Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN BERAT ISI DAN POROSITAS TANAH


Dosen Pengampu :
Prof (Riset) .Dr. Ir Suryamto ,MP.

Disusun oleh :
Nama : Muhammad Daffa Syafiuddin
NPM : 21801032094
Kelas : Agribisnis 3E
Kelompok :2

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia pertanian.
Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran, buah-buahan
maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan sistim bercocok
tanam tanpa tanah, misalnya hidroponik, airoponik dan lain-lain, tetapi apabila usaha
budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan efisien menggunakan
media tanah.

Mengingat pentingnya peranan tanah dalam usahatani, maka pengelolaan tanah


untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya.
Tanah yang memenuhi syarat agar pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus
memiliki kandungan unsur hara yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang
menguntungkan.

Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman.
Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat
fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral
dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-
pori pada waktu tertentu.

Beberapa sifat fisik yang sangat penting adalah Bulk Density dan Porositas.
Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan
daripada bahan mineral. Di samping itu bahan organik tanah dapat memperbesar
porositas tanah. Berat dan ruang pori-pori tanah bervariasi dari satu horizon ke horizon
yang lain, sama halnya dengan sifat-sifat tanah lainnya dan kedua variabel ini tentunya
juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah sebagai sifak fisik tanah.

Salah satu komponen sifat fisik ini adalah kerapatan massa bulk density.
Kerapatan massa adalah perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah termasuk
ruang pori di dalam tanah. Pentingnya mempelajarinya kerapatan massa tanah adalah
karena berhubungan dengan porositas tanah, permeabilitas tanah dan komponen-
komponen sifat fisik tanah lainnya.
Sifat fisis tanah tergantung pada jumlah ukuran dan komposisi mineral dari
partikel tanah, penting diketahui untuk memeperlancar penentuan bulk density (BD).
Dalam tanah terdapat sejumlah pori-pori. Ruang pori ini diisi oleh air dan udara, air dan
udara juga bergerak melalui ruang pori ini. Oleh karena berat tanah berhubungan
dengan jumlah dan ukuran pori, maka hubungan ruang pori tanah perlu diketahui dalam
analisis bulk density.

Berat tanah ditentukan oleh porositas tanah dan padatan tanah yang renggang
pori-pori mempunyai bobot kecil persatuan volume yang padat dan berbobot tinggi
persatuan volume. Bahan organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik
jauh lebih ringan dari pada mineral, dan bahan organik dapat memperbesar nilai bulk
density tanah. Nilai bulk density tanah dapat menggambarkan tekstur, struktur, lapisan
pada tanah, pengelolaan tanah, pengaruh sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan
tanaman dapat dinilai dari kaitan pertumbuhan tanaman dengan isi tanah.

Nilai bulk density perlu diketahui untuk menghitung berat tanah dilapangan juga
untuk menentukan jenis usaha tanah yang sesuai pada bahan-bahan yang akan diolah.
Hal ini disebabkan karena bulk density dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah,
jumlah air dan sifat lainnya. Di lain pihak, semua sifat-sifat tanah akan berkaitan dengan
model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang sesuai.

Selain itu, efisiensi suatu lahan tertentu lebih dahulu harus diketahui berapa berat
tanah pada lahan tertentu. Hal ini sangat berguna terutama bagi mereka yang
berhubungan langsung dengan tanah. Dengan demikian, jelas bahwa nilai bulk density
ini sangat penting untuk diketahui.

Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan percobaan terhadap Bulk Density


dan Porositas tanah pada tanah sehingga dapat diketahui sifat fisik tanah, sifat kimia dan
biologi tanah yang terdapat dalam tanah.

