hidayat, A. (2017, Februari Jumat). METODE PENELITIAN: Pengertian, Tujuan, dan Jenis.

Statistikian, p. 1.

Hidayat, W. P. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif dan Minat Belajar Siswa dalam

Mengerjakan Soal Open Ended dengan Pendekatan CTL. PYTHAGORAS: Jurnal

Matematika Pendidikan Matematika, 13(1), 63-75.

Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Piaget. Jurnal Intelektual, 3(1), 27-38.

Iftitah, S. (2019). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini. Pemekasan: Duta Media

Publishing.

Kadarmanto, M. (2016). Mengkaji Revolusi Mental Dalam Perspektif Pendidikan Kristen

(Assessing The Mental Revolution From A Christian Education Perspective).

Polyglot: Jurnal Ilmiah, 103-118.

Kapp, K. M. (2012). The Gamification of Learning and Instruction. Pennysylvania: John

Wiley & Sons.

Khadijah. (2016). Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (1st.ed). Medan: Perdana

Publishing.

30
Kiemer, K., Groschener, A., Schindler, A., & Siedel, T. (2015). Effects of a Classroom

Discourse Intervention on Teachers' Practice and Students' Motivation to Learn

Mathematics and Science. Journal Learning Instruction, 35(1), 94-103.

doi:https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2014.10.003

Knight, G. R. (2009). Filsafat dan Pendidikan: Sebuah Pendahuluan dari Perspektif Kristen.

Jakarta: Universitas Pelita Harapan.

Krach, S. K., McCreery, M. P., & Rimel, H. (2016). Examining Teachers’ Behavioral

Management Charts: a Comparison of Class Dojo and Paper-Pencil Methods.

Contemp School Psychol, 1-10.

Kuder, S. (2017). Using ClassDojo to Promote Behaviors and Decrease Undesired Behaviors

in the Classroom. United State of America: Rowan University.

Kusuma, J., Jefri, U., Surnani, E., Pratiwi, I., & Kurniawan, E. (2020). Pelatihan Penggunaan

Aplikasi ClassDojo sebagai Upaya Peningkatan Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru

SD IT Bina Bangsa Era Kenormalan Baru. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat -

Aphelion, 01(01), 57-67.

Mahmud dan Tedi Priatna. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tsabita.

Monsma, S. V. (1986). Responsible technology: A christian perspective. Grand Rapids:

Eerdmans-Lighting Source.

Nuriyawan, A. (2020). Studi Komparasi Penggunaan Platform Socrative dan ClassDojo di

Kelas Google Classroom. Jurnal IT-EDU, 262-272.

O'Conell, J. (2003). Bullying at School. California: California Department of Education.

Oliver, E. (2014). Theological Education with Help of Technology. HTS Teologies Studies,

70(1), 1-7. doi:https://doi.org/doi:10.4102/hts.v70i1.2643

31
Ozkan, Z., & Samur, Y. (2017). Effects on the Students' Motivations of Using the

Gamification Methods in Learning Process: A Content Analysis Study. Erge Journal

of Education, 18(2), 857-886.

Parnawi, A. (2020). Penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Yogyakarta: CV.

BUDI UTAMA.

Pasasa, A. (2015). Pemanfaatan Media Internet sebagai Media Pemberitaan Injil. Jurnal

Simpson: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 2(1), 71-98.

Pelton, R. P. (2010). Action Research for Teacher Candidates. United States of America:

Rowman & Littlefield Education.

Pfeiffer, C., & Harrison, E. (2007). Commentary Alkitab Wcyliffe. Jakarta: Gandum Mas.

Rasilim, C. (2019). Studi Pengalaman Mahasiswa Calon Guru dalam Mempraktekkan

Filsafat Pendidikan Kristen [ A Field Experience Study of Pre-Service Teachers in

Putting the Chrostian Education Philosophy into Practice]. POLYGOT: Jurnal Ilmiah,

15-39. doi:https://doi.org/dx.doi.org/10.19166/pji.v15i1.1075

Renninger, K. A., Hidi, S., & Krapp, A. (2015). The Role of interest in Learning and

Development. London: Psychology Press.

Ricardo, & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen dan Perkantoran, 188-201.

Saeger, A. M. (2017). Using ClassDojo to Promote Positive behaviors and Decrease

negative Behaviors in the Classroom. United States: Rowan University.

Sari, F. M., & Harini, E. (2015). Hubungan Persepsi Siswa terhadap Mata Pelajaran

Matematika Minat Belajar dan Kemandirian Belajar dengan Hasil Belajar

Matematika. Uninon: Jurnal Pendidikan Matematika, 61-68.

Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal

Formatif, 35-43.

32
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D).

Bandung: Alfabeta Serangkai.

Sukreni, W. L. (2014). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk

Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Anak Kelompok B TK Kumara Jati Denpasar.

E-Journal Program Pascasarjana universitas Pendidikan Ganesha, 1-9.

Van Brummelen, H. (2009). Berjalan dengan Tuhan di dalam Kelas. Jakarta: Universitas

Pelita Harapan.

Warasi, Y. (2016). Meningkatkan Minat Belajar terhadap Pendidikan Agama Kristen melalui

Metode Role Playing pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lolofitu Moi. Jurnal

Ilmiah DIDAKTIK IKIP Gunung Sitoli, 10(2), 1888-1896.

Williamson, B. (2017). Decoding ClassDojo: Psyco-Policy, Socio-Emotional Learning, and

Persuasive Educational Technologies. Learning, Media, and Technology, 1-17.

doi:10.1080/17439884.2017.1278020

Zainal Aqib, dkk. (2017). Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

33
Lampiran 1

34
Lampiran 2

35

Anda mungkin juga menyukai