Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

LANDASAN DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN

MAKALAH

Guna memenuhi tugas makalah dan presentasi mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan tentang :
Landasan dan Asas-Asas Pendidikan tahun ajaran 2017/2018

Disusun oleh :

Kelompok 2, kelas B, Pendidikan Matematika

1. Feby Suryandana
2. Shinta Afrilya F. (170210101055)
3. Aji Ary Irawan (170210101057)
4. Azza Liarista Anggraini (170210101067)
5. Saptaningtyas F (170210101071)
6. Nur Nandita Maisaroh (1702101077)

UNIVERSTAS NEGERI JEMBER (UNEJ)

Jalan Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Sumbersari, Jember, Kabupaten


Jember, Jawa Timur (68121)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Pendidikan
2.1.1 Pengertian Landasan Pendidikan
2.1.2 jenis-jenis landasan pendidikan
2.1.3 misi utama pokok pembahasan landasan pendidikan
2.1.4 fungsi landasan pendidikan
2.2 Landasan Yuridis Dan Landasan Filosofis Pendididkan
2.2.1 landasan yuridis
2.2.1.1 pengertian landasan yuridis
2.2.1.2 sifat
2.2.1.3 bentuk landasan yuridis
2.2.2 landasan filosofis
2.2.2.1 pengertian landasan filosofis
2.2.2.2 asumsi-asumsi
2.3 Landasan Ilmiah
2.3.1 landasan psikologis pendidikan
2.3.2 landasan sosiologis pendidikan
2.3.3 antropologi
2.3.4 landasar hostori pendidikan
2.3.5 landasan ekonomi pendidikan
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia
dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan oleh instinknya,
sedangkan belajarnya manusia merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna
menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan
manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya,
begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan
dosen. Dalam pendidikan tentunya ada istilah mengajar dan mendidik. Untuk melakukan kedua
hal tersebut, tentunya diperlukan acuan supaya proses mengajar dan mendidik dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Acuan tersebut dikenal dengan istilah landasan pendidikan.

Landasan Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita Indonesia,
agar pendidikan yang sedang berlangsung di negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan
yang sangat kuat karena pendidikan disetiap negara tidak sama. Untuk negara kita diperlukan
landasan pendidikan berupa Landasan Yuridis,Landasan Filosofis Pendididkan dan Landasan
Ilmiah beserta landasan sosiologis dan antropologis. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan
membahas mengenai landasan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengertian landasan pendidikan?

2. Apa saja jenis-jenis landasan pendidikan?

3. Apa fungsi dari landasan pendidikan?


C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian landasan pendidikan.

2. Mengetahui jenis-jenis landasan pendidikan.

3. Mengetahui fungsi landasan pendidikan.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan yakni studi literatur dan berdasarkan pada sumber-sumber
lain dalam situs internet.

E. Manfaat

Dapat memahami landasan pendidikan terutama mengenai pengertian, jenis-jenis, beserta


fungsinya.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Landasan Pendidikan

2.1.1 Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan adalah tumpuan,dasar, atau alas karena itu landasan merupakan tempat
bertumpu , titik tolak atau dasar pijakan. Pendidikan merepakan kegiatan seseorang atau
sekelompok orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah
asumsi asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktik
pendidikan.

2.1.2 Jenis jenis landasan pendidikan

Empat jenis landasan pendidikan yaitu sebagai berikut:

a. Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau
agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan
b. Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan
c. Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
Tergolong dalam landasan nilmiah pendidikan antara lain : landasan psikologis
pendidikan, landasan sosiologis pendidikan, landasan antropologis pendidikan,
landasan historis pendidikan.
d. Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktik pendidikan.
2.1.3 Misi utama pokok pembahasan landasan pendidikan dan fungsi landasan pendidikan

Misi utama pokok bahasan landasan landasan pendidikan tertuju pada


pengembangan wawasan kependidikan, yaiutu berkenaan dengan berbagai asumsi yang
bersifat umum tentang pendidikan yang harus di pilih dan di adopsi oleh calon pendidik
sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan perannya
sebagai pendidik di kemudian hari. Fungsi landasan pendidikan adalah pemberian dasar
pijakan atau titik tolak bagi seseorang, sekelompok orang atau lembaga dalam rangka
praktik pendidikan.

