Anda di halaman 1dari 5

LEARNING JURNAL menyiapkan kedatangan lembaga baru yaitu

MK (Mahkamah Konstitusi) (Bmedia, 2019).


Etika Integritas Kepemimpinan Pancasila
oleh Edi Abdullah, SH., MH Selain itu UUD NRI tahun 1945 juga memuat
ketentuan tentang perubahan yang
NAMA : ZULFAKAR, SE, M.Si memungkinkan konstitusi kita untuk
ANGKATAN : I TAHUN 2021 mengikuti dinamika perubahan jaman.
Namun di atas itu semua, hal ini
mencerminkan kesadaran para pendiri
1. Bela Negara dalam Kilasan Sejarah bangsa bahwa sepandai dan secerdas
Kemerdekaan apapun mereka, konstitusi bukanlah hak
intelektual mereka sendiri.
UUD NRI tahun NRI 1945 berlaku lebih
sebagai koridor arah pengaturan dan Konstitusi adalah milik segenap bangsa dan
kebijakan berbangsa dan bernegara secara rakyat Indonesia. Bukan hanya yang ada
umum. Di dalamnya terkandung pada saat perumusan UUD NRI tahun 1945
pengejawantahan dari visi, tujuan, dan itu sendiri ditahun 1945, tapi juga milik
semangat kemerdekaan negara kesatuan seluruh generasi penerus bangsa termasuk
Republik Indonesia yang berdasarkan kita semua yang ada di era saat ini, juga
Pancasila. Oleh karena segenap anak cucu keturunan bangsa
Indonesia kelak hingga setidaknya seribu
windu lamanya (8000 tahun sampai dengan
tahun 8945). Demikianlah salah satu
pernyataan, cita-cita, dan doa Bung Karno
dalam pidatonya pada HUT RI pada tahun
1953 yang menyatakan bahwa bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia ini akan
berdiri tegak dan utuh berkembang
itu UUD NRI tahun 1945 menyisakan ruang setidaknya untuk 1000 windu lamanya
dan memberikan keleluasaan amanat bagi (Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia, 2018)
segenap rakyat Indonesia melalui lembaga (dikutip dari Modul Etika Dan Integritas
perwakilan untuk mengatur aspek-aspek Kepemimpinan Pancasila Pelatihan
yang lebih spesifik dalam kehidupan Kepemimpinan Pengawas, LAN RI:2019)
berbangsa dan bernegara guna dituangkan
secara teknis pada tataran hierarki yuridis 2. Nilai-Nilai Dasar dan Teladan Bela Negara,
yang lebih rendah mulai dari tingkat undang- serta Refleksi Amanah ASN dalam Sejarah
undang ke bawah. Kemerdekaan

Dalam perjalanannya UUD NRI tahun sejak Perubahan letak amanat bela negara di dalam
era Reformasi mengalami perubahan pasal 27 ayat 3 UUD NRI tahun 1945 yang kini
sebanyak empat kali sejak 1999 hingga 2002. berada di bawah bab hak dan kewajiban warga
negara menunjukkan bahwa bela negara
Poin-poin terpenting yang dapat dilihat dari
terlebih dahulu merupakan hak rakyat sebagai
perubahan tersebut diantaranya adalah
penguasa negara dan harus mendayagunakan
penguatan DPR, abolisi dan amnesti presiden
segenap keahlian dan profesi untuk
atas pertimbangan DPR, presiden dapat menghadapi ancaman-ancaman yang makin
diberhentikan sebelum akhir masa jabatan beragam.
berkaitan dengan pertanggung jawabannya,
presiden dipilih langsung oleh rakyat, Bela negara juga diatur lebih lanjut dalam
presiden hanya menjabat dua periode, dan berbagai UU yang lain seperti UU No. 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan. Oleh sebab itu
pandangan maupun kekhawatiran apalagi dihancurkan Belanda. Oleh karena demi
tuduhan bahwa bela negara merupakan wajib mendengar berita penyerahan mandat
militer tersebut, Syafruddin yang tengah berada di
Bukit Tinggi berinisiatif untuk membentuk
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
dengan keputusan yang diambil bersama
dengan TM Hasan, Gubernur Sumatera pada
saat itu. Inisiatif ini diambil demi
menyelamatkan Indonesia yang berada dalam
kondisi bahaya. Maka dari itu PDRI
(Pemerintahan Darurat Republik Indonesia)
berdiri pada 19 Desember 1948 dan berakhir
pada 13 Juli 1949 (Nabihah, 2015).

dan bersifat militeristik bukan hanya tidak


tepat, melainkan juga tidak sesuai dengan
kenyataan riil dan yuridis bahwa bela negara
tidak boleh dan tidak akan mampu mengatasi
dinamika ancaman yang berkembang jika
hanya dilaksanakan dengan cara-cara militer.

3. Teladan Bela Negara

Selain dari kalangan masyarakat dan pegawai Dalam konteks dewasa ini, apa yang dilakukan
biasa seperti yang diceritakan sebelumnya, Mr. Syafruddin Prawiranegara merupakan
kalangan pejabat tinggi setingkat menteri teladan dalam mengatasi ego sektoral dan
sekalipun, sangat banyak teladan yang bisa pengotak-ngotakan birokrasi yang semakin
kita ambil, di antaranya adalah Mr. Syafruddin lama cenderung semakin menguat. Di kala
Prawiranegara. Pelajaran yang bisa kita ambil beliau menjabat sebagai Menteri Kemakmuran,
dari kisah perjuangan beliau adalah kesadaran beliau tidak segan untuk mengambil mandat
untuk berkorban melampaui panggilan tugas sebagai presiden dengan segala risikonya. Jika
demi tegaknya NKRI yang sedang terancam beliau mengedepankan egonya yang pada saat
bahaya. itu hanya bertugas sebagai pembantu
presiden, bisa saja beliau menolak mandat
Pada saat Mr. Syafruddin Prawiranegara tersebut.
menjabat sebagai Menteri Kemakmuran pada
tahun 1947 terjadilah Agresi Militer II. Pada 4. Pancasila sebagai Jiwa, Semangat, dan Nilai
masa ini terjadi krisis pemerintahan saat kota Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Yogyakarta diserang Belanda. Dalam keadaan
genting seperti ini Bung Karno dan Bung Hatta Pembukaan UUD NRI tahun 1945 sebagai
memberikan mandat kepresidenan melalui pernyataan kemerdekaan terlihat secara tegas
telegram yang ditujukan kepada Mr. Syafruddin semenjak awal kalimat yang menegaskan
Prawiranegara. Sebenarnya Mr. Syarifuddin bahwa, tidak hanya bagi bangsa Indonesia,
tidak pernah menerima mandat secara bahwa kemerdekaan adalah hak segala
langsung dari presiden Soekarno, karena bangsa. Dalam dunia internasional dikenal
kantor radio yang ada saat itu bertugas konsep mengenai 4 (empat) kemerdekaan atau
memberikan telegram kepada beliau four freedoms, yaitu freedom of speech,
freedom of religion, freedom of fear , dan sikap dan perilaku manusia. Berdasarkan
freedom from wants (Na'a, 2010). tingkatannya, perilaku dan atau perbuatan
manusia itu selanjutnya dinilai dari 3(tiga)
tingkat (Soegiono, 2012), yaitu:
a. Semasa belum lahir menjadi perbuatan,
yakni berupa rencana dalam hati atau niat.
b. Perbuatan nyata atau pekerti
c. Akibat atau hasil dari perbuatannya itu
apakah baik atau buruk.

Pancasila juga menegaskan pentingnya


persatuan bangsa di dalam sila ketiga.
Sementara persatuan pada tataran yang lebih
tinggi yaitu persaudaraan antar manusia
tercermin dari sila kedua. Ke semua ini
dirangkum di dalam alinea kedua dari
Pembukaan UUD NRI tahun 1945 melalui visi
untuk mewujudkan negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Segenap
uraian di atas menjadi bukti bahwa pancasila Definisi yang cukup teknis dalam alinea di atas
adalah jiwa, semangat, dan nilai Pembukaan tampak sangat relevan dengan konteks
UUD NRI tahun 1945, deklarasi kemerdekaan pelayanan publik yang memang selalu menjadi
bangsa Indonesia. sasaran tuntutan akuntabilitas publik. Konteks
saat sekarang maupun masa depan yang
5. Konsep Etika, Akuntabilitas, dan Integritas, dieksplisitkan dalam definisi di atas
serta Instrumen dan Tujuannya dalam Konteks menegaskan adanya dampak dari akuntabilitas
Kepemimpinan, Tugas dan Fungsi ASN praktik pelayanan publik yang dilakukan
terhadap konsekuensi di masa depan. Kata
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu etika dalam dunia kerja selalu bersanding
ethos yang artinya tempat tinggal, kandang, dengan integritas. Kita sering mendengar
kebiasaan, sikap, watak, atau cara berpikir. istilah integritas dalam berorganisasi terutama
Menurut Bartens (dalam Wiranta, 2015), etika dalam melaksanakan pekerjaan.
adalah nilai dan norma moral yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok Integritas selalu dikaitkan dengan pekerjaan.
dalam mengatur tingkah lakunya. Dalam Integritas sesorang terlihat ketika adanya
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam gangguan dari luar yang memancing pekerja
jaringan, etik sebagai nilai mengenai benar dan untuk melanggar atau membocorkan rahasia
salah yang dianut suatu golongan atau organisasi. integritas menjadi karakter yang
masyarakat, atau secara lebih umum sebagai melekat pada subjek pekerja atau pegawai.
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan Integritas menjadi sesuatu yang terkait
dengan akhlak (Badan Bahasa, 2016). Akhlak langsung dengan individu, bukan dengan
sendiri adalah kata serapan dari bahasa Arab kelompok atau organisasi. Jika integritas
yang berarti budi pekerti atau dalam rasa sesorang bagus, maka kepercayaan atasan
bahasa yang lebih tinggi juga disebut sebagai kepadanya juga semakin meningkat.
tata susila (Bakry, 1978). Keraf (2002)
memahami etika sebagai ajaran yang berisikan
perintah dan larangan tentang baik-buruknya
kepemimpinan juga melibatkan pengaruh.
Menurutnya kepemimpinan adalah suatu
proses yang melibatkan pengaruh, terjadi
dalam konteks individu atau kelompok, dan
melibatkan pencapaian tujuan.

