Makalah Iad Kelompok
Makalah Iad Kelompok
“Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Semester Dua
Mata Kuliah
Ilmu Alamiah Dasar Kelas 1A Ilmu Komunikasi”
Dosen Pengampu : Drs. H. Moh Sutarjo, A.Md., M.Si.
Disusun Oleh :
1.Lia Oktoviani (120100001)
2.Saiful Anwar
3.Rifal ramadhan
4.M. Najib
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
perlindungannya telah memberikan daya dan kekuatan sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam khasanah dunia
pendidikan perguruan tinggi bagi mahasiswa-mahasiswi khususnya perguruan tinggi yang
dalam hal ini penulis tujukkan hasil dari penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi
tugas kelompok di semester dua prodi Ilmu Komunikasi kelas 1A dengan judul ”
PENGARUH LUMPUR LAPINDO TERHADAP MASYARAKAT SIDOARJO.”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari pada kata sempurna
baik dalam penulisan, isi, maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka
dalam menerima kritik dan saran kedepan yang bertujuan untuk membangun.
Akhirnya, penulis ucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan YME membalas semua
kebaikan kita dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah....................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Lapindo Brantas Inc...............................................................................4
2.2 Kronologis Terjadinya Bencana Lumpur Lapindo.............................6
BAB III....................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................7
3.1 Penyebab Bencana Lumpur Lapindo....................................................7
3.2 Dampak Bencana Lumpur Lapindo......................................................9
3.2.1 bidang SOSIAL DAN EKONOMi................................................11
3.2.2 bidang KESEHATAN dan lingkungAN......................................13
3.2.3 MANFAAT.....................................................................................15
3.3 Tindakan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc...............................16
BAB IV..................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................22
4.1 Kesimpulan............................................................................................22
4.2 Saran.......................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1
mikro. Karakter unik tanah di Sidoarjo adalah tambak untuk
pengembangbiakan segala jenis udang dan ikan (Bandeng, Kakap, Gurami dan
Patin). Kerusakan ekologis yang terjadi berdampak pada tengelamnya pabrik-
pabrik dan industri kecil menengah berkaitan dengan hasil tambak seperti
kerupuk dan terasi sebagai produk unggulan Sidoarjo.
Masalah lainnya juga berkenaan dengan usaha pemulihan ekologis
wilayah yang terendam lumpur. Lumpur yang mengandung logam berat
dialirkan begitu saja ke sungai Porong. Kandungan unsur logam dalam
laporan Pusat Sumber Daya Geologi (2007) menyebutkan, rata-rata
kandungan unsur agak tinggi terdiri dari Pb, Zn, Mn, Ag, Cd, Sb, Au, Se dan
Hg. Dalam jangka panjang, logam berat tersebut dapat memicu berbagai
gangguan kesehatan.
Bencana lumpur lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur
panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. Sampai saat ini bencana
lumpur lapindo masih terus berlangsung. Berdasarkan data Badan
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), pada 2007 area terdampak lumpur
Lapindo meliputi 12 desa di tiga kecamatan seluas 640 hektar. Saat ini
wilayah itu sudah berubah menjadi kolam lumpur. Pada 2008, luas area
terdampak bertambah menjadi 728 hektar.Pada 2011, luasnya bertambah
dengan dimasukkannya wilayah 9 rukun tetangga baru dalam peta area
terdampak. Dan pada awal 2012, ada 65 RT baru masuk peta area terdampak.
Sehingga selama enam tahun semburan lumpur Lapindo terjadi, ada sebanyak
11.881 keluarga yang rumah ataupun tanahnya berada di area terdampak.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa bencana lumpur lapindo ini telah
memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, bukan hanya
masyarakat sekitar lokasi terjadinya bencana lumpur lapindo namun juga bagi
aktivitas perekonomian di Jawa Timur.
2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun di dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menemukan
beberapa masalah, yaitu:
1. Apa yang menjadi penyebab terjadinya bencana lumpur lapindo?
2. Apa dampak yang diakibatkan oleh bencana lumpur lapindo pada
masyarakat dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur?
3. Apa yang dilakukan pemerintah dan Lapindo Brantas Inc untuk
menyelesaikan permasalahan bencana lumpur lapindo?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
dapat dipahami bahwa fasilitas produksi yang dikelola oleh perusahaan ini
memiliki potensi yang relatif besar terhadap timbulnya bahaya kebakaran
dan peledakan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kebijakan
manajemen Lapindo Brantas Inc, dan pelaksanaan program pengendalian
risiko sebagai bagian dari pelaksanaan sistim manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.
5
Penyebab utama yang mempengaruhinya adalah adanya
mekanisme penipisan pipa yang lebih besar dibandingkan dengan
peralatan lain. Penipisan terjadi akibat dari proses korosi. Kecepatan
korosi sangat tergantung kepada jumlah air yang terdapat di dalam aliran
gas. Pada bagian ini kandungan air berada pada jumlah yang paling besar,
dikarenakan belum terjadi pemisahan antara air dan gas. Hasil penilaian
terhadap sistim manajemen di lapangan adalah 66.3%. Dengan hasil
penilaian tersebut terdapat peluang yang cukup lebar untuk melakukan
perbaikan.
6
9.297 kaki (sekitar 3,5 kilometer). Kedalaman ini dicapai pukul 13.00 dua
hari sebelum blow out.
BAB III
PEMBAHASAN
7
terkemuka. Mereka adalah Maurice Dusseault PhD dari Universitas
Waterloo, Kanada dan Baldeo Singh, insinyur S3 dari Massachusetts
Institute of Technology, AS. Menurut mereka gempa dan gempa-gempa
susulan di Yogyakarta serta dampak yang ditimbulkannya merupakan
kunci penyebab kejadian bencana lumpur lapindo yang terjadi.
Selain itu juga terdapat laporan dari Ralph Adams, insinyur asal
Kanada yang sudah berpengalaman 29 tahun dalam pengeboran minyak
dan gas di Indonesia. Adams menulis laporan Banjar Panji-1 Well Control
Incident Report. “Program pengeboran dan perubahan rangka sumur
pengeboran bukan menjadi penyebab letusan. (Semburan) dibuka oleh
gempa besar kurang dari 24 jam sebelum kena sumur,” tulisnya.
8
meng-casing lubang karena kegiatan pengeboran masih berlangsung.
Selama pengeboran, lumpur yang overpressure (bertekanan tinggi) dari
formasi Pucangan sudah berusaha menerobos tetapi dapat di atasi dengan
pompa lumpurnya Lapindo.
9
Bencana lumpur lapindo telah memberi banyak dampak pada
masyarakat sekitar dan aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Dampak –
dampak yang didapat bukan hanya dampak negatif, namun juga ada
dampak positif yang didapatkan dari terjadinya bencana ini. Adapun
dampak negatif yang didapat yaitu :
10
- Memperbesar kemungkinan terkena kanker
11
1. Mineral Lumpur lapindo tersebut dapat digunakan untuk pembuatan
bodi keramik dengan pembakaran antara suhu 800-900oC dan untuk
pembuatan keramik hias dengan pembakaran suhu 1400oC serta
pembuatan batu bata, batako dan genteng.
2. Mineral lumpur lapindo dapat dikembangkan untuk dijadikan sumber
daya energi non konvensional,yaitu dalam pembuatan baterai seperti
baterai yang diciptakan oleh Aji Christian Bani Adam, Oki Prisnawan,
Yoga Pratama dan Umarudin. Baterai ini telah menjadi juara kedua
dari kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012. Baterai tersebut
memanfaatkan pasta yang telah mereka hasilkan dari lumpur lapindo.
Baterai ini akan bertahan hidup selama pasta itu kering dan kemudian
baterai akan mati. Baterai ini dapat menyala selama 5 jam non stop.
12
Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya- Malang dan Surabaya -Pasuruan-
Banyuwangi (Jalur pantura Timur).
13
3.2.2 Bidang Kesehatan Dan Lingkungan
14
WALHI Jawa Timur mendorong pemerintah serta instansi terkait,
melakukan riset secara berkala di wilayah Porong, untuk mengetahui
tingkat ancaman dari dampak lumpur Lapindo. Organisasi itu mengatakan,
tidak hanya pencemaran air sungai dan sumur yang dimanfaatkan oleh
warga, pencemaran udara akibat gas yang keluar dari semburan lumpur
Lapindo juga perlu diteliti untuk mengetahui tingkat ancamannya.
- Masalah kesehatan bagi korban lumpur Lapindo jadi satu aspek yang
disorot Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Walhi Jawa Timur.
Kedua organisasi lingkungan ini menemukan ada gangguan kesehatan
berupa infeksi saluran pernapasan dan infeksi saluran kemih (ISK).
- Jatam memandang, masalah lingkungan dan kesehatan merupakan hal
yang terabaikan oleh pemerintah dan Lapindo sebagai pihak yang
bertanggung jawab. Jaminan kesehatan, sama sekali belum tersentuh
selama 14 tahun.
- Jatam dan Walhi menilai, lumpur Lapindo ini seharusnya bisa sebagai
bencana industri mengacu pada Undang-undang Nomor 24/2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
15
3.2.3 Manfaat
16
lumpur ke Kali Porong, penanganan infrastruktur, dan mitigasi untuk
melindungi keselamatan masyarakat.
Selain itu Lapindo Brantas Inc. juga harus memberikan ganti rugi
bagi para korban. Lapindo Brantas Inc berkewajiban untuk membayar
sebanyak 13.237 berkas. Saat ini masih ada 3.348 berkas dengan total
pembayaran 786 milyar yang masih belum tertangani. Dengan kata lain
sebanyak 75 persen dari berkas yang ada telah dilunasi. Lapindo Brantas
17
Inc telah mengeluarkan dana sebanyak 8 triliun, dimana 5 triliun
digunakan untuk penanganan semburan lumpur lapindo dan triliun
digunakan untuk pembayaran aset warga.
18
dan untuk wilayah di 9 RT baru membayar uangmuka sebesar 20 % sesuai
dengan Perpres Nomor 68 Tahun 2011.
19
berbanding terbalik dengan salah satu perwakilan dari warga (Wiwik
Nurmala) yang menyatakan bahwa ia belum menerima pembayaran ganti
rugi 80 persen selama hampir tujuh tahun bersama ribuan korban lumpur
lainnya belumlunas ganti ruginya sejak peristiwa semburan lumpur
Lapindo terjadi. Selamahampir tujuh tahun, sekitar tiga ribuan berkas
milik korban lumpur dalam petaarea terdampak yang ganti ruginya
menjadi tanggung jawab PT.
20
menjadi korban. Karena masyarakat (warga) korbanyang menjadi sasaran,
maka dalam pelaksanaannya BPLS melakukan apa yangmenjadi
kewenangannya yang tercantum dalam kebijakan, mulai dari
pemberianganti rugi, jual beli aset atau tanah dan bangunan. Agar
masyarakat yang terkenadampak lumpur lapindo segera terselesaikan
dengan baik sebagaimana mestinya.
21
Kemudian kedudukan pembuat kebijakan, apakah letaksebuah
program/ kebijakan sudah tepat, dalam hal ini BPLS sebagai lembaga
yangsengaja dibentuk untuk menangani secara khusus akibat munculnya
semburanlumpur lapindo. Karena merupakan satu-satunya lembaga, maka
BPLS mampusecara konsisten mengimplementasikan tanpa melibatkan
banyak instansi,sehingga tidak terjadi tumpang tindih.
22
DewanPengarah bertugas memberikan arahan, pembinaan dan
pengawasan pelaksanaanatas upaya penanggulangan semburan lumpur,
penanganan luapan lumpur, penanganan masalah sosial dan infrastruktur
akibat luapan lumpur di Sidoarjo.Badan Pelaksana bertugas menangani
upaya penanggulangan semburan lumpur,menangani luapan lumpur,
menangani masalah sosial dan infrastruktur akibatluapan lumpur di
Sidoarjo, dengan memperhatikan dampak dan risiko lingkunganyang
terkecil.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
23
Bencana lumpur lapindo ini juga memberikan banyak dampak,
tidak hanya pada masyarakat sekitar namun juga pada aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Hal ini dilihat dari banyaknya warga yang
kehilangan tempat tinggal, lapangan pekerjaan, dan sarana pendidikan.
Bukan hanya itu, warga sekitar juga kesulitan untuk mendapatkan air
bersih, listrik, dan jaringan telepon. Selain itu juga masih ada pula
pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh bencana ini. Namun dibalik
semua dampak negatif tersebut masih ada pula dampak positif yang bisa
didapat dari terjadinya bencana ini. Dampak positif itu yaitu pembuatan
batu bata dan genteng dari lumpur lapindo serta pembuatan baterai dengan
lumpur lapindo yang telah memenangkan juara juara kedua dari kompetisi
Technopreneurship Pemuda 2012.
Dari hasil temuan dan analisis data dalam penelitian ini, maka
dapatditarik kesimpulan dalam penanggulangan lumpur sidoarjo
pemerintahmenghasilkan beberapa peraturan presiden yaitu : Perpres No
14 Tahun 2007,Perpres No 48 Tahun 2008, Perpres No 40 Tahun 2009,
Perpres No 68 Tahun2011, Perpres No 37 Tahun 2012.Implementasi
kebijakan pemerintah dalam penanggulangan lumpurlapindo Sidoarjo,
dalam hal ini yang dilakukan oleh BPLS dibagi menjadi 3 bagian yakni
Bidang Operasi, Bidang Sosial dan Bidang Infrastruktur. Berkaitandengan
pembayaran ganti rugi, dari PT Lapindo pelunasan jual beli kepada
korbanlumpur belum selesai karena kondisi keuangan Bakrie yang belum
mencukupi.
24
dalam hal finansiallapindo hanya menangani pembiayaan yang di dalam
PAT, disni pihak lapindodiuntungkan dengan adanya kebijakan tersebut
karena masalah yang diluar PATdibebankan pada APBN. Sedangkan
pihak yang dirugikan adalah korban lumpurlapindo karena harga ganti rugi
tanah yang diberikan tidak sesuai dengan kondisi bangunan yang
sekarang.Kebijakan lumpur lapindo dilihat dari segi konten kebijakan
menghendakiadanya perubahan terhadap korban dari adanya peristiwa
semburan lumpurtersebut. Baik dari sisi sosial, infrastruktur, maupun
lingkungannya yang dapatmemberikan manfaat serta derajat perubahan
yang lebih baik lagi ke depannya pasca terjadinya semburan.
25
KarakteristikBPLS terdiri dari Dewan Pengarah dan Badan
Pelaksana, dimana masing-masingmempunyai peran dan fungsi yang
berbeda, dengan didukung sumber dayamanusia yang kompeten dan
komprehensif. BPLS dalam tingkat kepatuhan danresponsivitas, menurut
peneliti BPLS telah melakukan fungsinya dengan baik, halitu terlihat dari
upaya realisasi BPLS dalam menangani dan melunasi pembayaranganti
rugi terhadap korban. Sehingga proses implementasi kebijakan ini
dapatdikatakan berhasil dan mendapat dukungan dari masyarakat.
4.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
https://sekarayuaulia.wordpress.com/2013/09/01/makalah-dampak-lumpur-lapindo-pada-
masyarakat-dan-lingkungan/
http://eprints.umm.ac.id/9399/1/KAJIAN_DAMPAK_BENCANA_LUMPUR_LAPIND
O_TERHADAPFAKTOR_SOSIAL_EKONOMI_MASYARAKAT_DESA_RENOKEN
ONGOKECAMATAN_PORONG_SIDOARJO.pdf
https://majalahintrust.com/inilah-manfaat-lumpur-sidoarjo-bagi-masyarakat-sekitar/
https://www.voaindonesia.com/a/lumpur-lapindo-11-tahun-masalah-lingkungan-dan-
kesehatan-masih-ancam-warga/3875373.html
27
https://www.mongabay.co.id/2020/05/29/kehidupan-warga-korban-lumpur-lapindo/
https://travelingyuk.com/lumpur-lapindo/30895/
28