Anda di halaman 1dari 8

Tema :

Konservasi Bangunan

JUDUL

“Sistem Struktur Pada Bangunan Konservasi Kolonial Gereja Kristen Pasundan, Cirebon”

ABSTRAK

Gereja Kristen Pasundan yang berlokasi di Lemahwungkuk, kota Cirebon tidak mengalami
perubahan pada bentuk, struktur maupun konstruksinya walaupun gereja ini telah berdiri sejak
tahun 1864. Bangunan ini merupakan peninggalan masa kolonial Belanda yang telah menjadi
cagar budaya. Tidak ditemukan perubahan pada struktur bangunan, ketahanan bangunan ini
tentunya tidak lepas dari ketahanan struktur bangunannya sehingga ketahanan struktur
bangunan ini menjadi menarik untuk ditelaah. Metoda penelitian kualitatif digunakan untuk
menelaah ketahanan struktur bangunan ini. Analisis kajian mengacu pada data-data hasil
penelitian lapangan berdasarkan aspek tampilan arsitektural berupa struktur dan konstruksi
bangunan. Kajian ini dilakukan dengan harapan dapat bermanfaat menjadi pengetahuan dan
referensi tentang struktur yang kuat, konstruksi yang tepat dan penggunaan material yang baik.

Kata Kunci : Arsitektur Kolonial, Struktur dan Konstruksi

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur kolonial di Indonesia merupakan perpaduan antara langgam Barat dan Timur
yang hadir melalui karya-karya arsitek Belanda yang diperuntukkan bagi bangsa Belanda di
Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan. Pengaruh Occidental (Barat) banyak ditemukan
pada berbagi segi kehidupan termasuk dalam tata kota dan bangunan. Perencanaan dan
pengembangan kota, permukiman dan bangunan-bangunan, para pengelola kota dan arsitek
Barat banyak menerapkan konsep lokal atau tradisional yang menyesuaikan dengan iklim
daerah.
Cirebon merupakan salah satu kota di Indonesia yang pernah di duduki oleh
pemerintahan Hindia Belanda dan hingga saat ini terdapat bangunan-bangunan peninggalan
masa kolonial. Saat ini bangunan-bangunan tersebut menjadi bukti sejarah yang telah di
tetapkan sebagai cagar budaya.
Salah satunya adalah Gereja Kristen Pasundan yang berlokasi di Lemahwungkuk, kota
Cirebon. Permasalahan bangunan tersebut masih berdiri selama 155 tahun, membuat gereja
ini menarik untuk diteliti khususnya tentang sistem struktur, konstruksi dan material yang
digunakan pada bangunan masa kolonial.

1.2 Permasalahan
a. Apa sistem struktur yang digunakan pada Gereja Kristen Pasundan.
b. Apa material yang digunakan pada Gereja Kristen Pasundan.
c. Bagaimana konstruksi yang diterapkan pada Gereja Kristen Pasundan.

1.3 Tujuan
a. Mengetahui sistem struktur yang digunakan pada Gereja Kristen Pasundan.
b. Mengidentifikasi material yang digunakan pada Gereja Kristen Pasundan.
c. Memahami konstruksi yang diterapkan pada Gereja Kristen Pasundan.

1.4 Lingkup Studi


Agar penelitian pada studi kasus bangunan Gereja Kristen Pasundan di Lemahwungkuk,
Kota Cirebon ini menjadi lebih terarah maka dibutuhkan beberapa batasan. Batasan tersebut
diantaranya mencakup :
2
1. Penerapan peran struktur dan konstruksi pada masa kolonial
2. Identifikasi bahan material bangunan sebagai aspek ketahanan banguan.

1.5 Studi Kepustakaan


Landasan teori yang digunakan untuk menjadi acuan diperoleh dari studi literatur
mengenai definisi-definisi, yang nantinya dapat menjadi perbandingan antara kajian teori
dengan data yang di dapat antara lain diambil dari buku :

a. Daniel L. Schodek, Struktur 1991


Mengenai definisi struktur dalam konteks hubungannya dengan bangunan adalah sebagai
sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaannya dan atau kehadiran
bangunan kedalam tanah.

b. Snyder & Catanese, Pengantar Arsitektur 1989


Tentang struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi
mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep
arsitektural.

