Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan oleh seseorang ketika mendapatkan nikmat atau
ketika selamat dari bencana.
Dalil Pensyari’atan Sujud Syukur
Sujud syukur ini disyari’atkan sebagaimana dalam pendapat Imam Asy Syafi’i, Imam
Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir, Abu Yusuf, fatwa dari Muhammad bin Al Hasan
Asy Syaibani, dan pendapat sebagian ulama Malikiyah.
Dalil disyari’atkannya sujud syukur adalah,
اجدًا شَا ِك ًرا
ِ سَ س ُرو ٍر أَ ْو بُش َِّر بِ ِه َخ َّر
ُ أَنَّهُ َكانَ إِ َذا َجا َءهُ أَ ْم ُر-صلى هللا عليه وسلم- عَنْ أَبِى بَ ْك َرةَ َع ِن النَّبِ ِّى
.ِ هَّلِل
Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapati hal
yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada
Allah Ta’ala. (HR. Abu Daud no. 2774. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini
shahih)
Juga dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Al
Bukhari di mana ketika diberitahu bahwa taubat Ka’ab diterima, beliau pun tersungkur untuk
bersujud (yaitu sujud syukur).