definisi diatas menunjukkan bahwa


kepemimpinan selalu melibatkan pengikut,
sehingga memotivasi pengikut melalui
pemenuhan kebutuhannya menjadi hal penting
ketika anda ingin menjadi pemimpin yang baik.
Akan tetapi, perkembangan dunia
Etika dan integritas yang diterapkan dengan kepemimpinan terbangun dengan proporsi
sungguh-sungguh menjadi cerminan dari sikap atensi yang cenderung lebih berbobot kepada
bela negara yang diwujudkan dalam bentuk pemimpinnya daripada kepada kebutuhan
sesuai dengan profesi setiap individu, dalam pengikutnya (Kellerman, 2007). Padahal
hal ini kaitannya dengan ASN. Etika dan memotivasi seseorang diperlukan usaha
integritas yang baik akan menciptakan pemenuhan kebutuhannya.
pemerintahan yang baik (good public
governance). Pemerintahan yang baik ini akan 7. Belajar Keteladan dari Tokoh Bangsa
meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah terhadap Bangsa yang besar adalah bangsa yang
warganya. meneladani integritas para tokoh bangsanya,
sebagaimana yang disarikan pada buku orange
6. Kepemimpinan juice for integrity yang diterbitkan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia
Gibson (1997) menyatakan kepemimpinan (KPK-RI), terdapat 12 tokoh yang tercantum
adalah suatu upaya penggunaan jenis-jenis didalam buku tersebut yang bisa menjadi
teladan buat kita semua, diantaranya adalah:
1) H. AGUS SALIM, dengan kisah teladanya
Berdamai dengan Kemelaratan dan Tak
Mendamba Istana
2) BAHARUDDIN LOPA dengan kisah
teladanya Siapa yang Mengisi Bensin,
Fasilitas Bukan Milik Pribadi dan Hadiah
Harusnya untuk Orang Susah
3) SRI SULTAN HAMENGKU BUWONO IX,
dengan kisah teladanya Surat Tilang
untuk Sultan
pengaruh bukan paksaan untuk memotivasi 4) HOEGENG IMAN SANTOSA, dengan kisah
orang mencapai tujuan. Hal senada juga teladanya Tutupnya Toko Kembang Kami
disampaikan oleh Subarino (2011), bahwa dan Itu Bukan Rumah Kami
5) KI HADJAR DEWANTARA, dengan kisah 6. KERJA KERAS : Gigih dan fokus dalam
teladanya Mi Godhok Sang Menteri dan melakukan sesua tidak asal-asalan
Berburu Perabotan Bekas 7. SEDERHANA : Bersahaja, tidak berlebih-
6) MOHAMMAD HATTA, dengan kisah lebihan
teladanya Kembalikan Saja Uang Itu dan 8. BERANI : Mantap hati dan percaya diri,
Demi Sebuah Rahasia tidak gentar dalam menghadapi bahaya,
7) MOHAMMAD NATSIR dengan kisah kesulitan, dan sebagainya
teladanya Kemeja Bertambal 9. ADIL : Berlaku sepatutnya, tidak
8) SAIFUDDIN ZUHRI, dengan kisah sewenang-wenang
teladanya Karena Kamu Adikku dan Hobi
Baru Sang Mantan Menteri
9) SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA, dengan
kisah teladanya Tertusuk “Gunting” Sang
Suami dan Sukun Goreng Ibu Presiden
10) R. SOEPRAPTO, dengan kisah teladanya
Bola dan Abang Becak
11) IR. SUKARNO, dengan kisah teladanya
Tak Usik Fasilitas Negara
12) WIDODO BUDIDARMO, dengan kisah
teladanya Menghukum Sang Anak
Kandung dan Jangan Mentang-mentang
Keluargaku

Dari merekalah kita bisa memahami 9 nilai-


nilai integritas yaitu:
1. JUJUR : Lurus hati, tidak berbohong, tidak
curang
2. PEDULI : Mengindahkan, memperhatikan
atau menghiraukan orang lain
3. MANDIRI : Tidak bergantung pada orang
lain
4. DISIPLIN : Taat terhadap peraturan, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis
5. TANGGUNG JAWAB : Siap menanggung
akibat dari perb uatan yang dilakukan,
tidak buang badan

Anda mungkin juga menyukai