Anda di halaman 1dari 6

Sahabat Jadi Cinta

Di suatu kelas yang amat seru dan mengasikan aku duduk bersama seorang sahabat yang
telah ku kenal kelas sejak kelas 1 SMA yang bernama Randy. Kini kami telah duduk di kelas
2 SMA Negeri 5 Tuban. Aku telah berteman dengannya sejak kelas 1 SMA, entah mengapa
di kelas 2 aku sekelas lagi dengannya.

Pada saat pelajaran berlangsung tiba-tiba seorang guru piket telah datang ke kelas ku. Guru
piket itu datang tidak sendirian, tetapi bersama seorang cwe yang sebelumnya blum aku kenal
dan belum juga aku lihat di sekolah ini. Yah, bisa di anggap lumayan cantik lahh cwe itu.
                “Man ada cwe tuuuhhhh” Randy memberi tahu padaku
                “Ya gue juga tau itu cwe, gue masih normal masih bisa bedain cwe sama cwo
kaleee” gurau ku
                “yeee, biasa ajh kalee kan gue cuma ngasih tau”
Akhirnya guru piket itu menjelaskan kepada seluruh siswa di kelasku bahwa cwe yang telah
datang bersamanya itu adalah murid baru yang telah mendaftarkan diri untuk bersekolah di
sini.
                “Selamat pagi anak-anak” sapa guru piket itu
                “PAGIIIII BUUUU” jawab seluruh siswa di kelas ku
                “Oke, pagi ini kalian telah kedatangan siswa baru yang baru saja pindah dari
Surabaya, semoga kalian semua bisa berteman dengan baik bersamanya”
                “Selamat pagi teman-teman, nama ku Riska yang baru saja pindah dari Surabaya.
Semoga teman-teman dapat menerima saya dengan baik di sekolah ini” sapa cwe itu
memperkenalkan diri

Semua teman-teman kelas ku pun mendengarkan dengan baik sedikit cerita mengenai
sekolahnya di Surabaya sebelum ia duduk untuk melanjutkan pelajaran.
                “Baik lah anak-anak itu lah sedikit cerita dari Riska. Semoga Riska dapat membagi
pengalaman baiknya dengan teman-teman yang ada di sini”
                “Baik Bu” jawab Riska singkat
                “Iman, bangku depan kamu ada yang kosong di situ ada yang menempatkan apa
tidak ?” tiba-tiba guru piket itu bertanya pada ku
                “i..iiya bu, kosong ko bu” jawabku ragu-ragu karena dari tadi aku sedang
memperhatikan wajah Riska yang cantik.
                “Yasudahhh Riska duduk di depan Iman saja.Iman, kamu jaga Riska baik-baik”
                “Oke deeehhhhh Buuuuu” jawab ku semangat

Akhirnya Riska pun jalan menghampiri bangku tempat duduknya yang telah di tentukan
tepatnya di depan tempat duduk ku.
                “Hai Iman” sapa Riska sambil menyodorkan tangannya pada ku
                “Hai Riska, salam kenal yahh” aku pun menggapai tangannya
                “oh iya kenalkan juga teman ku ini namanya Randy” aku sambil menoleh kepada
Randy
                “Hay” Jawab Riska singkat
                “hay juga” jawab Randy
.............

Tak terasa bel istirahat pun berbunyi aku berniat untuk mememui Riska, karena aku yakin
Riska blum mempunyai teman semenjak dia pindah untuk bersekolah di sini semenjak pagi
tadi. Aku pun mengajaknya untuk pergi ke kantin.
                “Riska, kamu ga ke kantin ??” tanya ku
                “engga, aku lagi males ke kantin, boleh ga aku nemenin kamu istirahat”
                “hmm, boleh ko”

Akhirnya aku pun bercerita panjang lebar bersamanya, menceritakan segala sesuatu mulai
dari sekolah ,teman, dan hal lainnya mengenai suasana dan kondisi di sini. Riska pun juga
menceritakan hal serupa kepada ku mengenai suasana dan kondisi yang ada di Suarabaya.
Sungguh mengasikan bisa dekat dengan Riska walaupun baru pertama kali aku dekat
dengannya.
................

Tak terasa aku dekat dengan Riska sudah hampir satu bulan ini aku telah memendam rasa
dengannya. Aku pun berharap Riska juga memiliki rasa yang sama dengan ku, tapi aku belum
bisa mengungkapkannya.
                “Iman,lo suka sama Riska yahh ??”
                “Kok lo bisa tau ??”
                “Udah deehh gak usah ngelak gue mah udah tau sikap temen gue sendiri hehehe”
                “Oke,thanks bro. Tapi gue lagi bingung niihh gimana caranya gw nembak dia,
lagian gw juga deket sama dia baru sebulan”
                “Yaelah sebulan itu ga sebentar bro, udah tembak ajh entar keburu di ambil orang
lohh”
                “Bener juga tuuhh”

Akhirnya setelah pulang sekolah hari itu sesampainya di rumah aku memikirkan kata-kata
sahabat ku si Randy kalau aku dekat dengan Riska tidak sebentar. Aku pun berniat untuk
menembak Riska. Hingga semalaman aku tidak bisa tidur karena aku sedang memikirkan
Riska. Untuk menghilangkan rasa memikirkan Riska sekitar pukul 21:00 aku berniat untuk
telpon dia, oke aku tau itu udah malam tapi aku ga bisa tidur kalo ga tau kabar dia, hahaha
LEBAY yahhh hehehe.
                “Hay Riska”
                “Hay juga Iman”
                “Kamu blom tdur jam segini ? Emngnya lagi ngapain ?”
                “Hmm blom nih, kamu juga blom tdur ? Aku lagi ada masalah niihh !”
                “Loh masalah apa ? cerita ajh sama aku mungkin aku bisa bantu kamu”
                “Oke deh aku bakalan cerita sama kamu, tapi besok yahh ga enak kalo cerita lewat
telpon”
                “Yaudah besok cerita ajh di sekolah ? Oke ?”
                “Oke! Eh Man udah dulu yahh udah malem niihh aku mau tidur dulu”
                “Hmm oke dehh, met tdur yah Riska GOOD NIGHT hehehehe :D”
                “Hehe Night to Iman”

Akhirnya aku bisa juga mendengar suara Riska dan sedikit mengurangi rasa rindu ku ini, tapi
kok aku makin gak bisa tidur karena penasaran dengan masalah yang di alami oleh Riska
tadi. Hingga akhirnya aku baru bisa tidur pukul 03:00 dini hari.
...................
 
 “KRIIIIIINGG KRIIIIIINNGGGG KRIIIIINNGGGG” Jam weker di kamar ku pun berbunyi
sudah saatnya aku bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah. Memang cinta itu membuat
ku tak terkontrol, akibat aku tidak bisa tidur semalaman mata ku pun terasa berat untuk di
buka, tapi mau gimana lagi aku harus melakukan kewajibanku sebagai siswa untuk pergi
bersekolah

Ternyata sesampainya di sekolah tepat di depan pintu kelas ku aku melihat seorang wanita
yang sedang berdiri di sana, aku tak sadar ternyata itu adalah Riska tak tau kenapa mata ku
pun langsung terbuka lebar walau pun mataku terlihat merah.
                “Hai Iman, kok mata kamu merah ?” Riska menyambutku
                “E...eh Riska, engga ko gapapa” jawabku lemas
                “Hayo knapa ngomong ajah sama aku”
                “Hehe aku kurang tidur semalam Ris ..”
                “Loh aku kira abis telpon-an sama aku semalam kamu langsung tidur, pasti mikirin
cwe yahh hayo ngaku hahaha”
                “Hahaha, tau ajh kamu Ris ?!” aku pun tak sadar mengatakan itu
                “Hah ? Siapa Man ? kasih tau aku dong !”
                “E..eehh engga, aku becanda ko” aku pun mengelak

Aku tak sadar mengatakan itu, hampir saja aku keceplosan mengatakan semuanya kepada
Riska tapi sebenarnya memang benar semalam aku tidak bisa tidur karena sedang
memikirkan seorang wanita yaitu Riska, tapi aku belum berani mengatakan yang sebenarnya.

Aku pun beranjak ke tempat duduk ku, dan di sana sudah terlihat Randy yang sedang duduk
di bangkunya
                “Man, knapa mato lo merah gitu ?? wahh abis ngintipin cwe yahhh ??” Randy
meledek ku
                “Huuusss, enak ajah lo semalem gue ga bisa tidur niihhh gara-gara mikirin Riska”
                “Ciiieee, makin deket ajh lo sama dia kan udah gue bilang tembak ajah dia”
                “Ya gue tau, tapi ga segampang itu juga kan itu semua perlu proses”
                “Bener juga siiihh hehehe”

Bunyi bel tanda masuk di sekolah ku pun berbunyi sebentar lagi pelajaran di sekolah akan
segera berlangsung seperti biasa. Jam pertama di kelas ku adalah pelajaran Sejarah, dan
pelajaran itu terkenal sebagai pelajaran yang sangat membosankan mungkin itu sama juga
yang aku rasakan pada saat ini.
Hingga pelajaran itu berlangsung mata ku pun masih tetap terasa berat untuk terbuka, suasana
makin mendukung pada saat pelajaran Sejarah sedang berlangsung. Tak terasa aku pun
tertidur saat pelajaran hingga akhirnya guru Sejarah yang sedang mengajar mengetahui aku
sedang tertidur pulas di meja ku. Dengan logat Medan nya guru itu membangunkan ku.
                “Hey Randy, bangunkan teman sebelah kau itu yang sedang tertidur”
                “Ehhhh Man bangun, di panggil Pak Tigor tuuhh” Randy pun membangunkan ku
dan aku langsung bangun sambil mengusap mata ku yang dari tadi pagi sangat mengantuk
                “Hey Iman, berapa skor pertandingan Chelsea vs MU semalam ?”
                “3-2 Pak, eehhh” aku pun menjawab reflaek pertanyaan dari Pak Tigor
                “HAHAHAHAHA” teman-teman di kelas ku pun tertawa semua tak luput  Riska
dan Randy pun juga ikut menertawakan ku
                “Sudah-sudah, cepat kau ke toilet dan kau cuci muka kau yang sangat lecek itu”
                “Baik Pak ..”
                “Jangan tertidur lagi kau di toilet”
                “HAHHAHAHAHA” lagi-lagi teman-teman di kelasku tertawa akibat lelucon dari
Pak Tigor

Dan aku pun pergi ke toilet dan langsung mencuci muka ku yang sangat mengantuk, setelah
mencuci muka aku langsung bercermin di kaca yang ada di toilet itu dan aku berfikir,
sepertinya wajah ku juga ga jelek-jelek banget dan gaya ku juga lumayan keren, kenapa aku
juga belum berani mengatakan dan mengungkapkan semua perasaan ku pada Riska tapi aku
juga berfikir dengan kata-kata yang aku ungkapkan sendiri kepada Randy kalau semua itu
perlu proses. Tapi ada sebersit  aku berfikir apakah aku pantas untuk Riska ?? Kata-kata itu
yang terus membayangi ku hingga aku sampai di tempat dudukku di kelas. Semua yang aku
pikirkan tadi hilang seketika saat aku mulai konsentrasi ke pelajaran.

Sejak dari awal pelajaran di mulai aku sangat memikirkan apa yang sebenarnya akan di
ceritakan oleh Riska pada ku.
                “Ris, sebenarnya kamu mau cerita apa sihh ??”
                “Entar ajah ceritanya, masih belajar niihh !”
                “Hmm, yaudah dehh entar pulang sekolah ikut aku ajh yahh ??”
                “Mau ngapain ?”
                “Udaaaahh, entar ikut aku ajh sekalian kamu ceritain masalah itu”
                “Hmm, oke deeehh”
Tadinya aku mau mengajaknya untuk pergi ke suatu taman yang sangat indah di dekat
komplek, untuk mengungkapkan perasaan ku yang sebenarnya pada Riska, tetapi aku juga
penasaran apa yang akan di ceritakan pada ku.

Pada saat bell tanda pulang berbunyi aku langsung mengajak dan tak sengaja aku
menggandeng tangannya, setelah berapa detik aku baru menyadarinya. Saat aku melihat ke
arah Risaka dia pun terlihat tersenyum saat aku menggandengnya. Sungguh cantik wajah
Risaka saat dia sedang senyum yang membuat aku semakin yakin aku akan mengatakan isi
hati ku hari itu juga.
Setelah sampai pada tempat tujuan, aku ko jadi gugup padahal sebelumnya aku udah yakin
banget untuk mengatakan ini semua. Seharusnya aku yakin ajh suasananya pun udah
meyakinkan banget. Yaudah deh aku buka pembicaraan ajah dulu.
                “Ris, emm..mmm”
                “Kenapa Man ?? Ko kayanya gugup gtu ?”
                “Ehh, ga jadi dehhh”
                “Loh ko ga jadi ?”
                “Kamu duluan ajah deeh, katanya kamu mau cerita”
                “Ayo lah Man ngomong ajh, aku ga mau cerita kalo kamu blom cerita”
                “Mulai dari pertama kali aku bertatap muka sama kamu, aku ngerasain ada seseuatu
yang beda. Setelah kita udah berteman selama lebih dari satu bulan ini aku merasakan suka
sama kamu.  Aku ga tau juga perasaan kamu ke aku sama ato engga, aku ga berharep kamu
juga suka sama aku dan bisa terima aku tapi yang aku pengen kamu tau perasaan aku yang
sebenarnya. Aku sayang Ris.”
                “Loh ko jadi aneh yahh ?”
                “Aneh knapa Ris ? Aku salah yah suka sama kamu ?”
                “Bukan itu Iman sayang, sebenarnya aku mau cerita kalo aku juga sayang dan suka
sama kamu yang kamu ceritain tadi juga yang mau aku ceritain ke kamu, sebenarnya aku ga
berani ngungkapin duluan semuanya ke kamu karena aku cwe ga mungkin aku ngungkapin
duluan ke kamu, ini ajh aku di paksa sama Randy untuk mengungkapkan semuanya ke kamu,
tapi kamu udah ngungkapin duluan ke aku barusan. Aku tuh selalu curhat sama Randy
tentang kamu. Tapi kamunya yang ga pernah respon perasaan aku. Aku juga sayang kamu
Man.”
                “Loh jadi selama ini kamu deket sama sahabat aku toohh. Hmm, yaudah ka kita
udah tau perasaan masing-masing, kamu mau ga jadi pacar aku ??”
                “Iya aku mau jadi pacar kamu”

Betapa senangnya peraasan aku saat itu, ternyata selama ini Riska memiliki perasaan yang
sama dengan ku. Semua yang dia rasain juga sama yang aku rasaain selama ini. Pada
akhirnya aku bisa mendapatkan Riska untuk jadi pacar ku. Semua ini tak terlepas dari
sahabatku Randy yang bisa meyakinkan aku dan Riska untuk mengungkapkan perasaannya
masing-masing, memang dia sahabat yang baik, sahabat yang bisa mengerti perasaan
sahabatnya sendiri. Keesokan harinya aku berterima kasih kepada Randy, dia pun merasa
senang atas hubungan ku dengan Riska dan dia mengucapkan selamat pada ku. Semoga
hubungan persahabatanku pada Randy bisa berjalan lama dan baik. Selain itu juga semoga
hubungan ku dengan Riska dapat terjalin dengan baik juga, karena hubungan ku dengan
Riska berawal dari sebuah persahabatan yang tumbuh menjadi cinta.
Maling  Sandal kok Bingung

       Ning sawijining dina Jum’at  tepate ning dhusun Semanding, ana salah siji
wong sing terkenal banget dadi Maling. Wong mau jenege Iwan, Iwan terkenal
sering nyolong nang desane. Nanging nyolonge udu barang sing mewah kaya
TV, Pit Motor utawa lia-liane nanging nyolonge sandal jepite warga dhusun
semanding utawa dhusun nang jejere dhusun Semanding.
          Pas kue Iwan arep beraksi maning dinane pas dina Jum’at pas warga lagi
pada sholat jum’at, dasar Iwan batire pada sholat jum’atan deweke malah sibuk
milihi sandal.
          “Allahu akbar, Allahu akbar” tandane wis komat lan jemaah pada menyat
arep sholat jum’at, pas lagi pada sholat, Iwan teka njur milih sendal sing apik.
Mbuh nggo ngapa si Iwan nyolong sandal, Nah pas dina kue ana Sandal sekang
kayu apik tenan sandal kue ana trotol-trotole utawane sendal rematik. Jarene
tanggane iwan, nek nganggo sandal rematik penyakit rematike bisa ilang. Nah
pas kemutan kue, Iwan pengin gawa sendal kue sebab awake sering rematikan,
tapi pas arep jikot sandal kue ana sandal sing lewih apik lan lewih modern.
Kayane iki sendale bocah enom, Iwan banjur jikot terus diemek, rasane alus lan
kepenak. Nanging Iwan kue maling sing konsisten dadine kudu milih salah siji
sandal mau.
          Iwan bingung merga loro – lorone apik kabeh, pas lagi bingung Iwan ra
nyadar nek jamaah masjid wis pada bubar. Pas Iwan arep jikot salah siji sandal
jamaah sing duwe sandal kue teka “Ehhmm” Iwan kaget terus mlayu ora ulih
apa – apa merga ketungkul bingung.

Anda mungkin juga menyukai