2.2 Landasan Yuridis Dan Landasan Filosofis Pendididkan


2.2.1 landasan yuridis
Landasan yuridis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang bersumber
dari peraturan perundangan-undangan yang berlaku sebagai titik tolak daalam rangka
pengelolaan, penyelenggaraan dan kegiatan pendidikan dalam suatu sistem pendidikan
nasional. Undang-undang yang terkait: UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Naasional, Peraturan Pemerintah (PP) yang berkenaan dengan pendidikan
yang menyertainya.Berbagai Peraturan Perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
PP No. 27 tahun 1990 tentang “ Pendidikan Prasekolah”, Peraturan Perundang-undangan
No. 28 Tahun 1990 tentang “Pendidikan Dasar”, Peraturan Perundang-undangan No. 29
Tentang “Pendidikan Menengah”, Peraturan Perundang-undangan No. 30 dan No.31
Tahun 1999 Tentang “Perguruan Tinggi”, Peraturan Perundang-undangan No. 73 Tahun
1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.

2.2.1.2 sifat

Landasan yuridis pendidikan bersifat ideal dan normative, artinya merupakan


sesuatu yang diharapkan dilaksanakan dan mengikat untuk dilaksanakan oleh setiap
pengelola, penyelenggara dan pelaksana pendidikan di dalam sistem pendidikan.
2.2.1.3 Bentuk Landasan Yuridis dalam Sistem Pendidikan Nasional
- Pasal 31 UUD 1945
- Pasal 2 UU RI No. 20 tahun 2003
- Pembukaan UUD 1945
- Pasal 29 UUD 1945
- Pasal 32 UUD 1945
- Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003
- Pasal 3 UU RI Tahun 2003

2.2.2 Landasan Filosofis


2.2.2.1 Pengertian landasan filosofis
Landasan filosofis pendidikan merupakan seperangkat asumsi pendidikan
yang di deduksi dari asumsi-asumsi filsafat umum (metafisika, epistemologi, dan
aksiologi) yang bersifat preskriptif dari suatu aliran filsafat tertentu. Oleh karena
landasan pendidikan nasional kita adalah pancasila maka uraian landasan filosofis
pendidikan berikut ini akan di mulai dengan asumsi asumsi metafisika
epistemologi dan aksiologi pancasila serta selanjutnya diikuti dengan uraian
implikasinya terhadap pendidikan.

Metafisika (hakikat realitas). Sebagaimana kita yakini realitas atau alam


semesta tidaklah ada dengan sendirinya, melainkan sebagai ciptaan (makhluk)
Tuhan Yang Maha Esa. Epistemologi (hakikat pengetahuan). Segala pengetahuan
hakikatnya bersumber dari Tuhan YME. Tuhan telah menurunkan pengetahuan
baik melalui utusanNya (berupa wahyu) maupun berbagai hal yang ada di alam
semesta termasuk hukum-hukumnya. Aksiologi (hakikat nilai). Sumber segala
nilai hakikatnya adalah Tuhan YME. Oleh karena itu manusia adalah makhluk
tuhan, insan pribadi atau individual sekaligus insan sosial maka hakikat nilai di
turunkan dari Tuhan YME, masyarakat dan individu.
2.3 Landasan Ilmiah Pendidikan
2.3.1 Landasan psikologis pendidikan
Landasan psikologi pendidikan adalah asumsi asumsi yang
bersumber dari hasil study disiplin psikologi yang dijadikan titik tolak dalam rangka
praktik pendidikan.
1. Perkembangan individu dan implikasinya terhadap pendidikan
Perubahan dalam perkembangan individu terjadi karena kematangan (maturation) dan
belajar (learning). Terdapat lima prinsip perkembangan individu, yaitu sebagai
berikut.
a. Perkambangan individu berlangsung terus menerus sejak perubahan hingga
meninggal dunia.
b. Kecepatan perkembangan setiap individu berbeda-beda, tetapi pada umumnya
mempunyai perkembangan yang normal.
c. Semua aspek perkembangan yang bersifat fisik,sosial,mental dan emosional satu
sama lainnya saling berhubungan atau saling mempengaruhi.
d. Arah perkembangan individu dapat diramalkan.
e. Perkembangan berlangsung secara bertahap, setiap tahap mempunyai karakteristik
tertentu,tahapan perkembangan sejalan dengan tahap usia, tahap perkembangan
berlangsung terus menerus dan bersifat overlating
2. Arah perkembangan individu dapat diramalkan, perkembangan individu pada
umumnya mengikuti arah sebagai berikut:
a. Individu berkembang secara menyeluruh, mulai dari kepala hingga kaki dan mulai
dari pusat badan hingga kaki dan tangan.
b. Perkembangan strukur mendahului fungsi.
c. Perkembangan mulai dari hal yang bersifat umum menuju hal yang bersifat
khusus.
d. Perkembangan mental mulai dari konkret ke abstrak, mulai dari kecakapan
berfikir apa adanya pada saat ini hingga kecakapan berfikir konseptual yang
berorientasi ke masa yang akan datang.
e. Perkembangan bergerak dari egosentrisme kepada pervektivisme hinggadapat
mengerti pendirian atau pandangan orang lain.
f. Perkembangan bergerak dari dominasi kontrol dari luar diri kepada kontrol diri
dalam diri.
g. Perkembangan bergerak dari absolutisme kepada relativisme.
h. Perkembangan bergerak spiral menuju ke arah tujuan.
i. Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dan implikasinya terhadap
pendidikan
Nativisme. Tokoh teori nativisme antara lain schopenhauer dan arnold gessel.
Penganut teori ini berasumsi bahwa setiap individu dilahirkan didunia dengan
membawa faktor faktor hereditas yang berasal dari orang tuanya, hereditas inilah
faktor penentu perkembangan individu
Empirisme. Tokoh Empirisme antara lain john locke dan J.B. Watson. Mereka
menolak asumsi nativisme, mereka ber asumsi bahwa setiap anak dilahirkan ke
dunia dalam keadaan bersih ibarat papan tulis yang belum ditulisi.
Konvergensi. Tokoh teori konvergensi antara lain William stern dan Robert J
Havighurst.mereka berasumsi bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
faktor hereditas maupun oleh faktor lingkungan (pengalaman)
j. Teori belajar dan implikasinya terhadap pendidikan
Behaviorisme. Tokohnya antara lain B.V. Skinner. Teori ini didasarkan pada
asumsi bahwa: (1) hasil belajar adalah berupa perubahan tingkah laku yang di
observasi. (2) tingkah laku dan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di
modifikasi oleh kondisi-kondisi lingkungan. (3) komponen teori ini adalah
stimulus, respon, dan konsekuensi. (4) faktor penentu yang penting sebagai
kondisi lingkungan dalam belajar adalah reiforcement.
Kognitif. Tokoh teori ini adalah Jerome Bruner. Teorinya didasarkan pada asumsi
bahwa: (1) individu mempunyai kemampuan memproses informasi. (2)
kemampuan memproses informasi tergantung pada faktor kognitif yang
perkembangannya berlangsung secara bertahap sejalan dengan tahapan usianya.
(3) belajar adalah proses internal yang kompleks berupa pemrosesan informasi.
(4) hasil belajar adalah berupa perubahan struktur kognitif. (5) cara belajar pada
anak anak dan orang dewasa berbeda sesuai fengan tahap perkembangannya.
Humanisme. Tokoh teori ini adalah Carl Rogers. Teorinya didasarkan pada
asumsi bahwa (1) individu adalah pribadi utuh, ia mempunyai kebebasan untuk
memilih dan menentukan kehidupannya. (2) individu mempunyai hasrat untuk
mengetahui, hasrat untuk bereksplorasi, dan mengasimilasi pengalaman
pengalamannya. (3) belajar adalah fungsi seluruh kepribadian individu. (4) belajar
akan bermakna jika melibatkan seluruh kepribadian individu.
2.3.2 Landasan sosiologis pendidikan

Landasan sosiologis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang


bersumber dari hasil study disiplin sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam
perangkat praktik pendidikan. Dalam kegiatan belajar 1 kita telah memahami
bahwa manusia adalah mahluk individual sekaligus juga mahluk sosial atau
mahluk bermasyarakat.

1. Individu dan masyarakat serta implikasinya terhadap pendidikan


Individu adalah manusia perseorangan yang mempunyai karakteristik
bahwa ia sebagai kesatuan yang tak dapat di bagi, unik, dan otonom.
Masyarakat didefinisikan ralph linton sebagai “ setiap kelompok manusia
yang telah hidup dan bekerja cukup lama sehingga mereka dapat mengatur
diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas batas yang dirumuskan dengan jelas”. Sedangkan selo
sumardjan mendefinisikan masyarkat sebagai “ orang orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan “ ( soerjono soerkanto , 1986). Dari
dua definisi tersebut, dapat diidentifikasikan adanya 5 unsur didalam
masyarakat yaitu sebagai berikut :
a) Manusia yang hidup bersama
b) Melakukan interaksi sosial dalam waktu yang cukup lama
c) dengan demikian mereka bekerja sama, berketurunan, memiliki berbagai
kebutuhan.
d) Mereka mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan
e) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan sehingga setiap individu didalamnya merasa terikat satu
dengan yang lainnya.
2. Pendidikan dan masyrakat
Hubungan pendidikan dan masyrakat. Terdapat hubungan timbal
balik antara pendidikan dan masyrakat. Sudarja adiwikarta (1988), antara lain
mengemukakan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang tetap dan positif antara derajat pendidikan
dengan kehidupan ekonomi, dalam arti makin tinggi derajat pendidikan
sutau masyarakt makin tinggi pula derajat ekonomi.
2. Didalam masyrakat terdapat stratifikasi sosial ( pelapisan sosial).
3. Pendidikan berpengaruh terhadap mobilitas sosial.
4. Pendidikan mempunyai peranan dalam rangka perubahan sosial

2.3.3 Landasan antropologi pendidikan

Landasan sosiologis pendidikan adalah seperangkat asumsi yang


bersumber dari hasil study disiplin antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
perangkat praktik pendidikan.

Selain sebagai makhluk sosial manusia juga adalah makhluk berbudaya.


Manusia menciptakan kebudaan, hidup berbudaya dan membudaya. Adapun
yang di maksu d kebudayaan adalah “ keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik
diri manusia dengan belajar “ ( koendjaraningrat, 1985: 180) ada 3 jenis
kebudayaan yaitu sebagai berikut :

Ada 3 jenis wujud kebudayaan yaitu sebagai berikut :

1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide ide, gagasan gagasan, nilai
nilai, norma norma, peraturan peraturan,
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda benda hasil karya manusia

2.3.4 Landasan historis pendidikan


Landasan historis pendidikan merupakan seperangkat konsep dan praktik
pendidikan masa lampau sebagai titik tolak sistem pendidikan masa kini yang terarah ke
masa depan
Landasan historis pendidikan indonesia, antara lain mencakup landasan historis
pendidikan (1) zaman purba (2) zaman kerajaan hindu budha (3) zaman kerajaan islam
(4) zaman pengaruh portugis dan spanyol (5) zaman kolonial belanda (6) zaman
pendudukan jepang (7) pendidikan periode 1945-1969, dan (8) pendidikan masa PJP I
1969-1993
2.3.5 Landasan ekonomi pendidikan
Ekonomika merupakan studi tentang kemakmuran materiil manusia. Masalah
pokok ekonomi mencakup pilihan pilihan yang berkaitan dengan konsumsi produksi dan
pertumbuhan sepanjang waktu. Faktor ekonomi yang sangat berkesesuaian dengan
pendidikan adalah sumber daya manusia ( redja mudiahardjo,1995 )
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran


Dapat disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi asumsi
yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktik pendidikan.
Pendidikan memiliki peranak dalam rangka pembentukan pemikiran,
karakter, dan perilaku manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa yang individual dan social.

Dari beberapa pembahasan penulis menyarankan kepada pemerintah


supaya terus melakukan pengembangan terhadap landasan system pendidikan
di Indonesia dan kepada masyarakat agar lebih menyadari pentingnya
pendidikan terhadap pembentukan parakter, perilaku, sebagai makhluk
individual dan social ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya kepada
guru diharapkan mewujudkan landasan pendidikan kedalam kegiatan
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai