Anda di halaman 1dari 20

PASAR MODAL SYARIAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bank dan Lembaga
Keuangan Syariah yang diampu oleh
Disusun oleh:

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang Pasar Modal Syariah.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata dari kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan
pengetahuan bagi yang membaca.

Cirebon, Juni 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
2.1 Indeks Harga Saham dan Obligasi..........................................................................6
2.2 Instrumen di Indonesia..........................................................................................11
2.3 Mekanisme Berinvestasi di Pasar Modal..............................................................13
2.4 Resiko Berinvestasi di Pasar Modal.....................................................................14
2.5 Strategi Pengembangan Pasar Modal Syariah......................................................15
BAB III PENUTUP.......................................................................................................18
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................18
3.2 Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya perekonomian di dunia mengakibatkan perubahan


yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Orang mulai melakukan transaksi
ekonomi melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan menginvestasikan
harta atau uangnya melalui pasar modal. Pasar modal dibentuk untuk
mempermudah para investor mendapatkan asset dan mempermudah perusahaan
menjual aset.

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka


panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),
maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Kehidupan yang semakin kompleks akan mendorong berbagai pihak untuk


mencapai segala sesuatu secara instan, mudah dan terorganisasi. Dalam hal ini,
untuk memepermudah transaksi produk pasar modal maka dibentuk Bursa Efek.
Fungsinya sangat membantu berbagai pihak yang terkait.

Perkembangan pasar modal dari tahun ke tahun mengalami kenaikan.


Dimulai dengan adanya perubahan yang terdapat didalamnya hingga
menghasilkan Bursa Efek Jakarta yang merupakan satu-satunya bursa efek di
Indonesia. Aktivitas yang dilakukan sangat banyak guna membantu para investor
dan perusahaan melakukan transaksi ekonomi.

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan indeks harga saham dan obligasi ?
2. Apa saja instrumen pasar modal yang terdapat di Indonesia ?
3. Bagaimana mekanisme berinvestasi di Indonesia ?
4. Apa saja resiko dari berinvestasi di pasar modal ?
5. Bagaimana strategi pengembangan pasar modal di Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan


penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui dan memahami indeks harga saham dan obligasi.

2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam instrumen pasar modal di


Indonesia.

3. Untuk mengetahui dan memahami mekanisme berinvestasi di pasar modal.

4. Untuk mengetahui dan memahami resiko berinvestasi di pasar modal.

5. Untuk mengetahui dan memahami strategi pengembangan pasar modal di


Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Indeks Harga Saham dan Obligasi

Indeks Saham atau Indeks Harga Saham adalah ukuran statistik perubahan
gerak harga dari kumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan
digunakan sebagai sarana tujuan investasi. Indeks berfungsi sebagai indikator
trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu
saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu.

Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham
saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Pergerakan indeks menjadi
indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan
menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga
saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak
turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula.

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 22 jenis indeks saham. Bursa Efek
Indonesia tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh pengguna
yang mempergunakan indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia sebagai acuan
(benchmark). Bursa Efek Indonesia juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk
apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang
menggunakan indeks-indeks di Bursa Efek Indonesia sebagai acuan (benchmark).

Indeks-indeks tersebut adalah:

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Indeks yang mengukur pergerakan semua saham yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia.

6
2. Indeks LQ45
Indeks yang mengukur performa harga dari 45 saham-saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik.

3. Indeks IDX30
Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik.

4. Indeks IDX80
Indeks yang mengukur performa harga dari 80 saham-saham yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental
perusahaan yang baik.

5. Indeks KOMPAS100
Indeks yang mengukur performa harga dari 100 saham-saham yang memiliki
likuiditas yang baik dan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks KOMPAS100
diluncurkan berkerja sama dengan perusahaan media KOMPAS GRAMEDIA.

6. Indeks IDX SMC Composite / IDX Small-Mid Cap Composite Index


Indeks yang mengukur performa harga dari saham-saham yang memiliki
kapitalisasi pasar kecil dan menengah.

7. Indeks IDX SMC Liquid / IDX Small-Mid Cap Liquid Index


Indeks yang mengukur performa harga dari saham-saham dengan likuiditas
tinggi yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah. Konstituen Indeks
IDX SMC Liquid diambil dari konstituen Indeks IDX SMC Composite.

8. Indeks IDX High Dividend 20/ IDX High Dividend 20 Index


Indeks harga atas 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun
terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

7
9. Indeks IDX BUMN20/ IDX BUMN20 Index
Indeks yang mengukur performa harga harga atas 20 saham perusahaan
tercatat yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD), dan afiliasinya.

10. Indeks Saham Syariah Indonesia/ Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
Indeks yang mengukur performa harga seluruh saham yang dinyatakan
sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK).

11. Jakarta Islamic Index (JII)


Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham-saham syariah yang
memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.

12. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)


Indeks yang mengukur performa harga dari 70 saham-saham syariah yang
memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi.

13. Indeks Sektoral


Indeks yang mengukur performa harga seluruh saham dari masing-masing
sektor industri yang terdapat pada klasifikasi Jakarta Stock Industrial
Classification (JASICA). Indeks ini terdiri dari:
a. Indeks Pertanian Pertambangan
b. Indeks Industri Dasar dan Kimia
c. Indeks Aneka Industri
d. Indeks Industri Barang Konsumsi
e. Indeks Properti, Real Estat, dan Konstruksi Bangunan
f. Indeks Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
g. Indeks Keuangan
h. Indeks Perdagangan, Jasa, dan Investasi
i. Indeks Manufaktur

8
14. Indeks Papan Pencatatan (Board Index)
Indeks yang mengukur performa harga seluruh saham tercatat sesuai dengan
papan pencatatannya yaitu Utama dan Pengembangan. Suatu saham masuk
pada papan pencatatan Utama atau Pengembangan sesuai dengan ketentuan
pencatatan saham di BEI. Indeks ini terdiri dari:
a. Indeks Papan Utama (Main Board Index)
b. Indeks Papan Pengembangan (Development Board Index)
15. Indeks BISNIS-27
Indeks yang mengukur performa harga dari 27 saham–saham yang dipilih oleh
Komite Indeks Bisnis Indonesia. Indeks BISNIS-27 diluncurkan berkerja
sama dengan perusahaan media PT Jurnalindo Aksara Grafika (penerbit surat
kabar harian Bisnis Indonesia).

16. Indeks PEFINDO25


Indeks yang mengukur performa harga saham dari 25 emiten kecil dan
menengah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi
yang tinggi. Indeks PEFINDO25 diluncurkan dan dikelola berkerja sama
dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO).

17. Indeks SRI-KEHATI


Indeks yang mengukur performa harga saham dari 25 emiten yang memiliki
kinerja yang baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki
kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola perusahaan yang
baik atau disebut Sustainable and Responsible Investment (SRI). Indeks SRI-
KEHATI diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI).

18. Indeks infobank15


Indeks infobank15 adalah indeks yang terdiri dari 15 saham perbankan yang
memiliki faktor fundamental yang baik dan likuiditas perdagangan yang
tinggi. Indeks infobank15 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan
perusahaan media PT Info Artha Pratama (penerbit Majalah Infobank).

9
19. Indeks SMinfra18
Indeks SMinfra18 adalah indeks yang terdiri dari 18 saham yang
konstituennya dipilih dari sektorsektor infrastruktur, penunjang infrastruktur,
dan pembiayaan infrastruktur (dari sektor perbankan) yang dipilih berdasarkan
kriteria tertentu. Indeks SMinfra18 diluncurkan dan dikelola berkerja sama
dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI)

20. Indeks MNC36


Indeks yang terdiri dari 36 saham yang memiliki kinerja positif yang dipilih
berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi, dan fundametal serta rasio
keuangan. Indeks MNC36 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan
perusahaan media Media Nusantara Citra (MNC) Group.

21. Indeks Investor33


Indeks yang mengukur performa harga 33 saham yang dipilih dari 100
(seratus) Perusahaan Tercatat terbaik versi Majalah Investor yang dipilih
berdasarkan kapitalisasi pasar, likuiditas transaksi dan fundamental serta rasio
keuangan. Indeks Investor33 diluncurkan dan dikelola berkerja sama dengan
perusahaan media PT Media Investor Indonesia (penerbit Majalah Investor).

22. Indeks PEFINDO i-Grade / PEFINDO Investment Grade Index


Indeks yang mengukur performa harga dari 30 saham emiten-emiten yang
memiliki peringkat investment grade dari PEFINDO (idAAA hingga idBBB-)
yang berkapitalisasi pasar paling besar. Indeks PEFINDO i-Grade diluncurkan
dan dikelola berkerja sama dengan perusahaan pemeringkat PT Pemeringkat
Efek Indonesia (PEFINDO).

10
Indeks Obligasi Pemerintah pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli
2004, sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam
memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi pemerintah.
Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain:
a. Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi.
b. Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah
c. Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi
d. Analisa pengembangan instrumen obligasi pemerintah. Formula yang
digunakan dalam pengembangan informasi Indeks Obligasi Pemerintah :
1. Price (Performance) Index
2. Yield Index
3. Total Return Index
Dengan adanya Indeks Obligasi Pemerintah ini termasuk Sukuk di dalamnya
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Pasar Modal di Indonesia dan
memudahkan investor dalam menganalisa dan menentukan investasi, khususnya
Pasar Obligasi/Sukuk dalam pembentukan transparansi harga di Pasar, sehingga
terwujud Harga Wajar (Fair Value) Obligasi/Sukuk dan pasar yang efisien.
2.2 Instrumen Pasar Modal di Indonesia
Bentuk instrumen di pasar modal disebut efek yaitu surat berharga yang berupa :
1. Saham
Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga
sebagai pemegang saham (Shareholder atau stockholder). Saham ada 2 macam
yaitu saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). Saham
preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima
laba dan memiliki hak laba kumulaif. Hak kumulatif adalah hak untuk
mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami
kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun mengalami keuntungan, sehingga saham
preferen akan menerima laba dua kali. Sedangkan saham biasa adalah jenis saham
yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila
perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang akan menderita terlebih
dahulu.

11
2. Obligasi
Obligasi (Bond) adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang
kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut
pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan menerima kupon
sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan. Obligasi dapat diterbitkan oleh
korporasi maupun negara.
3. Right Issue
Right Issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan
emiten. Hak membeli dimiliki oleh pemegeng saham lama. Harga biasanya sudah
ditetapkan di muka dan biasa disebut harga pelaksanaan atau harga tebusan (strike
price atau exercise price). Pilihan terhadap alat investasi ini karena
kemampuannya memberikan penghasilan yang sama dengan membeli saham,
tetapi dengan modal yang lebih rendah.Apabila pemegang saham lama yang
menerima bukti right tidak mampu atau tidak berniat menukarkan bukti right
dengan saham, maka bukti right tersebut dapat dijual di bursa efek melalui broker
efek. Apabila pemegang bukti right lalai menukarkannya dengan saham dan
waktu penukaran sudah kadaluwarsa, maka bukti right tersebut tidak berharga
lagi, atau pemegang bukti right akan menderita rugi.

4. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham pada harga tertentu dalam jangka waktu
tertentu. Waran tidak saja dapat diberikan kepada pemegang saham lama, tetapi
juga sering diberikan kepada pemegang obligasi sebagai pemanis (sweetener)
pada saat perusahaan menerbitkan obligasi. Pemegang waran tidak akan
menderita kerugian apapun seandainya waran itu tidak dilaksanakan. Pada saat
harga pasar melebihi strike price waran, maka waran sudah saatnya untuk ditukar
dengan saham. Namun pemegang saham masih dapat menunggu sampai harga
saham mencapai tingkat tertinggi sepanjang waktu berlakunya belum
kadaluwarsa. Apabila pemegang waran tidak ingin menebusnya, maka waran itu
dapat dijual di bursa efek melalui broker. Apabila waktu untuk mendapatkannya
sudah kadaluwarsa dan pemegang waran lalai menebusnya, maka waran tersebut
akan menjadi kertas yang tidak bernilai lagi.

12
5. Reksa Dana

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal,
khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang
sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal,
mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu
dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, Reksa Dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk


menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat
(27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, pertama, adanya dana
dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio
efek, dan ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian,
dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal,
sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana
tersebut.

2.3 Mekanisme Berinvestasi di Pasar Modal

Investasi di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada prediksi naik turunnya
harga saham dalam jangka pendek. Oleh karenanya berinvestasi di pasar modal
syariah harus dilakukan pada instrumen dari perusahaan yang solid, serta
didukung oleh manajemen yang baik dan perencanaan bisnis yang jitu. Para
investor harus berorientasi jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh pasar yang
menyebabkan panic selling (menjual karena panik disebabkan harga saham yang

13
melonjak tajam atau merosot drastis). Para investor melakukan penjualan saham
karena mengetahui ada sesuatu yang memengaruhi kinerja perusahaan yang
menyebabkan kinerja perusahaan menurun seperti pergantian manajemen yang
tidak baik, produksi yang dikeluarkan gagal, tidak mampu bersaing, dan lain
sebagainya

2.4 Resiko Berinvestasi di Pasar Modal

1. Kondisi Ekonomi dan Politik

Sebagai seorang investor, Anda tidak dapat mengabaikan begitu saja kondisi
ekonomi dan politik yang terjadi di sebuah negara.

Krisis ekonomi di tahun 1998 atau kejadian BREXIT di 2016 lalu menjadi
contoh bagaimana gejolak ekonomi dan politik dapat sangat berpengaruh terhadap
fluktuasi harga saham. Saat kondisi semacam ini terjadi, Anda bisa bermain aman
dengan mengalihkan uang Anda yang tadinya berada di pasar saham ke pasar
uang seperti obligasi atau deposito.

2. Resiko Daya Beli

Investor mencari atau memilih jenis investasi yang memberikan keuntungan


yang jumlah sekurang-kurangnya sama dengan investasi sebelumnya. Disamping
itu, investor mengharapkan memperoleh pendapatan atau capital gain dalam
waktu yang lama. Apabila investasi tersebut memerlukan waktu 10 tahun untuk
mencapai 60% keuntungan sementara tingkat inflasi selama jangka waktu tersebut
telah naik melebihi 100%, maka investor jelas akan menerima keuntungan yang
daya belinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan keuntungan yang dapat
diperoleh semula. Oleh karena itu, resiko daya beli ini berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya inflasi yang mengakibatkan nilai riil pendapatan akan
lebih kecil.

14
3. Resiko Bisnis

Resiko bisnis adalah suatu resiko menurunnya kemampuan memperoleh laba


yang pada gilirannya akan mengurangi pula kemampuan perusahaan (emiten)
membayar imbalan (bunga dalam konvensional atau deviden). Salah satu cara
untuk mengetahui risiko bisnis suatu perusahaan adalah dengan membaca Laporan
Tahunan yang mereka miliki.

4. Resiko Likuiditas

Resiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk dapat
segera diperjualbelikan dengan tanpa mengalami kerugian yang berarti, Semakin
likuid nilai saham suatu perusahaan, biasanya akan semakin mudah pula
sahamnya untuk dijual.

5. Resiko Bunga

Ditengah-tengah sistem keuangan global yang masih dikelilingi oleh sistem


bunga saat ini, naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga jenis surat-
surat berharga yang berpendapatan tetap termasuk harga-harga saham. Biasanya,
kenaikan tingkat bunga berjalan tidak searah dengan harga-harga instrumen pasar
modal. Resiko naiknya tingkat bunga misalnya jelas akan menurunkan harga-
harga di pasar modal. Oleh karena itu, investor di pasar modal harus
memposisikan dirinya sebagai rekan bagi perusahaan yang siap berbagi laba dan
rugi.

2.5 Strategi Pengembangan Pasar Modal Syari’ah

Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang memiliki motif


investasi yang didasari prinsip syariah dan dilandasi akan keyakinan potensi
berkembangnya pasar modal syariah yang akan menjadi salah satu pilar
penunjang industri pasar modal Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam LK) – Departemen Keuangan Republik Indonesia
(RI) telah menyusun Master Plan Pasar Modal Indonesia (2005-2009). Di

15
dalamnya terdapat dua strategi utama pengembangan pasar modal berbasis
syariah, yaitu:

1. Penyusunan kerangka hukum yang dapat memfasilitasi pengembangan pasar


modal berbasis syariah dan mendorong pengembangannya.

2. Mendorong pengembangan serta penciptaan produk-produk pasar modal


berbasis syariah. Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Danareksa Investment
Management (DIM) pada tahun 2000 telah meluncurkan Jakarta Islamic Index
(JII) yang terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan prinsip syariah.

Selanjutnya dua strategi utama tersebut dijabarkan Bapepam-LK dalam


implementasi strategi yaitu:

1. Mengatur penerapan prinsip syariah.

2. Menyusun standar akuntansi.

3. Melakukan sosialisasi penerapan prinsip syariah di pasar modal dalam rangka


peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pasar.

4. Mengembangkan produk pasar modal berbasis syariah yang telah ada.

5. Menciptakan produk pasar modal berbasis syariah yang baru.

6. Melakukan kerja sama pengkajian pengembangan produk pasar modal berbasis


syariah antara regulator, DSN-MUI, dan pelaku pasar.

Sehubungan dengan pengembangan pasar modal berbasis syariah tersebut,


pada tanggal 23 November 2006, Ketua Bapepam-LK Departemen Keuangan RI
telah menerbitkan dua buah peraturan terkait pasar modal syariah, yaitu: (1)
Peraturan No. IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, dan (2) Peraturan No.
IX.A. 14 tentang Akad-akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di
Pasar Modal. Pada tahun-tahun berikutnya juga akan disusun ketentuan mengenai
Standar Akuntansi dan Sertifikasi Profesi yang terkait dengan pasar modal

16
syariah. Untuk pengembangan produk, Bapepam-LK telah bekerja sama dengan
Dewan Syariah Nasional (DSN) sehingga emiten tidak perlu lagi mendapatkan
persetujuan DSN dalam proses penerbitan efek syariah. Di samping itu, untuk
mendorong pengembangan produk berbasis syariah terutama untuk memberikan
kesempatan yang lebih luas dalam berinvestasi, Bapepam-LK juga menerbitkan
Daftar Efek Syariah (DES) secara periodic

17
Harus diakui jika dilihat dari aspek regulasinya; pasar modal syariah masih
akan terus mengalami perkembangan. Demikian pula instrumen-instrumen yang
ditawarkan oleh pasar modal syariah juga masih akan mengalami perkembangan.
Beberapa fatwa DSN MUI terkait pasar modal antara lain: Fatwa DSN MUI
No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, Fatwa DSN MUI No.
33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah, Fatwa DSN MUI
No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, Fatwa DSN MUI No. 41/DSN-
MUI/IIII/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah, Fatwa DSN MUI No. 59/DSN-
MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi, dan terakhir DSN
MUI juga telah mengesahkan fatwa mengenai Surat Berharga Negara Syariah
(Sukuk). Pada tahun 2008 DSN-MUI telah menerbitkan 2 fatwa, yaitu Fatwa
DSN-MUI Nomor: 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) Syariah dan fatwa DSN-MUI Nomor: 66/DSN-MUI/III/2008
tentang Waran Syariah pada tanggal 6 Maret 2008. Dengan terbitnya fatwa
tersebut akan menambah variasi produk syariah dan diharapkan dapat
meningkatkan keyakinan investor atas produk syariah di pasar modal.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Indeks Saham adalah ukuran statistik perubahan gerak harga dari


kumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan digunakan sebagai
sarana tujuan investasi. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, yang
artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah
pasar sedang aktif atau lesu.
Dan Indeks Obligasi memberikan nilai lebih , Sebagai alat analisa teknikal,
mengukur kinerja portofolio, Analisa pengembangan instrument, serta Sebagai
barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi.

3.2 Saran

Setelah membaca dan mengetahui apa yang dimaksud dengan index saham

Index obligasi , instrumen pasar modal, keuntungan dan risiko berinvestasi. Maka
kami sarankan kepada pembaca untuk mengambil peluang untuk berinvestasi baik
di pasar modal ataupun di bursa efek untuk mencari keuntungan dan mematuhi
juga aturan aturan yang dibuat oleh UU maupun menurut syari’at islam.

Dan kami sarankan juga kepada pembaca agar untuk memperbaiki dan mencari
materi yang lebih jauh dan baik lagi serta menambahkan apa yang kurang di
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://banu.blog.uns.ac.id/2009/08/05/saham/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019 pukul


12.18

https://www.idx.co.id/produk/indeks/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019 pukul 12.20

https://www.kompasiana.com/aurits/5584563c83afbd9f088b456a/yang-perlu-
diperhatikan-resiko-investasi-di-pasar-modal-syariah. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019
pukul 12.24

https://www.finansialku.com/risiko-pasar-modal/. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019


pukul 12.30

https://annisawally0208.blogspot.com/2017/04/strategi-pengembangan-pasar-
modal.html. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019 pukul 12.32

https://www.kompasiana.com/mohdaraji/5713927ed17a612a05e149ad/strategi-dalam-
pasar-modal-syariah. Diakses pada tanggal 9 Juni 2019 pukul 12.45

20

Anda mungkin juga menyukai