diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen yang diampu
oleh
Disusun oleh:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Saya
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-
Nya kepada kami sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Pengantar
Manajemen.
Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata dari saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan
bagi yang membaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II ISI.........................................................................................................................2
2.1 Manajemen dan Pengaruh Lingkungan..................................................................2
A. Pengertian Manajemen......................................................................................3
B. Fungsi Manajemen............................................................................................3
C. Lingkungan Eksternal Perusahaan/Organisasi..................................................5
D. Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajer......................................................6
2.2 Perencanaan............................................................................................................8
A. Pengertian Perencanaan....................................................................................8
B. Perlunya Suatu Perencanaan.............................................................................9
C. Hubungan Perencanaan dengan Fungsi-fungsi Manajemen Lainnya.............10
D. Macam-macam Perencanaan..........................................................................10
E. Penilaian Efektivitas Perencanaan...................................................................12
F. Hambatan-hambatan Efektivitas Perencanaan................................................12
2.3 Pembuatan Keputusan...........................................................................................14
A. Jenis-jenis Keputusan Manajer.......................................................................14
B. Langkah-langkah Pengambilan Keputusan.....................................................15
C. Gaya Pengambilan Keputusan........................................................................17
D. Model Pengambilan Keputusan......................................................................17
E. Teknik Pengambilan Keputusan......................................................................18
iii
BAB III PENUTUP.......................................................................................................20
3.1 Simpulan...............................................................................................................20
3.2 Saran.....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan sebuah tata kelola yang berupaya menjadikan kerangka kerja
organisasi berjalan efektif dan efisien. Maka dalam manajemen dirumuskan pengertian-
pengertian mendasar mengenai tahapan-tahapan yang lazim ada seperti perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
(controlling).
Selain mencari konsep manajemen yang efektif untuk sebuah produktivitas kerja, para
peneliti ataupun praktisi mencari akar-akar persoalan yang dapat memengaruhi proses
berjalannya organisasi yang dimiliki. Hal ini didasari karena pekerja bukanlah mesin semata
tapi sosok manusia yang memiliki insting, spirit dan pemikiran yang ketika sedang tidak
dalam kondisi maksimal dapat berpengaruh buruk bagi organisasi atau perusahaan.
Manajemen ada untuk menghadirkan kemanusiaan dan kesejahteraan.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
ISI
B. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
3
cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif
sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Fungsi-fungsi manajemen lainnya
sangat tergantung pada fungsi perencanaan ini, dalam arti fungsi-fungsi manajemen lain tidak
akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat, dan kontinyu.
Tetapi sebaliknya, perencanaan yang baik tergantung juga pada pelaksanaan yang efektif dari
fungsi-fungsi manajemen lainnya.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi ini akan menciptakan struktur formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi,
dan dikoordinasikan. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan tipe
organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana, dan program yang telah ditetapkan karena
perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula. Pengorganisasian
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih
kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan
menentukan orang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa
yang bertanggung jawab atas tugas tersebut dan pada tingkatan mana keputusan itu harus
diambil.
Langkah selanjutnya adalah mencari orang atau sumber daya manusia untuk
melaksanakan tugas, menerima wewenang dan bertanggung jawab kepada atasannya untuk
melaksanakan tugas serta ikut bertanggung jawab pada pencapaian tujuan organisasi sesuai
dengan bidangnya. Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment), latihan
dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam
lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Masalah sumber daya manusia
merupakan titik sentral dalam manajemen dan organisasi. Sehingga masalah ini sudah
menjadi ilmu tersendiri yang disebut Personal Management atau Human Resources
Management. Para ahli selalu mengungkapkan bahwa betapa pentingnya nilai dan peran dari
sumber daya manusia dalam perusahaan sekarang ini, karena pada prinsipnya merekalah yang
akan menjalankan fungsi-fungsi manajemen sesuai dengan bidangnya untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
4
d. Pengarahan (Directing)
e. Pengawasan (Controlling)
Dengan pengawasan dapat diketahui tentang hasil yang telah dicapai. Pengawasan
adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Cara yang dilakukan dalam pengawasan
yaitu membandingkan segala sesuatu yang telah dijalankan dengan standar atau rencananya,
serta melakukan perbaikan-perbaikan bila terjadi penyimpangan.
5
konsumen, peraturan-peraturan pemerintah yang selalu ada pembaharuan dan sebagainya
adalah sebagian contoh lingkungan eksternal yang berpengaruh pada keberadaan organisasi
dan manajemen. Karenanya, manajemen dituntut untuk selalu bersikap tanggap dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Jenis lingkungan eksternal terdiri dari unsur-unsur yang berpengaruh langsung seperti
para pesaing, penyedia, pelanggan, lembaga keuangan, pasar tenaga kerja dan perwakilan-
perwakilan pemerintah, sedangkan unsur-unsur yang berpengaruh tidak langsung seperti
perkembangan teknologi, ekonomi, politik dan sosial yang berpengaruh pada iklim
organisasi.
Selanjutnya, etika berkenaan dengan pendapat tentang benar dan salah, lebih khusus
dengan kewajiban moral seseorang pada masyarakat. Etika berupaya menunjukkan kepada
manusia cara-cara mencapai tujuan hidup yang penuh makna, bahwa setiap fakta yang
menyangkut kehidupan dan perilaku manusia berguna baginya. Penentuan etika benar dan
salah cukup sulit, karena dalam kenyataanya standar-standar moral berubah setiap waktu.
Bagaimanapun, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dan
6
kegiatan-kegiatan organisasi. Manajer yang bekerja berdasarkan praktik etika, akan
menghasilkan manajemen yang etis. Etika dapat dibagi menjadi:
Perhatian manajer dalam waktu yang sama juga harus dipusatkan pada pemberian
tanggapan-tanggapan organisasi terhadap masalah-masalah sosial. Hal ini memiliki dua
konsekuensi utama, yaitu pertama, banyak organisasi yang mengesampingkan tujuan
utamanya yaitu memaksimalkan keuntungan, dan mengalihkan perhatiannya pada
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dengan perolehan keuntungan secukupnya.
Dan kedua, pencapaian hasil-hasil yang lebih baik dalam pelaksanaan fungsi tanggunng
jawab sosial perusahaan menjadi semacam peralatan untuk membantu kesuksesan organisasi.
Manajer harus senantiasa memelihara penanganan masalah-masalah sosial akan
mencerminkan etika pribadinya, kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi dan nilai-nilai sosial
perusahaan pada periode yang akan datang.
7
2.2 Perencanaan
A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan dibuat oleh manajer untuk memberikan tujuan dan arah organisasi.
Perencanaan dapat diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.
Perencanaan dibutuhkan di semua tingkatan manajemen. Manajer puncak biasanya
mencurahkan sebagian besar waktu perencanaan mereka untuk rencana-rencana jangka
panjang dan strategi-strategi organisasi. Manajer pada tingkatan bawah merencanakan
trutama bagi kelompok kerjanya dan bersifat jangka pendek. Perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan diri secepat mungkin
dengan kondisi dan situasi yang baru.
Dalam perencanaan, aspek penting yang perlu diambil yakni pengambilan keputusan
(decision making) yaitu proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan
dilakukan dengan langkah-langkah penyusunan perencanaan.
a. Menetapkan Tujuan
8
b. Menyusun Anggapan-anggapan
Perencanaan akan lebih terkoordinasi apabila semakin banyak individu yang terlibat
dalam perencanaan, di mana mereka berusaha untuk mengetahui dan menggunakan
anggapan-anggapan secara konsisten.
Tahap terakhir yaitu mengadakan penilaian terhadap berbagai alternatif tindakan yang
sudah dipilih, mengembangkan berbagai alternatif kegiatan tersebut untuk mencapai
tujuan, serta pemilahan alternatif terbaik.
9
terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi, 3) kadang-kadang hasil yang
paling baik didapatkan adalah ketika penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut
terjadi, dan 4) ada beberapa rencana yang diikuti oleh cara-cara yang tidak konsisten.
Dengan beberapa manfaat yang bisa diambil dari perencanaan, setiap organisasi
diharapkan bisa survive dan mencapai tujuannya. Jika bisa, perusahaan diharapkan dapat
berkembang baik itu berkembang dalam hal jumlah produksi, penjualan, pendapatan dan
laba.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan manajerial lainnya adalah saling
berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi. Rencana-rencana harus dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi sebelum para manajer dapat menentukan hubungan-
hubungan organisasi, kualifikasi personalia yang dibutuhkan, bagaimana bawahan diarahkan
dan cara pengawasan yang diterapkan.
b. Pengarahan
c. Pengawasan
10
D. Macam-macam Perencanaan
a. Perencanaan Strategis
b. Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis adalah rencana yang ditujukan untuk mencapai tujuan taktis,
dikembangkan untuk mengimplementasikan bagian tertentu dari rencana strategis.
Manajer membutuhkan sebuah rencana yang lebih detail sifatnya, lebih spesifik, memuat
program aksi dengan jangka waktu yang lebih pendek. Dengan rencana taktis, apa yang
sudah dirumuskan pada rencana strategis diterjemahkan dengan lebih konkrit pada
rencana taktis.
c. Perencanaan Operasional
Rencana sekali pakai adalah serangkaian kegiatan terperinci yang kemungkinan tidak
berulang dalam bentuk yang sama di waktu mendatang. Sebagai contoh, perencanaan
perusahaan untuk membangun gedung baru karena adanya perluasan usaha, maka akan
11
memerlukan rencana sekali pakai yang khusus untuk proyek tersebut. Tipe-tipe pokok
rencana sekali pakai adalah program, proyek dan anggaran.
Rencana tetap adalah rencana yang sudah ditetapkan dan menjadi pedoman dalam
operasi setiap hari. Rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
atau dihapuskan. Rencana tetap akan memungkinkan para manajer menghemat waktu yang
digunakan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan.
Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan
yaitu 1) kegunaan, 2) ketepatan dan obyektivitas, 3) ruang lingkup, 4) efektivitas biaya, 5)
akuntabilitas dan ketepatan waktu.
Kegunaan. Suatu rencana menjadi lebih berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi yang lainnya, maka rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan
sederhana.
Efektivitas biaya. Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini menyangkut waktu,
usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan adalah jangan
melakukan perencanaan apabila hasil capaian lebih kecil dari biaya perencanaan dan
implementasinya.
12
F. Hambatan-hambatan Efektivitas Perencanaan
Untuk membuat perencanaan yang efektif memang tidak mudah, karena selalu ada
hambatan-hambatan yang dihadapi. Ada dua jenis hambatan pengembangan rencana-rencana
efektif diantaranya yang pertama yakni, penolakan internal para perencana terhadap
penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya. Dan hambatan yang kedua
adalah di luar perencana dalam arti keengganan umum para anggota organisasi untuk
menerima perencanaan dan rencana-rencana karena perubahan-perubahan yang
ditimbulkannya.
Penolakan internal para perencana. Ada sejumlah alasan mengapa banyak pimpinan
dan perencana ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana-rencana bagi
organisasi atas kelompok satuan kerja mereka, yaitu:
5) Biaya.
6) Takut gagal.
Penolakan di luar perencana. Sebenarnya, tidak ada alasan para anggota menolak
suatu rencana baru. Penolakan terhadap rencana baru biasanya terjadi karena bertentangan
dengan kepentingannya, menghilangkan atau mengurangi balas jasa atau kekuatannya seperti
kekuasaan, karir atau gengsi. Bisa jadi, penolakan terhadap rencana tersebut juga karena
membatasi kebebasan karyawan untuk mengambil kegiatan kerja yang disukai atau juga
menghindari tugas yang tidak diinginkan atau mereka tidak mau melihat nilai-nilai perubahan
yang direncanakan. Juga, sebagian besar anggota organisasi menolak kebijaksanaan baru
karena meningkatkan beban kerja mereka, terutama bila mereka akan menerima balas jasa
yang tidak sebanding dengan beban kerjanya.
13
Manajer dapat mengatasi hambatan-hambatan perencanaan melalui penciptaan sistem
organisasi yang memudahkan penetapan tujuan dan perencanaan, baik itu dilakukan oleh
manajer puncak, manajer tingkat bawah bahkan para karyawan manajerial. Sedangkan
hambatan yang ditimbulkan dari luar perencana dapat dilakukan dengan cara antara lain
adalah melibatkan para karyawan dalam proses pembuatan perencanaan, mengembangkan
pola perencanaan dan implementasi yang efektif, memberikan lebih banyak informasi tentang
rencana-rencana dan segala konsekuensinya, bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan
yang diusulkan para anggota organisasi dan meminimumkan gangguan-gangguan yang tidak
perlu.
Setiap manajer akan membuat jenis-jenis keputusan yang berbeda sesuai perbedaan
kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak
digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu diprogram atau tidak. Di
samping itu, keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di
bawah kondisi kepastian, risiko dan ketidakpastian.
14
Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decision). Adalah
keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Misalnya,
cara pengalokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang ada di
pasaran, atau cara perbaikan hubungan dengan masyarakat, semua itu membutuhkan
pengambilan keputusan yang tidak terprogram.
15
Sebenarnya tidak ada cara pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa seorang
manajer selalu dapat mengambil keputusan yang benar. Akan tetapi, seorang manajer yang
menggunakan cara-cara secara rasional, sistematis dan intelektual akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk berhasil dibandingkan dengan seorang manajer yang
menggunakan cara informal, tidak rasional, tidak sistematis ataupun tidak intelektual.
Bila ingin memperbaiki situasi, seorang manajer harus menemukan apa masalah yang
sebenarnya kemudian menentukan bagian-bagian masalah yang seharusnya dipecahkan.
Untuk mempermudah identifikasi masalah, manajer bisa menggunakan beberapa cara yaitu,
pertama manajer secara sistematis menguji hubungan sebab akibat dari masalah yang
dihadapi. Kedua, mencari perubahan-perubahan yang ditimbulkan oleh masalah tersebut dan
ketiga, melakukan konsultasi dengan pihak-pihak lain yang berkompeten untuk bisa
memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah itu.
16
Langkah 5: Pemilihan Alternatif Terbaik.
Pilihan alternatif terbaik ini bisa jadi merupakan kompromi diantara berbagai faktor
yang telah dipertimbangkan.
a. Gaya Direktif
Manajer yang menggunakan cara ini biasanya mengambil keputusan dengan cepat
karena ia tidak suka berurusan dengan banyak informasi dan memilih hanya
mempertimbangkan satu atau dua alternatif.
b. Gaya Analisis
c. Gaya Konseptual
17
Orang-orang yang cenderung ke arah gaya konseptual lebih berorientasi sosial
daripada yang menyukai gaya analisis.
d. Gaya Perilaku
Yaitu manajer memiliki perhatian mendalam terhadap orang lain sebagai individu.
Mengambil atau membuat keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif
untuk memecahkan masalah. Banyak masalah keputusan dalam organisasi yang
membutuhkan kreativitas dan teknik lain dari manajer. Berikut ini adalah beberapa teknik
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan kreaitf dan mendapatkan penerimaan
para karyawan.
a. Teknik Kreatif
18
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan semua yang tersedia untuk membantu
individu dalam pengambilan keputusan kreatif. Ada dua teknik dalam kelompok teknik
kreatif yaitu brainstorming dan synetics.
Synetics didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan
dengan tujuan meningkatkan output kreatif individual dan kelompok.
b. Teknik Partisipatif
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Manajer semakin dituntut untuk mengikuti atau menaati hukum dan standar-standar etika
masyarakat. Perhatian manajer harus dipusatkan pada pemberian tanggapan-tanggapan
organisasi terhadap masalah-masalah sosial. Setiap organisasi baik yang berskala besar
maupun kecil semuanya akan berinteraksi dengan lingkungan di mana organisasi tersebut
berada. Lingkungan itu sendiri selalu mengalami perubahan-perubahan sehingga organisasi
yang bisa bertahan hidup adalah organisasi yang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
2. Perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin
dicapai oleh organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan kegiatan tertentu. Tanpa adanya
perencanaan, maka fungsi manajemen lainnya tidak akan berjalan dengan baik karena
perencanaan adalah tahap yang paling penting.
3. Pada dasarnya pembuatan keputusan merupakan pilihan dari beberapa alternatif. Ada
beberapa tipe yang biasa digunakan oleh manajer ketika membuat sebuah keputusan yaitu
keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Proses dasar pembuatan keputusan
20
rasional mencakup pemahaman dan perumusan masalah, pengumpulan dan analisis data yang
relevan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian,
pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.
3.2 Saran
1. Manajer diharapkan untuk selalu bersikap tanggap dan adaptif, selalu mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab
kepada semua pihak baik itu internal maupun eksternal. Untuk menghasilkan profit
perusahaan manajer harus mampu membuat kepuasan konsumen.
2. Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi
menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan. Tapi dalam sebuah perencanaan
perlu memperhatikan rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Ketika manajer membuat suatu keputusan, maka semestinya menggunakan dan mengikuti
teori-teori yang telah dijelaskan, baik ketika manajer dihadapkan dalam situasi yang sulit
sehingga diharuskan membuat sebuah keputusan yang cepat serta menerapkan serangkaian
proses dari pembuatan keputusan agar dalam pembuatan keputusan menjadi lebih terarah,
efektif dan efisien.
21
DAFTAR PUSTAKA
22