Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bimbingan Kelompok
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang ahli
kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.
agar orang yang dibimbingan dapat mengembangkan kemampun dirinya sendiri dan
mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan
yang membantu klien atau peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karier dan pengambilan keputusan serta melakukan
1
.Prayitno, Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta, Rineka Cipta,
2009. H .99
2
Rosmalia, Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Diskusi Dalam Meningkatkan
Rasa Percaya Peserta Didik Kelas VII N 2 Lampung Selatan (SKRIPSI,UIN Raden Intan Lampung
,Bandar Lampung ,2016 ). H . 11
16
Winkel dan Sri Hastuti, bimbingan kelompok merupakan salah satu pengalaman
satu upaya yang diberikan kapada beberapa individu dalam stuasi kelompok, dengan
sasaran kelompok tetap adalah individu yang memiliki masalah yang sama. 4
agar individu tersebut dapat menerima bimbingan yang dimaksudkan. 5 Hal tesebut
kriteria bimbingan kelompok yang baik yaitu “bila didalam kelompok diwarnai
3
Prayitno, Erman Amti, Loc.Cit
4
Rosmalia, Lok.Cit
5
Djannah Wardatul ”Dan” Edy. K . Drajat, 2012, Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama
Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Dengan Teman Sebaya, Universitas Sebelas Maret , Tersedeia
Jurnal (Http://Jurnal. Fkip. Uns. Ac.Id/Index,Php/Cons/Article/Download/727/04,Pdf Diaksesb Pada
20.24 WIB (26 Februari 2017)
17
semangat tinggi, dinamis, hubungan yang harmonis, kerjasama yang baik dan saling
sejumlah individu yang dilakukan secara bersam-sama, guna dapat membantu peserta
didik dalam menyusun rencana dan pengambilan keputusan yang tepat, bimbingan
vokasional, dan sosial. Proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu
untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara
dinamika kelompok .
6
Djannah Wardatul, Yulita, Ayom,Juli 2012, Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Kepercayaan Diri, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Tersedia Jurnal
(Http://Www.Jurnal.Fkip.Uns.Ac.Id/Index. Php/ Counsilium/Articale/Dwonloadd/1295/886.Pdf
Diakses Pada 11.23WIB 28 Februari 2017).
18
dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana terungkap
didalam kelompok. 7
sebagai berikut:
Dari beberapa tujuan layanan bimbingan kelompok menurut beberapa ahli dapat
bimbingan konseling yang bertujuan untuk membentuk pribadi individu yang dapat
hidup secara harmonis, dinamis, produktif, kreatif dan mampu menyesuaikan diri
7
A, Hallen, Bimbingan dan Konseling. Edisi Revisi, (Jakarta: Quantum Teaching,
2005),h.73.,dikutip oleh Affiyani Pramono ,” Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Melalui
Teknik Psikodrama Untuk Mengembangkan Konsep Diri Positif”. Jurnal Bimbingan Konseling vol.2
(Februari 2013).h. 100. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk
8
Romlah Tetik, 2006, Teori Dan Praktek Bimbingan Kelompok, Malang: Universitas Negeri
Malang 2001). H .45
19
tahapan bimbingan kelompok yang harus ada agar tercapai tujuan dari bimbingan
kelompok.
a. Dinamika kelompok
Dikemukakan pula bahwa produktivitas kelompok akan tercapai apabila ada interaksi
9
Sitti Hartinah, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok, (Bandung: PT Refika Aditama, 2009),
h. 64.
10
Tatiek, Romlah, Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok, (Malang: Universitas Negeri
Malang, 2001), h.32.
20
baik atau tidak bimbingan kelompok yang akan dilaksanakan. Menurut Tatiek
bimbingan kelompok. Tanpa anggota kelompok tidaklah mungkin ada kelompok dan
sebagian besar kegiatan bimbingan kelompok di dasarkan atas peranan dari anggota
11
Tatiek, Romlah, Loc.Cit. H. 45
12
Dewa Ketut Sukardi, Desak P.E. Nila Kusumawati, Proses Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), H.30.
21
Unsur-unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga unsur pokok dalam
kemlompok;
bimbingan kelompok.
13
Romlah Tetik , Loc.Cit, H. 17
22
tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran. Adapun penjelasaan secara
berikut ;
a. Tahap pembentukan
b. Tahap peralihan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakaukan adalah menjelaskan kegiatan yang
c. Tahap kegiatan
d. Tahap pengakhiran
B. Konsep Diri.
Konsep diri adalah pandangan yang menyeluruh tentang totalitas diri baik
positif ataupun negatif, mengenai dimensi fisik, psikis, sosial, pengharapan, dan
penilaian terhadap konsep diri sendiri. Konsep diri dibentuk oleh persepsi-persepsi
suatu teori yang dibangun individu yang mencakup fungsi dan penguasaan sifat dari
14
DS.Hartinah Sitti,2009, Konsep Dasar Bimbingan Kelompok , PT Rafika
Asditama,Bandung :132-154 Dikutipdi ( Skripsi Muhamad Hendi Surya Dinata ,Efektivitas
Sosiodrama Dalammeningkatkan Perilaku Propesionalpeserta Didik Kelas X Semester Genap SMA
Negeri 10 Bandar Lampung, ) Universitas IAIN Raden Intan Lampung , Bandar Lampung,
2016.H.15 Dikutip Pada Tangal 26 Februari 2017. 14.30 WIB
15
Anwar Sutoyo, M.Pd, Pemahaman Individu Okservasi, Cheklis, Interviu,
Kuesioner,Sosiometri (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014). H. 245
24
aset utama dan penentu utama dari setiap tingkah laku individu.
Calhoun & Acoccela mengatakan bahwa konsep diri adalah cara pandang
individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep tentang diri sendiri. Konsep
tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena konsep diri
menurut Stuart dan Sundeen konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
Menurut Hurlock, konsep diri adalah konsep seseorang dari siapa dan apa dia
itu. Konsep ini merupakan bayangan cermin, ditentukan sebagian besar oleh peran
dan hubungan dengan orang lain, dan apa yang kiranya reaksi orang lain terhadapnya.
Konsep diri mencakup citra diri fisik dan psikologis. Citra diri fisik biasanya
pikiran, perasaan, dan emosi. Song dan Hattie juga mengemukakan bahwa konsep diri
terdiri atas konsep diri akademis dan non akademis. Selanjutnya konsep diri non
akademis dapat dibedakan menjadi konsep diri sosial dan penampilan diri.
16
Rezky Rosalinda, Salmah Dan Wagimin”. The Effectiveness Of Role Playing Techniques To
Improve Self-Concept Of Accounting Class X Students Of Smk Negeri 4 Klaten In The Academic Year
Of 2013/2014”. Jurnal Bimbingan Dan Konseling , Vol. 1 No. 1 (Maret 2013 ). H . 3 .
17
Bab II , Konsep Diri Positif ,(On-Line) Tersedia Di Http://Konsep Diri Positif Skripsi Bab
II .Net.Id/Bimbingan Konseling .Htm (13 January 2017)
25
Jadi menurut Song dan Hattie, konsep diri secara umum dapat dibedakan
menjadi konsep diri akademis, konsep diri sosial, dan penampilan diri.18
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah
pandangan individu tentang segala tingkah laku serta pola pikir yang ada pada
individu itu sendiri, termasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya,
interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan
pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri dapat didefinisikan
sebagai gambaran yang ada pada diri individu yang berisikan tentang bagaimana
individu melihat dirinya sendiri sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan
diri, bagaimana individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri
diharapkan.
rambut, dan make up, kesehatan dan kondisi fisik, benda-benda yang dimiliki dan
pemilikan, rumah dan hubungan keluarga, olah raga hobi dan permainan, sekolah
dan perkerjaan, status intelektual, bakat dan minat, ciri keperibadian, sikap dan
hubungan social, dan religious, minat religiuas, keyakinan, dan praktek religius.
18
Pengertian Konsep Diri Dan Cirri-Cirinya , (On-Line) Tersedia DiHttp://pengertian konsep
diri dan cirri. blogsport./Htm
26
Sedangkan menurut Hurlock konsep diri memiliki dua aspek yaitu aspek fisik
a. Aspek fisik
Terdiri dari konsep diri yang dimiliki individu tentang penampilanya,
kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan
perilaku dan gengsi yang diberikan tubuhnya dimata orang lain
b. Aspek psikologis
Terdiri dari konsep diri individu tentang kemampuan dan ketidak
mampuanya, harga dirinya, dan hubunganya dengan orang lain .19
remaja meliputi;
a. Usia kematangan
Remaja yang matang lebih awal, diperlakukan seperti orang yang
hamper dewasa, mengembangkan konseep diri yang menyenangkan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik.
b. Penampilan diri
Penampilan diri yang berbeda membuat remaja merasa rendah diri
meskipun perbedaan yang menambah daya tarik fisik. Cacat fisik yang
dialami oleh remaja dapat menjadi sumber masalah yang
mengakibatkan perasaan rendah diri. sebaliknya, daya tarik fisik
menimbulkan penilaian yang menyenangkan tentang ciri keperibadian
dan menambah dukungan sosial.
c. Kepatutan seks
Kepatutan seks dalam penampilan diri, minat, dan perilaku membantu
remaja mencapai konsep diri yang baik.
19
Hurock B, psikologi perkembangan anak jilid 2, (Jakarta, Erlanga , 2005) h. 58
27
a. Orang lain
Harry Stack Sullvan menjelaskan bahwa jika kita diterima, dihormati dan
disenangi orang lain karna keadaan diri, maka diri akan cenderung
bersikap menghormati, menerima diri sendiri dan akan menciptakan
konsep diri yang positif. Sebaliknya, jika orang lain sesalu meremehkan,
menyalahkan dan menolak individu tersebut, maka individu tersebut akan
20
Hurock, B, psikologi perkembangan sepanjang rentang kehidupan,( Bandung,
erlangga,2005
28
secara umum konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif. Konsep diri positif merupakan penerimaan diri secara
positif sedangkan, konsep diri negatif merupakan cara pandang seseorang terhadap
dirinya yang negatif maksudnya individu meraa rendah diri ,membenci dan tidak
mengubahnya
Ciri konsep diri yang positif adalah yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri
dalam mengatasi masalah, merasa sejajar dengan orang lain, menerima pujian tanpa
rasa malu, sadar bahwa tiap orang mempunyai keragaman perasaan, hasrat, dan
perilaku yang tidak disetujui oleh masyarakat serta mampu mengembangkan diri
21
Rahmat .j, psikologi komunikasi remaja, ( Bandung ,Remaja Rosidakarya, 2017), h, 100-104
22
Ghufron Nur, Risnawita Rini. (2010). Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.dikutip oleh , Nurfaizal.” Penggunaan Teknik Psikodrama Untuk Meningkatkan Konsep Diri
Siswa”. Jurnal Fokus Konseling, Vo 2 No. 2, (Agustus 2016). h, 160
29
karena mampu mengungkap aspek-aspek kepribadian yang buruk dan berupaya untuk
mengubahnya23.
Menurut Rakhmat”orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang
membuka diri kepada orang lain, orang yang percaya diri, dan orang yang selektif24”.
Konsep diri yang positif dapat melahirkan pola perilaku yang positif pula, yakni
23
Ghufron Nur, Risnawita Rini, ibid,h.160
24
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya dikutip
oleh Rosalinda, Salmah dan Wagimin”. The Effectiveness Of Role Playing Techniques To Improve
Self-Concept Of Accounting Class X Students Of Smk Negeri 4 Klaten In The Academic Year Of
2013/2014”. Jurnal bimbingan dan konseling, Vol. 1 No. 1 (maret 2013
30
Menurut William D. Brooks, ciri konsep diri yang negatif adalah peka terhadap
kritik, responsif terhadap pujian, punya sikap hiperkritis, cenderung merasa tidak
disukai orang lain, dan pesimistis terhadap kompetisi dan bersikap pesimis”.
25
Dr.Anwar Sutoyo, M.Pd, Loc.Cit.
31
Dari yang telah diaparkan oleh beberapa ahli mengenai pengertian konsep diri
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut, Hurlock, Shog dan Hattie juga
mengatakan bahwa indikator konsep diri terbagi menjadi tiga bagian yakitu; Indikator
citra diri fisik biasanya berkaitan dengan penampilan, indikator citra diri psikologis
berdasarkan atas pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan indikator konsep diri sosial
kerjasama dengan orang lain. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator
konsep diri adalah citra fisik, citra pisikologis dan kosep diri sosial, dimana tiga
indikator konsep diri pada individu ini sangatlah penting bagi individu baik dalam
kehidupan individu dan lingkungan karna konsep diri adalah gambaran atau cerminan
Dengan adanya konsep diri individu memandang atau menilai dirinya sendiri
akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan
sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila individu
melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku sukses dalam
tidak setabil maka individu tersebut akan kesulitan dalam mengenal dirinya sendiri
dan individu tersebut akan sulit menjaga tanggung jawab yang ada pada dirinya .
32
C. Role Pelaying
Santrock menyatakan bahwa bermain peran (role play) ialah suatu kegiatan
yang menyenangkan. Secara lebih lanjut bermain peran merupakan suatu kegiatan
suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang dilakukan secara sadar dan
seseorang mengatasi frustrasi dan merupakan suatu medium bagi ahli terapi untuk
Teknik role playing merupakan layanan yang dianggap tepat untuk meningkatkan
konsep diri peserta didik menjadi lebih baik. Romlah mengemukakan bahwa role
playing merupakan suatu kegiatan belajar yang dirancang untuk mencapai tujuan
pendidikan yang spesifik. diketahui bahwa role playing merupakan permainan peran
yang dirancang untuk mencapai tujuan dalam pendidikan yang dilaksanakan dengan
26
Bambang Adi Nugraha, Fakar Fisikologi , (on-line) tersedia di
http://psikologibebas.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-bermain-peran-role-play.html
33
pemeranan tidak dilakukan secara tuntas sampai masalah dapat dipecahkan. Hal ini
dimaksudkan untuk menimbulkan rasa keingin tahuan perserta didik untuk mencari
pemecahan masalah.
pengaruh psikologinya
c. Role playing atau permainan peran yang lebih menekankan pada peristiwa
lampau.
Dalam teknik role playing Terdapat lima karakteristik bermain peran, yaitu:
1. Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi
anak.
2. Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu
atas kemauannya sendiri.
3. Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa
bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan
bermainnya.
4. Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental.
34
Hasil refleksi role playing dapat digunakan oleh siswa untuk mengembangkan
konsep diri yang positif. Teknik ini selain dikembangkan untuk melatih individu yang
27
Bambang Adi Nugraha, Ibit
28
Rezky Rosalinda, Salmah Dan Wagimin, The Effectiveness Of Role Playing Techniques To
Improve Self-Concept Of Accounting Class X Students Of Smk Negeri 4 Klaten In The Academic Year
Of 2013/2014, Education and Teacher Training Faculty, (11 maret University of Surakarta.)
35
pada kualitas permainan peran yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Disamping
36
itu bergantung pula pada persepsi siswa terhadap peran yang dimainkan terhadap
situasi nyata.29
kesempatan untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat
belajar menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan model ini
Craciun mengatakan bahwa ada banyak kelebihan belajar melalui ilmu bermain
peran diantaranya;
29
Nursalim, Moch, dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa
University Press. Di kutip oleh Galih Wicaksono , Dr. Najlatun Naqiyah, S.Ag, M.Pd, Penerapan
Teknik Bermain Peran Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal Siswa Kelas X Multimedia Smk Ikip Surabaya, Journal Mahasiswa Bimbingan
Konseling , Vo 1. No. 1 ( Januari 2013 )
37
antara laian;
a. model bermain peranan memerlukan waktu yang relatif panjang atau banyak;
b. memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun
murid. dan ini tidak semua guru memilikinya;
c. tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini;
d. kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu;
e. menurut Santoso Apabila pelaksanaan sosiodrama atau role playing (bermain
peran) mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik,
tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai30.
peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan, serta peserta didik juga biasa
dengan tanpa diadakan latihan untuk mencapai tujuan bersama dalam rangka mencari
penyelesaian dari suatu masalah yang sering dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-
30
Rossana Hutari, Sularmi, Siti Kamsiyati, Penggunaan Metode Role Playing Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Positif Pada Anak Kelompok B Tk Karang Indriya Karangasem Laweyan
Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015,
38
hari dan dapat digunakan untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang, sebagai media
permainan peran diyakini dapat memberikan manfaat yang positif terhadap hubungan
tenik role playing diharapkan peserta didik dapat meningkatkan konsep diri positif
yang ada dalam diri individu itu sendiri. Sehingga peserta didik lebih memahami
tentang dirinya sendiri, peserrta didik diharapkan dapat bekerja sama dengan teman-
D.Kerangka Berpikir
Konsep diri positif adalah orang yang membuka diri kepada orang lain, orang
yang percaya diri, dan orang yang selektif”. Konsep diri yang positif dapat
melahirkan pola perilaku yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih
menafsirkan kita dengan cermat pula.peserta didik yang memiliki konsep diri yang
rendah memililiki ciri-ciri sebagai berikut; tidak percya diri, tidak dapat menerima
pendapat orang lain, merasa dirinya dikucilkan, acuh terhadap sekitarnya, peka pada
kritik, responsif sekali terhadap pujian, cenderung merasa tidak disenangi orang lain,
Sehingga, untuk mengatasi konsep diri positif yang masih rendah yang
terjadi pada peserta didik, peneliti menggunakan metode role playing dengan
positif yang rendah pada peserta didik. Sitti hartinah mengemukakan bahwa
di terapkan. Kriteria kelompok yang baik bila di dalam kelompok diwarnai semangat
yang tinngi, dinamis, memiliki hubungan yang harmonis kerja sama yang baik dan
kelompok yang baik maka, peneliti memilih motede role playing sebagai salah satu
permainan peran yang menyenangkan bagi peserta didik metode role playing juga
diharapkan mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan konsep diri positif.
40
individu memerankan suatu tokoh yang bertujuan untuk memahami diri sendiri,
Role palying di pilih dengan tujuan bahwa teknik ini dapat membantu peserta
didik mendapatkan layanan bimbingan konseling yang berbeda dan dapat membuat
peserta didik lebih mudah memahami apa yang dimaksudkan oleh peneliti, dengan
mengunakan teknik role playing peneliti berharap peserta didik dapat meningkatkan
konsep diri positif. dalam penggunaan teknik role palying peserta didik diminta
untuk bekerja sama dengan teman sekelompoknya. Hal ini bertujan agar peserta
didik dapat saling membantu satu sama lain dalam memahami dirinya sendiri dan
lingkungannya di sekitarnya. Baik dari sisi konsep diri sosial, fisik dan psikologis
peserta didik yang merupakan indikator konsep diri yang pentig dalam
dengan teknik role playing diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
meningkatkan konsep diri positif peserta didik. Berikut ini kerangka berfikir yang
31
Rezky Rosalinda, Salmah Dan Wagimin, The Effectiveness Of Role Playing Techniques To
Improve Self-Concept Of Accounting Class X Students Of Smk Negeri 4 Klaten In The Academic
Year Of 2013/2014, Education and Teacher Training Faculty, (11 maret University of Surakarta.)
41
Perasaan
Emosi
Kemampuan
sosial
bergaul
Kerjasama antar
teman
LAYANAN BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN
TEHNIK ROLE PLAYING
KONSEP DIRI
POSITIF
Gambar 1
Kerangka Berfikir
42
E . Hipotesis
penelitian lebih terarah. Berdasarkan teori yang telah di paparkan maka hipotesis
yang diajukan oleh peneliti adalah; apakah penerpan teknik role playing dalam
bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri positif peserta didik kelas XI
nol, meneurut Emory hipotesi nol adalah pernyataan yang tidak memiliki perbedaan
antara parameter (populasi) dan ststistik (data sampel). Lawan dari hipotesis nol
adalah hipotesis alternatif yang menyatakan perbedaan atara parmenter dan statistik.
sebagai berikut;
32
Sugiono , ” Metode Penelitian Kuntitatip, Kualitatif Dan R&D” (Bandung, Alfabeta , 2010),
h.64
43
Lampung’.
Ho : µ1= µ2
Ha : µ 1≠ µ2
Keterangan :
Untuk menguji hipotesis, nilai t (t hitung) akan dibandingkan dengan nilai dari
tabel distribusi t (t tabel ). Cara penentuan nilai (t tabel ) didasarkan pada taraf signifikasi
tertentu, mialnya (α =0.05) dan dk =n-1. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji yaitu: