NIM : 17843016
Kelas : 3C PGSD
No. Absen : 18
Teknik start dalam lari sprint memiliki tiga urutan aba-aba, yaitu “bersedia”,
“siap”, dan “yaak”.
Aba-aba “Bersedia”
Saat ada aba-aba “bersedia” dari starter, atlet langsung memposisikan
kakinya menggunakan teknik start dengan menyentuhkannya pada
blok bagian depan dan belakang. Posisi mata menatap lurus ke bawah.
Aba-aba “Siap”
Setelah mendengar aba-aba “siap”, posisikan lutut ditekan ke belakang
dan di angkat, dengan posisi lutut kaki depan membentuk sudut siku 90
derajat. Sedangkan kaki belakang membentuk sudut 120-140 derajat.
Posisikan pinggang pada posisi lebih tinggi dari bahu. Condongkan
tubuh sedikit kedepan yang diikuti dengan sedikit memajukan bahu ke
depan.
Aba-aba “Yaak atau Bunyi Pistol”
Setelah mendengar aba-aba “yaak” dari starter, maka luruskan badan,
kemudian diangkat dan kaki menekan keras pada balok start. Kaki
yang di belakang mendorong lebih kuat yang diikuti dengan kaki yang
di depan. Ayunkan tangan mengikuti irama ayunan kaki saat berlari.
2. Gerakan Berlari dalam Lari Sprint
Teknik dasar selanjutnya yaitu gerakan tubuh saat berlari. Gerakan ini menjadi
salah satu teknik yang paling penting dalam penentuan kemenangan. Untuk bisa
menguasainya, dibutuhkan koordinasi tubuh dan keseimbangan yang baik
sehingga kecepatan atlet bisa stabil. Posisikan sikap badan dengan benar yaitu
sedikit condong ke depan saat berlari agar nyaman dan tidak cepat lelah. Lakukan
tolakan sekuat mungkin saat berlari. Saat berlari gunakan langkah yang lebar dan
gerakkan tangan ke arah dagu. Dalam setiap langkah, lakukan percepatan hingga
mencapai kecepatan maksimum yang stabil.
Menurut Purnomo (2007:33), gerakan berlari pada lari jarak pendek terdiri
dari dua tahap dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Fase Topang
Fase ini bertujuan untuk meminimalkan hambatan ketika kaki menyentuh
tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase ini terdiri dari topang
depan dan topang dorong dan dilakukan dengan cara:
ketika mendarat di tanah, gunakan telapak kaki;
pada kaki topang, lutut bengkok seminimal mungkin pada saat
amortasi;
kaki ayun dipercepat dan pinggang, sendi lutut, serta mta kaki dari kaki
topang harus diluruskan kuat-kuat saat akan bertolak; dan
paha kaki ayun naik dengan cepat sampai posisi horizontal.
b. Fase Layang
Tujuan fase layang adalah untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan
mempersiapkan penempatan kaki yang efektif ketika menyentuh tanah.
Fase layang dilakukan dengan cara: