Anda di halaman 1dari 7

GENERASI MILENIAL ANTI BULLYING

Disusun dalam rangka mengikuti lomba

Pemilihan Duta Pelajar Sadar Hukum

Jenjang SMA/SMK/SLB Negeri dan Swasta

Se-Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2021

Oleh :

1. Virgil Ananda Tandiarrang : (Kelas XI Mia)


2. Ernest Noni Urbanus : (Kelas X Mia)
3. Eka Lanti,S.Pd : (Guru Pembimbing)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 15 BERAU


2021

ABSTRAK

Kata kunci : Remaja,perilaku,pelajar,hukum,pendidikan,bullying

Salah satu masalah yang kebanyakan muncul di berbagai sekolah adalah kasus
bullying.Bullying merupakan tindakan negatif yang di lakukan perseorangan atau
kelompok pada orang lain secara terus-menerus sehingga menimbulkan dampak negatif
dan korban merasa tidak berdaya.Perilaku bullying dapat berupa bentuk
fisik,verbal,mental/psikologis,dan cyberbullying.

Menurut penelitian kebanyakan perundungan atau bullying disebabkan oleh mentalitas


yang di bangun oleh sebuah lingkungan(dapat terjadi di sekolah,rumah,maupun fasilitas
publik lainnya)sehingga memberikan pengaruh buruk pada tempat yang harusnya bisa
menjamin kenyamanan sesorang.Pelaku bullying yang paling sering di jumpai adalah
pelaku yang masih di bawah umur atau masih berstatus pelajar dan korban bullying
biasanya adalah anak yang pendiam,masih muda,status sosial yang ‘rendah’,dan tidak
memiliki kekuatan untuk melawan balik para pelaku bullying.Tindakan bullying ini
dapat berdampak buruk pada penurunan prestasi akademik korban di sekolah,pola
belajar korban,interaksi sosial dengan orang di sekiarnya dan memiliki pikiran untuk
mengakhiri hidupnya.
Generasi milenial anti bullying

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Kesadaran hukum sangat di perlukan untuk di tanamkan dalam
masyarakat.Kesadaran hukum sendiri dapat dartikan sebagai kesadaran
seseorang atau kelompok masyarakat terhadap aturan-aturan dan hukum yang
berlaku di suatu wilayah.Tiap orang harus memiliki kesadaran hukum,karena
tanpa memiliki rasa kesadaran tentang hukum tentu sangat sulit untuk mencapai
tujuan yang selama ini ingin kita semua capai,yaitu
ketertiban,kedamaian,ketentraman,dan keadilan..Banyak faktor yang
memengaruhi kesadaran hukum yaitu pengetahuan tentang kesadaran hukum
dan ketaatan masyarakat dalam hukum.Hal ini semua di pengaruhi karena
kurangnya pemahaman dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
hukum.Namun,banyak juga masyarakat yang justru patuh kepada hukum karena
takut dengan sanksinya bukan atas kesadaran hati sendiri.
Minimnya kesadaran hukum di suatu wilayah akan memunculkan
masyarakat yang kurang sadar akan hukum.Membangun kesadaran hukum harus
kita mulai ajarkan kpada anak-anak sejak kecil sehingga mereka sejak dini
terlatih untuk memiliki rasa peduli akan sebuah hukum yang berlaku.Contoh
terdekat kita misalnya yaitu,lingkup pendidikan atau sekolah.Sekolah harus
mengajarkan dan menanamkan kesadaran para murid tentang kesadaran hukum
sehingga kesadaran hukum mereka mulai terbentuk sejak dini dan mereka akan
peka terhadap hukum yang berlaku.
Untuk ini kami mengangkat masalah yang paling sering kita temui,yang
bahkan terkadang kita sudah anggap hal itu ‘wajar’ yaitu bullying.Hal ini
dikarenakan kurangnya timbul kesadaran yang dimiliki oleh pelajar.Kasus
bullying di Indonesia sudah di kategorikan sangat parah,hal ini di perkuat oleh
Rigby(2007:10),menyatakan bahwa sekolah mejadi titik awal terjadinya
bullying dan intimidasi yang di lakukan oleh senior kepada junior nya.Hal ini
sangat berdampak negatif bagi para siswa yang mengalami perundungan,baik
secara fisik maupun psikis.Contohnya siswa yang mengalami perundungan akan
mengalami trauma yang mendalam,menjadi pendiam di kelas,tidak sedikit juga
ada yang ingin mengakhiri hidupnya,dan mengalami luka akibat kekerasan fisik
yang dialaminya.
Dalam hal ini tentu kejaksaan memiliki peran dan tanggung jawab yang
sangat penting dalam mencerdaskan serta memberikan kesadaran terhadap
generasi muda untuk selalu mematuhi hukum yang berlaku di
Indonesia.Kejaksaan Republik Indonesia berdasarkan UU No.16 Tahun 2004
tentang kejaksaan RI,adalah sebagai salah satu institusi penegak hukum yang
merupakan komponen dari salah satu elemen system hukum.Meskipun dalam
pasal 2 ayat (1) Kejaksaan masih dinyatakan sebagai lembaga
pemerintahan,akan tetapi dalam melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan undang-undang.
Pelajar-pelajar sebagai generasi milenial tentu merupakan harapan
bangsa untuk dapat meneruskan masa depan Indonesia ke depannya,bukan
menghancurkan masa depan Indonesia dengan cara-cara seperti bullying atau
perundungan.
Para pelaku bullying biasanya melakukan bullying atau perundungan
biasa di sebabkan karena si pelaku kurang mendapatkan kasih sayang dari
keluarganya,ingin menjadi pusat perhatian,atau bahkan sebenarnya dia juga
korban bullying sehingga ia melampiaskan emosinya ke orang lain.Oleh sebab
itu peran orang tua atau keluarga tidak kalah penting dalam mengajarkan
anggota keluarganya agar dapat sadar dan mengerti tentang dampak bullying dan
hukum yang berlaku di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas,maka kami mengambil judul ‘Generasi
Milenial Anti Bullying’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas ,masalah yang dapat di rumuskan sebagai
berikut:Bagaimana cara agar anak-anak generasi milenial dapat mengerti bahaya
bullying?

