Analisis Kelykan Jembatan Dan Jalan
Analisis Kelykan Jembatan Dan Jalan
ABSTRAK : Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota
metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta pasti memiliki banyak masalah, salah satunya diantaranya
adalah masalah kemacetan lalu lintas di jalan raya. Kerawanan pada kemacetan banyak sekali
ditemukan diruas jalan khususnya pada jam-jam sibuk, sehingga untuk mengatasi permasalahan
tersebut diusahakan membangun Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang dengan
maksud memaksimalkan kapasitas jalan. Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu -
Tanah Abang adalah sebagai upaya untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan kendaraan dari/ke
wilayah-wilayah di Jakarta dengan harapan sarana dan prasarana yang tersedia dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat untuk beraktifitas dengan baik dan lancar. Tujuan dari tugas akhir ini adalah
untuk mengetahui besarnya saving dan kelayakan dari proyek pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu-Tanah Abang. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menganalisis
kelayakan Jalan layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang dari segi ekonomi. Untuk
menyelesaikan studi ini maka diperlukan data primer dan data sekunder yang dilampirkan adalah data
volume lalu lintas, lay out, data jumlah kendaraan, dan data penunjang lainnya. Analisis kelayakan
Jalan Layang Non Tol ditinjau dari segi ekonomi yang akan ditentukan berdasarkan nilai rasio
terhadap penghematan BOK, nilai BOK dihitung dengan menggunakan metode Jasa Marga. Dalam
Tugas Akhir ini jika dianalisis dari segi ekonomi diperoleh nilai BCR = 1.31 (BCR>1) dan nilai NPV
= Rp104,797,025,202,- (NPV>0) proyek dikatakan layak dilaksanakan.
KATA KUNCI : JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang, analisis kelayakan, analisis ekonomi,
Kinerja Jalan, Jakarta.
1. PENDAHULUAN
Jakarta merupakan ibu kota Republik Abang direncanakan bertujuan untuk mengurangi
Indonesia, dikenal juga sebagai kota kerugian akibat kemacetan di Jakarta diantaranya
metropolitan. Sebagai kota besar Jakarta yang kerugian akibat kehilangan waktu, bahan bakar,
pasti memiliki banyak masalah, salah satunya kesehatan dan rendahnya produktifitas.
diantaranya adalah masalah kemacetan lalu lintas Pembangunan Jalan Layang Non Tol Kampung
di jalan raya. Melayu - Tanah Abang adalah sebagai upaya
Permasalahan kemacetan lalu lintas ini tidak untuk mengatasi aksesibilitas pergerakan
diimbangi dengan penanganan oleh pemerintah kendaraan dari/ke wilayah-wilayah di Jakarta
secara serius sehingga kendaraan di jalan yang dapat mengurangi dampak kemacetan di
mengalami kejenuhan. Kerawanan pada daerah DKI Jakarta.
kemacetan banyak sekali ditemukan diruas jalan Setiap pembangunan yang ada diperlukan
khususnya pada jam-jam sibuk seperti pada zona studi kelayakan. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini
yang terdapat di area segmen jalan Casablanca, bertujuan untuk menyajikan analisis kelayakan
Dr. Satrio dan Mas Mansyur sehingga untuk dari segi ekonomi mengenai permasalahan yang
mengatasi permasalahan tersebut diusahakan terjadi dengan cara merekapitulasi data-data
untuk membangun Jalan Layang dengan maksud volume kendaraan tersebut yang dapat dihitung
memaksimalkan kapasitas jalan. untuk mengetahui biaya operasional kendaraan
Dasar pertimbangan dari pembangunan Jalan (BOK) terhadap pembangunan Jalan Layang Non
Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Tol Kampung Melayu Tanah Abang.
1
Lokasi Studi FCSF : Faktor penyesuaian hambatan samping
FCCS : Faktor penyesuaian ukuran kota
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
DS = Q / C
Dimana:
DS : Derajat Kejenuhan
Q : Arus lalu lintas (SMP/jam)
C : Kapasitas (SMP/jam)
2.2 Peramalan
2. TINJAUAN PUSTAKA Metode yang digunakan untuk melakukan
2.1 Jalan Perkotaan peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan yaitu
Daerah perkotaan atau semi perkotaan metode regresi linier (liniar regression).
adalah karakteristik arus lalu lintas puncak pada Y=axX+b
pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan Dimana:
terdapat perubahan komposisi lalu lintas (dengan Y = Variabel terikat (jumlah kendaraan)
persentase kendaraan pribadi dan sepeda motor a,b = konstanta regresi
yang lebih tinggi, dan persentase truk berat yang X =Variabel bebas (faktor-faktor
lebih rendah dalam arus lalu lintas). (MKJI, berpengaruh)
1997)
2.3 Sebaran Perjalanan (Model Gravity)
Kecepatan Arus Bebas Sebaran perjalanan (Trip distribution)
Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai merupakan jumlah (banyaknya) perjalanan/yang
kecepatan pada saat tidak ada arus (Q=0). bermula dari suatu zona asal yang menyebar ke
Kecepatan arus bebas ini didapat dengan banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah
menggunakan formula sebagai berikut: perjalanan /yang datang mengumpul ke suatu
FV=(FV0+FVW)+FFVSF+FFVCS zona tujuan yang tadinya berasal dari zona asal.
Dimana: Dalam Tugas Akhir ini menggunakan model
FV : Kecepatan arus bebas kendaraan ringan Gravity. (Fidel Miro, 1985)
untuk kondisi sesungguhnya Model gravity dihitung dengan menggunakan
(km/jam) rumus :
FV0 : Kecepatan arus bebas dasar untuk
kendaraan ringan pada jalan yang
diamati untuk kondisi ideal Dimana:
FVW : Penyesuaian kecepatan untuk lebar Ti-j = Jumlah perjalanan dari zona asal
jalan (km/jam) i ke zona tujuan j
FFVSF : Faktor penyesuaian untuk hambatan Oi dan Dj = Banyak perjalanan yang
samping dan lebar bahu dihasilkan (berasal) dari zona
FFVCS : Faktor penyesuaian kecepatan untuk asal i dan yang tertarik (menuju)
ukuran kota ke zona tujuan j
d^ni-j = Jarak atau ukuran aksesbilitas
berupa jarak anra i-j, waktu
Kapasitas tempuh i-j, dan ongkos i-j
Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus : k = Konstanta gravitasi
C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS
Dimana: 2.4 Trip Assignment
C : Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) Metode yang digunakan untuk mengetahui
C0 : Kapasitas Dasar untuk kondisi tertentu dan menghitung prosentase jumlah kendaraan
(ideal) (smp/jam) yang melewati tiap-tiap ruas jalan.
FCW : Faktor penyesuaian lebar jalan Divertion curve digunakan untuk
FCSP : Faktor penyesuaian pemisahan arah memperkirakan prosentase jumlah lalu-lintas
yang melewati masing-masing ruas digunakan
2
metode Diversion Curve, yaitu metode Dimana:
digunakan untuk dua rute alternative dengan cara Y = jam montir per 1000km
membandingkan waktu yang bisa dihemat bila Y’= Yxupah kerja per jam (Rp/1000km)
melewati salah satu rute.
Kapasitas dihitung dengan menggunakan rumus : 5. Depresiasi
Formula:
Golongan I Y = 1/(2.5V+125)
Dimana: Golongan IIa Y = 1/(9.0V+450)
P =prosentase kendaraan yang menggunakan Golongan IIb Y = 1/(6.0V+300)
jalan rencana Dimana:
d = jarak yang dihemat bila mengunakan jalan Y = depresiasi per 1000 km
rencana (mil) Y’ = Yxsetengah nilai kendaraan (Rp./1000km)
