Anda di halaman 1dari 74

CM-10 = Sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa Proyek

(Project Procurement Management)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi


Kode : INA.56303.13.09.10.07– Judul : Sistem Manajemen Pengadaan
Barang & Jasa Proyek (Project Procurement Management)

PELATIHAN
AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)
(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA
MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI
MODUL CMB-10
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project
Procurement Management)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan


Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan
111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN
terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam


konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului
dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK
(Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur
kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam
jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of i


Buildings)
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

Jakarta, November 2007


Kepala Pusat
Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE


NIP. 110 016 435
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan
sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan
inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9
(sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi
Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu
jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan
yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda
Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan
Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul
kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,
yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja
yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
PRAKATA ....................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
SPESIFIKASI PELATIHAN .............................................................................. vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ......................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. I-1
1.1.Umum ....................................................................................... I-1
1.2.Ringkasan Modul........................................................................ I-3
1.3.Batasan Dan Rentang Variabel .................................................. I-5
1.4.Panduan Penilaian .................................................................... I-5
1.4.1. Kualifikasi penilaian ......................................................... I-6
1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk
mendemonstrasikan kompetensi ...................................... I-7
1.4.3. Konteks penilaian ............................................................ I-7
1.4.4. Aspek penting penilaian ................................................... I-7
1.5. Sumber Daya Pembelajaran .................................................... I-7

BAB II : PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA ........................ II-1


2.1. Umum ..................................................................................... II-1
2.2. Pemilihan Pengadaan Barang Dan Jasa..................................... II-1
2.2.1 Masukan/input untuk rencana pengadaan barang & jasa
proyek ............................................................................. II-1
2.2.2 Pnggunaan teknik dan cara untuk rencana pengadaan
Barang dan jasa proyek ................................................... II-4
2.2.3 Output/keluaran dari rencana pengadaan barang dan
Jasa proyek ..................................................................... II-7
2.3. Proses Pengadaan Barang Dan Jasa. ........................................ II-9
RANGKUMAN ......................................................................................................... II-11
PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ........................................................................ II-12

BAB III: PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA / KONTRAKTOR................... III-1


3.1. Umum ..................................................................................... III-1
3.2. Rencana Mengikat Dengan Kontrak ........................................... III-1
3.2.1 Input/masukan untuk rencana mengikat dengan kontrak... III-1
3.2.2 Penggunaan teknik dan cara untuk rencana mengikat
Dengan kontrak ............................................................... III-2
3.2.3 Output/keluaran dari rencana mengikat dengan kontrak ... III-2
3.3. Penetapan Pemenang Lelang.................................................... III-6
3.3.1 Input/masukan untuk permintaan penawaran penyedia
Barang & jasa .................................................................. III-6
3.3.2 Penggunaan teknik dan cara untuk permintaan penawaran
penyedia Barang & jasa................................................... III-6
3.3.3 Output/keluaran dari permintaan penawaran penyedia
Barang & jasa ................................................................. III-7
3.4 Seleksi penyedia barang /jasa ................................................... III-9
3.4.1 Input/masukan untuk seleksi penyedia Barang & jasa .... III-9
3.4.2 Penggunaan teknik dan cara untuk seleksi penyedia
Barang & jasa...........................................................................I-10
3.4.3 Output/keluaran dari seleksi penyedia barang & jasa ...... III-12
RANGKUMAN ......................................................................................................... III-17
PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ........................................................................ III-18

BAB IV: PENGELOLAAN KONTRAK/ADMINISTRASI KONTRAK ..................... IV-1


4.1. Umum .............................................................................................. IV-1
4.2. Bentuk Klausul-Klausul.................................................................... IV-1
4.3. Memonitor Dan Mengendalikan Pelaksanaan Kontrak Barang Dan
Jasa................................................................................................ IV-2
4.3.1 Input/masukan untuk kontrak administrasi ................. .... IV-2
4.3.2 Penggunaan teknik dan cara untuk kontrak administrasi.. IV-
3
4.3.3 Output/keluaran dari kontrak administrasi......................... IV-9
4.4. Kontrak Sebagai Pedoman Pelaksanaan Dan Mengakhiri Kontrak.. IV-12
4.4.1 Input/masukan untuk mengakhiri kontrak.. ................. .... IV-13
4.4.2 Penggunaan teknik dan cara mengakhiri kontrak............. IV-13
4.4.3 Output/keluaran dari mengakhiri kontrak........................... IV-14
RANGKUMAN ......................................................................................................... IV-16
PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ........................................................................ IV-17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... DP-1
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM

 Tujuan Umum Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan
proyek konstruksi bangunan gedung.

 Tujuan Khusus Pelatihan


Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /
SMK3 (Project Safety & Health Management).
2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
Environmental Management)
3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing
Management)
4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope
Management)
5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project
Time Management)
6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management)
7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
Management)
8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project
Human Resources Management)
9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project
Communication Management)
10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement
Management)
11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)
12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim
Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project


Procurement Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)”.

 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen
Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)”.

 Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menyiapkan perencanaan pengadaan barang dan jasa
2. Menyiapkan proses pemilihan Penyedia jasa / kontraktor.
3. Memberikan kontribusi dalam pengelolaan kontrak / administrasi kontrak

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of


Trainer) atau sejenisnya.
 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.
 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK
 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang
relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan
1 CMB – 01 Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety
& Health Management)
Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project
2 CMB – 02
Environmental Management).
Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project
3 CMB – 03
Financing Management)
Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project
4 CMB – 04
Scope Management).
Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time
5 CMB – 05 Management).
Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost
6 CMB – 06
Management).
Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality
7 CMB – 07 Management)
Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek
8 CMB – 08 (Project HR Management)
Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project
9 CMB – 09
Communication Management)
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project
10 CMB – 10 Procurement Management)
Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk
11 CMB – 11
Management)
Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim
12 CMB – 12
Management)

B.2 Uraian Modul


 Seri / Judul : CMB-10 / Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project
Procurement Management)
 Deskripsi Modul Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project
Procurement Management) merupakan salah satu modul untuk membekali
seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings) dengan harapan dapat : menyiapkan
perencanaan pengadaan barang dan jasa, menyiapkan proses pemilihan
Penyedia jasa / kontraktor, memberikan kontribusi dalam pengelolaan
kontrak / administrasi kontrak.

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah :
Pembukaan/ Bab I,
Pendahuluan  Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan OHT
 Menjelaskan tujuan aktif LCD
instruksional umum(TIU) dan  Mengikuti penjelasan
Tujuan instruksional khusus maksud dan tujuan
(TIK) melakukan sistem
 Menjelaskan maksud dan manajemen pengadaan.
tujuan melakukan sistem  Mengikuti penjelasan
manajemen pengadaan pengertian melakukan
 Menjelaskan pengertian sistem manajemen
melakukan sistem manajemen pengadaan.
pengadaan.  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.

Waktu : 5 menit

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II,


Perencanaan pengadaan
barang dan jasa
 Mengikuti penjelasan, OHT
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan LCD
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun
 Pemilihan pengadaan barang dan aktif.
KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG
dan jasa  Mengajukan pertanyaan
 Pengadaan barang dan jasa apabila ada yang kurang
jelas.

Waktu : .60 menit

3. Ceramah / Demonstrasi : Bab


III, Proses pemilihan penyedia
jasa / kontraktor

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan LCD
 Kriteria evaluasi sebelum instruktur dengan tekun
pelaksanaan tender dan aktif.
 Penetapan pemenang lelang  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang
jelas.
Waktu : .60 menit

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab


IV, Pengelolaan
kontrak/administrasi kontrak

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, OHT


atau-pun bahasan mengenai : uraian atau bahasan LCD
 Bentuk Klausula-Klausula instruktur dengan tekun
 Memonitor Dan dan aktif.
Mengendalikan Pelaksanaan  Mengajukan pertanyaan
Kontrak Barang Dan Jasa apabila ada yang kurang
 Kontrak Sebagai Pedoman jelas.
Pelaksanaan Dan Pedoman
Pengendalian

Waktu : 60 menit
MODUL CMB-10 BAB I
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Pendahuluan
Procurement Management)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum
Modul CMB-10: Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement
Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of
Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-


unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi
tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang
dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Pilihan untuk pengadaan barang dan
jasa ditetapkan, Rencana kontrak dikembangkan dari keputusan pengadaan barang
dan jasa serta project management plan dengan menggunakan standar kontrak
yang akan menghasilkan dokumen pengadaan dan kriteria evaluasi, Kriteria
evaluasi ditetapkan sebelum pelaksanaan tender yang memuat : pengertian
kebutuhan, life cycle cost, kapabilitas secara teknik, pendekatan manajemen,
pendekatan secara teknik, kemampuan keuangan, kapasitas produksi dan interes,
besaran & jenis usaha, Referensi, memiliki hak paten), Permintaan penawaran
melalui advertensi, surat undangan, Bider conferences, dan pengembangan daftar
penyedia jasa mampu, dokumen lelang, Proposal dan pemilihan sebagai pemenang
ditetapkan, Kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk klausula-klausula untuk
mewadahi kepentingan kedua belah pihak secara adil sesuai dengan standar
kontrak yang ada, Pelaksanaan kontrak barang dan jasa yang dipesan dimonitor
dan dikendalikan sesuai kontrak, Kontrak sebagai pedoman pelaksanaan dan
pedoman pengendalian digunakan untuk mencapai tujuan proyek

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan


kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction
Management Of Buildings).

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of I-1


Buildings)
KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :
NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
Menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek
1. INA.56303.13.09.01.07
/SMK3 (Project Safety & Health
Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
Lingkungan Proyek (Project
2. INA.56303.13.09.02.07
Environmental Management)

Menerapkan Sistem Manajemen


3. INA.56303.13.09.03.07 Keuangan Proyek (Project Financing
Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :


NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Menerapkan Sistem Manajemen Ruang
4. INA.56303.13.09.04.07 Lingkup Proyek (Project Scope
Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Waktu
5. INA.56303.13.09.05.07
Proyek (Project Time Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Biaya
6. INA.56303.13.09.06.07
Proyek (Project Cost Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Mutu
7. INA.56303.13.09.07.07
Proyek (Project Quality Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
8. INA.56303.13.09.08.07 Sumber Daya Manusia Proyek (Project
Human Resources Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
9. INA.56303.13.09.09.07 Komunikasi Proyek (Project
Communication Management)
Menerapkan Sistem Manajemen
10. INA.56303.13.09.10.07 Pengadaan Proyek (Project
Procurement Management)
KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :
NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Menerapkan Sistem Manajemen Risiko
11. INA.56303.13.09.11.07
Proyek (Project Risk Management)
Menerapkan Sistem Manajemen Klim
12. INA.56303.13.09.12.07
Proyek (project Claim Management)

1.2. Ringkasan Modul


Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi
ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian
sebagai berikut:

a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :


Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan
pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk
kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai


berikut:
1. KODE UNIT : INA.5231.212.09.10.07
2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan
Proyek (Project Procurement Management)
3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang
diperlukan untuk mampu menerapkan
Keahlian dalam Manajemen Pengadaan Proyek
(Project Procurement Management)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Menyiapkan perencanaan 1.1 Pilihan untuk pengadaan barang dan
pengadaan barang dan jasa jasa ditetapkan
1.2 Rencana kontrak dikembangkan dari
keputusan pengadaan barang dan
jasa serta project management plan
dengan menggunakan standar
kontrak yang akan menghasilkan
dokumen pengadaan dan kriteria
evaluasi.
2. Menyiapkan proses pemilihan 2.1 Kriteria evaluasi ditetapkan sebelum
Penyedia jasa / kontraktor pelaksanaan tender yang memuat :
pengertian kebutuhan, life cycle cost,
kapabilitas secara teknik, pendekatan
manajemen, pendekatan secara
teknik, kemampuan keuangan,
kapasitas produksi dan interes,
besaran & jenis usaha, Referensi,
memiliki hak paten)
2.2 Permintaan penawaran melalui
advertensi, surat undangan, Bider
conferences, dan pengembangan
daftar penyedia jasa mampu,
dokumen lelang, Proposal dan
pemilihan sebagai pemenang
ditetapkan.
3. Memberikan kontribusi dalam 3.1 Kesepakatan yang dituangkan dalam
pengelolaan kontrak / bentuk klausula-klausula untuk
administrasi kontrak mewadahi kepentingan kedua belah
pihak secara adil sesuai dengan
standar kontrak yang ada.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
3.2 Pelaksanaan kontrak barang dan jasa
yang dipesan dimonitor dan
dikendalikan sesuai kontrak
3.3 Kontrak sebagai pedoman
pelaksanaan dan pedoman
pengendalian digunakan untuk
mencapai tujuan proyek.
3.4 Informasi mengenai pengadaan
dipelihara dan diatur untuk
memastikan bahwa persyaratan bagi
pelaporan, kerahasiaan dan audit
tersedia.

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. Batasan / Rentang Variabel


Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :
1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim proyek kerja pelaksana pekerjaan
2. Dokumen kontrak secara lengkap harus tersedia
3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan
4. Perlengkapan dan pengolahan data proyek dengan komputer diaplikasikan

1.4. Panduan Penilaian


Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan
mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan
kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk
kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang


dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.
- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode
apa pengujian seharusnya dilakukan.
- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan
kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian


a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi
sebagai assesor (penilai) antara lain :
 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji
Kompetensi)
 Melaksankan penilaian dan
 Mereview Penilaian.
b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit
yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri
perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :
 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang
ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang
dinilai.
 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang
diperukan dalam proses penilaian.
c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat
dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut
termasuk :
 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan
dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan
industri / perusahaan yang ada sekarang
 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu
orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan
 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman
subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang
kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber


daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu
dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart pada proses tersebut
Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian
dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk
membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI


adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk


mendemonstrasikan kompetensi
terdiri dari :
1. Perencanaan pengadaan.
2. Pelaksanaan tender
3. Perencanaan kontrak
4. Pelaksanaan kontrak
5. Pengendalian kontrak
6. Administrasi kontrak dan penutupan kontrak

1.4.3. Konteks Penilaian


1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan
mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya
2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang
menyangkut pengetahuan teori
3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian


1. Ketelitian dan kecermatan alam tugas pekerjaan dilokasi dan lingkungan
pekerjaan dijalankan.
2. Kemampuan melakukan pemecahan persoalan mengacu dan ditetapkan
sesuai ketentuan dokumen kontrak.

1.5. Sumber Daya Pembelajaran


Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Sumber daya pembelajaran teori :
- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top.
- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.
- Materi pembelajaran.
- Fasilitator
b. Sumber daya pembelajaran praktek :
- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang
tidak familiar dengan computer.
- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta
pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi
bangunan gedung.
c. Sumber daya manusia/ kualifikasi Pengajar/ Instruktur : seperti yang dijelaskan
pada Panduan Pembelajaran halaman vii
- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat
TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.
Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam
MODUL CMB-10 BAB II
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek Perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa
(Project
Procurement Management)

BAB II
PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PROYEK

2.1 UMUM

Mengelola pengadaan proyek adalah proses untuk membeli atau memperoleh


produk, jasa, atau hasil yang diperlukan dari luar proyek untuk melaksanakan
pekerjaan

Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang


dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun
oleh penyedia barang/jasa.

Pengguna barang/jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/


pemimpin bagian proyek/pengguna anggaran Daerah/pejabat yang disamakan
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dalam ligkungan unit kerja/proyek tertentu.

Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang


kegiatan usahanya menyediakan barang/layanan jasa.

 Proses merencanakan pembelian dan cara memperolehnya.


 Memenuhi kebutuhan proyek dengan memelih cara yang terbaik.
 Dengan menyesuaikan Apa, bagaimana, berapa jumlahnya dan kapan
harus dibeli atau diadakan.
 Memperhitungkan potensi penyedia jasa.
 Shedule juga sangat mempengaruhinya.
 Risiko apa saja yang akan timbul didalam setiap pilihan keputusan untuk
membuat atau membeli.
 Juga jenis kontrak apa yang cocok dalam mengurangi atau memindahkan
risiko kepada penyedia jasa.

2.2 PEMILIHAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PROYEK

2.2.1 MASUKAN / INPUT UNTUK RENCANA PENGADAAN BARANG & JASA


PROYEK
2.2.1.1 Faktor Lingkungan Perusahaan
Penyesuaian: meliputi produk dan kondisi pasar, jasa dan hasil apa yang
tersedia di pasaran, dari siapa dan kondisi persyaratan apa?.
Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of II-1
Buildings)
Jika perusahaan/institusi tidak memiliki bagian pembelian atau bagian kontrak,
maka tim proyek akan membantu menyediakan sumberdaya dan tenaga ahli
untuk melaksanakan aktivitas pengadaan proyek.

2.2.1.2 Proses Yang Dimiliki Perusahaan/Instansi


Menyediakan kebijakan yang terkait dengan pengadaan, prosedur, panduan
dan sistim pengelolaan, yang disesuaikan dengan pengembangan Rencana
Manajemen Pengadaan/ procurement manangement plan dan pemilihan jenis
kontrak yang akan digunakan.

Kebijakan perusahaan/institusi sering memberikan batasan-batasan pada


keputusan pengadaan.

Contoh : keterbatasan penggunaan bentuk kontrak, kesederhanaan PO


(purchase order), keterbatasan kemampuan dalam menetapkan
keputusan untuk membuat atau membeli, kapasitas dan
kemampuan Penyedia Jasa

2.2.1.3 Pernyataan Cakupan/Lingkup Proyek


Menjelaskan batas batas, persyaratan, keterbatasan, dan asumsi yang terkait
dengan Lingkup Proyek/ project scope.

Menyediakan informasi penting tentang kebutuhan proyek dan strategi yang


disesuaikan selama proses Rencana Pengadan dan Pembelian.

Contoh: Pembatasan/Constraint atau Faktor yang membatasi pilihan


Pembeli/pengguna dan penyedia/penjual:

Ketersediaan pendanaan, keterbatasan tanggal penyerahan, keterbatasan


kemampuan sumberdaya, kebijakan organisasi.

Contoh: Asumsi/Assumptions atau Faktor yang sementara dianggap betul


yang akan diperlukan dalam penyesuaian penyesuaian :

Ketersedianya dari berbagai para penjual/penyedia atau penjual sebagai agent


tunggal.

Persyaratan dengan implikasi kontrak sesuai dengan undang-undang yang


meliputi kesehatan, keselamatan, keamanan, pencapaian, ramah lingkungan,
asuransi, hak paten, pemerataan kesempatan kerja, lisensi, dan surat ijin.

Juga menyajikan daftar Serahan/deliverable dan kriteria keterimaan proyek


dan yang dihasilkannya.
2.2.1.4 Struktur Uraian Pekerjaan (Wbs)
WBS (Work Breakdown Structure) menyajikan hubungan diantara semua
komponen proyek dan Serahan proyek/deliverable proyek.
Lihat WBS dan kaitannya dengan Manajemen Pengadaan Proyek (Create
WBS: Outputs) PMBOK ed.2004

2.2.1.5 Kamus struktur uraian pekerjaan (wbs. Dictionary)


WBS dictionary menyajikan Pernyataan Pekerjaan/ statement of work secara
rinci yang mengidentifikasikan Serahan/deliverable dan penjelasan pekerjaan
disetiap komponen WBS yang diperlukan untuk menghasilkan setiap
deliverable.
Lihat WBS (WBS Dictionary) PMBOK ed.2004

2.2.1.6 Rencana Manajemen Proyek:


Rencana Manajemen Proyek/Project management plan menyajikan semua
perencanaan untuk pengelolaan proyek termasuk sub sub perencanaan
seperti Rencana Manajemen Lingkup/scope management plan, Rencana
Manajemen Pengadaan/ procurement management plan, Rencana
Manajemen Mutu/quality management plan, dan Rencana Manajemen
Kontrak/ contract management plans yang mana memberikan petunjuk dan
arahan pada Perencanaan Manajemen Pengadaan/procurement management
planning.
Output dari perencanaan lain yang sering disesuaikan termasuk :
 Daftar Risiko, Berisi informasi yang terkait dengan identifikasi risiko,
Risiko Owner, dan Penanganan Risiko.
 Risiko yang ada relevansinya dengan perjanjian kontrak, meliputi
perjanjian untuk asuransi, jasa dan item lain yang cocok, yang menjelaskan
tanggungjawab para pihak untuk risiko khusus yang akan terjadi.
 Persyaratan sumberdaya, jenis dan jumlah sumberdaya yang diperlukan
pada setiap schedule kegiatan dalam paket pekerjaan.
 Jadwal/Schedule Proyek, meliputi minimum suatu perencanaan tanggal
mulai dan tanggal selesai pada setiap schedule kegiatan.
 Estimasi biaya kegiatan, penilaian secara kuantitatif dari biaya untuk
sumberdaya yang mungkin diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan.
 Acuan biaya, Anggaran berbasis waktu dipakai sebagai acuan dalam
mengukur, memonitor, dan mengendalikan seluruh kinerja biaya.

2.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK RENCANA PENGADAAN


BARANG & JASA PROYEK

2.2.2.1 Analisis Pilihan Membuat Sendiri Atau Membeli


Menetapkan apakah produk yang dibutuhkan dapat diproduksi dengan biaya
yang efektif oleh perusahaan/institusi sendiri?
Suatu evaluasi dari manfaat/keuntungan antara dikerjakan/dibuat sendiri atau
menggunakan sumberdaya dari luar organisasi seperti: tenaga ahli, kapasitas,
biaya, kompetensi utama, kerahasiaan usaha. dll.
Besar pengaruhnya terhadap tujuan yang lebih luas dan kompleks yang
dibutuhkan dengan waktu segera.
Penyesuaian terhadap keamanan juga diperlukan untuk menggambarkan cara
cara atau metode seperti pilihan untuk membuat sendiri ketika data sangat
rahasia.

2.2.2.2 Kebijakan Pakar


Tenaga ahli yang sering diperlukan untuk keahlian dalam bidang pembelian
juga dapat digunakan untuk mengembangkan atau memodifikasi kriteria yang
akan dipakai untuk mengevaluasi penawaran atau proposal yang dibuat oleh
penyedia jasa/ penjual.
Membantu dalam pembelian/pengadaan dengan persyaratan dan kondisi yang
tidak standar.

2.2.2.3 Jenis-Jenis Kontrak


Perbedaan pada jenis kontrak ada yang memiliki manfaat dan kekurangan,
sesuai sudut pandang apakah dari Pihak Pembeli/Pengguna atau dari Penjual/
Penyedia Jasa.
Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan dalam pekerjaan
jasa pemborongan : (Menurut Keppres 80, 3 Nop.2003).
1) Berdasarkan bentuk imbalan;
a. Kontrak Lump-sum
Kontrak lump-sum pada pekerjaan jasa pemborongan adalah kontrak
yang berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para pihak pada
waktu dilakukan negosiasi.
Kontrak lump-sum dipilih untuk pekerjaan jasa pemborongan yang sifat
pekerjaannya tidak rumit serta jenis pekerjaannya dan volumenya
dapat ditentukan dan dihitung secara akurat.

Dalam kontrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam


proses pengadaan jasa pemborongan tersebut, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penyedia jasa pemborongan kecuali dalam hal terjadi
keadaan kahar (force majeure).

Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan tahap


penyelesaian pekerjaan jasa pemborongan.

Keuntungan dan kerugian dengan kontrak lump-sum :


Dari Sudut pandang Pemilik/Owner/Pengguna jasa
o Keuntunganya
 Mendapatkan harga rendah
 Anggaran dapat dikendalikan
 Staff/Owner tidak banyak
 Mendapatkan personel kontraktor yang lebih baik.
o Kerugiannya
 Keterlibatanya kurang
 Membandingkan biaya pertama dengan mutu.
 Mendapat kejutan diawal

Dari Sudut pandang Kontraktor/Penyedia Jasa


o Keuntunganya
 Berpotensi mendapat keuntungan tinggi
 Partisipasi dari Pemilik proyek sedikit
o Kerugiannya
 Berpotensi akan rugi tinggi
 Ada biaya penawaran
 Ada probabilitas untuk mendapatkan proyek.
b. Harga Satuan
Kontrak Harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.
c. Gabungan Lump-sum dan Harga Satuan
Kontrak Gabungan Lump-sum dan Harga Satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lump-sum dan harga satuan dalam satu
pekerjaan yang diperjanjikan.
d. Terima Jadi (Turn Key)
Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh
bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun
penunjangnya berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja
yang telah ditetapkan.
e. Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di
bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana
konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan
persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan
tersebut,

2) Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

a. Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran.
b. Tahun Jamak (multi years)
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran
yang dilakukan atas persetujuan Menteri Keuangan untuk pengadaan
yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Propinsi, Bupati/Walikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD
Kabupaten/Kota.

3) Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa


a. Kontrak Pengadaan Tunggal
Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau
satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk
menyelesaikan pekerjaan terentu dalam waktu tertentu
b. Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa unit
kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu
untuk menyelesaikan.

Menurut PMBOK ed 2004 :


Jenis jenis Kontrak :
1) Fixed Price or Lump-Sum Contract terdiri dari : Fixed Firm Price (FFP) dan
Fixed Price Incentive Fee (FPIF).
2) Cost Reimbursable contract terdiri dari : Cost Plus Fee (CPF) or Cost Plus
Percentage of Cost (CPPC), Cost Plus Fixed Fee (CPFF), dan Cost Plus
Incentive Fee (CPIF).
3) Time & Material (T&M) Contracts

2.2.3 OUTPUT/KELUARAN DARI RENCANA PENGADAAN BARANG & JASA

PROYEK

2.2.3.1 Rencana Manajemen Pengadaan


1) Jenis kontrak yang akan digunakan
2) Siapa yang menyiapkan Harga Perkiraan Sendiri....
3) Diperlukan kriteria evaluasi?
4) Jika perusahaan memiliki organisasi Pengadaan,....
5) Standard dokumen pengadaan jika diperlukan
6) Pengelolaan beberapa penyedia jasa
7) Koordinasi pengadaan dengan aspek lain seperti scheduling dan
pelaporan progress.
8) Adanya pembatasan dan asumsi yang akan berdampak pada
perencanaan pembelian dan cara mendapatkannya.
9) Penanganan perjalanan waktu yang diperlukan untuk membeli atau
mengadakan jenis barang dari penyedia jasa dan mengkoordinasikan
dengan pengembangan schedule proyek.
10) Penanganan keputusan membuat atau membeli dan hubungkan kedalam
estimasi sumberdaya kegiatan dan proses pengembangan schedule.
11) Pengaturan tanggal setiap kontrak serahan dan koordinasi dengan
pengembangan jadwal dan proses pengendalian.
12) Mengidentifikasi beberapa jaminan atau kontrak asuransi untuk
megurangi bentuk risiko proyek.
13) Menetapkan arah untuk disajikan ke para penyedia jasa dalam
mengembangkan dan memelihara kontrak WBS
14) Menetapkan format yang akan digunakan untuk kontrak
pekerjaan/pemborongan
15) Mengidentifikasi dengan pra-kualifikasi atau pasca-kualifikasi terhadap
para penyedia jasa bila ada, untuk digunakan.
16) Acuan standar Matriks pengadaan untuk digunakan mengelola kontrak
dan mengevaluasi para kontraktor/penyedia barang & jasa.

