Anda di halaman 1dari 92

BAB 1

1.1. Latar Belakang

Perusahaan bukan lagi sebagai tempat yang hanya mementingkan dirinya

sendiri saja atau mencari keuntungan, melainkan sebuah kewajiban yang wajib

dilakukan dalam mengatasi tekanan yang muncul dalam masyarakat yang berada

disekitar lingkungan perusahaan. Pemahaman ini lebih dikenal sebagai Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). CSR dapat

dikatakan sebagai kontribusi bisnis bagi pembangunan berkelanjutan, serta adanya

perilaku korporasi yang tidak sematta mata menjamin adanya pengembalian bagi

pemegang saham, upah bagi karyawan, dan pembuatan produk serta jasa bagi para

pelanggan, melainkan perusahaan juga memberikan perhatian terhadap berbagai

hal yang dianggap penting serta nilai-nilai yang ada di masyarakat (Rahmatullah

dan Kurniati, 2011:3). Banyak perusahaan yang sering mengabaikan tentang

kelestarian lingkungannya dan tanggung jawabnya kepada pihak eksternal.

Sampai sekarang dalam praktiknya masih banyak perusahaan (korporasi)

yang melaksanakannya hanya sebatas publis relations, sekedar menanamkan

persepsi positif kepada masyarakat tentang kegiatan yang dilakukan oleh

peruahaan. Segi ekonomi, memang perusahaan didirikan untuk mendapat kan

keuntungan tetapi perkembangan zaman menyebabkan keuntungan yang didapat

harus dengan tanggung jawab yang tinggi. CSR adalah komitmen bisnis untuk

berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para

karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas

setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan

mutu kehidupan. CSR berarti perusahaan harus bertanggung jawab atas


2

operasinya yang berdampak buruk pada masyarakat, komunitas dan

lingkungannya. Namun sebaliknya juga, harus memberikan dampak positif

terhadap masyarakat sekitar.

Pelaksanaan CSR di Indonesia didukung oleh Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 4- Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74.

Keberadaan program CSR saat ini memang sedang berkembang untuk

dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. CSR yang

dirumuskan dalam pasal 74 UUPT, mendefinikan Tanggung Jawab Sosial dan

Lingkungan adalah komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan

lingkungan yang bermanfaat, bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat maupun

masyarakat pada umumnya (Djuhaedah, 2007:35).

Terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah dikeluarkan peraturan

yang mengikat BUMN, sebagaimana Keputusan Meteri BUMN Per-

09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada

BUMN. Program Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan (CSRL) perusahaan

ditandai dengan adanya inisiatif standar secara internasional dalam bentuk ISO,

yaitu ISO 26000 (Rachman : 2011). Substansi dari ISO 26000 menyatakan bahwa

Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan (CSRL) perusahaan adalah bentuk

kepedulian sosial perusahaan yang saat ini menjadi aspek penting dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan, di samping isu kualitas (ISO 9000) dan isu

lingkungan (ISO 14000).

Selain itu, banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang

melakukan CSR antara lain dapat mempertahankan dan menaikkan reputasi dan
3

akan muncul citra positif dari masyarakat. Meningkatnya citra perusahaan akan

memiliki pengaruh yang angat besar yang dapat menjadi keunggulan yang

kompetitif. Dalam menjalankan tanggung jawab sosial sosialnya pelaku bisnis

atau perusahaan memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yakni ekonomi,

sosial dan lingkungan, hal ini difokuskan sebagai kegiatan yang

berkesinambungan dan salah satu cara untuk mencegah krisi, yaitu dengan

peningkatan citra.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS)

adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.

Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang

bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 dengan memperkenalkan

penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. PGN merupakan

salah satu perusahaan BUMN yang menjalankan program CSR. Program yang

dibuat oleh PGN tentu saja dengan tujuan agar menjalni hubungan yang baik

antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Program yang dibuat mengarahkan

kepada kepentingan masyarakat, baik pengembangan usaha atau ekonomi,

pendidikan dan sosial. Program yang buat oleh PGN selain untuk menjalankan

tanggung jawabnya sebagai perusahaan yang cukup besar tentang CSR tentu saja

untuk meningkatkan citra perusahaan.

PGN yang bergerak dibidang gas alam tentu saja secara kasat mata tidak

menimbulkan kerugian yang besar terhadap kehidupan masyarakat. Akan tetapi

PGN juga mengharapkan agar hasil produksi yang dihasilkannya dapat berguna

bagi masyarakat dan cara yang dilakukan adalah meningkatkan kepeduliannya

kepada masyarakat penerima manfaat CSR. PGN yang telah memiliki 18 area
4

cabang yang tersebar diberbagai kota tentu saja memiliki tanggung jawab yang

besar terhadap pengembangan masyarakat sekitar cabang area dan tidalah mudah

merangkul dan menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat. Tantangan yang

cukup besar dalam menjalin hubungan yang baik dan tetap berusaha menjaga citra

perusahaan melalui program CSR yang dijalani.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Hubungan Antara Kualitas Program

CSR dengan Citra Perusahaan PT. PGN Persero Tbk Area Bekasi“

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik penerima manfaat program CSR PT. PGN?

2. Bagaimana kualitas program CSR PT. PGN?

3. Bagaimana citra PT. PGN?

4. Bagaimana hubungan karakteristik penerima manfaat program CSR

dengan kualitas CSR di PT. PGN?

5. Bagaimana hubungan antara kualitas CSR PGN dengan Citra PT. PGN?

1.3. Tujuan Penelitian

Melalui penelitian yang dilakukan, peneliti dapat menentukan tujuan dari

penilitian ini sebagai berikut:

1. Menganalisis karakteristik penerima manfaat program CSR PT. PGN

2. Menganalisis kualitas program CSR PT. PGN

3. Menganalisis citra PT. PGN


5

4. Menganalisis hubungan karakteristik penerima manfaat program CSR

dengan kualitas CSR di PT. PGN

5. Menganalisis hubungan antara kualitas CSR PGN dengan Citra PT. PGN

1.4. Manfaat Penelitian

Didalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan

kegunaan yang dapat di ambil oleh PGN dari penelitian tersebut. Adapun manfaat

yang di harapkan dan adanya penelitian adalah :

1.4.1. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan.

Selain itu penulis dapat mendaptkan lebih banyak pengetahuan tentang ilmu

komunikasi khususnya bidang kehumasan.

2. Bagi PGN Area Bekasi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bhan

masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam peningkatan program

CSR agar citra perusahaan dapat meningkat.

3. Bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa ilmu komunika kosentrasi humas,

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi serta acuan yang dapat

lebih baik lagi kedepannya.

1.4.2. Manfaat Teoritis

1. Penelitian ini dapat memberikan gambaran karakteristik masyarakat yang

menjadi penerima manfaat program CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Penelitian ini diharapakan memberikan pengetahuan tentang pentingnya

pelakanaan program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan karena

berkaitan dengan citra perusahaan.


6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi Organisasi

Kehidupan sehari-hari tentu kita akan melakukan yang namanya

komunikasi karena hakikat kita sebagai makhluk sosial. Komunikasi tentu saja

harus memiliki lawan bicara atau komunikan. Komunikasi merupakan hal yang

penting agar kita mengtahui informasi yang akan disampaikan oleh orang lain.

Komunikasi harus juga terjalin dengan sopan santun yang baik agar tidak terjadi

salah paham dalam penyampaian informasi. Begitu pun didalam perusahaan atau

organisasi juga membutukan komunikasi yang terjalin baik antara atasan dan

bawahan, antar sesame karyawan dan tentu saja antara masyarakat umum.

Menurut Zelko dan Dance dalam Muhammad (2005:66), komunikasi

organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencangkup

komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang

terjalin didalam sebuah organisasi. Sedangkan komunikasi eksternal adalah

komunikasi yang dilakukan dengan pihak luar yang memiliki keterkaitan.

Sedangkan menurut Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi

organisasi sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam

organisasi, baik dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi.

(Devito, 1997 : 340). Menurut Wiyartono (2004 : 54), komunikasi organisasi

adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok

formal maupun informal dari suatu organisasi. Redding dan Sanborn (dalam Arni,

2007 : 67 ) mendefinisikan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan

penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dengan


7

bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan

pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward, dan lain-lain.

2.2. Komunikasi Eksternal Organisasi

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan

dengan khalayak di luar organisasi. Organisasi besar, komunikasi ini lebih bnayak

dilakuka oleh kepala humas dari pada pimpinan perusahaan karena pegawai

humas biasanya sudah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi

hal yang dihadapidan pimpinan hanya melakukan hal-hal yang penting saja.

Komunikasi dilakukan kepala hubungan masyarakat kepada khalayak diluar

organisasi yaitu dengan cara melakukan kegiatan hubungan eksternal, diantaranya

(Romli,2011:7) :

1. Hubungan dengan Komunitas

Membina hubungan dengan komunitas merupakan wujud kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan sekitar perusahaan. Hubungan dengan komunitas ini

seringkali diwujudkan dalam program Corporate Social Responsibility.

2. Hubungan dengan Pelanggan

Membina hubungan baik dengan pelanggan, dilakukan agar dapat meningkatkan

loyalitas dan kepercayaam pelanggan terhadap produk dan perusahaan itu sendiri.

3. Hubungan dengan media massa dan pers

Hubungan dengan media massa dan pers sebagai alat, pendukung atau media kerja

sama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan

program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan pihak

publik.
8

4. Hubungan dengan pemerintah

Hubungan yang baik dengan pemerintah dalam mentesuaikan kebijakan yang

akan diambil.

Dalam komunikasi organisasi komunikasi terjadi dari berbagai sudut tidak

hanya sesama karyawan yang berada disana tetapi seluruh pihak yang berkaitan,

baik pihak internal dan juga eksternal. Komunikasi eksternal dilakukan oleh

humas karena hal tersebut merupakan salah satu tugas humas yaitu mrnjalin

hubungan yang baik dengan pihak eksternal. Komunukasi eksternal yang

dilakukan oleh humas bukan hanya menjalin hubungan baik tetapi juga

meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan

dari lingkungan tetapi juga menjaga lingkungannya hal tersebut diwujudkan

melalui program CSR.

2.3. Peran Humas Pemerintah

Peran humas pemerintah/BUMN terbagi menjadi dua yaitu, peran taktis

dan peran strategis. Peran taktis humas pemerintah/BUMN, yaitu berupaya

memberikan pesan-pesan dan informasi kepada masyarakat umum, dan khalayak

tertentu sebagai target sasarannya. Sedangkan peran strateginya, yaitu secara aktif

turut serta dalam proses pengambilan keputusan, memberikan sumbang saran,

gagasan dan hingga ide-ide cermelang secara kreatif dalam menyukseskan

program kerja instansi/lembagayang bersangkutan hingga pelaksanaan

pembangunan nasional, serta berupaya untuk menciptakan citra atau opini

masyarakat yang poitif (Rulan:2012:344)


9

2.4. Corporate Soial Responsibility

Menurut The World Bank Group (Bank Dunia) dan The World Business

Council or Sustainable Development (WBCSD). CSR sebagai suatu komitmen

berkelanjutan dari dunia usaha untuk berperilaku secara etis dan membantu

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bekerjasama dengan

karyawan serta perwakilannya, familinya, masyarakat, dan komunitas lokal

umumnya untuk memperbaharui kualitas hidup dalam cara-cara yang baik bagi

bisnis dan pembangunan (Lako, 2011:25) Keberhasilan perusahaan (korporasi)

dalam konteks sekarang ini bukan lagi dilihat dari keuntungan yang

didapatkannya, melainkan harus dilihat dari pada seberapa besar perhatian

korporasi terebut terhadap aspek sosial dan lingkungan dimana korporasi tersebut

berada.

Berkenaan dengan kondisi alam dan lingkungan hidup yang sudah banyak

kerusakan maka dibuatlah program Corporate Sosial Responibility (CSR). CSR

merupakan kontribuasi menyeluruh dari dunia usaha terhadap pembangunan

berkelanjutan dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial dan

lingkungan dari kegiatannya (Ardianto dan Didin:2011:35)

Menurut Sankat CSR adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis,

beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan ekonomi,

bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup karyawan, keluarganya, komunitas

lokal dan masyarakat secara lebih luas (Sankat, Clemen K:2013:102). CSR

menyangkut kepada banyak pihak tidak hanya publik internalnya tetapi juga

publik eksternalnya.
10

CSR juga dapat diartikan sebagai komitmen berkelanjutan dari perusahaan

untuk bertanggung jawab secara ekonomi, sosial dan ekologis kepada masyarakat,

lingkungan serta para pemangku kepentingan (stakeholder). Tanggung jawab

tersebut meliputi mencegah dampak-dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan

terhadap pihak lain dan lingkungan serta meningkatkan kualitas masyarakat

(Lako,2011:4). Menurut Lako (2011), salah satu keuntungan apabila perusahaan

menerapkan CSR secara berkelanjutan adalah profitabilitas dan kinerja keungan

yang semakin kuat. Pengungkapan CSR dalam laporan CSR digunakan sebagai

bahan pertimbangan oleh para investor ketika akan melakukan kegiatan investasi

dan digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan yang mempunyai keberhasilan

dalam periode tertentu.

Beberapa teori yang melandasi kegiatan CSR antara lain:

a. Teori Stakeholder

Aktivitas CSR menurut teori ini dilakukan untuk mengakomodasi keinginan dan

kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga perusahaan dapat

beraktivitas dengan baik dengan seluruh dukungan pemangku kepentingan

tersebut (Clarkson, 1995 dalam Fitria dan Hartanti, 2010).

b. Teori Keagenan

Teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan antara

principal pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent

(manajer perusahaan atau pihak yang menerima mandat) yang dilandasi dari

adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan, pemisahan

penanggung resiko, pembuatan keputusan dan pengendalian fungsi-fungsi (Jensen

and Meckling,1976) dalam Febrina dan Suaryana (2011).


11

c. Teori Legitimasi

Menurut teori ini, perusahaan akan melakukan aktivitas CSR dikarenakan adanya

tekanan sosial, politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga perusahaan

akan menyeimbangkan tuntutan tersebut dengan melakukan apa yang diinginkan

oleh masyarakat dan apa yang diharuskan oleh peraturan (Deegan, 2002 dalam

Fitria dan Hartanti, 2010).

2.5. Tujuan CSR

Tujuan CSR itu ternyata angat mulia. Tujuan itu tidak hanya tumbuh secra

sporadic, tetapi digali melalui suatu pertemuan tang secra sengaja digagas oleh

suatu Badan Internasional yaitu “World Commission on Environment and

Development” (WCED) yaitu “untuk menyelamatkan planet ini dari kehancura,

setelah badan itu memperhaikan kehancuran alam dan lingkungan diberbagai

penjuru dunia akibat olah korporasi yang tidak bertanggung jawab karena hanya

mengejar keuntungan semata, tanpa memperhatikan konsep “Sustainability

Development” (pembangunan yang berkelanjutan) yang sudah menjadi program

PBB melalui badan khususnya yang menangani hal tersebut yaitu “United Nations

Development Programme” (UNDP).

Tujuan akhir CSR adalah pembangunan berkelanjutanyang berhubungan

dan saling mendukung atu dengan lainnya. Ketiga pilar tersebut adalah ekonomi,

sosial dan lingkungan. Dalam pelaksanaannya dengan penekanan dapat memenuhi

kebutuhan saat ini dapat memberikan kesempatan yang sama bagi generasi

mendatang untuk mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan sendiri,

sebagaimana ditegakan dalam The United Nation 2005 World Summit Outcome

Document (Solihin:2009:29-30).
12

2.6. Ruang Lingkup CSR

CSR pada dasarnya bukanlah entitas departemen atau divisi bisnis yang bersifat

parsial, yang hanya berfungsi dalam dongkrakan citra perusahaan, sehingga nilai

perusahaan di mata stakeholders menjadi meningkat. CSR pada hakekatnya

adalah nilai atau jiwa peruahaan (korporasi) yang memiliki ruang lingkup

komprehensif, meliputi :

1. Aspek ekonomi

2. Aspek sosial

3. Aspek kesejahteraan

4. Aspek lingkungan

ENVIROMENTAL

WALFARE (NATURE)

STAKEHOLDERS

ECONOMIC
SOCIAL

Ruang Lingkup CSR

Gambar 2.1 Ruang Lingkup CSR

Sumber : Rahmatullah dan Kurniati : 2011


13

2.7 . Stakeholders CSR

Secara sederhana arti stakeholders adalah kelompok-kelompok yang

mempengaruhi dan dipengaruhi oleh korporasi sebgai dampak dari aktifitasnya.

Stakeholders dalam korporasi dapat dilakukan pemetaan menjadi dua kelompok :

1. Stakeholders internal yaitu owner, karyawan, pemegang saham

2. Stakeholders eksternal yaitu pelanggan, investor, lembaga keuangan

(perbankan), masyarakat, lingkungan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), pers

dan pemerintah.

Pelaksaan CSR semua yang termasuk stakeholders ini wajib dirangkul dan

dilibatkan dalam tahap perencanaan, impelementasi dan evaluasi kegiatan CSR

korporasi

2.8. Peraturan Tentang CSR

Di Indonesia pelaksaan CSR oleh pemerintahan diatur dalam beberapa

regulasi yang sifatnya mengikat, agar masing-masing korporasi wajib

melaksanakan kewajiban dan tanggung jawab sosialnya. Terdapat proses panjang

berkaitan dengan sejarah munculnya yang identik dengan istilah community

development, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Hal ini dapat

dilihat dari peraturan tentang CSR berikut ini :

2.8.1. Undang- Undang Perseroan Terbatas (PT) dan BUMN

Aktifitas perusahaan tambang terkait CSRL diatur dalam aturan yang

tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 dan untuk Perseroan

Terbatas (PT) diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 pasar 74 Tahun 2007. Di

Indonesia program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan perusahaan semakin


14

menguat setelah dinyatakan dengan tegas dalam UU perseroan terbatas tahun 2007,

dimana dalam pasal 74 antara lain diatur bahwa:

1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan.

2. Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud ayat (1)

merupakan kewajiban perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan

memperhatikan kepatutan dan kewajaran

3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dikenai sanksi dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan

diatur dengan peraturan pemerintah.

Pasal 74 ayat (1) disebutkan bahwa perseroan (mengacu pada UU

No.40/2007 pasal 1 ayat (1) bahwa perseroan diartikan sebagai perseroan terbatas)

yang menjalankan usaha di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib

menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan, namun tidak dijelaskan

apakah hal tanggung jawab yang sama juga diwajibkan bagi entitas usaha yang

tidak berbentuk badan hukum perseroan terbatas. Hal ini dapat menimbulkan

penafsiran bahwa entitas usaha yang tidak berbentuk perseroan terbatas tidak

mewajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, pasal 1

ayat (3) definisi tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen

perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi


15

perseroan itu sendiri, komunitas setempat, maupun pada masyarakat pada

umumnya.

Peraturan pemerintah melaksanakan ketentuan pasal 74 Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007. Peraturan tersebut menjelaskan antara lain (Sekneg RI 2012) :

1. Setiap perusahaan selaku subyek hukum mempunyai tanggung jawab

sosial dan lingkungan (Pasal 2).

2. Perusahaan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan

sumberdaya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan (Pasal 3).

3. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan

lingkungan tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai perseroan yang

dilaksakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran (Pasal 4).

4. Pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan wajib dimuat dalam

laporan tahunan perusahaan dan dipertanggungjawabkan kepada Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS) (Pasal 6).

5. Perusahaan yang tidak melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan dikenai sanksi sesuai dengan aturan peruandang-undangan (Pasal 7).

Yang dimaksud dengan "dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan" adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang terkait.

Peraturan lain yang menyinggung Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

perusahaan dalam UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal. Pasal 15 (b)

menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Meskipun UU ini telah mengatur ini telah
16

mengatur sanksi-sanksi secara terperinci terhadap badan usaha atau usaha

perseroan yang mengabaikan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan perusahaan

(Pasal 34), UU ini baru mampu menjangkau investor asing dan belum mengatur

secara perihal Tanggung Jawab Sosial Perusahaan perusahaan bagi perusahaan

nasional. Terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah dikeluarkan peraturan

yang mengikat BUMN, sebagaimana Keputusan Meteri BUMN Per-

09/MBU/07/2015 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada

BUMN. Muatan PKBL terdiri dari program upaya atau kegiatan perkuatan usaha

kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut

Program Kemitraan), serta kegiatan pemberdayaan kodisi sosial masyarakat

sekitar (disebut Program Bina Lingkungan), dengan dana kegiatan yang

bersumber dari laba BUMN.

2.8.2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam ISO 26000

Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan perusahaan ditandai dengan

adanya inisiatif standar secara internasional dalam bentuk ISO, yaitu ISO 26000

(Rachman : 2011). Substansi dari ISO 26000 menyatakan bahwa Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan perusahaan adalah bentuk kepedulian sosial perusahaan yang

saat ini menjadi aspek penting dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, di

samping isu kualitas (ISO 9000) dan isu lingkungan (ISO 14000). Pada ISO

26000 memuat bagian-bagian yang meliputi :

1. Pendahuluan

2. Ruang lingkup

3. Referensi normatif

4. Istilah dan definisi


17

5. Konteks sosial responsibility dalam keseluruhan operasi organisasi

6. Prinsip sosial responsibility yang relevan dalam organisasi

7. Bimbingan persoalan/ isu utama sosial responsibility

8. Binbingan bagi organisasi mengenai implementasi

9. Lampiran

10. Bibliografi

2.9. Model Corporate Sosial Responsibility (CSR Lingkungan)

Model Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang umum ditetapkan di

Indonesia menurut Susiloadi (2008) diantaranya :

1. Pertama, tanggung jawab sosial yang dilaksanakan secara langsung oleh

perusahaan. Perusahaan menjalankan program kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial

atau menyerahkan bantuan ke masyarakat tanpa perantara. Tugas ini bisa

dijalankan perusahaan dengan menugaskan salah satu pejabat seniornya seperti

Coorporate Secretary atau Publik Affairs Manager atau menjadi bagian dari tugas

Divisi Humas Resource Development atau PR.

2. Kedua tanggung jawab sosial bisa pula dilaksanakan oleh yayasan atau

organisasi sosial milik perusahaan atau organisasi sosial sendiri di bawah

perusahaan atau grupnya. Perusahan mendirikan yayasan atau organisasi sosial

sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Perusahaan mendirikan yayasan atau

organisasi sosial sendiri di bawah perusahaan atau grupnya yang dibentuk terpisah

dari organisasi induk perusahaan namun tetap harus bertanggung jawab ke dewan

redaksi.
18

3. Ketiga, sebagian besar perusahaan di Indonesia menjalankan Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan perusahaan melalui kerjasama atau bermitra dengan

pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

perusahaan melalui kerjasama dengan instasi pemerintah, perguruan tinggi, LSM,

atau lembaga konsultan baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan

kegiatan sosialnya.

4. Keempat, beberapa perusahaan bergabung dalam sebuah konsorsium

untuk secara bersama-sama menjalankan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

perusahaan. Perusahaan yang turut mendirikan menjadi anggota atau mendukung

suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

2.10. Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ernst and Young mengemukakan bahwa perusahaan memiliki empat

tanggung jawab utama yaitu terhadap karyawan, konsumen, masyarakat, dan

lingkungan. Keempat hal tersebut bisa menjadi dasar pertimbangan bagi

perusahaan untuk menetapkan program inti dalam melaksanakan CSR secara

spesifik. Terdapat Sembilan program kerja yang dapat dilakukan perusahaan

dalam melaksanakan kegiatan CSR yaitu:

1. Employee Programs

Karyawan merupakan aset berharga bagi perusahaan,sehingga tidak mengejutkan

jika perusahan sangat memperhatikan pengembangan kompetensi dan

kesejahteraan karyawan. Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan perlu

diperluas bukan hanya dari sisi jaminan kesehatan dan keselamatan tetapi perlu

adanya perluasan program seperti work life balance.


19

2. Community and Broader Societi Mayoritas

Perusahaan memiliki aktivitas dalam area ini,salah satunya melalui pemberdayaan

masyarakat yang intinya adalah bagaimana individu, kelompok atau komunitas

berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk

membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka (Shardlow,1998 dalam

Ambadar, 2008). Implementasi perberdayaan masyarakat melalui:

a. proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat

memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhan

b. kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan

tersebut dapat dipenuhi oleh pihak pihak lain yang bertanggung jawab.

1. Environtment Programs

Berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan misalnya dengan menghasilkan

produk yang aman, tidak berbahaya bagi kesehatan, dan ramah lingkungan;

membuat sumur resapan;dan menyalurkan limbah dengan baik.

2. Reporting and Communications Programs Perusahaan

Mengeluarkan bukti riil partisipasi perusahaan dalam melaksanakan tanggung

jawab sosialnya

3. Governance or Code of Conduct Programs Perusahaan

Menitikberatkan kegiatan sosial yang dilakukan berdasarkan sistem yang diatur

oleh pemerintah. Hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana

stakeholder, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dapat membuat regulasi

atau ketentuan disepakati bersama untuk mengefektikan program CSR. Hal ini

berarti di perlukan UU untuk mengatur CSR pada level makro untuk sasaran
20

program CSR Perusahaan, standar penilaian keberhasilan program,dan kordinasi

dengan pihak terkait

4. Stakeholder Engagement Programs

Upaya menciptakan “effective engagement programs” sebagai kunci utama untuk

mencapai kesuksesan strategi CSR Perusahaan dan sustainability strategy.

5. Supplier Programs Pembinaan

Hubungan yang baik atas dasar kepercayaan, komitmen, pembagian informasi

antara perusahaan dengan mitra bisnisnya melalui pengelolaann rantai pasokan

atau jejaring bisnis.

6. Customer/Product Stewardship Programs

Perlunya perhatian perusahaan terhadap keluhan konsumen dan jaminan kualitas

produk yang dihasilkan perusahaan.

7. Shareholder Programs

Program peningkatan ‘share value’ bagi shareholder, karena shareholder

merupakan prioritas bagi perusahaan.

2.11. Teori-Teori Corporate Social Responsibility

1. Teori Piramida

Konsep piramida CSR yang dikembangkan oleh Archie B. Carol meberikan

justifikasi teori dan logis mengapa sebuat perusahaan memerlukan CSR bagi

masyarakat sekitarnya. Dalam pandangan Carol, CSR adalah puncak piramida

yang erat kaitannya dan bahkan identik dengan tanggung jawab, filantropis

berikut adalah penjelasannya.


21

1. Economic Responsibilities

CSR utama perusahaan adalah tanggung jawab ekonomi, karena lembaga bisnis

terdiri atas aktivitas ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi masyarakat

secra menguntungkan.

2. Legal responsibilities

Masyarakat beharap bisnis yang dijalankan dengan menaati hukum dan perlakuan

yang berlaku dimana hukum dan peraturan tersebut pada hakikatnya dibuat oleh

masyarakat melalui lembaga legislative

3. Ethical responsibilities

Masyarakat berharap perusahaan menjalankan bisnis secara etis. Etika bisnis

menunjukan refleksi moral yang dilakukan oleh para pelaku bisnis secara

perorangan maupun secara kelembagaan untuk menilai dimana sebuah isu dimana

penelitisn ini merupakan pilihan terhadap nilai yang berkembang dalam suatu

masyarakat melalui pilihan nilai tersebut, individu atau organisasi akan

memberikan penilaiaan apakah sesuatu dilakukan itu benar ata alah, adil atau

tidak.

4. discretionary responsibilities

Perusahaan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Ekspektasi masyarakat

tersebut dipenuhi oleh perusahaan melalui berbagai program.

2. Triple Bottom Line

CSR sebenarnya merupakan suatu kepedulian perusahaan yang dilandasi

oleh 3 prinsip dasar, yang dikenal dengan triple bottom line yaitu profit, people

dan planet (3P).


22

Profit (keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam bisnisnya),

perusahaan harus tetap mencari keuntungan ekonomi agar perusahaan dapat terus

beraktifitas dan berkembang. People (kesejahteraan manusia dan masyarakat).

Selain utnuk mencari keuntungan ekonomi, perusahaan juga harus

memperdulikan kesejahteraan manusia. Planet (keberlanjutan lingkungan hidup).

Perusahaan juga harus melestarikan lingkungan hidup sebagai bentuk kepedulian

terhadap alam semesta.

Profit
Keuntungan Perusahaan

Planet People

Keberlanjutan Lingkungan Kesejahteraan


Hidup manusia/masyarakat

Gambar 2.2

2.12. Citra

Citra adalah peta tentang dunia. Tanpa citra seseorang akan berada

didalam suasana yang tidak pasti. Citra adalah gambaran realitas, dan tidak harus

sesuai dengan realitas (Rahmat :1993 dalam Ardianto,2011:106). Citra adalah

kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap korporasi. Citra juga

mencerminkan pemikiran, emosi dan persepsi individu atas apa yang mereka

ketahui.
23

Pengertian citra menurut Katz adalah cara bagaimana pihak lain memandang

sebuah perusahaan, seseorang , suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap

perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.

Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial,

bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan

gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap

perusahaan (Soemirat, 2004:113).

Citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan.

Pemahaman yang berasal dari suatu informasi yang tidak lengkap juga akan

menghasilkan citra yang tidak sempurna. Tantangan utama seorang praktisi Publik

relation adalah bagaimana memberikan informasi yang lengkap kepada publiknya

(Kasali, 1994:28). Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan”

yang kongkritnya diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau

persepsi. Proses akumulasi kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-

individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk

membentuk suatu opini publik yang lebih luas dan abstrak, yang kemudian sering

disebut citra (image) (Ruslan, 2007:76).


24

Pegalaman

CITRA

Kognisi

Stimulus Respon
Persepsi Sikap (afeksi)

Motivasi
Gambar 2.3

Terbentuknya Citra Korporasi (John Nimpoena:1985)

2.13. Jenis Citra

Citra adalah kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan

kenyataan yang sebenarnya) mengenai kebijakan, personil, produk atau jasa-jasa

uatu organisasi atau perusahaan. Berikut merupakan jenis-jenis citra menurut

Jefkin (2007:77-79):

 The Mirror Image

Citra yang dimiliki oleh public internalnya ( biasanya kalangan para pemimpin)

mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra ini seringkali tidak

tepat, bahkan hanya sekedar ilusi. Akibat dari kurangnya informasi, pengetahuan,

ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai

pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

Citra cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita biasa membayangkan

hal yang serba hebat mengenai diri sendiri sehingga kita pun percya bahwa orang-

orang lain juga memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita.

 The Current Imange


25

Citra yang dianut eksternal public mengenai suatu organisasi yang tidak

selamanya sesuai dengan kenyataan, karena semata-mata terbentuk dari

pengalaman atau pengetahuan orang-orang di luar organiasi yang biasanya serba

terbatas. Citra ini amat dipengaruhi oleh sedikit banyak informasi yang dimiliki

oleh penganut atau mereka yang mempercayainya.

 The wish Image

Citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra harapan lebih baik

atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam kondisi

tertentu citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun, secara umum, yang

disebut sebagai citra harapan itu sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Citra

harapan biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk menyambut sesuatu yang

relative baik, yakni ketika khalyak belum memiliki informasi yang memadai.

 The Corporate Image

Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan yang terbentuk dari banyak hal

seperti sejarah atau riwayat hidup yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di

bidang keuangan, kualitas produk, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai

pencipta lapangan kerja serta kesediaan turut memikil tanggung jawab sosial.

 The Multiple Image

Citra yang muncul akibat banyaknya jumlah pegawai, cabang atau perwakilan dari

sebuah organisasi yang belum tentu sama dengan citra organiasasi tersebut secara

keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki oleh suatu perusahaan boleh dikatakan

sama banyaknya dengan jumlah pegawai yang dimilikinya. Untuk menghindari

berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra itu harus ditekan seminim

mungkin dan citra perusahaan tersebut keseluruhan harus ditegakkan. Banyak cara
26

untuk melakukan hal tersebut, antara lain dengan mewajibkan semua karyawan

menggunakan pakaian seragam, menyamakan jenis dan warna mobil dinas, bentuk

took yang khas, simbol-simbol tertentu, dan sebagainya.

Baik citra positif maupun citra negative bersumber dari adanya citra citra

yang berlaku yang bersifat positif ata negatif. Citra humas yang ideal adalah kesan

yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta

pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini menandakan bahwa citra

tidak seyogyanya “dipoles agar lebih indah dari warna aslinya”, karena hal

tersebut justru dapat mengacaukannya. Uatu citra yang sesungguhnya bisa muncul

kapansaja, termasuk di tengah terjadinya musibah atau sesuatu yang buruk.

Caranya dengan menjelaskan secara jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu

informasi yang salah atau suatu perilaku yang keliru.

2.14. Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah gambaran atau persepsi yang dimiliki oleh

khalayak yang merupakan akumulai dari pesan-pesan yang diterima. Menurut

Jefkins, citra perusahaan adalah citra dari suatu organiasi secara keseluruhan.

Sedangkan menurut Ruslan (2012) citra perusahaan adalah yang berkaitan dengan

sosok perusahaan yang positif, lebih diterima publiknya, mungkin tentang

sejarahnya, kualitas pelayanan promosi, keberhasilan dalam bidang marketing,

sehingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial.

Keller (2003) mengemukakan dimensi dari citra perusahaan, (corporate

image) yang secara efektif dapat mempengaruhi brand equity yaitu terdiri dari :

1. Atribut Produk
27

Dimensi ini berkaitan dengan manfaat dan perilaku secara umum, terkait kualitas

dan inovasi produk. Hal ini mengarah kepada produk yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan terhadap khalayaknya. Dilihat dari segi efek yang ditimbulkan produk

tersebut hingga terciptanya manfaat yang dirasakan oleh konsumen. Kualitas

produk terkait dengan bagaimana kemampuan produk dalam menjalankan

fungsinya.

2. Orang dan relationship

Dimensi ini berkaitan dengan orientasi pada pelanggan. Hal yang mengarah

kepada pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung

terhadap perusahaan. Perusahaan memproduksi suatu produk ataupun jasa sesuai

dengan kebutuhan serta keinginan dari pelanggannya. Dalam hal ini,

pengoprasionalan suatu perusahaan terhadap pihak luar juga akan dapat

berpengaruh terhadap citranya.

3. Nilai dan program

Dimensi ini mengarah kepada nilai dan program dari suatu perusahaan. Nilai

yang dianut perusahaan akan memperlihatkan kondisi serta kualitas suatu

perusahaan. Kemudian, program yang dibuat oleh suatu perusahaan, terkait

dengan tanggung jawab sosial ataupun kepentingan bersama juga member

pengaruh terhadap citra perusahaan yang mana kan memperlihatkan bagaimana

perusahaan tersebut peduli terhadap lingkunga dan sekitarnya dan tidak hanya

mementingkan kepentingannya sendiri.

4. Kredibilitas perusahaan
28

Dimensi ini mengarah kepada bagaimana kinerja perusahaan yang dirasakan oleh

semua pihak. Dimensi ini menandakan bahwa ketika suatu perusahan dapat

menjalankan tugasnya serta tanggung jawab sosialnya dengan sebaik mungkin,

maka hal ini akan menciptakan kepercayaan public terhadap perusahaan dan

menandakan kemampuan perusahan itu.

2.15. Faktor Pembangun Citra

Spector (dalam Picton & Broederick,2001) mengemukakan 6 faktor utama

dalam mengukur dimensi utama citra suatu organiasi atau perusahaan/institusi.

Pengukuran citra tersebut adalah :

1. Dynamic

Yaitu organisasi atu perusahaan harus dinamis, menjadi pelopor, menarik

perhatian, aktif dan berorientasi pada tujuan.

2. Cooperative

Yaitu sebuah organiasi atau perusahaan harus mampu bekerjasama, ramah,

disukai, membuat senang orang lain dan memiliki hubungan yang baik dengan

orang lain.

3. Business

Yaitu organisasi atau perusahaan harus memiliki karakter bisnis yang bijak,

cerdas, persuasive, dan terorganisir dengan baik

4. Character

Yaitu suatu prganisasi atau perusahaan yang baik harus memiliki karakter yang

baik pula baik erupa etika, reputasi baik dan terhormat.

5. Successful
29

Yaitu cirri yang dimiliki organisasi atau perusahaan yang sukses adalah kinerja

keuangan yang baik dan memiliki rasa kepercayaan diri

6. Withdrawan

Yaitu organisasi atau perusahaan harus mampu menahan diri, menjaga rahasia dan

berhati-hati.

2.16. Karakteristik

Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya hidup seseorang

serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi

lebih konsisten dan mudah di perhatikan (Nanda, 2013). Selain itu, menurut

Caragih (2013) karakteristik merupakan ciri atau karateristik yang secara alamiah

melekat pada diri seseorang yang meliputi umur, jenis kelamin, ras/suku,

pengetahuan, agama/ kepercayaan dan sebagainya

1. Umur

Umur adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir hidup, usia

sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia maka semakin banyak

pengetahuan yang di dapat..

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

3. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

penghasilan. Manusia perlu bekerja untuk mempertahankan hidupnya. Dengan

bekerja seseorang akan mendapatkan uang. Uang yang diperoleh dari hasil bekerja

tersebut digunakanuntuk memenuhi kebutuhan hidup (Suparyanto, 2010).


30

4. Jenis Kelamin

Dalam Webster’s New World Dictionary, gender diartikan sebagai perbedaan

antara laki-laki dan perempuan bila dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam

Women’s Studies Encylopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep

kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran,

perilaku, metalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan

yang berkembang dalam masyarakat. Gender adalah pembagain peran kedudukan,

dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat

berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki yang dianggap pantas sesuai norma-

norma dan adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan masyarakat. Gender adalah

semua atribut sosial mengenai laki-laki dan perempuan, misalnya laki-laki

digambarkan mempunyai sifat maskulin seperti keras, kuat, rasional, dan gagah.

Sementara perempuan digambarkan memiliki sifat feminim seperti halus, lemah,

peras, sopan, dan penakut.

2.17. Kualitas Program CSR

Ernst and Young mengemukakan bahwa perusahaan memiliki empat

tanggung jawab utama yaitu terhadap karyawan, konsumen, masyarakat, dan

lingkungan. Menurut Crowther David (2008) dalam Hadi (2011) terdapat 3

prinsip CSR :

1. Sustaibility

Berkaitan dengan bagaimana perusahaandalam melakukan aktivitas tetap

memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga

memberikan arahan bagaimana penggunaan sumbersaya sekarang tetap

memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan.


31

Sehinggan sustainability berputar pada keberpihakan dan upaya bagaimana

society memanfaatkan sumberdaya agar tetap memperhatikan generasi masa

depan

2. Accountability

Accountability merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas

aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika aktivitas yang

telah dilakukan memengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal.

3. Transparency

Transparency merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi

bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap

pihak eksternal. Artinya, prinsip transparansi berarti dampak eksternal dari

aktifitas organisasi dapat diketahui dari pelaporan organisasi dan tidak ada fakta

yang disembunykan dalam pelaporan tersebut.

2.18. Elemen Citra Perusahaan

Menurut Hirley Harrison (1995:71) dalam bukunya Marketers Guide to

Public Relation mengemukakan bahwa informasi yang lengkap mengenai citra

perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut :

1. Kepribadian

Keseluruhan karakteristik perusahaan ang dioahami public sasaran seperti

peruahaan dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial

2. Reputasi

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini public sasaran berdasarkan

pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah
32

bank. LeBlanck dan Nguyen (1996:45), reputasi perusahaan senantiasa melekat

pada citra berdampak pada harapan masyarakat terdapat sebuah perusahaan.

3. Nilai

Nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti

sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap

terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan. Menurut Kotler (2002:230)

bahwa setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang citra.

4. Identitas perusahaan

Menurut Anggoro (2002:208) identitas perusahaan adalah suatu cara atau suatu

hal yan memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-

perusahaan lainnya ia juga menyebutkan bahwa identitas perusahaan harus

diciptakan melalui suatu rancangan desain khusus yang meliputi hal-hal unik atau

khas tentang perusahaan yang bersangkutan secara fisik

2.19. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian pertama dengan judul penelitian “Sikap Pengguna Terhadap

Kualitas Pelayanan Humas Jasa Transportasi Trans Pakuan Bogor” yang

dilakukan oleh Bella Afreista Universitas Pakuan.

Pelayanan baik atau tidaknya juga menyangkut bagaimana peran humas di

dalalamnya. Pelayanan yang baik menyangkut lima dimensi kualitas

pelayanan yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan

emphaty. Begitu pula dengan hasil dari sikap melalui proses komunikasi

kognitif, afektif dan konatif. Trans Pakuan merupakan Badan Usaha Milik

Pemerintah Daerah Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana sikap pengguna jasa transportasi Trans Pakuan


33

Bogor, bagaimana hubungan antara kualitas pelayanan dengan sikap

pengguna jasa transportasi Trans Pakuan Bogor.

Teori yang digunakan adalah teori SOR. Penelitian ini dilakukan di jalur

Cidangiang-Bubulak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

Sample Random Sampling, diambil sampel 97 orang dengan

menggunakan rumus slovin. Teknik pengumpulan data meliputi pengisian

kuisioner oleh responden dan studi pustaka. Kemudian, pada teknik

analisis data penulis menggunakan tabel persen dan tabel frekwensi.

Uji korelasi menggunakan rumus Rank Spearman, sedangkan uji validitas

menggunakan rumus Pearson Product Moment. Analisa Variabel X

mengenai kualitas pelayanan diketahui bahwa sebagaian besar responden

dalam hal ini pengguna jasa transportasi Trans Pakuan menilai pelayanan

yang diberikan baik. Hasil analisa hubungan variabel kualitas pelayanan

(X) dan sikap pengguna Trans Pakuan (Y) menunjukan adanya hubungan

nyata positif rendah (p<5%) antara reliability dengan kognitif sebesar

0.212* dan konatif sebesar 0.249*, maka semakin tinggi atau baik

pelayanan yang diberikan dari segi reliability maka akan berpengaruh

kepada sikap kognitif dan konatif. Kemudian, terdapat pula hubungan

antara assurance dengan konatif sebesar 0.202* yang artinya terdapat

hubungan positif yang rendah diantara kedua variabel tersebut. Hal ini

menandakan semakin baik kualitas pelayanan dari segi assurance, maka

semakin tinggi pula sikap afektif atau perasaan suka pengguna terhadap

jasa transportasi Trans Pakuan.


34

2. Penelitian Skripsi kedua oleh Putri Fitriani tahun 2012 dengan judul

“Pengaruh Kegiatan Corporate Social Responsibility terhadap Citra

Perusahaan (Studi pada Program Beasiswa Unggulan CIMB Niaga 2011)”.

Hasil penelitian dalam skripsi ini menyebutkan variabel implementasi

Corporate Social Responsibility secara keseluruhan memberi nilai baik.

Namun, masih terdapat nilai yang rendah dalam dimensi leadership untuk

indikator Head Division memberikan arahan kepada peserta beasiswa

unggulan sebelum proses seleksi berlangsung. Sedangkan, variabel citra

perusahaan secara keseluruhan sudah positif. Hal ini dikarenakan

pandangan responden bahwa kegiatan yang dilakukan oleh CIMB Niaga

mampu meningkatlan kualitas pendidikan

3. Penelitian Skripsi ketiga oleh Pasri Y Pasaribu tahun 2012 dengan judul

“Pengaruh Sikap Konsumen tentang Penerapan Program Corporate Social

Responsibility terhadap Loyalitas Konsumen Pasta Gigi Pepsodent” Hasil

penelitian dari Uji Signifikan Simultan (Uji F) menunjukkan bahwa

variabel sikap konsumen terhadap penerapan program Corporate Social

Responsibility yang terdiri dari variabel komponen kognitif, komponen

afektif, komponen konatif secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Hasil penelitian dari

Uji Parsial (Uji-t) variabel sikap yang terdiri dari komponen kognitif,

komponen afektif, komponen konatif berpengaruh positif dan signifikan

terhadap loyalitas konsumen pasta gigi Pepsodent pada mahasiswa

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Variabel


35

sikapkomponen konatif berpengaruh lebih dominan dibandingkan dengan

komponen kognitif, komponen afektif .

2.20. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah model konseptual dari teori dan hubungannya

dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi sebagai suatu masalah. Citra

perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya kualitas program

CSR yang diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat penerima manfaat.

Karakteristik penerima
manfaat (X1)

X1.1 Usia Citra PT. PGN Area


Bekasi (Y)
X1.2 Jenis Kelamin
Y1. Kepribadian
X1.3 Pendidikan
Y2. Reputasi
X1.4 Pekerjaan
Y3. Nilai

Y4. Identitas
Kualitas Program CSR perusahaan
(X2)

X2.1 Sustaibility

X2.2 Accountability

X2.3 Transparency

2.21. HIPOTESIS

H1 : Terdapat hubungan antara karakteristik penerima manfaat dengan citra

PT. PGN Area Bekasi


36

H2 : Terdapat hubungan kualitas program CSR dengan citra PT. PGN Area

Bekasi
37

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. PGN Persero Tbk Area Bekasi yang

terletak di Komplek Sinpansa Commercial Blok SA No. 011-012, Jl. Bulevar

Selatan Summarecon Bekasi Jawa Barat 17142, Indonesia. Penelitian ini

dilakukan selama 3 bulan yang akan dilaksanakan mulai dari bulan Januari 2017.

Pemilihan lokasi ini dipilih karena cukup banyak penerima manfaat CSR yang

diberikan oleh PGN di Area Bekasi, dan bersedianya pihak perusahaan

memberikan informasi yang dibutuhkan. PGN Area Bekasi pun tertarik dengan

judul penelitian agar mengetahui keberhasilan program CSR yang dilakukan

dalam peningkatan citra PGN Area Bekasi.

3.2. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif. Menurut Kasiram mendefinisikan peneltian kuantitatif

sebagai proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka

sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Abidin,

2015:26). Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif

korelasi. Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan

akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Data yang

dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari

penjelasan, menguji hipotesis,membuat prediksi, ataupun mempelajari implikasi

(Abidin, 2015:28). Menurut Morissan (2012:376) penelitian korelasi merupakan

pengukuran hubungan antara dua variabel. Statistik digunakan untuk menentukan


38

suatu derajat terhadap yang mana satu variabel berubah dengan adanya perubahan

variabel lainnya. Mengutip menurut Guilford dalam Rakhmat (2014:28) koefisien

korelasi secara kasar adalah sebagai berikut :

Kurang dari - 0,20 hubungan rendah sekali; lemah sekali

0,20 - 0,40 hubungan rendah tetapi pasti

0,40 - 0,70 hubungan yang cukup berarti

0,70 - 0,90 hubungan yang tinggi; kuat

Lebih dari - 0,90 hubungan sangat tinggi; kuat sekali

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1.` Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:80).

Populasi bukan hanya saja orang tetapi juga benda alam lainnya. Populasi juga

bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi juga

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiiki oleh objek itu. Sasaran objek

penelitian ini adalah penerima manfaat CSR dari PT. PGN Persero Tbk Area

Bekasi yang berjumlah 35 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dalam sebuah penelitian, jika populasi nya besar, maka peneliti

tidak dapat mempelajari semua populasi yang ada. Hal tersebut dapat karena

keterbastan dana, keterbatasan waktu dan keterbatasan sumber daya manusia.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari
39

populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul

mewaliki (Sugiyono, 2013:149). Dalam penelitian ini, jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah 35 orang. Sampe jenuh digunakan melihat jumlah penerima

manfaat yang terdapat di area bekasi cukup sedikit.

Peneliti memilih menggunakan teknik sampe jenuh karena menurut

Sugiyono (2012: 96) sampel jenuh adalah “Teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila jumlah

populasi relatif kecil atau peneitian yang ingin membuat generalisasi dengan

kesalahan yang sangat kecil.

3.4. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer merupakan yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari

lapangan dengan wawancara, kuesioner serta observasi yang dilakukan oleh

peneliti terhadap sample penelitian yang telah ditentukan. Untuk melihat

hubungan antara kualitas program CSR dengan citra PT. PGN Persero Tbk.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti. Sumber

yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data (Sujarweni,

2014:74). Data ini dapat diperoleh dari dokumen pendukung seperti buku-buku

terkait penelitian, sumber-sumber ilmiah yang relevan, laporan serta catatan

perusahaan dan website yang terkait penelitian. Data yang diperoleh dari data

sekunder ini biasanya tidak perlu diolah lagi.


40

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yang

bertujuan agar data-data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan

penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner

Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden

yang merupakan para penerima manfaat program CSR Area Bekasi, kuesioner

disebarkan dalam bentuk pertanyaan yang bersifat tertutup dan setiap subjek

diminta untuk memilih jawaban yang telah tersedia di dalam kuesioner.

2. Study kepustakaan

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder sebagai kepustakaan

juga dimaksudkan sebagai landasan bagi analisis dan rumusan teori atau informasi

yang berkaitan dengan penelitian.

3. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

secara menyeluruh dan mendalam terhadap objek yang diteliti.

3.6. Validitas dan Reliabilitas

3.6.1. Validitas

Validitas adalah keabsahan atau akurasi suatu alat ukur. Validitas

menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur sesuatu (Ancok dalam

Ardianto, 2010:188). Uji validitas dilakukan untuk menunjukan sejauh mana

suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi (r) antara data pada

masing-masing dengan skor total. Teknik yang dipakai untuk menguji validitas
41

kuesioner dalam penelitian ini adalah teknik korelasi product momen moment

pearson dengan rumus sebagai berikut :

n ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y ) )
rxy¿ (
√¿¿¿

Keterangan :

r : nilai koefisien validitas

N : jumlah responden

x : skor pertanyaan pertama

y : total skor

xy : skor pertanyaan pertama dikalikan skor total

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS versi 20. Pada

penelitian ini, peneliti melakukan uji validitas di kantor PGN Area Bogor

terhadap 20 orang penerima manfaat.

Untuk menentukan instrument yang valid dalam penelitian ini, maka ditentukan

dengan ketentuan. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikasi 0.05 maka

instrument tersebut dikatakan valid. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf signifikasi

0.05 maka instrument tersebut dikatakan tidak valid.

3.6.2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrument adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun & Effendi,

2011:46). Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama , akan menghasilkan data yang

sama (Sugiono, 2015:173).

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan teknik alpha cronbach dengan

rumus sebagai berikut :


42

k ∑ S i2
rtt¿ ( )(
k −1
. 1−
S t2 )
rtt : reliabilitas instrument

k : banyaknya butir pertanyaan

σ 2t : varian total

∑ c2b : jumlah varian butir

Pengujian reliabiltas menggunakan alpha cronbach untuk menentukan apakah

setiap instrument reliable atau tidak, dapat dilihat pada skala 0 – 1 dengan

interprestasi reliabilitas instrumen menurut Sugiono (2015:173) :

Tabel 3.2: Interpretasi Reliabilitas Instrumen

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 – 0,20 Sangat tidak reliabel

0,21 – 0,40 Kurang reliabel

0,41 – 0,60 Cukup reliabel

0,61 – 0,80 Reliabel

0,81 – 1,00 Sangat reliabel


Alat ukur dinyatakan andal atau reliabel bila koefisien alpha cronbach berkisar

antara 0,6 sampai dengan 0,8.

3.7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif teknik analisis data menggunakan statistik.

Kegiatan dalam analisis data adalah pengelompokan data berdasarkan variable

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variable dari keseluruhan

responden, menyajikan data tiap variable yang diteliti dan melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk mengujikan

hipotesi yang telah diajukan. Penelitian ini menggunakan menggunakan analisis


43

statistik deskriptif dan statistic non-parametik. Statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan prosedur sebagai

berikut :

1. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengukur variable

karakteristik penerima manfaat, kualitas program CSR serta Citra PT. PGN

Persero Tbk. hal yang termasuk dalm statitik deskriptif antara lain distribusi

frekuensi dan distribusi persen sehingga data lebih mudah dibaca dan lebih

bermakna.

2. Analisis statistic non-parametik yaitu untuk menganalisis data ordinal

khususnya untuk penguji hipotesis. Analisis non-parametik digunakan untuk

bentuk data yang menggunakan skala Likert. Analisis dengan mengguakan

program SPSS versi 20 dengan uji korelasi Rank Spearman.

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, dengan lima

kategori pilihan jawaban. Skala lingkert ini digunakan untuk mengukur tingkat

kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang. Skor atau nilai untuk masing-masing

jawaban adalah sebagai berikut :

Table 3.1. Skala Likert

Kategori Nilai
Sangat setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1

1. Chi square dengan rumus sebagai berikut :


44

k n 2
2 ( O1 j−E ii )
x =∑ ∑
i−l j−l Eij

Keterangan :

x2 : koefisien korelasi chi square

Oij : frekwensi yang termasuk pada tiap sel (i.j)

Eij : frekwensi yang diharapkan dalam sel (i.j)

k : jumlah baris

n : jumlah kolom

analisis korelasi hubungan pada uji ci square dilakukan dengan menghitung

koefisien kontigensinya dengan rumus sebagai berikut :

x2
C=
√ n+ X 2

keterangan :

C : nilai koefisien kontigensi

X2 : hasil chi square hitung

n : banyaknya sample

uji chi square digunakan untuk skala nominal, yang dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji hubungan atau pengaruh dua variable nominal, skala

nominal digunakan untuk menguji perhitungan jenis kelamin dalam penelitian ini.

2. Rank Spearman
n
6 ∑ d i2
i−l
r s= 2
n(n −1)

Keterangan :
45

rs : koefisien korelasi Rank Spearman

di : beda antara dua peubah berpasangan

n : jumlah responden

1 dan 6 : bilangan koefisien

Uji Rank Spearman ini digunakan untuk skala interval, skala rasio dan skala

ordinal.

3. Analisis Persepsi/Skor Rataan


Skor rataan digunakan untuk mengelompokkan jawaban responden
terhadap masing-masing kriteria (skala 1 s/d 5). Skala 1 s/d 5 ini dinamakan skala
likert.. Dalam skala ini responden diminta mengisi pendapatnya mengenai
pernyataan/pertanyaan dalam bentuk kuesioner. Hasilnya dikuantitatifkan ke
dalam bentuk skor dari masing-masing responden dengan acuan sebagaimana
terlihat pada tabel.
Tabel 3.2 Kualitas Pendapat Skala Likert

No Skala
Kualitas Pendapat
. Likert

1. Sangat setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang setuju (KS) 3

4. Tidak setuju (TS) 2

5. Sangat tidak setuju (STS) 1

Sumber: Riduwan dan Sunarto, 2004


Kemudian jumlah responden dikelompokkan didalam setiap kriteria lalu
dikalikan dengan bobotnya, dan hasil perkalian didalam setiap kriteria
dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah respondennya, sehingga diperoleh
suatu nilai skor rataan yang berada pada skala 1 s/d 5 (Umar, 2003). Cara
menghitung Skor Rataan adalah sebagai berikut :
46

∑ f i . wi
x= ∑ fi

Keterangan :
x = Skor rataan terboboti
fi = Frekuensi pada kategori ke – i
w i = Bobot untuk kategori ke – i (1, 2, 3, 4, dan 5)

Dari hasil nilai skor rataan kemudian ditentukan rentang skala (1 s/d 5),
yaitu sebagai berikut :

(m−1)
Rs = m

Keterangan :
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
Metode rataan skor digunakan untuk mengetahui persepsi
respondenterhadap pernyataan-pernyataan yang diberikan dalam kuesioner.
Langkah-langkah metode rataan menurut Umar (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mengelompokkan frekuensi jawaban berdasarkan bobot skala kuesioner.
b. Melakukan penghitungan skor dengan rumus sebagai berikut:

Skor = ∑ (Frekuensi Jawaban x Bobot Skala)

c. Frekuensi jawaban didapat dari mengelompokkan jawaban yang


sama,kemudian dikalikan dengan skala, kemudian masing-masing
kelompok tersebut dijumlahkan, dari langkah-langkah tersebut didapatlah
jumlah skor.
d. Mencari nilai rataan skor yang didapatkan dengan rumus sebagai berikut:

e. Menterjemahkan rataan skor persepsi ke dalam rentang kriteria, rumus


rentang kriteriaNilai Rataan
adalah Skor berikut:
sebagai =

RK =
47

Keterangan:
RK = Rentang Kriteria
m = skala jawaban terbesar
n = skala jawaban terkecil
k = jumlah kelas
Nilai m yang akan dihitung rentang kriterianya adalah 5, nilai n adalah 1

dan nilai k adalah 5. Berdasarkan data di atas, maka didapat rentang kriteria

persepsi sebagai berikut:

RK = (5-1)/5 = 0,8

Rentang kriteria ini digunakan untuk mengetahui bagaimana persepsi

responden terhadap aspek atau variabel yang diteliti. Klasifikasi rentang kriteria

dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.3 Rentang Kriteria yang Digunakan Berdasarkan Variabel

Penelitian

Rentang Kriteria Persepsi Ket.

1,00-1,80 Sangat Rendah (SR)

1,81-2,60 Rendah (R)

2,61-3,40 Sedang (S)

3,41-4,20 Tinggi (T)

4,21-5,00 Sangat Tinggi (ST)

Sumber: Umar, 2002

3.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pendefinisian dari variabel-variabel penelitian dalam

kerangka berfikir sehingga dapat secara jelas dan mudah untuk difahami serta

dapat diukur secara detail. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


48

X1. Karakteristik penerima manfaat

Karakteristik penerima manfaat adalah pengelompokan kriteria masyarakat

penerima manfaat yang diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu seperti umur,

jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan.

X1.1. usia

Usia merupakan satuan waktu yang mengukur keberadaan seseorang semenjak ia

lahir, dalam penelitian ini dibuat beberapa kategori yaitu : 1. Usia 17-22 tahun 2.

Usia 23-28 tahun 3. Usia 28-34 tahun 4. Usia diatas 34 tahun. Variabel ini diukur

menggunakan skala rasio.

X1.2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin adalah pengelompokan atau pembagian gender , terdri dari 2

jenis yaitu laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin penerima manfaat yang dapat

menentukan sikap. Variable jenis kelamin diukur dengan skala nominal.

X1.3. Pendidikan

Pendidikan adalah pendidikan formal yang telah ditempuh oleh seseorang.

Tingkat pendidikan penerima manfaat dapat mempengaruhi pandangan terhadap

sesuatu yang diberikan. Variabel pendidikan pendidikan ini diukur dengan skala

ordinal.

X1.4. Pendapatan

Pendapatan merupakan adalah materi dalam bentuk uang yang bisa

didapatkan oleh seseorang. Pendapatan penerima manfaat menjadi salah satu

karakteristik. variable ini diukur menggunakan skala ordinal.

X2. Kualiatas Program CSR


49

Program CSR yang baik adalah CSR yang berkesinambungan, program jangka

panjang, memiliki dampak postitif.

X2.1 Sustaibility

Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitas tetap

memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan.

X.2.2 Accountability

Accountability merupakan upaya perusahaan terbuka dan bertanggungjawab atas

aktivitas yang telah dilakukan.

X2.3 Transparency

Transparency merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal. Transparansi

bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap

pihak eksternal

Y. Citra

Menurut Hirley Harrison (1995:71) dalam bukunya Marketers Guide to Public

Relation mengemukakan bahwa informasi yang lengkap mengenai citra

perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut :

Y.1 Kepribadian

Keseluruhan karakteristik perusahaan ang dioahami public sasaran seperti

peruahaan dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial

Y.2 Reputasi

reputasi perusahaan senantiasa melekat pada citra berdampak pada harapan

masyarakat terdapat sebuah perusahaan.

Y.3 Nilai
50

Nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan seperti

sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap

terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan

Y.4 Identitas perusahaan

Identitas perusahaan adalah suatu cara atau suatu hal yan memungkinkan suatu

perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Sejarah PT. PGN Persero Tbk


51

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS)

adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi.

Semula pengusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang

bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 dengan memperkenalkan

penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. Proses peralihan

kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat

Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda

dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-

sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Soekarno untuk

menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada pemerintah Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas

dibawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit

tenaga listrik sebesar 157,5 MW. Pada tahun 1958 I.J.N. Eindhoven & Co

dinasionalisasi dan diubah menjadi PGN Gas.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN

(Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang

listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat

yang sama, dua perusahaan negara yaitu PLN sebagai pengelola tenaga listrik

milik negara dan PGN sebagai pengelola gas diresmikan. Selanjutnya pada

tanggal 13 Mei 1965 berubah menjadi Perusahaan Gas Negara. Tanggal inilah

yang kemudian diperingati sebagai hari jadi PGN pada tiap tahunnya.

Perusahaan ini yang semula mengalirkan gas buatan dari batu bara dan minyak

dengan teknik Catalytic Reforming yang tidak ekonomis mulai menggantinya

dengan mengalirkan gas alam pada tahun 1974 di kota Cirebon. Konsumennya
52

adalah sektor rumah tangga, komersial dan industri. Penyaluran gas alam untuk

pertama kali dilakukan di Cirebon tahun 1974, kemudian disusul berturut-turut di

wilayah Jakarta tahun 1979, Bogor tahun 1980, Medan tahun 1985, Surabaya pada

14 Februari 1994, dan Palembang tahun 1996.

Berdasarkan kinerjanya yang terus mengalami peningkatan, maka pada

tahun 1984 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Gas Negara dan

kemudian pada tahun 1994 statusnya ditingkatkan lagi menjadi PT Perusahaan

Gas Negara (Persero) dengan penambahan ruang lingkup usaha yang lebih luas

yaitu selain di bidang distribusi gas bumi juga di bidang yang lebih ke sektor hulu

yaitu di bidang transmisi, dimana PGN berfungsi sebagai transporter. PGN

kemudian memasuki babak baru menjadi perusahaan terbuka ditandai dengan

tercatatnya saham PGN pada tanggal 15 Desember 2003 di Bursa Efek Indonesia

dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

4.1.2. Identitas PT. PGN Area Bekasi

Nama Perusahaan : PT. Perusahaan Gas Negara Persero Tbk

Jenis Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) / Perseroan

Terbatas

Alamat : Komplek Sinpansa Commercial Blok SA No. 011-

012, Jl. Bulevar Selatan Summarecon Bekasi Jawa

Barat 17142, Indonesia

Kantor Pusat : Jl. KH Zainul Arifin 20, Jakarta

Bidang : Transmisi dan Distribusi Gas Bumi

Pemilik : Pemerintah Indonesia

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan


53

a. Visi

Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di bidang Gas pada Tahun 2020.

b. Misi

1. Meningkatkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholders melalui:

2. Pelanggan : Solusi pemenuhan kebutuhan energi yang aman, bernilai

tambah, ekonomis dan meningkatkan daya saing;

3. Masyarakat : Peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan melalui kemandirian energi dan upaya konsevasi

lingkungan;

4. Pemegang saham/ Investor : Penciptaan nilai Perusahaan yang optimal dan

berkelanjutan melalui sinergi internal dan eksternal.

4.1.4. Logo
54

Logo Keempat Gas Negara (2011-Sekarang)

Gambar 4.1. : Logo PT. PGN Persero Tbk

(Sumber : www.pgn.co.id)

4.1.5. Struktur Organisasi PT. PGN Area Bekasi

Plt. Sales Area Head, Bekasi

Secretary

Section Head,
Analyst, Analyst,
Sales Adminstration Area bekasi
Sales Area Bekasi Customer Management Area Bekasi

Staff,
Analyst, Analyst,
B illing Area bekasi
Sales Area Bekasi Customer Management Area Bekasi

Staff,
Analyst, Jr Analyst, Sales Adminstration Area
Sales Area Bekasi Customer Management Area Bekasi Bekasi

Analyst, Analyst,
Sales Area Bekasi Customer Management Area Bekasi

Staff,
Customer Management Area Bekasi

4.2. Variabel Karakteristik Penerima Manfaat CSR PT. PGN Persero Tbk

Area Bekasi (X1)

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui

kuesioner yang dibagikan kepada 35 penerima manfaat CSR dari PT. PGN Area

Bekasi, didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Penerima Manfaat CSR PT. PGN Persero Tbk Area

Bekasi
55

Jumlah

Indikator Kategori Responde Persentase

n
Usia 17-22 0 0,00%
  23-28 0 0,00%
  28-34 13 37,10%
  diatas 34 22 62,90%
  Total 35 100%
Jenis kelamin laki-laki 31 88,60%
  perempuan 4 11,40%
  Total 35 100%
SD/Sederajat 0 0,00%
SMP/Sederajat 0 0,00%
Pendidikan
SMA/ Sejerajat 26 74,30%
Sarjana 9 25,70%
terakhir
Lainnya 0 0,00%
Total 35 100%
Pegawai BUMN 0 0,00%
PNS 18 51,40%
Wiraswasta 17 48,60%
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 0 0,00%
Lainnya 0 0,00%
Total 0 100%
≥ Rp 500.000,- 9 25,70%
> Rp. 500.000,- Rp.
7 20,00%
1.000.000
> Rp. 1.000.000,-
11 31,40%
Pendapatan
1.500.000
> Rp. 1.500.000-
8 22,90%
Rp.2.000.000
> Rp. 2.000.000 0 0,00%
Total 35 100%
(Sumber : Data Primer, 2017)

4.2.1. Indikator Usia Penerima Manfaat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran

mengenai usia responden PT. PGN Area Bekasi adalah sebagai berikut :
56

Tabel 4.2 Uji Responden

Interval Usia Frekwensi Persen (%)


17-22 0 0,00%
23-28 0 0,00%
28-34 13 37,10%
diatas 34 22 62,90%
Jumlah 35 100%
(Sumber : Data Primer, 2017)

Tabel diatas menunjukan variasi usia penerima manfaat PT. PGN Area

Bekasi. Rentan Usia diatas 34 memiliki responden tertinggi 62,90%, sedangkan

usia 28-34 memiliki persentasi sebasar 37,10%. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat dilihat bahwa usia diatas 34 tahun memiliki persentasi

tertinggi, hal ini dikarenakan sebagian besar penerima manfaat khususnya

didaerah Bekasi lebih ditunjukan untuk usia paruhbaya.

4.2.2. Indikator Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner yang dilakukan di PT. PGN Area

Bekasi mengenai jenis kelamin penerima diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3: Jenis kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekwensi Persen


laki-laki 31 88,60%
perempuan 4 11,40%
Jumlah 35 100%
(Sumber: Data Primer, 2017)
57

Berdasarkan data table diatas bahwa dapat dilihat bahwa responden

dengan jenis kelamin laki-laki memiliki persentase sebesar 88,60%, sedamgkan

responden dengan jenis kelamin perempuan memiliki persentase sebesar 11,40%.

Hal ini menunjukan bahwa laki-laki lebih banyak menjadi penerima manfaat CSR

yang diberikan oleh PT. PGN Area Bekasi karena dana yang dikeluarkan dalam

setiap penerima manfaat cukup besar sehingga lebih dipercayakan kepada laki-

laki dalam pertanggung jawaban penggunaan dana yang diberikan.

4.2.3. Indikator Pendidikan Terakhir

Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Frekwensi Persen


SD/Sederajat 0 0,00%
SMP/Sederajat 0 0,00%
SMA/ Sejerajat 26 74,30%
Sarjana 9 25,70%
Lainnya 0 0,00%
Jumlah 35 100%

Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan

responden dengan persentase tertingga adalah SMA/Sederajat dengan nilai

persentase sebesar 74,30%. Responden yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana

yaitu sebanyak 25,70%. Responden dengan pendidikan SMA/Seerajat memiliki

persentase yang tinggi dikarenakan responden dengan tingkat pendidikan tersebut

lebih banyak bertempat tinggal didaerah penerima manfaat.

4.2.4. Indikator Pekerjaan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner yang telah dilakukan kepada penerima

manfaat PT. PGN Area Bekasi mengenai jenis pekerjaan penerima manfaat

diperoleh hasil sebagai berikut :


58

Tabel 4.5 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekwensi Persen (%)


Pegawai
0 0,00%
BUMN
PNS 18 51,40%
Wiraswasta 17 48,60%
Ibu Rumah
0 0,00%
Tangga
Lainnya 0 0,00%
Total 0 100%
(Sumber : Data Primer, 2017)

Tabel tersebut menunjukan data pekerjaan penerima manfaat PT. PGN

Area Bekasi. Jenis pekerjaan yang lebih banyak adalah sebagai PNS (Pegawai

Negeri Sipil) dengan persentase sebanyak 51,40%. Sedangkan pekerjaan kedua

yang mendominasi adalah sebagai seorang wiraswasta 48,60%. Penerima manfaat

dengan jenis pekerjaan PNS lebih banyak karena lingkungan yang masih pedesaan

masih memungkinkan para lulusan SMA/Sederajat masuk sebagai PNS.

4.2.5. Indikator Pendapatan

Berdasarkan hasil sebaran kuisioner yang telah dilakukan kepada penerima

manfaat PT. PGN Area Bekasi mengenai jenis pekerjaan penerima manfaat

diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden di PT. PGN Area Bekasi

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6 Pendapatan Responden

Pendapatan Frekuensi Persen (%)


59

≥ Rp 500.000,- 9 25,70%
> Rp. 500.000,- Rp. 1.000.000 7 20,00%
> Rp. 1.000.000,- 1.500.000 11 31,40%
> Rp. 1.500.000-Rp.2.000.000 8 22,90%
> Rp. 2.000.000 0 0,00%
Jumlah 35 100%
(Sumber : Data Primer, 2017)

Tabel diatas menunjukan variasi pendapatn dari penerima manfaat PT.

PGN Area Bekasi. Pendapatan yang paling banyak sebesar > Rp. 1.000.000,-

1.500.000, dengan nilai persentase sebar 31.40%. Pendapatan sebesar ≥ Rp

500.000,- menduduki posisi kedua sebesar 25.70%. Pendapatan sebesar > Rp.

1.500.000-Rp.2.000.000 menduduki posisi ketiga dengan persentase sebesar

22.90%. Sementara posisi keempat dengan pendapatan > Rp. 500.000,- Rp.

1.000.000 dengan persentase 20.00%. responden dengan pendapatan sebesar >

Rp. 1.000.000,- 1.500.000 memiliki persentase cukup tinggi karena didominasi

dengan PNS daerah.

4.3. Variasi Kualitas Program CSR (X2)

Kualitas Program CSR menjadi salah satu indikator dalam penelitian ini.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana kualitas program CSR di PT. PGN Area

Bekasi. Variable kualitas program CSR terdiri dari beberapa indikator,

diantaranya adalah Suistainability, Accountability dan Transparancy. Berdsarkan

penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis rataan persepsi diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Analisis Rataan Kualitas Program CSR (X2)

Indikator Pern Nilai


Jawaban Nilai Rataan
Variabel (X2) yata SS S TS STS Pern Indi Varia Ket
60

an yata kator bel


P6 22 13 0 0 127 3,63
an
Suistainability P7 23 12 0 0 128 3,66 3,52
P8 9 26 0 0 114 3,26
P9 1 26 8 0 106 3,03 Ting
Accountability P10 10 25 0 0 115 3,29 3,36 3,19
P11 27 8 0 0 132 3,77 gi
P12 10 25 0 0 115 3,29
Transparancy P13 27 8 0 0 132 3,77 2,70
P14 0 0 10 17 37 1,06
(Sumber: Data Primer, 2017)

4.3.1. Indikator Suistaibility

Suistaibility merupakan indikator pertama dalam variable kualitas program

CSR. Suistaibility berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan

aktivitas tetap memperhitungkan keberlanjutan sumberdaya di masa depan. Aspek

Suistaibility dalam penelitian ini berhubungan dengan program CSR yang

diberikan oleh PT. PGN Area Bekasi dalam melakukan program yang dijalankan

tetap memperhitungkan sumberdaya dimasa depan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, mengenai indikator suistaibility nilai rata-rata yang diperoleh cukup

tinggi yaitu sebesar 3.52. hal ini menunjukanbahwa masyarakat merasa puas

terhadap program CSR yang dilakukan oleh PT. PGN Area Bekasi.

4.3.2. Indikator Accountability

Indikator kedua dalam variable kualitas program CSR yaitu

Accountability. Accountability berkaitan dengan upaya perusahaan terbuka dan

bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Berdasarkan data yang

dioleah melalui analisis rataan persepsi, indikator accountability memiliki nilai


61

rataan yang cukup besar yaitu 3.36. Nilai yang diperoleh indikator accountability

termasuk kedalam kategori yang cukup tinggi berarti sebagian besar masyarakat

setuju bahwa PT. PGN Area Bekasi telah terbuka dan bertanggung jawab atas

semua program dilakukannya.

4.3.3. Indikator Transparancy

Indikator selanjutnya adalah transparency. Transparansi bersinggungan

dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal.

Artinya, prinsip transparansi berarti dampak eksternal dari aktifitas organisasi

dapat diketahui dari pelaporan organisasi dan tidak ada fakta yang disembunyikan

dalam pelaporan tersebut Crowther David (2008). Transparency sebagai salah

satu indikator kualitas program CSR. Berdasarkan penyebaran kuisioner yang

telah dilakukan dan berdasarkan pengolahan data indikator transparency

mendapatkan nilai yang cukup tinggi. Dari tiga pertanyaan yang diberikan kepada

pelanggan, indikator mendapatkan nilai rata-rataan sebesar 2.70. Hal ini

menujukan bahwa PT.PGN Area Bekasi telah terbuka terhadap aktivitas yang

dilakukan dan dampak yang dikeluarkan dari aktifitas tersebut.

4.4. Variabel Citra PT. PGN Area Bekasi (Y)

Variable dependen dalam penelitian ini adalah citra PT. PGN Area Bekasi.

Citra merupakan salah satu aspek terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi

(Ardianto, 2011). Peneliti ingin mengetahui bagaimana citrea PT. PGN Area

Bekasi dimata penerima manfaat. Variable citra memiliki 4 indikator yaitu,

kepribadian, reputai, nilai dan identitas perusahaan. Setelah dilakukan penelitian

dengan menyebarkan kuisioner kepada penerima manfaat mengenai citra PT.

PGN Area Bekasi maka diperoleh hasil sebagai berikut :


62

Tabel 4.8 Hasil penelitiam Citra PT. PGN Area Bekasi

Jawaban Nilai Rataan


Pern
Pern
Indikator
Indik Vari
yata Nilai
SS S TS STS yata ket
Variabel (X2)
ator abel
an
an
P15 0 23 12 0 93 2,7
P16 10 17 8 0 115 3,3
Kepribadian P17 9 18 8 0 106 3 2,88
P18 1 1 14 18 53 1,5
P19 33 1 1 0 137 3,9
P20 0 0 2 33 37 1,1
Reputasi 2,21
P21 21 6 8 0 118 3,4
2,49 Rendah
P22 1 1 14 19 54 1,5
Nilai 2,51
P23 18 16 1 0 122 3,5
P24 1 32 1 1 104 3
Identitas P25 14 21 0 0 119 3,4
P26 0 1 6 28 43 1,2 2,34
Perusahaan P27 8 25 1 1 102 2,9
P28 0 32 2 1 41 1,2
(Sumber : Data Primer, 2017)

4.4.1. Indikator Kepribadian

Indikator pertama dalam variabel citra adalah kepribadian. Kepribadian

berhubungan dengan karakteristik yang dipahami oleh publik tentang perusahaan.


63

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap penerima manfaat PT.

PGN Area Bekasi indikator ini mendapatkan hail yang sedang dengan rataan

sebesar 2,88. Hasil tersebut menunjukan bahwa para penerima manfaat kurang

memahami tentang kepribadian yang dimiliki oleh PT. PGN Area Bekasi.

4.4.2. Indikator Reputasi

Indikator kedua dari cvariabel citra adalah reputasi. Reputasi sebuah

perusahaan senantiasa melekat pada citra berdampak pada harapan masyarakat

terdapat sebuah perusahaan. Berdasarkan pertanyaan yang mewakili indikator

reputasi memiliki hasil rataan yang cukup rendah yaitu sebesar 2.21. Hal tersebut

menunjukan bahwa sebagian besar penerima manfaat dari PT. PGN Area Bekasi

merasa bahwa PGN belum memenuhi harapan masyarakat atu program yang

dikeluarkan kurang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh para penerima

manfaat.

4.4.3. Indikator Nilai

Indikator dalam variabel citra selanjutnya adalah nilai. Nilai disini

mengandung arti budaya perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli

terhadap pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun

keluhan. Berdasarkan pnelitian mengenai indikator nilai mendapatkan hasil rataan

yang juga cukup rendah yaitu sebesar 2.51. hasil tersebut menunjukan bahwa

responden yang telah diteliti menyatakan kurang setuju bahwa PT. PGN Area

Bekasi merupakan perusahaan yang memiliki nilai yang baik.

4.4.4. Indikator Identitas Perusahaan

Indikator terakhir dari variabel citra PT. PGN Area Bekasi adalah identitas

perusahaan. Identitas perusahaan berhubungan dengan suatu cara atau suatu hal
64

yan memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan dibedakan dari perusahaan-

perusahaan lainnya. Berdasarkan hasil dari penyebaran kuisioner kepada para

responden, indikator ini mendapatkan hasil yang juga cukup rendah yaitu dengan

rataan 2.34. hasil tersebut menunjukan bahwa para penerima manfaat kurang

mengenali identitas perusahaan.

Berdasarkan perngolahan data yang telah dilakukan pada setiap indikator

dalam variabel Citra PT. PGN Area Bekasi, indikator ini memiliki nilai rataan

sebesar 2.49 yang termasuk kedalam kategore rendah. Hal tersebut menunjukan

bahwa Citra PT. PGN Area Bekasi kurang baik di mata para penerima manfaat

program CSR.

4.5. Hubungan Antara Karakteristik Penerima Manfaat (X1) dengan Citra

PT. PGN Area Bekasi (Y)

Variabel Karakteristik Penerima Manfaat memiliki 5 indikator, yaitu usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Sedangkan variabel citra

memiliki 4 inidikator yaitu, kepribadian, reputasi, nilai dan juga identitas

perusahaan. Kedua variabel tersebut dihubungkan untuk mengetahui adanya

hubungan (kolerasi) antara kedua variabel dan untuk mengetahui nilai hubungan

variabel tersebut. Berdasarkan hasil uji kolerasi diperoleh hasil sebagai berikut:
65

Tabel 4.9 Data Nilai Hubungan Antara Karakteristik Penerima Manfaat (X1)

Dengan Citra PT. PGN Area Bekasi (Y)

Karakteristik
Citra PT. PGN Area Bekasi
Penerima
Identitas
Kepribadian Reputasi Nilai
Manfaat
perusahaan
Usia 0,726 0,558 -0,808 -0,278
Jenis Kelamin 0,306 0,01 0,4 0,008
Pendidikan 0,047 0,343 -0,264 -0,679
Pekerjaan -0,63 -0,706 0,722 0,322
Pendapatan 0,312 0,151 0,11 0,623
(Sumber : Data Primer, 2017)

Berdasarkan Uji Rank Spearman terhadap usia dan Citra PT. PGN Area

Bekasi, hasilnya menunjukan adanya hubungan yang cukup kuat dengan

keduanya. Nilai kolerasi antara indikator usia dengan kepribadian yaitu sebesar

0.726, hal ini menunjukan bahwa usia berpengaruh terhadap kepribadian PT. PGN

Area Bekasi. Nilai hubungan antara indikator usia dengan indikator reputasi

sebesar 0.558 yang berarti adanya hubungan yang cukup signifikan antara kedua

variabel tersebut. Nilai antara kolerasi untuk indikator antara usia dengan nilai

sebesar -0.808, artinya ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Sedangkan

untuk nilai koefisien antara indikator usia dengan identitas perusahaan PT. PGN

Area Bekasi sebesar -0.278, yang artinya tidak ada hubungan antara variabel

tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa indikator usia cukup berpengaruh

terhadap Citra PT. PGN Area Bekasi.

Hasil Uji Chi-Square terhadap jenis kelamin penerima manfaat dengan

Citra PT. PGN Area Bekasi (Y), menunjukan tidak ada kolerasi antara keduanya

dengan rata-rata 0,18 hasil uji hubungan antara jenis kelamin dengan kepribadian

adalah sebesar 0.306 hasil tersebut menggambarkan tidak ada hubungan antara
66

kedua indikator tersebut. Hasil uji hubungan antara indikator jenis kelamin

dengan reputasi memiliki nilai sebesar 0.01, yang berarti tidak ada hubungan

antara keuda indikator tersebut. Hasil uji kolerasi antara indikator jenis kelamin

dan indikator nilai memiliki nilai kolerasi sebesar 0.4, yang artinya tidak terdapat

hubungan yang signifikan antara kedua indikator tersebut. Hasil uji hubungan

antara indikator jenis kelamin dengan identitas perusahaan memiliki nilai kolerasi

sebesar 0.08. berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat dapat dilihat tidak adanya

hubungan yang signifikan antara indikator tersebut.

Hasil uji kolerasi menggunakan Rank Spearman terhadap indikator dengan

pendidikan terakhir dengan Citra PT. PGN Area Bekasi menunjukan adanya

hubungan yang signifikan antara kedua indikator tingkat pendidikan dengan

indikator dari variabel citra. Nilai kolerasi antara indikator pendidikan terakhir

dengan indikator kepribadian memiliki nilai sebesar 0.047, dari hasil tersebut

dapat dilihat bahea kedua indikator tersebut hamper tidak memiliki hubungan

sama sekali. Nilai koefisien kolerasi antara indikator tingkat pendidikan dengan

reputasi memiliki nilai sebesar 0.343, hasil tersebut menunjukan adanya

hubungan antara indikator tingkat pendidikan dengan indikator reputasi. Hasil

analisis antara indikator pendidikan terakhir dengan indikator nilai yaitu sebesar

-0.264, hal tersebut berarti antara indikator pendidikan terakhir dan indikator nilai

tidak memiliki hubungan dan bersifat negative atau berlawanan. Sementara, hasil

analisis antara indikator pendidikan terakhir dengan identitas perusahaan memiliki

nilai sebesar -0.698, hasil tersebut menunjukan adanya hubungan tetapi bernilai

negatif. Berdasarkan analisis data antara indikator pendidikan terakhir dengan

citra seimbang antara yang berhubungan dengan yang tidak berhubungan, bahkan
67

nilai kolerasi antara pendidikan terakhir dengan indikator kepribadian dan nilai

bersifat negatif.

Hasil analisis Chi Square terhadap indikator pekerjaan dengan kepribadian

memiliki nilai sebesar-0.630, dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan

antara kedua indikator tersebut tetapi berlawanan atau negatif. Nilai kolerasi

antara indikator pekerjaan dengan reputasi memiliki nilai sebesar -0.706, hal ini

menunjukan bahwa kedua indikator memiliki hubungan tetapi bersifat negatif.

Sementara hasil analisis antara indikator pekerjaan dengan nilai memiliki

hubungan yang sangat signifikan dengan nilai sebesar 0.722. hasil analisis data

terhadap indikator pekerjaan dengan identitas perusahaan memiliki nilai sebesar

0.322, dari hasil tersebut dapat dilihat tidak adanya hubungan antara kedua

indikator tersebut.

Hasil uji kolerasi menggunakan Rank Spearman terhadap indikator

pendapatan dengan kepribadian memiliki nilai sebesar 0.321, dari hasil tersebut

dapat dilihat bahwa tidak ada hubungan antara kedua indikator tersebut. Nilai

kolerasi antara indikator pendapatan dengan indikator reputasi memiliki nilai

sebesar 0.15, hasil tersebut menunjukan tidak adanya hubungan antara kedua

variabel tersebut. Sementara hasil antara indikator pendapatan dengan nilai tidak

memiliki hubungan sama sekali bahkan bernilai negatif atau berlawanan dengan

nilai sebesar -0.110. Hasil antara indikator pendapatan dengan identitas

perusahaan memiliki nilai sebesar 0.623, dari hasil tersebut dapat dilihat adanya

hubungan yang cukup signifikan antara kedua indikator.

4.6. Hubungan Antara Kualitas Program CSR (X2) dengan Citra PT. PGN

Area Bekasi (Y)


68

Variabel (X2) yaitu kualitas program CSR yang memiliki indikator

diantaranya, suistaiability, accountability dan transparency. Sedangkan, variabel

(Y) citra PT. PGN Area Bekasi memiliki indikator yaitu, kepribadian, reputasi,

nilai dan identitas perusahaan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan

hubungan antara kedua variabel tersebut terdapat adanya hubungan yang

signifikan antara setiap indikator dalah kedua variabel tersebut. Data yang

diperoleh dari hasil penelitian sebagai berikut :

Tabel 4.10 Data Nilai Hubungan Kualitas Program CSR (X2) dengan Citra

PT. PGN Area Bekasi (Y)

Citra PT. PGN Area Bekasi


Kualitas

Program CSR
Identitas
Kepribadian Reputasi Nilai
Perusahaan
Suistaiability 0,507** 0,141 -0,314 0,605**
Accountability 0,435** 0,202 -0,237 0,617**
Transparancy 0,502** 0,162 -0,31 0,603**
(Sumber : Data Primer, 2017)

Berdasarkan hasilmkolerasi Rank Spearman, hubungan antara kualitas

program CSR (X2) dengan Citra PT. PGN Area Bekasi (Y) menunjukan hasil

hubungan yang cukup signifikan. Hal tersebut menunjukan bahwa kualitas

program CSR berhubungan dengan citra PT. PGN Area Bekasi.

Hasil uji hubungan antara indikator suistaiability dengan indikator

kepribadian memiliki nilai 0.507**, hal tersebut menunjukan adanya hubungan

antara kedua indikator yag sangat signifikan. Hasil uji hubungan antara indikator

suistaiability dengan indikator reputasi memiliki nilai 0.141, hasil tersebut


69

menunjukan tidak ada hubungannya antara kedua indikator. Sedangkan hasil

analisis data hubungan antara indikator suistaiability dengan nilai memiliki nilai

sebesar -0.314, hal tersebut menunjukan bahwa kedua indikator tidak memiliki

hubungan sama sekali bahkan bernilai negative atau berlawanan. Hasil dari

indikator suistaiability dengan indikator identitas perusahaan memiliki hubungan

yang cukup kuat dengen nilai sebesar 0.605**.

Hasil uji hubungan antara indikator accountability dengan indikator

kepribadian memiliki nilai 0.435**, hal tersebut menunjukan adanya hubungan

antara kedua indikator yang cukup signifikan. Hasil uji hubungan antara

accountability dengan indikator reputasi memiliki nilai kolerasi sebesar 0.201,

hasil tersebut menunjukan tidak adanya hubungan antara kedua indikator.

Sementara hasil analisis hubungan antara indikator accountability dengan

indikator nilai tidak memiliki hubungan bahwan hasilnya negative atau

berlawanan dengan nilai rataan sebesar –0.237. Nilai koefisien kolerasi antara

indikator accountability dengan indikator identitas perusahaan memiliki nilai

0.617**, hasil tersebut menunjukan adanya hubungan antara kedua indikator yang

cukup kuat.

Hasil analisis data mengenai hubungan antara indikator transparency

dengan indikator kepribadian memiliki nilai sebesar 0.502**, hasil tersebut

menunjukan bahwa indikator transparency dengan indikator kepribadian memiliki

hubungan yang kuat dan signifikan. Hasil uji hubungan antara indikator

transparency dengan indikator reputasi memiliki nilai sebesar 0.162, hal tersebut

menunjukan bahwa kedua indikator tidak memiliki hubungan. Nilai uji hubungan

antara indikator transparency dengan indikator nilai memiliki nilai kolerasi


70

sebesar -0.310 artinya kedua indikator tidak memiliki hubungan bahkan

berlawanan atau negatif. Sedangkan nilai uji hubungan antara indikator

transparency dengan indikator identitas perusahaan memiliki hubungan yang

cukup kuat dan signifikan dengan nilai sebesar 0.603**.

4.7. Hubungan Hasil Penelitian Dengan Teori Legitimasi

Menurut Gray dalam Ahmad dan Sulaiman (2004) dasar pemikiran teori

ini adalah organisasi atau perusahaan akan terus berlanjut keberadaannya jika

masyarakat menyadari bahwa organisasi beroperasi untuk sistem nilai yang

sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu sendiri. Teori legitimasi

menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa aktivitas dan kinerjanya

dapat diterima oleh masyarakat. Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan

dikarenakan legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang

strategis bagi perkembangan perusahaan kedepan.

Penelitian ini menggunakan teori legitimasi karena mencoba meneliti dan

mengamati hubungan antara aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sesuai atau

tidak. PGN telah banyak melakukan kegiatan CSR yang telah tersebar di berbagai

daerah, kegiatan tersebut memberikan hasil dari pandangan masyarakat terhadap

PGN khususnya dapat membentuk citra PT. PGN Area Bekasi.

4.8. Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu hipotesis pertama (H1)

terdapat hubungan antara karakteristik penerima manfaat X1 dengan citra PT.

PGN. Area Bekasi (Y) dan hipotesis kedua (H2) terdapat hubungan antara kualitas

program CSR dengan citra PT. PGN Area Bekasi.


71

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel karakteristik

penerima manfaat (X1), indikator usia memiliki hubungan dengan indikator

kepribadian dan indikator reputasi. Inidkator jenis kelamin memiliki hubungan

hanya dengan indikator kepribadian dengan nilai signifikan sebesar 0.306.

sedangkan indikator pendidikan hanya berhubungan dengan indikator reputasi

dengan nilai signifikan sebesar 0.343. indikator pekerjaan berhubungan dengan

indikator nilai sebesar 0.722. sedangkan indikator pendapatan hanya berhubungan

dengan indikator identitas perusahaan. Hal tersebut berarti H1 diterima dan H01

ditolak.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas program CSR (X2)

dengan variabel citra PT. PGN Area Bekasi (Y) memiliki hubungan kurang baik

dengan nilai 0,12. Berdasarkan hal tersebut maka H2 ditolak dan H0.2 diterima

(hasil uji hipotesis penelitian ini terlampir pada lampiran 4).

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil penelitian yang telah dipaparkan di

bab sebe;umnya dari data primer maupun dari data sekunder, yang dipeoleh

selama penelitian mengenai hubungan antara kualitas program CSR dengan citra

PT. PGN Area Bekasi, maka hasil kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut :
72

1. Karakteristik penerima manfaat PT. PGN Area Bekasi didominasi kategori

usia diatas 34 tahun, jenis kelamin laki-laki dengan tingkat pendidikan

SMA/sederajat, jenis pekerjaan PNS dengan penpatan dibawah Rp. 500.000,-

2. Kualitas program CSR PT. PGN Area Bekasi baik dimata penerima

manfaat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata sebesar 0,79, yang berarti

nilai yang didapat termasuk kategori yang tinggi.

3. Citra PT. PGN Area Bekasi mendapat nilai rata-rata sebesar 0,12 yang

termasuk kedalam kategoti rendah. Bersadarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa

citra PT. PGN Area Bekasi kurang baik dimata penerima manfaat.

4. Hasil uji hubungan antara karakteristik penerima manfaat (X1) dengan

citra PT. PGN Area Bekasi (Y), menunjukan bahwa indikator yang memiliki

hubungan cukup banyak.

5. Berdasarkan hasil uji kolerasi antara kualitas program CSR (X2) dengan

citra PT. PGN Area Bekasi (Y), yaitu hubungan antara indikator seimbang antara

yang berhubungan dan tidak berhubungan.

5.2. Saran

PT. PGN Area Bekasi adalah badan usaha milik negara (BUMN)

Indonesia yang bergerak dibidang transmisi dan distribusi gas alam. Berdasarkan

hasil penelitian, kualitas program CSR yang diberikan oleh PT. PGN Area Bekasi

kurang baik dimata penerima manfaat. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan

masukan kepada CSR PT. PGN Area Bekasi diantaranya adalah.


73

1. PT. PGN Area Bekasi harus bisa membuat program CSR yang sesuai

dengan yang dibutuhkan oleh para penerima manfaat sehingga tepat sasaran.

2. Kualitas program CSR harus benar benar dibuat secara matang supaya

hasil yang dikeluarkan dari program CSR yang dibuat bagus sehingga dapat

menaikkan citra perusahaan.

3. Pelaksanaan program CSR sebaiknya dilakukan penelitian terlebih dahulu

dengan meminta bantuan dari ketua masyarakat daerah yang dipilih supaya

masyarakat juga dapat ikut membantu program-program yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Asep Zainal. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Penelitian

Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Bandung : Pustaka

Ardianto, Elvinaro. 2013. Handbook of Public Relations Pengantar

Komprehensif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Sankat,


74

Crowther David. 2008. Corporate Social Responsibility. Guler Aras & Ventus

Publishing

Devito, Joseph A.1997. Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar, Edisi ke lima

(Agus Maulana. Terjemahan). Jakarta : Professional Book

Effendy, Onong U. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Harrison, Shirley. 1995. Marketers Guide To Public Relation. New York: John

Willy and Son

Morissan. 2010. Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas

Profesional. Jakarta: Kencan

Mulyana, Dedi. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rusada Karya

Ruslan, Rusadi. 2014. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi :

Konseps dan Aplikasi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Rahmatullah-Kurniati, 2011, Paduan Praktis CSR (Corporate Social

Responsibility), Samudra Biru, Yogyakarta.

Perundang-undangan dan media online :

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4- Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas Pasal 74

www.pgn.co.id (Diakses tanggal 22 Desember, pukul 19.00 WIB)

Penelitian Terdahulu :

Afreista , Bella. 2015. Sikap Pengguna Terhadap Kualitas Pelayanan Humas

Jasa Transportasi Trans Pakuan Bogor. Universitas Pakuan Bogor.


75

Putri, Fitriani 2012. Pengaruh Kegiatan Corporate Social Responsibility terhadap

Citra Perusahaan.

Pasaribu, Pasri Y 2012. Pengaruh Sikap Konsumen tentang Penerapan Program

Corporate Social Responsibility terhadap Loyalitas Konsumen Pasta Gigi

Pepsodent. Universitas Sumatera Utara

Jurnal :

Pramesti, Diah. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap

Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Putra, Anggra Satria, 2015, Jurnal Nominal / Volume Iv Nomor 2 / Tahun 2015

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Profitabilitas Perusahaan.

Universitas Negeri Yogyakarta

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth :
Responden
76

Di Tempat
Perkenalkan, saya adalah mahasiswa Universitas Pakuan Bogor :
Nama : Dessy Dwi Tresnowati
Jurusan : Ilmu komunikasi FISIB UNPAK Bogor
Judul Skripsi : Analisis Hubungan Antara Kualitas Program CSR dengan Citra
PT. PGN Persero Tbk Area Bekasi
Dalam rangka untuk penelitian Skripsi program sarjana (S-1) Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Bidang Studi Ilmu Komunikasi , Universitas
Pakuan Bogor, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang
saya lakukan.
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I berpartisipasi dalam
penelitian ini untuk mengisi kuesioner yang terlampir. Kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/I mengisi kuesioner ini sangat menentukan keberhasilan yang
saya lakukan.
Perlu Bapak/Ibu/Saudara/I berpartisipasi dalam penelitian ini, data yang
saya peroleh akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan semata-mata untuk
kepentingan penelitian.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I meluangkan waktu mengisi kuesioner
tersebut, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dessy Dwi Tresnowati

KUESIONER
Analisis Hubungan Antara Kualitas Program CSR dengan Citra PT. PGN Persero
Tbk Area Bekasi
Petunjuk Pengisian :
77

1. Jawaban diisi pada kolom sebelah kanan pernyataan dengan memberi


tanda centang () pada jawaban yang anda anggap paling sesuai.
2. Apabila ingin mengganti jawaban, coretlah dulu jawaban sebelumnya
dengan memberikan dua garis pada tanda centang, kemudian beri tanda
centang kembali pada jawaban yang menurut anda benar.
3. Mohon diisi dengan memberikan satu jawaban saja. Saya sangat
menghargai apapun jawaban yang anda berikan, karena semua jawaban
memiliki nilai tersendiri.
Adapun keterangan alternatif jawaban dan penilaian sebagai berikut :
SS : Sangat setuju (4)
S : Setuju (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS : Sangat tidak setuju (1)
No :

Bagian I : Karakteristik Penerima Manfaat

Usia : 17-22 tahun

23-28 tahun

28-34 tahun

Diatas 34 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Perempuan

Pendidikan Terakhir : SD / Sederajat

SMP / Sederajat

SMA /Sederajat

Sarjana

Lainnya

Pekerjaan : Pegawai BUMN

PNS (Pegawai Negeri Sipil)

Wiraswasta
78

Ibu Rumah Tangga

Lainnya …………..

Pendapatan :  Rp. 500.000,-

> Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000

> Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.500.000

> Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.000.000

> Rp. 2.000.000,-

Bagian II : Kualitas Program CSR

No Pernyataan SS S TS STS
1. Program CSR yang diberikan PGN dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
berkelanjutan
2. Program CSR PGN sangat memperhitungkan
sumberdaya alam yang ada disekitar
3. PGN sangat memperhitungkan keberlanjutan
sumberdaya yang ada
4. Program CSR PGN melibatkan masyarakat
5. PGN selalu memberikan arahan terhadap program
CSR yang diberikan
6. Program CSR PT.PGN memberikan dampak
positif bagi masyarakat.
7. PGN memberikan pelaporan rutin tentang hasil
kegiatan CSR yang dilakukan masyarakat
berkaitan dengan pengembangan
8. PGN terbuka terhadap seluruh informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat
9. Lingkungan selalu terjaga oleh pihak PT. PGN

Bagian III : Citra PT. PGN Area Bekasi

10. Saya mengetahui PT. PGN


11. Saya tidak mengetahui PT. PGN
12. PGN tidak melakukan tanggung jawab sosial
dengan baik
79

13. Saya memberikan kepercayaan penuh terhadap PT.


PGN
14. PGN selalu memenuhi harapan masyarakat
15. Saya tidak mengetahui reputasi yang dimiliki oleh
PT. PGN
16. PGN selalu menanggapi keluhan yang dikeluarkan
oleh masyarakat dengan baik
17. PGN tidak menaggapi keluhan yang dikeluarkan
oleh masyarakat
18. PGN memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan
dengan PGN lain yang berproduksi hampir sama
19. PGN sudah cukup dikenal luas oleh masyarakat
20. PGN sama sekali tidak dikenal oleh masyarakat
21. Saat menyebutkan PGN sudah terlintas hal positif
yang diberikan PGN
22. Identitas PGN sudah cukup jelas dimengerti oleh
masyarakat

== TERIMAKASIH ==

Lampiran 2 Hasi Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Indikator Suistaiabiity (X2.1)


80

Correlations

Suistainability1 Suistaiability 2 Suistaiability 3 Jumlah


Suistainability1 Pearson Correlation 1 ,655* 1,000** ,957**

Sig. (2-tailed) ,040 ,000 ,000


N 10 10 10 10
Suistaiability 2 Pearson Correlation ,655* 1 ,655* ,846**

Sig. (2-tailed) ,040 ,040 ,002


N 10 10 10 10
Suistaiability 5 Pearson Correlation 1,000** ,655* 1 ,957**

Sig. (2-tailed) ,000 ,040 ,000


N 10 10 10 10
Jumlah Pearson Correlation ,957** ,846** ,957** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000


N 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Indikator Accountability (X2.2)

Correlations
Accountabilit Accountabilit Accountabilit
y1 y3 y5 Jumlah2
81

Accountability Pearson
1 ,655* 1,000** ,957**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) ,040 ,000 ,000
N 10 10 10 10
Accountability Pearson
,655* 1 ,655* ,846**
3 Correlation
Sig. (2-tailed) ,040 ,040 ,002
N 10 10 10 10
Accountability Pearson
1,000** ,655* 1 ,957**
5 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,040 ,000
N 10 10 10 10
Jumlah2 Pearson
,957** ,846** ,957** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000
N 10 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Indikator Accountability (X2.3)

Correlations
82

Transparency Transparency Transparency


1 2 4 Jumlah3
Transparency Pearson
1 ,901** ,901** ,937**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 10 10 10 10
Transparency Pearson
,901** 1 1,000** ,996**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 10 10 10 10
Transparency Pearson
,901** 1,000** 1 ,996**
4 Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 10 10 10 10
Jumlah3 Pearson
,937** ,996** ,996** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Indikator Kepribadian (Y1.1)

Correlations
83

Kepribadia Kepribad Kepribad Kepribad


n1 ian 2 ian 3 ian 4 Kepribadian 5 Jumlah4
Kepriba Pearson
1 ,156 ,330 ,326 ,087 ,570
dian 1 Correlation
Sig. (2-
,667 ,352 ,357 ,811 ,086
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
Kepriba Pearson
,156 1 ,259 ,100 ,557 ,433
dian 2 Correlation
Sig. (2-
,667 ,469 ,784 ,094 ,211
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
Kepriba Pearson
,330 ,259 1 ,542 ,557 ,852**
dian 3 Correlation
Sig. (2-
,352 ,469 ,106 ,094 ,002
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
Kepriba Pearson
,326 ,100 ,542 1 ,240 ,780**
dian 4 Correlation
Sig. (2-
,357 ,784 ,106 ,504 ,008
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
Kepriba Pearson
,087 ,557 ,557 ,240 1 ,631
dian 5 Correlation
Sig. (2-
,811 ,094 ,094 ,504 ,051
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
Jumlah Pearson
,570 ,433 ,852** ,780** ,631 1
4 Correlation
Sig. (2-
,086 ,211 ,002 ,008 ,051
tailed)
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Indikator Reputasi (Y1.2)

Correlations
84

Reputasi 1 Reputasi 2 Jumlah5


Reputasi 1 Pearson Correlation
1 -,234 ,373

Sig. (2-tailed) ,515 ,289


N 10 10 10
Reputasi 2 Pearson Correlation
-,234 1 ,815**

Sig. (2-tailed) ,515 ,004


N 10 10 10
Jumlah5 Pearson Correlation
,373 ,815** 1

Sig. (2-tailed) ,289 ,004


N 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Indikator Nilai (Y1.3)


Correlations
Nilai 1 Nilai 2 Jumlah6
Nilai 1 Pearson Correlation
1 ,736* ,898**

Sig. (2-tailed) ,015 ,000


N 10 10 10
Nilai 2 Pearson Correlation
,736* 1 ,959**

Sig. (2-tailed) ,015 ,000


N 10 10 10
Jumlah6 Pearson Correlation
,898** ,959** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000


N 10 10 10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Indikator Nilai (Y1.4)

Correlations
85

Identita Identita Identita Identita Identita


s1 s2 s3 s4 s5 Jumlah7
Identita Pearson
1 ,230 ,154 ,170 ,000 ,485
s1 Correlation
Sig. (2-tailed) ,522 ,672 ,639 1,000 ,155
N 10 10 10 10 10 10
Identita Pearson
,230 1 -,174 ,924** ,643* ,812**
s2 Correlation
Sig. (2-tailed) ,522 ,630 ,000 ,045 ,004
N 10 10 10 10 10 10
Identita Pearson
,154 -,174 1 -,010 ,000 ,358
s3 Correlation
Sig. (2-tailed) ,672 ,630 ,978 1,000 ,309
N 10 10 10 10 10 10
Identita Pearson
,170 ,924** -,010 1 ,711* ,868**
s4 Correlation
Sig. (2-tailed) ,639 ,000 ,978 ,021 ,001
N 10 10 10 10 10 10
Identita Pearson
,000 ,643* ,000 ,711* 1 ,663*
s5 Correlation
Sig. (2-tailed) 1,000 ,045 1,000 ,021 ,037
N 10 10 10 10 10 10
Jumlah Pearson
,485 ,812** ,358 ,868** ,663* 1
7 Correlation
Sig. (2-tailed) ,155 ,004 ,309 ,001 ,037
N 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Lampiran 3 Hasil Uji Relliabilitas


86

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Suistaibility (X2.1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,868 4

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Accountability (X2.2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,868 4

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Transparancy (X2.3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,877 4

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Kepribadian (Y1.1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,762 6

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Reputasi (Y1.2)


87

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,650 3

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Nilai (Y1.3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,901 3

Hasil Uji Reliabilitas Indikator Identutas Perusahaan (Y1.4)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


,742 6

Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Dan Uji Hipotesis


88

Hasil Uji Korelasi Antara Variabel X2 (Data ordinal) dengan Variabel Y

Hasil Uji Korelasi Antara Indikator X1.2, dan X1.3 (Data ordinal) dengan
Variabel danY

Hasil Uji Korelasi Antara Variabel X1 (Data Nominal) dengan Variabel Y

Hubungan Antara Indikator Jenis Kelamin Dengan Indikator Kepribadian

Symmetric Measures

Approximate
Value Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient


,412 ,306
89

N of Valid Cases 35

Hubungan Antara Indikator Jenis Kelamin Dengan Indikator Reputasi

Symmetric Measures

Approximate
Value Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient


,565 ,000

N of Valid Cases 35

Hubungan Antara Indikator Jenis Kelamin Dengan Indikator Nilai

Symmetric Measures

Approximate
Value Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient


,358 ,400

N of Valid Cases 35

Hubungan Antara Indikator Jenis Kelamin Dengan Indikator Identitas


Perusahaan

Symmetric Measures

Approximate
Value Significance
90

Nominal by Nominal Contingency Coefficient


,575 ,008

N of Valid Cases 35

Hubungan Antara Indikator Pekerjaan Dengan Indikator Kepribadian

Symmetric Measures

Approximate

Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
,574 ,008

N of Valid Cases
35

Hubungan Antara Indikator Pekerjaan Dengan Indikator Reputasi

Symmetric Measures

Approximate
Value Significance

Nominal by Nominal Contingency Coefficient


,687 ,000

N of Valid Cases 35
91

Hubungan Antara Indikator Pekerjaan Dengan Indikator Nilai

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)

Pearson Chi-Square 18,617a 5 ,002


Likelihood Ratio 23,869 5 ,000

Linear-by-Linear Association 16,253 1 ,000

N of Valid Cases 35

a. 9 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,49.

Hubungan Antara Indikator Pekerjaan Dengan Indikator Indentitas


Perusahaan

Symmetric Measures

Approximate

Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient
,554 ,017

N of Valid Cases
35
92

Anda mungkin juga menyukai