Disusun oleh
Nama : Ramadani
Npm : 71180516003
PENDAHULUAN
Fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala
alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel
submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta
sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi
yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia,
geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika.
Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia
ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti
mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi
matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang
digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika
berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola
abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu
tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika
matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.
Hal yang paling berkaitan dengan fisika yaitu pengukuran. Pengukuran adalah penentuan
besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat yaitu: micro meter,jangka sorong,dial
indikator,viler gauge dll
Alat ukur merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui ukuran berbagai macam hal atau
benda yang ada disekitar kita. Ada macam-maca alat ukur yang sering kita temui seperti penggaris,
jangka sorong, mikrometer skrup untuk mengukur panjang benda, timbangan untuk mengukur berat
dan jam untuk mengukur waktu.
Alat ukur panjang disini tidak hanya mutlak untuk mengukur panjang benda saja. Pada
penerapannya bisa digunakan untuk mengetahui kedalaman, diameter, keliling dan luas serta tidak
terpaku pada satu benda.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat
ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, jangka sorong mempunyai nst skala utama
adalah 1 mm dan batas ukur 150 mm. Penggunaan jangka sorong biasanya terlihat di bengkel-
bengkel atau tempat-tempat yang memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi tinggi.
Misalnya industri mesin yang membutuhkan ketelitian antara satu bagian dan bagian lainnya. Jangka
sorong biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda, baik dimensi dalam maupun dimensi
luarnya.
1.2 Tujuan
2. Dapat menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter daam, diameter luar, panjang dan
kedalaman suatu benda.
BAB II
TEORITIS
Pengukuran adalah perbandingan suatu besaran dengan satuan yang dijadikan sebagai
patokan. Dalam fisika, pengukuran merupakan sesuatu yang sangat vital. Suatu pengamatan
terhadap besaran fisis harus melalui pengukuran. Pengukuran-pengukuran yang sangat teliti
diperlukan dalam fisika, agar gejala-gejala peristiwa yang akan terjadi dapat diprediksi dengan kuat.
Ketepatan hasil pengukuran ditentukan oleh ketepatan hasil melihat skala induk yang ada
pada alat ukur. Kesalahan demikian dinamakan paralaks. Ketidakastian hasil pengukuran dapat
bersumber pada keterbatasannya skala terkecil yang ada pada skala induk.
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang dilengkapi dengan nonius sehingga tingkat
ketelitiannya ada yang sampai 0,02 mm. Tanpa nonius, janga sorong memiliki nst skala utama adalah
1 mm dan bata ukur 150 mm.
o Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit/ diameter luar benda.
o Untuk mengukur kedalaman benda dengan cara menancapkan atau memasukan bagian
pengukuran atau deng
an m
Untuk membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
Bacalah skala utama yang berimpit/ skala yang terdekat tepat didepan titik nol skala nonius.
Cara Membaca Jangka Sorong
Perhatikan hasil pengukuran diatas. Cara membaca jangka sorong untuk melihat hasil
pengukurannya hanya dibutuhkan dua langkah pembacaan:
Alat ini dipakai secara luas disegala macam bidang industri enjiniring
(teknik), mulai dari suatu proses desain/perancangan,
manufaktur/pembuatan, hingga pengecekan akhir produk. Alat tersebut
dipakai luas disebabkan karena memiliki tingkat akurasi serta juga presisi
yang cukup tinggi, mudah digunakan, mudah dibawa-bawa, serta juga tidak
membutuhkan perawatan khusus. Karena alasan tersebutlah jangka sorong
lebih disukai insinyur (enjinir) dibandingkan dengan alat ukur
konvensional seperti misalnya penggaris.
Untuk mengukur suatu objek/ benda dari sisi luar dengan cara dijepit;
Jangka sorong dial menggunakan sistem mekanis yang terdiri dari rak dan pinion, ada gear-
set di dalamnya yang menggerakkan dial dengan peningkatan seperseribu inci (atau seratus
mm).
Untuk membaca, nilai ‘paling signifikan’ dibaca dari aturan dan nilai fraksional dari dial.
Yang menyenangkan dari dial caliper adalah tidak menggunakan baterai dan meskipun tidak
tahan air, berfungsi dengan baik meskipun lembab.
ternyata di bawah lapisan plastik ‘rules’ adalah desain tembaga berukir. Bagian slide
memiliki papan sirkuit dengan strip tipis yang terlihat seperti ‘sisir’.
Sisir dan bantalan tembaga membentuk kisi kapasitor, dua pelat konduktif yang dipisahkan
oleh overlay plastik dielektrik.
Saat sisir meluncur di atas pola tembaga, kapasitansi di antara pelat berubah.
Jika polanya terukir dengan tepat, bahkan perubahan kapasitansi yang sangat kecil pun
dapat dideteksi oleh antarmuka analog (seperti timer RC atau osilator).
Keuntungan menggunakan jangka sorong digital, kita bisa langsung mengetahui nilai
terukurnya suatu obyek/benda.
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Jangka sorong
2. Silinder materi
3.2 Prosedur Kerja
1. Sebelum melakukan pengukuran diobservasi jangkka sorong yang akan digunakan. Diari batas ukur
maksimum serta ketelitiannya.
2. Dilakukan pengukuran dengan menjepitkan benda ukur antara rahang bawah untuk mengukur
diameter luar dan panjang benda. Emudian dikencangkan skrup penahan dan dibaca skala yang
ditunjukkan skaa utama + skala nonius.
3. Dilakukan juga pengukuran diameter dalam benda, dikur dengan memasukkan rahang atas pada
rongga benda tersebut. Dikencangkan skrup penahan dan dibaca skalanya.
4. Kemudian dilaukan pengukuran kedalaman tabung reaksi atau gelas ukur dengan memasukkan
ujung batang yang dapat bergerak kedalam benda ukur tersebut dan dikencangkan skrup penahan
serta dibaca skala yang ditunjukkan.
7. Dilaporkan hasil yang diperoleh beserta ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif.
BAB IV
4.1 Hasil Percobaan
No SU SN H
1 11 mm 0 mm 11 mm
2 11 mm 0 mm 11 mm
3 11 mm 0 mm 11 mm
4 10 mm 16*0,05 mm 10,8 mm
5 10 mm 16*0,05 mm 10,8 mm
1 41 mm 0 mm 41 mm
2 41 mm 0 mm 41 mm
3 41 mm 0 mm 41 mm
4 41 mm 0 mm 41 mm
5 41 mm 0 mm 41 mm
No SU SN H
1 13 mm 8*0,05 mm 13,4 mm
2 13 mm 8*0,05 mm 13,4 mm
3 13 mm 8*0,05 mm 13,4 mm
4 13 mm 8*0,05 mm 13,4 mm
5 13 mm 8*0,05 mm 13,4 mm
No SU SN H
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Pada percobaan
ini, jangka sorong yang kita gunakan adalah jangka sorong yang memiliki ketelitian 0,05 mm. Dalam
percobaan ini kami mengadakan pengukuran pada diameter luar, tinggi silinder materi, diameter
dalam tabung reaksi dan kedalaman tabung reaksi. Masing-masing percobaan dilakukan sebanyak 5
kali.
Hasil pengukuran diperoleh dari pembacaan skala utama yang ditambah dengan nilai skala
nonius yang sudah dikali dengan ketelitian jangka sorong. H = SU + (SN*0,05 mm)
Dari anaisis percobaan, kami telah menghitung rata-rata pengukuran sebanyak 5 kali. Pada
pengukuran pertama, pada diameter luar silinder materi rata-rata pengukurannya adalah 10,92 mm,
rata-rata ketidakpastiannya 0,528 mm dan jumlah angka penting yang didapat adalah 1. Kemudian
ketidakpastian relatifnya yaitu 4,835% dan ketidakpastian mutlaknya 4,835.
Pada pengukuran kedua yaitu pengukuran tinggi silinder materi, rata-rata pengukurannya adalah
41 mm, rata-rata ketidakpastiannya adalah 0. Karena dari pengukuran yang dilakukan selama 5 kali
mendapatkan hasil yang sama sehingga rata-rata ketidakpastiannya 0.
Pada pengukuran ketiga yaitu pengukuran diameter dalam tabung reaksi, rata-rata pengukuran
yang didapat adalah 13,4 mm. Dan rata-rata ketidakpastiannya 0. Hal ini disebabkan karena hasil
pengukuran yang didapat selama 5 kali adalah sama.
Pada pengukuran keempat yaitu mengukur kedaaman tabung reaksi, rata-rata pengukuran
yang didapat adalah 147,85 mm, rata-rata ketidakpastiannya 0,07 mm dan jumlah angka penting
yang didapat adalah 3 angka penting. Kemudian ketidakpastian reatifnya adalah 0,047 % dan
ketidakpastian mutlaknya 0,047.
Dari percobaan yang teah dilakukan, didapat hasil yang berbeda-beda dalam satu percobaan.
Hal itu disebabkan oleh percobaan yang dilakukan oleh pengamat yang berbeda, kondisi alat indera
pengamat dan keadaan alat yang digunakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
o Selisih jarak antara nilai skala terkecil (nst) skala utama dengan skala terkecil pada skala nonius.
dengan perhitungan tersebut, maka didapatlah ketelitian jangka sorong pada percobaan ini yaitu
0,05 mm.
o Diameter luar silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong
degn posisi silinder berdiri.
o Tinggi silinder materi dengan cara menjepitkan silinder pada rahang bawah jangka sorong dengan
posisi melintang.
Jangka sorong lebih tepat jika digunakan mengukur tebal dan mikrometer sekrup lebih tepat jika
digunakan untuk mengukur diameter benda. Namun dari hasil rata-rata pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup lebih tepat daripada jangka sorong karena mikrometer sekrup memiliki tingkat
ketelitian 0,01 mm dan lebih tinggi daripada tingkat ketelitian jangka sorong yaitu 0,05 mm.
DAFTAR PUSTAKA