Email : kukuheko@gmail.com
KOMPAS.com — Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima Daiichi yang dioperasikan Tokyo
Electric Power Co (Tepco) dillaporkan mengalami kebocoran. Kekhawatiran akan bahaya radiasi
telah mendorong Pemerintah Jepang melakukan sejumlah upaya preventif, termasuk
mengevakuasi 170.000 orang yang tinggal di wilayah pada radius 20 kilometer dari lokasi PLTN.
Seberapa bahayakah paparan radiasi nuklir? Berdasarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit di AS, sindrom radiasi akut atau Acute Radiation Syndrome (ARS), dikenal juga sebagai
keracunan radiasi, adalah penyakit serius. Hal ini dapat terjadi sesaat setelah tubuh terpapar
radiasi. Tingkat penderitaan seseorang terhadap radiasi tergantung pada seberapa jumlah radiasi
yang terserap tubuh. Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai sindrom radiasi akut: Seseorang
dikatakan menderita sindrom radiasi akut ketika radiasi terserap ke organ dalam. Radiasi dari sinar
X dan tindakan medis seperti CT-scan terlalu rendah untuk menyebabkan seseorang terkena
sindrom radiasi akut. Seseorang dikatakan menderita sindrom radiasi akut ketika dirinya terpapar
radiasi selama beberapa waktu. Bisa saja dalam hitungan menit. Gejala awal dapat dirasakan
beberapa menit hingga beberapa hari setelah seseorang terpapar radiasi. Gejala tersebut dapat
berupa muntah-muntah, diare, dan mabuk
atau pening. Gejala ini dapat berlangsung hingga hitungan hari. Setelah gejala awal hilang,
seseorang kembali bugar. Namun, tak lama kemudian, orang tersebut akan menderita kembali.
Bahkan, kali ini lebih parah. Gejalanya dapat berupa kelelahan, demam, kehilangan nafsu makan,
muntah, dan diare. Tahap ini dapat berlangsung selama beberapa bulan. Kerusakan pada kulit
akibat radiasi dapat timbul dalam hitungan jam. Hal ini dapat bertahan hingga hitungan tahun,
tergantung seberapa parah seseorang terpapar radiasi. Gejalanya, kulit terasa perih dan bahkan
terasa seperti terbakar. Rambut pun dapat menjadi rontok akibat radiasi. Terpapar radiasi dapat
saja berujung pada kematian, tergantung tingkat keparahannya. Biasanya, pada banyak kasus,
kematian terjadi beberapa bulan setelah seseorang terpapar radiasi. Kematian diakibatkan
rusaknya tulang sumsum, infeksi, atau pendarahan. Seseorang yang selamat dari sindrom radiasi
akut dapat terus merasakan gejala hingga dua tahun setelah terpapar. Perawatan yang dilakukan
bagi seseorang yang terpapar radiasi terdiri dari tindak pencegahan dari kontaminasi lebih lanjut,
mengurangi gejala sindrom, dan penyembuhan organ yang rusak akibat radiasi. Dekontaminasi
adalah proses menghilangkan kontaminasi eksternal oleh partikel radioaktif. Dekontaminasi bisa
berupa melepas seluruh pakaian dan sepatu yang dipakai seseorang yang terpapar
radiasi.Membasuh tubuh juga dapat mengurangi
kontaminasi eksternal. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Mengenai
Sindrom Radiasi Akut.
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/03/13/12000199/fakta.mengenai.sindrom.radiasi.akut