Oleh:
UMI KULSUM
NIM: 2007.14901.316
A. Pengertian
B. Klasifikasi CVA
1. Stroke Hemoregik
2013).
1. Perdarahan Intraserebral
2. Perdarahan Subarachnoid
iskemik:
jam .
2. Stroke Involusi
beberapa hari.
3. Stroke Komplit
2013)
C. Etiologi
5
1. Trombosis serebri
2. Emboli Serebri
3. Hemoragi (pendarahan)
D. Patofisiologi
Intra Kranial) dan kematian otak pada area yang lebih luas.
ekstrakranium.
E. Manifestasi Klinis
badan.
memahami ucapan)
gangguan menelan.
1. Hipertensi
3. Diabetes Mellitus
4. Merokok
Pada individu yang merokok secara aktif akan timbul plaque
5. Alkohol
6. Peningkatan Kolesterol
mengalami penurunan.
7. Obesitas
meningkatnya umur)
1. Agriografi serebral
aneurisma
2. Elektro encefalography
3. Sinar X tengkorak
4. Ultrasonography Doppler
permukaan otak
5. MRI
6. Foto thorax
I. Penatalaksanaan
dan normal
kontraindikasi.
3. Penatalaksanan Medis
jantung
1. Antasi kejang
3. Atasi dekompresi
4. Untuk penatalaksanaan
aktor resiko
J. Pengkajian
tidak berarti bahwa CVA terjadi pada orang lanjut usia karena
(Pria lebih beresiko terkena CVA dari pada wanita, resiko CVA
2. Keluhan utama
CVA terjadi dua hal yaitu CVA hemoragik dan non hemoragik.
6. Riwayat Psikososial
7. Nutrisi
1) Antropometri
2) Diet
h) Eliminasi
1) Sistem urinary
(Padila, 2012).
1. Kesadaran
GCS 13-15.
180/80 mmHg
a) Rambut
b) Wajah
d) Hidung
f) Telinga
g) Leher
cukup lama
i) Jantung
Perkusi : pekak
j) Abdomen
rentang normal
pada hepar
Perkusi :Timphany
k) Ekstermitas
tubuh.
l) Pemeriksaan Neurologi
1) Tingkat Kesadaran
adalah E: 4 V: 5 M: 6
3) Fungsi Sensorik
4) Fungsi Motorik
gangguan bicara.
5) Refleks
a) Reflek Fisiologis
(Irfan, 2010)
1. Refleks BICEPS: Tanda-tanda abnormalnya hasil
siku.
3. Reflek Patella
saraf terganggu.
b) Refleks Patologis
reflek patologis.
1. Reflek Babinsky
2. ReflekGordon
3. Reflek Chaddok
dorsofleksi.
m) Pemeriksaan Saraf Kranial
a) Nervus Olfactorius )
b) Nervus II ( Optikus )
memeriksa keseimbangan.
2010).
h. Nervus XI ( Accesscories)
lidahnya.(Irfan, 2010).
2.3.3 Diagnosa Keperawatan
yaitu :
jaringan serebral b.d O2 Gangguan perfusi jaringan dapat 1. Pantau TTV tiap jam dan
catat hasilnya
otak menurun tercapai secara optimal Kriteria
2. Kaji respon motorik terhadap
hasil : perintah sederhana
a) Mampu mempertahankan
3. Pantau status neurologis
tingkat kesadaran secara teratur
selama beraktivitas.
2.3.5 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Irfan, Muhammad, 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Edisi Pertama. Penerbit
Graha Ilmu:Yogyakarta.
Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan