Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
NAMA : 1. Chevina Alfa B
2. Esther Natalia S
3. Ina Ulina S
4. Intan Miranda S
NPM : 1. 01307170062
2. 01307170080
3. 01307170072
4. 01307170101
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
i
2.2.5 Langkah-langkah Penggunaan Aplikasi ClassDojo .............................. 17
Lampiran 1 ............................................................................................................................. 34
Lampiran 2 ............................................................................................................................. 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
mengupayakan pembimbingan bagi anak-anak pada rentang usia 4-6 tahun. Sukreni,
Lasmawan, & Dantes (2014) menyatakan bahwa perkembangan kognitif siswa Taman
Kanak-kanak disebabkan dari adanya minat siswa tersebut, untuk dapat terlibat
mengikuti aktivitas belajar saat pembelajaran. Kiemer, Groschner, & Pehmer (2015)
menyatakan bahwa minat belajar siswa merupakan kecenderungan sikap siswa untuk
terlibat aktif secara berulang dan meletakkan fokus perhatiannya terhadap proses
Siswa merupakan gambar dan rupa Allah yang memiliki kemampuan untuk
berpikir, memiliki minat terhadap sesuatu, mampu menentukan sebuah keputusan, dan
mampu untuk hidup dalam kebenaran. Sejalan dengan pendapat Berkhof (2016) bahwa
manusia memiliki akal budi, perasaan, dan kebebasan dalam bertindak. Namun, akibat
keberdosaan manusia natur dosa melekat dalam pribadi siswa yang menyebabkan
perilaku mereka cenderung tidak sesuai dengan kehendak Allah (Kadarmanto, 2016).
Maka dari itu, tidak dapat dipungkiri bahwa keberdosaan telah memberikan pengaruh
pelajaran Bahasa Inggris ditemukan fakta bahwa perilaku siswa kurang menunjukkan
minat belajar. Selama pembelajaran siswa menunjukkan perilaku seperti asik sendiri
2
dengan mainannya, tidak memperhatikan layar gawai, tidak menunjukkan minat dan
fokus pada pembelajaran, dan siswa terlihat tidak tertarik pada pembelajaran yang
disajikan guru melalui media PPT, dan tidak terlibat aktif selama pembelajaran
(lampiran 1). Terkait dengan perilaku yang ditunjukkan siswa, Slameto (2013)
menjelaskan bahwa pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa dapat menyebabkan
kurangnya minat belajar dan dapat mempengaruhi perilaku selama aktivitas belajar.
Maka, perilaku yang ditunjukkan siswa dilatarbelakangi oleh kurangnya minat belajar
tertulis di dalam kitab Perjanjian Baru (Efesus 4:11; 1 Korintus 12:28; Roma 12:6-8).
Maka, dapat dikatakan bahwa Allah memberikan otoritas kepada guru untuk dapat
bertanggung jawab terhadap siswa yang dipercayakan sehingga guru juga harus
berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam kelas dengan tujuan
Tindakan Kelas (PTK). Minat belajar yang tinggi dapat memberikan dorongan bagi
siswa untuk tertarik dan terlibat aktif dalam pembelajaran. Sebaliknya, rendahnya minat
belajar dapat menjadi permasalahan di dalam kelas sebab siswa tidak menunjukkan
usaha untuk meningkatkan proses belajar siswa. Good dan Bropphy dalam Van
3
Brummelen (2009) menyatakan bahwa cara guru dalam membangkitkan minat belajar
siswa yaitu bertujuan memampukan siswa untuk meraih keberhasilan dengan upaya-
Guru dapat merancangkan cara yang efektif dan kreatif untuk mengatasi
rendahnya minat belajar siswa melalui media pembelajaran berbasis teknologi yang
dapat meningkatkan minat belajar siswa yaitu aplikasi ClassDojo. Selaras dengan
memberikan kesenangan dan ketertarikan bagi siswa sehingga dapat menjadi media
untuk meningkatkan minat belajar dan minat belajar yang tinggi dinyatakan dapat
dihasilkan dari kolaborasi antara aplikasi digital (gamification) dengan siswa. Krach,
McCreery, & Rimel (2016) menyatakan bahwa aplikasi ClassDojo mengijinkan guru
mengapresiasi setiap perilaku yang siswa tampilkan dengan pemberian poin akan
mendorong siswa untuk memahami bahwa guru memperhatikan setiap perilaku yang
siswa tunjukkan saat pembelajaran berlangsung. Maka dari itu, ClassDojo diharapkan
dapat membantu guru dan siswa sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan
4
2. Bagaimana penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo dapat meningkatkan minat
Dari rumusan masalah yang telah dipaparkan, peneliti memiliki tujuan penulisan yaitu:
2. Memaparkan upaya guru dalam penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo pada siswa
1. Bagi peneliti
dengan tujuan meningkatkan minat belajar siswa dalam konteks pembelajaran daring.
2. Bagi guru
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat memberikan pemikiran atau ide baru di dalam upaya
4. Bagi siswa
5
1.5 Penjelasan Istilah
perlu menjelaskan terlebih dahulu yang dimaksud dengan judul penelitian “ Penggunaan
Aplikasi Class Dojo untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas TK B Sekolah
Kristen XYZ di Manado ”. Adapun beberapa penjelasan istilah dalam penelitian ini
adalah :
1. Minat Belajar
Groschner, & Pehmer, 2015). Indikator dari minat belajar antara lain, adanya rasa
2. Aplikasi Classdojo
berbasis teknologi yang digunakan guru untuk memberdayakan siswa dan menarik
perhatian siswa TK untuk lebih memiliki minat belajar sehingga mendorong siswa
terlibat aktif dengan membangun lingkungan belajar yang positif yang dapat mencegah
masalah-masalah perilaku.
3. Siswa TK B
Siswa TK B merupakan anak berumur 5-6 tahun. Karakteristik anak usia 5-6
tahun diantaranya ialah senang melakukan berbagai aktivitas, memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi, antusias terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta
6
daya khayal yang tinggi (Iftitah, 2019). Menurut Ibda (2015) bahwa siswa TK B
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga menimbulkan minat untuk mengetahui
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap manusia termasuk siswa diciptakan seturut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26).
makhluk ciptaan Allah yang lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Hoekema dalam (Harefa,
2019) menyatakan kata “gambar” pada Kejadian 1:26-27 berasal dari kata tselem dalam bahasa
Ibrani yang mendeskripsikan sebuah ukiran pola. Dalam konteks pada ayat 26 memiliki
pengertian bahwa manusia menggambarkan Allah. Kata rupa dalam bahasa Ibrani yakni
“demut” yang memiliki arti menyerupai sesuatu (Pfeiffer & Harrison, 2007). Berdasarkan
pemaparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa makna gambar dan rupa Allah adalah
Menurut Djadi (2004) manusia segambar dan serupa dengan Allah sesuai dengan natur
yang dikomunikasikan Allah kepada manusia. Selanjutnya, Berkhof (2016) mengatakan bahwa
kesamaan antara manusia dan Allah antara lain, memiliki akal budi, perasaan, dan memiliki
pemaparan tersebut, maka dapat dibenarkan bahwa siswa merupakan gambar dan rupa Allah
yang memiliki akal budi untuk kemampuan berpikir, perasaan untuk memiliki minat terhadap
sesuatu, dan kehendak yang mampu menentukan sebuah keputusan untuk hidup dalam
kebenaran. Kemampuan berpikir, minat siswa terhadap sesuatu, dan kehendak dalam
Minat belajar siswa dapat diartikan sebagai suatu keadaan siswa yang dapat
menumbuhkan rasa suka dan dapat membangkitkan semangat diri dalam melakukan suatu
8
kegiatan (Hidayat W. P., 2018). Menurut Sari & Harini (2015) minat belajar siswa merupakan
rasa ketertarikan siswa terhadap belajar di mana siswa tersebut ingin mendalami, maupun
melakukan sehingga terjadi perubahan pada diri siswa tersebut. Hal senada pun diungkapkan
oleh Krapp, Renninger & Hidi dalam Kiemer, Groschner, Schindler, & Siedel (2015) bahwa
minat adalah kecenderungan seseorang untuk terlibat secara berulang atau perhatiannya
terfokus pada objek, yang ditentukan oleh hubungan khusus antara orang dan objek dan
dibentuk oleh interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan beberapa pemaparan mengenai minat
belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan faktor yang mempengaruhi dalam
mendorong siswa untuk belajar dengan didasari rasa suka, ketertarikan terhadap belajar,
memiliki kecenderungan terlibat, dan perhatian yang fokus terhadap kegiatan belajar (Hidayat,
2018; Sari & Harini, 2015; Kiemer, Groschner, Schindler, & Siedel, 2015).
Hidayat et. al (2018) menguraikan mengenai indikator minat belajar antara lain, adanya
rasa senang, sikap menunjukkan ketertarikan pada pembelajaran, memiliki perhatian, serta
dalam Friantini dan Winata (2019) indikator dari minat belajar antara lain memiliki perasaan
senang dan tertarik untuk belajar, menunjukkan perhatian saat belajar, dan terlibat aktif.
Selanjutnya, menurut Safari dalam Ricardo dan Meilani (2017) terdapat beberapa indikator
minat siswa untuk belajar, yaitu perhatian, ketertarikan, dan rasa senang. Hal senada juga
dinyatakan oleh Renninger, Hidi, & Krapp (2015) menyatakan indikator minat belajar seperti
siswa memberikan perhatian dan konsentrasi, terdapat perasaan senang ketika belajar, dan
adanya peningkatan kemauan untuk belajar. Berdasarkan pemarapan beberapa ahli mengenai
indikator minat belajar, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator minat belajar
meliputi adanya rasa senang, menunjukkan perhatian saat belajar, ditandai dengan adanya
9
(Hidayat, 2018; Friantini & Winata, 2019; Ricardo & Meilani, 2017; Renninger, Hidi & Krapp,
2015).
Faktor yang memengaruhi minat belajar siswa antara lain, materi pelajaran kurang dapat
dipahami, media belajar kurang menarik bagi siswa, metode penyampaian materi kurang tepat,
serta karakteristik siswa dan guru yang juga memiliki pengaruh dalam merangsang minat
belajar siswa (Warasi, 2016). Ditambahkan oleh Ahmad bahwa faktor lainnya yang
memengaruhi minat antara lain motivasi, sikap terhadap guru dan pelajaran, keluarga, fasilitas
sekolah, dan teman pergaulan (Fadillah, 2016). Dilanjutkan oleh Erlando (Sirait, 2016) dalam
jurnalnya bahwa minat dari siswa merupakan faktor penentu dari derajat keaktifan siswa,
apabila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat maka, siswa tidak akan memiliki daya tarik
untuk belajar yang ditandai dengan tidak belajar dengan baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa
faktor dari minat belajar diantaranya materi pelajaran yang kurang dipahami, media belajar
yang kurang menarik, metode penyampaian materi yang kurang tepat, karakakteristik siswa
dan guru, motivasi, keluarga, fasilitas sekolah dan teman pergaulan akan memengaruhi derajat
Era pandemi seperti sekarang ini, faktor lain yang dapat memengaruhi minat belajar ialah
pembelajaran secara daring. Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal pendidikan, bahwa
pembelajaran daring dapat membuat siswa cenderung cepat bosan (Hafinah & Umi, 2020). Hal
ini dikarenakan pemberian media belajar yang kurang menarik dan suasana pembelajaran yang
kurang mendukung ketika belajar dari rumah. Hal ini juga didukung dengan penelitian dari
Bhakti dan Budi (2020) yang menjabarkan bahwa walaupun sudah diberikan media
pembelajaran secara online, siswa masih saja terdapat perbedaan minat belajar yang signifikan.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa siswa yang memiliki minat pada pelajaran tersebut akan mampu
secara otodidak dalam mempelajarinya lebih lanjut, sedangkan siswa yang tidak memiliki
10
minat belajar akan bersikap tidak peduli dengan pelajaran yang dipaparkan serta dalam
Dampak dari minat belajar terlihat ketika siswa mulai cenderung untuk menaruh
perhatian, memiliki ketertarikan, perasaan senang, serta keinginan untuk belajar. Ada atau
tidaknya minat akan berdampak juga bukan pada perasaan siswa melainkan hasil belajar yang
ditunjukkan. Berdasarkan pemaparan Ricardo dan Meilani (2017) bahwa secara parsial adanya
minat belajar akan berdampak kepada hasil belajar sebesar 9,13% yang diukur dari empat
indikator diantaranya perhatian, keterlibatan, rasa senang, dan ketertarikan. Hal yang sama juga
diteliti oleh Nurhasanah dan Sobandi (2016) bahwa koefisien determinasi 21,77% dari hasil
belajar dipengaruhi oleh minat belajar. Kedua penelitian yang dipaparkan ini menyatakan
Selain dari hasil belajar siswa, minat belajar juga akan berdampak pada perilaku yang
ditimbulkan oleh siswa. Anak akan cenderung memiliki dorongan untuk bertindak ke arah yang
baik di dalam mencapai tujuan dikarenakan terdapat minat di dalam pribadi anak tersebut
(Djamarah, 2002). Kiemer, Groschner, & Pehmer (2015) menyatakan bahwa minat belajar
siswa merupakan kecenderungan sikap siswa untuk terlibat aktif secara berulang dan
meletakkan fokus perhatiannya terhadap proses pembelajaran. Sejalan dengan yang dijabarkan
oleh Ricardo dan Meilani (2017) bahwa minat belajar dapat menjadi suatu apek pembangun
motivasi, fenomena yang terbentuk akibat interaksi sosial, serta keterlibatan siswa dalam
belajar.
Siswa TK B merupakan anak berumur 5-6 tahun. Karakteristik anak usia 5-6 tahun
diantaranya ialah senang melakukan berbagai aktivitas, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,
antusias terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta daya khayal yang
tinggi (Iftitah, 2019). Menurut Ibda (2015) bahwa siswa TK B memiliki rasa ingin tahu yang
11
tinggi sehingga menimbulkan minat untuk mengetahui apa yang dilihat, didengar, dan dialami.
Sisi lain, siswa TK B juga berada pada perkembangan tahap pra operasional yang menurut
Khadijah (2016) ditandai dengan beberapa karakteristik antara lain, siswa mampu memahami
informasi yang diterima, siswa mampu mengkomunikasikan hasil pemikiran individu, siswa
mampu memahami adanya sebab dan akibat pada suatu kejadian, mengalami proses
perkembangan dalam berbahasa menunjukkan rasa ingin tahu, dan mudah memberikan
perhatian pada sesuatu yang menarik baginya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakter
siswa TK B dengan rentan usia 5-6 tahun menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga
dapat menimbulkan minat untuk mengetahui apa yang dilihat, didengar, dan dialami, antusias
terhadap banyak hal, berjiwa petualang, berperilaku spontan, serta daya khayal yang tinggi
serta mampu mengkomunikasikan sesuatu yang menarik bagi mereka. (Iftitah,2019; Ibdah,
online learning. Guru dan siswa mengikuti jadwal sekolah secara virtual. Melalui keadaan ini,
guru dan siswa harus mampu beradaptasi dengan media teknologi, menemukan solusi di dalam
menghadapi tantangan dalam konteks online learning untuk dapat mencapai tujuan
yang mana manusia menjalankan kebebasan dan tanggung jawab dalam meresponi Tuhan
dengan membentuk dan mentransformasikan ciptaan alam, dengan bantuan alat untuk sebuah
12
siswa pada pembelajaran, dan memberikan feedback kepada siswa agar terus mengalami
pertumbuhan (Oliver, 2014) dan menjadi sarana interaksi secara virtual menyampaikan pesan
Menurut Chiarelli, Szabo, & Williams (2015) guru dapat menggunakan aplikasi
ClassDojo untuk meningkatkan minat belajar, mengurangi perilaku negatif siswa, juga dapat
menjadi sarana untuk guru dan orang tua memberikan evaluasi bagi siswa. Teknologi pada
hakikatnya dapat digunakan untuk menolong manusia dalam pengembangan diri, menjadi
media untuk berinteraksi, dan menjadi sarana untuk membawa manusia di dalam penyembahan
kepada Allah (Gay, 2018). Dengan demikian, keberadaan teknologi sebagai bentuk ciptaan
Allah dapat membantu guru dalam menyelesaikan permasalahan yang muncul saat
pembelajaran.
mengumpulkan data tindakan spesifik dari setiap siswa, baik itu tindakan positif maupun
negatif (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015). Selaras dengan pengertian ClassDojo menurut
Williamson (2017) yakni aplikasi gratis yang mengizinkan guru untuk mengapresiasi perilaku
positif seperti keaktifan menjawab, fokus, memiliki minat belajar dan keterlibatan setiap siswa
di dalam kelas dengan pemberian poin. Sedangkan, menurut Kuder (2017) menyatakan bahwa
aplikasi ClassDojo merupakan media digital yang digunakan dalam pembelajaran untuk
manajemen perilaku dengan tujuan untuk menentukan apakah dalam penerapannya dengan
target mingguan sudah mendorong siswa-siswa untuk menampilkan lebih banyak perilaku
positif dan mengurangi frekuensi masalah perilaku. Dari pengertian tiga ahli di atas,
disimpulkan bahwa ClassDojo adalah aplikasi gratis yang dapat digunakan sebagai media
pembelajaran dalam hal manajemen perilaku siswa, dimana guru dapat mengumpulkan data
13
tindakan positif dan negatif siswa melalui poin yang di peroleh. Guru dapat memberikan poin
sebagai bentuk apresiasi dari setiap tindakan positif yang ditentukan, serta mendorong siswa
untuk mengurangi tindakan negatif berdasarkan hasil rekapitulasi perilaku yang di berikan
setiap minggunya. (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015; Williamson 2017; Kuder 2017).
Cara mengumpulkan data perilaku siswa melalui ClassDojo adalah dengan mengklik
nama siswa yang akan dinilai kemudian memilih reward seperti apa yang akan diberikan.
ClassDojo sendiri telah menyediakan jenis penilaian reward berupa helping others, on task,
participating, persistence, teamwork, working hark disertai dengan ikon gambar “thumbs-up”
dan poin (Chiarelli, Szabo, & Williams, 2015). Tidak hanya itu saja, guru dapat memilih
perilaku seperti apa saja yang akan dinilai dengan menekan fitur add positive skill yang sudah
ditampilkan pada aplikasi ClassDojo untuk memberikan apresiasi atas keterlibatan siswa,
sedangkan ketika siswa pasif maka guru dapat menekan fitur “needs work” (Kuder, 2017).
Akumulasi penilaian tersebut akan ditampilkan dan dikonversikan dalam bentuk perilaku/sikap
14
Gambar 1 ClassDojo tampilan pada web dan aplikasi
(Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020)
Dari pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan ClassDojo memiliki fitur positif yang
terdiri dari kategori perilaku helping others, working hard dan fitur needs work serta report
15
berupa akumulasi kategori perilaku yang dikonversikan dalam nilai. (Chiarelli, Szabo, &
Williams, 2015; Kuder, 2017; Kusuma, Jefri, Surnani, Pratiwi, & Kurniawan, 2020).
Manfaat aplikasi ClassDojo bagi orangtua dapat digunakan untuk melihat kumpulan data
perilaku siswa dan keterlibatan dalam aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
(Borgonovi & Montt, 2012). Sedangkan manfaat aplikasi ClassDojo bagi siswa, memiliki
fungsi untuk meningkatkan komitmen siswa untuk taat terhadap peraturan kelas, aktif di dalam
kelas dan terlibat aktif (Kapp, 2012). Hamdani et al (2020) menyatakan bahwa aplikasi Class
Dojo memberikan stimulus verbal untuk mengakomodasi representasi dari modalitas (panca
indera) audiotori siswa. Aplikasi ini dapat diunduh melalui playstore dan dibuka melalui
google dengan keyword ClassDojo. Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat aplikasi ClassDojo adalah alat yang dapat digunakan oleh guru dan orang tua
untuk mengukur perilaku atau keterlibatan siswa di dalam kelas melalui laporan analisis yang
diberikan berdasarkan poin perilaku siswa itu sendiri. ClassDojo juga berfungsi untuk
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozkan dan Samur (2017) )menyatakan bahwa saat
siswa tidak memperoleh poin, di pertemuan selanjutnya siswa akan lebih suka untuk
menghadiri kelas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Garcia dan Hoang dalam (Kaplan G. ,
Bolat, Goksu, & Ozdas, 2021) menyatakan bahwa siswa berpendapat bahwa usaha dalam
memperoleh poin dapat berkontribusi dalam membantu mereka untuk fokus dalam
penggunaan ClassDojo sebagai alat bantu positif mendorong orang tua untuk semakin
16
bertanggung jawab dalam mempersiapkan peralatan siswa belajar (Kaplan, Bolat, Goksu, &
Ozdas, 2021). Orang tua juga mengakui bahwa ClassDojo berkontribusi dalam mendorong
siswa untuk belajar dan semakin aware terhadap keterlibatan mereka di dalam kelas.
ClassDojo yaitu, (1) Halaman pertama pada aplikasi ini berupa anjuran untuk memilih identitas
atau status pengguna apakah sebagai guru atau orangtua atau siswa. Jika seorang guru akan
diarahkan untuk mengisi data berupa nama depan, nama belakang, email beserta password; (2)
Kemudian anjuran memilih sekolah yang menjadi tempat guru mengajar; (3) Guru
mengunggah jadwal belajar siswa dan nama siswa; (4) Aplikasi ClassDojo akan memunculkan
gambar (avatar) untuk setiap nama siswa; (5) Guru dapat menekan avatar sesuai dengan
perilaku siswa, maka ketika siswa menunjukkan keterlibatannya akan berbeda dengan ketika
siswa pasif; (6) Ketika guru menekan avatar untuk perilaku positif akan berbunyi “ring” dan
ketika guru menekan avatar untuk perilaku negatif akan berbunyi “buzz”; (7) Poin pada
perspektif siswa dimulai dengan, (1) halaman utama berupa tampilan keseluruhan avatar siswa
yang disediakan ClassDojo secara acak. Dapat diubah jika login dengan akun siswa. Halaman
utama yang ditampilkan dalam bentuk smartboard dapat dilihat oleh seluruh siswa dan guru;
(2) Setiap siswa memperoleh poin atau kehilangkan poin yang dinilai oleh guru akan diiringi
bunyi “ring” pada kategori positive dan akan diiringi bunyi “buzz” pada kategori needs work
setelah nama siswa pada avatar dan kategori perilaku yang akan dinilai muncul; (3)
Selanjutnya, akumulasi perolehan data setiap siswa dapat ditampilkan sesuai dengan waktu
penggunaan ClassDojo. Jika orang tua sudah memiliki akses untuk melihat akumulasi harian,
mingguan, bulanan dari setiap kategori perilaku, orang tua dapat langsung menghubungi guru.
17
Ditambahkan oleh Kaplan, Bolat, Goksu, & Ozdas (2021) langkah-langkah dalam
menggunakan ClassDojo adalah sebagai berikut; (1) Guru mendaftar kedalam aplikasi (kelas,
nama sekolah, nama siswa), (2) Memilih perilaku positif yang hendak dikembangkan di dalam
kelas, serta bentuk poin yang akan diberikan pada perilaku positif tersebut, (3) Guru dapat
memberikan poin pada setiap perilaku melalui handphone atau perangkat komputer yang
terhubung dengan internet secara real-time, (4) Poin yang diberikan akan terakumulasi dan di
analisis secara otomatis, dan kemudian akan terlampir dalam bentuk laporan perilaku siswa
yang kemudian dapat dibagikan kepada guru lain maupun orang tua siswa.
penggunaan aplikasi ClassDojo dimulai dengan mendaftarkan kelas, sekolah, dan nama siswa.
Langkah selanjutnya guru dapat menentukan perilaku yang hendak di kembangkan di dalam
kelas, dan poin dapat diberikan secara real-time untuk setiap perilaku yang dilakukan siswa.
Langkah terakhir setiap poin yang diperoleh siswa akan secara otomatis di analisis dan akan
terlampir sebagai laporan perilaku siswa, yang kemudian dapat menjadi gambaran bagi guru
dan orang tua untuk pengembangan perilaku siswa. (Chiarelli, Szabo, & Williams 2015;
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan tindakan yang dilaksanakan secara tersusun dan teratur
dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan (Fitrah & Luthfiyah,
2017). Zainal Aqib, dkk dalam bukunya menyatakan, “Metode penelitian adalah cara yang
teratur dan terorganisasi dengan baik dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data
untuk menentukan atau mengembangkan dan menguji suatu teori secara alamiah” (2017, p.59).
Sehingga dapat dikatakan bahwa metode penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis oleh peneliti dalam mengumpulkan data serta mengelola untuk memecahkan suatu
permasalahan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan alternatif dalam pengembangan atau perbaikan praktik pendidikan yang tidak
hanya berfokus dalam ranah akademis, guru akan menerapkan ilmu para pakar di dalam kelas
dan kemusian akan dinilai keberhasilannya berdasarkan filsafat, psikologi, dan sosiologi
(Parnawi, 2020). Karakteristik dari penelitian tindakan kelas yakni berupaya untuk
memecahkan suatu permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Mahmud dan
Tedi Priatna, 2008). Sehingga PTK bukan hanya sekedar ingin tahu melainkan juga untuk
Pelton (2010) yang mengungkapkan bahwa Penelitian Tidakan kelas adalah tindakan evaluasi
yang dilakukan guru untuk meningkatkan proses pembelajaran agar berdampak pada
keberhasilan siswa belajar berdasarkan hasil refleksi guru saat mengajar. Penelitian Tindakan
Kelas ini menggunakan model Robert Pelton. Penelitian model Pelton dilakukan dalam
19
merencanakan aktivasi, penilaian hasil. Tahap identifikasi masalah dan perencanaan tindakan
merupakan dasar bagi peneliti untuk melanjutkan urutan tahapan selanjutnya. Pelaksanaan
Subjek dalam penelitian ini yang akan diamati dan diberikan tindakan adalah siswa
kelas TK B. Jumlah siswa di kelas TK B yaitu 25 orang, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 6
siswa perempuan.
melalui sistem daring mengikuti penerapan sistem pembelajaran di sekolah yang dilakukan
secara online.
Penelitian dilakukan mulai dari Juli 2021 sampai dengan Desember 2021.
20
3.3 Prosedur Penelitian
Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ialah
mengidentifikasi masalah terkait dengan fakta yang terlihat pada saat kegiatan pembelajaran di
kelas. Pelton (2010) menjelaskan bahwa guru perlu melihat permasalahan secara mayor yang
terjadi, dalam menentukkan serta mengidentifikasi masalah yang perlu untuk dilakukannya
suatu tindakan penyelesaian. Pada tahap identifikasi masalah, peneliti memperoleh variabel
masalah melalui hasil pengamatan. Masalah mayor yang ditemukan adalah mengenai
kurangnya minat belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan sikap beberapa siswa yang asik
sendiri dengan mainannya, tidak duduk dengan baik di tempat duduknya, tidak terlibat aktif
menjawab bila tidak dipanggil namanya, siswa juga tidak fokus menatap layar ketika guru
sedang menjelaskan materi, siswa melamun serta siswa terlihat kurang tertarik pada
pembelajaran (Lampiran 1 & Lampiran 2; Hasil observasi Kamis 28 Januari 2021 & Kamis 4
data sebelum melanjutkan tahap penelitian kepada tahap perencanaan. Data yang telah
terkumpul dapat berfungsi untuk menuntun peneliti dan memberikan validasi terhadap
tindakan yang dilakukan, serta memberikan penilaian hasil akhir dari penelitian (Pelton, 2010).
Ditambahkan kembali oleh Pelton (2010) mengenai jenis-jenis data dalam penelitian tindakan
kelas antara lain, tugas yang diberikan pada siswa, kuis, pekerjaan rumah, jurnal siswa, hasil
kerja siswa berupa tes, hasil tanya jawab, catatan absensi siswa, observasi terhadap
pembelajaran siswa.
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan melalui tindakan observasi
terhadap pembelajaran siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris, yaitu sebanyak dua kali.
21
Observasi tersebut dilakukan pada tanggal 28 Januari 2021 dan Kamis 4 Ferbuari 2021. Hasil
observasi tersebut dituliskan dalam instrumen observasi kelas. Kemudian, peneliti juga
melakukan pengumpulan data melalui tindakan wawancara dengan guru mentor terkait dengan
minat belajar siswa, media dan metode pembelajaran, dan karakteristik siswa. Selanjutnya,
peneliti melakukan pengumpulan data melalui penggunaan angket siswa mengenai minat
belajar. Angket siswa tersebut berisi pernyataan yang sesuai dengan indikator minat belajar
siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Terakhir, peneliti juga mengumpulkan data
melalui literatur yang berfungsi untuk menunjang teori dan mendukung data yang telah
dikumpulkan.
sesuai untuk penanganan masalah di dalam kelas, refleksi ini juga harus disesuaikan dengan
kapasitas pelaksana dari tindakan. Pertanyaan yang mungkin dapat digunakan untuk
merefleksikan tindakan adalah apakah saya seorang guru spesialis? Guru dasar? Calon guru?
Dosen perguruan tinggi? Supervisor klinis? Administrator sekolah? Literatur profesional? Dan
lain-lain. Setelah menentukan kapasitas peneliti, akan lebih baik untuk menghubungi para ahli
profesional dalam mata pelajaran atau kelas yang sedang diteliti, peneliti dapat mendiskusikan
tindakan apa yang paling mungkin berhasil untuk memenuhi kebutuhan siswa. Penting untuk
merancangkan tindakan, sangat disayangkan jika peneliti hanya meniru tindakan yang
dilakukan oleh orang lain. Akan lebih baik jika peneliti merancangkan tindakan versi dirinya
sendiri berdasarkan sintesis informasi yang telah dikumpulkan, harapannya tindakan yang
22
Pada tahap ini, peneliti telah mengumpulkan teori-teori, pendapat para ahli, dan diskusi
bersama mentor yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam memilih dan
melaksanakan tindakan. Teori dan pendapat para ahli yang dikumpulkan dari sumber yang
tervalidasi seperti jurnal penelitian, buku, dan situs web pendidikan. Sumber yang
dikumpulkan memuat tentang minat belajar siswa yang rendah, hingga penerapan aplikasi
ClassDojo yang teruji dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pemilihan aplikasi ClassDojo
sebagai tindakan karena aplikasi tersebut mampu mengubah atmosfer kelas sehingga
menghadirkan suasana berbeda di dalam kelas yang kemudian meningkatkan minat belajar
siswa. Aplikasi ini juga dapat membantu guru dalam melihat catatan perilaku siswa, sehingga
memudahkan guru untuk menentukan hal-hal yang mungkin perlu ditingkatkan dalam diri
siswa tersebut. Catatan perilaku yang diterbitkan juga dapat dikomunikasikan dengan orang
tua siswa sehingga orang tua juga dapat memonitor perkembangan anak serta dapat menjadi
Pada tahap ini peneliti akan melaksanakan tindakan yang telah dirancangkan
berdasarkan tinjauan data yang telah dikumpulkan. Penting untuk di ingat bahwa perencanaan
yang telah dirancang tidak selamanya akan berjalan sesuai rencana, besar kemungkinan akan
timbul kondisi yang mengharuskan peneliti lebih fleksibel dalam melaksanakan tindakannya.
Oleh karena itu, peneliti harus sigap dan terbuka dengan perubahan yang ada dan
usahakan untuk mengkomunikasikan setiap kejadian di dalam kelas dengan ahli profesional
atau mentor sehingga dapat menentukan tindakan antisipasi yang memungkinkan demi
23
Berikut adalah cara kerja penerapan aplikasi ClassDojo di dalam kelas menurut Cetin (2018):
ClassDojo
ClassDojo
aplikasi ClassDojo
siswa berupa poin pada avatar siswa. kepada siswa yang menunjukkan
menerima poin
mendapatkan poin
24
sesi pembelajaran dengan baik dan
penuh antusias
siswa
seminggu sekali
ditingkatkan
25
3.3.5 Penilaian Hasil
Pada tahap terakhir, peneliti melakukan penilaian hasil setelah melakukan tahap
pelaksanaan tindakan dari setiap perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu. Pada tahap
penilaian hasil artinya, peneliti mengumpulkan setiap data yang diperoleh setelah melewati 4
tahap sebelumnya untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah
dilakukan (Pelton, 2010). Melalui tahap penilaian hasil dapat membantu peneliti untuk
Peneliti melihat dari hasil dari pada instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data. Hasil penilaian tersebut dapat diamati melalui hasil observasi kelas dengan adanya
pertanyaan penuntun seperti mengenai penerapan tujuan pembelajaran, pola interaksi siswa,
dan pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Kemudian, penilaian hasil dapat dicermati
melalui hasil wawancara terhadap guru maupun siswa. Selanjutnya, peneliti dapat
menggunakan angket siswa terkait dengan minat belajar yang berisi indikator minat belajar
siswa dalam pembelajaran yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung ketika
pembelajaran, melihat dari respon siswa ketika pembelajaran, melihat ketertarikan siswa
tersebut. Hal ini dilakukan guna memberikan penilaian terkait dengan keberhasilan
pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, termasuk kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Setelah melakukan tahap penilaian
hasil, peneliti akan mendapatkan hasil antara berhasil atau tidak berhasil. Jika kelima tahap
dalam pengunaan ClassDojo telah berhasil meningkatkan minat belajar siswa sesuai yang
diharapkan, maka metode dan tindakan yang ditetapkan pada perencanaan telah sesuai dan
26
menunjukkan keberhasilan. Artinya, peneliti cukup melakukan penerapan penggunaan
ClassDojo dalam metode penelitian ini pada siklus I. Sedangkan, jika menurut hasil evaluasi
hasil yang diharapkan oleh peneliti, maka metode dan tindakan yang ditetapkan pada
perencanaan dinyatakan belum berhasil. Untuk itu, peneliti dapat melakukan metode penelitian
pada siklus II. Siklus II dilakukan dengan adanya perubahan dan atau penambahan sebagai
langkah perbaikan dari penerapan penggunaan aplikasi ClassDojo dalam meningkatkan minat
belajar siswa.
1. Observasi
Sumber data variabel masalah diperoleh dari observasi kelas selama 2 kali pertemuan
di mata pelajaran Bahasa Inggris kelas TK B. Observasi berisi perilaku siswa saat berinteraksi
mulai awal sampai akhir pembelajaran baik dalam bentuk respon secara verbal maupun non-
verbal.
2. Wawancara Guru
Sumber data variabel tindakan diperoleh dari observasi kelas dan wawancara dengan
guru. Wawancara dilaksanakan untuk memperoleh data mengenai proses pembelajaran yang
terjadi, minat belajar siswa, karakteristik siswa dan latar belakang penggunaan ClassDojo
3. Literatur Profesional
Data variabel masalah dan variabel solusi yang ditemukan kemudian ditelusuri
mempengaruhi dari data variabel masalah dan memaparkan hasil penelitian para ahli dari data
variabel tindakan. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan aplikasi
27
ClassDojo dan minat belajar melalui sumber buku, jurnal, dan laporan yang terkait dengan
topik penelitian.
Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah jenis checklist dan menggunakan
pertanyaan penutup. Pada angket ini jawaban sudah disediakan peneliti sesuai dengan fakta
yang terjadi di kelas. Pilihan jawaban yang disediakan yakni “Cukup Berkembang,
Berkembang Baik, Berkembang Sangat Baik”. Tujuan angket digunakan untuk mengetahui dan
mengukur minat belajar siswa kelas TK B di sekolah Kristen XYZ di Manado dalam mengikuti
pembelajaran. Angket minat belajar siswa disusun berdasarkan indikator minat belajar siswa
d. Keinginan belajar (menunjukkan ketekukan dan melakukan perubahan kearah positif dalam
28
DAFTAR PUSTAKA
Berkhof, L. (2016). Teologi Sistematika Volume 2.2 Doktrin Manusia. Surabaya: Momentum.
Bhakti, S. M., & Budi, Y. (2020). Pengaruh Media Pembelajaran Online dalam Pemahaman
dan Minat Belajar Siswa Pada Konsep Pelajaran Fisika. ORBITA. Jurnal Hasil
Borgonovi, F., & Montt, G. (2012). Parental Involment in Selected PISA Countries and
doi:http://dx.doi.org/10.1787/5k990rk0jsjj-en
Cetin, H. (2018). Views of middle school students about class dojo education technology.
Chiarelli, M., Szabo, S., & Williams, S. (2015). Using ClassDojo to Help with Classroom
Management during Guided Reading. Texas Hournal of Literacy Education, 3(2), 81-
88.
Djadi, J. (2004). Gambar dan Rupa Allah. Jurnal Jaffray, 2(1), 1-6.
doi:https://doi.org/http://dx.doi.org/10.25278/jj71.v2i1.144
Fadillah, A. (2016). Analisis Minat Belajar dan Bakat Terhadap Hasil Belajar Matematika
Fitrah, & Luthfiyah. (2017). Metodologi penelitian (Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas &
Friantini, R. N., & Winata, R. (2019). Analisis Minat Belajar Pada Pembelajaran Matematika.
Gay, C. M. (2018). Modern technology and the human future: A christian appraisal.
29
Glover, I. (2013). Play as You Learn: Gamification as a Technique for Motivating Learners .
Hafinah, R. Y., & Umi. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring terhadap Minat Belajar Siswa
Hamdani, Hidayat, H., Mulyanto, A., & Hermawati, Y. (2020). ClassDojo as Indonesian
9-2019.2290953
Harefa, J. (2019). Makna Allah Pencipta Manusia dan Problematika Arti "Kita" dalam
doi:http://dx.doi.org/10.33991/epigraphe.v3i2.129
Hidayat, A. (2017, Februari Jumat). METODE PENELITIAN: Pengertian, Tujuan, dan Jenis.
Statistikian, p. 1.
Hidayat, W. P. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif dan Minat Belajar Siswa dalam
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Piaget. Jurnal Intelektual, 3(1), 27-38.
Iftitah, S. (2019). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini. Pemekasan: Duta Media
Publishing.
Khadijah. (2016). Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini (1st.ed). Medan: Perdana
Publishing.
30
Kiemer, K., Groschener, A., Schindler, A., & Siedel, T. (2015). Effects of a Classroom
doi:https://doi.org/10.1016/j.learninstruc.2014.10.003
Knight, G. R. (2009). Filsafat dan Pendidikan: Sebuah Pendahuluan dari Perspektif Kristen.
Krach, S. K., McCreery, M. P., & Rimel, H. (2016). Examining Teachers’ Behavioral
Kuder, S. (2017). Using ClassDojo to Promote Behaviors and Decrease Undesired Behaviors
Kusuma, J., Jefri, U., Surnani, E., Pratiwi, I., & Kurniawan, E. (2020). Pelatihan Penggunaan
Aplikasi ClassDojo sebagai Upaya Peningkatan Pembelajaran Jarak Jauh bagi Guru
Mahmud dan Tedi Priatna. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tsabita.
Eerdmans-Lighting Source.
Oliver, E. (2014). Theological Education with Help of Technology. HTS Teologies Studies,
31
Ozkan, Z., & Samur, Y. (2017). Effects on the Students' Motivations of Using the
Parnawi, A. (2020). Penelitian tindakan kelas (Classroom action research). Yogyakarta: CV.
BUDI UTAMA.
Pasasa, A. (2015). Pemanfaatan Media Internet sebagai Media Pemberitaan Injil. Jurnal
Pelton, R. P. (2010). Action Research for Teacher Candidates. United States of America:
Pfeiffer, C., & Harrison, E. (2007). Commentary Alkitab Wcyliffe. Jakarta: Gandum Mas.
Putting the Chrostian Education Philosophy into Practice]. POLYGOT: Jurnal Ilmiah,
15-39. doi:https://doi.org/dx.doi.org/10.19166/pji.v15i1.1075
Renninger, K. A., Hidi, S., & Krapp, A. (2015). The Role of interest in Learning and
Ricardo, & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Sari, F. M., & Harini, E. (2015). Hubungan Persepsi Siswa terhadap Mata Pelajaran
Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal
Formatif, 35-43.
32
Slameto. (2013). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Anak Kelompok B TK Kumara Jati Denpasar.
Van Brummelen, H. (2009). Berjalan dengan Tuhan di dalam Kelas. Jakarta: Universitas
Pelita Harapan.
Warasi, Y. (2016). Meningkatkan Minat Belajar terhadap Pendidikan Agama Kristen melalui
Metode Role Playing pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lolofitu Moi. Jurnal
doi:10.1080/17439884.2017.1278020
Zainal Aqib, dkk. (2017). Penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
33
Lampiran 1
34
Lampiran 2
35