AQIDAH AKHLAK
Dr. Hervrizal, MA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
KELAS : PMH 1 B
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Filsafat Aqidah Akhlak tentang “Iman kepada Allah SWT”.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan sumber buku sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Pemakalah tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
beberapa pihak, yang telah terlibat dalam proses pembuatan makalah ini terutama kepada bapak
Dr. Hervrizal, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah Aqidah Akhlak.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentan “Iman kepada Allah SWT” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
Latar Belakang........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................................................................4
Tujuan Penulisan.....................................................................................................................................4
Manfaat Penulisan...................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
Beriman Kepada Allah SWT...................................................................................................................5
Beriman Terhadap Rububiyyah Allah SWT............................................................................................6
Beriman Terhadap Uluhiyyah Allah SWT...............................................................................................7
Pembagian sifat-sifat wajib bagi Allah SWT...........................................................................................8
Melihat Allah SWT.................................................................................................................................9
Mengenal Asmaul Husna.......................................................................................................................10
Manfaat Beriman Kepada Allah SWT...................................................................................................15
.BAB III.....................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
BAB IV.....................................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam agama Islam, seorang muslim diwajibkan untuk mengimani 6 hal yang tercantum
dalam rukun iman. Karna tanpa iman belum sempurna akidah seorang muslim. Seseorang
dikatakan beriman apabila mereka meyakini dalam hati mereka dan membenarkan
adanya Allah SWT, adanya malaikat, adanya kitabullah, adanya Rasul, adanya hari
kiamat dan adanya Qada dan Qadr.
Salah satu hal yang peling penting dalam rukun iman, adalah beriman kepada Allah
SWT. Bagaimana bisa dikatakan beriman seorang muslim, kalau percaya kepada Sang
Khaliq saja masih ia ragukan.
Oleh karna itu, mengingat betapa pentingnya topik pembahasan ini, makalah ini dibuat
untuk khalayak umum agar bisa lebih dekat dalam mengenal Allah SWT agar tidak ada
lagi keraguan dalam hatinya. Di dalam makalah inipenulis akan membahas tentang iman
terhadap Allah SWT, mengenal sifat-sifatnya, asmaul husnanya, dan segala hal yang
berkaitan dengan itu.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah terhadap penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
Tujuan Penulisan
4
Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Iman menurut bahasa adalah percaya atau yakin terhadap sesuatu. Sedangkan menurut
istilah iman adalah pengakuan didalam hati diucapkan dengan lisan dan dikerjakan
dengan perbuatan. Hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
Artinya : “Iman adalah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan
pengamalan dengan anggota badan.”(HR Thabrani)
Dari hadist diatas dapat disimpulkan bahwa iman kepada Allah swt membutuhkan tiga
unsur yang tak dapat dipisahkan yaitu hati, lisan dan anggota badan. Oleh karena itu,
apabila ada seseorang yang mengaku beriman, tapi tiga unsur tersebut kurang atau tidak
ada maka belum sempurna iman seseorang tersebut
Iman kepada Allah SWT merupakan asas paling dasar dalam agama islam, tanpa adanya
iman kepada Allah SWT maka seseorang tidak akan beriman terhadap rukun yang
selanjutnya, seperti beriman kepada malaikat, kitabullah, Rasul dan seterusnya
Oleh karna itu hendaklah seorang muslim mempelajari sifat-sifat Allah dan nama-
namanya agar semakin tebal keimanannya dan agar tidak ada lagi keraguan dalam
hatinya. Iman kepada Allah berarti yakin bahwa Allah SWT adalah rabb dan pemilik
segala sesuatu, dan hanya dialah satu-satunya yang berhak disembah, tidak ada sekutu
5
baginya. Semua sesembahan selainnya adalah sesembahan yang batil dan menyembah
kepada selainnya adalah kebatilan.1
Sebelum membahas tentang iman terhadap Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah SWT, harus
dipahami dahulu apa itu tauhid
Kata at-tauhid berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan. Kata wahhada meliputi
makna kesendirian sesuatu dengan dzat, sifat atau af’alnya (perbuatannya), dan tidak
adanya sesuatu yang menyerupainya dan menyertainya dalam hal kesendiriannya.2
Secara bahasa rububiyah berasal dari kata Rabb. Kata Rabb digunakan dengan
penggunaan yang haqiqi dan juga digunakan untuk yang lain secara majazi atau idhafi,
dan tidak untuk yang lain. Rububiyah adalah kata yang dinisbatkan kepada salah satu
nama Allah SWT, yaitu “Rabb”. Nama ini mempunyai beberapa arti, antara lain: al-
Murabbi (pemelihara), al-Nashir (penolong), al-Malik (pemilik), al-Muslih (yang
memperbaiki), al-Sayyid (tuan), dan al-Wali (wali). Sedangkan menurut istilah tauhid
rububiyah berarti “percaya bahwa hanya Allah-lah satu-satunya pencipta, pemilik,
pengendali alam raya yang dengan takdirnya Ia menghidupkan dan mematikan serta
mengendalikan alam dengan sunnah-sunnah-Nya. Dan karena Allah adalah Rabb yang
hak bagi semesta alam, maka Dia sajalah yang khusus dengan ketuhanan tanpa yang lain,
wajib mengesakan-Nya dalam ketuhanan, dan tidak menerima adanya sekutu bagi-Nya
dalam ketuhanan, yaitu sifat ketuhanan tidak mungkin ada pada yang lain dari makhluk-
Nya.
Sebagaimana telah dikatahui bahwa iman kepada wujud Allah, ke-Esaan, serta
rububiyyah-Nya atas seluruh mahluknya merupakan perkara yang memang hati telah
tercipta dan jiwa telah terbentuk untuknya, juga telah sepakat atasnya seluruh umat, sebab
Allah sangat jelas dan sangat nyata sehingga tidak memerlukan dalil untuk membuktikan
wujudnya. Firman Allah SWT:
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya kata rububiyah meyakini bahwa Allah SWT sebagai
tuhan satu-satunya yang menguasai dan mengurus serta mengatur alam semesta. Tauhid
1
Dinul Islam (Istarani & M Siddik) LARISPA, 2015, hal 4
2
Muhammad bin A.W. Al-‘Aqil, Manhaj ‘Aqiqah Imam Asy-Syafi’I, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’I, 2009, hal.
279.
6
rububiyah akan rusak apabila kita mengakui bahwa yang mengurus alam ini ada dua
tuhan ataupun lebih. Seperti dipercayai oleh bangsa persi pada zaman dahulu. Adapun
Al-Qur’an menetapkan ke-Esaan Allah dalam menjadikan alam (tauhid rububiyah)
dengan berbagai dalil dan akal yang logis. Memang Al-Qur’an mengokohkan ke-Esaan
Allah sebagaimana Al-Qur’an mengokohkan adanya Allah
Kata Uluhiyah berasal dari kata alaha – ya’lahu – ilahan – uluhah yang bermakna
menyembah dengan disertai rasa cinta dan pengagungan. Sehingga ta’alluh diartikan
sebagai penyembahan yang disertai rasa kecintaan dan pengagungan. Tauhid uluhiyah
adalah keyakinan yang teguh bahwa hanya Allah yang berhak disembah disertai dengan
pelaksanaan pengabdian atau penyembahan kepadanya saja dan tidak mengalihkannya
kepada yang selainnya. Ungkapan yang paling detail tentang makna ini adalah ucapan
syahadat yaitu Laa Ilaaha Illallaah yang maknanya tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah.
Dengan kata lain tauhid uluhiyah adalah mengiktikadkan bahwa Allah sendirilah yang
berhak disembah dan berhak dituju oleh semua hamba-Nya, atau dengan kata lain tauhid
uluhiyah adalah percaya sepenuhnya bahwa Allah berhak menerima semua peribadatan
mahluk, dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya yang harus disembah.
Manusia bersujud kepada Allah. Allah tempat meminta, Allah tempat mengadu nasibnya,
manusia wajib mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semua yang bersifat
kebaktian kepada Allah tanpa perantara (wasilah). Allah melarang kita menyembah
selainnya, seperti menyembah batu, menyembah matahari dan lain sebagainya. Dan itu
semua adalah perbuatan syirik yang sangat besar dosanya dan sangat dibenci Allah,
bahkan Allah tidak akan mengampuni dosa musyrik itu.
Dengan kata lain yang dimaksud tauhid uluhiyah adalah meyakini bahwa tidak ada tuhan
selain Allah SWT. firman Allah SWT:
7
92). Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Wahai umat manusia, sembahlah Rabb
kalian.” (QS. Al-Baqarah: 21)”.3
a. Nafsiyah
Sifat Nafsiyah berkaitan dengan diri (Zat) Allah Swt semata. Sifat Nafsiyah Allah Swt
hanya satu, yaitu Wujud (ada).
b. Salbiyah
Sifat salbiyah adalah sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak (tidak patut)
bagi Allah Swt, sebab Allah Swt Maha Sempurna dan tidak memiliki kekurangan. Sifat
salbiyah ini hanya dimilki oleh Allah dan tidak dimiliki oleh makhluk-Nya. Sifat salbiyah
ada lima, yaitu: Qidaâm, Baqa', Mukhalafatu Lil-Hawâditsi, Qiyâmuhu bi-Nafsihi, dan
Wahdâniyah.
c. Ma‘ani
Sifat Ma'âni, yaitu sifat yang terdapat dalam zat Allah Swt sesuai dengan kesempurnaan-
Nya. Sifat-sifat Allah yang masuk dalam kategori sifat Ma'âni ada tujuh, yaitu: Qudrat,
Irâdah, 'Ilmun, Hayât, Sama‘, Bashar, dan Kalâm. Sifat-sifat Ma'âni juga dimiliki oleh
makhluk- Nya. Bedanya, jika sifat ini melekat dalam diri Allah Swt maka maknanya
tidak tebatas, sedangkan jika yang memiliki makhluk, maka maknanya terbatas.
Contohnya: Allah Swt Maha Hidup artinya selamanya dan tidak akan mati. Sedangkan
makhluk-Nya juga hidup, tapi suatu saat akan mati5
d. Ma‘nawiyah
Sifat Ma‟nawiyah merupakan sifat yang selalu tetap ada pada zat Allah Swt dan tidak
mungkin pada suatu ketika Allah tidak bersifat demikian. Jumlah sifat ma‟nawiyah sama
dengan jumlah sifat ma'âni, yaitu: Qâdiran, Murîdan, „Aâliman, Hayyan, Samî'an,
Bashîran, dan Mutakalliman.
3
Fiqh al-Asma’ al-Husna, hal. 97
4
Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar, hal. 16
5
Kitab ad dasuqi (ibrahim ad dasuqi)
8
Sifat-sifat ini sebagai penguat dari sifat-sifat Ma'âni Allah Swt. Sifat Ma'âni Allah dan
Ma'nawiyah-Nya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, sebab setiap ada sifat
Ma'âni tentu ada sifat Ma'nawiyah. Sifat Ma'nawiyah Allah Swt menggambarkan keber-
Ada-an dan
Zat Allah Swt yang terus menerus memiliki sifat Ma'âni. Jika Allah Swt bersifat Qudrah
(Kuasa), maka secara otomatis Allah Swt adalah Zat yang Maha Kuasa dan akan tetap
seperti itu tanpa ada batasnya.
Diantara dalil-dalil yang menguatkan tentang yang demikaian adalah sebagai berikut:
Firman Allah. Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang
telah Kami tentukan, dan Rabb telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah
Musa:”Ya Rabbku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat
kepada Engkau”. Rabb berfirman:”Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku, tapi
lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu
dapat melihat-Ku”. Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya
gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali,
dia berkata:”Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-
tama beriman”. [Al A’raf :143]
• Allah mengatakan, ”lan tarani” (Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku),
bukan menunjukkan Allah tidak bisa dilihat, justru sebaliknya. Sebab kalau ru’yatullah
suatu yang tidak mungkin, terjadi niscaya Allah akan memakai lafaz nafi yaitu,”La
tarani” (Kamu sekali-kali tidak akan melihat-Ku). Pingsannya Nabi Musa disebabkan
karena ketidakmampuannya melihat Allah, dan ini bukan berarti Allahtidak bisa dilihat
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala : ﻭ
ٌُﺟُﻩ ُﻮ ﻳَﻮْ ﺌ َﻣ ِ ٍﺬ ﻧَّﺿﺎِﺓ َﺮ ٌ ﺇِﻟَﻰ َﺭﺑِّﻬَﺎ ﻧَﻇﺎ ِ َﺮﺓ
Wajah-wajah (orang-orang mu’min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya mereka
melihat.. [Al Qiyamah : 22-23].
Imam Nawawi mengatakan, artinya kalian akan melihat Allah secara nyata, tidak ada
keraguan dalam melihatNya, dan tidak pula ada kesulitan padanya. Seperti halnya kalian
6
Sirajut tholibin syarah minhajul abidin(imam gojali)
9
melihat bulan (purnama) ini secara nyata, tidak ada kesulitan dalam melihatnya. Yang
diserupakan disini adalah cara melihatnya, bukan Allah diserupakan dengan bulan7
Di dalam Islam, kita mengenal yang namanya Asma'ul Husna. Lantas, apa pengertian
Asma'ul Husna itu sendiri? Istilah ﺍﺳﻤﺎﺀadalah jamak dari kalimat ﺍﺳﻢyang makna nya
nama nama
Sedang kan ﺍﻟﺤﺴﻨﯽyng bermaksud bagus,ﺍﺳﻤﺎﺀﺍﻟﺤﺴﻨﯽ،nama nama yang bagus Jadi, bias
dikatakan jika Asma'ul Husna merupakan nama-nama yang baik nan indah, yang hanya
dimiliki oleh Allah SWT, sebagai salah satu bukti keagungan-Nya.Sedangkan kata
Asma'ul Husna itu sendiri diambil dari ayat Al Quran, QS Taha ayat 8, yang berbunyi :
ﺍﺳﻤﺎﺀﺍﻟﺤﺴﻨﯽ ﻟﻪ ﺍﻻﻫﻮ ﻻﺍﻟﻪ ﷲ
Quran Surat Taha, ayat 8,
Yang berarti, "Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia
mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang baik), "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan [ 99 ] Nama, siapa yang
menghafal nya masuk surga. Bahwasanya Allah itu Maha Ganjil dan menyenangi kepada
yang ganjil”. [HR. Ibnu Majah]
Asmaul Husna adalah nama-nama baik yang dimiliki Allah SWT. Mari kita belajar
memahami tulisan Latin Asmaul H Nama-nama Asmaul Husna memiliki khasiat yang
dapat dirasakan. Umat Islam dianjurkan berdoa menggunakan nama-nama Allah karena
setiap Asmaul Husna itu memiliki arti dari sifat Allah. Dengan secara tidak langsung
membaca, menghafal, dan mengetahui artinya8
Di bawah ini terdapat 99 bacaan Asmaul Husna tulisan Latin yang dilengkapi dengan
artinya:
1. = ﻦﻤﺣﺮﻟﺍAr Rahman
Artinya: Yang Maha Pengasih
2. = ﻢﻴﺣﺮﻟﺍAr Rahiim
Artinya: Yang Maha Penyayang
3. = ﻚﻠﻤﻟﺍAl Malik
Artinya: Yang Maha Merajai (bisa diartikan Raja dari semua Raja)
4. = ﺱﻭﺪﻘﻟﺍAl Quddus
Artinya: Yang Maha Suci
5. = ﻡﻼﺴﻟﺍAs Salaam
Artinya: Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6. = ﻦﻣﺆﻤﻟﺍAl Mu'min
7
Syarah shahih muslim(abu zakariyah mahyudin an nawawi)
8
Syarah shahih muslim(abu zakariyah mahyudin an nawawi)
10
Artinya: Yang Maha Memberi Keamanan
7. = ﻦﻤﻴﻬﻤﻟﺍAl Muhaimin
Artinya: Yang Maha Mengatur
8. = ﺰﻳﺰﻌﻟﺍAl 'Aziiz
Artinya: Yang Maha Perkasa
9. = ﺭﺎﺒﺠﻟﺍAl Jabbar
Artinya: Yang Memiliki (Mutlak) Kegagahan
10. = ﺮﺒﻜﺘﻤﻟﺍAl Mutakabbir
Artinya: Yang Maha Megah, yang memiliki kebesaran
11. = ﻖﺎﻟﺨﻟﺍAl Khaliq
Artinya: Yang Maha Pencipta
12. = ﺉﺭﺎﺒﻟﺍAl Baari'
Artinya: Yang Maha Melepaskan (membuat, membentuk, menyeimbangkan)
13. = ﺭﻮﺼﻤﻟﺍAl Mushawwir
Artinya: Yang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14. = ﺭﺎﻔﻐﻟﺍAl Ghaffaar
Artinya: Yang Maha Pengampun
15. = ﺭﺎﻬﻘﻟﺍAl Qahhaar
Artinya: Yang Maha Menundukkan/Menaklukkan Segala Sesuatu
16. = ﺏﺎﻫﻮﻟﺍAl Wahhaab
Artinya: Yang Maha Pemberi Karunia
17. = ﻕﺍﺯﺮﻟﺍAr Razzaaq
Artinya: Yang Maha Pemberi Rezeki
18. = ﺡﺎﺘﻔﻟﺍAl Fattaah
Artinya: Yang Maha Pembuka Rahmat
19. = ﻢﻴﻠﻌﻟﺍAl 'Aliim
Artinya: Yang Maha Mengetahui
20. = ﺾﺑﺎﻘﻟﺍAl Qaabidh
Artinya: Yang Maha Menyempitkan
21. = ﻂﺳﺎﺒﻟﺍAl Baasith
Artinya: Yang Maha Melapangkan
22. = ﺾﻓﺎﺨﻟﺍAl Khaafidh
Artinya: Yang Maha Merendahkan
23. = ﻊﻓﺍﺮﻟﺍAr Raafi'
Artinya: Yang Maha Meninggikan
24. = ﺰﻌﻤﻟﺍAl Mu'izz
Artinya: Yang Maha Memuliakan
25. = ﻝﺬﻤﻟﺍAl Mudzil
Artinya: Yang Maha Menghinakan
26. = ﻊﻴﻤﺴﻟﺍAl Samii'
Artinya: Yang Maha Mendengar
27. = ﺮﻴﺼﺒﻟﺍAl Bashiir
11
Artinya: Yang Maha Melihat
28. = ﻢﻜﺤﻟﺍAl Hakam
Artinya: Yang Maha Menetapkan
29. = ﻝﺪﻌﻟﺍAl 'Adl
Artinya: Yang Maha Adil
30. = ﻒﻴﻄﻠﻟﺍAl Lathiif
Artinya: Yang Maha Lembut
31. = ﺮﻴﺒﺨﻟﺍAl Khabiir
Artinya: Yang Maha Mengenal
32. = ﻢﻴﻠﺤﻟﺍAl Haliim
Artinya: Yang Maha Penyantun
33. = ﻢﻴﻈﻌﻟﺍAl 'Azhiim
Artinya: Yang Maha Agung
34. = ﺭﻮﻔﻐﻟﺍAl Ghafuur
Artinya: Yang Maha Memberi Pengampunan
35. = ﺭﻮﻜﺸﻟﺍAs Syakuur
Artinya: Yang Maha Pembalas Budi (menghargai)
36. = ﻰﻠﻌﻟﺍAl 'Aliy
Artinya: Yang Maha Tinggi
37. = ﺮﻴﺒﻜﻟﺍAl Kabiir
Artinya: Yang Maha Besar
38. = ﻆﻴﻔﺤﻟﺍAl Hafizh
Artinya: Yang Maha Memelihara
39. = ﺖﻴﻘﻤﻟﺍAl Muqiit
Artinya: Yang Maha Pemberi Kecukupan
40. = ﺐﻴﺴﺤﻟﺍAl Hasiib
Artinya: Yang Maha Membuat Perhitungan
41. = ﻞﻴﻠﺠﻟﺍAl Jaliil
Artinya: Yang Maha Luhur
42. = ﻢﻳﺮﻜﻟﺍAl Kariim
Artinya: Yang Maha Pemurah
43. = ﺐﻴﻗﺮﻟﺍAr Raqiib
Artinya: Yang Maha Mengawasi
44. = ﺐﻴﺠﻤﻟﺍAl Mujiib
Artinya: Yang Maha Mengabulkan
45. = ﻊﺳﺍﻮﻟﺍAl Waasi'
Artinya: Yang Maha Luas
46. = ﻢﻴﻜﺤﻟﺍAl Hakim
Artinya: Yang Maha Bijaksana
47. = ﺩﻭﺩﻮﻟﺍAl Waduud
Artinya: Yang Maha Mengasihi
48. = ﺪﻴﺠﻤﻟﺍAl Majiid
12
Artinya: Yang Maha Mulia
49. = ﺚﻋﺎﺒﻟﺍAl Baa'its
Artinya: Yang Maha Membangkitkan
50. = ﺪﻴﻬﺸﻟﺍAs Syahiid
Artinya: Yang Maha Menyaksikan
51. = ﻖﺤﻟﺍAl Haqq
Artinya: Yang Maha Benar
52. = ﻞﻴﻛﻮﻟﺍAl Wakiil
Artinya: Yang Maha Memelihara
53. = ﻯﻮﻘﻟﺍAl Qawiyyu
Artinya: Yang Maha Kuat
54. = ﻦﻴﺘﻤﻟﺍAl Matiin
Artinya: Yang Maha Kokoh
55. = ﻰﻟﻮﻟﺍAl Waliyy
Artinya: Yang Maha Melindungi
56. = ﺪﻴﻤﺤﻟﺍAl Hamiid
Artinya: Yang Maha Terpuji
57. = ﻰﺼﺤﻤﻟﺍAl Muhshii
Artinya: Yang Maha Mengalkulasi (menghitung segala sesuatu)
58. = ﺉﺪﺒﻤﻟﺍAl Mubdi'
Artinya: Yang Maha Memulai
59. = ﺪﻴﻌﻤﻟﺍAl Mu'iid
Artinya: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60. = ﻰﻴﺤﻤﻟﺍAl Muhyii
Artinya: Yang Maha Menghidupkan
61. = ﺖﻴﻤﻤﻟﺍAl Mumiitu
Artinya: Yang Maha Mematikan
62. = ﻲﺤﻟﺍAl Hayyu
Artinya: Yang Maha Hidup
63. = ﻡﻮﻴﻘﻟﺍAl Qayyuum
Artinya: Yang Maha Mandiri
64. = ﺪﺟﺍﻮﻟﺍAl Waajid
Artinya: Yang Maha Penemu
65. = ﺪﺟﺎﻤﻟﺍAl Maajid
Artinya: Yang Maha Mulia
66. = ﺪﺣﺍﻮﻟﺍAl Wahid
Artinya: Yang Maha Tunggal
67. = ﺪﺣﻻﺍAl Ahad
Artinya: Yang Maha Esa
68. = ﺪﻤﺼﻟﺍAs Shamad
Artinya: Yang Maha Dibutuhkan (tempat meminta)
69. = ﺭﺩﺎﻘﻟﺍAl Qaadir
13
Artinya: Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70. = ﺭﺪﺘﻘﻤﻟﺍAl Muqtadir
Artinya: Yang Maha Berkuasa
71. = ﻡﺪﻘﻤﻟﺍAl Muqaddim
Artinya: Yang Maha Mendahulukan
72. = ﺮﺧﺆﻤﻟﺍAl Mu'akkhir
Artinya: Yang Maha Mengakhirkan
73. = ﻝﻭﻷﺍAl Awwal
Artinya: Yang Maha Awal
74. = ﺮﺧﻷﺍAl Aakhir
Artinya: Yang Maha Akhir
75. = ﺮﻫﺎﻈﻟﺍAz Zhaahir
Artinya: Yang Maha Nyata
76. = ﻦﻃﺎﺒﻟﺍAl Baathin
Artinya: Yang Maha Ghaib
77. = ﻲﻟﺍﻮﻟﺍAl Waali
Artinya: Yang Maha Memerintah
78. = ﻲﺎﻟﻌﺘﻤﻟﺍAl Muta'aalii
Artinya: Yang Maha Tinggi
79. = ﺮﺒﻟﺍAl Barru
Artinya: Yang Maha Penderma (maha pemberi kebajikan)
80. = ﺏﺍﻮﺘﻟﺍAt Tawwaab
Artinya: Yang Maha Penerima Taubat
81. = ﻢﻘﺘﻨﻤﻟﺍAl Muntaqim
Artinya: Yang Maha Pemberi Balasan
82. = ﻮﻔﻌﻟﺍAl Afuww
Artinya: Yang Maha Pemaaf
83. = ﻑﻭﺅﺮﻟﺍAr Ra'uuf
Artinya: Yang Maha Pengasuh
84. = ﻚﺎﻟﻣ ﻚﻠﻤﻟﺍMalikul Mulk
Artinya: Yang Maha Penguasa Kerajaan (semesta)
85. = ﻭﺫ ﻝﻼﺠﻟﺍ ﻭ ﻡﺍﺮﻛﻹﺍDzul Jalaali WalIkraam
Artinya: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86. = ﻂﺴﻘﻤﻟﺍAl Muqsith
Artinya: Yang Maha Pemberi Keadilan
87. = ﻊﻣﺎﺠﻟﺍAl Jamii'
Artinya: Yang Maha Mengumpulkan
88. = ﻰﻨﻐﻟﺍAl Ghaniyy
Artinya: Yang Maha Kaya
89. = ﻰﻨﻐﻤﻟﺍAl Mughnii
Artinya: Yang Maha Pemberi Kekayaan
90. = ﻊﻧﺎﻤﻟﺍAl Maani
14
Artinya: Yang Maha Mencegah
91. = ﺭﺎﻀﻟﺍAd Dhaar
Artinya: Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92. = ﻊﻓﺎﻨﻟﺍAn Nafii'
Artinya: Yang Maha Memberi Manfaat
93. = ﺭﻮﻨﻟﺍAn Nuur
Artinya: Yang Maha Bercahaya (menerangi, memberi cahaya)
94. = ﺉﺩﺎﻬﻟﺍAl Haadii
Artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk
95. = ﻊﻳﺪﺒﻟﺍAl Badii'
Artinya: Yang Maha Pencipta Tiada Bandingannya
96. = ﻲﻗﺎﺒﻟﺍAl Baaqii
Artinya: Yang Maha Kekal
97. = ﺙﺭﺍﻮﻟﺍAl Waarits
Artinya: Yang Maha Pewaris
98. = ﺪﻴﺷﺮﻟﺍAr Rasyiid
Artinya: Yang Maha Pandai
99. = ﺭﻮﺒﺼﻟﺍAs Shabuur
Artinya: Yang Maha Sabar.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapat, namum bukan hanya sekedar dalam perkataan
dalam menyatakan iman, juga harus didasari dalam hati, dan diwujudkan dalam
perbuatan.
15
5. Diampuni Dosanya
Orang-orang yang beriman sudah pasti menjalankan semua ketaatan dan sebab taatnya itu
Allah memberikan ganjaran pahala kepadanya, dan yang pasti dosa-dosa akan diampuni.
6. Diberi Kemudahan Hidup
Bagi orang yang beriman akan diberi kemudahan dalam mencapai tujuan hidup karena
hidup selalu mengandalkan Allah dzat yang maka memberi jalan kemudahan.
7. Bertambahnya Rasa Syukur
Bagi orang yang beriman ia sadar bahwa sekecil apaun pemeberian dari Allah SWT
merupakan rezeki yang besar dan dengan demikian akan terus bertambah rasa syukurnya.
.BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Beriman kepada allah adalah mengimani sepenuh hati bahwa Allah SWT yang telah
menciptakan makhluk hidup, alam semesta dan isinya juga Allah SWT satu-satunya yang
kita sembah(tidak ada tuhan selain Allah()ﷲ ﺍﻻﷲﻣﺤﻤﺪﺭﺳﻮﻝ ﻻﺍﻟﻪ.
B.Saran
Mari sama sama kita memperdalam keimanan kita terhadap adanya allah,dengan cara
mengetahui dalil dalil naqli maupun dalail aqli.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
(1)kitab ad dasuki
(2)kitab sirajut tholibin
(3)syarah shahih muslim
(4)Sittu Durar min Ushul Ahli al-Atsar
(5)Fiqh al-Asma’ al-Husna
(6)Dinul Islam (Istarani & M Siddik)
16