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui nilai berat isi dari tanah yang telah diambil dilahan
2. Untuk mengetahui porositas dari tanah yang telah diambil dilahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bulk Density atau kerapatan lindak atau bobot isi atau bobot volume
menunjukkan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah dan
termasuk volume pori-pori tanah diantaranya. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi bulk density, berarti makin sulit
meneruskan air atau ditembus akar. Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1-
1,6g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density kurang dari 0,90 g/cc (misalnya
tanah andisol), bahkan ada yang kurang dari 0,10 g/cc (misalnya tanah gambut). Bulk
Density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar (Harjdowigeno, 2003).
 Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik
tanah, seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air,
drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan tanah dalam
berbagai keadaan. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan kerapatan
partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid. Oleh
karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi
menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya
rata–rata sekitar 2,6 gram/cm3. Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat
mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan
butirnya lebih kecil dari subsoil. Meskipun demikian kerapatan butir tanah tidak banyak
berbeda. Jika berbeda maka terdapat variasi yang harus mempertimbangkan kandungan
tanah organik (Madjid, 2010).
Bulk density sangat berhubungan erat dengan particle density jika particle
density tanah sangat besar maka bulk density juga besar pula, hal ini dikarenakan
partikel density berbanding lurus dengan bulk density, namun apabila sebuah tanah
memilki tingkat kadar air yang tinggi maka partikel density dan bulk density akan
rendah hal ini dikarenakan partikel density berbanding terbalik dengan kadar air, dapat
kita buktikan apabila di dalam suatu tanah memilki tingkat kadar air yang tinggi dalam
menyerap air maka kepadatan tanah juga akan rendah karena pori-pori di dalam tanah
besar sehingga tanah yang memilki pori yang besar akan lebih mudah memasukkan
air  di dalam  agregat  tanah (Hanafiah, 2004).
Porositas adalah total pori dalam tanah yaitu ruang dalam tanah yang ditempati
oleh air dan udara. Pada keadaan basah seluruh pori baik makro, meso, maupun mikro
terisi oleh air, pada keadaan kering pori makro dan sebagian pori meso terisi oleh udara.
Porositas merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Pedro, 2001).
       Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah
adalah persentase volume tanah yang ditempati butiran padat (Hanafiah, 2004).
       Tanah dengan struktur lemah atau kersai pada umumnya mempunyai porositas yang
terbesar. Pengolahan tanah untuk sementara waktu dapat memperbesar porositas, namun
dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan turunnya porositas. Oleh karena itu,
untuk memperbesar porositas tanah tindakan yang perlu dilakukan adalah dengan
penambahan bahan organik atau melakukan pengolahan tanah secara minimum.
Pengolahan tanah berlebih akan menyebabkan rusaknya struktur tanah. Nilai porositas
dapat diperoleh jika diketahui nilai bulk density dan nilai partikel densitynya
(Hardjowigeno, 2003).
       Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso atau pun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan
sebagian pori meso terisi udara. Jumlah ruang pori sebagian besar ditentukan oleh
susunan butir padat. Kalau letaknya satu sama lain cenderung erat seperti pada pasir dan
sub soil padat, porositasnya rendah. Jika tersusun dalam agregat yang bergumpal seperti
yang kerap kali terjadi pada tanah bertekstur sedang, yang besar kandungan bahan
organiknya, ruang pori persatuan volume tinggi. Perbedaan besar jumlah ruang pori
berbagai keadaan tanah tergantung pada keadaan tanah (Madjid, 2010).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktikum pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul16.00 WIB.


Bertempat di Laboratorium Terapan Fakultas Pertanian Universitas Islam Malang.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Timbangan
2. Oven
3. Pisau
4. Jangka sorong
5. Ring besi
6. Kertas label
7. Kantong plastik
8. Karet
9. Batu
10. Cangkul/sekop

` 3.2.2 Bahan

1. Contoh tanah biasa

3.3 Langkah Kerja

1. Mengambil sampel tanah dari lahan


2. Sebelum mengambil sampel bersihkan tanah yang akan diambil sampel tanah
utuhnya,
3. Meletakkan ring sampel pertama pada tanah yang telah di bersihkan,
4. Menekan ring sampel ke dalam tanah dengan menggunakan batu dan usahakan
agar ring tidak goyang,
5. Jika ring sampel pertama telah masuk ke dalam tanah, masukkan ring sampel
kedua tepat diatas ring sampel pertama dan tekan ke dalam tanah menggunakan
batu,
6. Setelah setengah bagian dari ring sampel kedua masuk kedalam tanah, gali di
sekitar tanah tersebut menggunakan cangkul dengan hati-hati agar ring sampel
tidak goyang,
7. Kemudian, mengangkat sampel tanah dan memisahkan ring sampel pertama dan
ring sampel kedua, lalu ratakan pinggiran tanah pada ring dengan pisau dan
membersihkan tanah-tanah yang menempel pada permukaan luar ring sampel,
8. Kemudian memasukkan ring sampel ke dalam plastik dan diikat menggunakan
karet untuk mencegah penguapan, lalu dibawa ke laboratorium untuk mengukur
berat isi dan porositasnya.
9. Menentukan berat tanah sebelum oven, diameter, jari-jari, dan tinggi ring
10. Mengukur diameter ring dengan menggunakan jangka sorong,
11. Mengukur jari-jari ring, dengan cara hasil diameter ring dibagi 2,
12. Mengukur tinggi ring,
13. Menimbang ring yang berisi tanah dengan menggunakan timbangan,
14. Lalu ring berisi tanah di oven dengan suhu 105ºC selama 24 jam.
15. Menentukan berat isi setelah di oven dan menimbang berat ring tanpa tanah
16. Mengambil ring berisi tanah dari oven,
17. Menimbang ring berisi tanah dengan menggunakan timbangan,
18. Mengeluarkan tanah dari dalam ring, kemudian ring ditimbang dengan
menggunakan timbangan
19. Menimbang ring besi yang berisi tanah dengan timbangan digital,
20. Kemudian menghitung berat isi tanah dan porositasnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sampel Berat BTSO+Ring BTKO+Ring Jari-jari Tinggi Berat Isi Porositas
Ring Ring Ring %
1 54,76 g 174,54 g 139,76 g 2,14 cm 4,98 cm 1,19 g %
 Perhitungan
Dari data yang diperoleh seperti yang tertulis diatas maka dapat kita
hitung :
1.Massa Tanah (Mt)    : BTso+Ring – Berat ring
: 174,54 – 54,76
: 119,76 g
2. Massa Air (Ma)         : BTso+Ring – BTko+Ring
: 174,54 – 139,76
: 34,78 g
3. Massa Padatan  (Mp) : Mt – Ma
: 119,78 – 34,78
: 85 g
4. Volume Tanah (Vt)  : π.r2.t (Ring)
: 3,14 x 2,142 x 4,98
: 71,61 cm3
Ma
5. Volume Air (Va)      :
BJa
34,78
:
1
: 34,78cm3
Mp
6. Volume Padatan (Vp) :
BJp
85
:
2,65
: 32,075 cm3
7. Volume Udara (Vu)      : Vt - Va - Vp
: 71,61– 34,78– 32,075
: 4,755 cm3
8. Volume Ruang (Vr) : Vu + Va
: 4,755 + 34,78
: 39,535 cm3
Va
9.KA % Volume              : 100 %
Vt
34,78
: 100 %
71,61
: 48,56 %
Mp
10.Berat Isi (BI)              :
Vt
85
:
71,61
: 1,18 g/cm3
BI
11. Porositas : (1− )100 %
BJP
1,18
: (1− )100 %
2,65
: 56 %

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap nilai bulk density dan porositas
tanah, diperoleh hasil bahwa nilai bulk density sebesar 1,19 gr/cm 3 dan nilai porositas
tanahnya sebesar 56%. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kandungan bahan
organik yang terkandung dalam tesebut cukup tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa
tanah ini tergolong subur.

Kandungan bahan organik yang tinggi menunjukkan bahwa tanah tersebut


memiliki kerapatan tanah dan kerapatan isi yang rendah sehinnga tingkat porositas yang
dimiliki tinggi. Kandungan bahan organik yang tinggi terhadap tanah menunjukkan
bahwa tanah tersebut tergolong subur

Bulk density dan porositas memiliki hubungan satu sama lain. Dari hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa nilai bulk density berbanding lurus dengan partikel
density namun berbanding terbalik dengan nilai porositas tanahnya. Secara tidak
langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel
density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi
dengan keberadaan mineralnya. Tanah alfisol banyak mengandung mineral–mineral
kecil seperti  mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen
tanah sekitar angka tersebut
Bahan organik dikatakan menjadi faktor penting karena pada lapisan tanah yang
mempunyai bahan organik  tinggi tetapi bahan organik tersebut mengalami pencucian
oleh air hujan maka secara otomatis bahan organik tersebut bergerak ke lapisan di
bawahnya sehingga bahan organik menjadi berkurang dan bulk density serta particle
density-nya pun menjadi rendah. Pada lapisan ini belum mengalami pencucian oleh air
hujan  sehingga kandungan bahan organiknya masih tinggi dan nilai bulk density dan
particle density-nya rendah serta nilai porositas tanahnya cukup tinggi. Kandungan
bahan organik sejalan dengan porositas tanahnya .
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bulk density dan porositas tanah dapat
disimpulkan bahwa pada lapisan ini memiliki bulk density sebesar 1,19 gr/cm 3 dan
porositasnya sebesar 56%. Dengan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada
lapisan ini memilki kandungan bahan organic yang cukup tinggi.

            Bulk density, particle density dan porositas tanah memiliki hubungan yang
saling mempengaruhi dalam menentukan tingkat kesuburan tanah serta sangat berkaitan
satu sama lain. Porositas tanah dipengaruhi oleh bulk density dan particle density-nya.
Apabila nilai bulkdensity dan particle density-nya rendah maka nilai porositas tanahnya
akan tinggi, begitupun sebaliknya.

5.2 Saran
Saran saya untuk praktikum kali ini adalah lahan pertanian sebaiknya yang dipilih yang
memiliki porositas kapiler dan porositas aerasi yang cukup besar dan diolah pada saat
lembab supaya mempermudah dalam pengolaha dan mendapatkan hasil yanag baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Kemas Ali. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindoPersada.
Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2003. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian  Bogor.
Bogor.
Sutedjo. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta
Pedro, A. Sanchez. 2001. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika. ITB Bandung.
Bandung.
Tim Asisten Laboratorium. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai