PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium)
adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti
manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau
ruang utama dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan.
Hilangnya cairan intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak
mempengaruhi keseimbangan antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler,
(CIS) dan (CES) disebut sebagai perpindahan cairan ruang ketiga. Efek dari
perpindahan cairan ruang ketiga yaitu ditandai dengan pening, peningkatan
frekuensi jantung, penurunan tekanan darah, penurunan tekanan intra sentral
(TIS), edema, peningkatan berat badan, dan ketidakseimbangan dalam
masukan dan haluaran cairan.
Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam
jaringan tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang
dihasilkan oleh cairan pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung
pembuluh arteri dan vena.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah membahas mengenai cairan tubuh yang
merupakan tugas dari mata kuliah Gizi Kesehatan.
Cairan tubuh
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah
cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau
hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan
komponen penting bagi fluida ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida
transelular. Cairan tubuh dapat ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris:
tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan
pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui
air seni. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya
dehidrasi.
Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan
(air dan elektrolit). Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur,
jenis kelamin, dan kandungan lemak dalam tubuh.
Secara umum orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh yang
lebih tinggi dibanding dengan orang yang lebih tua, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibanding dengan wanita. Orang yang
lebih gemuk mempunyai jumlah cairan yang lebih sedikit dibandingkan dengan
orang yang lebih kurus, karena sel lemak mengandung sedikit air.
Cairan tubuh terdiri dari dua kompartemen cairan, yaitu: ruang intra seluler
(cairan dalam sel) dan ruang ekstra seluler (cairan luar sel). Kurang lebih 2/3
cairan tubuh berada dalam kompartemen cairan intra sel, dan kebanyakan terdapat
pada massa otot skeletal.
Cairan tubuh normalnya berpindah antara kedua kompartemen atau ruang utama
dalam upaya untuk mempertahankan keseimbangan nilai cairan. Hilangnya cairan
intra seluler (CES) ke dalam ruang yang tidak mempengaruhi keseimbangan
antara cairan intra seluler dengan ekstra seluler, (CIS) dan (CES) disebut sebagai
perpindahan cairan ruang ketiga. Efek dari perpindahan cairan ruang ketiga yaitu
ditandai dengan pening, peningkatan frekuensi jantung, penurunan tekanan darah,
penurunan tekanan intra sentral (TIS), edema, peningkatan berat badan, dan
ketidakseimbangan dalam masukan dan haluaran cairan.
Pergerakan cairan yang normal melalui dinding kapiler ke dalam jaringan
tergantung pada kenaikan tekanan hidrostatik (tekanan yang dihasilkan oleh cairan
pada dinding pembuluh darah) pada kedua ujung pembuluh arteri dan vena.
Arah perpindahan cairan tergantung pada perbedaan dari kedua arah yang
berlawanan ini (tekanan hidrostatik dari osmotik).
Selain elektrolit CES juga mengangkut substansi lain, seperti enzim dan hormon.
CES juga membawa komponen darah seperti sel merah dan sel darah putih, ke
seluruh tubuh.
Osmosis dan osmolaritas
Perpindahan air terjadi melalui membran dari daerah dengan konsentrasi zat
terlarut yang rendah ke daerah dengan konsentrasi zat terlarut tinggi sampai
dengan kedua konsentrasi tersebut sama.
- Difusi
Merupakan kecenderungan alami dari suatu substansi untuk bergerak dari suatu
area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah konsentrasi yang rendah.
Difusi terjadi melalui perpindahan tidak teratur dari ion dan molekul.
- Filtrasi
Tekanan hidrostatik dalam kapiler cenderung untuk menyaring cairan yang keluar
dari kompartemen vascular ke dalam cairan intra seluler.
- Pompa natrium-kalium
Konsentrasi natrium lebih besar dalam CES di banding di CIS oleh karena itu ada
kecenderungan natrium untuk memasuki sel dengan cara difusi. Hal ini diimbangi
juga oleh pompa natrium-kalium yang terdapat pada membran sel dan sel aktif
memindahkan natrium dari sel ke dalam CES. Sebaliknya konsentrasi kalium
intraseluler yang terjadi dipertahankan dengan memompakan kalium ke dalam sel.
Air dan elektrolit diperoleh dengan berbagai cara. Dalam keadaan sehat, seorang
memperoleh cairan dengan cara minum dan makan. Tapi dalam berbagai jenis
penyakit cairan mungkin diberikan melalui jalur parenteral, atau melalui selang
nutrisi enteral dalam lambung atau intestin. Jika keseimbangan cairan bersifat
kritis, semua cara pemenuhan dan semua cara kehilangan harus dicatat dan
volumenya dibandingkan. Organ-organ tampak kehilangan cairan termasuk ginjal,
kulit, paru-paru dan gastrointestinal.
• Ginjal
Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang
sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu
perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.
• Paru-paru
Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada
orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang
terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air
yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.
• Kelenjar pituitari
Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon
penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan
mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume
darah.
• Kelenjar adrenal
• Kelenjar paratiroid
1. Usia
2. Temperatur Lingkungan
3. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya.
4. Obat-Obatan
5. Stress
6. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak,
seperti gagal ginjal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................
Penulis