Biologi A 2020
A.TUJUAN
Untuk membuktikan adanya enzim urease pada suspensi kedelai.
B.ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Lampu spiritus
6. Penangas air
7. Kaki tiga
8.Korek Api
Bahan
1. Suspensi kedelai
2. Suspense kedelai yang sudah dipanaskan
3. Larutan urea 1%
4. Larutan PP 1%
5. Larutan HgCl₂ 1%
C.CARA KERJA
Masukkan suspensi kedelai yang dipanaskan sebanyak 10 tetes pada tabung reaksi 2
Masukkan suspensi kedelai sebanyak 10 tetes kemudian tambahkan 10 tetes larutan HgCl₂ 1%
pada tabung reaksi 3
E.PEMBAHASAN
Enzim adalah senyawa protein yang dapat mempercepat atau mengkatalis reaksi kimia.
Enzim berperan dalam mengubah laju reaksi, sehingga kecepatan reaksi yang dihasilkan dapat
dijadikan keukuran keaktifan enzim. Enzim hanya dapat bereaksi pada pH dan temperature
tertentu. Karena enzim adalah protein, maka enzim dalam pakan rentan terdenaturasi atau rusak
oleh enzim pencernaan atau sesuatu yang dapat mengubah struktur enzim. Enzim adalah
katalisator organik yang dihasilkan oleh sel hidup.
Enzim urease merupakan enzim yang mengkatalis hidrolisis dari urea menjadi karbon
dioksida dan ammonia. Enzim urease juga terdapat pada beberapa jaringan binatang dan
pencernaan mikroorganisme. Urea merupakan salah satu sumber nitrogen non-protein (NPN)
yang umum digunakan adalah urea. Urea dibuat dengan jalan mereaksikan ammonia dan
karbondioksida (Fardiaz, 1992). Urea merupakan sumber amoniak dari senyawa spesifik,
kandungan urea yang tinggi akan dirombak menjadi basa menguap oleh aktivitas bakteri.
Tingginya kandungan urea akan membentuk sejumlah besar amoniak yang mempengaruhi
kenormalan kandungan total volatile basa.Selama penyimpanan, jumlah amoniak yang terbentuk
relatif tidak dipengaruhi oleh suhu.
Reaksi Kimia
Urease merupakan enzim yang menghidrolisis urea menjadi CO2 dan NH3. :
(NH2)2CO+H2O→CO2+2NH3
Urea + Water –urease–> Ammonium Carbonate
Pada pengujian enzim urease pada suspense kedelai, dapat diketahui pada tabung 1
dengan mencampurkan 1 mL larutan urea 1%, 10 tetes suspensi kedelai, dan 2 tetes larutan PP
akan menyebabkan perubahan warna yang semula tidak berwarna menjadi merah muda.
Walaupun warna merah mudahnya tidak terlalu terang karena disebabkan oleh perubahan
konsentrasi substrat, akibat penambahan larutan urea dan larutan PP,maka penambahan
konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi
tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat di perbesar.
Pada tabung 2 dengan mencampurkan 1 mL urea 1%, 10 tetes suspensi kedelai yang telah
dipanaskan (dididihkan), dan 2 tetes larutan PP serta pada tabung 3 dengan mencampurkan 1 mL
urea 1%, 10 tetes suspensi kedelai, 2 tetes larutan PP, dan 10 tetes larutan HgCl₂ 1% tidak terjadi
perubahan warna yang menunjukkan tidak adanya ammonia yang terbentuk akibat tidak adanya
aktifitas enzim urease yang mengkatalis hidrolisis urea. Hal ini terjadi karena walaupun
menggunakan filtrat kedelai yang sama sebagai sumber enzim urease dan perlakuan akhir pada
setiap tabung sama yaitu dipanaskan pada suhu 37-40°C, namun pemberian perlakuan
pemanasan (sampai mendidih) suspensi kedelai pada tabung 2 akan merusak enzim urease dalam
filtrat kedelai tersebut. Sedangkan pada tabung 3 yang ditambahkan 10 tetes HgCl₂ 1% yang
merupakan inhibitor kompetitif bagi urea akan menyebabkan ketidakmampuan pada enzim
urease untuk mengkatalis hidrolisis urea dan juga terjadi karena pemanasan yang membuat
suhunya menjadi naik. Kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi, maka
bagian aktif dari enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi
berkurang dan kecepatan reaksinya pun akan menurun.
F.KESIMPULAN