Anda di halaman 1dari 26

PENGANTAR MANAJEMEN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diampu
oleh
Disusun oleh:

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-
Nya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Pengantar
Manajemen.
Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata dari saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan
bagi yang membaca.

Cirebon, Agustus 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II ISI.........................................................................................................................2
2.1 Manajemen dan Pengaruh Lingkungan..................................................................2
A. Pengertian Manajemen......................................................................................3
B. Fungsi Manajemen............................................................................................3
C. Lingkungan Eksternal Perusahaan/Organisasi..................................................5
D. Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajer......................................................6
2.2 Perencanaan............................................................................................................8
A. Pengertian Perencanaan....................................................................................8
B. Perlunya Suatu Perencanaan.............................................................................9
C. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi-fungsi Manajemen Lainnya.............10
D. Macam-macam Perencanaan..........................................................................10
E. Penilaian Efektivitas Perencanaan...................................................................12
F. Hambatan-hambatan Efektivitas Perencanaan................................................12
2.3 Pembuatan Keputusan...........................................................................................14
A. Jenis-jenis Keputusan Manajer.......................................................................14
B. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan.....................................................15
C. Gaya Pengambilan Keputusan........................................................................17
D. Model Pengambilan Keputusan......................................................................17
E. Teknik Pengambilan Keputusan......................................................................18

iii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................20
3.1 Simpulan...............................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia butuh bekerja sama untuk mendapatkan sesuatu yang lebih produktif.
Dengan adanya kerja sama tentu saja terjadi upaya saling melengkapi kekurangan masing-
masing pihak, dan dengan demikian memungkinkan mendapatkan dan menghasilkan sesuatu
yang jauh lebih besar daripada ditempuh dengan jalan sendiri. Kerja sama dalam hubungan
keorganisasian tentu membutuhkan cara, metode atau model yang mengatur bagimana
organisasi atau jalianan kerja sama tersebut bekerja. Hal demikian dibutuhkanlah ilmu
manajemen sebagai sebuah pemahaman mengenai bagaimana mengelola kerja sama dengan
memanfaatkan segala sumber daya yang ada.

Manajemen merupakan sebuah tata kelola yang berupaya menjadikan kerangka kerja
organisasi berjalan efektif dan efisien. Maka dalam manajemen dirumuskan pengertian-
pengertian mendasar mengenai tahapan-tahapan yang lazim ada seperti perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling).

Selain mencari konsep manajemen yang efektif untuk sebuah produktivitas kerja, para
peneliti ataupun praktisi mencari akar-akar persoalan yang dapat memengaruhi proses
berjalannya organisasi yang dimiliki. Hal ini didasari karena pekerja bukanlah mesin semata
tapi sosok manusia yang memiliki insting, spirit dan pemikiran yang ketika sedang tidak
dalam kondisi maksimal dapat berpengaruh buruk bagi organisasi atau perusahaan.
Manajemen ada untuk menghadirkan kemanusiaan dan kesejahteraan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian manajemen dan pengaruh lingkungan?

2. Apa itu perencanaan?

3. Apa itu pembuatan keputusan ?

1.3 Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.

2. Untuk mengetahui dan memahami pengertian manajemen dan pengaruh lingkungan.

3. Untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang perencanaan.

4. Untuk menjelaskan tentang pembuatan keputusan.

2
BAB II

ISI

2.1 Manajemen dan Pengaruh Lingkungan


A. Pengertian Manajemen
Di dalam kehidupan sehari-hari, manajemen dibutuhkan oleh orang-orang yang
bekerja secara bersama (berorganisasi) untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini dilakukan
karena dalam perjalanan hidupnya, manusia akan menjadi anggota dari organisasi, seperti
organisasi sekolah, karang taruna, kelompok musik, organisasi bisnis (perusahaan) dan lain
sebagainya. Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer akan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang diperlukan.
Manajemen juga didefinisikan sebagai proses karena semua manajer tanpa mempedulikan
kemampuan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan berdasarkan sistem tersebut. Proses
terebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.

B. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Prancis


bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi, dan
mengendalikan. Dalam pembahasan ini, akan dirinci lima fungsi manajemen utama yang
meliputi, perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
(staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling) yang akan dijelaskan secara
lebih rinci pada bagian-bagian selanjutnya.

a. Perencanaan (Planning)

Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial, untuk mendukung usaha-usaha


pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu daripada fungsi-
fungsi lainnya. Perencanaan adalah memikirkan apa yang dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan

3
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Fungsi-fungsi manajemen lainnya
sangat tergantung pada fungsi perencanaan ini, dalam arti fungsi-fungsi manajemen lain tidak
akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat, dan kontinyu.
Tetapi sebaliknya, perencanaan yang baik tergantung juga pada pelaksanaan yang efektif dari
fungsi-fungsi manajemen lainnya.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi ini akan menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi,
dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan tipe
organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana, dan program yang telah ditetapkan karena
perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula. Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih
kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan pada tingkatan mana keputusan itu harus
diambil.

c. Penyusunan Personalia (Staffing)

Langkah selanjutnya adalah mencari orang atau sumber daya manusia untuk
melaksanakan tugas, menerima wewenang dan bertanggung jawab kepada atasannya untuk
melaksanakan tugas serta ikut bertanggung jawab pada pencapaian tujuan organisasi sesuai
dengan bidangnya. Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment), latihan
dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Masalah sumber daya manusia
merupakan titik sentral dalam manajemen dan organisasi. Sehingga masalah ini sudah
menjadi ilmu tersendiri yang disebut Personal Management atau Human Resources
Management. Para ahli selalu mengungkapkan bahwa betapa pentingnya nilai dan peran dari
sumber daya manusia dalam perusahaan sekarang ini, karena pada prinsipnya merekalah yang
akan menjalankan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan bidangnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

4
d. Pengarahan (Directing)

Pengarahan merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang


mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Secara sederhana fungsi pengarahan adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
mereka lakukan. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena di
samping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia itu
sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda, sudah pasti memiliki
cara pandang dan pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan
oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah kepada tujuan,
prinsip keharmonisan dengan tujuan dan prinsip kesatuan komando.

e. Pengawasan (Controlling)

Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Pengawasan
adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Cara yang dilakukan dalam pengawasan
yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya,
serta melakukan perbaikan-perbaikan bila terjadi penyimpangan.

Dengan demikian, berhasil tidaknya suatu organisasi sangatlah tergantung pada


kemampuan manajer atau pimpinan organisasi untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
tersebut secara efektif.

C. Lingkungan Eksternal Perusahaan/Organisasi

Manajer perlu mempertimbangkan unsur-unsur kekuatan lingkungan eksternal dalam


setiap kegiatannya kemudian mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, mendiagnosa dan
peka terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan, baik merupakan kesempatan-kesempatan,
risiko-risiko ataupun ancaman-ancaman yang berpengaruh pada eksistensi organisasi atau
perusahaan. Hal itu terjadi karena lingkungan eksternal sangat dinamis perkembangannya,
bahkan kadang-kadang pengaruhnya tidak dapat diprediksi terlebih dahulu. Kondisi ekonomi
yang naik turun, pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini, perubahan perilaku

5
konsumen, peraturan-peraturan pemerintah yang selalu ada pembaharuan dan sebagainya
adalah sebagian contoh lingkungan eksternal yang berpengaruh pada keberadaan organisasi
dan manajemen. Karenanya, manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Jenis lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur yang berpengaruh langsung seperti
para pesaing, penyedia, pelanggan, lembaga keuangan, pasar tenaga kerja dan perwakilan-
perwakilan pemerintah, sedangkan unsur-unsur yang berpengaruh tidak langsung seperti
perkembangan teknologi, ekonomi, politik dan sosial yang berpengaruh pada iklim
organisasi.

D. Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajer

Sebagai seorang manajer perusahaan, ia tidak hanya bertugas membuat keputusan


maupun membuat strategi dan kebijakan perusahaan, akan tetapi dia juga harus bertanggung
jawab kepada semua pihak yang berkaitan seperti karyawan, pemasok, konsumen, pemegang
saham, maupun sosialisasi dengan pihak eksternal. Tanggung jawab kepada semua pihak
sangat penting karena merekalah yang akan mendorong untuk menghasilkan profit
perusahaan.

Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertimbangkan dampak sosial


dan ekonomi di dalam pembuatan keputusannya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini
merupakan tugas yang harus dilakukan oleh manajer karena aspek ini merupakan syarat
utama bagi berhasilnya perusahaan terutama untuk jangka panjang. Dewasa ini manajer
dituntut untuk menerapkan etika berusaha (the ethics of manager), terutama dalam
hubungannya dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan seperti karyawan,
pelanggan, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.

Selanjutnya, etika berkenaan dengan pendapat tentang benar dan salah, lebih khusus
dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika berupaya menunjukkan kepada
manusia cara-cara mencapai tujuan hidup yang penuh makna, bahwa setiap fakta yang
menyangkut kehidupan dan perilaku manusia berguna baginya. Penentuan etika benar dan
salah cukup sulit, karena dalam kenyataanya standar-standar moral berubah setiap waktu.
Bagaimanapun, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dan

6
kegiatan-kegiatan organisasi. Manajer yang bekerja berdasarkan praktik etika, akan
menghasilkan manajemen yang etis. Etika dapat dibagi menjadi:

1) Hubungan Perusahaan dengan Karyawan. Hubungan perusahaan dengan karyawan ini


dapat berupa etika memilih, mengangkat pegawai, etika menetapkan gaji, menjaga
keselamatan kerja karyawan, dan etika pada kehidupan pribadi karyawan.

2) Hubungan Karyawan dengan Perusahaan. Hubungan karyawan dengan perusahaan


dapat berupa kejujuran, tidak melakukan hal-hal yang menimbulkan konflik kepentingan,
tidak membocorkan rahasia atau spionase untuk perusahaan lain dan tidak melakukan
tindakan moonlighting, bekerja di tempat lain.

3) Hubungan Perusahaan dengan Lingkungan. Dalam konteks ini, diatur hubungan


perusahaan dengan langganan, kompetitor, pemegang saham, penasihat hukum,
akuntan, supplier, lingkungan sekitar perusahaan dan serikat pekerja masyarakat.

Perhatian manajer dalam waktu yang sama juga harus dipusatkan pada pemberian
tanggapan-tanggapan organisasi terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini memiliki dua
konsekuensi utama, yaitu pertama, banyak organisasi yang mengesampingkan tujuan
utamanya yaitu memaksimalkan keuntungan, dan mengalihkan perhatiannya pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan perolehan keuntungan secukupnya.
Dan kedua, pencapaian hasil-hasil yang lebih baik dalam pelaksanaan fungsi tanggunng
jawab sosial perusahaan menjadi semacam peralatan untuk membantu kesuksesan organisasi.
Manajer harus senantiasa memelihara penanganan masalah-masalah sosial akan
mencerminkan etika pribadinya, kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi dan nilai-nilai sosial
perusahaan pada periode yang akan datang.

7
2.2 Perencanaan

Setiap perusahaan yang ingin tumbuh, bertahan dan menginginkan perusahaannya


dapat bekerja dengan lancar tentu memerlukan perencanaan. Perencanaan dalam organisasi
sangat penting dan merupakan proses dasar di mana manajemen memutuskan tujuan dan cara
untuk mencapainya.

A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan dibuat oleh manajer untuk memberikan tujuan dan arah organisasi.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan dibutuhkan di semua tingkatan manajemen. Manajer puncak biasanya
mencurahkan sebagian besar waktu perencanaan mereka untuk rencana-rencana jangka
panjang dan strategi-strategi organisasi. Manajer pada tingkatan bawah merencanakan
trutama bagi kelompok kerjanya dan bersifat jangka pendek. Perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan diri secepat mungkin
dengan kondisi dan situasi yang baru.

Dalam perencanaan, aspek penting yang perlu diambil yakni pengambilan keputusan
(decision making) yaitu proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan
dilakukan dengan langkah-langkah penyusunan perencanaan.

Adapun langkah-langkah penyusunan perencanaan pada dasarnya melalui empat


tahapan sebagai berikut:

a. Menetapkan Tujuan

Tujuan dibuat terlebih dahulu secara umum kemudian dipecah-pecah menjadi


beberapa tujuan untuk masing-masing bagian. Dengan rumusan tujuan yang jelas maka
organisasi dapat menggunakan sumber daya-sumber daya secara efektif.

8
b. Menyusun Anggapan-anggapan

Perencanaan akan lebih terkoordinasi apabila semakin banyak individu yang terlibat
dalam perencanaan, di mana mereka berusaha untuk mengetahui dan menggunakan
anggapan-anggapan secara konsisten.

c. Menentukan Berbagai Alternatif Tindakan

Identifikasi alternatif tindakan perlu dilakukan untuk mengukur kemampuan


organisasi dalam mencapai tujuannya. Agar tujuan dapat tercapai sebaiknya dipilih cara-
cara yang sesuai dengan kondisi organisasi.

d. Mengadakan Penilaian terhadap Berbagai Alternatif Tindakan yang Sudah Dipilih

Tahap terakhir yaitu mengadakan penilaian terhadap berbagai alternatif tindakan yang
sudah dipilih, mengembangkan berbagai alternatif kegiatan tersebut untuk mencapai
tujuan, serta pemilahan alternatif terbaik.

B. Perlunya Suatu Perencanaan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang


dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan di waktu yang akan
datang sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusan yang lebih baik. Oleh karena
itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatif sehingga
manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi juga menjadi peserta aktif
dalam dunia usaha.

Adapun manfaat perencanaan adalah 1) membantu manajemen untuk menyesuaikan


diri dengan perubahan lingkungan yang ada, 2) membantu mempertajam pada masalah-
masalah utama, 3) memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi secara
lebih jelas, 4) membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat, 5) memberikan cara
pemberian perintah untuk beroperasi, 6) memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara
berbagai bagian organisasi, 7) menghemat waktu, usaha, dan dana.

Di samping memberikan manfaat, perencanaan juga memiliki beberapa kelemahan


diantaranya adalah, 1) perencanaan cenderung menunda kegiatan, 2) perencanaan mungkin

9
terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, 3) kadang-kadang hasil yang
paling baik didapatkan adalah ketika penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi, dan 4) ada beberapa rencana yang diikuti oleh cara-cara yang tidak konsisten.

Dengan beberapa manfaat yang bisa diambil dari perencanaan, setiap organisasi
diharapkan bisa survive dan mencapai tujuannya. Jika bisa, perusahaan diharapkan dapat
berkembang baik itu berkembang dalam hal jumlah produksi, penjualan, pendapatan dan
laba.

C. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya

Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi. Rencana-rencana harus dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi sebelum para manajer dapat menentukan hubungan-
hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana bawahan diarahkan
dan cara pengawasan yang diterapkan.

a. Pengorganisasian dan Staffing

Pengorganisasian (staffing) adalah proses pengaturan kerja sama sumber daya-sumber


daya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukkan cara
menggunakan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
Contohnya dalam penyusunan personalia organisasi, tidak akan dapat tersusun tanpa adanya
perencanaan di bidang personalia.

b. Pengarahan

Pengarahan sangat berkaitan dengan perencanaan. Pengarahan (directing) adalah


perencanaan untuk menentukan kombinasi paling baik dari sumber daya-sumber daya yang
diperlukan untuk mengarahkan, memengaruhi dan memotivasi karyawan. Pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan harus berpegang teguh pada prinsip perencanaan yang kuat.

c. Pengawasan

Pengawasan penting sebagai produk perencanaan yang efektif. Pengawasan bertindak


sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana, yang menunjukkan apakah
rencana yang telah disusun realistis atau tidak.

10
D. Macam-macam Perencanaan

Adapun jenis-jenis perencanaan adalah:

a. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun


dan digunakan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi. Ada tiga
alasan yang menunjukkan pentingnya perencanaan strategis, yaitu pertama, perencanaan
strategis memberikan kerangka dasar dalam pengambilan perencanaan-perencanaan
lainnya. Kedua, pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya. Ketiga, perencanaan
strategis sering merupakan titik permulaan bagi pemahaman dan penilaian kegiatan-
kegiatan manajer dan organisasi. Dan ditinjau dari tingkatan manajemen, perencanaan
strategis lebih banyak dilakukan oleh manajer puncak dan manajer menengah.

b. Perencanaan Taktis

Perencanaan taktis adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis.
Manajer membutuhkan sebuah rencana yang lebih detail sifatnya, lebih spesifik, memuat
program aksi dengan jangka waktu yang lebih pendek. Dengan rencana taktis, apa yang
sudah dirumuskan pada rencana strategis diterjemahkan dengan lebih konkrit pada
rencana taktis.

c. Perencanaan Operasional

Perencanaan operasional adalah rencana yang menitikberatkan pada perencanaan


rencana taktis untuk mencapai tujuan operasioanal. Dikembangkan oleh manajer tingkat
menengah dan tingkat bawah, rencana operasional memiliki fokus jangka pendek dan
lingkup yang relatif lebih sempit.

Perencanaan operasional dibagi menjadi dua yaitu:

1. Rencana Sekali Pakai (Single Use Plans)

Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak
berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh, perencanaan
perusahaan untuk membangun gedung baru karena adanya perluasan usaha, maka akan

11
memerlukan rencana sekali pakai yang khusus untuk proyek tersebut. Tipe-tipe pokok
rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.

2. Rencana Tetap (Standing Plans)

Rencana tetap adalah rencana yang sudah ditetapkan dan menjadi pedoman dalam
operasi setiap hari. Rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
atau dihapuskan. Rencana tetap akan memungkinkan para manajer menghemat waktu yang
digunakan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan.

E. Penilaian Efektivitas Perencanaan

Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan
yaitu 1) kegunaan, 2) ketepatan dan obyektivitas, 3) ruang lingkup, 4) efektivitas biaya, 5)
akuntabilitas dan ketepatan waktu.

Kegunaan. Suatu rencana menjadi lebih berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi yang lainnya, maka rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan
sederhana.

Ketepatan dan obyektivitas. Perencanaan harus didasarkan pada pemikiran yang


realistis dan fakta-fakta yang sebenarnya dan agar tercapai perencanaan tersebut maka proses
penyusunan perencanaan harus didasarkan atas pemikiran yang obyektif dan informasi yang
tepat.

Ruang lingkup. Perencanaan yang efektif juga memerlukan prinsip-prinsip


kelengkapan, kepaduan, dan konsistensi. Hal itu juga meliputi luas cakupan rencana,
menyangkut kegiatan-kegiatan apa saja, kerangka hubungan antar kegiatan dan satuan-satuan
kerja yang terlihat.

Efektivitas biaya. Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini menyangkut waktu,
usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan adalah jangan
melakukan perencanaan apabila hasil capaian lebih kecil dari biaya perencanaan dan
implementasinya.

Ketepatan waktu. Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai


perubahan yang terjadi sangat cepat akan menyebabkan rencana tidak tepat atau tidak sesuai
dengan berbagi perbedaan waktu.

12
F. Hambatan-hambatan Efektivitas Perencanaan

Untuk membuat perencanaan yang efektif memang tidak mudah, karena selalu ada
hambatan-hambatan yang dihadapi. Ada dua jenis hambatan pengembangan rencana-rencana
efektif diantaranya yang pertama yakni, penolakan internal para perencana terhadap
penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Dan hambatan yang kedua
adalah di luar perencana dalam arti keengganan umum para anggota organisasi untuk
menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang
ditimbulkannya.

Penolakan internal para perencana. Ada sejumlah alasan mengapa banyak pimpinan
dan perencana ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana-rencana bagi
organisasi atas kelompok satuan kerja mereka, yaitu:

1) Kurang pengetahuan tentang organisasi.

2) Kurang pengetahuan tentang lingkungan.

3) Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif.

4) Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.

5) Biaya.

6) Takut gagal.

7) Kurang percaya diri.

8) Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif.

Penolakan di luar perencana. Sebenarnya, tidak ada alasan para anggota menolak
suatu rencana baru. Penolakan terhadap rencana baru biasanya terjadi karena bertentangan
dengan kepentingannya, menghilangkan atau mengurangi balas jasa atau kekuatannya seperti
kekuasaan, karir atau gengsi. Bisa jadi, penolakan terhadap rencana tersebut juga karena
membatasi kebebasan karyawan untuk mengambil kegiatan kerja yang disukai atau juga
menghindari tugas yang tidak diinginkan atau mereka tidak mau melihat nilai-nilai perubahan
yang direncanakan. Juga, sebagian besar anggota organisasi menolak kebijaksanaan baru
karena meningkatkan beban kerja mereka, terutama bila mereka akan menerima balas jasa
yang tidak sebanding dengan beban kerjanya.

13
Manajer dapat mengatasi hambatan-hambatan perencanaan melalui penciptaan sistem
organisasi yang memudahkan penetapan tujuan dan perencanaan, baik itu dilakukan oleh
manajer puncak, manajer tingkat bawah bahkan para karyawan manajerial. Sedangkan
hambatan yang ditimbulkan dari luar perencana dapat dilakukan dengan cara antara lain
adalah melibatkan para karyawan dalam proses pembuatan perencanaan, mengembangkan
pola perencanaan dan implementasi yang efektif, memberikan lebih banyak informasi tentang
rencana-rencana dan segala konsekuensinya, bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan
yang diusulkan para anggota organisasi dan meminimumkan gangguan-gangguan yang tidak
perlu.

2.3 Pembuatan Keputusan

Kunci dari kegiatan manajer adalah pembuatan keputusan. Kualitas keputusan-


keputusan manajer akan menentukan efektivitas rencana yang telah disusun. Pembuatan
(pengambilan) keputusan seperti menaikkan harga jual, keputusan ekspansi atau investasi,
tindakan terhadap karyawan yang tidak disiplin, pemilihan terhadap lokasi gedung baru dan
masalah-masalah besar atau kecil lainnya adalah contoh kehidupan manajer. Ada kondisi-
kondisi tertentu yang membuat proses dan cara pengambilan keputusan serta solusi yang
diambil berbeda satu sama lainnya. Di dalamnya ada ketidakpastian, risiko dan berbagai
asumsi yang harus diambil.

A. Jenis-jenis Keputusan Manajer

Setiap manajer akan membuat jenis-jenis keputusan yang berbeda sesuai perbedaan
kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak
digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Di
samping itu, keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di
bawah kondisi kepastian, risiko dan ketidakpastian.

Keptutusan-keputusan yang diprogram (programmed decision). Adalah keputusan


yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Setiap organisasi mempunyai
kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memudahkan pembuatan
keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif-
alternatif. Dalam menetapkan gaji bagi pegawai baru misalnya, manajer tidak perlu
memikirkannya karena organisasi pada umumnya sudah memiliki skala gaji untuk semua
posisi, juga tidak perlu memikirkan masalah-masalah harian organisasi, karena sudah ada
prosedur-prosedur yang menangani masalah-masalah harian tersebut.

14
Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision). Adalah
keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Misalnya,
cara pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang ada di
pasaran, atau cara perbaikan hubungan dengan masyarakat, semua itu membutuhkan
pengambilan keputusan yang tidak terprogram.

Keputusan-keputusan dalam kondisi kepastian (certainty). Dalam kondisi kepastian,


para manajer mengetahui apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang karena telah
tersedia informasi yang akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar pengambilan
keputusan. Situasi keputusan yang cenderung tinggi kepastiannya biasanya menyertai
keputusan yang diambil oleh para manajer atau karyawan yang berada di level manajemen
bawah. Hal ini karena pekerjaannya lebih banyak bersifat teknis, operasional, berjangka
pendek dan keputusan yang diambil bisa dikatakan memiliki kondisi pada tingkat kepastian
yang cukup tinggi.

Keputusan-keputusan dalam kondisi risiko (risk). Dalam kondisi ini manajer


mengetahui besarnya probabilitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak
tersedia. Risiko adalah situasi di mana manajer merumuskan sebuah persoalan,
mengindikasikan sebuah kemungkinan, mengidentifikasi alternatif-alternatif solusi dan
menyatakan probabilitas tentang keberhasilan solusi tersebut.

Sedangkan, keputusan dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty), manajer tidak


mengetahui probabilitasnya bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasilnya.
Dalam kondisi ini manajer sulit merumuskan masalah dan sulit mengidentifikasi pilihan
solusinya. Misalnya, perusahaan yang ingin melakukan ekspansi ke wilayah yang baru untuk
meningkatkan pendapatannya, bisa saja merupakan keputusan yang ketidakpastiannya tinggi.
Karena tidak ada jaminan di tempat baru tersebut perusahaan bisa menjual produknya harus
direkrut dapat mengerjakan pekerjannya. Tidak ada jaminan karyawan yang harus direkrut
dapat mengerjakan pekerjaanya. Tentunya di saat yang sama, risiko harus dihitung dan
dipertimbangkan. Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan lebih
tepat dengan menggunakan metode-metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan
memperkirakannya.

B. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan

15
Sebenarnya tidak ada cara pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa seorang
manajer selalu dapat mengambil keputusan yang benar. Akan tetapi, seorang manajer yang
menggunakan cara-cara secara rasional, sistematis dan intelektual akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk berhasil dibandingkan dengan seorang manajer yang
menggunakan cara informal, tidak rasional, tidak sistematis ataupun tidak intelektual.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan rasional adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Pemahaman dan Perumusan Masalah.

Bila ingin memperbaiki situasi, seorang manajer harus menemukan apa masalah yang
sebenarnya kemudian menentukan bagian-bagian masalah yang seharusnya dipecahkan.
Untuk mempermudah identifikasi masalah, manajer bisa menggunakan beberapa cara yaitu,
pertama manajer secara sistematis menguji hubungan sebab akibat dari masalah yang
dihadapi. Kedua, mencari perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut dan
ketiga, melakukan konsultasi dengan pihak-pihak lain yang berkompeten untuk bisa
memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah itu.

Langkah 2: Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan.

Manajer harus menentukan data-data yang dibutuhkan untuk membuat keputusan


yang paling tepat, kemudian harus mendapatkan informasi yang diperoleh dari data-data
tersebut.

Langkah 3: Pengembangan Alternatif-alternatif.

Prinsip pengambilan keputusan secara cepat dari pengembangan alternatif-alternatif


tersebut, namun disertai kehati-hatian akan membantu seorang manajer memperoleh
keputusan yang paling baik walaupun bukan hasil keputusan yang sempurna atau ideal.

Langkah 4: Evaluasi Alternatif-alternatif.

Pengukuran efektivitas alternatif dapat dilakukan dengan kriteria apakah alternatif


tersebut realistis bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, bisa juga
dengan seberapa baik alternatif tersebut bisa membantu dalam pemecahan masalah.

16
Langkah 5: Pemilihan Alternatif Terbaik.

Pilihan alternatif terbaik ini bisa jadi merupakan kompromi diantara berbagai faktor
yang telah dipertimbangkan.

Langkah 6: Implementasi Keputusan.

Manajer melakukan implementasi keputusan yang dipilih, yang menyangkut lebih


dari sekedar pemberian perintah, juga harus menetapkan anggaran, jadwal kegiatan, alokasi
sumber daya organisasi serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-
tugas.

Langkah 7: Evaluasi Hasil-hasil Keputusan.

Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan


keputusan yang diambil memberikan hasil-hasil yang diinginkan.

C. Gaya Pengambilan Keputusan

Gaya pribadi pengambilan keputusan mengacu pada perbedaan diantara orang-orang


yang berhubungan dengan cara mereka mengevaluasi masalah, mengembangkan alternatif-
alternatif, dan membuat pilihan. Adapun gaya pengambilan keputusan dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu:

a. Gaya Direktif

Manajer yang menggunakan cara ini biasanya mengambil keputusan dengan cepat
karena ia tidak suka berurusan dengan banyak informasi dan memilih hanya
mempertimbangkan satu atau dua alternatif.

b. Gaya Analisis

Manajer yang menyukai gaya analisis biasanya berkecimpung dengan banyak


informasi untuk mengambil solusi yang kompleks dan seringkali mendasarkan
keputusannya pada data yang obyektif dan rasional.

c. Gaya Konseptual

17
Orang-orang yang cenderung ke arah gaya konseptual lebih berorientasi sosial
daripada yang menyukai gaya analisis.

d. Gaya Perilaku

Yaitu manajer memiliki perhatian mendalam terhadap orang lain sebagai individu.

D. Model Pengambilan Keputusan

Pada dasarnya, setiap pengambil keputusan dalam melakukan pengambilan keputusan


didasari pada dua hal, yaitu rasionalitas keputusan dan model-model keputusan keperilakuan.
Sarana-sarana yang dipilih secara tepat untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan disebut
keputusan yang rasional.

Selanjutnya, ada berbagai model perilaku pengambilan keputusan yang


menggambarkan bagaimana para manajer membuat keputusan secara tepat. Pertama adalah
model ekonomi, yaitu keputusan seseorang itu rasional, berusaha mencapai pendapatan
marjinal sama dengan biaya marjinal untuk memperoleh keuntungan maksimum. Model
kedua adalah manusia administratif, dimana seseorang tidak menginginkan maksimalisasi
tetapi cukup keuntungan yang memuaskan. Model ketiga adalah model manusia mobicentrik,
yaitu perubahan merupakan nilai utama, sehingga orang harus selalu bergerak bebas dalam
pengambilan keputusan. Model keempat adalah model manusia organisasi, yang memiliki
sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan. Model kelima adalah model
pengusaha baru, yang bersifat kompetitif. Dan model keenam adalah model sosial, dimana
seseorang dalam pengambilan keputusan diliputi oleh perasaan, emosi dan situasi alam
bawah sadar.

E. Teknik Pengambilan Keputusan

Mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif
untuk memecahkan masalah. Banyak masalah keputusan dalam organisasi yang
membutuhkan kreativitas dan teknik lain dari manajer. Berikut ini adalah beberapa teknik
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan kreaitf dan mendapatkan penerimaan
para karyawan.

a. Teknik Kreatif

18
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan semua yang tersedia untuk membantu
individu dalam pengambilan keputusan kreatif. Ada dua teknik dalam kelompok teknik
kreatif yaitu brainstorming dan synetics.

Brainstorming digunakan untuk membantu memacu gagasan-gagasan kreatif dengan


menggali dan mendapatkan kreativitas maksimum dari kelompok dengan memberikan
kesempatan para anggota untuk menyampaikan ide-ide kreatifnya.

Synetics didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan
dengan tujuan meningkatkan output kreatif individual dan kelompok.

b. Teknik Partisipatif

Teknik ini dilakukan dengan melibatkan individu-individu atau kelompok dalam


proses pengambilan keputusan. Dalam konteks pengambilan keputusan partisipatif ini,
sangat dimungkinkan terjadinya pengambilan keputusan secara semu, artinya manajer
melibatkan bawahan dalam tugas tetapi bukan dalam pengambilan keputusan yang
sebenarnya, walaupun sebelumnya bawahan diajak berpartisipasi namun atasan tidak
pernah membiarkan bawahan terlibat secara intelektual dan emosional dan keputusan
akhir tetap saja ada di tangan atasan. Namun, bila dilihat dari sudut pandang perilaku
berorganisasi, teknik ini sangat menyadari bahwa setiap individu dalam organisasi bisa
memberikan kontribusi yang sangat berarti pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Manajer semakin dituntut untuk mengikuti atau menaati hukum dan standar-standar etika
masyarakat. Perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberian tanggapan-tanggapan
organisasi terhadap masalah-masalah sosial. Setiap organisasi baik yang berskala besar
maupun kecil semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut
berada. Lingkungan itu sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga organisasi
yang bisa bertahan hidup adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.

2. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan kegiatan tertentu. Tanpa adanya
perencanaan, maka fungsi manajemen lainnya tidak akan berjalan dengan baik karena
perencanaan adalah tahap yang paling penting.

3. Pada dasarnya pembuatan keputusan merupakan pilihan dari beberapa alternatif. Ada
beberapa tipe yang biasa digunakan oleh manajer ketika membuat sebuah keputusan yaitu
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Proses dasar pembuatan keputusan

20
rasional mencakup pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data yang
relevan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian,
pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.

3.2 Saran

1. Manajer diharapkan untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab
kepada semua pihak baik itu internal maupun eksternal. Untuk menghasilkan profit
perusahaan manajer harus mampu membuat kepuasan konsumen.

2. Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah perencanaan
perlu memperhatikan rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

3. Ketika manajer membuat suatu keputusan, maka semestinya menggunakan dan mengikuti
teori-teori yang telah dijelaskan, baik ketika manajer dihadapkan dalam situasi yang sulit
sehingga diharuskan membuat sebuah keputusan yang cepat serta menerapkan serangkaian
proses dari pembuatan keputusan agar dalam pembuatan keputusan menjadi lebih terarah,
efektif dan efisien.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Rois dan Helmi Muhammad. 2016. PENGANTAR MANAJEMEN. Malang :


Empatdua.

22

Anda mungkin juga menyukai