Bab 3
Bab 3
TINJAUAN KHUSUS
Lokasi Gereja
Kristen Pasundan
23
3.1.3 Pencapaian
Lokasi dapat di tempuh melalui stasiun kereta api Kota Cirebon dengan jarak 3,1
km (Gambar 3.5), gerbang tol plumbon dengan jarak 11,9 km (Gambar 3.6) dan gerbang
tol kanci dengan jarak 12,7 km (Gambar 3.7).
24
3.2 Deskripsi Gereja Kristen Pasundan
Berdasarkan buku “Sejarah Gereja Kristen Pasundan”, Gereja Kristen Pasundan yang
biasa dikenal dengan GKP adalah sebuah Gereja yang tumbuh dan berkembang di daerah
Pulau Jawa bagian barat. GKP Cirebon tidak bisa dipisahkan dari semangat Penginjilan yang
dilakukan oleh Nederlandsche Zendingsvereeniging (NZV). Lembaga Zending NZV
didirikan di Rotterdam tanggal 2 Desember 1858, dan atas saran sebuah lembaga Perkabaran
Injil di Jakarta, NZV bekerja di Jawa Barat di kalangan orang-orang Sunda. Pada tahun 1863
tiga orang utusan pertama NZV, yaitu C.Albers, D.J. van der Linden dan G.J. Grashius, tiba
di Tanjung Priok dan melanjutkan perjalanan ke Bandung. Tetapi karena kesulitan
mendapatkan izin kerja, D.J. van der Linden pindah ke Cirebon, kemudian ke Indramayu.
Pada tahun 1863, NZV mengutus seorang tenaga penginjil yang akan melayani di
Cirebon, beliau bernama Atze Dijkstra ( 1840-1893). Beliau berangkat dari Belanda pada 21
Oktober 1863. Dan tiba di Batavia pada 22 Januari 1864, kemudian beliau melanjutkan
perjalanan ke Cirebon. Beliau bersahabat dengan seorang perwira keturunan Tionghoa yang
bernama Letnan Ong Paw. Letnan Ong Paw bahkan memberikan tanah dan rumahnya untuk
menjadi tempat beribadah Jemaat yang hingga saat ini, bangunan tersebut menjadi Gereja
Kristen Pasundan.
25
3.3 Gambar Gereja Kristen Pasundan
3.3.1 Denah
Gereja Kristen Pasundan memiliki 1 lantai dimana pada lantai tersebut memiliki
fungsi sebagai ruang beribadah dan altar. Ruangan ini memiliki luas sebesar kurang lebih
250 m². Bangunan gereja berbentuk segi delapan yang simetris jika dilipat secara
horisontal dan vertikal.
26
3.3.2 Tampak Bangunan
Gereja Kristen Pasundan memiliki tampak bangunan menuju arah Utara (depan)
dan Timur (Samping). Tampak bangunan pada bagian Utara menghadap kearah Jalan
Kebumen (Gambar 3.10) dan tampak bangunan bagian timur menghadap ke Jalan Yos
Sudarso . (Gambar 3.11). Jalan Kebumen merupakan akses masuk utama gereja.
27
3.4 Data Dokumentasi Bangunan
a. Eksterior dan Interior Bangunan
Dokumentasi bangunan Gereja Kristen Pasundan dilakukan pada saat survei lapangan
tanggal 6 Maret 2020. Bagian luar gereja dapat dilihat pada gambar 3.16 dan bagian dalam
gereja dapat dilihat pada gambar 3.17.
sten
Gambar 3.16 : GKP tahun 2020 Gambar 3.17 : Bagian dalam gereja tahun 2020
Sumber : Data Lapangan, 6 Maret 2020 Sumber : Data Lapangan, 6 Maret 2020
Didalam gereja terdapat lantai mezanin yang berfungsi sebagai tempat bagi alat musik
dan kelompok yang bertugas menyanyikan lagu rohani saat beribadah (gambar 3.17). Lantai
mezanin tersebut terbuat dari material kayu.
28
b. Pintu dan Jendela
Terdapat dua pintu sebagai akses masuk bangunan gereja (gambar 3.9) dengan dimensi
1,87 m x 3,48 m. Kusen dan daun pintu keduanya menggunakan material kayu (gambar-
3.18).
Jendela pada gereja menggunakan material kayu baik pada kusen maupun daun jendela
(Gambar 3.19). Pada bagian daun jendela, tidak menggunakan kaca, tetapi menggunakan
kisi-kisi kayu yang dapat dibuka dengan cara yang sama seperti kaca nako (gambar 3.21).
Seluruh jendela gereja memiliki bentuk dan dimensi yang sama yaitu 1,6 m x 4,24 m
(Gambar 3.20).
29
Gambar 3.21 : Jendela Gereja
Sumber : Data Lapangan, 6 Maret 2020
c. Lantai
Lantai pada bangunan Gereja menggunakan lantai tegel berbentuk segi enam berwarna
abu-abu dan putih (gambar 3.22). Lantai tegel ini memiliki ukuran pada setiap sisinya
yaitu 16 cm.
30