KEWARGANEGARAAN
TUGAS KELOMPOK 1
MINGGU 3 - SESI 4
STATE AND CONSTITUTION
Dosen Pengampu
Dalmeri, S.Ag., M.Ag.
TEAM 7
2440120035 - Cendra Kurnia Turnip
2401963475 - Vinna Demayati Sukma
2440125976 – Nova Dina Tampubolon
2401967340 - Ariana Rizqi Fitriani
Negara dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah. Untuk menjadi bangunan yang kokoh
maka rumah tersebut haruslah memiliki pondasi dan tiang yang kuat. Agar seluruh warganegara
yang tinggal di dalam negara merasa aman dan nyaman, maka negara harus memiliki pondasi
dan tiang yang kuat dan kokoh pula. Konstitusi merupakan pondasi sebuah negara dan hukumlah
yang menjadi tiang negara.
Pertanyaan:
1. Berikan penjelasan anda mengenai pernyataan di atas!
STATE AND CONSTITUTION
Apakah konseptualisasi atau pengertian dari negara itu? Ada banyak pendapat yang
mencoba membedah tentang istilah yang satu ini. Ada banyak pandangan yang beragam dan
bervariasi dari berbagai perspektif dan sudut pandang. Pandangan yang paling fundamental
tentang negara kita bisa temukan dalam pemikiran filsafat tentang negara dari beberapa filsuf
Plato mengatakan bahwa negara adalah diri luas dari setiap individu manusia. Atau
dengan kata lain, negara adalah perluasan dari setiap pribadi manusia. Setiap individu ada, hadir
dan bertumbuh di dalam suatu negara tertentu. Negara merupakan institusi alamiah karena
negara merefleksikan struktur alamiah manusia (Stumpf, 1982). Negara hadir untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi manusia dan kebutuhan lain yang tidak bisa manusia penuhi secara
individual sebagai manusia. Jadi, negara hadir untuk mengatur cara-cara bagaimana seharusnya
kita individu manusia memenuhi kebutuhan-kebutuhan individual kita di dalam masyarakat.
Karena itu menurut Plato, negara juga mengatur pembangian kerja di antara manusia dalam
memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya.
Mendukung paradigma Plato, St.Thomas Aquino mengatakan bahwa negara adalah suatu
institusi alamiah. “The state is a natural institution, derived from the nature of man”, kata
Aquinas (Stumpf, 1982). Namun Aquinas lebih menekankan dimensi ilahiah-teologis dan unsur
metafisik-transendental dari eksistensi suatu negara. Negara, sejatinya bukanlah ciptaan manusia
atau bukan juga konstruksi realitas sosial belaka. Namun lebih dari itu, negara sebetulnya
merupakan ciptaan dari Tuhan sendiri. Negara diciptakan oleh kekuasaan dan penyelenggaraan
ilahi Tuhan sebagai Pencipta Alam Semesta.
Friedrich Hegel lebih menekankan dimensi dialektika dari suatu negara. Filsuf beraliran
idelisme ini teguh berdiri di atas pemikiran filsafatnya bahwa negara merupakan hasil dari proses
dialektika yang terus menerus di dalam realitas kehidupan. Hegel mengatakan bahwa antara
negara dan individu selalu terjadi proses dialektika terusmenerus. Dialektika itu terjadi antara
keluarga dan masyarakat . Dialektika antara individu dan masyarakat ini merupakan suatu proses
yang terus berlangsung di dalam suatu negara. Negara merupakan hasil dialektika antara individu
dan masyarakat (Stumpf, 1982). Pada awalnya individu (tesis) berlangkah ke luar menuju
masyarakat sosial (antitesis) lalu terbentuklah suatu negara (sintesis). Jadi negara merupakan
hasil dialektika antara individu dan masyarakat sipil.
A. Gramsci (2009) mempersepsikan negara sebagau suatu institusi atau lembaga yang
memiliki hegemoni. Dasar atau titik tolak dari Kewarganegaraan hegemoni negara itu yakni
adanya konsensus (kesepakatan). Isi konsensus itu antara lain:
Pericles merupakan seorang negarawan dan pemimpin negara Athena yang pertama-tama
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi di dalam suatu negara. Demokrasi dianggap sebagai
sistem pemerintahan dan instrumen politik yang penting di dalam suatu negara. Pericles
menggariskan pokok-pokok pikiran penting terkait cirri-ciri demokrasi, yakni:
● Pemerintah oleh rakyat dan untuk rakyat, penguasa dipilih langsung oleh rakyat.
● Kesamaan di depan hukum
● Menjunjung tinggi pluralisme, menghargai berbagai etnis dan budaya, mengutamakan
kemampuan (bakat dan pengetahuan)
● Menghargai hak milik pribadi
Konstitusi merupakan peraturan suatu negara dengan norma yang menentukan dan
mengatur eksistensi sebuah negara. Konstitusi juga sering diartikan segala hal yang menyangkut
ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan (undang-undang dasar dan sebagainya), sehingga
dalam konstitusi sebuah negara harus mencakup bagaimana para pemimpin negara dipilih dan
lama bertugas, bagaimana undang-undang baru dibuat dan hukum lama harus diubah atau
dihapus berdasarkan hukum, selanjutnya hak-hak yang akan dijamin serta bagaimana konstitusi
dapat diubah. Konstitusi tersebut menjadi hukum tertinggi yang membimbing dan membatasi
pelaksanaan kekuasaan oleh pejabat pemerintah.
Konstitusi memiliki fungsi yang berperan dalam suatu negara. Konstitusi berfungsi
membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadinya kesewenangwenangan yang dilakukan
oleh pemerintah agar hak-hak bagi warga negara terlindungi dan tersalurkan
(konstitusionalisme)Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara (a birth
certificate of new state)Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.Konstitusi
berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional
dan lambangKonstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga
suatu negara.
Negara dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan rumah. Untuk menjadi bangunan
yang kokoh maka rumah tersebut haruslah memiliki pondasi dan tiang yang kuat. Agar seluruh
warganegara yang tinggal di dalam negara merasa aman dan nyaman, maka negara harus
memiliki pondasi dan tiang yang kuat dan kokoh pula. Konstitusi merupakan pondasi sebuah
negara dan hukumlah yang menjadi tiang negara.
https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi-af0c684392b5
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/01/29/100000669/pengertian-
konstitusi