c. Anugrah Pamungkas dan Erny Hariati, Desain Pondasi Tahan Gempa 2013
Mengenai pondasi batu kali biasanya hanya dipakai untuk konstruksi yang tidak berat,
seperti pagar, rumah tinggal sederhana yang tidak bertingkat dan pondasi plat kaki
(pondasi foot-plate) beton bertutang digunakan pada bangunan bertingkat yang jumtah
tingkatnya tidak tertatu banyak. Daya dukung tanah juga tidak tertalu jelek.

d. Drs. IK. Supribadi, Ilmu Bangunan Gedung 1993


Fungsi atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh
panas, hujan, angin, debu atau untuk keperluan perlindungan.

e. Suparno, Teknik Gambar Bangunan 2008


Mengenai sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai
konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran konstruksi sambungan dan
hubungan kayu atau bagaimana pemberian tanda (paring) saat melaksanakan praktik
pembuatan sambungan dan hubungan kayu sesuai dengan aturan yang berlaku.

3
1.6 Metodologi Studi
1.6.1 Pendekatan Studi
Pendekatan studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif,
pengumpulan data dan teori mengenai Struktur Kolonial sebagai objek dalam penelitian.
Analisis lebih dalam dilakukan dengan memfokuskan pada struktur konstruksi dan
material.

1.6.2 Metoda Penelitian


Metode penelitian yang digunakan pada kasus studi ini menggunkan metode
kualitatif dengan cara melakukan; observasi lapangan, pengumpulan data bangunan Gereja
Kristen Pasundan, baik melalui pengukuran langsung, media yang ada maupun wawancara
kepada pihak terkait.
- Survei Pustaka
a Untuk mengetahui data yang relevan tentang bangunan kolonial di Indonesia.
b Untuk mengetahui definisi-definisi mengenai struktur bangunan, konstruksi atap
dan pondasi.
- Survei Lapangan
a Mendokumentasi struktur dan konstruksi bangunan Gereja Kristen Pasundan.
b Mengukur guna penggambaran ulang denah, tampak, potongan, dan detail-detail.
- Artikel Web
a Untuk mengetahui mencari referensi struktur bangunan kolonial
b Untuk mengetahui sejarah bangunan Gereja Kristen Pasundan
c Untuk mengetahui kriteria dan jenis material struktur bangunan kolonial

1.6.3 Penetapan Unit Variable


Variabel utama rancangan penelitian adalah :
Struktur :
 Sistem Struktur
 Detail Konstruksi
 Material

1.6.4 Prosedur Penelitian


a Tahap Persiapan

4
Tahapan untuk mencari sumber-sumber dari refensi dan literatur yang berkaitan
dengan sejarah bangunan Gereja Kristen Pasundan.
b Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan meliputi pengidentifikasian, perumusan, pembahasan masalah,
serta maksud dan tujuan mengenai bahasan bangunan Gereja Kristen Pasundan.
c Tahap Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data mencakup sebagai berikut:
- Pengumpulan data terkait dengan Gereja Kristen Pasundan sebagai objek kajian.
- Pengumpulan data berdasarkan pengamatan (observasi) terhadap objek
bangunan yang akan dikaji meliputi denah, tampak, potongan, ukuran-ukuran
jendela dan pintu.
- Studi kepustakaan terkait yang diperoleh dari mempelajari referensi yang
berhubungan.
d Tahap Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengolah data struktur dan konstruksi pada
bangunan terkait teori menggunakan gambar kerja (denah, tampak dan potongan),
foto, dan wawancara.

5
1.7 Skema Pemikiran

1.8 Sistematika Pembahasan


Permasalahan yang berkaitan dengan penelitian dibagi ke dalam lima bab yang
sistematika penulisannya yaitu :
BAB I : Pendahuluan

6
Bab ini berisi penjelasan mendasar pentingnya penelitian ini, yaitu mengenai
latar belakang, permasalahan, tujuan, lingkup studi, metodologi studi, skema
pemikiran, dan sistematika pembahasan.
BAB II : Tinjauan Umum
Bab ini berisi pembahasan teori tentang sistem struktur, material, dan
konstruksi.
BAB III : Tinjauan Khusus
Bab ini berisi pembahasan mengenai pokok bahasan secara rinci mengenai
sistem struktur, konstruksi, dan material pada Gereja Kristen Pasundan.
BAB IV : Analisis
Bab ini berisi pembahasan tentang ulasan struktur, konstruksi dan material
pada bangunan Gereja Kristen Pasundan.
BAB V : Kesimpulan
Bab ini berisikan simpulan dari penelitian, serta saran-saran yang dapat
diberikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan.

7
8

Anda mungkin juga menyukai