Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“Makna Belajar dan Pembelajaran”

Oleh:
1. Ma’rifatul Ulum (140210101103)
2. Vira Aufi Denta I.N (170210101042)
3. Aulia Khoirun Nisa’ (170210101043)

Dosen Pengampu:

Dr. Hobri, M.Pd.


Dr. Susanto, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Belajar dan Pembelajaran mengenai “Makna Belajar dan
Pembelajaran” ini.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasa maupun materinya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat


mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca.

Jember, Oktober 2017

Penyusun
HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PENDAHULUAN

Istilah belajar sebenamya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada
era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar. Namun apa
sebenamya belajar itu, rasanya masing-masing orang mempunyai tangkapan
yang tidak sama.

Sejak manusia ada, sebenamya ia telah melaksanan aktivitas belajar.


Oleh sebab itu, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa aktivitas itu telah
ada sejak adanya manusia.
Mengapa manusia melaksanakan aktivitas belajar ? Jawabannya adalah
karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. Oleh karena manusia
adalah makhluk belajar, maka sebenamya di dalam dirinya terdapat potensi
untuk diajar.
Pada masa sekarang ini, belajar menjadi sesuatu yang tak dapat
terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang waktunya, manusia
banyak melaksanakan “ritual-ritual” belajar.

Apa sebenamya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan.


Belajar mempunyai sejumlah ciri yang tak dapat dibedakan dengan kegiatan-
kegiatan lain yang bukan belajar. Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang
meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang


penting / vital. Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan
kegiatan mengajar hanya bermaksan bila terjadi kegiatan belajar siswa. Oleh
karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa.

1. BELAJAR
1.1. Pengertian Belajar
Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah
mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. Dalam
belajar, pengetahuan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit hingga akhirnya
menjadi banyak. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai
orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit pengetahuannya
diidentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak
berpengetahuan dipandang sebagai orang yang tidak belajar.

Belajar dalam pengertian mengumpulkan sejumlah pengetahuan


demikian, tampaknya masih diikuti juga sampai sekarang. Orang baru dikatakan
belajar manakala sedang membaca bacaan, membaca sejumlah tugas mata kuliah
atau mata pelajaran, membaca buku pelajaran. Seorang murid yang sedang
mengerjakan tugas-tugas matematika biasa disebut sedang belajar. Orang yang
sedang menimba pengetahuan pada bangku sekolah lazim juga dikenal sebagai
pelajar. Bahkan orang yang banyak menguasai ilmu pengetahuan lazim dikenal
dengan kaum terpelajar. Singkat perkataan, belajar dalam pengertian umum atua
populer adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai sejumlah
pengetahuan.

Pengetahuan belajar demikian, secara konseptual tampakanya sudah


mulai ditinggalkan orang, meskipun secara praktikal masih banyak yang
menganut. Ini karena berkembang pesatnya teknologi informasi seperti sekarang
ini. Guru tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya sumber informasi yang dapat
memberikan informasi apa saja kepada para pembelajar.

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya


tentang “belajar”. Sering kali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama
lain. Dalam uraian ini kita akan berkenalan dengan beberapa perumusan saja,
guna melengkapi dna memperluas pandangan kita tentang mengajar.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakukan melalui


pengalaman. (leaming is defined as the modifkation or strengthening of
behavior through experincing).

Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu


kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan.

Pengertian ini sangat berbeda dengan pengertian lain tentang belajar,


yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh pengetahuan, belajar adalah
latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis, dan seterusnya.

Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsisan lain tentang belajar,
yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dibandingkan dengan pengertian pertama, maka jelas, tujuan belajar itu
prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha
pencapaiannya. Pengeritan ini menitik beratkan pada interaksi antara individu
dengan lingkungan. Di dalam interaksi inilah terjadi serangkaian pengalaman
belajar. William Burton mengemukakan bahwa : A good leaming situation
consist of a rkh and baried series of leaming experiences unified around a
vigorous purpose, and carried on in interaction with a rkh, varried and
provocative environment.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu diterima baik oleh
masyarakat. Tujuan merupakan salah satu aspek dari belajar.
b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
c. Di dalam mencapai tujuan itu, siswa senantiasa akan menemui kesulitan,
rintangan-rintangan dan situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
d. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat.
e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenamya. Belajar apa
yang diperbuat dan mengerjakan apa yang dipelajari.
f. Kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil belar dipersatukan dan dihubungkan
dengan tujuan dalam situasi belajar.
g. Siswa memberikan reaksi secara keseluruhan.
h. Siswa mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.
i. Siswa diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam
lingkungan itu.
j. Siswa diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang berkaitan maupun yang
tidak berkaitan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.

1.2. Ciri-Ciri Belajar


Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan
membiarkan objek melakukan berbagai pada aktivitas untuk merespon situasi
itu. Dalam hal itu, objek mencoba berbagai cara beraksi sehingga menemukan
keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu rekasi dengan stimulasinya. Ciri-
ciri belajar yaitu :

1. Dari segi proses

a. adanya aktivitas (fisik, mental, emosional)

b. melibatkan unsur lingkungan

c. bertujuan kearah terjadinya perubahan tingkah laku (behavior changes)


2. Dari segi hasil

a. bersifat relatif tetap

b. diperoleh melalui usaha

1.3. Urgensi Belajar

Ada beberapan kegunaan/pentingnya belajar, yaitu:

1. Potensi manusia bersifat laten dan terbuka

2. Pertumbuhan dan perkembangan manusia lebih banyak terjadi secara non


instingtif/alamiah

2. PEMBELAJARAN

2.1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah penyediaan sistem lingkungan yang mengakibatkan


terjadinya proses belajar pada diri siswa.

2.2. Ciri-Ciri Pembelajaran

1. Adanya unsur guru

2. Adanya unsur siswa

3. Adanya aktivitas guru dan siswa

4. Adanya interaksi antar guru – siswa

5. Bertujuan kearah perubahan

tingkah laku siswa

6. Proses dan hasilnya terencana/terprogram

2.3. Urgensi Pembelajaran

1. Peristiwa belajar tidak selalu terjadi atas inisiatif diri individu

2. Individu memerlukan bantuan untuk mengembangkan potensi yang ada


pada dirinya
3. Perlunya lingkungan yang kondusif guna mencapai perkembangan
individu secara optimal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL


PEMBELAJARAN

1. Guru

Faktor guru dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Kondisi fisik

a. kondisi kesehatan fisik secara umum

b. kondisi fungsi inderawi

b. Kondisi psikis

a. suasana kejiwaan

b. kompetensi paedagogis, kepribadian, sosial, profesional)

2. Siswa

Faktor siswa dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Kondisi Fisik

a. kondisi kesehatan fisik

secara umum

b. kondisi fungsi indrawi

b. Kondisi Psikis

bakat, minat, kemampuan, motivasi, situasi kejiwaan

3.Tujuan

Faktor tujuan dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Kejelasan

b. Urgensi

c. Tingkat kesulitan

d. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa


4. Materi

Faktor materi dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Kejelasan

b. Kemenarikan

c. Sistematika

d. Jenis materi

5. Instrumental

Faktor instrumental dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Kelengkapan

b. Kuantitas

c. Kualitas

d. Kesesuaian

6. lingkungan

Faktor lingkungan dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Lingkungan fisik

Suhu dan kelembapan udara

b. Lingkungan sosial

a. manusia

b. representasi manusia

TUJUAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Tujuan belajar-pembelajaran merupakan perilaku yang diharapkan dapat dicapai


siswa sehubungan dengan aktivitas belajar –pembelajaran dilakukan.

urgensi penetapkan dan perumusan tujuan belajar-pembelajaran


Penetapan dan perumusan tujuan belajar - pembelajaran sangat penting,
karena sebagai dasar dalam :

1. Menyusun alat/instrumen evaluasi

2. Menentukan materi yang diperlukan

3. Memilih dan menentukan sarana (alat pelajaran, alat peraga, media) yang
diperlukan

4. Memilih dan menetukan metode belajar – pembelajaran yang diperlukan

Jenis tujuan dalam belajar pembelajaran

1. Tujuan kurikuler (standart kompetensi) Menggambarkan perilaku


internal dalam lingkup yang luas

2. Tujuan pembelajaran umum (kompetensi dasar) Menggambarkan perilaku


internal dalam lingkup yang relatif terbatas

3. Tujuan pembelajaran khusus (indikator) Menggambarkan perilaku eksternal


dalam lingkup yang spesifik

Jenis-jenis perilaku yang menjadi dasar dalam penentuan dan perumusan


tujuan belajar-pembelajaran

1. Perilaku ranah kognitif

Jenis perilaku yang berkaitan dengan kemampuan mengingat dan berfikir


(memecahkan masalah), terdiri dari 6 perilaku yaitu:

a. Pengetahuan (kemampuan mengingat dan mengenal suatu obyek)

Perilaku internal : mengetahui

Perilaku eksternal : menyebutkan, menunjukkan, mengidentifikasi

b. Pemahaman (kemampuan menangkap makna suatu obyek)

Perilaku internal : memahami, menginterpretasikan


Perilaku eksternal : menjelaskan, menerangkan, memberi
contoh

c. Penerapan (kemampuan menerapkan dalam situasi yang baru/konkrit)


Perilaku internal : menggunakan, membuat

Perilaku eksternal : mendemonstrasikan, menghitung, membuktikan

d. Analisis (kemampuan menguraikan suatu kesatuan kedalam bagian-bagian)


Perilaku internal :menganalisis,merinci
Perilaku eksternal : membandingkan, membagi, memilih

e. Sintesis (kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian ke dalam satu


kesatuan)
Perilaku internal : menyususun..,Menghasilkan

Perilaku eksternal : merangkaikan, menyimpulkan

f. Evaluasi (kemampuan melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu)


Perilaku internal :mempertimbangkan,menilai
Perilaku eksternal : membedakan, mengkritik

2. Perilaku ranah afektif


Jenis perilaku yang berkaitan dg nilai, norma, sikap, perasaan, kemauan ,
terdiri dari 5 prilaku yaitu:

a. Penerimaan (adanya kesadaran dan perhatian terhadap stimulan yang datang )

Perilaku internal : menunjukkan


Perilaku eksternal : mengikuti, menyatakan, menjawab,

b. Partisipasi ( memberikan tanggapan secara verbal ataupun tindakan)

Perilaku internal : mematuhi, berperan secara aktif


Perilaku eksternal :melaksanakan,menyumbangkan,melaporkan

c. Penilaian/Penetuan sikap ( penyesuaian diri sesuai dengan penilaian


yang telah dilakukannya)

Perilaku internal : mengakui, menyepakati, menyukai, menghargai

Perilaku eksternal : mengajak, menolak, melaksanakan, membela,

ikut serta

d.Organisasi (menghubungkan antar nilai menjadi suatu sistem nilai)


Perilaku internal : membentuk sistem nilai
Perilaku eksternal : merumuskan, mengatur,
e. Pembentukan pola hidup (menjadikan sistem nilai sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupannya.

Perilaku internal :menunjukkan,melibatkan diri


Perilaku eksternal : memperlihatkan, Bertahan, membuktikan

3. Perilaku ranah psikomotor


merupakan perilaku yang menyangkut aspek ketrampilan/gerakan, terdiri
dari 7 perilaku yaitu:

a. Persepsi (kemampuan mengenal obyek motorik dengan panca indera)

Perilaku internal : membedakan, menafsirkan,


Perilaku eksternal : mengidentifikasi, membedakan, memilih

b. Kesiapan (kemampuan mempersiapkan diri untuk melakukan suatu gerakan)

Perilaku internal : berkonsentrasi, menyiapkan diri


Perilaku eksternal : menunjukkan, mengawali, mempersiapkan

c. Gerakan terbimbing (kemampuan melakukan gerakan dengan mengikuti


contoh)

Perilaku internal : meniru contoh


Perilaku eksternal : mengikuti, memasang, mencoba, membuat

d. Gerakan terbiasa (kemampuan melakukan gerakan tanpa melihat contoh)


Perilaku internal :terampil
Perilaku eksternal : memainkan, mendemonstrasikan, mengatur

e. Gerakan kompleks ( kemampuan melakukan serangkaian gerakan secara


tepat,lancar,luwes)
Perilaku internal :terampil
Perilaku eksternal : memasang, membongkar, mendemonstrasikan

f. Penyesuaian pola gerakan (kemampuan menyesuaikan gerakan dengan situasi


dan kondisi yang dihadapinya)

Perilaku internal :menyesuaikandiri,bervariasi


Perilaku eksternal :mengubah,mengatur,membuat
g. Penciptaan pola gerakan (kemampuan membuat pola gerakan baru)
Perilaku internal :menciptakan sesuatu yang baru
Perilaku eksternal : merancang, menciptakan, mendesain

Anda mungkin juga menyukai