t = waktu yang dihemat bila menggunakan
jalan rencana (menit) 6. Bunga Modal
Formula:
2.5 Analisis Ekonomi INT = 0.22% x Harga kendaraan baru
Biaya operasional kendaraan adalah biaya (Rp/1000k)
yang digunakan kendaraan untuk beroperasi dari Dimana:
suatu tempat menuju ke tempat lain ( aktivitas AINT =Rata-rata bunga modal tahunan dari
transportasi ). Metode yang digunakan untuk kendaraan yang diekspresikan sebagai
menghitung biaya operasional kendaraan dalam fraksi dari harga kendaraan baru = 0.01 x
tugas akhir ini adalah dengan menggunakan (AINV/2)
formula Jasa Marga. AINV = Bunga modal tahunan dari harga
1. Konsumsi Bahan Bakar kendaraan baru
Formula: AKM = Rata-rata jarak tempuh tahunan (Km)
Konsumsi BBM=Konsumsi BBM dasar kendaraan
[1+(kk+kl+kr)]
7. Asuransi
2. Konsumsi Minyak Pelumas Formula:
Konsumsi Pelumas = Konsumsi pelumas dasar x Golongan I Y = 38/(500V)
faktor koreksi Golongan IIa Y = 60/(2571.42857V)
Golongan IIb Y = 61/(1714.28571V)
3. Konsumsi Ban Dimana: Y = Asuransi per 1000 km
Formula: Y’ = Yxnilai kendaraan (Rp/1000km)
Golongan I Y = 0.0008848V – 0.0045333
Golongan IIa Y = 0.0012356V – 0.0064667 2.6 Nilai Waktu
Golongan IIb Y = 0.0015553V – 0.0059333 Nilai waktu dihitung dengan menggunakan
Dimana: rumus :
Y = Pemakaian ban per 1000km Nilai Waktu = Max (KxNilai Waktu Dasar);Nilai
Waktu Minimum
4. Pemeliharaan
Formula: 2.7 Benefit Cost Ratio
BCR dihitung dengan menggunakan rumus :
a). Suku Cadang: B Benefit ( manfaat )
Golongan I Y = 0.0000064V + 0.0005567 1
C Cost ( biaya )
Golongan IIa Y = 0.0000332V + 0.0020891
Golongan IIb Y = 0.0000191V + 0.0015400 Dimana:
Dimana: benefit B.O.K
Y = Pemeliharaan suku cadang per 1000km B.O.K existing B.O.K kondisi baru
Y’ = Yx harga kendaraan (Rp/1000km)
= Penghematan BOK, penghematan nilai
b). Jam kerja mekanik: waktu
Golongan I Y = 0.00362V + 0.36267 Cost = Biaya pembangunan jalan dan biaya
Golongan IIa Y = 0.02311V + 1.97733 pemeliharaan
Golongan IIb Y = 0.01511V + 1.21200
3
2.8 Net Present Value 2. Trip Assignment
NPV dihitung dengan menggunakan rumus : Trip assignment dalam Tugas Akhir ini
NPV = Benefit – Cost digunakan untuk menghitung jaringan jalan
yang telah ada sebelumnya ke jaringan jalan
3. METODOLOGI baru (fly over). Perhitungan mnggunakan trip
3.1 Diagram Alir assignment dapat mengetahui prosentasi
kendaraan yang membebani tiap-tiap ruas
MULAI
jalan. Dalam Tugas Akhir ini digunakan
rumus pendekatan divertion curve.
3. Peramalan pertumbuhan jumlah kendaraan
IDENTIFIKASI MASALAH
Dalam Tugas Akhir ini data-data yang
dipakai untuk peramalan adalah jumlah
kendaraan yang bertujuan untuk menentukan
DATA PRIMER DATA SEKUNDER
jumlah kendaraan pada masa yang akan
mendatang agar dapat mengetahui volume
Volume Lalu Gambar Lay Volume Lalu
Data Jumlah
Nilai
lalu lintas yang akan melewati Jalan Layang
Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang
Daftar BOK Kendaraan
Lintas out Lintas Konstruksi
Kota Jakarta
4
Setelah diketahui nilai pertumbuhan, sehingga
volume lalu lintas dapat diramalkan dan dapat
dilakukan perhitungan analisis kelayakan
pembangunan jalan hingga 30 tahun yang akan
datang.
5
Tabel 4.4 Analisa Model Gravity (MC kend/jam)
6
ratanya, sehingga didapat nilai faktor untuk jenis Segmen satu memiliki panjang 1246 meter dan
kendaraan MC = 0.11, LV = 0.15 dan HV = 0.08. lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi menjadi
Dari nilai faktor yang telah diperoleh dapat 3 lajur.
dikalikan terhadap hasil pemodelan pada tiap Tabel 4.9. Volume Kendaraan Segmen 1
ruas jalan. (kend/jam)
Tabel 4.7. Volume Lalu Lintas Hasil Pemodelan
Ruas Satrio A (MC kend/hari) Tahun 2011
7
Tabel 4.13. Analisis kinerja pada Segmen 3. Segmen 3 (jl. Guru Mughni-Jl. Masjid
Kondisi Eksisting (Tahun 2011) Hidayatullah)
Segmen tiga memiliki panjang 1131 meter
dan lebar badan jalan 10.5 meter yang dibagi
menjadi 3 lajur. Data lalu lintas bisa dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.17. Volume Kendaraan Segmen 3
(kend/jam)
Tabel 4.14. Analisis kinerja pada Segmen
Kondisi Rencana Bawah (Tahun 2011)
8
direncanakan dengan kecepatan rencana 60 o Upah Crew
km/jam. Untuk memperoleh data travel time dari Supir : Rp. 50.000,-/jam
jalan baru maka dapat dicari dengan rumus : Pembantu : Rp. 35.000,-/jam
3. TrukBesar 3 Sumbu
o TipeKendaraan Fuso FN 527 ML 220 PS
= 257.14 detik 10 Ban 6X4 : Rp. 690.000.000,-
Maka prosentasi kendaraan yang masuk ke Fly (www.produkdalamnegri.com)
Over adalah : o Tipe Ban BS DUELER (235/70 HR16D-
= 3.017 – 3.000 = 0.017 km = 0.011 mil 687T) : Rp. 1.856.000,-
= 257.14 – 226.3 = 30.8detik=0.514 menit (www.situsotomotif.com)
o BahanBakar Solar : Rp. 4.500,-
= 50.5 %
o Harga Oli Mesin Cartago Multigrado EP
Jadi volume kendaraan yang melewati Fly Over 80W-90W : Rp. 45.000,-
adalah 50.5% dan yang melewati jalan lama (www.pasaronderdil.com)
adalah 49.5%. o Upah Mekanik : Rp. 15.000,-/jam
o Upah Crew
Supir : Rp. 50.000,-/jam
Pembantu : Rp. 35.000,-/jam
9
2. Konsumsi Ban Dimana :AINT = Rata-rata bunga modal tahunan
Formula yang digunakan dari kendaraan baru = 0.01 x
Gol I =(0.0008848(48.5)-0.0045333)x (AINV/2)
Rp1,156,000x4= Rp177,467,- AINV = Bunga modal tahunan dari
Gol IIa =(0.0012356(48.5)-0.0064667)x harga kendaraan baru
Rp1,043,000x6= Rp334,552,- AKM =Rata-rata jarak tempuh tahunan
Gol IIa =(0.0015553(48.5)-0.0059333)x (km) kendaraan.
Rp1,050,000x10= Rp526,154,- INT Gol I = 0.022% x Rp180,200,000 =
Dimana : Y = pemakaian ban per 1000km Rp396,440,-
INT Gol Iia = 0.022% x Rp239,700,000 =
3. Pemeliharaan Rp527,340,-
a. Suku Cadang INT Gol IIb = 0.022% x Rp690,000,000 =
Gol I = Rp1,518,000,-
0.0000064(48.5)+0.0005567xRp180,200,000
= Rp156,251,- 6. Asuransi
Gol IIa = Formula yang digunakan:
0.0000332(48.5)+0.0020891xRp239,700,000 Gol I = 38/(500x48.5) x Rp180,200,000 =
= Rp886,722,- Rp282,375,-
Gol IIb = Gol IIa =60/(2571.42857x48.5) x
0.0000191(48.5)+0.0015400xRp690,000,000 Rp239,700,000 = Rp115,320,-
= Rp1,701,782,- Gol IIb =61/(1714,28571x48.5) x
Dimana:Y=Pemeliharaan suku cadang per Rp690,000,000 = Rp506,237,-
1000km Dimana: Y = Asuransi per 1000 km
Y’ = Yxharga kendaraan (Rp/1000 km) Y’ = Y x nilai kendaraan (Rp/1000 km)
Selanjutnya komponen-komponen biaya
b. Jam Kerja Mekanik operasional kendaraan diatas dijumlah. Sehingga
Gol I = 0.00362(48.5)+0.36267xRp15,000 = biaya operasional kendaraan dengan kecepatan
Rp8,074,- 48.5 km/jam pada segmen satu sebesar
Gol IIa = 0.02311(48.5)+1.97733xRp15,000 = Rp25,335,165,- maka biaya operasional per
Rp46,472,- tahun sebesar Rp25,335,165,- x 365hari =
Gol IIb = 0.01511(48.5)+1.21200xRp15,000 = Rp9,247,335,276,- Untuk jenis kendaraan MC
Rp29,172,- nilai BOK adalah 18% dari kendaraan pribadi
Dimana: Y = Jam Montir per 1000 km (PC). Besarnya BOK akan ditinjau setiap
Y’=YxUpah kerja per jam(Rp/1000 segmen.
km)
4.5 Nilai Waktu
4. Depresiasi Formula :
Formula yang digunakan: Nilai Waktu=Max {(KxNilai Waktu Dasar);Nilai
Gol I=1/(2.5(48.5)+125)x(0.5xRp180,200,000) Waktu Min}
= Rp365,888,- Tabel 4.20. Perhitungan Nilai Waktu
Gol IIa=1/(9.0(48.5)+450)x
(0.5 xRp239,700,000) = Rp213,446,-
Gol IIb =1/(6.0(48.5)+450)x
(0.5 x Rp690,000,000)= Rp583,756,-
Dimana: Y = Depresiasi per 1000 km
Y’ = Y x setengah nilai kendaraan
(Rp/1000 km)
5. Bunga Modal
Formula yang digunakan:
INT = AINT / AKM
INT = 0.22% x Harga kendaraan baru (Rp/1000
km)
10
4.6 Penghematan 2. Secara ekonomi jumlah penghematan total
Tabel 4.21. Penghematan Total (NPV) sebesar Rp104,797,025,202,-
(NPV(+)) dan nilai BCR sebesar 1.31
(BCR>0). Sehingga dari segi ekonomi
pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu - Tanah Abang dinyatakan
layak dari segi ekonomi dikarenakan manfaat
yang diterima lebih besar daripada biaya
yang dikeluarkan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis kelayakan
jalan layang non tol kampung melayu-tanah
abang yang ditinjau dari segi ekonomi
pembangunan tersebut dinyatakan layak
dibangun. Dan analisis kinerja jalan mencapai
DS<1 sehingga dapat mengurangi kemacetan
terhadap rencana bawah tetapi untuk forcasting
tahun ke depan masih ada hasil DS>1 oleh sebab
4.7 Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) itu sebaiknya kapasitas jalan diperbesar agar
Benefit cost ratio merupakan parameter mobilitas pada ruas jalan tersebut tidak
kelayakan pada pembangunan jalan laying non mengalami kejenuhan .
tol kampong melayu-tanah abang diperoleh
dengan cara membandingkan semua benefit yang DAFTAR PUSTAKA
diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan pada
jalan. Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan
Tabel 4.22. Nilai Ekonomi Indonesia (MKJI), Yayasan Badan
Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.
Fidel, Miro. 1985. Perencanaan Transportasi,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Kantor Statistik Jakarta. 2009. Statistik
Perhubungan 2009, Jakarta.
Kartika, A. A. G. 2006. Ekonomi Jalan Raya
= 1.13 (PS-1300), Diktat Kuliah, Program S-1
Jurusan Teknik Sipil FTSP, Surabaya.
4.8 Analisis Net Present Value (NPV) Khisty, C. J. dan Lall, B. K. 2003. Dasar-Dasar
Net present value merupakan parameter Rekayasa Transportasi (Jilid 1. Edisi
kelayakan yang diperoleh dari selisih semua
manfaat dengan semua pengeluaran. Ketiga), Penerbit Erlangga, Jakarta.
NPV = Rp892,797,275,202– Rp788,000,250,000 Rizki, R. 2011. Studi Kelayakan Pembangunan
= Rp104,797,025,202,- Ruas Jalan Diatas Box Culvert Banyu
Uri-Benowo Dari Segi Lalu Lintas Dan
5. KESIMPULAN DAN SARAN Ekonomi Jalan Raya, Tugas Akhir,
5.1 Kesimpulan Program S-1 Jurusan Teknik Sipil FTSP,
Dari hasil analisis dan perhitungan pada
Surabaya.
bab-bab sebelumnya dari sebelum pembangunan
sampai umur rencana pembangunan, sehingga Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Transportasi, Edisi Kedua, Penerbit ITB,
1. Saving yang terjadi pada proyek Bandung.
pembangunan Jalan Layang Non Tol
Kampung Melayu – Tanah Abang sebesar
Rp892,797,275,202,-
11
12