LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun yang di maksud dengan kristal ialah bahan padat homogen yang biasanya
anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga
susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum geometri, jumlah dan kedudukan bidang
kristalnya selalu tertentu dan teratur. Kristal-kristal tersebut selalu dibatasi oleh beberapa
bidang datar yang jumlah dan kedudukannya tertentu.
Metode kristalografis saat ini tergantung kepada analisis pola hamburan yang
muncul dari sampel yang di bidik oleh berkas sinar tertentu. Berkas tersebut tidak selalu
radiasi elektromagnetik, meskipun sinar X merupakan pilihan yang umum. Untuk
beberapa keperluan elektron dan juga neutron digunakan, yang dimungkinkan karena
sifat gelombang partikel tersebut para ahli kristalografi sering menyatakan dengan
eksplisit jenis berkas yang digunakan.
Ketiga jenis radiasi ini berinteraksi dengan spesimen dengan cara yang berbeda.
Sinar X berinteraksi dengan Agihan distribusi spesial elektron valensi, sementara
elektron adalah partikel bermuatan. Neutron dihamburkan oleh inti atom oleh gaya
nuklir kuat dan tambahan lagi momen magnetik neutron tidak sama dengan nol. Karena
itu neutron juga dihamburkan oleh medan magnet. Bila neutron dihamburkan oleh bahan
yang mengandung hidrogen. Berkas tersebut menghasilkan pola difraksi dengan tingkat
derau tinggi.Dalam sebuah kristal, sumbu kristal merupakan sebuah garis bayangan yang
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
satuan panjang yang disebut dengan parameter.
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KRISTAL
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya
bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada
kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk
secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan
logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.
Kristal adalah salah satu bagian dari kristalografi dan mineralogy yang merupakan
cabang ilmu yang mempelajari tentang kristal dan mineral-mineral penyusun
pembentuknya, serta dasar disiplin ilmu kristalografi. Bidang ini terkait dalam ilmu
geologi tentang kimia dan fisika. Secara mendalam pokok bahasan yang dikaji meliputi
sifat-sifat geometri Kristal serta fisis kristal.
Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia
cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses
terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.
Meski proses pendinginan sering menghasilkan bahan kristalin, dalam keadaan
tertentu cairannya bisa membeku dalam bentuk non-kristalin. Dalam banyak kasus, ini
terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga atom-atomnya tidak dapat
mencapai lokasi kisinya.Suatu bahan non-kristalin biasa disebut bahan amorf atau
seperti gelas.Terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan amorf, meskipun
ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak
melepaskan kalor lebur jenis (Bahasa Inggris: latent heat of fusion). Karena alasan ini
banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas sebagai cairan, bukan padatan.Topik ini
kontroversial, silakan lihat gelas untuk pembahasan lebih lanjut.Meskipun istilah
"kristal" memiliki makna yang sudah ditentukan dalam ilmu material dan fisika zat
padat, dalam kehidupan sehari-hari "kristal" merujuk pada benda padat yang
menunjukkan bentuk geometri tertentu, dan kerap kali sedap di mata. Berbagai bentuk
kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung pada jenis
ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya, dan juga keadaan
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
terciptanya kristal tersebut. Bunga salju, intan, dan garam dapur adalah contoh-contoh
Kristal.
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal)
dan sifat-sifat fisis lainnya.
1. Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal yang
menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang membatasinya.
2. Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping
mempelajaribentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga
mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih
dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari kristal yang terbentuk
kemudian.
3. Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
menghitung parameter dan parameter rasio.
4. Sifat fisis kristal,sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-bidang
kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana terjadi
penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan dihasilkan dengan
penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar, beberapa sifat-
sifat mineral / kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/kristal tidak hanya
tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang dari atom-atom
penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal / mineral.
Bila ditinjau dan di telaah lebih dalam mengenai pengertian kristal, mengandung
pengertian sebagai berikut :
1. Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya :
a. Tidak termasuk didalamnya cair dan gas
b. Tidak dapat diuraikan kesenyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika
c. Terbentuknya oleh proses alam
2. Mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti
hukum geometri :
a. Jumlah bidang suatu kristal selalu tetap
b. Macam atau model bentuk dari suatu bidang kristal selalu tetap
c. Sifat keteraturannya tercermin pada bentuk luar dari kristal yang tetap.
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Mineral dengan sedikit kekecualian ,dimana suatu proses penempatan atom-atom dalam
keadaan padat. Serta bilamana kondisi memungkinkan, mereka dapat membentuk
permukaan yang halus dan dalam bentuk beraturan geometri dikenal sebagai Kristal.
Proses tersebut terdiri dari proses buatan manusia di dalam laboratorium atau proses
alami seperti proses dingin atau pendinginan, magma, proses evaporit, proses
hidrotermal dll. Bentuk kesempurnaan dari Kristal itu dapat kita bagi menjadi antara
lain: Bila bentuknya sempurna disebutkan euhedral, masih terdapat bidang Kristal kita
sebut dengan subhedral. Dan sudah tidak terdapat sama sekali jejak bidang Kristal
disebut Anhedral. (Doddy Setia Graha. 1987)
Dari Beberapa sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-kelas kristal yang
jumlahnya 32 klas,Tapi untuk Sementara kita Mempelajari 7 Sistem Kristal yang utama.
Penentuan klasikasi kristal tergantung dari banyaknya unsur-unsur simetri yang
terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri
3. pusat simetri
Unsur-unsur simetri tersebut yang meliputi bidang simetri, sumbu simetri, pusat simetri
akan di jelaskan lebih lanjut di bwah ini :
1. Bidang simetri
Bidang simetri adalah bidang yang dapat membelah kristal menjadi 2 bagian yang sama,
dimana bagian yang satu merupakan bayangan dari yang lain. Bidang simetri ini dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan bidang simetri menengah.
Bidang simetri dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Bidang Simetri Aksial, merupakan suatu bidang simetri yang melewati 2 sumbu
Kristal.
b. Jika bidang tersebut terbentuk tegak lurus dengan sumbu c, maka disebut dengan
Bidang Simetri Horizontal.n Jjika bidang tersebut terbentuk sejajar dengan sumbuu
c, maka disebut dengan Bidang Simetri Vertikal.
c. Bidang Simetri Intermediet, apabila bidang simetri tersebut hanya melewati 1
sumbu saja (Bidang Simetri Diagonal)
2. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat melewati/menembus pusat kristal, dan
bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
a. Gire, atau sumbu simetri biasa,cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan
memutar Kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali
kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire (3),dst..
b. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada bidang horisontal.
c. Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya
dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya melalui pusat kristal.
Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar pada angka simetri itu. Bila
tiga tribar (3), empat tetrabar (4),dst
3 Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat garis
bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan akan
menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak yang sama
terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata lain, kristal
mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan
dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat
kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang
pasangannya.
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Kristal ini memiliki dua sumbu yang sama, sumbu horisontal yang bersudut 90
derajat dan satu sumbu (yang lebih panjang dibandingkan dengan dua lainnya) tegak
lurus terhadap bidang antara dua sumbu yang sama tadi. Dengan kata lain, semua sumbu
membentuk sudut siku-siku atau 90o terhadap satu sama lain, dan dua sumbu adalah
sama panjang. Kalkopirit (atau tembaga-besi sulfida) adalah contoh
dari sistem Tetragonal, contoh lain dari sistem kristal Tetragonal adalah seperti;
Anatase, Zircon, Leucite, Rutile, Cristobalite, Wulfenite, Scapolite, Cassiterite, Stannite,
Cahnite,
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Sistem hexagonal dan trigonal merupakan sistem kristal yang sama, yang
membedakan dari kedua sistem kristal ini adalah jumlah sisinya. Jumlah sisi sistem
hexagonal berjumlah 6 buah, sedangkan jumlah sisi sistem trigonal hanya 3.
Dalam pembagian Sistem kristal, ada 2 simbolisasi yang sering digunakan. Yaitu
Herman-Mauguin dan Schoenflish. Simbolisasi tersebut adalah simbolisasi yang dikenal
secara umum (simbol Internasional).
Simbol Herman-Mauguin adalah simbol yang menerangkan ada atau tidaknya bidang
simetri dalam suatu kristal yang tegak lurus terhadap sumbu-sumbu utama dalam kristal
tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengamati sumbu dan bidang yang ada pada
kristal tersebut.
Pemberian simbol Herman-Mauguin ini akan berbeda pada masing-masing kristal. Dan
cara penentuannya pun berbeda pada tiap Sistem Kristal
Dalam sistem kristal ini yang membedakan dari sistem-sistem kristal lain yaitu sistem
ini memiliki empat buah sumbu. Dimana terdapat sumbu tambahan sebagai sumbu
utama yaitu sumbu d. Sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya.Sumbu a,
sumbu b, dan sumbu d masing-masing membentuk sudut 120o satu terhadap yang
lainnya. Dalam sebenarnya, axial ratio dari sistem hexagonal dan trigonal ini yaitu
sumbu sama dengan sumbu b sama dengan sumbu d, tetapi tidak sama dengan sumbu c.
Sudut kristalografi sistem hexagonal dan trigonal ini yaitu sudut α (sudut antara
sumbu b dan c) sama dengan sudut β (sudut antara sumbu a dan sumbu c) sama dengan
90o. Sedangkan sudut γ (sudut antara sumbu a dan sumbu b) sebesar 120o.
Dalam hal penggambarannya, sistem hexagonal dan trigonal ini memiliki
perbandingan sumbu yaitu sumbu a berbanding dengan sumbu b berbanding dengan
sumbu c yaitu 1 berbanding 3 berbanding 6.
Dalam hal cara penggambaran ini juga terdapat sudut antar sumbu yang
terbentuk yaitu antara sumbu a+ dan b- membentuk sudut sebesar 20o. Selain itu juga
terdapat sudut yang terbentuk antara sumbu d- dan b+ sebesar 40o.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a : b : c = 1 : 3 : 6. Artinya, pada sumbu a
ditarik garis dengan nilai 1, pada sumbu b ditarik garis dengan nilai 3, dan sumbu c
ditarik garis dengan nilai 6 (nilai bukan patokan, hanya perbandingan). Dan sudut antar
sumbunya a+^bˉ = 20˚ ; dˉ^b+= 40˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 20˚ terhadap sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 40˚ terhadap
sumbu b+.
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Sistem kristal ini mempunyai 1 simetri putar 2-fold pada ketiga sumbunya yaitu
apabila diputar berdasar sumbu a, b, c akan menunjukkan 2 kenampakanyang sama.
Berdasar contoh di atas, maka sistem kristal ini digolongkan dalam kelasdypiramidal
dengan Herman maugin Symbol 2/m 2/m 2/m. Beberapa contohmineral yang
mempunyai sistem kristal ortorombik kelas dypiramidal adalah phurcalite, chesterite,
epsomite.Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang berbeda.
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan
sudut antar sumbunya a+^bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+
memiliki nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ.
Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal
yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai
panjang yang berbeda.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , sehingga panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
intrusive bentuk mineral yang ideal adalah dengan ukuran mineral yang ideal dengan
ukuran mineral yang besarnya disebut sebagai bentuk yang idiomorf.
Beberapa terminology yang menujukkan hubungan Kristal dalam batuan.Dikenal
dengan istilah struktur Kristal. Oleh karena itu, struktur Kristal itu digolongkan sebagai
berikut :
1. Sistem holokristalin
Apabila seluruh batuan tersebut tersusun dari Kristal yang susunan Kristalnya
atau susunan mineralnya dapat dikenali secara baik dan mineralnya dapat ditemukan
dengan mudah.
2. Struktur hipokristalin
Apabila sebagian kristalnya nampoak Nampak Kristal yang bagus dan dapat
diidentifikasi
3. Struktur holohyalin
Apabila seluruh Kristal dalam batuan memperlihatkan hyaline struktur atau
struktur hyaline (gelas). Demikian kecil ukuran sehi gga nama – nama mineralnya tidak
dapat diketahui secara mudah.
Pada kristal ada beberapa proses atau tahapan dalam pembentukan kristal. Proses
yang di alami oleh suatu kristal akan mempengaruhi sifat-sifat dari kristal tersebut.
Proses ini juga bergantung pada bahan dasar serta kondisi lingkungan tempat dimana
kristal tersebut terbentuk.Berikut ini adalah fase-fase pembentukan kristal yang
umumnya terjadi pada pembentukan kristal :
1. Fase cair ke padat : kristalisasi suatu lelehan atau cairan sering terjadi pada skala
luas dibawah kondisi alam maupun industri. Pada fase ini cairan atau lelehan dasar
pembentuk kristal akan membeku atau memadat dan membentuk kristal. Biasanya
dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan.
2. Fase gas ke padat (sublimasi) : kristal dibentuk langsung dari uap tanpa melalui
fase cair. Bentuk kristal biasanya berukuran kecil dan kadang-kadang berbentuk rangka
(skeletal form). Pada fase ini, kristal yang terbentuk adalah hasil sublimasi gas-gas yang
memadat karena perubahan lingkungan. Umumnya gas-gas tersebut adalah hasil dari
aktifitas vulkanis atau dari gunung api dan membeku karena perubahan temperature.
3. Fase padat ke padat : proses ini dapat terjadi pada agregat kristal dibawah
pengaruh tekanan dan temperatur (deformasi). Yang berubah adalah struktur kristalnya,
sedangkan susunan unsur kimia tetap (rekristalisasi). Fase ini hanya mengubah kristal
yang sudah terbentuk sebelumnya karena terkena tekanan dan temperatur yang berubah
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
secara signifikan. Sehingga kristal tersebut akan berubah bentuk dan unsur-unsur
fisiknya. Namun, komposisi dan unsur kimianya tidak berubah karena tidak adanya
faktor lain yang terlibat kecuali tekanan dan temperatur.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 HEKSAGONAL
Sistem kristal Hexagonal memiliki perbandingan sumbu a = b = d ≠ c , yang
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan sudut antar sumbunya a+^bˉ = 17˚ ; dˉ^b+= 39˚.Dan juga
memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ = γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut
α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Cara penggambaran :
1.. Menggambar sumbu utama dengan perbandingana = b = d ≠ c yaitu 1 = 3 = 1 ≠ 6
dengan skala yang di perbesar menjadi 3 = 9 = 3≠18
2. Membuat sudut antar sumbu yaitu a+^bˉ = 17˚ ; dˉ^b+= 39˚
3. Menggambar garis bantu atau garis khayal
4. Menghubungkan garis khayal sehingga membentuk suatu bidang (hexagonal).
3.2 ORTHOROMBIK
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No. Urut : 1
Cara Penggambaran : a:b:c:d = 1: 3:6:1 , Sudut a+ /b- = 17˚ ,Sudut a+ /b- = 39˚
B. Schonflish : D6h
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
(0,0,1,0)
(0,1,0,0)
(0,0,0,1)
(1,0,0,0)
BERYL (Be3Al2Si6O18)
KALSIT (CaCO3)
DOLOMIT (CaMg(CO3)2)
APATIT (Ca5(PO4)3)
No. Urut : 2
B. Schonflish :C
(0,0,1)
(1,1,1)
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
(1,0,1)
(0,1,1)
TOPAZ (Al2SiO4)
BELERANG (S)
ANDALUSIT(AlAlO(SiO4))
OLIVIN(Mg,Fe)2
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Hexagonal
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu
b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling
tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ, sudut antar sumbunya a+/bˉ =
19˚ ; dˉ/b+= 39˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki nilai 17˚ terhadap
sumbu bˉ dan sumbu dˉ membentuk sudut 39˚ terhadap sumbu b+. Sistem Hexagonal
memiliki elemen Kristal A6 6A2 7PC, dan nilai Herman Mauguin 6/m, 2/m,2/m dan
Sconflish D6h.
Contoh sistem Hexagonal yaitu:
1. Beryl
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Memiliki warna Hijau, Biru, Kuning, Tak Berwarna ataupun merah muda.
Cerat Putih, kilap kaca dan belahan tidak Sempurna serta pecahan tidak rata.memiliki
ekerasan 7,5-8, tenacity britle dengan berat Jenis 2.76. Berasosiasi dengan kuarsa,
Spodumene, Casserite dan Columbite.
Beryl Dari bahasa Yunani masa lampau, beryllos, yang dipakai untuk
menyebut batu " warna hijau-biru air laut", tetapi sampai sekarang hanya digunakan
untuk menyebut batu yang berwarnahijau muda. Lingkungan mineral beryl sebagian
besar seperti granit Pegmatites. Terbentuk melalu proses Metamorphic yaitu
metamorfisme regional menyebabkan batuan menuju fase granitization. Magma tidak
terbentuk sehingga granite dan pegmatite merupakan produk akhir dari metamorfisme
regional ini.Penambangan Beryl dilakukan dengan metode tambang terbuka.
2. Grafit
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
3. Dolomit
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
4.2.2 Orthorombik
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang
sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
Pada penggambaran dengan menggunakan proyeksi orthogonal, sistem
Orthorhombik memiliki perbandingan sumbu a : b : c = sembarang. Artinya tidak ada
patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan
sudut antar sumbunya a+/bˉ = 30˚. Hal ini menjelaskan bahwa antara sumbu a+ memiliki
nilai 30˚ terhadap sumbu bˉ. Sistem Kristal Orthorombik memiliki Elemen Kristal 3A2,
3PC, nilai Herman Mauguin 2/m, 2/m,2/m dan schonflish C.
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
Topaz memiliki warna kuning, Biru, Hijau Violet, cerat hitam, kilap kaca
memiliki belahan sempurna. Pecahannya rata dan memiliki ekerasan 8, berat Jenis 3,53
berasosiasi dengan Granit dan Rhyolit. Terbentuk melalui endapan pegmatite berbentuk
Igneous Activity
Topaz adalah batu mulia yang terbentuk dari silikat mineral alumunium dan
fluorine.Topaz alami sebenarnya tidak berwarna dan jernih, namun umumnya selalu
ternoda oleh beragam zat saat pembentukannya.Sehingga di alam ditemukan Topaz
dalam warna yang beragam.Topaz termasuk dalam batuan pegmatit, yang juga
memproduksi Chrysoberil.
2. Belerang
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dengan melakukan kegiatan praktikum ini,kami dapat mengetahui sistem Kristal
Orthorombik dan Hexagonal. Setiap sistem Kristal memilki perbedaan cara
penggambarannya. Memilki elemen-elemen serta nilai Kristal yang berbeda pula.
Kemudian mengetahui mineral apa saja yang tergolong dalam sistem Orthorombik dan
Hexagonal. Sehingga kami dapat membayangkan dan membedakan yang tergolong
kedalam sistem Orthorombik dan Hexagonal. Dan mengetahui bahwa Kristalografi
adalah ilmu yang mempelajari tentang Kristal suatu mineral,Kristal adalah suatu bangun
polider atau bidang banyak yang teratur dan di batasi oleh bidang-bidang datar dengan
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
jumlah tertentu.dan juga Mineral adalah suatu zat padat dari unsur kimia atau
persenyawaan (kimia) yang dibentuk oleh proses-proses anorganik dan mempunyai
susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan atom-atom secara beraturan
didalamnya,
5.2 SARAN
5.2.1 SARAN UNTUK LABORATORIUM
Saran saya untuk laboratoriumadalah Sebaiknya peralatan – peralatan di dalam
laboratorium lebih ditata dengan baik agar kelihatan rapi sehingga asisten dan praktikan
lebih nyaman dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147
PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
SISTEM KRISTAL HEXAGONAL DAN
ORTHOROMBIK
SAFAR
ADI SURYANTO, S.T
09320150147