C. Tujuan
Untuk memberi pengertian kepada anak-anak generasi muda.

BAB II

Pembahasan

Berdasarkan latar belakang di atas di peroleh fakta bahwa banyaknya pelajar-


pelajar Indonesia yang mengalami bullying.Dengan ini kita dapat menyatakan bahwa
pola asuh orangtua sangat berpengaruh bagi pelajar,lingkungan masyarakat dan circle
pertemanan dalam membentuk kesadaran hukum seorang pelajar.Namun kita masih
salah mengartikan bullying hanya tindak kekerasan yang di lakukan melalui fisik
saja,namun sebenarnya perilaku bullying dapat dilakukan tanpa menggunakan
kekerasan misalnya melihat dengan sinis,menjulurkan lidah,menampilkan eksperesi
muka yang merendahkan,mengejek,mengancam,atau bahkan
cyberbullying(perundungan melalui dunia maya)

Untuk membuat efek jera pelaku bullying tentu perlu sanksi yang harus di
berikan kepada pelaku bullying.Undang-undang yang berlaku di negara ini yang
mengatur tentang permasalahan bullying adalah undang-undang nomor 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak,pada undang-undang ini pelaku bullying dapat di jatuhkan
hukuman paling lama 3 tahun 6 bulan dan atau denda paling banyak Rp.72 juta.Dan
pada pasal 54 UU 35/2014 juga mengatur bahwa sudah sepatutnya pesrta didik sekolah
mendapatkan perlindungan dari tindakan bullying baik berupa fisik maupun
psikis.Pengenalan lingkungan sekolah atau MOS yang bersifat perpeloncoan kini juga
telah di larang oleh mendikbud dikarenakan banyak yang menjadikan kegiatan ini
sebagai ajang bullying dan banyak korban yang mengalami luka-luka dan bahkan
meninggal dunia.

Apa langkah yang dapat di lakukan siswa,orangtua atau wali,dan masyarakat ketika
mengalami atau melihat dugaan bullying?mereka dapat melaporkan kepada dinas
pendidikan setempat atau kementerian melalui telepon 021-57903020,021-5703303 atau
melalui faksmile ke 021-5733125 dan melalui email ke
laporkekerasan@kemdikbud.go.id atau layanan pesan singkat(SMS) ke 0811976929

Walaupun telah ada undang-undang yang mengatur hukuman bagi para pelaku
bullying,namun kenyataannya hukuman yang di berikan masih tergolong rendah dan
sangat lemah di karenakan kebanyakan pelaku merupakan pelajar yang masih di bawah
umur sehingga tidak dapat dilakukan penahanan penjara dan hanya memperoleh
jaminan dari orangtua atau wali untuk tidak melarikan diri,tidak menghilangkan barang
bukti dan tidak akan mengulangi kejahatan lagi.

Oleh karena itu perlunya pemerintah untuk mengubah hukuman yang diberikan
kepada pelaku agar di beri sanksi lebih berat tetapi juga sekaligus mengajarkan nilai-
nilai positif,misalnya melakukan pelayanan sosial di tengah masyarakat.

Kemudian yang tak kalah penting adalah apa yang harus dilakukan oleh korban
ketika mengalami atau bahkan sedang mengalami perundungan,maka kami memiliki
sebuah terobosan baru jika terpilih sebagai duta pelajar sadar hukum yaitu dengan
merangkul programmer yang ada di Berau untuk meluncurkan aplikasi ‘Smart People’
yang dapat di akses dengan mudah oleh semua orang sehingga ketika mengalami
perundungan dapat mengakses aplikasi ini sehingga dapat diketahui posisinya,yang
kemudian dapat di bantu oleh pihak yang berwajib.Aplikasi ini juga dapat berisi
sosialisasi tentang bullying dan kampanye untuk melakukan kegiatan positif di waktu
senggang.Dan aplikasi ini juga dapat memberikan manfaat kepada korban bullying
untuk berarti speak up atau berani berbicara jika mengalami bullying tanpa harus takut
mengalami intimidasi karena aplikasi ini di programkan untuk bersifat pribadi dan
rahasia,sehingga orang lain tidak dapat menggakses data pribadi yang kita
miliki.Semoga aplikasi seperti ini dapat segera di luncurkan di karenakan banyak pelajar
yang mengalami perundungan dan meminimalisir tindak pidana bullying.

BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Bullying merupakan suatu perilaku yang tidak terpuji karena dapat


menyerang fisik maupun mental para korban.Dampak bullying sangat
berdampak besar pada korban dengan lingkungan sekitarnya karena dapat
menyebabkan trauma.Pembentukan kesadaran hukum perlu dilakukan sejak usia
dini agar ketika beranjak dewasa dapat menjadi teladan untuk generasi
selanjutnya.

B. Saran

Terkait dengan hal tersebut,kami menyarankan beberapa hal:

1.Mengevaluasi kembali hukuman bagi para pelaku bullying yang masih


di bawah umur di karenakan hukuman untuk pelaku di bawah umur masih
sangat rendah
2.Membuat aplikasi yang dapat di akses semua orang untuk
meminamilisir tindak pidana bullying
3.Gencar melakukan sosialisasi tentang bullying atau perundungan.

Anda mungkin juga menyukai