Bisa lihat juga: Keppres No.: 80, tanggal 3 Nop 2003, tentang Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah, pada Penjelasan Bab 1, Persiapan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

2.2.3.2 Pernyataan Kontrak Pekerjaan


Masing-masing kontrak pekerjaan menggambarkan, Items mana yang
dibeli/diadakan atau diperoleh. Dikembangkan dari lingkup proyek, WBS
proyek, dan WBS kamus. Menguraikan materi pengadaan secara detail dan
jelas untuk mengijinkan calon para penyedia jasa menentukan pilihan apakah
mereka mampu menyediakannya.

Suatu Kontrak Pekerjaan menguraikan produk, jasa, atau hasil untuk


disediakan oleh penyedia jasa (meliputi spesifikasi, kuantitas yang diinginkan,
tingkatan mutu, kinerja, periode dari kinerja, tempat pekerjaan, dan
persyaratan yang lain).

Kontrak Pekerjaan ditulis dengan jelas, bersih, lengkap, dan ringkas.


Dapat ditinjau kembali dan diperbaharui sesuai keperluan sampai proses
pengadaan disepakati dengan penandatanganan kontrak
2.2.3.3 Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli
Dokumen yang memuat keputusan produk, jasa ,atau hasil apa yang akan
didapat atau yang akan dikembangkan oleh tim proyek. Hal ini termasuk
keputusan untuk membeli polis asuransi atau jaminan pelaksanaan yang
ditujukan pada beberapa yang teridentifikasi berisiko. Dokumen ini bisa dibuat
sederhana sebagai suatu daftar pendek yang mempertimbangkan keputusan
yang akan diambil.

2.2.3.4 Permintaan Perubahan


Yaitu permintaan adanya perubahan pada Rencana Manajemen Proyek dan
bagiannya dan komponen lain yang mungkin hasil dari Proses Pembelian dan
Rencana Memperolehnya. Perubahan yang diminta diproses untuk di-
disposisikan dan di-tinjau ulang melalui proses Pengendalian Perubahan yang
Ter-integrasi (Integrated Change Control)

2.3 PROSES PENGADAAN BARANG DAN JASA PROYEK

Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip seperti: efisien, efektif,


terbuka dan bersaing, transparan, adil tidak diskriminatif dan akuntabel.

Memahami kebijakan umum, para pihak harus mematuhi etika dan mentaati
Metode Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya seperti berikut :

2.3.1 PELELANGAN/SELEKSI UMUM


1. Diumumkan secara luas
2. Untuk menciptakan persaingan sehat
3. Semua prinsipnya harus dilelang

2.3.2 PELELANGAN/SELEKSI TERBATAS


1. Lelang sulit dilaksanaan karena penyedia yang mampu mengerjakan diyakini
terbatas.
2. Diumumkan secara luas dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang
diyakini mampu melaksanakan pekerjaan

2.3.2.1 Kriteria Pelelangan terbatas :


1. Penyedia yang mampu mengerjakan diyakini terbatas.
2. Pekerjaan kompleks
2.3.3 PELELANGAN LANGSUNG
1. Lelang sulit dilaksanaan/tidak akan mencapai sasaran.
2. Membandingkan penawaran dari beberapa penyedia yang memenuhi syarat
3. dilakukan negosiasi teknis dan harga secara bersaing.

2.3.3.1 Kriteria Pelelangan Langsung :


1. Pekerjaan dengan nilai < 100 juta rupiah.

2.3.4 PENUNJUKAN LANGSUNG


1. Tunjuk langsung ke 1 penyedia barang/jasa
2. Dilakukan nogosiasi teknis dan harga

2.3.4.1 Kriteria Penunjukan Langsung :


1. Keadaan Tertentu
a. Darurat yang tidak bisa ditunda
b. Pekerjaan Rahasia seijin Presiden
c. Pekerjaa dengan nilai < 50 juta rupiah

2. Keadaan Khusus
a. Tarif resmi Pemerintah.
b. Pekerjaan spesifik (penyedia tunggal, pabrikan dan pemegang hak paten)
c. Pekerjaa kompleks, penyedia yang mampu mengerjakan hanya satu.
d. Merupakan hasil produksi usaha kecil yang mempunyai pasar dan harga
yang stabil
RANGKUMAN

Mengelola pengadaan proyek adalah proses untuk membeli atau memperoleh produk,
jasa, atau hasil yang diperlukan dari luar proyek untuk melaksanakan pekerjaan
Diantaranya :
 Proses merencanakan pembelian dan cara memperolehnya.
 Memenuhi kebutuhan proyek dengan memIlih cara yang terbaik.
 Dengan menyesuaikan Apa, bagaimana, berapa jumlahnya dan kapan harus dibeli
atau diadakan.
 Memperhitungkan potensi penyedia jasa.
 Shedule juga sangat mempengaruhinya.
 Risiko apa saja yang akan timbul didalam setiap pilihan keputusan untuk membuat
atau membeli.
 Juga jenis kontrak apa yang cocok dalam mengurangi atau memindahkan risiko
kepada penyedia jasa.

Didalam merencanakan pengadaan barang dan jasa proyek diperlukan masukan dari : (a)
Faktor Lingkungan Perusahaan , (b) Proses Yang Dimiliki Perusahaan/Instansi, (c)
Pernyataan Cakupan/Lingkup Proyek, (d) Struktur Uraian Pekerjaan (WBS), (e) Kamus
struktur uraian pekerjaan (WBS. Dictionary), (f) Rencana Manajemen Proyek. Kemudian
dengan menggunakan teknik dan cara untuk merencanakan pengadaan barang dan jasa
proyek yaitu : (a) Analisis Pilihan Membuat Sendiri Atau Membeli, (b) Kebijakan Pakar, (c)
Jenis-Jenis Kontrak. Dan keluaran dari perencanaan pengadaan barang dan jasa proyek
adalah : (a) Rencana Manajemen Pengadaan, (b) Pernyataan Kontrak Pekerjaan, (c)
Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli, (d) Permintaan Perubahan.
Setelah perencanaan tersedia kemudian dilakukan proses pengadaan melalui pelelangan
sesuai persyaratan.
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Kode/Judul Unit Kompetensi :

INA.56303.13.09.10.07 : Menerapkan Sistim Manajemen Pengadaan Barang & Jasa


Proyek (Project Procurement Management)
Soal :

Elemen Kompetensi/ Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/


No.
KUK (Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri
1.
Berperan dalam perencanaan
pengadaan dan pembelian

1.1 Pilihan untuk membeli atau 1.1.1 Kapan memberikan keputusan


membuat sendiri ditetapkan membuat sendiri atau membeli?
dengan mempertimbangkan
1.1.2 Apa salah satu pertimbangan jika
kekuatan interen dan
harus membeli ?
eksternal dan menjaga
1.1.3 Apa salah satu pertimbangan jika
kerahasiaan atau strategi lain.
membuat sendiri.

1.2 Rencana kontrak 1.2.1 Sebutkan jenis jenis kontrak yang


dikembangkan dari keputusan akan di kembangkan didalam
membuat atau membeli dan merencanakan kontrak
project management plan berdasarkan imbalan?
dengan menggunakan
1.2.2 Sebutkan jenis jenis kontrak yang
standar kontrak yang akan
akan di kembangkan didalam
menghasikan dokumen
merencanakan kontrak
pengadaan dan pembelian
berdasarkan Waktu pelaksanaan?
dan kriteria evaluasi.
1.2.3 Ada berapa macam jenis
pelelangan?
MODUL CMB-10 BAB III
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek Proses Pemilihan Penyedia Jasa/Kontraktor
(Project
Procurement Management)

BAB III
PROSES PEMILIHAN PENYEDIA JASA / KONTRAKTOR

3.1. UMUM

Proses seleksi penyedia barang/jasa adalah setelah menerima


proposal/penawaran kemudian dievaluasi sesuai dengan kriteria, dan untuk
memilih satu atau lebih penyedia barang/jasa yang mampu dan diterima sebagai
penyedia barang/jasa.

Penilaian dimulai dari cara penyampaian dokumen penawaran/proposal,


pembukaan doumen penawaran/proposal, evaluasi secara administrasi, evaluasi
teknis, evaluasi kewajaran harga, penilaian kualifikasi, pembuatan berita acara
hasil pelelangan hingga penetapan pemenang lelang.

3.2. RENCANA MENGIKAT DENGAN KONTRAK

3.2.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK RENCANA MENGIKAT DENGAN KONTRAK

3.2.1.1 Rencana Menejemen Pengadaan


Seperti yang dijelaskan pada output dari rencana pengadaan barang dan jasa
proyek (2.2.3.1 Bab II)

3.2.1.2 Pernyataan Kontrak Pekerjaan


Seperti yang dijelaskan pada output rencana pengadaan barang dan jasa
proyek (2.2.3.2 Bab II)

3.2.1.3 Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli


Seperti yang dijelaskan pada output rencana pengadaan barang dan jasa
proyek (2.2.3.3 Bab II)

3.2.1.4 Rencana Manajemen Proyek :


 Dokumen output dari perencanaan yang lain, yang mungkin telah
dimodifikasi dan perlu untuk ditinjau lagi sebagai bagian dari
pengembangan dokumentasi pengadaan. Khususnya, pengembangan dari

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of III-1


Buildings)
dokumentasi pengadaan yang sesuai dengan tanggal penyerahan yang
dijadwalkan proyek.

3.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK RENCANA MENGIKAT DENGAN

KONTRAK

3.2.2.1 Standar Form/Borang


Standar Form termasuk standar kontrak, standar uraian item pengadaan, draf
perjanjian, daftar kriteria evaluasi proposal/penawaran, atau standar standar
yang memiliki versi dari semua bagian-bagian dari dokumen penawaran yang
diperlukan, termasuk standar form dari International.

3.2.2.2 Kebijakan Pakar


Seperti yang dijelaskan pada Bab.II – 2.2.2.2

3.2.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI RENCANA MENGIKAT DENGAN KONTRAK

3.2.3.1 Dokumen Pengadaan


1) Jenis Dokumen Pengadaan
a. Dokumen Pengadaan Barang/Jasa Pemborongan/Jasa Lainnya.
- Dokumen Pemilihan Penyedia Jasa.
- Dokumen Pasca/Prakualifikasi
b. Dokumen Pengadaan Konsultansi
- Dokumen Pemilihan Penyedia Jasa
- Dokumen Prakualifikasi
2) Informasi yang diperlukan dalam penyusunan Dokumen
a. Peraturan perundang-undangan yang diterapkan
b. Jenis Kontrak
c. Sumber Dana
d. Metode Pengadaan
e. Nilai Kontrak
f. Standar-standar Nasional Indonesia dll.

3) Ketentuan Pokok
a. Dokumen Pengadaan disiapkan oleh Panitia/pejabat pengadaan dan
disyahkan Pengguna barang/jasa.
b. Isi harus lengkap dan jelas, serta tidak menimbulkan penafsiran jamak
(multi tafsir)
c. Perubahan (adendum) dokumen diperkenankan sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4) Isi Dokumen Pemilihan Penyedia Jasa


Format isian dokumen disesuaikan dengan kebutuhan, dapat dituangkan
dalam bentuk Bab-bab atau Pasal-pasal)
a. Pengumuman :
Pengumuman memuat: Lingkup Pekerjaan, Persyaratan peserta, waktu
dan tempat pengambilan dan pemasukan dokumen, serta penanggung
jawab kegiatan pengadaan.
b. Undangan kepada penyedia barang/jasa :
 Tempat, tanggal, hari, dan waktu untuk memperoleh dokumen dan
keterangan lainya.
 Tempat, hari, tanggal, dan waktu pemberian penjelasan;
 Tempat, hari, tanggal, dan waktu penyampaian dokumen
penawaran;
 Alamat tujuan pengiriman dokumen penawaran;
 Jadwal pelaksanaan pengadaan sampai dengan penunukan
pemenang.

c. Instruksi kepada peserta pengadaan


 Instruksi umum :
 Lingkup Pekerjaan
 Sumber Dana
 Persyaratan dan Kualifikasi penyedia barang/jasa
 Jumlah dokumen penawaran
 Peninjauan Lokasi (kalau diperlukan)
 Uraian Dokumen :
 Isi dokumen
 Penjelasan isi dokumen
 Perubahan isi dokumen (batas akhir waktu adendum,
pernyataan bahwa dokumen addendum bagian dari dokumen
pemilihan penyedia , serta kewajiban menyampaikan dokumen
adendum)
 Penyiapan penawaran :
 Persyaratan bahasa yng digunakan
 Penulisan harga penawaran (penawaran untuk seluruh
pekerjaa, kewajiban untuk mengisi harga satuan, perlakuan
terhadap harga yang dicantumkan nol, mata uang penawaran
dan cara pembayaran, masa berlaku penawaran, surat jaminan
penawaran, serta bentuk penawaran alternatif).
 Ketentuan Surat Jaminan Penawaran :
 Nilai jaminan ditentukan secara nominal antara 1% s.d 3% dari
HPS;

d. Bentuk penawaran:
 Dokumen penawaran terdiri dari: 1 (satu) asli dan beberapa copy
dimana setiap halaman/ dikoreksi atas kesalahan harus diparaf oleh
orang yang sama dengan yang menandatangani surat penawaran.
 Surat penawaran ditandatangani oleh Direktur Utama/penerima
kuasa yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau
perubahannya/kepala cabang/wakil dari konsursium utama.

e. Pemasukan Penawaran :
 Tatacara penyegelan dan penyampulan.
 Penandaan sampul ”asli”, ”copy”, ”data administrasi dan teknis”,
”data harga penawaran”
 Batas akhir pemasukan, memuat tanggal, hari dan waktu
pemasukan terkhir
 Perlakuan terhadap penawaran yang terlambat;
 Larangan post bidding

f. Pembukaan Penawaran dan Evaluasi


 Prosedur pembukaan penawaran termasuk pembuatan berita
acara;
 Kerahasiaan proses
 Klarifikasi dokumen penawaran
 Pemeriksaan kelengkapan dokumen penawaran
 Koreksi aritmatik
 Konversi kedalam mata uang tunggal
 Sistem evaluasi penawaran: kriteria, formulasi, dan tatacara
evaluasi, serta penilaian preferensi harga.

g. Penetapan pemenang pengadaan


 Kriteria pemenang
 Wewenang pengguna barang/jasa untuk menerima dan menolak
penawaran
 Pengumuman pemenang
 Syarat penandatanganan kontrak
 Surat jaminan pelaksanaan
h. Syarat-syarat kontrak
i. Data kontrak
j. Spesifikasi teknik
k. Daftar kuantitas dan harga

3.2.3.2 Kriteria Evaluasi


 Memahami kebutuhan
 Overall or life-cycle cost
 Kemampuan teknis
 Pendekatan secara manajemen
 Pendekatan secara teknis
 Kapasitas keuangan
 Kapasitas produksi dan peminatan dalam pemenuhan persyaratan
 Besar dan jenis usaha
 Referensi
 Hak paten

Dapat juga dilihat pada: Standar Pelelangan Nasional dan Pedoman


Pengadaan Jasa Konstruksi dan Konsultansi. (Pedoman Evaluasi Penawaran
Jasa Pemborongan, Konsultansi, Pemasok Barang dan Jasa Lainnya).
(hal.175)

3.2.3.3 Pernyataan Kontrak Pekerjaan (Di Perbaharui)


Memperbaharui diantara satu atau lebih pernyataan kontrak pekerjaan bisa
teridentifikasi sepanjang dokumen pengadaan dikembangkan.
Pernyataan kontrak pekerjaan dapat diperbaharui berdasarkan adanya
perubahan yang mendapaatkan persetujuan.
3.3. PENETAPAN PEMENANG LELANG

Sebelumnya melalui permintaan penawaran yang prosesnya sebagai berikut :


Proses untuk mendapatkan respon atas permintaan penawaran kepada penyedia
barang/jasa, seperti penawaran tender, proposal dari calon peserta lelang yang
berisi bagaimana persyaratan proyek dapat terpenuhi.

Proses untuk mendapatkan respon atas permintaan penawaran kepada penyedia


barang/jasa, seperti penawaran tender, proposal dari calon peserta lelang yang
berisi bagaimana persyaratan proyek dapat terpenuhi.

3.3.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK PERMINTAAN PENAWARAN PENYEDIA


BARANG/JASA

3.3.1.1 Proses Yang Dimiliki Perusahaan/Instansi


Beberapa instansi sebagai bagian dari aset organisasi/instansi, memelihara
daftar atau file informasi tentang kemampuan Penyedia Barang/Jasa
sebelumnya, yang disebut calon peserta tender, dimana bisa mengajukan untuk
mengikuti tender, mengajukan proposal, mengajukan penawaran pekerjaan.
Daftar ini pada umumnya memiliki informasi yang terkait dengan pengalaman
yang lalu dan calon penyedia jasa memiliki karakter khusus.
Daftar penyedia jasa ini biasanya yang sudah terpilih dengan cara prakualifikasi
3.3.1.2 Rencana Manajemen Pengadaan
Seperti yang dijelaskan pada Bab. II. 2.2.3.1
3.3.1.3 Dokumen Pengadaan
Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya.

3.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK PERMINTAAN PENAWARAN


PENYEDIA BARANG/JASA

3.3.2.1 Rapat Penjelasan

Sebelum tender/lelang dan proposal/penawaran diajukan, maka perlu


diadakan Aanwijzing (contractor conferences, vendor conferences, and pre-
Bid conferences) untuk menyiapkan calon penyedia barang/jasa dalam
memenuhi persyaratan tender.
Peserta rapat penjelasan adalah mereka yang telah dinyatakan lulus
prakualifikasi dan (telah masuk kedalam daftar pendek pengguna barang/jasa).
Prosedur didalam rapat penjelasan mengikat sepanjang sesuai dengan
persyaratan pelelangan/tender.
 Penjelasan Lelang (Aanwijzing) adalah penjelasan lelang dilakukan
ditempat dan pada waktu yang ditentukan, dihadiri oleh para penyedia
barang/jasa yang terdaftar dalam daftar peserta lelang
 Ketidak hadiran penyedia barang/jasa pada saat penjelasan lelang tidak
dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran,
 Pada acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada peserta lelang
mengenai: Metode penyelenggaraan, penyampaian penawaran, acara
pembukaan, metode evaluasi, hal hal yang menggugurkan penawaran,
besaran, masa berlaku dan penjaminan.
 Menjelaskan pasal demi pasal dokumen lelang.

3.3.2.2 Iklan/Pengumuman Lelang

Daftar calon penyedia barang/jasa sering mendapatkan informasi secara luas


dengan pemasangan iklan di media masa seperti surat kabar bertaraf nasional
termasuk keterbukaan yang dijelaskan pada Keppres 80.
Pengumuman/iklan terkait dengan pengadaan diumumkan secara luas melalui
media termasuk dengan e procurement.
Dapat lebih dipahami pada Manajemen Komunikasi Proyek

3.3.2.3 Pengembangan Daftar Penyedia Barang/Jasa Mampu

Daftar Rekanan Mampu dapat dikembangkan dari aset institusi yang sudah
ada. Meskipun daftar sudah tersedia, tim proyek juga mengembangkan dari
sumber sendiri. Informasi ini secara umum tersedia di Web Site, directory, lokal
asosiasi, katalog. Informasi rinci dapat diperoleh dengan datang langsung
disumbernya atau kontak dengan pelanggan yang lalu.

3.3.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI PERMINTAAN PENAWARAN PENYEDIA


BARANG/JASA

3.3.3.1 Daftar Penyedia Barang/Jasa Mampu


Daftar Rekanan Mampu/dinyatakan lulus dalam pra-kualifikasi adalah mereka
yang akan diminta untuk mengikuti tender atau mengajukan penawaran/
proposal.
3.3.3.2 Dokumen Paket Pengadaan
Dokumen paket pengadaan adalah permintaan formal yang disiapkan oleh
pengguna jasa/pembeli untuk dikirim kepada penyedia barang/ jasa dan
berbasis pada kesiapan penyedia barang/jasa dalam memenuhi persyaratan
tender untuk produk, jasa atau hasil yang digambarkan dan dijelaskan dalam
dokumen pengadaan.

Pemaketan Pekerjaan :
1) Dalam penentuan paket pengadaan, pengguna barang/jasa bersama
panitia, wajib memaksimalkan pengguna produksidalam negeri dan
perluaan kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, tanpa
mengabaikan prinsip efesiensi, kesatuan sistem barang/jasa.
2) Mengumumkan secara luas paket pekerjaan dan rencana pelaksanaan
pengadaan sebelum proses pemilihan penyedia barang/jasa dimulai.
3) Pengguna barang/jasa dilarang:
a. Memecah pengadaan barang/jasa menjadi beberapa paket dengan
maksud untuk menghindari pelelangan.
b. Menyatukan/ memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar/
menyatukan/ menggabung beberapa paket pekerjaan yang menurut
sifat pekerjaan dan besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh usaha
kecil termasuk koperasi kecil menjadi satu paket untuk dilaksanakan
oleh perusahaan/koperasi menengah dan/atau besar;
c. Menentukan kriteria, persyaratan yang diskriminatif dan/atau dengan
pertimbangan yang tidak obyektif (67)

3.3.3.2 Proposal/Penawaran
Proposal adalah dokumen yang disiapkan oleh penyedia barang/jasa yang
menjelaskan kemampuan penyedia barang/ jasa dan memiliki minat untuk
menyediakan produk, jasa atau hasil sesuai dengan persyaratan dalam
dokumen pengadaan.
Diserahkan/disampaikan secara formal Contoh: sesuai Bab II Penyampaian,
Pembukaan dan Evaluasi Dokumen Penawaran, pada Pedoman Evaluasi
Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborongan) (228). Atau menyesuaikan persyaratan di sektor masing-
masing.
3.4. SELEKSI PENYEDIA BARANG/JASA

3.4.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK SELEKSI PENYEDIA BARANG/JASA

3.4.1.1 Proses Yang Dimiliki Perusahaan/Instansi


Melibatkan pengadaan proyek secara khas memiliki kebijakan formal yang
berdampak pada evaluasi proposal/penawaran.
Metode seleksi penyedia barang/jasa sudah diberikan rambu rambu pada
Keppres 80, namun untuk sektor lain dan swasta dapat menyesuaikannya.

3.4.1.2 Rencana Manajemen Pengadaan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

3.4.1.3 Kriteria Evaluasi


Seperti yang dijelaskan sebelumnya meliputi contoh dari para supplier yang
memproduksi produk, jasa, hasil sebelumnya untuk tujuan menyiapkan cara
mengevaluasi kemampuan para supplier dan mutu produk. Termasuk
peninjauan ulang sejarah para supplier terhadap para kontraktor lain.

3.4.1.4 Dokumen Paket Pengadaan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

3.4.1.5 Proposal/Penawaran
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Proposal/ penawaran yang disiapkan
oleh penyedia barang/jasa untuk merespon dokumen paket pengadaan dan
sebagai informasi dasar yang akan digunakan oleh panitia pengadaan dalam
memilih satu atau lebih penyedia barang/jasa yang sukses.
Bentuk penawaran dan cara penyampaiannya sesuai dengan dokumen lelang.
Atau sesuai Standar Dokumen Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa
Konstruksi (179).

3.4.1.6 Daftar Penyedia Barang/Jasa Mampu


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

3.4.1.7 Rencana Manajemen Proyek


Menyiapkan seluruh rencana untuk mengelola proyek dan termasuk sub
bagian rencana dan komponen lain. Untuk memperluas ketersediaan dokumen
komponen lain yang disesuaikan sepanjang proses seleksi penyedia
barang/jasa termasuk penyesuaian dokumen sebagai berikut :
 Daftar risiko
 Risiko relevansi dengan kontrak perjanjian
(Seperti yang dijelaskan sebelumnya)

3.4.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK SELEKSI PENYEDIA

BARANG/JASA

3.4.2.1 Sistem Pembobotan


Suatu metoda pengukuran data kualitatif untuk memperkecil efek dari
prasangka pribadi pada seleksi penyedia jasa.
Melibatkan penggunaan suatu bobot yang kuantitatif ke masing-masing kriteria
evaluasi, menilai calon para penyedia jasa pada kriteria masing-masing,
mengalikan bobot dengan rate, dan total produk untuk menghitung suatu
keseluruhan score.
Dapat mengikuti Contoh: pada C. Evaluasi Dokumen Penawaran (evaluasi
Administrasi, Teknis, Kewajaran Harga, Penilaian Kualifikasi) Pedoman
Evaluasi Penawaran Pelelangan Nasional Pekerjaan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi (Pemborongan) (230).

3.4.2.2 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)


 Setiap pengadaan harus dibuat HPS (Harga Perkiraan Sendiri)
 HPS dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan,
 Disusun oleh Panitia/Pejabat pengadaan
 Disahkan oleh pengguna barang/jasa.
 Nialai total HPS tidak bersifat rahasia (diumumkan pada saat acara
penjelasan dokumen pengadaan) sebagai upaya transparansi dan
menjadi bahan pertimbangan penyedia barang/jasa dalam
memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh.
 Rincian HPS rahasia, sebagai alat negosiasi dan untuk mencegah
keseragaman dalam metode pelaksanaan pekerjaan dan
 HPS sudah memperhitungkan PPN, overhead & profit, tetapi tidak boleh
memperhitungkan PPh, biaya lain-lain, biaya tak terduga.
 Sistem koridor >80% HPS dan <100% HPS tidak dipakai lagi.
3.4.2.2 Sistem Penyaringan
Melibatkan penetapan persyaratan minimum tentang kinerja dari satu atau
lebih kriteria evaluasi, dan dapat menggunakan suatu sistem pembobotan dan
HPS
Sebagai contoh: seorang calon penyedia jasa boleh jadi diminta untuk
mengusulkan seorang manager proyek yang mempunyai kualifikasi khusus
sebelum syarat pada penawaran/proposal akan dipertimbangkan.
Sistem ini mengharuskan para penyedia barang/jasa yang tidak memenuhi
persyaratan minimum.
Dapat menggunakan Lampiran 1 Keppres No.: 80, tanggal 3 Nop 2003,
tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Bab 1: Persiapan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. No. C. Penetapan Sistem Pengadaan
yang dilakukan Penyedia Barang/Jasa (68).

3.4.2.3 Negosiasi Kontrak


Melakukan klarifikasi, struktur dan persyaratan kontrak sehingga kesepakatan
kontrak dapat tercapai sebelum kontrak ditandatangani. Negosiasi kontrak
menyimpulkan dengan suatu dokumen yang dapat ditandatangani oleh
Pemberi tugas/pemilik proyek/pengguna jasa dan penyedia jasa, hal ini disebut
kontrak.

3.4.2.4 Sistem Rating Penyedia Barang/Jasa


Dikembangkan dibeberapa organisasi dan menginformasikan rating mutu,
kinerja serahan, pemenuhan kontrak dan prestasi penyedia barang/jasa yang
lalu.
Dokumen evaluasi Kinerja penyedia jasa yang dihasilkan selama proses
Administrasi Kontrak yang lalu adalah salah satu sumber informasi yang
relevan. Sistem rating ini digunakan sebagai tambahan dalam mengevaluasi
dengan sistem screening untuk menseleksi penyedia jasa.

3.4.2.5 Kebijakan Pakar


Digunakan untuk mengevaluasi proposal penyedia barang/jasa, dan
diselesaikan oleh multi disiplin, seperti keahlian Kontrak, Hukum, Keuangan,
Akuntansi, Teknik, Perencana, Peneliti, Pemasaran, Pabrikan.

3.4.2.6 Teknik Evaluasi Penawaran/Proposal


Penetapan Metode Evaluasi Penawaran :
Evaluasi Penawaran :
1) Evaluasi penawaran untuk pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa
lainya :
a. Sistem Gugur dengan urutan proses penilaian dengan sistem ini
adalah sebagai berikut :
 Evaluasi Administrasi penawaran yang memenuhi syarat pada
pembukaan penawaran,
 Evaluasi Administrasi kelengkapannya dan keabsahan
administrasi
 Hasilnya Memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat
administrasi.
2) Evaluasi Teknis
 Evaluasi teknis terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan/
lulus administrasi
 Hasilnya memenuhi syarat teknis (lulus) atau tidak memenuhi syarat
teknis (gugur).
3) Evaluasi Harga
 Hanya dilakukan terhadap penawar yang dinyatakan lulus/memenuhi
persyaratn administrasi dan teknis.
 Berdasarkan hasil evaluasi harga, Panitia/pejabat pengadaan
membuat daftar urutan penawaran yang dimulai dari urutan harga
penawaran terendah dan mengusulkan penawar terendah sebagai
calon pemenang.

3.4.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI PEMILIHAN/SELEKSI PENYEDIA BARANG/JASA

3.4.3.1 Penyedia Barang/Jasa Terpilih


Penyedia jasa terpilih adalah penyedia barang/jasa yang telah diputuskan
menjadi pemenang dari hasil evaluasi proposal/ penawaran dan telah
diklarifikasi/ negosiasi kontrak.

3.4.3.2 Kontrak
Kontrak diberikan kepada penyedia barang/jasa terpilih, kontrak bisa kompleks
atau sederhana seperti PO (Purchase Order).
Kontrak adalah suatu hubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
Perikatan timbul akibat adanya perjanjian. Perjanjian yang tertulis disebut
kontrak. Tidak selalu suatu perjanjian dibuat secara tertulis.
Bersumber dari perjanjian, perikatan juga bersumber/lahir dari Undang-
undang. Pasal 1233 KUHP Perdata, dikatakan: tiap perikatan dilahirkan baik
dari perjanjian maupun karena undang-undang.

Huruf C Bab II Lampiran I Keppres No. 80/2003 memuat ketentuan mengenai


surat perjanjian pengadaan barang/jasa sebagai berikut: Kerangka surat
perjanjian pengadaan barang/jasa terdiri dari:
a. Pembukaan (Komparasi)
Pembukaan adalah bagian dari surat perjanjian yang meliputi:

1) Judul Kontrak;
2) Nomor Kontrak;
3) Tanggal Kontrak;
4) Kalimat Pembuka;
5) Penandatanganan Kontrak;
6) Para Pihak Dalam Kontrak;
b. Isi
1) Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat atau setuju untuk
mengadakan kontrak mengenai obyek yang dikontrakkan sesuai
dengan jenis pekerjaannya;
2) Pernyataan bahwa para pihak telah menyetujui besarnya harga
kontrak. Harga kontrak harus ditulis dengan angka dan huruf, serta
rincian sumber pembiayaannya;
3) Pernyataan bahwa ungkapan-ungkapan dalam perjanjian harus
mempunyai makna yang sama seperti yang tercantum dalam kontrak;
4) Pernyataan bahwa kontrak yang dibuat ini meliputi beberapa dokumen
dan merupakan satu kesatuan yang disebut kontrak;
5) Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan antara ketentuan yang
;ada dalam dokumen-dokumen perjanjian/ kontrak maka yang dipakai <
adalah dokumen urutannya lebih dulu;
6) Pernyataan mengenai persetujuan para pihak untuk melaksanakan
kewajibannya masing-masing, yaitu pihak pertama membayar harga
kontrak dan pihak kedua melaksanakan pekerjaan yang diperjanjikan
dalam kontrak;
7) Pernyataqan mengenai jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, yaitu
kapan dimulai dan diakhirinya pekerjaan tersebut.
8) Pernyataan mengenai kapan mulai efektif beriakunya kontrak.
c. Penutup
Penutup adalah bagian surat perjanjian yang memuat:

1) Pernyataan bahwa para pihak dalam perjanjian ini telah menyetujui


untuk melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia padahari dan tanggal
penandatangana perjanjian tersebut;
2) Tanda tangan paa pihak dalam surat perjanjian dengan dibubuhi
meterai

Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang


Jasa Konstruksi,
Kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus memuat uraian mengenai:
a. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak;
b. Rumusan pekerjaan, yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang
lingkup kerja, nilai pekerjaan, batasan waktu pelaksanaan;
c. Masa pertanggungan dan/atau pemeliharaan, yang memuat tentang
jangka waktu pertanggungan dan/atau pemeliharaan yang menjadi
tanggung jawab penyedia jasa;
d. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan
kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi;
e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk mernperoleh
hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi
ketentuan yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk'mernperoleh
informasi dan imbalan jasa serta kewajibannya melaksanakan pekerjaan
konstruksi;
f. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna
jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi;
g. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana
diperjanjikan;
h. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara
penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan;
i. Pemutusan kontrak kerja konstruksi, yang memuat ketentuan tentang
pemutusan kontrak; kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak;
j. Keadaan memaksa (force majeure), yang memuat ketentuan tentang
kejadian yang tirnbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak;
k. Kegagalan bangunan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
penyedia jasa dan/atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan;
l. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan
tenaga kerja;
m. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam pemenuhan
ketentuan tentang lingkungan.

Dengan ketentuan tersebut, maka kontrak kerja konstruksi yang tidak memuat
ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan sebagai cacat hukum.

3.4.3.3 Rencana Manajemen Kontrak


Untuk pembelian dan memperoleh barang/ jasa yang berarti, suatu rencana
untuk mengadministrasikan kontrak adalah disiapkan berdasarkan item jenis
khusus dari pembeli/ pengguna barang/jasa sesuai dokumen kontrak dan
penyerahan hasil dan persyaratan kinerja dari pembeli/ pengguna barang/
jasa dan penyedia barang/ jasa terpenuhi.
Rencana melingkupi kegiatan kontrak administrasi sepanjang hidup kontrak.
Setiap rencana manajemen kontrak adalah sub bagian dari rencana
manajemen proyek.

Manajemen Kontrak :
Kegiatan untuk mengelola suatu kontrak agar kontrak tersebut dapat
digunakan sebagai pedoman, dan sebagai alat pengendalian pelaksanaan
pekerjaan.
Manajemen Kontrak meliputi :
o Kegiatan penyusunan kontrak,
o Kegiatan penggunaan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan,
o Kegiatan menggunakan kontrak sebagai alat pengendalian,
o Kegiatan melakukan administrasi terhadap pembuatan, penggunaan
sebagai pedoman pelaksanaan, dan penggunaan sebagai alat pengendali
dari kontrak tersebut.

3.4.3.4 Ketersediaan Sumberdaya


Informasi ketersediaan, jumlah sumberdaya khusus dan tanggal penempatan
dapat mengetahui mana yang dapat dipakai atau harus idle.

3.4.3.5 Rencana Manajemen Pengadaan (Diperbaharui)


Diperbaharui cerminan dari disetujuinya permintaan perubahan yang
berdampak pada manajemen pengadaan.

3.4.3.6 Permintaan Perubahan


Permintaan perubahan terhadap Rencana Manajemen Proyek dan sub bagian
rencana dan komponen lain, seperti schedule proyek, dan rencana manajemen
pengadaan mungkin hasil dari proses seleksi penyedia barang/jasa.
Permintaan perubahan diproses untuk meninjau ulang dan disposisi melalui
Proses Pengendalian Perubahan Terintegrasi.
RANGKUMAN

Proses pemilihan penyedia Jasa/Barang dilakukan setelah keputusan membuat atau


membeli ditetapkan.

Membuat rencana pengikatan dengan kontrak yang keluarannya adalah Dokumen


Kontrak, kriteria evaluasi penyedia barang/jasa.

Meminta proposal/ penawaran dengan undangan/iklan atau sebelumnya melakukan pra


qualifikasi atau pasca kualifikasi, dengan menggunakan kriteria evaluasi maka dapat
dipilih Penyadia Jasa yang mempunyai kualifikasi sesuai persyaratan.

Dilakukan pengikatan dengan kontrak yang jenisnya telah disepakati , dan didalamnya
terkandung beberapa klausul yang seimbang diantara para pihak.

Didalam mengikat dengan kontrak diperlukan perencanaan dengan masukan sebagai


berikut : (a) Rencana Menejemen Pengadaan, (b) Pernyataan Kontrak Pekerjaan, (c)
Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli, (d) Rencana Manajemen Proyek. Kemudian
diproses dengan menggunakan teknik dan cara sebagai berikut : (a) Standar Form/
Borang, (b) Kebijakan Pakar yang akan menghasilkan keluaran sebagai berikut : (a)
Dokumen Pengadaan, (b) Pernyataan Kontrak Pekerjaan (diperbaharui). Kemudian
ditatapkan pemenang lelang melalui proses masukan permintaan penawaran penyedia
barang/ jasa yaitu : (a) Proses Yang Dimiliki Perusahaan/ Instansi, (b) Rencana
Manajemen Pengadaan, (c) Dokumen Pengadaan. Dengan proses menggunakan teknik
dan cara sebagai berikut : (a) Rapat Penjelasan , (b) Iklan/ Pengumuman Lelang, (c)
Pengembangan Daftar Penyedia Barang/ Jasa Mampu sehingga menghasilkan : (a)
Daftar Penyedia Barang/ Jasa Mampu,(b) Dokumen Paket Pengadaan,(c) Proposal/
Penawaran. Proses selanjutnya di seleksi dengan masukan sebagai berikut : (a) Proses
Yang Dimiliki Perusahaan/ Instansi,(b) Rencana Manajemen Pengadaan,(c) Kriteria
Evaluasi,(d) Dokumen Paket Pengadaan,(e) Proposal/ Penawaran,(f) Daftar Penyedia
Barang/Jasa Mampu,(g) Rencana Manajemen Proyek diseleksi dengan cara: (a) Sisti
Pembobotan, (b) Harga Perkiraan Sendiri (HPS),(c) Sistem Penyaringan,(d) Negosiasi
Kontrak, (e) Sistem Rating Penyedia Barang/ Jasa,(f) Kebijakan Pakar, (g) Teknik
Evaluasi Penawaran/ Proposal. Yang akan menghasilkan : (a) Penyedia Barang/ Jasa
Terpilih,(b) Kontrak, (c) Rencana Manajemen Kontrak,(d) Ketersediaan Sumberdaya,(e)
Rencana Manajemen Pengadaan (Diperbaharui), (f) Permintaan Perubahan
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.

Kode/Judul Unit Kompetensi :


INA.56303.13.09.10.07 : Menerapkan sistem Manajemen Pengadaan Barang & Jasa
Proyek (Project Procurement Management)

Soal :

Elemen Kompetensi/ KUK Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/


No.
(Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri

2. Berperan dalam proses


pemilihan Penyedia jasa
/kontraktor

2.1 Kriteria evaluasi ditetapkan 2.1.1 Untuk apa kriteria evaluasi


sebelum pelaksanaan tender diberikan sebelum tender?
yang memuat : pengertian
2.1.2 Apa yang dimaksud dengan Life
kebutuhan, life cycle cost,
cycle costing?
kapabilitas secara teknik,
pendekatan manajemen, 2.1.3 Pada barang/jasa tertentu,
pendekatan secara teknik, penyedia barang/jasa hanya satu
kemampuan keuangan, dan kondisinya darurat tidak ada
kapasitas produksi dan pilihan lain apa yang diputuskan?
interes, besaran & jenis usaha,
Referensi, memiliki hak paten)

2.2 Permintaan penawaran 2.2.1 Apa salah satu syarat pengumum


melalui advertensi, surat tender?
undangan, Bidder
2.2.2 Apa yang dimaksud masa
conferences, dan
sanggah?
pengembangan daftar
penyedia jasa mampu, 2.2.3 Kapan Aanwijzing /rapat
dokumen lelang, Proposal dan penjelasan dilaksanakan?
pemilihan sebagai pemenang
ditetapkan.
MODUL CMB-10 BAB IV
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Pengelolaan Kontrak/Administrasi Kontrak
Procurement Management)

BAB IV
PENGELOLAAN KONTRAK/ADMINISTRASI KONTRAK

4.1. UMUM

Melaksanakan administrasi kontrak adalah kegiatan pencatatan dan


pendokumentasian setiap tahapan kontrak, sehingga kontrak tersebut betul-betul
terdokumentasi dengan baik.

Dilakukan untuk mengetahui secara jelas hal-hal yang dilakukan selama proses
perencanaan/penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian. Dokumen ini disusun
secara sistimatis, dan mempunyai cacatan waktu dan tempat dimana kegiatan
tersebut terjadi.

Administrasi kontrak akan memberikan gambaran berupa data pada pihak-pihak


yang terlibat dalam proyek apakah Penyedia Jasa atau pun Pengguna Jasa.

Jika antara pihak terjadi sengketa atau perbedaan pandangan dalam satu atau
beberapa kegiatan tertentu, maka selain kontrak dijadikan sebagai bahan rujukan,
maka administrasi dalam bentuk dokumentasi akan membantu untuk memperjelas
masalah.

Jika penyelesaian persengketaan sampai pada tingkat pengadilan atau arbitrase,


maka administrasi kontrak yang baik akan sangat membantu untuk memecahkan
atau mencari keputusan yang paling tepat bagi para pihak yang bersengketa.

4.2. BENTUK KLAUSUL-KLAUSUL

Perencanaan untuk mengadakan pengikatan (kontrak) merupakan kegiatan awal


dalam manajemen kontrak. Pada kegiatan ini Pihak yang terlibat adalah Pihak
Penyedia Barang/Jasa dan Pihak Pengguna Barang/Jasa. Kedua Pihak saling
memberikan masukan mengenai klausul-klausul yang diusulkan yang akan
dimasukkan dalam kontrak. Pada tahapan ini semua kegiatan harus
diadministrasikan secara baik, sehingga jika pada saat terjadi sengketa antara
para pihak dalam hal klausul kontrak, maka dokumentasi dari rencana
mengontrakan dapat dijadikan rujukan untuk melihat kontrak dengan sudut
pandang yang sama.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of IV - 1


Buildings)
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka rencana kontrak membuat kontrak
dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan, karena kontrak dan seluruh lampirannya
merupakan satu kesatuan

Pada tahap berikutnya dalam kegiatan rencana kontrak membuat kontrak sebagai
alat ukur untuk mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan oleh Pengguna Jasa.

Rencana kontrak akan membuat kontrak sebagai alat pengendalian.

4.3. MEMONITOR DAN MENGENDALIKAN PELAKSANAAN KONTRAK


BARANG DAN JASA

Melaksanakan administrasi kontrak adalah kegiatan pencatatan dan


pendokumentasian setiap tahapan kontrak, sehingga kontrak tersebut betul-betul
terdokumentasi dengan baik.

Dilakukan untuk mengetahui secara jelas hal-hal yang dilakukan selama proses
perencanaan/penyusunan, pelaksanaan, dan pengendalian. Dokumen ini disusun
secara sistimatis, dan mempunyai cacatan waktu dan tempat dimana kegiatan
tersebut terjadi.

Administrasi kontrak akan memberikan gambaran berupa data pada pihak-pihak


yang terlibat dalam proyek apakah Penyedia Jasa atau pun Pengguna Jasa.

Jika antara pihak terjadi sengketa atau perbedaan pandangan dalam satu atau
beberapa kegiatan tertentu, maka selain kontrak dijadikan sebagai bahan rujukan,
maka administrasi dalam bentuk dokumentasi akan membentu untuk memperjelas
masalah.

Jika penyelesaian persengketaan sampai pada tingkat pengadilan atau arbitrase,


maka administrasi kontrak yang baik akan sangat membantu untuk memecahkan
atau mencari keputusan yang paling tepat bagi para pihak yang bersengketa.

4.3.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK KONTRAK ADMINISTRASI

4.3.1.1 Kontrak
Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.3.1.2 Rencana Manajemen Kontrak


Seperti yang dijelaskan sebelumnya
4.3.1.3 Penyedia Jasa Terpilih
Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.3.1.3 Laporan Kinerja Penyedia Barang/Jasa


Kinerja penyedia barang/jasa terkait dengan dokumentasi meliputi :
 Dokumentasi teknis yang dikembangkan penyedia barang/jasa dan
informasi hasil serahan yang disajikan sesuai dengan terminologi kontrak,
 Laporan Kinerja penyedia barang/jasa.

4.3.1.4 Persetujuan Permintaan Perubahan


Persetujuan atas permintaan perubahan dapat meliputi modifikasi terminologi
dan kondisi kontrak, termasuk menyediakan pernyataan kontrak pekerjaan,
harga dan deskripsi produk, jasa, atau hasil.
Semua perubahan pada umumnya didokumentasikan secara tertulis dan
disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan. Adanya hasil diskusi secara verbal,
tetapi tidak didokumentasikan, perubahan tidak akan diproses atau
dilaksanakan.

4.3.1.5 Informasi Prestasi Pekerjaan


Mencakup tingkat standar mutu yang sedang dibuat, biaya yang sedang terjadi
atau mana yang sesuai rencana, tagihan penyedia barang/jasa dll.
Dikumpulkan sebagai bagian dari pelaksanaan proyek. Laporan kinerja
penyedia barang/jasa dapat diketahui dengan serahan mana yang dapat
diselesaikan dan mana yang belum.
Penyedia barang/jasa juga dapat mengajukan tagihan berdasarkan jadwal
tagihan dan sesuai dengan hasil pekerjaan yang dilaksanakan.
Tagihan biasanya dilengkapi dengan dokumen sebagai data penunjang sesuai
dengan yang dijelaskan pada kontrak.

4.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA KONTRAK ADMINISTRASI

4.3.2.1 Sistim Pengendalian Perubahan Kontrak


1) Uraian Perubahan :
Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek (atau
oleh Konsultan Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek
uhtuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor dan akan disetujui
dengan cara suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua
belah pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam "satu" perintah
perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak, maka Perintah
Perubahan tersebut akan dibandingkan dan dirumuskan dalam suatu
"Adendum" atau dalam suatu amandemen.

2) Perintah Perubahan dan Adenda

a). Perintah Perubahan


Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang
ditandatangani oleh kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas
perubahan pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas
dasar penyesuaian pembayaran dan waktu, jika ada untuk pelaksanaan
perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan
dalam satu formulir standard dan akan mencakup semua instansi
instruksi yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan
menimbulkan satu perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-
instruksi sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b). Amandemen
Apabila terjadi perubahan dalam dokumen kontrak yang disetujui
bersama antara Pemimpin Proyek dan Kontraktor tetapi akibat adanya
perubahan-perubahan itu tidak mempengaruhi besaran nilai kontrak
maupun harga satuan dan volume pekerjaan, dapat dilakukan apa yang
disebut "amandemen".

c). Adendum
Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik Bangunan dan Kontraktor
merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak
yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga Satuan
maupun volume dalam mata/item Pembayaran atau satu perubahan
yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan
sebelumnya dan disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda
juga akan dibuat pada bagian penutup kontrak dan untuk semua
perubahan-perubahan kontrak dan perubahan teknis yang besar tanpa
memandang apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk
instruktur Harga atau Besarnya Kontrak. Dan perubahan waktu
pelaksanaan yang harus dipertimbangkan.
3) Penyerahan-penyerahan
a). Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaannya yang
akan diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan
yang bertanggung jawab untuk memberitahukan pihak-pihak lainnya
dalam tenaga kontraktor mengenai otorisasi perubahan-perubahan
tersebut.
b). Pimpinan Proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi
kuasa untuk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama
Pemberi Tugas.
c). Kontraktor akan membantu setiap pengajuan satu usulan "lump-sum"
dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya
dengan data pembuktian yang cukup untuk memungkinkan konsultan
Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

4) Prosedur Awal
1) Pimpinan proyek dapat memberikan Perintah Perubahan kepada
kontraktor secara tertulis yang berisikan :
a) Satu uraian mengenai perubahan yang diusulkan dan lokasinya
dalam proyek.
b) Gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi kelengkapan yang
merinci perubahan yang diusulkan.
c) Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan
yang diusulkan tersebut.
d) Baik perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di
bawah struktur Harga Satuan Mata/Item Pembayaran yang ada,
maupun suatu harga satuan atau "lump-sum" tambahan yang
diperlukan harus disetujui dan dirumuskan dalam "adendum".
Pengumuman demikian adalah hanya pemberitahuan dan tidak merupakan
suatu perintah untuk melaksanakan perubahan-perubahan tersebut atau
untuk menghentikan pekerjaan yang sedang berjalan.

2) Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan


mengajukan suatu pemberitahuan tertulis kepada Konsultan Teknik
yang berisi:
a) Uraian perubahan yang diajukan
b) Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan
c) Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaan, jika ada
d) Pernyataan pengaruh yang ada dari pekerjaan-pekerjaan sub
kontraktor yang terpisah, jika ada
e) Perincian apakah semua atau sebagian usulan perubahan harus di
bawah struktur Harga Satuan mata/item Pembayaran yang ada
beserta dengan suatu Harga Satuan tambahan atau "lump-sum"
yang dipertimbangkan, mungkin perlu disetujui.

5) Pelaksanaan Perintah Perubahan Kontrak (Contract Change Order -


CCO)
1) Isi masalah dalam Perintah Perubahan didasarkan pada :
a) Permintaan Pimpinan Proyek dan Persetujuan kontraktor
b) Permohonan Kontraktor untuk suatu perubahan yang disetujui oleh
Pimpinan Proyek.
2) Pimpinan Proyek akan rnempersiapkan Perintah Perubahan tersebut
dan menyediakan satu nomor Perintah Perubahan.
3) Perintah Perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam
pekerjaan-pekerjaan, kedua-duanya baik penambahan maupun
pengurangan dengan lampiran revisi Dokumen Kontrak yang
diperlukan untuk menetapkan perincian perubahan.
4) Perintah Perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran
sesuai waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan dan
dimana peilu akan menunjukkan setiap tambahan harga satuan
ataupun jumlah yang telah disetujui di antara Pimpinan Proyek dan
Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam suatu adendum.
5) Pimpinan Proyek akan menandatangani dan menetapkan tanggal
Perintah Perubahan sebagai dasar Kontraktor untuk melaksanakan
perubahan tersebut.
6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal Perintah
Pembahan untuk menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

6) Pelaksanaan "Adenda dan Amandemen"


1) Adendum dan amandemen didasarkan pada :
a) Permintaan Pimpinan Proyek dan jawaban kontraktor
b) Permohonan kontraktor untuk perubahan yang direkomendasikan
dan disetujui oleh pimpinan proyek.
2) Pimpinan proyek akan mempersiapkan "adendum" atau amandemen
tersebut.
3) Adendum atau amandemen akan menguraikan setiap perubahan
kontraktor, perubahan teknik maupun perubahan volume dalam
pekerjaan, kedua tambahan maupun penghapusan beserta revisi
dokumen kontrak untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.
4) Adendum atau amandemen tersebut akan menyediakan perhitungan
ringkas bagi setiap tambahan atau penyesuaian dalam jangka waktu
kontrak.
5) Pimpinan proyek dan kontraktor akan menandatangani adendum atau
amandemen tersebut dan melampirkannya dalam dokumen kontrak.

4.3.2.2 Peninjauan ulang prestasi yang diselenggarakan pembeli/pemilik proyek.

Sasaran : Untuk mengidentifikasi kesuksesan atau kegagalan, prestasi yang


berkenaan dengan pernyataan kontrak pekerjaan, dan prestasi yang tidak
memenuhi syarat kontrak, dan mengijinkan pembeli untuk menilai penyedia
barang/jasa untuk mendemonstrasikan mampu atau tidak mampu dalam
melaksanakan pekerjaan.

Tinjauan ulang terhadap prestasi penyedia barang/jasa dalam persyaratan


mutu dan lingkup proyek, kesesuaian dengan biaya dan jadwal, dibandingkan
dengan kontrak.

Dapat meliputi suatu tinjauan ulang dokumen yang disiapkan oleh penyedia
barang/jasa dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Pembeli/ Pemilik/ Pengguna
Barang/ Jasa sebagai pemeriksaan yang diselenggarakan sepanjang
pelaksanaan pekerjaan dari penyedia barang/jasa.

4.3.2.3 Inspeksi Dan Audit

Diperlukan oleh Pembeli/ Pemilik/ Pengguna barang/Jasa dan didukung oleh


Penyedia Barang/Jasa seperti yang tercantum pada dokumen kontrak, dapat
diselenggarakan sepanjang pelaksanaan proyek untuk mengidentifikasi
kelemahan proses pekerjaan dan penyampaian serahan penyedia barang/
jasa. Jika diberikan wewenang dalam kontrak, beberapa tim inspeksi dan audit
dapat meliputi personel pengadaan dari pihak Pembeli/ Pemilik/ Pengguna
Barang/ Jasa.

4.3.2.4 Laporan Prestasi

Menyediakan manajemen informasi tentang bagaimana penyedia barang/jasa


memenuhi tujuan kontrak secara efektif. Laporan prestasi/ kinerja Kontrak di
integrasikan kedalam laporan kinerja.

4.3.2.5 Sistim Pembayaran

Sistim pembayaran kepada penyedia barang/jasa biasanya ditangani oleh


sistim akuntansi pembayaran dari pihak pembeli/ pemilik/ pengguna barang/
jasa.
Pada proyek besar dengan persyaratan pengadaan yang kompleks, proyek
bisa mengembangkanya sendiri sistem pembayaran. Pada kasus manapun
sistim pembayaran meliputi penyesuaian persetujuan dan peninjauan ulang
oleh tim proyek dan pembayarannya disesuaikan dengan terminologi dan
kondisi kontrak.

4.3.2.6 Administrasi Pengajuan Klim

Perubahan yang yang menjadi perdebatan dan perubahan yang bersifat


membangun adalah permintaan perubahan, di mana penyedia barang/jasa
dan pembeli/ pengguna barang/ jasa tidak ada titik temu terkait dengan
kompensasi/ ganti-rugi untuk perubahan, atau tidak bisa setuju bahwa suatu
perubahan telah terjadi.

Perubahan yang menjadi tidak adanya kesepakatan dari para pihak ini adalah
disebut klim, perselisihan.
Klim didokumentasikan, diproses, dimonitor, dan dikelola selama kontrak, pada
umumnya sesuai dengan terminologi dari kontrak itu.
Jika para pihak tidak dapat menyelesaikan suatu klim, mungkin harus ditangani
sesuai dengan prosedur penyelesaian perselisihan seperti yang telah
ditetapkan didalam kontrak.
Klausul ini dapat melibatkan arbitrase atau litigasi, dan dapat dilakukan
sebelum atau setelah kontrak diakhiri.
4.3.2.7 Sistim Manajemen Pencatatan/Arsip

Digunakan oleh manager proyek untuk mengatur arsip dan dokumentasi


kontrak.
Suatu satuan proses yang spesifik, terkait dengan fungsi pengendalian, dan
peralatan otomatis yang diperkuat dan dikombinasikan ke dalam suatu
keseluruhan, sebagai bagian dari Sistim Informasi Manajemen Proyek.
Pememeliharaan suatu index dari surat menyurat, dokumentasi kontrak,
mendapatkan kembali dan pengarsipan.

4.3.2.8 Informasi Teknologi

Sistim Manajemen Catatan/Arsip, Sistim pembayaran, Administrasi


penagihan/klim, atau Laporan Kinerja dan penyediaan tukar menukar data
elektronik antara Penyedia Barang/Jasa dengan Pembeli/Pemilik/Pengguna
barang/jasa dengan menggunakan Teknologi Informasi yang serba otomatis
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kontrak administrasi.

4.3.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI KONTRAK ADMINISTRASI

4.3.3.1 Dokumen Kontrak


Kontrak Kerja Konstruksi
Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-
kurangnya memuat dokurnen-dokumen yang meliputi:
a. Surat Perjanjian;
b. Dokumen Lelang;
c. Usulan atau Penawaran;
d. Berita Acara berisi kesepakatan antar pengguna jasa dan penyedia jasa
selama proses evaluasi oleh pengguna jasa antara iain klarifikasi atas hal-
hal yang menimbulkan keragu-raguan;
e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau
menyetujui usulan penawaran dari penyedia jasa; dan
f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.
Sementara itu dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi dengan
dengan system Pelelangan Nasional (National/Local Competitive Bidding) dalam
urutan prioritas terdiri dari:
a. Surat Perjanjian termasuk Adendum Kontrak (bila ada);
b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang;
c. Surat Penawaran;
d. Addendum Dokumen Lelang;
e. Data Kontrak;
f. Syarat-syarat Kontrak;
g. Spesifikasi;
h. Gambar-gambar;
i. Daftar Kuantitas dan harga yang telah diisi harga penawarannya;
j. Dokumen lain yang tercantum dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari
kontrak;

Sedangkan untuk kontrak-kontrak dengan sistem Pelelangan Internasional


(International Competitive Bidding), dokumen kontrak tersebut secara urutan
prioritas meliputi:
a. the Contract Agreement;
b. the Letter of Acceptance;
c. the Bid and the Appendix to Bid;
d. the Conditions of Contract, Part II;
e. the Conditions of Contract, Part I;
f. the Specifications;
g. the Drawings;
h. the priced Bill of Quantities; and
i. other documents, as listed in the Appendix to Bid.

Keppres No. 80/2003 memuat ketentuan mengenai dokumen kontrak sebagai


berikut: Kontrak terdiri dari:
1. Surat Perjanjian;
2. Syarat-syarat Umum Kontrak;
3. Syarat-syarat Khusus Kontrak; dan
4. Dokumen Lainya Yang Merupakan Bagian Dari Kontrak yang terdiri dari :
a. Surat penunjukan;
b. Surat penawaran;
c. Spesifikasi khusus;
d. Gambar-gambar;
e. Adenda dalam proses pemilihan yang kemudian dimasukkan di masing-
masing substansinya;
f. Daftar kuantitas harga untuk kontrak harga satuan;
g. Dokumen lain, misalnya:
1) Dokumen penawaran lainnya;
2) Jaminan pelaksanaan;
3) Jaminan uang muka.

4.3.3.2 Permintaan Perubahan

Seperti yang dijelaskan pada sebelumnya.


Termasuk pemberian perintah dari pihak pembeli/ pengguna barang/ asa, atau
tindakan atas tanggapan perintah yang dilakukan oleh penyedia barang/ jasa
dan para pihak bersama sama menyesuaikan perubahan yang membangun
terhadap kontrak.

Sesuai dengan urutan terjadinya perubahan :


 Perubahan Pekerjaan :
Berawal dari terjadinya suatu perubahan pekerjaan. Kemungkinan ada 2
yaitu : 1). Diketahui sebelumnya, 2). Tidak diketahui sebelumnya.
 Pemberitahuan:
Bila perubahan pekerjaan diketahui sebelumnya, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan pemberitahuan kepada Pengguna Jasa.
 Permintaan Perubahan :
Bila perubahan tidak diketahui sebelumnya, maka perubahan pekerjaan
tersebut dinamakan perubahan tidak resmi. Untuk Penyedia Jasa
mengajukan permintaan perubahan kepada Pengguna Jasa.
 Penerbitan Perintah Perubahan :
apabila pemberitahuan dan atau permintaan perubahan disetujui maka
pengguna jasa wajib menerbitkan perintah perubahan pekerjaan.
 Klim :
Apabila pemberitahuan dan atau permintaan perubahan tidak disetujui
pengguna jasa, maka penyedia jasa mengajukan klim. Bila klim
disetujui diterbitkan perintah perubahan pekerjaan
 Pengadilan :
Apabila klim tidak disetujui, penyedia jasa dapat menajukan
penyelesaian sengketa lewat Arbitrase atau pengadilan (sesuai
kesepakatan konrak).
 Amandemen kontrak :
setelah terbit perintah perubahan harus diikuti dengan penerbitan
amandemen.

4.3.3.2 Rekomendasi Tindakan Koreksi


Sesuatu hal yang harus diselesaikan oleh penyedia barang/ jasa sesuai
dengan terminologi kontrak.

4.3.3.3 Proses Yang Dimiliki Perusahaan/Instansi (Diperbaharui)


 Korespondensi terkait dengan dokumen tertulis dan komunikasi antar
pembeli/pengguna barang/jasa dan Penyedia barang/jasa.
 Jadwal pembayaran, diasumsikan bahwa proyek menggunakan sistim
pembayaran dari luar. Jika proyek memiliki sistim internal sendiri
keluarannya cukup tinggal membayar saja.
 Dokumen evaluasi prestasi penyedia jasa, disiapkan oleh
pembeli/pengguna barang/jasa.

4.3.3.4 Rencana Manajemen Proyek (Diperbaharui)


 Rencana manajemen pengadaan diperbaharui tercermin dari disetujuinya
permintaan perubahan yang berdampak pada manajemen pengadaan.
 Rencana manajemen kontrak diperbaharui tercermin dari adanya
persetujuan permintaan perubahan yang berdampak pada kontrak
administrasi.

4.4. KONTRAK SEBAGAI PEDOMAN PELAKSANAAN DAN MENGAKHIRI


KONTRAK

Serah terima pekerjaan dilakukan apabila pekerjaan fisik sudah selesai seratus
persen. Dan untuk memastikannya perlu pemeriksaan. Mulai usulan penyedia
barang/jasa, pemeriksaan awal oleh konsultan teknik dan dilanjutkan dengan
pembentukan Panitia Pemeriksaan hasil pekerjaan sampai pada pelaksanaan
Serah Terima Pekerjaan.
Apabila diterima, maka kontrak diakhiri.
Pemutusan kontrak adalah pengakhiran lebih awal dari jadwal yang telah
ditetapkan atas prakarsa pemilik/pengguna barang/ jasa, karena kelalaian
penyedia barang/ jasa. Pemutusan kontrak biasanya dengan memberikan sanksi
kepada Penyedia Barang/Jasa.

4.4.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK MENGAKHIRI KONTRAK

4.4.1.1 Rencana Manajemen Pengadaan


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.4.1.2 Rencana Manajemen Kontrak


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.4.1.3 Dokumen Kontrak


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.4.1.4 Prosedur Mengakhiri Kontrak


Prosedur ini dikembangkan untuk memberikan suatu metodologi tahap demi
tahap sesuai dengan terminologi dan kondisi kontrak dan kebutuhan untuk
menyelesaikan dan kriteria lebih untuk mengakhiri kontrak.
Berisi semua kegiatan yang terkait dengan tanggungjawab sebagai anggota
tim , pelanggan, dan stakeholder yang terlibat didalam proses mengakhiri
kontrak.
 Prosedur mengakhiri kontrak melalui pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
kontrak, maka persyaratan untuk mengakhiri kontrak adalah disetujuinya
Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO/Final Hand Over) oleh Pimpinan
Proyek melalui prosedur mulai dari permohonan Serah Terima Akhir dari
Penyedia Barang/Jasa, disetujuinya Berita Acara Pemeriksaan Terakhir
oleh Panitia FHO, dibuatkannya Berita Acara Serah Terima Akhir oleh
Konsultan Teknik.
 Prosedur mengakhiri kontrak melalui tidak selesainya pekerjaan/cidera
janji/wan prestasi/ force majeure prosedur tersebut diatas tidak berlaku.

4.4.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK MENGAKHIRI KONTRAK

4.4.2.1 Audit Pengadaan


Sasaran dari suatu audit pengadaan adalah untuk mengidentifikasi adanya
kegagalan dan kesuksesan dalam persiapan atau administrasi kontrak
pengadaan di proyek lain yang dikenal, atau di proyek yang lain di dalam
penyelenggaraan organisasi.

4.4.2.2 Sistim Manajemen Pencatatan/Arsip


Seperti yang dijelaskan sebelumnya

4.4.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI MENGAKHIRI KONTRAK

4.4.3.1 Penutupan Kontrak

Pembeli/Pengguna jasa/ Pemilik Proyek/ Owner, pada umumnya melalui


manajer kontrak, menyiapkan untuk penyedia jasa suatu pemberitahuan
tertulis secara formal bahwa kontrak telah diselesaikan/ dihentikan.
Persyaratan untuk penutupan kontrak secara formal telah tercantum pada
kondisi kontrak, dan tercakup pada Rencana Manajemen Kontrak.
1). Penghentian/penutupan kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai.
2). Penghentian/penutupan kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal diluar
kekuasaan kedua belah pihak, sehingga para pihak tidak dapat
melaksanakan kewajiban yang ditentukan didalam kontrak antara lain :
a. timbulnya perang;
b. pemberontakan diwilayah RI;
c. keributan, kekacauan dan huru hara;
d. bencana alam.
Dalam hal kontrak dihentikan, maka pengguna barang/ jasa wajib
membayar kepada penyedia barang/jasa sesuai prestasi atau kemajuan
pelaksanaan proyek yang telah dicapai.
3). Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia barang/ jasa cidera janji
atau tidak memenuhi kewajiban dan tanggungjawabnya sebagaimana
diatur didalam kontrak. Kepada penyedia barang/jasa dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan kontrak;
4). Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti melakukan
kolusi, kecurangan atau tindak korupsi, baik dalam proses pemilihan
penyedia barang/jasa maupun pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini :
a. Penyedia barang/jasa dapat dikenakan sanksi yaitu :
- jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetor ke kas negara/daerah;
- sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia barang/jasa;
- pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu 2(dua) tahun
b. Pengguna barang/jasa dikenakan sanksi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai
Negeri Sipil atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

4.4.3.2 Proses yang dimiliki perusahaan/instansi (diperbaharui):

 Arsip kontrak : satuan dokumen kontrak lengkap yang dibuat berurut,


termasuk kontrak yang sudah tertutup, disiapkan untuk dimasukan ke
dalam file akhir proyek
 Persetujuan serahan, Pembeli/pengguna barang/jasa biasanya melalui
manajer kontrak menyiapkan pemberitahuan tertulis kepada penyedia
barang/jasa bahwa serahan dapat disetujui atau ditolak. Persyaratan
diterimanya serahan secara tertulis dan bagaimana terhadap
serahan/produk yang cacat telah dijelaskan didalam kontrak.
 Dokumen pembelajaran : Analisis pembelajaran dan proses pemberian
rekomendasi untuk peningkatan adalah untuk tujuan rencana dan
penerapan pembelian dan memperolehnya yang akan datang.
RANGKUMAN

Melaksanakan administrasi kontrak adalah kegiatan pencatatan dan pendokumentasian


setiap tahapan kontrak, sehingga kontrak tersebut betul-betul terdokumentasi dengan
baik.

Segala perubahan yang akan merubah cakupan kontrak dapat diajukan untuk mendapat
persetujuan, dapat dimonitor, dikendalikan dan diakhiri.

Bagaimana memonitor dan mengendalikan pelaksanaan kontrak pengadaan barang dan


jasa diperlukan masukan : (a) Kontrak, (b) Rencana Manajemen Kontrak, (c) Penyedia
Jasa Terpilih,(d) Laporan Kinerja Penyedia Barang/ Jasa,(e) Persetujuan Permintaan
Perubahan,(f) Informasi Prestasi Pekerjaan.
Diproses menggunakan teknik dan cara (a) Sistem Pengendalian Perubahan Kontrak,(b)
Peninjauan ulang prestasi yang diselenggarakan pembeli/ pemilik proyek,(c) Inspeksi
Dan Audit,(d) Laporan Prestasi,(e) Sistem Pembayaran,(f) Administrasi Pengajuan Klim,
(g) Sistem Manajemen Pencatatan/ Arsip,(h) Informasi Teknologi yang akan
menghasilkan: (a) Dokumen Kontrak Kontrak Kerja Konstruksi,(b) Permintaan Perubahan,
(c) Rekomendasi Tindakan Koreksi,(d) Proses Yang Dimiliki Perusahaan/ Instansi
(Diperbaharui),(e) Rencana Manajemen Proyek (Diperbaharui) kemudian diakhiri dengan
proses masukan: (a) Rencana Manajemen Pengadaan,(b) Rencana Manajemen Kontrak,
(c) Dokumen Kontrak,(d) Prosedur Mengakhiri Kontrak dan diproses menggunakan teknik
dan cara : (a) Audit Pengadaan, (b) Sistem Manajemen Pencatatan/ Arsip yang akan
menghasilkan (a) Penutupan Kontrak,(b) Proses yang dimiliki perusahaan/ instansi
(diperbaharui):
LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas
tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka
pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.
Kode/Judul Unit Kompetensi :
INA.56303.13.09.10.07 : Menerapkan sistim Manajemen Pengadaan Barang & Jasa
Proyek (Project Procurement Management)
Soal :

Elemen Kompetensi/KUK Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/


No.
(Kriteria Unjuk Kerja) Penilaian Mandiri

3. Memberikan kontribusi dalam


pengelolaan
kontrak/administrasi kontrak

3.1 Kesepakatan yang 3.1.1 Bagaimana para pihak melanggar


dituangkan dalam bentuk undang undang?
klausula-klausula untuk
mewadahi kepentingan kedua 3.1.2 Siapa yang menetapkan klausul
belah pihak secara adil sesuai klausul didalam kontrak?
dengan standar kontrak yang
ada. 3.1.3 Kapan akan mendapatkan laporan
kinerja dari penyedia jasa?

3.2 Menggunakan kontrak 3.2.1 Apa tindakan anda bila salah satu
sebagai pedoman pihak tidak menepati janji?
pelaksanaan dan pedoman
pengendalian untuk mencapai 3.2.2 Kapan kontrak diakhiri?
tujuan proyek.
3.2.3 Berdasarkan apa kontrak diakhiri?

3.3 Informasi mengenai 3.3.1 Dimana dapat diketahui adanya


pengadaan dipelihara dan permintaan perubahan?
diatur untuk memastikan
bahwa persyaratan bagi 3.3.2 Atas dasar apa penyedia jasa
pelaporan, kerahasiaan dan mengajukan perubahan?
audit tersedia.
3.3.3 Kapan audit pengadaan dilakukan?
MODUL CMB-10 Daftar Pustaka
Sistem Manajemen Pengadaan Management)
(Procurement

DAFTAR
PUSTAKA

1. UU No.
18 tahun
1999,
tentang :
Jasa
Konstruk
si.

2. PP No.
28 tahun
2000,
tentang :
Usaha
dan
Peran
Masyrak
at Jasa
Konstruk
si

3. PP No.
29 tahun
2000,
tentang :
Penyele
nggaraa
n Jasa
Konstruk
si

4. PP No.
30 tahun
2000,
tentang :
Penyele
nggaraa
n
Pembina
an Jasa
Konstruk
si

5. Keppre
s No.
80
tahun
2003
(3 Nop
2003),
tentang
:
Pedom
an
Pelaks
anaan
Penga
daan
Barang
dan
Jasa Pemerintah and
Dispute
6. Perpres No. 61 tahun 2004 (5
Adjudic
Agus 2005), Perubahan ke 1
ation
Kepres 80 Pedoman
Agree
Pelaksanaan Pengadaan
ment,
Barang dan Jasa Pemerintah
N2-
7. Perpres No. 32 tahun 2005
88432-
(20 Apr 2005), Perubahan ke
021-3
2 Kepres 80 Pedoman
Edition
Pelaksanaan Pengadaan
2003
Barang dan Jasa Pemerintah
15. Pelatiha
8. Perpres No. 70 tahun 2005 n
Pelaksa
(20 Apr 2005), Perubahan ke
na –
3 Kepres 80 Pedoman PUSBIN
KPK –
Pelaksanaan Pengadaan
Dep PU.
Barang dan Jasa Pemerintah (2004)

9. Perpres No. 8 tahun 2006 (20

Mar 2006), Perubahan ke 4


Kepres 80 Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah Ahli Muda
Manajemen
10. Perpres No. 85 tahun 2006 (6 Konstruksi
Bangunan
Okt 2006), Perubahan ke 6 Gedung
(Construction
Kepres 80 Pedoman Management Of
Buildings)
Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Pemerintah

11. Standard Bidding Document ”


Procurement of Works and
Goods ” User Guide, Asian
Development Bank,
September 2004.

12. Procurement Manual


Under World Bank
Funding “
Private Provision of
Infrastructure, Technical
Assistance Project (PPITAP)
March 2003

13. Standard Request For


Proposals, The World Bank,
Washington, D.C. March 2002.

14. Federation Internationale des


Ingenieurs-Conseils, General
Conditions, Guidance for the
preparation of particular
conditions, Forms of Letter of
Tender, Contract Agreement
MODUL CMB-10 BAB II
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek Perencanaan Pengadaan Barang dan Jasa
(Project
Procurement Management)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Pilihan untuk membeli atau membuat sendiri ditetapkan dengan
mempertimbangkan kekuatan interen dan eksternal dan menjaga
kerahasiaan atau strategi lain
1 1.1.1 Waktu Merencanakan pengadaan barang dan jasa proyek

2 1.1.2 Tidak memiliki kapasitas dan kemampuan untuk membuat


sendiri

3 1.1.3 Menjaga kerahasiaan produk/jasa yang dimilikinya, atau


memiliki hak paten.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Rencana kontrak dikembangkan dari keputusan membuat atau membeli dan
project management plan dengan menggunakan standar kontrak yang akan
menghasikan dokumen pengadaan dan pembelian dan kriteria evaluasi.
1 1.2.1 (a) Kontrak Lump-sum, (b) Harga Satuan, (c) Gabungan Lump-
sum dan Harga Satuan, (d) Terima Jadi /Turn-key), (e)
Prosentase.

2 1.2.2 (a) Tahun tunggal, (b) Tahun Jamak (multi years)

3 1.2.3 (a) Pelelangan /seleksi umum, (b) Pelelangan/seleksi


terbatas, (c) Pelelangan Langsung, (d) Penunjukan langsung.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &
JAWABAN
3. Metode pendistribusian informasi ditetapkan untuk mencapai sasaran
komunikasi.

1 1.1.1 Jumlah kanal/jalur = n (n-1)/2 dimana n = jumlah stakeholder.

2 1.1.2 Melalui rapat proyek, membagi melalui database, komunikasi


elektronik seperti e-mail, faximile, telephone, hard copy, software
manajemen proyek, portal.

3 1.1.3 Raut muka

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
4. Komunikasi dilaksakan sesuai perencanaan komunikasi yang telah disetujui
pada awal pelaksanaan proyek

1 2.2.1 Memicu perubahan manajemen proyek dan pengelolaan


komunikasi.

2 2.2.2 Tidak (termasuk membagi yang negatif)

3 2.2.3 Proses persetujuan shop drawing, ijin pelaksanaan.


MODUL CMB-10 BAB III
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek Proses Pemilihan Penyedia Jasa/Kontraktor
(Project
Procurement Management)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Kriteria evaluasi ditetapkan sebelum pelaksanaan tender yang memuat :
pengertian kebutuhan, life cycle cost, kapabilitas secara teknik, pendekatan
manajemen, pendekatan secara teknik, kemampuan keuangan, kapasitas
produksi dan interes, besaran & jenis usaha, Referensi, memiliki hak paten)
1 2.1.1 Agar fokus terhadap mutu yang memenuhi persyaratan.

2 2.1.2 Mempertimbangkan biaya operasi dan pemeliharaan (maintenance)


dalam mengambil keputusan

3 2.1.3 Penunjukan langsung

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Permintaan penawaran melalui advertensi, surat undangan, Bidder
conferences, dan pengembangan daftar penyedia jasa mampu, dokumen
lelang, Proposal dan pemilihan sebagai pemenang ditetapkan.
1 2.2.1 Diumumkan dimedia secara umum

2 2.2.2 Diberikan batasan waktu tertentu untuk menyampaikan keberatan


atas keputusan yang diambil panitia lelang.

3 2.2.3 Sebelum proposal diajukan/ sebelum dokumen tender di ajukan


secara resmi.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &
JAWABAN
3. Metode pendistribusian informasi ditetapkan untuk mencapai sasaran
komunikasi.

1 1.1.1 Jumlah kanal/jalur = n (n-1)/2 dimana n = jumlah stakeholder.

2 1.1.2 Melalui rapat proyek, membagi melalui database, komunikasi


elektronik seperti e-mail, faximile, telephone, hard copy, software
manajemen proyek, portal.

3 1.1.3 Raut muka

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
4. Komunikasi dilaksakan sesuai perencanaan komunikasi yang telah disetujui
pada awal pelaksanaan proyek

1 2.2.1 Memicu perubahan manajemen proyek dan pengelolaan


komunikasi.

2 2.2.2 Tidak (termasuk membagi yang negatif)

3 2.2.3 Proses persetujuan shop drawing, ijin pelaksanaan.


MODUL CMB-10 BAB IV
Sistem Manajemen Pengadaan Proyek Pengelolaan Kontrak/Administrasi Kontrak
(Project
Procurement Management)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
1. Kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk klausula-klausula untuk
mewadahi kepentingan kedua belah pihak secara adil sesuai dengan standar
kontrak yang ada.
1 3.1.1 Tidak menepati janji/ingkar janji/ tidak melaksanakan apa yang
disepakati didalam dokumen kontrak.

2 3.1.2 Para Pihak

3 3.1.3 Setiap periodik, dengan format tersendiri, penyedia jasa diberikan


penilaian kinerjanya.

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
2. Menggunakan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan dan pedoman
pengendalian untuk mencapai tujuan proyek.
1 3.2.1 Diberikan peringatan sampai berapa kali dengan waktu tertentu dan
akhirnya kontrak akan diputus jika para pihak tidak bisa menepati janji
sesuai dokumen kontrak

2 3.2.2 Kontrak diakhiri pada waktu selesai pekerjaan sesuai kontrak (baik
partial maupun penuh) , atau pada waktu kontrak pekerjaan
diputus/termination,

3 3.2.3 Berdasarkan Berita acara Serah terima (baik pertama maupun


kedua), dan atau berita acara pemutusan hubungan/ kontrak
pekerjaan.

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)


KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &
JAWABAN
3. Informasi mengenai pengadaan dipelihara dan diatur untuk memastikan
bahwa persyaratan bagi pelaporan, kerahasiaan dan audit tersedia.
1 3.3.1 Pada surat usulan dari penyedia jasa

2 3.3.2 Adanya perintah perubahan dan ketidak sesuaian dokumen kontrak


dengan kenyataan (kondisi lapangan, kondisi pasar, kebijakan
pemerintah).

3 3.3.3 Dilakukan setiap periode waktu tertentu sesuai kebutuhan proyek,


biasanya setahun dua kali atau 2 (dua) kali selama proyek.
KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &
JAWABAN
4. Metode pendistribusian informasi ditetapkan untuk mencapai sasaran
komunikasi.

1 1.1.1 Jumlah kanal/jalur = n (n-1)/2 dimana n = jumlah stakeholder.

2 1.1.2 Melalui rapat proyek, membagi melalui database, komunikasi


elektronik seperti e-mail, faximile, telephone, hard copy, software
manajemen proyek, portal.

3 1.1.3 Raut muka

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) &


JAWABAN
5. Komunikasi dilaksakan sesuai perencanaan komunikasi yang telah disetujui
pada awal pelaksanaan proyek

1 2.2.1 Memicu perubahan manajemen proyek dan pengelolaan


komunikasi.

2 2.2.2 Tidak (termasuk membagi yang negatif)

3 2.2.3 Proses persetujuan shop drawing, ijin pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai